• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN INDUKTIF MELALUI MEDIA KOTAK BER-ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA PADA MATERI KELIPATAN DAN KPK DUA BILANGAN (Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN INDUKTIF MELALUI MEDIA KOTAK BER-ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA PADA MATERI KELIPATAN DAN KPK DUA BILANGAN (Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupat"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN INDUKTIF MELALUI MEDIA

KOTAK BER-ANGKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA

PADA MATERI KELIPATAN DAN KPK

DUA BILANGAN

(Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NUNG NURJANA

0903193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Induktif Melalui Media Kotak Ber-Angka Untuk Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Adaptif Pada Materi Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan

Terkecil (KPK) Dua Bilangan di Kelas IV”, (Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon) beserta isinya adalah benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat pendidikan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Yang membuat pernyataan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN INDUKTIF MELALUI MEDIA KOTAK BER-ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN

ADAPTIF SISWA PADA MATERI KELIPATAN DAN KPK DUA BILANGAN

(Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon)

NUNG NURJANA 0903193

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I,

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd. NIP.195703021980031006

Pembimbing II,

Drs. Yedi Kurniadi NIP. 195910221989031003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN INDUKTIF MELALUI MEDIA KOTAK BER-ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PENALARAN ADAPTIF SISWA PADA MATERI KELIPATAN DAN KPK DUA BILANGAN

(Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2 Warugede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon)

Oleh

NUNG NURJANA 0903193

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd. NIP. 195703021980031006

Penguji II

Drs. Yedi Kurniadi NIP. 195910221989031003

Penguji III

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. NIP.196311081988031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 4

C.

Batasan Masalah ... 5

D.

Tujuan Penelitian ... 5

E.

Manfaat Penelitian ... 6

F.

Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Hakikat Matematika ... 9

1. Pengertian Matematika ... 9

2. Pembelajaran Matematika ... 10

3. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar ... 10

B. Teori-teori Belajar Matematika ... 11

1. Teori Edward L. Thorndike ... 11

2. Teori Ausubel ... 12

3. Teori Bruner ... 12

4. Teori Vygotsky ... 13

5. Teori Penalaran Adaptif ... 14

C. Pendekatan Induktif ... 16

D. Kelipatan Suatu Baris Bilangan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil Dari Dua Bilangan. ... 18

1. Kelipatan Suatu Bilangan ... 18

2. Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan ... 18

3. Kelipatan Persekutuan Terkecil Dua Bilangan ... 19

4. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan KPK dari dua bilangan ... 19

E. Media Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 20

3. Macam-macam Media Pembelajaran ... 21

4. Media Kotak Ber-angka ... 21

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

(6)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

1. Populasi Penelitian ... 25

2. Sampel Penelitian ... 26

B. Instrumen... 27

1. Instrumen Tes ... 27

2. Jurnal Harian Siswa ... 27

3. Observasi ... 28

4. Angket Respon Siswa ... 28

C. Metode dan Desain Penelitian ... 29

1. Metode Penelitian ... 29

2. Desain Penelitian ... 29

D. Prosedur Penelitian... 30

1. Tahap Perencanaan ... 30

2. Tahap Pelaksanaan ... 31

E. Pengelolaan dan Analisis data ... 31

1. Pengelolaan Data ... 31

a. Validitas Instrumen ... 31

b. Reliabilitas Instrumen ... 32

c. Tingkat Kesukaran Instrumen... 33

d. Daya Pembeda Instrumen ... 34

2. Analisis Data ... 35

a. Uji Normalitas Data ... 35

b. Uji HomogenitasVarians ... 36

c. Uji Perbedaan Rata-rata ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Analisis Data Kuantitatif ... 38

a. Analisis Data Pretes ... 38

1) Uji Normalitas Data ... 42

2) Uji Homogenitas Data ... 42

3) Uji Perbedaan Rata-rata (Uji-t) ... 43

b. Analisis Data Postes ... 44

1) Uji Normalitas Data ... 48

2) Uji Homogenitas Data ... 49

3) Uji-t Data ... 50

c. Pengujian Hipotesis ... 51

1) Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 52

2) Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 56

3) Uji Hipotesis Rumusan Masalah 3 ... 59

2. Analisis Data Kualitatif ... 66

a. Analisis Data Angket ... 66

b. Analisis Data Jurnal Harian Siswa ... 67

c. Analisis Lembar Observasi ... 69

(7)

vii

1. Kemampuan Penalaran Adaptif ... 71

2. Pembelajaran Kelas Kontrol ... 73

3. Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 76

4. Pemaparan Data Angket Respon Siswa ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Nilai Ujian Nasional Matematika Tahun Ajaran 2011/2012 ... 26

