• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SOFT SKILLS MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA :Penelitian Deskriptif Terhadap Mahasiswa Peserta PLP Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Periode Tahun 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL SOFT SKILLS MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA :Penelitian Deskriptif Terhadap Mahasiswa Peserta PLP Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Periode Tahun 2011/2012."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Anak Usia Dini Periode Tahun 2011/2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Ria Trianawati

0803191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

(Penelitian Deskriptif Terhadap Mahasiswa PLP Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Periode Tahun 2011/2012)

Oleh Ria Trianawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ria Trianawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PROFIL SOFT SKILLS MAHASISWA UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA

(Penelitian Deskriptif Terhadap Mahasiswa Peserta PLP Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Periode Tahun 2011/2012)

Ria Trianawati 0803191

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan soft skills mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2008 di Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung. Permasalahan tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian (1) Seperti apa profil Soft Skills dalam aspek kompetensi personal (Personal competence) mahasiswa PLP PG PAUD UPI periode tahun 2011/2012?(2) Seperti apa profil Soft Skills dalam aspek kompetensi sosial (social competence) mahasiswa PLP PG PAUD UPI periode tahun 2011/2012?. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai profil soft skills mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif pada mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak 46 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan penarikan kesimpulan. Hasil penyebaran angket soft skills penilaian mahasiswa terhadap diri diperoleh data soft skills 69,00% dan penilaian guru pamong terhadap mahasiswa diperoleh data soft skills 67,70%

Rekomendasi yang diberikan untuk institusi agar menerapkan pengajaran kreatif dengan berbagai variasi guna menciptakan suasana kelas yang kondusif, menyenangkan dan memotivasi mahasiswa.

(4)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GRAFIK ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Metode Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Sistematika Penelitian ...

i

BAB II KEMAMPUAN SOFT SKILLS ...

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Metode Penelitian ... D. Devinisi Operasional Variabel ... E. Instrumen Penelitian ... F. Proses Pengembangan Instrumen

G. Teknik Pengumpulan Data

H. Langkah-langkah Penelitian ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

RIWAYAT HIDUP

(7)

DAFTAR TABEL

TABEL

3.1 Skala Likert ... 3.2 Kisi-kisi Instrumen Mahasiswa ... 3.3 Kisi-kisi Guru Pamong ... 3.4 Indeks Korelasi ... 3.5 Hasil Validitas Item Soft Skills Berdasarkan Mahasiswa ... 3.6 Hasil Validitas Item Soft Skills Berdasarkan Guru Pamong ... 3.7 Irisan Uji Validita Mahasiswa dan Guru ... 3.8 Koefisien Reliabilitas ... 3.9 Reliabilitas Berdasarkan Angket Mahasiswa... 3.10 Reliabilitas Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 3.11 Reliabilitas Berdasarkan Angket Mahasiswa dan Guru Pamong ... 4.1 Daftar Nama Mahaiswa ... 4.2 Perhitungan Data Indikator Kesadaran Emosi Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.3 Perhitungan Data Indikator Kesadaran Emosi Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.4 Perhitungan Data Indikator Penilaian Diri yang Akurat Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.5 Perhitungan Data Indikator Penilaian Diri yang Akurat Angket Guru

Pamong ... 4.6 Perhitungan Data Indikator Percaya Diri Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.7 Perhitungan Data Indikator Percaya Diri Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.8 Perhitungan Data Indikator Pengendalian Diri Berdasarkan Angket

(8)

4.10 Perhitungan Data Indikator Kemampuan Adaptasi Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.11 Perhitungan Data Indikator Kemampuan Adaptasi Berdasarkan Angket

Guru Pamong ... 4.12 Perhitungan Data Indikator Inovasi Berdasarkan Angket Mahasiswa .... 4.13 Perhitungan Data Indikator Inovasi Berdasarkan Angket Guru Pamong 4.14 Perhitungan Data Indikator Teliti Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.15 Perhitungan Data Indikator Teliti Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.16 Perhitungan Data Indikator Komitmen Berdasarkan Angket Mahasiswa 4.17 Perhitungan Data Indikator Komitmen Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.18 Perhitungan Data Indikator Inisiatif Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.19 Perhitungan Data Indikator Inisiatif Berdasarkan Angket Guru Pamong 4.20 Perhitungan Data Indikator Optimisme Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.21 Perhitungan Data Indikator Optimisme Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.22 Perhitungan Data Indikator Memahami Orang Lain Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.23 Perhitungan Data Indikator Memahami Orang Lain Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.24 Perhitungan Data Indikator Orientasi Pelayanan Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.25 Perhitungan Data Indikator Orientasi Pelayanan Berdasarkan guru Pamong ... 4.26 Perhitungan Data Indikator Pegaruh Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.27 Perhitungan Data Indikator Pengaruh Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.28 Perhitungan Data Indikator Kerjasama Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.29 Perhitungan Data Indikator Kerjasama Berdasarkan Angket Guru

