• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI HISTORIS TENTANG PERKEMBANGAN PROGRAM PENOIDIKAN UMUM DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH UMUM TINGKAT ATAS (SMA) SEJAK TAHUN 1945 SAMPAI DENGAN TAHUN 1984.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI HISTORIS TENTANG PERKEMBANGAN PROGRAM PENOIDIKAN UMUM DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH UMUM TINGKAT ATAS (SMA) SEJAK TAHUN 1945 SAMPAI DENGAN TAHUN 1984."

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

feTUDI HISTORIS TENTANG PERKEMBANGAN PROGRAM

PENOIDIKAN UMUM DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH

UMUM TINGKAT ATAS (SMA) sejak tahun 1945

SAMPAI DENGAN TAHUN 1984

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis

Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaiken

Program S2 Bidang Studi Pendidikan Umum

BUNYAMIN MAFTUH 609/G/XVIII -10

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
(2)

DLSETUJUI DAN DISARKAN OLEE:

PROF.DR. ACHMAD SANUSI, S.E. ,M.PA. °^U

Pembimbing

DR. M.I. SOELAEMAN

Pembimbing

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT- KEGURUAH DAii ILMU.. PENDIDIKAN .

E A N, D U. N. G.

(3)

'.... Allah meninggikan orang yang

beriman di antara kamu dan

orang-orang yang diberi ilmu

pengetahu-an, beberapa derajat ...."

(Q.S. Al Mujadalah 11)

Kupersembahkan untuk istriku

tercinta, Nunung Nurlaelasari,

dan anakku tersayang, Alfian Azhar Yamin, serta ayah dan

(4)

DAPTAR LSI"

KATA PENGANTAR

±

UCAPAN TERIMA KASIH

±y

DAPTAR ISI

vii±

DAPTAR GAMBAR DAN TABEL

BAB. I

PENDAHULUAN.

##

-,_

1. Latar Belakang

1

2. Fokus Masalah

5

3- Ruang Lingkup Penelitian

9

k . Tujuan Penelitian

xq

5 • Kegunaan Penelitian

H

6. Pertanyaan Penelitian

12

7. Metode dan Teknik Penelitian

1A

8. Langkah-langkah Pokok Penelitian

17

9. Model Analisis

21

10. Sumber Data

23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG PENDIDIKAN UMUM

25

1. Latar Belakang Lahirnya Pendidikan Umum...

2b

2. Pengertian dan Karakteristik

Pendidikan

Umum xo

32

3 • Tujuan Pendidikan Umum

33

k. Konsep Pendidikan Umum di Indonesia

^2

(5)

I X

BAB I I I DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN UMUM DALAM

KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1981*.. 30

1. Program Pendidikan Umum dalam Rencana

Pel-ajaran (Kurikulum) SMA masa 1945-1951 .... 50

1.1 Latar Belakang dan Konteks 50

1.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA

Masa 1945-1951 59

2. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pel

ajaran (Kurikulum) VHO (SMA-Federal) 1949 65

2.1 Latar Belakang dan Konteks 65

2.2 Struktur Program Kurikulum VHO 66

3. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pel

ajaran (Kurikulum) SNA 1952 69

3.1 Latar Belakang dan Konteks 69 3.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA

1952 74

4. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pel

ajaran (Kurikulum) SNA 1958 79

4.1 Latar Belakang dan Konteks 79 4.2 Struktur Program Rencana Pelajaran

(Kurikulum) SMA 1958 82

5. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pel

ajaran dan Pendidikan (Kurikulum) SMA 1964 87

5.1 Latar Belakang dan Konteks 87 3.2 Struktur Program Rencana Pelajaran dan

Pendidikan SMA 1964 95

5.3 Struktur Program Pendidikan Umum 102

5.4 Tujuan Program Pendidikan Umum 104

3*3 Materi Program Pendidikan Umum 108

6. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pen

didikan dan Pelajaran (Kurikulum) SMA 1968 121

6.1 Latar Belakang dan Konteks 121 6.2 Struktur Program Rencana Pendidikan

(6)

X

6.3 Struktur Program Pendidikan Umum ...

131

6.4 Tujuan Program Pendidikan Umum

133

6.5 Materi Program Pendidikan Umum

135

7. Program Pendidikan Umum dalara Kurikulum

SMA 1975

I39

7.1 Latar Belakang dan Konteks

139

7.2 Struktur Program Kurikulum SMA 1975.

143

7.3 Struktur Program Pendidikan Umum ...

147

7.4 Tujuan Program Pendidikan Umum

148

7.5 Materi Program Pendidikan Umum

157 .

8. Program Pendidikan Umum dalam Kurikulum

SMA 1984

164

8.1 Latar Belakang dan Konteks

164

Q.2 Struktur Program Kurikulum SMA 1984.

169

8.3 Struktur Program Pendidikan Umum ...

172

8.4 Tujuan Program Pendidikan Umum

177

8.5 Materi Program Pendidikan Umum

I84

BAB.IV

PEMBAHASAN PERKEMBANGAN PROGRAM

PENDIDIKAN '

UMUM DALAM KURIKULUM SMA SEJAK TAHUN

1945

SAMPAI DENGAN 1984

...

203

1. Analisis Perkembangan Pemikiran

tentang

Pendidikan Umum

204

1.1 Perkembangan Pemikiran pada

Masa

Penjajahan Belanda

204

1.2 Perkembangan Pemikiran pada

MaSa

Penjajahan Jepang

210

1.3 Perkembangan Pemikiran pada

Masa

1945 - 1951

213

1.4 Perkembangan Pemikiran pada

Masa

1952 - 1959

224

1.5 PerKembangan Pemikiran pada

Masa

1966 - 1973

242

1.6 Perkembangan Pemikiran pada

Masa

(7)

X I

2. Analisis Perkembangan Tujuan Program

Pendidikan Umum

265

2.1 Analisis Tujuan Pendidikan 1945-1960

265

2.2 Analisis Tujuan Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1964

269

2.3 Analisis Tujuan Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1968

276

2.4 Analisis Tujuan Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1975 282

2.5 Analisis Tujuan Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1984

289

3. Analisis Perkembangan Struktur

Program

Pendidikan Umum

297

3.1 Analisis Struktur Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1964

298

3*2 Analisis Struktur Program Pendidikan

Umum: Kurikulum SMA 1968

300

3.3 Analisis Struktur Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA 1975

302

3.4 Analisis Struktur Program Pendidikan

Umum Kurikulum SMA I984

305

4. Analisis Materi dan Nilai-nilai yang

Ter-kandung dalam Program Pendidikan Umum

dan Perkembangannya

310

4.1 Analisis Materi dan Nilai-nilai da

lam Program Pendidikan Umum Kuriku

lum SMA 1964

310

4.2 Analisis Materi dan Nilai-nilai da

lam Program Pendidikan Umum Kuriku

lum SMA 1968

32h

4.3 Analisis Materi dan Nilai-nilai.

da

lam Program Pendidikan Umum Kuriku

lum sma 1975

351

4.4 Analisis Materi dan Nilai-nilai da

lam Program Pendidikan Umum Kuriku

(8)

xii

BAB V RANGKUMAN, KESIMPULAN, DAN SARAN

263

A. RANGKUMAN,

^

B> KESIMPULAN

3?2

C. SARAN-SARAN.

?6

DAPTAR BACAAN

* ••• j/oO

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAPTAR TABEL DAN GAMBAR

[image:9.595.69.519.96.819.2]

A. Daptar Tabel;

Tabel I

Struktur Program Rencana Pelajaran (Kuri

kulum) SMA Masa 1945-1951 62

Tabel II

Struktur Program Kurikulum VHO (SMA-Fede

ral)

67

Tabel III

Struktur Program Kurikulum SMA 1952

76

Tabel IV

Struktur Program Kurikulum SMA 1958

83

Tabel V

Struktur Program Kurikulum SMA I964

101

Tabel VI

Struktur Program Kurikulum SMA 196.8

130

Tabel VII

Struktur Program Kurikulum SMA 1975

1^6

Tabel VIII Struktur Program Kurikulum SMA 1984

173

Tabel IX

Perkembangan Unsur-unsur Pendukung Prog

ram Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA..