3.2 Kriteria Angket ... 29

3.3 Kriteria Validitas Butir Soal ... 32

3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 33

3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 33

3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 34

3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 34

3.8 Hasil Perhitungan Nilai Daya Pembeda ... 35

4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 39

4.2 Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 40

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 42

4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes ... 43

4.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Pretes ... 44

4.6 Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 45

4.7 Hasil Postes Kelas Kontrol ... 46

4.8 Uji Normalitas Postes ... 49

4.9 Uji Homogenitas Postes ... 49

4.10 Uji Perbedaan Rata-rata Postes ... 50

4.11 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 53

4.12 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 54

4.13 Uji-t Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 55

4.14 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 57

4.15 Uji Homogenitas Pretes dan Postes ... 58

4.16 Uji-t Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 59

4.17 Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 60

4.18 Uji Homogenitas Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61

4.19 Uji-t Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 62

4.20 Gain Pretes dan Postes ... 63

(9)

ix

4.22 Uji U Data Gain ... 65 4.23 Persentase Jawaban Angket Respon Siswa ... 66 4.24 Persentase Jawaban Siswa Pada Jurnal Harian ... 68

(10)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 88

Lampiran B ... 108

Lampiran C ... 125

Lampiran D ... 148

Lampiran E ... 163

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan formal di Indonesia terdiri dari tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Karakteristik

siswa pada pendidikan dasar khususnya di sekolah dasar berbeda dengan karakteristik siswa pada tingkatan-tingkatan selanjutnya. Hal ini menghendaki agar cara penyampaian konsep kepada siswa tidak disamaratakan dengan cara penyampaian konsep pada siswa tingkat selanjutnya sehingga sasaran atau tujuan mengenai kemampuan yang diharapkan dapat maksimal dicapai. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah atau bentuk lain yang sederajat.

Dengan demikian, maka lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar adalah sekolah dasar (SD) atau bentuk lain sederajat. Berdasarkan data tabel jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) tahun 2009/2010, setidaknya terdapat

27.328.601 juta siswa di seluruh Indonesia siswa yang berada pada usia sekolah dasar.

Mata pelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar meliputi aspek bilangan, geometri dan bilangan, dan pengolahan data. Dari aspek-aspek tersebut, secara umum mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

(13)

2

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Maulana, 2008: 35).

Berdasarkan tujuan kurikulum di atas, pembelajaran matematika di sekolah dasar meliputi kemampuan pemahaman, kemampuan penalaran, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, dan kemampuan sikap menghargai kegunaan matematika. Kemampuan penalaran matematik merupakan salah satu yang disyaratkan untuk siswa sekolah dasar. Hal ini tercantum pada tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika secara umum. Kemampuan penalaran matematik siswa mencakup pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika ke dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Kemampuan bernalar khususnya matematika di Indonesia masih rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Pranoto (2012) yang menilai bahwa kebijakan pendidikan di Indonesia rendah daya bernalar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematik di Indonesia memerlukan perhatian yang serius dari guru dan pemerintah mengingat bahwa

pada hakikatnya matematika merupakan ilmu yang didasarkan dari proses bernalar.

(14)

3

13), siswa dapat menunjukkan kemampuan penalaran adaptif ketika menemui tiga kondisi sebagai berikut.

1. Mempunyai pengetahuan dasar yang cukup. Dalam hal ini, siswa harus memiliki pengetahuan prasyarat yang cukup sebelum memasuki pengetahuan yang baru.