(9)

Pamong ... 4.30 Perhitungan Data Indikator Komunikasi Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.31 Perhitungan Data Indikator Komunikasi Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.32 Perhitungan Data Indikator Kemampuan di dalam Tim Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.33 Perhitungan Data Indikator Kemampuan di dalam Tim Angket Guru Pamong ... 4.34 Perhitungan Data Indikator Manajemen Konflik Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.35 Perhitungan Data Indikator Manajemen Konflik Berdasarkan Angket Guru Pamong ... 4.36 Perhitungan Data Indikator Kepemimpinan Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.37 Perhitungan Data Indikator Kepemimpinan Berdasarkan Angket Guru Pamong ...

131

132

135

136

139

140

143

(10)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1 Persentase Indikator Kesadaran Emosi Berdasarkan Angket Mahasiswa 4.2 Persentase Indikator Kesadaran Emosi Berdasarkan Angket Guru ... 4.3 Perbandingan Persentase Indikator Kesadaran Emosi Berdasarkan

Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.4 Persentase Indikator Penilaian Diri yang Akurat Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.5 Persentase Indikator Penilaian Diri yang Akurat Berdasarkan Angket

Guru ... 4.6 Perbandingan Persentase Indikator Penilaian Diri yang Akurat

Berdasarkan Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.7 Persentase Indikator Penilaian Percaya Diri Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.8 Persentase Indikator Percaya Diri Berdasarkan Angket Guru ... 4.9 Perbandingan Persentase Indikator Percaya Diri Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.10 Persentase Indikator Pengendalian Diri yang Akurat Berdasarkan

Angket Mahasiswa ... 4.11 Persentase Indikator Pengendalian Diri yang Akurat Berdasarkan

Angket Guru ... 4.12 Perbandingan Persentase Indikator Pengandalian Diri Berdasarkan

Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.13 Persentase Indikator Kemampuan Adaptasi Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.14 Persentase Indikator Kemampuan Adaptasi Berdasarkan Angket Guru . 4.15 Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan Adaptasi Berdasarkan

Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.16 Persentase Indikator Inovasi Berdasarkan Angket Mahasiswa ...

(11)

4.17 Persentase Indikator Inovasi Berdasarkan Angket Guru ... 4.18 Perbandingan Persentase Indikator Inovasi Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.19 Persentase Indikator Teliti Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.20 Persentase Indikator Teliti Berdasarkan Angket Guru ... 4.21 Perbandingan Persentase Indikator Teliti Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.22 Persentase Indikator Komitmen Berdasarkan Angket Mahasiswa... 4.23 Persentase Indikator Komitmen Berdasarkan Angket Guru ... 4.24 Perbandingan Persentase Indikator Komitmen Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.25 Persentase Indikator Inisiatif Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.26 Persentase Indikator Inisiatif Berdasarkan Angket Guru ... 4.27 Perbandingan Persentase Indikator Inisiatif Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.28 Persentase Indikator Optimisme Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.29 Persentase Indikator Optimisme Berdasarkan Angket Guru ... 4.30 Perbandingan Persentase Indikator Optimisme Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.31 Persentase Indikator Memahami Orang Lain Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.32 Persentase Indikator Memahami Orang Lain Berdasarkan Angket

Guru ... 4.33 Perbandingan Persentase Indikator Memahami Orang Lain

Berdasarkan Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.34 Persentase Indikator Orientasi Pelayanan Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.35 Persentase Indikator Orientasi Pelayanan Berdasarkan Angket Guru .... 4.36 Perbandingan Persentase Indikator Orientasi Pelayanan Berdasarkan

Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.37 Persentase Indikator Pengaruh Berdasarkan Angket Mahasiswa...

(12)

4.38 Persentase Indikator Pengaruh Berdasarkan Angket Guru ... 4.39 Perbandingan Persentase Indikator Pengaruh Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.40 Persentase Indikator Kerjasama Berdasarkan Angket Mahasiswa... 4.41 Persentase Indikator Kerjasama Berdasarkan Angket Guru ... 4.42 Perbandingan Persentase Indikator Kerjasama Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.43 Persentase Indikator Komunikasi Berdasarkan Angket Mahasiswa ... 4.44 Persentase Indikator Komunikasi Berdasarkan Angket Guru ... 4.45 Perbandingan Persentase Indikator Komunikasi Berdasarkan Angket

Mahasiswa dan Guru ... 4.46 Persentase Indikator Kemampuan di dalam Tim Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.47 Persentase Indikator Kemampuan di dalam Tim Berdasarkan Angket