308

Tabel X

Perkemba-ngan Mata Pelajaran-mata Pelajar

an Program Pendidikan Umum dalam Kuriku

lum SMA

'

309

Tabel XI

Perkembangan Tujuan Program Pendidikan

Umum

39Q

Tabel XII

Intisari Perkembangan Program

Pendidikan

Umum

-zgi

Tabel XIII Intisari disain penelitian dan hasil-hasil

Penelitian

392

^. Daptar Garnbar:

Gambar

1 Model Analisis Perkembangan Program Pendi

dikan Umum dalam Kurikulum SMA dilihat da

ri setiap Aspek

22.

Gambar

2

Hubungan Bidang Studi Program

Pendidikan

Umum dengan Tujuan Pendidikan Nasional...

156

(10)

Gambar 3 Perkembangan Program Pendidikan Umum di

Indonesia beserta faktor-faktor

yang

me mpe ngar uninya

[

Gambar

4

Pancasila sebagai dasar* program

Pendi

dikan Umum di Indonesia beserta

Per-kembangannya

Gambar

5 Arah gar is Perkembangan Program

Pendi

dikan Umum

XIV

387

388

[image:10.595.59.528.148.783.2]
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar. Belakang

Pendidikan di Indonesia mulai memasuki alam

pendi

dikan formal pada sekitar akhir abad kesembilan belas de

ngan didirikannya sekolah-sekolah oleh Pemerintah Hindia

Belanda. Sampai saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945, sistem pendidikan

yang

berlaku

di Indonesia adalah sistem pendidikan kolonial (penjajah )

yang lebih banyak ditujukan untuk kepentingan

kolonial

sendiri. Memang telah ada beberapa sekolah nasional

yang

didirikan oleh kalangan Bumiputra, misalnya sekolah-seko

lah Muhammadiyah, Taman Siswa, INS Kayutanam,

dan lain

-lainnya, namun suasana umum pendidikan di Indonesia

pada

masa sebelum tahun 1945 diatur oleh kebijaksanaan Peme

rintah Colonial. Baru setelah Indonesia merdeka pada tang

gal 17 Agustus 1945» maka Pemerintah Republik Indonesia

dapat menata dan menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan

nasional sendiri.

Masa Indonesia merdeka telah berjalan lebih dari

em-pat puluh tahun. Sebagaimana layaknya setiap bangsa,

yang

tidak bersifat statis selamanya, maka bangsa Indonesia pun

mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan,

baik

di-rencanakan maupun tidak didi-rencanakan. Perkembangan

yang

terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu

bangsa

dapat

(12)

terjadi pada berbagai bidang kehidupan masyarakat

atau

bangsa itu, termasuk pada bidang pendidikan.

Sistem pendidikan nasional, dalam arti

pendidikan

yang diselenggarakan dan berorientasi pada tujuan nasional,

sejak tahun 1945 selalu mengalami perkembangan

daa

per

ubahan-perubahan yang ditujukan ke arah perbaikan

dan

pe-nyempurnaan sistem. Perubahan itu terjadi apakah

dalam

bentuk perubahan nama lembaga yang menangani

pendidikan

di Indonesia, perubahan pada sistem persekolahan, perubah

an kurikulum, perubahan struktur program pendidikan,

dan

sebagainya. Perkembangan pada bidang pendidikan

kemungkin-an dapat ter jadi karena perkembkemungkin-angkemungkin-an teori-teori pendidik

an yang baru, karena perkembangan ilmu dan teknologi,

ka

rena tuntutan kebutuhan masyarakat, atau mungkin

oleh

ke-pentingan politik.

Dalam tesis ini digunakan istilah "perkembangan"

program pendidikan umum. Istilah "perkembangan" menunjukan

suatu gerak menuju ke arah atau titik tertentu. Comte

me-mandang bahwa "perkembangan" merupakan gerak yang

akan

mengantarkan setiap manusia atau masyarakat menuju ke arah

kemajuan (Koento Wibisono, 1983 : 98). Namun suatu perkem

bangan tidak selamanya berkembang mulus atau lancar menuju

ke arah kemajuan. Dalara perkembangan mungkin terdapat

ada-nya perubahan-perubahan yang mencerminkan suatu irama

(13)

3

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam perkem

bangan program pendidikan pun terdapat perubahan-perubahan

sebagai irama perkembangannya. Perubahan-perubahan

yang

ter jadi dalam perkembangan pendidikan pada umumnya

antara

lain berupa adanya perubahan-perubahan kurikulum.

Suatu

kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya

perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum

antara

dua periode waktu tertentu

yang disebabkan oleh

adanya

usaha yang sengaja (Rochman Natawidjaja, 1976 : 22).

Oleh

karena eratnya kaitan istilah perkembangan dan

perubahan,

maka dalam tesis ini kedua istilah tersebut digunakan

se-suai dengan konteksnya.

Ada beberapa penelitian yang telah mengkaji

perkem

bangan pendidikan di Indonesia, baik yang mengkaji sejarah

perkembangan pendidikan di Indonesia secara umum

maupun

yang mengkajiaspek-aspek atau bagian-bagian tertentu dari

sistem pendidikan di Indonesia. Peneliti beranggapan bahwa

masih belum ada penelitian yang secara khusus

mengkaji

perkembangan program pendidikan umum (general. education)

dalam pendidikan formal di Indonesia. Padahal program pen

didikan umum atau general education ini kemungkinan selalu

ada dalam setiap kurikulum sekolah di Indonesia, baik pada

tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pada

(14)

Untuk kesepakatan konsep tentang pendidikan

umum,

maka yang dimaksud dengan pendidikan umum (general educat

ion) dalam tesis ini, bukanlah suatu jenis sekolah

umum

sebagai lawan dari sekolah kejuruan, raelainkan suatu prog

ram yang terpadu dengan keseluruhan kurikulum, yang

terdi-ri daterdi-ri beberapa mata pelajaran atau mata kuliah yang

wa-jib diberikan kepada setiap siswa, tanpa membedakan

pada

sekolah mana dan keahlian apa, dan diarahkan untuk membina

kepribadian siswa yang terpadu. Jadi program

pendidikan

umum akan diikuti atau diterima oleh semua siswa

(mahasis-wa) yang mengikuti pendidikan formal di Indonesia.

Program pendidikan umum tidak dimaksudkan untuk

men-ciptakan kecerdasan (intelektual) saja atau keahlian

khu-sus pada diri - siswa, . melainkan lebih ditujukan pada

pembinaan kepribadian siswa secara utuh, terutama

pembi

naan aspek afektifnya. Dalam rumusan lain, pendidikan umum

adalah untuk membina

para siswa men jadi pribadi,

warga

masyarakat dan warga negara yang baik dan bertanggung

ja-wab.

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, Sekolah

Mene-ngah Umum Tingkat Atas (SMA) merupakan salah

satu

jenis

sekolah tingkat menengah (pendidikan menengah). Sejak

ta

hun 1945 sampai dengan sekarang, Sekolah Menengah Umum

Tingkat Atas ( selanjutnya dalam tesis ini disebut SMA sa

(15)

perubahan-perubahan. Perubahan yang mencolok adalah pada

perubahan

kurikulumnya, yang sejak tahun I945 sampai dengan

tahun

1984 telah mengalami perubahan sebanyak enam kali;

suatu

perubahan yang dapat dikatakan sering. Perubahan-perubahan

kurikulum SMA itu terjadi pada tahun 1952, 1958, 1964,1968,

1975, dan 1984.