2. Tugas yang dapat dipahami dan dapat memotivasi siswa.

3. Konteks yang disajikan telah dikenal dan menyenangkan bagi siswa.

Pengetahuan prasyarat materi kelipatan dan KPK dua bilangan yang harus dimiliki siswa adalah operasi perkalian karena untuk menemukan kelipatan dari suatu bilangan didapat dengan cara mengalikan bilangan itu sendiri dengan bilangan asli. Situasi yang diberikan disesuaikan dengan pengetahuan dasar siswa yang selanjutnya dapat diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar mengenai materi kelipatan dan KPK dari dua bilangan memiliki karakteristik sebagai berikut: pembelajaran lebih menekankan pada siswa untuk menghafal materi yang telah dipelajari bersama guru, sulit dalam menemukan pola dan sifat suatu permasalahan, kebingungan dalam membuat generalisasi dan menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika, serta tidak ada kegiatan berkelompok. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka guru dituntut agar memiliki kemampuan profesional yang memadai untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika yang lebih bermakna. Hal ini senada dengan pendapat Gestalt (Maulana, 2008: 71), “Pembelajaran harus ditekankan kepada pengertian dan penuh makna (meaningful learning, atau meaning theory)”.

(15)

4

khusus menuju ke yang umum”. Pendekatan induktif sangat berkaitan erat dengan proses penalaran induktif dimana untuk mencari suatu kebenaran didapat dari hal-hal yang bersifat khusus menuju ke yang umum. Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah suatu cara berpikir yang

ditempuh oleh guru dan siswa dimana ditarik suatu generalisasi atau kesimpulan yang umum berdasarkan himpunan berbagai kasus atau contoh yang relevan

dengan masalah yang terkait.

Untuk menjembatani pola nalar siswa yang konkret, maka penting adanya suatu media pembelajaran. Menurut Santyasa (2007: 3), “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Berdasarkan pengertian media di atas, penggunaan media pembelajaran di samping sebagai alat komunikasi tetapi juga untuk merangsang tiga ranah yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Media pembelajaran yang akan digunakan adalah media kotak ber-angka. Media kotak ber-angka merupakan media dua dimensi yang yang berisi angka pada setiap kotak mulai dari 1 sampai 100.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mencoba untuk mengangkat tema “Pengaruh Pendekatan Induktif Melalui Media Kotak Ber-Angka Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Adaptif Pada Materi

Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Dua Bilangan di Kelas

IV”, (Penelitian Eksperimen Kelas IV SD Negeri 2 Cikeduk dan SD Negeri 2

Warugede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diuraikan suatu rumusan permasalahan penelitian sebagai berikut.

(16)

5

2. Apakah penggunaan media kotak ber-angka dapat meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa kelas IV pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan secara signifikan?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penalaran adaptif yang signifikan

antara pembelajaran menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka dan pembelajaran media kotak ber-angka pada materi kelipatan

dan KPK dari dua bilangan?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka untuk meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa kelas IV pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan?

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada kelas IV sekolah dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon semester genap tahun ajaran 2012/2013 dan pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan. Pemilihan judul ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut.

1. Kelipatan dan KPK dua bilangan merupakan perluasan dari konsep perkalian bilangan asli.

2. Melatih proses penalaran adaptif siswa dalam mengajukan dugaan atau

konjektur, kemampuan menarik kesimpulan, memeriksa kesahihan suatu argumen, dan menemukan pola dari suatu masalah matematika materi

kelipatan dan KPK dua bilangan.

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pernyataan yang dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(17)

6

2. Mengetahui peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa kelas IV pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan secara signifikan menggunakan media kotak ber-angka.

3. Mengetahui perbedaan kemampuan penalaran adaptif yang signifikan antara

pembelajaran menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka dan pembelajaran media kotak ber-ber-angka pada materi kelipatan dan

KPK dari dua bilangan.

4. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka untuk meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa kelas IV pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terdiri dari siswa, guru, sekolah, peneliti dan pihak-pihak lainnya. Berikut uraian dari manfaat penelitian ini bagi yang telah disebutkan di atas.

1. Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa mengenai kelipatan dan KPK dua bilangan khususnya dan keseluruhan bidang lainnya yang masih berhubungan dengan matematika pada umumnya.

b. Dapat memberikan suasana yang baru bagi siswa.

2. Bagi guru

a. Dapat menimbang secara matang kemmpuan lain yang disyaratkan

kurikulum.

b. Memberi dorongan untuk selalu berinovasi dan bervariasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran matematika.

b. Memberikan kontribusi bagi penentu kebijakan, khususnya untuk peningkatakan kualitan pendidikan.