Guru ... 4.48 Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan di dalam Tim

Berdasarkan Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.49 Persentase Indikator Manajemen Konflik Berdasarkan Angket

Mahasiswa ... 4.50 Persentase Indikator Manajemen Konflik Berdasarkan Angket Guru .... 4.51 Perbandingan Persentase Indikator Manajemen Konflik Berdasarkan

Angket Mahasiswa dan Guru ... 4.52 Persentase Indikator Kepemimpinan Berdasarkan Angket Mahasiswa .. 4.53 Persentase Indikator Kepemimpinan Berdasarkan Angket Guru ... 4.54 Perbandingan Persentase Indikator Kepemimpinan Berdasarkan

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Institusi pendidikan mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam bidang pendidikan yang dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab (UUD RI 1945).

Dalam dunia pendidikan Indonesia, guru dan dosen memiliki dampak yang sangat besar dalam peningkatan mutu pendidikan seperti yag dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 Guru dan Dosen Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa:

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab

.

(14)

menjamin terselenggaranya proses pembelajaran secara optimal (Direktorat PTK-PNF, 2005).

Sharma (2009), menyebutkan bahwa soft skills adalah seluruh aspek dari generic skills yang juga termasuk elemen-elemen kognitif yang berhubungan

dengan non-academic skills. Goleman (Ismail 2010:18) konsep tentang soft skills merupakan istilah sosiologis yang mempresentasikan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan

teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan pada kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kedua kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh seseorang melalui proses pembelajaran maupun proses pembiaasan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara garis besar, Goleman (Ismail, 2010:24) menyatakan bahwa kompetensi personal (personal competence) mencakup aspek kesadaran diri (self awareness), yang didalamnya meliputi: kepercayaan diri, kemampuan untuk

melakukan penilaian dirinya, pembawaan, serta kemampuan mengendalikan emosional. Selain itu, kemampuan intrapersonal juga mencakup aspek kemampuan diri (self skill), yang didalamnya meliputi: upaya peningkatan diri, kontrol diri, dapat dipercaya, dapat mengelola waktu dan kekuatan, proaktif, dan konsisten.

(15)

kemampuan kesadaran politik, pengembangan aspek-aspek yang lain, berorientasi untuk melayani, dan empati. Selain itu, kompetensi sosial juga mencakup aspek kemampuan sosial (social skills), yang meliputi kemampuan memimpin, mempunyai pengaruh, dapat berkomunikasi, mampu mengelola konflik, kooperatif dengan siapapun, dapat bekerja sama dengan tim, dan bersinergi.

Data The UNESCO/OECD Early Childhood Policy Review Project, The Background Report of Indonesia (2004) dilaporkan bahwa kualifikasi lulusan

guru TK yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: 51 % adalah lulusan SLTA atau SPG dengan spesialisasi pendidikan TK; 10% SLTA atau SPG tanpa pendidikan tambahan spesialisasi TK; 30% berpendidikan 4 tahun atau S1 dari berbagai jurusan; 6% dari program D2 PGTK; dan 4.1 % dari program S1 pendidikan. Data tersebut menggambarkan bahwa kualifikasi guru TK yang memadai dan sesuai dengan bidang pekerjaannya hanya 6 % dan hanya kualifikasi lulusan D2 (Maryana 2009:1).

Berdasarkan uraian di atas tenaga pendidik pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak hanya dituntut untuk memiliki penguasaan akademis atau ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan (Hard Skills) tetapi juga harus memiliki kompetensi personal dan kompetensi sosial (Soft Skills).

(16)

pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain atau yang sering disebut sebagai soft skills. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar

20% oleh hard skills dan 80% oleh soft skills. ( Pikiran Rakyat, 3/12/2007). Selama ini terjadinya kesenjangan kemampuan lulusan adalah perbandingan persentase hard skill dan soft skills yang terlalu jauh yaitu 20% dan 80%. Padahal faktor yang memberi kontribusi keberhasilan dalam dunia kerja terdiri dari faktor finansial sebanyak 10%, faktor keahlian pada bidangnya 20%, networking 30% dan 40% sisanya adalah soft skills. Sailah (Tarmidi 2010:8).

Kenyataannya di dalam sistem pendidikan saat ini seperti dipaparkan dalam Rakerwil Pimpinan PTS tahun 2006 bahwa 10 % adalah soft skills sedangkan 90 % adalah hard skills (Tarmidi 2010:4). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sobandi (2009:3) bahwa :

(17)

berbagai kegiatan, metode dan model pembelajaran. Sementara itu, dalam kegiatan non akademik dapat dilakukan pembinaan secara terprogram dalam bentuk legalisasi dan kebijakan perguruan tinggi.

Mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skills-nya, maka perlu ditentukan seberapa besar semestinya muatan soft skills dalam kurikulum pendidikan. Bedasarkan realita di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan soft skills sudah seharusnya menjadi kebutuhan penting dalam dunia pendidikan sehingga harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan ataupun proses belajar-mengajar. Demikian pula halnya dengan mahasiswa PG PAUD UPI yang tidak mendapatkan materi pembelajaran tentang soft skills diperkuliahan.

(18)

kompetensi sosialnya (masih belum mampu berinteraksi dengan guru pamong dan berkomunikasi secara efektif khususnya komunikasi melalui sms, maupun telepon dengan dosen), bahkan hal yang berkaitan dengan kejujuran karena masih ada mahasiswa yang berani memalsukan tanda tangan dosen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru pamong dan Kepala Sekolah TK tempat diselenggarakannya PLP menyatakan bahwa kompetensi soft skills mahasiswa menunjukan 80% cukup dan 20% kurang. Kekurangan yang

terjadi seperti tidak disiplin (terlambat datang ketika waktu mengajar, tidak hadir mengajar dan tanpa konfirmasi, kurang komunikatif (mahasiswa masih kaku ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua siswa serta guru pamong), kurang percaya diri (mahasiswa terlihat grogi dan belum dapat bersikap tenang dalam menangani berbagai masalah yang timbul pada saat mengajar).

(19)

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Profil Soft Skills Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia periode tahun 2011/2012”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang dituangkan di dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana profil Soft Skills dalam aspek kompetensi personal (Personal competence) mahasiswa PLP PG PAUD UPI periode tahun 2011/2012?

2. Bagaimana profil Soft Skills dalam aspek kompetensi sosial (social competence) mahasiswa PLP PG PAUD UPI periode tahun 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran bagaimana profil soft skills dalam aspek kompetensi personal (Personal competence) mahasiswa PLP PG PAUD UPI periode tahun 2011/2012.

(20)

D. Manfaat atau Signifikasi Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi mengembangkan pemahaman atau cara berpikir untuk meningkatkan kemapuan soft skills yang dimliki oleh mahasiswa.

2. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi lembaga dalam mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa terutama pada aspek soft skills dan sebagai modal utama dalam dunia kerja atau usaha dalam melatih dan menggunakan aspek soft skills yang ada pada dirinya sendiri.

E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

(21)

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai Konsep Kecerdasan Emosi, Konsep Soft Skills, Konsep Kompetensi, Karakteristik Orang Dewasa, serta Penelitian-penelitian terdahulu.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian desrkriptif kuantitatif..

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau wilayah yang digunakan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan. Lokasi yang digunakan dalam penelitian tentang Soft Skills ini adalah di Kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan Taman Kanak-kanak yang dijadikan tempat Program Latihan Profesi Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini periode tahun 2011-2012.

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian dan tempat untuk mengeneralisasi temuan penelitian (Sandjaja, 2006:180). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2008:297) menambahkan :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PLP PG PAUD periode tahun 2011/2012 di Kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan guru yang berada di tempat PLP.

(23)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 118). Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pemilihan sampel dari populasinya menggunakan non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang pada setiap angota populasi untuk dijadikan anggota sampel (Sugiyono, 2011: 122). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh hal tersebut dikarenakan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi yang terbatas.

C.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai metode untuk mengambil data selama penulis melakukan penelitian.

(24)

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa sekarang dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan sehari-hari, Ali (Sutedi 2007:18). Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik.

Metode deskriptif kuantitatif digunakan dengan cara mendeskripsikan data atau fakta yang telah didapat, lalu data atau fakta tersebut dianalisis sehingga terdapat angka sebagai hasil akhirnya. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah dengan cara mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai, merancang pendekatannya, menentukan sampel dan populasi, mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari sampel penelitian, dan kemudian menyusun laporan dan menarik kesimpulan.

D.Definisi Operasional Variabel

1. Soft Skills

Goleman (Ismail, 2010:18) menyatakan bahwa soft skills sebenarnya

(25)

intelligence). Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan

teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan pada kompetensi personal dan sosial.

a. Kompetensi Personal (Personal Competence)

Kompetensi personal menurut Goleman adalah kemampuan untuk mengelola atau memahami diri sendiri atau pribadi (Ismail, 2010:24). Dimensi kompetensi personal antara lain sebagai berikut (Goleman dalam Ismail, 2010:24)

1) Self Awareness (Kesadaran diri) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri terbagi menjadi tiga yaitu: kesadaran emosional, penilaian diri yang akurat, dan percaya diri.