Dengan terjadinya perubahan kurikulum SMA yang sudah

beberapa kali itu sangat menarik untuk diketahui

terdapat

tidaknya sosok program pendidikan umum pada setiap kuriku

lum SMA tersebut dan bagaimana pula wujud

atau

bentuk

programnya, serta faktor-faktor apa pula yang

melatarbela-kangi perubahan-perubahannya. Terjadinya perubahan-perubah

an kurikulum SMA sejak tahun 1945, yang diperkirakan

mem-bawa perubahan pada program pendidikan umumnya

(general

education) inilah yang merupakan latar belakang

paling

pokok dari penelitian ini.

Jadi, hal pokok yang melatarbelakangi penelitian ini

adalah terjadinya perubahan-perubahan pada kurikulum SMA

dan struktur program pendidikan umumnya, dan

juga karena

ketiadaan penelitian secara historis tentang perkembangan

pendidikan umum di Indonesia.

Penelitian historis tentang perkembangan program pen

didikan umum di SMA ini mengambil kurun waktu antara tahun

1945 sampai dengan tahun 1984. Menurut anggapan

peneliti,

(16)

pendidikan di Indonesia pada umumnya dan SMA pada khusus

nya. Tahun 19^5 merupakan tahun penting, karena pada tahun

tersebut bangsa Indonesia merdeka dan sejak saat itu Peme

rintah Republik Indonesia mulai menyelenggarakan

sistem

pendidikan nasional sendiri. Sejak tahun 1945 itulah pen

didikan bagi bangsa Indonesia diatur dan diselenggarakan

oleh Pemerintah dan bangsa Indonesia sendiri, bukan

oleh

Pemerintah penjajah seperti sebelumnya. Dengan demikian,

SMA pun pada tahun 1945 mengalami fase perubahan

penting

karena telah mulai memasuki suatu sistem pendidikan nasion

al, bukan sistem kolonial lagi.

Sedangkan tahun 1984 dipandang penting, karena

pada

tahun 1984 itu mulai diberlakukan kurikulum yang

terbaru

untuk SMA yang masih berlaku sampai saat penelitian

ini

dilakukan. Demikian alasan mengapa penelitian ini

mengam-bil kurun waktu I945 sampai dengan 1984.

Z. Efllsua Masalah

SMA telah beberapa kali mengalami perubahan kuriku

lum sejak tahun 1945 sampai dengan tahun I984. Bermula da

ri perubahan kurikulum warisan kolonial ke dalam kurikulum

nasional, yang secara formal ter jadi dengan keluarnya Ren

cana Pelajaran tahun 1952. Pada masa Republik

Indonesia

Serikat (RIS), selain di negara bagian HI, pernah berlaku

(17)

lingkup-7

nya terbatas. Rencana Pelajaran tahun 1952 kemudian

digan-ti dengan Rencana Pelajaran SMA tahun 1958.

Selanjutnya,

suasana kehidupan politik Orde Laffla yang menjadikan

poli-tik sebagai panglima dalam setiap aspek kehidupan bangsa,

melahirkan Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA tahun 1964.

Lahirnya Orde Baru yang melakukan koreksi total ter

hadap Orde Lama akhirnya menganggap bahwa kurikulum

(Ren

cana Pelajaran) SMA 1964 tidak sesuai lagi, sehingga perlu

dilakukan perubahan. Maka lahirlah Rencana Pendidikan dan

Pelajaran SMA tahun 1968. Namun tidak lama kemudian

kuri

kulum ini pun dianggap banyak memiliki kekurangan, sehing

ga akhirnya diubah dengan kurikulum SMA 1975, yang

diang

gap lebih sesuai untuk memenuhi tuntutan pembangunan.

Ku

rikulum SMA 1975 ini pun kemudian mengalami perubahan pula

dengan lahirnya Kurikulum SMA 1984 yang masih berlaku sam

pai penelitian ini dilakukan.

Terjadinya perubahan kurikulum SMA tersebut

diperki-rakan membawa perubahan pula pada program pendidikan umum

nya (general education). Hai ini mendorong beberapa

perma-•salahan dalam diri peneliti yang mendorong pula untuk me

lakukan penelitian.

Oleh karena penelitian ini diharapkan bukan

sekedar

menyusun deskripsi data saja, melainkan melakukan juga ana

(18)

8

masalah akan membantu memper jelas masalah apa yang

akan

diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini difokuskan pa

da masalah perkembangan program pendidikan umum dalam ku

rikulum SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun

1984-Per-masalahan ini lebih lanjut dijabarkan dalam

pertanyaan

-pertanyaan berikut:

1) Adakah program pendidikan umum dalam setiap

kurikulum

SMA sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984? jika ada

bagaimana bentuk atau sosok programnya?

2) Perubahan-perubahan apa yang ter jadi pada program pen

didikan umum pada kurikulum SMA sejak tahun 1945 sampai

dengan tahun 1984?

3) Mengapa ter jadi perubahan pada program pendidikan umum

dalam kurikulum SMA; dengan kata lain, faktor-faktor

apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan-perubah

an pada program pendidikan umum dalam kurikulum SMA se

jak tahun I945 sampai dengan tahun 1984?

Dengan fokus permasalahan tersebut di atas, maka

pe-. nelitian ini tidak sekedar melakukan deskripsi atau

mem

(19)

3« Ruarig Lingkup Penelitian

Program pendidikan umum merupakan program yang wajib

diikuti oleh semua siswa (mahasiswa) dan wajib

diberikan

di semua jenjang dan jenis pendidikan formal, mulai

dari

taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik pa

da sekolah kejuruan maupun sekolah umum, baik negeri

mau

pun swasta, baik yang ada di bawah Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan maupun pada sekolah yang ada di bawah

de-par temen-de de-part emen lainnya. Dengan demikian dapat dilihat

bahwa cakupan penerapan program pendidikan umum ini sangat

luas. Dengan melihat hal tersebut di atas, maka

dirasakan

perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar pene

litian ini lebih terfokus dan mendalam.

Adapun ruang lingkup penelitian tentang perkembangan

program pendidikan umum di SMA ini adalah sebagai berikut:

a) yang diteliti hanya perkembangan program

pendidikan

umum yang terdapat dalam setiap kurikulum SMA (biasa)

sejak tahun 1945 sampai dengan tahun 1984, yang

secara

resmi dikeluarkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia,

termasuk juga kurikulum SMA-Federal (VHO)

pada

masa

Republik Indonesia Serikat. Penelitian ini tidak akan

meneliti program pendidikan umum yang terdapat pada ku

rikulum SMA PPSP, SMTA lainnya, SD, SMTP, maupun

per

(20)

10

b) Ruang lingkup aspek-aspek yang diteliti dalam

perkem

bangan program pendidikan umum di SMA ini meliputi da

sar, latar belakang, perkembangan pendidikan umumnya

sendiri, tujuan program pendidikan umum, struktur prog

ram pendidikan umum (termasuk nama-nama mata

pelajar-annya), materi (isi) program pendidikan umum, nilai-ni

lai yang terkandung dalam pendidikan umum, dan

juga

masalah-masalah yang muncul dalam perkembangan

program

pendidikan umum.