(18)

7

4. Bagi peneliti dan peneliti lainnya

a. Sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

b. Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan proses pembelajaran khususnya pada materi kelipatan dan KPK dua bilangan.

F.Definisi Operasional

1. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif adalah suatu cara berpikir yang ditempuh oleh guru dan siswa dimana ditarik suatu generalisasi atau kesimpulan yang umum berdasarkan himpunan berbagai kasus atau contoh yang relevan dengan masalah yang terkait.

2. Media kotak ber-angka

Media kotak ber-angka adalah media dua dimensi yang yang berisi angka pada setiap kotak mulai dari 1 sampai 100.

3. Kelipatan suatu bilangan

Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan yang diperoleh dari menambahkan bilangan itu sendiri atau dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan asli.

4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dua bilangan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dua bilangan adalah kelipatan

persekutuan dua bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. 5. Pembelajaran konvensional

Pembelajaran konvensional diartikan dengan siswa belajar klasikal menggunakan kotak ber-angka secara individu, tidak terjadi kegiatan berkelompok.

6. Kemampuan penalaran adaptif

(19)

8

jastifikatif ditunjukkan dengan siswa mampu mampu memeriksa kesahihan suatu argumen. Berdasarkan pendapat Klipatrick, et al (Indriyani, 2011: 13), aspek kemampuan penalaran adaptif yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Kemampuan dalam mengajukan dugaan atau konjektur

Kemampuan mengajukan dugaan dalam penelitian ini adalah siswa

mampu mengajukan konjektur atau dugaan pada saat meneliti pola pada materi kelipatan suatu bilangan dan KPK dua bilangan.

b. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan

Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan ditunjukkan dengan cara siswa berusaha menarik kesimpulan dari contoh-contoh materi kelipatan suatu bilangan dan KPK dua bilangan.

c. Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen

Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen ditunjukkan siswa dengan cara menyajikan bukti kebenaran suatu pernyataan dengan berpedoman pada hasil atau sifat-sifat matematik yang diketahui dan mengembangkan suatu argumen untuk membuktikan atau menyangkal suatu pernyataan.

d. Kemampuan menemukan pola dari suatu masalah matematika

Konsep dari kemampuan menemukan pola adalah siswa dapat

menemukan suatu pola yang diperluas, contohnya adalah siswa menduga urutan ke-n (n adalah bilangan asli) adalah suatu kelipatan dari suatu

(20)

25 BAB III

METODOLOGI

A.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Maulana (2009: 25), “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu”. Tempat yang dijadikan penelitian adalah di sekolah dasar negeri (SDN) Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Data hasil Ujian Nasional (UN) SDN Kecamatan Depok tahun 2011/2012 dan jumlah siswa dijadikan patokan untuk menentukan ruang lingkup penelitian. Penentuan sampel minimum yang representatif terhadap subjek penelitian didasarkan pada pendapat Gay serta Mcmillan & Schumacher (Maulana, 2009: 28), “Untuk penelitian eksperimen minimum 30 subjek per kelompok”. Nilai UN mata pelajaran matematika yang telah didapatkan dari unit pelaksana tugas (UPT) Pendidikan Kecamatan Depok diurutkan dari nilai UN matematika terbesar sampai nilai UN matematika terkecil. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti untuk mengambil populasi penelitian. Populasi penelitian yang diambil diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu kelompok unggul, kelompok menengah, dan kelompok rendah dengan perbandingan sebagai berikut.

Unggul : Menengah : Rendah = 30 : 40 : 30

Alasan pengelompokkan populasi adalah agar sampel yang didapatkan

memiliki kemampuan yang sama. Pemilihan populasi kelompok unggul, sedang dan rendah dilakukan dengan cara dirandom (acak). Berdasarkan proses random yang dilakukan didapatkan kelompok rendah yaitu sebanyak enam SDN. Hal ini berdasarkan perhitungan sebagai berikut.

Kelompok rendah = 30% Banyaknya SD ∑ siswa ≥ 30

(21)

26

Berikut disajikan nilai Ujian Nasional mata pelajaran matematika tahun ajaran 2011/2012 tiap SDN se-Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon.