2) Self Regulation (Pengaturan diri) adalah kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Pengaturan diri terbagi menjadi empat yaitu: pengendalian diri, kemampuan adaptasi, inovasi dan teliti.

(26)

dan frustasi. Motivasi terbagi menjadi tiga yaitu: komitmen, inisiatif dan optimisme.

b. Kompetensi Sosial (Sosial Competence)

Goleman menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah keterampilan untuk bersosialisasi dengan orang lain (Ismail, 2010:24), adapun dimensi kompetensi sosial antara lain sebagai berikut:

1) Empathy (Empati) adalah kemampuan untuk mengenali emosi orang lain. Empati terbagi menjadi tiga yaitu: memahami perasaan orang lain, orientasi pelayanan, dan kesadaran politik. 2) Social Skills (Keterampilan Sosial) adalah kemampuan

(27)

E. Instrumen Penelitian

1. Pengertian Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006 : 136), instrumen penelitian memiliki pengertian sebagai berikut, yakni:

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya pada saat penelitian lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan dua buah instrumen penelitian yaitu:

a. Angket untuk Mahasiswa

Angket untuk Mahasiswa berbentuk angket tertutup yang terdiri dari 62 pernyataan digunakan untuk mengetahui profil soft skills mahasiswa.

b. Angket untuk Guru Pamong

Angket untuk guru pamong di tempat PLP berbentuk angket tertutup yang terdiri dari 62 pernyataan digunakan untuk mengetahui profil soft skills mahasiswa.

(28)

Tabel 3.1 Skala Likert

Rentang Angka (%) Kriteria

20 – 36 Sangat Lemah

37 – 52 Lemah

53 – 78 Cukup

79 – 84 Kuat

85 – 100 Sangat Kuat

Berikut adalah kisi-kisi instrumen yang menjadi panduan penulis dalam melakukan penelitian ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Mahasiswa

Variabel Sub variabel Unsur-unsur Aspek Item Jumlah

(29)

(Motivation) 28

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Guru Pamong

Variabel Sub Variabel Unsur-unsur Aspek Item Jumlah

(30)
(31)

Adapun langkah-langkah dalam menyusun format angket dengan skala likert ini adalah sebagai berikut :

a. Penulis menyusun dan membuat kisi-kisi instrumen penelitian

b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi-kisi instrumen yang telah disusun sebelumnya.

c. Melakukan judgment instrumen dengan berkonsultasi pada para ahli. d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (angket). e. Menggunakan instrumen untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh angket yang baik, maka angket tersebut diujicobakan agar dapat diketahui tingkat validitas dan reliabilitas, Dalam hal ini uji coba soal tersebut dilakukan kepada salah satu kelas mahasiswa angkatan 2010.

Sebelum diuji coba soal tes dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validiatas isi dan validitas susunannya, berkenaan dengan ketepatan antara alat ukur dengan materi yang diuji.

Setelah uji coba instrumen, maka diketahui tingkat validitas dan reliabilitas, sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

(32)

Sebuah instrumen yang memiliki validitas yang tinggi maka derajat ketepatan mengukurnya benar-benar baik. Teknik yang digunakan yaitu teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Riduwan, 2007:98) sebagai berikut:

√ √

...(1)

(Riduwan, 2007: 98)

Keterangan:

rhitung = koefisien korelasi n = jumlah responden

Y = jumlah skor total (seluruh item) X = jumlah skor item

Hasil perhitungan validitas tiap item tes uji coba, untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, selanjutnya diuji dengan menggunakan rumus uji-t yaitu:

...(2) (Riduwan, 2007: 98)

(33)

n = jumlah responden

r = koefisien korelasi hasil rhitung

Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) dengan kaidah keputusan jika thitung > ttabel berarti valid sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak valid.

Jika instrumen valid, maka dilihat penafsiran mengenai indeks korelasi (r) (Riduwan, 2007: 98) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Indeks Korelasi

Indeks Korelasi Kategori

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah (tidak valid)

Melalui bantuan program Microsoft Excel diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Item Soft Skills Berdasarkan Mahasiswa

Indikator Item r

(34)
(35)
(36)

Berdasarkan tabel 3.5 di atas diperoleh bahwa dari 71 pernyataan profil soft skills mahasiswa, item yang valid ada sebanyak 65 dan 6 item tidak valid yaitu item 15, 32, 39, 42, 65, dan 68. Adapaun kalkulasi perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Item Soft Skills Berdasarkan Guru Pamong

Indikator Item r

t-hitung t-tabel Kesimpulan

(37)
(38)

I_16 skills mahasiswa, item yang valid ada sebanyak 67 dan 4 item tidak valid yaitu item 7, 19, 34 dan 65. Adapaun kalkulasi perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.7