c) Penelitian ini akan lebih difokuskan pada perkembangan

program pendidikan umum dalam kurikulum secara

konsep-eional. Dengan kata lain, kurikulum yang dimaksudkan di

sini adalah kurikulum sebagai disain, yang

merupakan

suatu dokumen yang dipakai sebagai titik

tolak

bagi

Perencanaan pengajaran (Anwar Jasin, 1982 : 17);

bukan

kurikulum dalam pengertian Alberty (1965) yang

meng-artikan kurikulum sebagai semua kegiatan yang

disedia-kan oleh sekolah bagi siswa. Penelitian ini pun

tidak

akan terlalu jauh untuk meneliti pelaksanaan

program

pendidikan umum di lapangan dan tidak akan meneliti pu

la hasil-hasilnya.

k* Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentu akan berjalan dengan baik dan

(21)

11

a) untuk memperoleh suatu gambaran (deskripsi)

yang jelas

tentang wujud dan perkembangan serta perubahan program

pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun

1945

sampai dengan tahun 1984;

b) untuk memperoleh kejelasan tentang perubahan-perubahan

apa saja yang ter jadi dalam program pendidikan

umum,

sejak tahun 1945 sampai dengan 1984;

c) untuk mengetahui tentang hal-hal atau faktor-faktor yang

melatarbelakangi perkembangan dan perubahan

program

pendidikan umum dalam kurikulum SMA sejak

tahun

1945

sampai dengan tahun 1984; dan

d) untuk menyusun suatu analisis historis yang

bermakna

tentang arah perkembangan program pendidikan umum di In

donesia, khususnya di SMA, sejak tahun 1945 sampai de

ngan tahun 1984. Diharapkan dari hasil analisis

terse

but dapat memperoleh kesimpulan dan generalisasi

ten

tang perkembangan program pendidikan umum di SMA selama

i n i .

5. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang aspek historis pendidikan di

In

donesia masih belum banyak dilakukan. Penelitian historis

yang telah ada pun pengkajiannya dilakukan terhadap

per

kembangan pendidikan di Indonesia secara umum.

Peneliti

(22)

12

masalah khusus, yaitu tentang perkembangan program

pendi

dikan umum (general education) seJak: masa kemerdekaan

sampai dengan

berlakunya kurikulum

tahun 1984

untuk

tingkat SMA.

Dari hasil penelitian ini diharapkan

akan

membawa

kegunaan yang positif bagi dunia pendidikan di

Indonesia,

khususnya pada pendidikan formal. Setidak-tidaknya

hasil

penelitian ini akan memperkaya khazanah informasi atau da

ta tentang perkembangan pendidikan di Indonesia sejak masa

kemerdekaan sampai dengan tahun 1984, khususnya

dalam

program pendidikan umum di sekolah menengah umum

tingkat

atas. Dari hasil penelitian ini pun akan diketahui

faktor-faktor yang melatarbelakangi perkembangan program

pendi

dikan umum dari satu periode ke periode berikutnya.

Hasil penelitian yang peneliti lakukan

diharapkan

juga membawa implikasi

praktis

bagi dunia pendidikan

di

Indonesia, yang menyangkut program

pendidikan umum.

Oleh

karena itu penelitian ini hasilnya

diharapkan

dapat

memberi sumbangan bagi para perencana dan pengelola pendi

dikan di Indonesia dalam menentukan kebijaksanaan pendidik

an, khususnya yalag menyangkut program pendidikan umum.

6"« Pertanyaan Penelitian

Untuk memandu penelitian tentang

perkembangan

(23)

13

masalah penelitian perlu dijabarkan dalam beberapa

perta

nyaan penelitian seperti di bawah ini:

1) Masalah ada tidaknya program pendidikan umum dalam

se

tiap kurikulum SMA

sejak tahun 1945 sampai dengan

ta

hun 1984 dan bentuk/sosok programnya:

1.1 Adakah program pendidikan umum di SMA pada:

1.1.1 Kurikulum masa tahun 1945-1951;

1.1.2 Rencana Pelajaran SMA-Federal (VHO) 1949;

1.1.3 Rencana Pelajaran SMA tahun 1952;

1.1.4 Rencana Pelajaran SMA tahun 1958;

1.1.5 Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA th.1964;

1.1.6 Rencana Pendidikan dan Pelajaran SMA th.1968;

1.1.7 Kurikulum SMA tahun 1975; dan

1.1.8 Kurikulum SMA tahun 1984.

1.2 Bagaimanakah sosok atau bentuk program

pendidikan

umum dalam setiap kurikulum SMA tersebut ?

1.2.1 bagaimanakah kedudukan program pendidikan umum

di dalam keseluruhan struktur program kuriku

lum SMA?

1.2*2 alasan apa yang mendasar masuknya

program

pendidikan umum dalam kurikulum SMA?

1.2.3 apakah yang men jadi tujuan program pendidikan

umum dalam sstiap kurikulum SMA?

1.2.4 mata pelajaran/bidang studi apa saja

yang

(24)

14

1.2.5 bagaimanakah isi (materi) pelajaran

dalam

setiap mata pelajaran program pendidikan umum?

2) Masalah perkembangan dan perubahan-perubahan yang

ter-jadi pada program pendidikan umum dalam kurikulum

SMA

sejak tahun 1945 sampai dengan tahun I984:

2.1 bagaimanakah perkembangan dan perubahan yang ter ja

di pada tujuan program pendidikan umum?

2.2 bagaimanakah perkembangan dan perubahan yang ter ja

di pada struktur program pendidikan umum?

2.3 bagaimanakan arah kecenderungan perkembangan

dan

Perubahan yang ter jadi pada materi program pendidik

a n umum?

2.4 bagaimanakah perkembangan dan perubahan nilai-nilai

yang terdapat dalam program pendidikan umum?

3) Masalah faktor-faktor yang melatarbelakangi/mempengaruhi

perkembangan dalam setiap aspek program pendidikan umum:

3.1 adakah faktor politik yang mempengaruhi perkembang-"

an program pendidikan umum?

3.2 adakah faktor-faktor paedagogis dan faktor - faktor

lain yang mempengaruhi perkembangan tersebut?

7. %tp4e dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

(25)

15

mempergunakan metode historis adalah penyelidikan yang

mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari

perspek-tif historis suatu masalah. Selanjutnya ia menambahkan pu

l a bahwa:

metode historis merupakan sebuah proses yang meli puti pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa

atau gagasan yang timbul di masa lampau, untuk

me-nemukan generalisasi yang berguna dalam usaha me-mahami kenyataan-kenyataan sejarah, malahan yang

juga dapat berguna untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan d&tang (Wi-narno Surachmad, 1970 : 123).

Sartono Kartodirdjo (1982 : 70) membagi dua jenis

metode historis, yaitu metode historis naratif dan metode

- - i

historis analitis. Ia menyatakan bahwa:

«... Pada umumnya sejarah yang deskriptif dan na ratif hanya menguraikan kejadian-kejadian dengan dimensi ruang dan waktu, sedang karangan sejarah yang analitis hendak menguraikan kausalitas, fak

tor-faktor kondisional dan determinan - determinan

dari peris tiwa sejarah.

Berkaitan erat dengan metode sejarah analitis adalah

metode developmentalisme, yang juga dikemukakan oleh

Sartono Kartodirdjo sebagai berikut:

Di samping metode naratif maka muncullah

sebagai

pengaruh pelbagai kecenderungan metode development

alisme yang akan melihat pola-pola perkembangan,

kelangs-ungan serta perubahan-perubahan ( Sartono

Kartodirdjo, 1982 : 4 ).

Dalam kaitannya dengan metode historis ini,

Winarno

Surachmad (1970 : 127) mengemukakan adanya beberapa

jenis

penyelidikan historis, yaitu: (1) penyelidikan

komparatif

(26)

16

bibliografi, dan (4) penelitian biografis.