Tabel 3.1

Nilai Ujian Nasional Matematika Tahun Ajaran 2011/2012

No. Nama SD Negeri Nilai Ujian Nasional Matematika

1. SDN 2 Kasugengan Lor 9,20

Sumber: UPT Pendidikan Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Kelompok rendah

2. Sampel Penelitian

(22)

27

menjadi anggota sampel. Dari pemilihan secara random (acak) tersebut, diperoleh SD Negeri 2 Cikeduk dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 2 Warugede dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa sebagai kelompok kontrol.

B.Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Seluruh instrumen yang digunakan ini bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan sebagai pretes dan postes untuk mengukur kemampuan penalaran adaptif siswa terhadap materi kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua bilangan. Pretes diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Postes diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk mengukur sejauhmana perbedaan peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Tipe tes yang digunakan adalah uraian, dengan tipe tes berbentuk uraian ini

maka proses berpikir, ketelitian, dan sistematika penyusunan jawaban dapat dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal. Sebelum digunakan dalam

penelitian, instrumen tes terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pihak ahli. Setelah instrumen tes tersebut disetujui, lalu diujicobakan. Hasil ujicoba instrumen tes tersebut kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada instrumen soal tersebut.

2. Jurnal Harian Siswa

(23)

28

pertemuan, agar pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya lebih baik dan optimal. Pendapat dari siswa kemudian dikelompok menjadi 3 kelompok, yaitu pendapat positif, netral dan negatif.

3. Observasi

Menurut Maulana (2009: 35), “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan jika perlu pengecapan”. Data yang berupa proses pembelajaran akan lebih optimal terpantau melalui observasi. Observasi yang dilakukan mencakup data tentang sikap guru dalam mengajar, keaktifan siswa, dan interaksi dari ketiga komponen pembelajaran yaitu siswa, guru dan sumber belajar. Observasi dilakukan oleh rekan mahasiswa dan guru kelas yang telah mengetahui karakteristik siswa kelas tersebut sehingga diharapkan dapat mengamati dengan sungguh-sungguh bagaimana kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

4. Angket Respon Siswa

Menurut Ruseffendi (Maulana, 2009: 35), “Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisinya”. Pengumpulan angket dalam penelitian ini berupa daftar cek menggunakan skala likert yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Angket disajikan dalam bentuk pernyatan yang bersifat positif dan pernyatan

(24)

29

ini dihilangkan karena untuk menghindari siswa tidak menjawab. Pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran selesai.

Untuk menginterpretasi skor respon siswa, dapat diklasifikasi berdasarkan tujuh kriteria, yaitu sebagai berikut (Azizah, 2012: 40).

Tabel 3.2

C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Alasan memilih metode eksperimen murni ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat dan berapa besar hubungan

sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol sebagai perbandingan.

Penelitian ini terdiri dari dua kelas yang sama tingkatannya tetapi pada sekolah dasar yang berbeda dengan wilayah cakupan populasi satu kecamatan. Dari dua kelas tersebut, satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan satu kelas dijadikan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan pada meteri kelipatan suatu bilangan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua bilangan menggunakan pendekatan induktif dan media kotak ber-angka. Kelompok kontrol mendapatkan perlakuan pada meteri kelipatan suatu bilangan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua bilangan menggunakan media kotak ber-angka. Untuk mengetahui hasil belajarnya, kedua kelompok diberikan pretes dan postes. 2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretes dan postes (pretest-posttest control group design). Desain ini digunakan karena penelitian ini menggunakan kelompok kontrol, adanya dua perlakuan yang berbeda. Pengamatan dilakukan dua kali yaitu sebelum proses

(25)

30

postes. Adapun bentuk desain penelitian adalah sebagai berikut (Maulana, 2009: 24).

Keterangan: A = Kelas Acak 0 = Pretes dan postes

X1 = Pembelajaran materi kelipatan suatu bilangan dan KPK dua bilangan menggunakan pendekatan induktif dan media kotak ber-angka.

X2 = Pembelajaran materi kelipatan suatu bilangan dan KPK dua bilangan menggunakan media kotak ber-angka.

D.Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Melakukan kajian literatur terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan induktif mengenai kemampuan penalaran adaptif

siswa.

b. Pembuatan rancangan pembelajaran dan instrumen penelitian yang berisi soal tes kemampuan penalaran adaptif siswa, format observasi terhadap siswa dan guru, jurnal siswa, dan angket respon siswa.

c. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada pihak ahli. d. Melakukan ujicoba instrumen tes yang telah dibuat.

e. Melakukan pengolahan terhadap instrumen tes.

f. Permintaan izin kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Dinas Pendidikan, UPT Pendidikan yang akan dijadikan tempat penelitian. g. Melakukan pemilihan dua kelas sampel penelitian yang dipilih secara random

(acak).