Irisan Uji Validitas Mahasiswa dan Guru

IRISAN KEDUANYA

Indikator Item TOTAL

(39)
(40)

50 3 soft skills mahasiswa dan guru, item yang valid ada sebanyak 62 dan 9 item tidak valid yaitu item 7, 15, 19, 32, 34, 39, 42, 65, dan 68. Adapun kalkulasi perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

(41)

Reliabilitas instrumen adalah konsistensi (keajegan) hasil penilaian (Poerwanti, 2008: 1-16). Sebuah instrumen dikatakan baik jika memiliki reliabilitas yang tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (single-test-single-trial method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua

belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Jika untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus menggunakan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2007: 102):

...(3)

(Riduwan, 2007: 102)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap)

Untuk menginterpretasikan harga koefisien reliabilitas digunakan kategori perbaikan dari Guilford dalam suherman dan Sukajaya dalam Iriawan (2008: 32) dengan kriteria:

Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kategori

(42)

0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

r11≤ 1,00 sangat rendah

Setelah diujji validitas item dari variabel soft skills mahasiswa, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah item tersebut reliabel. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program Ms Excel 2007 dan diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.9

Reliabilitas Berdasarkan Angket Mahasiswa

Ganjil Genap

115 115

114 111

102 103

100 95

105 101

111 105

88 95

110 103

102 96

103 100

85 89

117 109

106 99

123 120

118 114

106 96

116 108

(43)

106 106

111 107

rb 0,896

r11 0,945

t-hitung 12,248

t-tabel 1,734

Kesimpulan reliabel

Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument soft skills berdasarkan mahasiswa ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,94 berada diantara 0,80-1,00. dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 3.10

Reliabilitas Berdasarkan Angket Guru Pamong

Ganjil Genap

91 98

90 91

117 111

114 102

109 104

107 103

103 96

97 87

105 99

112 102

89 91

108 103

101 91

101 96

94 83

(44)

106 90

120 114

118 109

103 99

rb 0,835

r11 0,910

t-hitung 9,333

t-tabel 1,734

Kesimpulan reliabel

Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument soft skills berdasarkan guru pamong ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,91 berada diantara 0,80-1,00. dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 3.11

Reliabilitas Berdasarkan Angket Mahasiswa dan Guru Pamong

Variabel Korelasi Relibilitas

t-hitung t-tabel Kesimpulan

Soft Skill (Mahasiswa) 0,896 0,945 12,248 1,734 Reliabel

Soft Skill (Guru

Pamong) 0,835 0,910 9,333 1,734 Reliabel

(45)

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner/angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaaan pengguna (Riduwan 2007:71) Terdapat dua macam bentuk pertanyaan dalam angket atau kuesioner ini yakni angket dengan pertanyaan terbuka, angket dengan pertanyaan terstruktur dan angket dengan pertanyaan tertutup, sebagaimana yang di kemukakan dalam Sukmadinata (2010:219), yakni :

Angket dengan pertanyaan terbuka berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang dapat dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Pada angket berstruktur pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur disamping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga terdapat anak pertanyaan atau subpernyataan. Pada angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan- pernyataan telah memiliki alternatif jawaban/option yang tinggal dipilih oleh responden

Angket atau kuesioner dapat dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan peneliti tidak selalu harus bertemu langsung dengan responden. Oleh karena itu, dalam penyusunan angket harus diperhatikan beberapa hal yakni :

Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar dan petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan, kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak-cucu. Dalam butir pertanyaan atau pernyataan tertutup sebaiknya hanya berisi pesan sederhana. Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan tertutup telah disediakan alternatif jawaban dan tiap alternative hanya berisi satu pesan sederhana, sedangkan untuk pertanyaan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.

(46)

pengumpulan data dari para responden, yakni mahasiswa PG PAUD yang mengikuti PLP dan guru pamong di taman kanak-kanak tempat mahasiswa mengikuti PLP. Di mana angket atau kuesioner yang di susun oleh penulis ini adalah angket atau kuesioner yang di susun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tertutup yang menyangkut pada rumusan penelitian tentang profil soft skills mahasiswa PG PAUD. Angket atau kuesioner ini akan disebarkan dan dijawab oleh responden-responden. Responden tersebut yakni mahasiswa PG PAUD yang mengikuti PLP dan guru pamong di taman kanak-kanak tempat mahasiswa mengikuti PLP

H. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian dalam penelitian survei yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian.

(47)

Sumber data dalam penelitian, yakni mahasiswa PLP PG PAUD periode 2011/2012 di Kampus Bumi Siliwangi di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini disebut responden.

2. Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data.

Setelah menentukan target populasi yakni mahasiswa PG PAUD di kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang sudah melaksanakan kegiatan PLP, dibutuhkan sebuah teknik pengumpulan data guna mendapatkan data dari sampel (responden) yang menjadi bagian dari target populasi tersebut. Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat maka diperlukan sebuah instrumen yang benar-benar dapat menghimpun data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan pedoman angket yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan tertutup atau telah memilki alternatif jawaban/option, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan memilih alternative jawaban/option yang telah disediakan.

3. Penentuan sampel.

(48)

penulis menggunakan jenis sampel jenuh dimana semua populasi digunakan sebagai sampel.

4. Uji coba.

Untuk meminimalisir kesalahan saat pengumpulan data dalam penelitian yang sesungguhnya maka sebelumnya peneliti melakukan uji coba. Uji coba ini dilakukan terhadap mahasiswa angkatan 2008 dan guru pamong. Uji coba ini dilakukan penulis untuk mengujicobakan instrumen penelitian yang berbentuk angket dengan pertanyaan tertutup, guna mengetahui apakah petunjuk pengisian angket dan butir-butir pertanyaan yang diberikan dapat dipahami oleh responden. Selain itu, uji coba dilakukan untuk mengetahui berapa persen angket yang disebarkan dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Petunjuk Pengisian Angket dan Penyebaran Angket.

(49)

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan guru pamong di tempat mahasiswa PG PAUD melaksanakan PLP.

6. Pengembalian angket tidak lengkap dan tidak mengembalikan.

Setelah melakukan penyebaran angket pada responden terpilih ini, kemungkinan tidak semua instrumen angket yang disebar dapat kembali ke peneliti atau terjawab lengkap. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2010:90), tentang presentase penyebaran instrumen penelitian yakni sebagai berikut :

Rata-rata rate yang kembali dan terjawab lengkap adalah 70% termasuk cukup baik (wajar). Jika kurang dari 70% maka penyebaran dapat dikatakan kurang berhasil dan harus ada tindakan lanjutan untuk menyebarkan angket pada sampel (responden) lainnya.

7. Tindak lanjut.

Tindak lanjut dilakukan apabila presentase pengembalian angket kurang dari 70% dari penyebaran angket yang disebarkan pada sampel (responden). Tindak lanjut ini dapat dilakukan dengan kembali menyebarkan angket pada sampel/responden.

8. Pengolahan data, Analisa dan Kesimpulan dari Penelitian.

(50)
(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada setiap penjelasan dalam bab-bab sebelumnya yang membahas kajian tentang soft skills yang mengacu pada sebuah Profil Soft Skills Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2008 di Universitas Pendidikan Indonesia menurut para mahasiswa dan guru pamong, penulis dapat menarik kesimpulan, yakni sebagai berikut :

1. Dari 46 mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Angkatan 2008 di Universitas Pendidikan Indonesia, 8 indikator menunjukan rentang dalam kategori cukup baik, 1 indikator baik dan 1 indikator kurang. Secara keseluruhan mahasiswa telah memiliki soft skills cukup baik dalam aspek kompetensi pribadi terlihat dari hasil yang menunjukan persentase 66,82%berdasarkan penilaian mahasiswa terhadap diri dan persentase 63,60% berdasarkan penilaian guru terhadap mahasiswa.

(52)

B. Rekomendasi

1. Rekomendasi Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat melatih soft skills dengan melakukan kegiatan magang atau mengikuti pelatihan soft skills atau terlibat lebih aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dan kegiatan lainnya yang menunjang dalam peningkatan soft skills.

2. Rekomendasi Bagi Institusi

Institusi pendidikan hendaaknya menerapkan pengajaran kreatif dengan berbagai variasi guna menciptakan suasana kelas yang kondusif, menyenangkan dan memotivasi mahasiswa. Selain itu, dosen hendaknya mempersiapkan tugas-tugas yang mampu memancing kreatifitas mahasiswa, baik melalui tugas-tugas membaca, presentasi, maupun dalam bentuk diskusi kelompok. Mengingat dosen adalah teladan yang efektif bagi mahasiswa, maka diharapkan dosen juga harus memiliki hard skill dan soft skill yang baik pula, yang terwujud dalam karakter keseharian.

3. Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya

(53)

membuat atau menyususn item pertanyaan di dalam instrument yang digunakan untuk menggambil data di lapangan masih belum spesifik dan sesuai dengan konteks, sehingga data hasil penelitian yang diperoleh kurang maksimal.