Dari beberapa macam dan jenis metode historis

ter

sebut di atas, untuk keperluan penelitian tentang perkem

bangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA,

pene

liti akan mengambil metode-metode berikut dengan cara

di-kombinasikan:

a) Metode deskriptif (naratif), yang perlu diambil sebagai

usaha untuk menguraikan dan memberi gambaran

tentang

keadaan program pendidikan umum pada setiap

kurikulum

SMA dalam setiap kurun waktu secara kronologis.

Juga

untuk menggambarkan situasi-situasi dunia politik Indo

nesia pada umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya,

yang berkaitan erat dengan masalah perkembangan program

pendidikan umum;

b) Metode sejarah analitis-developmentalisme , yang

meru

pakan inti dari penelitian ini, yang akan melihat seca

ra kritis-analitis terhadap pola-pola perkembangan, per

ubahan-perubahan dan kelangsungan dari program

pendi

dikan umum dalam kurikulum SMA dan juga terhadap

fak

tor-faktor kondisional dan determinan-determinan

dari

perkembangan dan perubahan-perubahan itu; dan

c) Metode analitis dalam bentuk komparatif-historis, untuk

membantu metode analitis-developmentalisme. Metode

ini

(27)

17

program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA, an

tara lain dengan meliliat persamaan dan perbedaannya ser

ta arah perkembangannya.

Metode developemnentalisme (metode perkembangan) dan

metode komparatif (perbandingan) tersebut di atas,

secara

khusus akan diterapkan pada tahap analisis dan

interpreta-si data, yang akan dijelaskan lebih Ianjut.

Adapun teknik penelitian yang tepat untuk mendukung

studi historis yang digunakan dalam penelitian Jni adalah

teknik analisis-dokumentasi. Jadi penelitian ini akan

me-ngumpulkan dan menganalisis data dengan cara

menganalisis

d o kume n-d o kume n.

8* ^PS^h-langkah Pokok Penelitian

Penelitian yang menggunakan metode historis memiliki

karakteristik tersendiri dibandingkan

penelitian

yang

menggunakan metode deskriptif ataupun metode

eksperimen

dalam hal langkah-langkahnya. Salah satu contoh

langkah-langkah penelitian historis adalah seperti yang

dikemuka-kan oleh Winarno Surachmad (1970 : I24) yang mengemukadikemuka-kan

bahwa pada umumnya metode historis berlangsung menurut

po-la sebagai berikut: (l) pengumpupo-lan data, (2)

pernilaian

data, (3) penafsiran data (sedikitnya: penyusunan data),

(28)

18

Langkah penelitian yang peneliti

lakukan hampir

mi-rip dengan yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad seperti

tersebut di atas, yakni sebagai berikut:

1) pengumpulan data;

2) penilaian data;

3) heuristik (penyusunan data);

4) analisis dan interpretasi data; dan

5) penyimpulan.

Dalam tahap pengumpulan data, maka data

yang

ber-kaitan dengan masalah penelitian dikumpulkan.

Data

yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berasal dari

doku-men-dokumen tertulis, dalam kurun waktu antara tahun

1945

sampai dengan tahun 1984.

Setelah dokumen-dokumen tertulis yang berisikan data

penelitian terkumpul, langkah berikutnya adalah

melakukan

penilaian data atau kritik historis. Menurut Winarno

Su

rachmad (1970 : 127), kritik historis merupakan cara-cara

untuk meneliti apakah fakta-fakta sejarah itu

benar-benar

asli dan dapat dipercayai ataukah tidak.

John W.

Best

(1982 : 394) menambahkan bahwa data terpercaya (yang dapat

digunakan dalam'penelitian sejarah) yang ditarik dari data

sejarah melalui proses kritik sejarah

(kritik

historis)

disebut bukti sejarah.

(29)

19

meneliti keaslian atau otentisitas data, yakni dengan

ber-tanya apakah sumber data itu adalah sumber yang asli atau

sumber palsu atau tiruan. Kritik intern adalah kelanjutan

dari kritik ekstern, yang bertujuan untuk meneliti

kebe-naran isi (data) sumber itu. Jadi bila sumber data itu te

lah diketahui sebagai sumber yang asli, maka perlu

diketa-hui pula apakah isi sumber itu dapat dipercayai kebenaran

dan ketelitiannya.

Setelah melalui kritik historis, maka tahap

berikut-nya adalah tahap heuristik. Dalam tahap ini peneliti mela

kukan inventarisasi sumber-sumber data yang akan

dianalis-is dan menyajikannya secara deskriptif. Dalam tahap

ini,

data yang telah terkumpul dan teruji kebenarannya disusun

secara deskriptif dan menurut alur kronologis. Tahap

heu

ristik dalam tesis ini disajikan dalam bab III.

Pada tahap heuristik, data yang terkumpul

disusun

apa adanya. Interpretasi dari peneliti terhadap data

ter

sebut belum dilakukan. Oleh karena itu dalam tahap ini

ob-yektifitas masih terjaga, karena belum mendapat interpre

tasi peneliti yang kemungkinan dipengaruhi subyektifitas.

Suatu fakta atau data tidak mungkin dapat berbicara

sendiri, dengan kata lain tidak dapat dimengerti atau

di-lukiskan oleh fakta atau data itu sendiri. Oleh karena

itu

(30)

20

dianalisis dan diinterpretasikan (ditafsirkan) lebih

Ianjut.

Sartono Kartodirdjo (198.2 : 83) mengingatkan: "Se

jarah hendaknya tidak semata-mata bercorak deskriptif,

melainkan deskritif-analitis; erat hubungannya dengan itu,

jangan bersifat faktual belaka, tetapi kritis." Jadi

da

lam penelitian historis, tahap analisis dan interpretasi

yang kritis dan tajam merupakan tahap yang paling

pen

ting.

Jika dalara tahap heuristik, peneliti tidak melakukan

intervensi

dan tanggapan atau interpretasi terhadap data,

sehingga data yang tersaji masih obyektif, maka dalam ta

hap analisis atau interpretasi data, subyektifitas peneli

ti dapat turut campur. Meskipun demikian, subyektifitas pe

neliti dalam menginterpretasi data akan diusahakan

dijaga

agar tidak terlalu jauh, sehingga obyektifitas penelitian

pun dapat d i per tana nkan.

Tahap berikutnya setelah melakukan analisis dan

in

terpretasi data adalah tahap penyimpulan, yakni

membuat

kesimpulan-kesimpulan dari hasil

analisis dan interpreta

si data. Jika mungkin dari tahap ini bisa dihasilkan

gene-ralisasi-generalisasi dan hipotesis dari apa yang

telah

(31)

21

9. Model Analisis

Dalam menganalisis data penelitian

tentang perkem

bangan program pendidikan umum dalam kurikulum SMA ini di

gunakan metode analisis komparatif dan metode

analisis

perkembangan. Metode analisis komparatif digunakan

untuk

membandingkan tiap-tiapprogram pendidikan umum dalam seti

ap kurikulum SMA (Kurikulum SMA 1945-1951, VHO-1949, Kuri

kulum SMA 1952, 1958, 1964, 1968, 1975, dan 1984),

yang

meliputi aspeK tujuan, struktur program, dan materinya.

Selain itu juga dibandingkan konteks sosial-politik

dan

pendidikan nasional (latar belakang) serta faktor - faktor

pengaruh yang berkaitan dengan kurikulum SMA pada

setiap

periode.

Metode analisis perkembangan merupakan lanjutan dari

analisis-komparatif. Dalam analisis perkembangan

(develop-mentalisme) ini akan dilihat pola-pola dan arah

kecende-rungan perkembangan dan perubahan program pendidikan umum,

faktor-faktor kondisional dan determinan yang mempengaruhi

perkembangan dan perubahan program pendidikan umum.