(26)

31

i. Setelah disetujui dan diterima yang bersangkutan, maka dilaksanakan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut.

a. Pelaksanaan pretes untuk soal tes kemampuan penalaran adaptif siswa.

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif dan media kotak ber-angka pada kelas eksperimen.

c. Mengadakan postes setelah pembelajaran selesai dilakukan dan dilanjutkan dengan mengisi angket.

d. Melakukan pengumpulan data.

e. Menganalisis data yang diperoleh baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

E.Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen menunjukkan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu instrumen tes terhadap tujuan yang diukur. Hasil analisis validitas instrumen setidaknya dapat menentukan sejauh mana instrumen dapat layak dipakai atau dibuang. Menurut Wahyudin, dkk., (2006: 140), “tes yang baik dapat digunakan

berulang-ulang dengan sedikit perubahan. Sebaliknya, tes yang buruk hendaknya dibuang, bahkan kalau terlalu buruk sebaiknya tidak digunakan untuk memberi nilai kepada siswa (dibatalkan)”. Untuk menentukan tingkat validitas instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yaitu sebagai berikut.

rx,y =

Keterangan

rx,y = Koefisien korelasi antara X dan Y

(27)

32

Y = Skor ulangan harian

Selanjutnya, nilai koefisien validitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggukan klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 147).

Berdasarkan rumus di atas, dari hasil ujicoba yang telah dilaksanakan diperoleh

koefisien validitas sebesar 0, 54. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa soal yang telah diujicobakan memiliki validitas sedang dan instrumen layak untuk

digunakan.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menggambarkan tingkat keajegan atau sejauhmana suatu instrumen dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Menurut Wahyudin (2006: 147), “tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor yang secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda”. Untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen adalah dengan menggunakan rumus nilai koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan formula alpha cronbach sebagai berikut.

r11=

Keterangan:

n = Banyaknya butir soal si = Variansi skor tiap soal st = Variansi skor total

Selanjutnya, nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh di interpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (dalam

(28)

33

Berdasarkan rumus di atas, dari hasil ujicoba yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0, 65. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa soal yang telah diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi dan instrumen layak untuk digunakan.

c. Tingkat Kesukaran Instrumen

Untuk mengukur tingkat kesukaran suatu instrumen adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

IK =

Keterangan:

IK = Indeks/Tingkat kesukaran.

= Rata-rata skor tiap butir soal. SMI = Skor maksimum ideal.

Selanjutnya, nilai tingkat kesukaran yang diperoleh di interpretasikan menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 213).

Tabel 3.5

(29)

34

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran

No. Skor Ideal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 14 0, 56 Sedang

Menurut Wahyudin (2006: 96),

Tujuan daya pembeda adalah untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu/tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang/rendah presastinya, artinya soal yang besangkutan diberikan pada anak/siswa yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi dan bila diberikan kepada siswa yang kurang, hasilnya rendah.

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus sebagai

berikut. SMI = Skor maksimum ideal.

Selanjutnya, nilai daya pembeda yang diperoleh di interpretasikan menurut

(30)

35

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Nilai Daya Pembeda

No Daya Pembeda Keterangan

1 0,02 Jelek

Berdasarkan bentuk atau sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dikatagorikan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi angket, observasi terhadap perencanaan aktivitas guru, observasi terhadap pelaksanaan aktivitas guru, observasi terhadap aktivitas siswa, dan jurnal

harian siswa. Data kuantitatif meliputi data yang diperolah dari pretes dan postes. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap

data pretes, postes dan indeks gain. Untuk skor Gain Normal dapat diperoleh dengan rumus:

Gain Normal (g) = (Hake dalam Meltzer, 2002)

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS (Statistical Product and Service Solution)16.0 for windows dengan alasan bahwa

menghitung dengan manual tidak efektif. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data hasil tes adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam uji normalitas ini menggunakan uji liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut (Indriyani, 2011: 54).

Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.

Jika signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima.