Kelemahan–kelemahan tersebut hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya didalam melakukan penelitian, bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji pembahasan tentang soft skills sebaiknya mengkaji lebih dalam dan mengambil salah satu aspek soft skills diantara banyaknya aspek soft skills yang ada (kompetensi personal yang terdiri dari kesadaran emosi, penilian diri yang akurat, percaya diri, pengendalian diri, kemampuan adaptasi, inovasi,teliti komitmen, inisiatif, dan optimisme sedangkan kompetensi social terdiri dari memahami orang lain, orientasi pelayanan, pengaruh, kerjasama, komunikasi, kemampuan didalam tim,manajemen konflik dan kepemimpinan). Selain itu hendaknya bagi peneliti selanjutnya dalam membuat dan menyusun instrumen harus lebih spesifik dan disesuailan dengan konteks baik dalam konteks kehidupan sehari-hari ataupun dalam konteks pada saat mengajar.

Diharapkan dengan semakin banyak penelitian yang mengkaji tentang soft skills bagi pembentukan kualitas diri mahasiswa maka akan menjadi

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ansyar & Nurtain. (1993). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang. (2004) Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta : Badan Penelitian dan

Pengembangan

Covey, S. R. (1997). The 7th Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang Efektif). Jakarta Barat:Bina Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat PTK-PNF. (2005). Standar Kompetensi Pendidik Pendidikan Anak Usia

Dini. Ditjen PMPTK Depdiknas, Jakarta.

repository.upi.edu/operator/upload/s_pls_0703702_bibliography.pdf

Goleman, D. (2000) Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hurlock, Elizabeth. (1990). Psikologi Perkembangan – suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ismail. (2010) Soft Skills: The What, The Why, The How. Bangi:Penerbit UKM Mappiare, A. (1982) ; Psikologi Remaja : Surabaya: Usaha Nasional

Maryana . (2009) Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-kanak (Studi Deskriptif Terhadap Guru TK di Kota Bandung)

Retrieved from

file.upi.edu/.../FIP/...RITA.../JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan

(55)

Nugroho, D.H. (in press) Integrasi Soft Skills Pada Kurikulum Prodi Elektronika Instrumentasi STTN Untuk Persiapan SDM PLTN. Retrieved November 5,2009,from jurnal.sttn batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/A-14_ok.pdf Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pedidik Putra, I. S., & Pratiwi, A. (2005). Sukses dengan Soft Skills Bagaimana

Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Sejak Kuliah Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung. Advance online publication. Retrieved

file.upi.edu/Direktori/.../1_Otimaliasi_sofskill_dalam_ORMAWA.pdf

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John.W. (2002). Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sharma, A. (2005) Professional Development for Teachers. Retrived Juli 30, 2010 from http://schoolofeducators.com/2009/02/importance-of-soft-skills-developmentin-education

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatir dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Penerbit Bina Aksara

Sukmadinata, Prof.Dr.Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sobandi, B. (2009) Optimalisasi Soft Skills Melalui Ormawa Retrieved http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999 031 BANDI_SOBANDI/2_MEMBANGUN_TIM_EFEKTIF.pdf

Tarmidi. (2010) Peranan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Terhadap

Pembentukan Soft Skills Mahasiswa, Retrived

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14531/1/09E01314.pdf

Thoha, Miftah. 1983. Perilaku Organisasi ”Konsep Dasar dan Aplikasinya”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(56)

Widianto .(2011) Pengembangan Aspek Soft Skills Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran KooperatifF Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Audio-Video di SMK N 2 Klaten Retrieved from eprints.uny.ac.id/8954/4/BAB%205%20-08402244004.pdf

Sudrajat (2010) kemampuan Bekerjasama Retreved

Gambar

TABEL
GRAFIK
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Mahasiswa
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Guru Pamong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa beranggapan bahwa mereka mengerti dengan penyampaian materi oleh guru, penjelasan guru sangat sesuai dengan materi dikarenakan guru

Tujuan operasional ialah tujuan yang akan dicapai dengan sejumlah pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan

Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti, keterangan Penggugat dan dua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana diuraikan di atas, jika dihubungkan

Service advisor merupakan orang yang membantu pemilik perusahaan dalam melakukan proses pencatatan data transaksi khususnya pada transaksi layanan mobil1. Adapun keuntungan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas nutrisi silase pucuk tebu dengan penambahan effective microorganisms-4 (EM-4).. Pucuk tebu difermentasi dengan

Dari Gambar 1 tersebut dapat diketahui langkah-langkah dalam melakukan perhitungan algoritma C4.5, yang mana pada tahap awlanya memasukkan data rekam medis yang telah

Berdasarkan total bobot prioritas yang diperoleh tersebut, maka dapat di ambil keputusan bahwa TPU Semper merupakan TPU TERBAIK di wilayah Jakarta Utara di