Dengan kedua metode tersebut di atas, dibuat

model

(32)

Kur.SMA ,45-,51 Konteks (Latar bl.kang Tujuan Program-PU

S t r k t r .

•Prograrrf

PU

Materi

Program!"'

PU

r.VHO Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA Kur.SMA

1949 1952 - 1958 1964 • 1968 1975 1984

Konteks (Latar bl.kang Tujuan Program PU Strukt. Prograrr PU Materi Prograir " PU Konteks (Latar bl.kang Tujuan Program PU Strukt. Program PU Materi

"* [Program;

PU Konteks (latar bl.kang Tujuan Prograrr PU

i

Strukt. *Prograirj PU

'la ter i

Pr ograirj PU Konteks (Latar bl.kang Tujuan -* Prograrr PU Strukt. Program!—^ PU Konteks (Latar bl.kang Tujuan "^(Prograrr PU Strukt. Program PU Konteks (Latar bl.kang Tujuan Prograir Strukt. "* Prograir PU

Gb. 1 Model analisis perkembangan program pendidikan

umum dalam kurikulum SMA dilihat dari setiap aspek.

(33)

23

Keterangan:

Aspek-aspek yang dibandingkan dalam perkembangan

program

pendidikan umum pada setiap kurikulum SMA di atas meliputi:

konteks (latar belakang) sosial-politik dan kebijakan pen

didikan nasional yang berkaitan erat dengan perubahan ku

rikulum dan program pendidikan umum; tujuan program

pen

didikan umum secara keseluruhan dan tujuan setiap mata pel

ajaran program pendidikan umum; struktur program pendidik

an umum (komposisi mata pelajaran pendidikan lamum)

dan

materi program pendidikan umum.

10. Sumber Data

Sesuai dengan metode dan teknik penelitian yang

dilakukan, maka data yang akan peneliti kumpulkan dan ana

lisis adalah bersumber dari data historis tentang

pendi

dikan di Indonesia sejak tahun 1945 sampai dengan

tahun

1984 dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis.

Di dalam studi historis dikenal dua macam

sumber

data, yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer ada

lah sumber yang memberikan data langsung dari tangan

per-tama; sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang

mengu-tip dari sumber lain. Sumber data yang paling baik

digu

nakan dalam studi historis adalah sumber primer

(sumber

asli); sumber sekunder dapat dipakai hanya apabila sumber

(34)

24

Dalam penelitian ini peneliti berusaha sedapat mung

kin untuk memperoleh sumber data primer, namun

ternya-ta tidak semuanya dapat diperoleh. Daternya-ta sesudah ternya-tahun I960

banyak diperoleh dari sumber primer, sedangkan data primer

sebelum tahun I960 sulit diperoleh, sehingga perlu

meng

gunakan sumber data sekunder.

Adapun sumber data yang digunakan berupa:

a) produk yuridis-formal dari lembaga-lembaga negara (UUD,

ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah);

b) kebijakan-kebijakan pendidikan yang dikeluarkan

oleh

para pejabat pendidikan di Indonesia (Menteri,

Dirjen,

Direktur), khususnya tentang Sekolah Menengah Umum Ting

kat Atas);

c) dokumen kurikulum SMA, beserta bahan-bahan yang

ber-sangkutan dengan penyusunannya;

d) buku teks mata pelajaran bidang pendidikan umum;

e) buku-buku dan hasil penelitian tentang sejarah

pendi

dikan di Indonesia;

f) bahan-bahan yang berkaitan dengan konteks sosial-politik

yang melatarbelakangi perubahan-perubahan kurikulum SMA,

(35)

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN. UMUM

DALAM KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1984

Pada bab ini akan diuraikan secara deskriptif

perkem-bangan program pendidikan umura dalam kurikulum SMA dari ta

hun I945 sampai dengan tahun I984, yang meliputi

kurikulum

SMA 1945-1951, Kurikulum SMA-Federal (VHO), 1949, kurikulum

SMA 1952, 1958, 196i+, 1968, 1975, dan 1984. Deskripsi

pada

tiap kurikulum tersebut meliputi deskripsi la tar

belakang

yang berupa konteks politik dan konteks kebijakan pendidik

an ketika kurikulum itu lahir, deskripsi tentang struktur

kurikulum, struktur program pendidikan umum, tujuan program

pendidikan umum, dan materi program pendidikan umum. Dalam

bab ini data akan disajikan apa adanya secara naratif tanpa

adanya suatu analisis dan interpretasi. Analisis dan

inter-pretasi baru akan dilakukan pada bab IV.

!• Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku

lum) SMA masa 1945-1951

1,1 Latar Belakang dan Konteks

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tonggak

penting

dalam kehidupan bangsa Indonesia, karena raerupakan saat

bangsa Indonesia meraproklamasikan kemerdekaannya,

setelah

selama berabad-*bad berada di bawah penjajahan bangsa lain.

Proklamasi kemerdekaan nerupakan tonggak pemisah

antara

(36)

kehidupan bangsa Indonesia yang sebelumnya diatur dan

di-kendalikan oleh penguasa kolonial (penjajah) dengan kehi

dupan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat, yakni

suatu kehidupan yang diatur dan ditentukan .atas kehendak

bangsa Indonesia sendiri.

Meraasuki alam Indonesia merdeka, bangsa Indonesia

segera menata segala aspek kehidupannya (ideologi,

poli-tik, ekonomi, sosial, budaya) yang sesuai dengan seraangat

Indonesia merdeka, dan menanggalkan hal-hal yang berbau

semangat penjajah. Penataan kehidupan baru ini tentu

me-nyangkut juga bidang pendidikan.

Setelah memproklamasikan kemerdekaannya , ternyata

bangsa Indonesia yang baru merdeka itu harus menghadapi

hambatan dan tantangan baru, baik yang berasal dari bangsa

Indonesia sendiri maupun dari bangsa lain, sehingga

menun-tut bangsa Indonesia untuk merapertahankan kemerdekaan dan

kedaulatannya. Hambatan pertama da tang dari pihak tentara

pendudukan Jepang yang tidak mau begitu saja menyerah dan

dilucuti senjatanya, karena mereka ingin tetap

memperta-hankan status quo.

Tantangan berikutnya da tang dari pihak Sekutu

(ing-gris) yang datang pada bulan September 1945. Sebenarnya

mereka da tang untuk melucuti tentara Jepang, namun mereka

(37)

Sekutu kemudian ternyata melakukan tindakan-tindakan yang

menimbulkan permusuhan dengan bangsa Indonesia, sehingga

menimbulkan bentrokan-bentrokan.

Tantangan yang lebih keras da tang dari pihak Belanda

yang datang kembali ke Indonesia dan berusaha untuk

mengu-asai kembali. Dua kali Belanda melakukan agresi militer

terhadap bangsa Indonesia dan Pemerintah RI semasa

revolu-si firevolu-sik, yang menimbulkan perlawanan bangsa Indonerevolu-sia un

tuk mempertahankan kemerdekaannya. Inilah masa perang ke

merdekaan yang berlansung dari tahun 1945 sampai dengan

1949.

Dalam masa revolusi fisik atau perang kemerdekaan,

tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ternyata bukan

hanya berasal dari bangsa asing, melainkan juga dari

seba-gian bangsa Indonesia sendiri. Partai ^omunis Indonesia

(PKI) pada tahun 1948 melakukan pengkhianatan dengan mela

kukan pemberontakan di Hadiun terhadap Pemerintah RI yang

sah. Kemudian muncul pula pemberontakan Republik Maluku

Selatan (RMS) dan DI/TII.