(31)

36

jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians akan tetapi langsung dilakukan uji perbedaan rata-rata (uji non-parametrik).

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang

diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians digunakan uji-F (Sugiyono, 2008: 275), sebagai berikut.

F =

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen. Karena syarat normalitas dan homogenitas varians terpenuhi, maka uji statistik selanjutnya dapat dilakukan

dengan Uji-t.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji-t)

Uji perbedaan rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sempelnya. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata, maka pasangan hipotesis yang akan dibuktikan yaitu dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Maulana, 2009: 93).

Keterangan :

= Rata-rata kelompok eksperimen

= Rata-rata kelompok kontrol

= Jumlah siswa ujicoba di kelas eksperimen

= Jumlah siswa ujicoba di kelas kontrol

= Variansi kelas eksperimen

= Variansi kelas kontrol

1 = Bilangan tetap

(32)

37

menguji dan gunakan uji dua arah dengan kriteria uji: terima untuk

.

Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji U dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Uji U merupakan alternatif dari uji-t dua sampel independen. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut (Uyanto, 2006: 282).

1) Jika P-value < , maka H0 ditolak.

(33)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan mengenai pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

induktif melalui media kotak ber-angka, sebagai berikut.

1. Pembelajaran materi kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas eksperimen dengan menggunakan uji-t’ dengan = 5% two tailed didapatkan Equal variances not

assumed nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diuji satu arah,

maka 0,000 dibagi dua, sehingga hasilnya 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < , maka ditolak atau diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak

ber-angka dapat meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa kelas IV pada materi kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua bilangan secara

signifikan.

2. Pembelajaran materi kelipatan dan KPK dari dua bilangan menggunakan konvensional melalui media kotak ber-angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes dan data postes kelas kontrol dengan menggunakan uji-t’ dengan = 5% two tailed didapatkan Equal variances not assumed nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000.

(34)

83

3. Terdapat perbedaan kemampuan penalaran adaptif siswa yang signifikan antara siswa yang menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional melalui media kotak ber-angka. Dari hasil perhitungan gain, didapatkan P-value Asymp. Sig.

(2-tailed) = 0,195. Karena P-value Asymp. Sig. (2-(2-tailed) nilainya lebih besar dari

nilai a, maka Ho ditolak. Namun, berdasarkan nilai rata-rata gain antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata eksperimen sebesar 0,21 dan nilai rata-rata kontrol sebesar 0,16. Hal ini berarti ada peningkatan sedikit pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran media kotak ber-angka pada materi kelipatan dan KPK dari dua bilangan. 4. Setelah melakukan pembelajaran materi kelipatan dan KPK dari dua bilangan

menggunakan pendekatan induktif melalui media kotak ber-angka, siswa memberi respon positif terhadap pembelajaran. Angket yang diberikan pada siswa menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh siswa sebesar 3,92 atau 78,5% siswa merespon positif terhadap pembelajaran. Kemudian dari hasil jurnal harian siswa yang diberikan disetiap pertemuan menunjukkan tanggapan sikap positif mencapai lebih besar dari 50%. Pada pertemuan pertama sikap

positif untuk soal pertama sebesar 75%, sikap positif untuk soal kedua sebesar 100%, dan sikap positif soal ketiga sebesar 60,5%. Pada pertemuan kedua

sikap positif untuk soal pertama sebesar 100%, sikap positif untuk soal kedua sebesar 100%, dan sikap positif soal ketiga sebesar 56,25%.

B.Saran

1. Bagi Guru

(35)

84

b. Penerapan metode berkelompok yang dilakukan oleh guru sebagai cara untuk menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas agar kemampuan matematika siswa dapat berkembang lebih optimal.

2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat mengaplikasikan pembelajaran yang telah dilakukan, menyadari akan penting dan strategisnya matematika bagi bidang lainnya

serta lebih memahami peranan matematika dalam kehidupan manusia. b. Siswa memiliki kesempatan untuk ikut aktif dalam menemukan suatu

rumus. Siswa terlibat dalam mengobservasi, berpikir, dan bereksperimen. c. Siswa memahami rumus melalui sejumlah contoh sederhana. Bila ada

keraguan dalam memahami rumus, dapat diatasi sejak awal. 3. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi penelitian lain, sebagai bahan referensi untuk meningkatkan proses pembelajaran dan bahan pembanding dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi Sekolah

(36)

85

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, S. (2012). Pengaruh Metode Horisontal (metris) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Materi Perkalian. Skripsi SI UPI Kampus Sumedang. Tidak Diterbitkan.