Semua situasi krisis yang terjadi selama revolusi fi

sik 1945-1949 tentu membawa dampak yang kurang baik bagi

kelancaran roda kehidupan bangsa dan negara Indonesia

se-hari-hari. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal,

sangat merasakan pengaruhnya akibat krisis selama revolusi

(38)

Gambaran tentang keadaan dunia persekolahan pada masa

revolusi fisik (perang kemerdekaan) digambarkan oloh

Su-gianto (1971 : 35) sebagai berikut:

Ketika musuh mulai menduduki kota-kota besar

kita

(Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Sura

baya, Medan, Makasar), maka ketenangan untuk

bel-ajar bagi anak-anak kita di kota-kota besar

tadi,

sudah tidak dapat dijamin lagi.

Beberapa sekolah sudah tidak mungkin dapat

berja-lan lagi. Sekolah-sekolah tersebut terpaksa

harus

diungsikan ke terapat-tempat yang lebih tenang,

ya-itu daerah-daerah yang masih dikuasai oleh

Repub-lik kita.

.... Sekolah-sekolah tersebut dengan sendirinya

tidak dapat berjalan dengan teratur, karena banyak

di antara pemuda pelajar yang meninggalkan

bangku

sekolah untuk menggabungkan diri ke dalam badan-badan perjuangan.

Sementara itu Soegarda ^oerbakawat ja (1970 :

40)mem-berikan gambaran sebagai berikut:

^etika dalam bulan Juli I947 Belanda menyerbu

ke

daerah Republik, maka keadaan sekolah-sekolah

be-rantakan. Para pelajar yang berumur 14 tahun

ke-atas banyak meninggalkan bangku sekolah dan ikut

serta dalam perjuangan . . . Dari Menteri PP & K an tara lain diinstruksikan, bahwa dalam keadaan

apapun juga pendidikan dan pengajaran tetap harus

diusahakan berlangsungnya ... Dari Yogya diusahakan

pemeliharaan pelajar-pelajar yang ada di

terapat-tempat pertahanan

dengan mengirimkan guru-guru ,

buku-buku dan bacaan-bacaan lainnya, agar

mereka

tidak raengalami kemunduran dan terjaga moralnya.

Adanya agresi railiter pertama dari Belanda

tersebut

dihadapi dengan gigih oleh bangsa Indonesia, sehingga

ter-jadi pertempuran-perterapuran. Kemudian terter-jadi

gencatan

senjata dan perundingan-perundingan antara Pemerintah RI

(39)

militer kedua pada bulan Desember 1948. Dengan timbulnya

agresi kedua ini usaha dilapangan pendidikan dan pengajar

an kacau kembali, dapat dikatakan hancur, karena seluruh

Indonesia, kecuali Aceh, diduduki oleh Belanda ( Soegarda

Poerbakawat ja, 1970 : 51). Sebenarnya sebelum agresi kedua

ini pun dunia pendidikan dan pengajaran juga mengalami

ke-kacauan untuk kedua kalinya dengan adanya peristiwa

Madi-un, yaitu pemberontakan Komunis (Sugianto, 1971: 45).

Maea 1945 - 1951 memang rnerupakan masa yang

penuh

pergolakan baik fisik maupun politik. Namun di tengah masa

krisis ini pun kegiatan pendidikan dan pengajaran tidak

terhenti sama sekali, sekalipun banyak meneraui hambatan.

Beberapa kebijakan tentang pendidikan, yang juga menyangkut

pendidikan menengah, telah dibuat selama masa tersebut.

Bangsa Indonesia ketika memasuki masa kemerdekaannya

tidaklah dengan rencana yang kosong dalam bidang pendidik

an, sebab bersamaan dengan penyusunan undang-undang dasar

(UUD) bekerja pula dalam BPUPKI suatu sub Panitia Pendi

dikan dan Pengajaran, dengan Ki Hajar Dewantara sebagai

ketua. Sub Panitia tersebut menyusun 10 pasal Rencana Pen

didikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang di antaranya

adalah sebagai berikut:

*

2) Pemerintah memelihara "Pendidikan Kecerdasan

Akal Budi" untuk segenap rakyat dengan cukup

(40)

3) Sebagaimana garis-garis adab perikemanusiaan

seperti yang terkandung dalam pengajaran agama maka pendidikan dan pengajaran nasional

harus-lah bersendikan agama dan kebudayaan bangsa

serta menuju ke arah keselamatan dan kebahagia-an masyarakat;

*

6) Tentang susunan pelajaran harus ditetapkan

an

tara pengetahuan umum, pendidikan budi pekerti,

pendidikan semangat bekerja, kekeluargaan, cin-ta cin-tanah air sercin-ta keprajuricin-tan. Syarat itu di-wajibkan untuk semua sekolah baik negeri maupun

swasta;

8) Tentang pelajaran Bahasa Indonesia:

a) Bahasa Indonesia harus diajarkan dengan

cu-kup di seluruh Indonesia dari sekolah dasar

sampai perguruan tinggi sebagai bahasa

pe-ngantar.

(Suradi HP, 1986 : 18 )

Peraikiran yang telah dihasilkan oleh tokoh - tokoh

pendidikan dan kebudayaan itu kemudian dipakai sebagai da

sar bagi kebijakan pendidikan dan kebudayaan aeeudah Indo

nesia merdeka.

Menteri PP dan K yang pertama,

Ki Ha jar Dewantara ,

pada tanggal 29 September 1945 mengeluarkan sebuah

instruk-si umum kepada semua kepala sekolah dan guru-guru untuk:

1) Mengibarkan "Sang Merah Putih" tiap-tiap

hari

di halaman sekolah;

2) Melagukan lagu kebangsaan Indonesia Raya;

3) Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan

meng-hapu8kan nyanyian "Kimigajo" (lagu kebangsaan

Jepang);

4) Menghapuskan pelajaran bahasa Jepang serta

se-gala upacara dari Pemerintah Balatentara Jepang; 5) Memberikan seraangat kebangsaan kepada semua

(41)

Masalah pendidikan dan pengajaran rupanya

mendapat

perhatian dari BP KNIP (Badan Pekerja Komite Indonesia

Pu-sat) yang dalam rapatnya pada tanggal 27 Desember 1945 me

ngeluarkan keputusan sebagai berikut:

Mengingat bahwa:

1. Amat perlu adanya pedoman pendidikan dan

peng

ajaran yang sesuai dengan

dasar susunan negara

•"epublik Indonesia;

2. Pendidikan dan Pengajaran ialah suatu alat yang

sebenar-benarnya dalam bangunan negara.

Berpendapat:

bahwa hal itu hanya dapat dicapai jika jiwa

pen

didikan yang sarapai sekarang berlaku

diperbaharui

dengan cara

revolusioner dan tidak dengan

cara

tambahan-tambahan

saja dengan tidak melupakan

yang telah ada.

Mengusulkan:

Kepada Kementrian Pengajaran, supaya dengan

sele-kas mungkin mengusahakan agar pembaharuan pendidik

an dan pengajaran dijalankan sesuai dengan rencana

pokok-pokok usaha pendidikan dan pengajaran

baru

yang kami lampirkan ini.

Pokok-pokok usaha pengajaran dan pendidikan dari

BP

KNIP ada 10 butir (pasal)', namun hanya akan dikutip

seba-gian saja, yang berkaitan dengan kepentingan

penelitian,

yaitu sebagai berikut:

1) Untuk menyusun masyarakat baru

perlu

adanya

perubahan pedoman pendidikan dan pengajaran.

Paham perse or angan yang hingga kini berlaku

ha-ruslah diganti dengan paham kesusilaan dan rasa

kemanusiaan yang tinggi. Pendidikan dan

peng

ajaran harus membimbing murid-raurid

menjadi

warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab.