Dahiana, W. O. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Generalisasi Matematis Siswa MTs melalui Pendekatan Induktif-deduktif Berbasis Konstruksivisme. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu./tesisview.php?no_tesis=638 [2 Maret 2012].

Hunowu, A. (2008). Model Pembelajaran Pendekatan Induktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Pada Materi Pelajaran PKn di SD. [Online].

Tersedia http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5208121129.pdf [05 Januari 2013].

Indriyani, E. (2011). Pengaruh Penerapan Strategi Paikem Dengan Pendekatan Indirect Instruction Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP. [Online]. Tersedia http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip [06 Desember 2012].

Maulana. (2008). Pendidikan Matematika 1: Bahan Belajar Untuk Guru, Calon Guru, dan Mahasiswa PGSD. Bandung.

Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Learn2live’n Live2Learn.

Meltzer, D. E. (202). The relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable”in Diagnostic Pretes Score. [Online]. Tersedia: http://physiceducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf. [25 Desember 2012].

Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Dikti Direktorat Ketenagaan.

Prabowo, N. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa SMA. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/skripsiview.php [31 Desember 2012].

(37)

86

Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.php?Pakar-:-pendidikan-Indonesia-rendah-daya&id=100000179 [31 Desember 2012].

Prihandoko, A.C. (2006). Pemahaman Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas Dikti Direktorat Ketenagaan.

Purnama. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran

Adaptif Siswa SMP. [Online]. Tersedia

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?export=html&no_skripsi=9397 [2 Januari 2013].

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Ruseffendi, E.T. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., Rahardjito. (2005). Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samosir, K. (1998). Studi Perbandingan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Induktif dan Pendekatan Deduktif Para Siswa Kelas II SMA Negeri 3 Medan. [Online]. Tersedia

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21416Pendidikan%20science%20No%204%20thn%20ke%20xxii%20e d%20OktNopDes%201998Katrina%20Samosir.pdf [05 Januari 2013].

Santyasa, I. W. (2007). “Landasan Konseptual Media Pembelajaran”. Makalah dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Banjar Angkan Klungkung. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194

704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf [21 Desember 2012].

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

(38)

87

Wahyudin, dkk,. (2006). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Wibawa, B. dan Mukti, V. (1991) Media Pengajaran. Jakarta: Depdiknas dan Dekdikbud.

Uyanto, S. S. (2006). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta: Graha Ilmu.

Dokumen

Daftar Tabel Data Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Tahun 2009/2010.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Tabel 1 Nilai Ujian Nasional Matematika Tahun Ajaran 2011/2012. (2012). UPT Pendidikan Kecamatan Depok.

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Nilai Ujian Nasional Matematika Tahun Ajaran 2011/2012
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas guru adalah melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Pelatihan adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan

we used 3 methods to solve the problem, the methods are AHP for feature selection, SVM for classification from 3 classes to 2 classes, and then TOPSIS give a

Media pembelajaran Fun Lyrics (FL) dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media yang interaktif dan menyenangkan. Terdapat lirik 2 bahasa yaitu

Pada dasarnya proses seleksi dan rekrutmen serta penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan dirinya yang dilakukan pada satu perusahaan sangat besar manfaatnya dalam

Untuk memperjelas penulisan ilmiah ini, penulis sertakan landasan teori perancangan sistem dan beberapa teori yang digunakan sebagai alat Bantu untuk merancang sistem sehingga

Kepula Badan Intelijen Ncgara kepada Tinr perrilai Akhir sebelum sidang Tim Penilai Akhir r-rntr-rk cigunakan scbagai berlran pertimb€Lnsan d,alarn mernbahas us.,jian

Piksel (terkecuali) yang dipertimbangkan sebagai sebuah impulse, nilai grayscale dalam piksel pada gambar yang difilter adalah sama dengan citra masukan.. Adaptive

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: langkah-langkah penerapan model quantum teaching dalam pembelajaran Matematika yaitu mengatur lingkungan belajar, menghadirkan