. . . *

3) %thodik yang berlaku di sekolah-sekolah

hen-daklah

berdasarkan sistem sekolah

kerja

agar

(42)

5) a. Pengajaran agama hendaklah mendapat

tempat

yang teratur seksama, hingga cukup mendapat

perhatian yang semestinya dengan tidak me-ngurangi kemerdekaan golongan-golongan yang

berkehendak mengikuti kepercayaan yang

di-peluknya . . . .

9) Pengajaran kesehatan dan olah raga

hendaklah

teratur sebaik-baiknya hingga terdapat kemudian

hasil kecerdasan rakyat yang harmonis.

(Soegarda Poerbakawat ja , 1971:38)

Berdasarkan keputusan BP KNIP tersebut di atas ,

Men-teri PP dan K, Mr. Suwandi, melakukan usaha untuk mengubah

sistern pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesu

ai dengan keinginan dan cita-cita masyarakat Indonesia.

Dengan Keputusan Menteri Suwandi tanggal 1 Maret I946

No.

104/Bhg.O telah dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran

di

bawah pimpinan Ki Ha jar Dewantara.

Adapun perintah.Menteri PP dan K dalam surat

kepu

tusan tersebut di atas memuat hal-hal sebagai berikut:

a. merencanakan susunan baru dari tiap-tiap macam

sekolah (schooltype);

b. menetapkan bahan-bahan pengajaran dengan

menim-bang keperluan yang praktis dan jangan terlalu

berat (overladen);

c. raenyiapkan rencana-rencana pelajaran untuk ti

ap-tiap sekolah dan tiap-tiap kelas (fakultas

juga) disertai dengan daftar-daftar dan

kete-rangan-keterangan yang lengkap).

(43)

Dalam rapat Panitia Penyelidik Pengajaran itu,

yang

menjadi pembicaraan penting antara lain soal agama,

budi

pekerti, kebudayaan, angkatan perang, pendidikan orang

de-wasa, kewajiban belajar, dan bahasa (Marwati Djoned, 1984:

185 ; Soegarda P., 1971 : 37). beberapa hasil Panitia

Pe

nyelidik

Pengajaran itu antara lain sebagai berikut ( ha

nya dikutip yang berkaitan dengan kepentingan penelitian

ini):

Tentang Agama dan kebudayaan:

1. Hendaklah agama diberikan pada semua sekolah

dalam jam pelajaran;

. . . .

4. agama pada jam yang bersamaan;

5. guru agama

- harus mempunyai pengetahuan

umura

Tentang Bahasa:

. . . .

4. Bahasa Indonesia

yang telah diangkat

sebagai

bahasa persatuan harus dikenal seluruh

bangsa

baik pasif maupun aktif dan harus merata di se

luruh Indonesia;

* #

6. Jika dari pihak ilmu jiwa

tidak ada

halangan

lagi, pelajaran bahasa Indonesia diberi

selekas-lekasnya.

Tentang konsentrasi rencana pelajaran:

1. pendidikan fikiran dikurangi;

2. isi pelajaran dihubungkan dengan kehidupan

se-hari-hari;

3. perhatian untuk kesenian;

4. pendidikan watak;

5. pendidikan jasmani;

6. kewarganegaraan dan masyarakat;

7. menentukan daftar pelajaran atas dasar-dasar di

a t a s .

Hasil-hasir Panitia Penyelidik Pengajaran ini

ke

mudian dijadikan dasar (inulai tahun 1947) untuk

mengadakan perubahan-perubahan dan pembaharuan di

lapangan pendidikan dan pengajaran.

(44)

Pada masa tahun 1945 sampai dengan tahun 1951 sering

sekali terjadi pergantian Menteri Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan. Oleh karenanya pergantian yang sangat

ce-pat dan keadaan yang masih tidak teratur, tidak banyak

yang dapat dijalankan oleh para menteri itu. Akibat dari

keadaan yang tidak menentu dan tidak teratur selama masa

revolusi fisik dan masa RIS, maka kebijakan-kebijakan pen

didikan yang menyangkut Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas

(SMA) juga raengalami harabatan-hambatan.

1.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA Masa 1945

-1951

Pada masa awal kemerdekaan, Sekolah Menengah Umum

Tingkat Atas (SMA) masih bernaraa Sekolah Menengah

Tinggi

(SMT) (Suradi HP, 1986 : 29). Naraa SMT ini merupakan

ke-lanjutan dari nama sekolah menengah umum tingkat atas pada

masa pendudukan Jepang. Baru pada tahun 1947, menurut Su

radi HP, nama Sekolah Menengah Tinggi (SMT) diganti

menja-di Sekolah wenengah Atas (SMA). Sedangkan menurut Sugianto

(1971 : 41) pergantian nama itu terjadi pada awal

tahun

1948.

Sesuai dengan keadaan masa revolusi fisik yang tidak

menentu, maka pada masa antara 1945 - 1951 usaha-usaha

pe-nyelenggaraan SMA (termasuk tentang rencana pelajaran atau

kurikulumnya) untuk sementara merupakan kelanjutan

dari

(45)

(Soegarda P., 1970 : 50 ; Suradi HP, 1986 : 29),

tentunya

dengan diadakan penyesuaian-penyesuaian dengan suasana

Indonesia merdeka.

Pada tahun 1947, sebagai follow up dari

musyawarah.

pendidikan yang diadakan pada bulan April tahun itu di Su

ra karta, untuk pertama kali diadakan pertemuan antara

uru-san SMT dengan para direktur SMT. Maksud pertemuan itu

ia-lah untuk mempertebal tekad menyelesaikan perjuangan

mela-wan agresi Belanda, dan s elan jutnya untuk menyusun rencana

pelajaran SMT, yang sarapai saat itu belum sempat

dibahas

secara lnendalarn. Maka disusunlah sebuah rencana pelajaran

yang sesuai dengan situasi pada waktu itu, meskipun belum

terinci benar (Soegianto, 1971 : 38)

Pada tahun 1947 itu Pemerintah hanya

mengeluarkan

ketentuan tentang SMA (SMT) sebagai berikut:

(1) isi pelajaran SMA harus memenuhi kebutuhan

nasional;

(2) harus menggunakan pengantar bahasa Indonesia;

(3) mutu pelajaran agar setimgkat dengan AMS

ta

hun 1942.

(Suradi HP, 1986 : 29)

Pada masa awal kemerdekaan, SMT atau SMA terbagi da

lam dua bagian atau jurusan, yaitu SMA bagian A

(sastra),

dan SMA bagian B (eksakta). Sedangkan SMA bagian C

(46)

Tentang rencana pelajaran atau kurikulum SMT (SMA)

pada saat itu digarabarkan oleh Sugianto (1971 : 40)

seba

gai berikut:

SMT tetap terdiri atas SMT bag. A dan bag. B. Ren

cana pelajaran SMT bag. B.masih tidak jauh berbeda

dengan rencana pelajaran AMS-Afd. B dahulu; bahasa

asing yang diberikan adalah bahasa Inggris dan ba

hasa German, sedangkan bahasa Perancis menjadi

fa-kultatif. Murid-murid kelas III pun masih

dapat

memilih antara pelajaran menggambar dan .tata buku.

SMT bag. A lebih mendekati AMS-Afd. A-I; di

sam-ping pelajaran Jawa KUno, pada setiap

SMT bag.

A

sekarang diberikan bahasa daerah, sedangkan bahasa

bahasa asing yang diberikan adalah bahasa - bahasa

Inggris, German dan Perancis *).

Adapun struktur program mata pelajaran-mata pelajar

an pada Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA masa I945 - 1951

itu adalah seperti di bawah ini (Tabel I):

) AMS (Algemene Middelbare School) merupakan nama Sekolah

^nengah Umum Tingkat Atas (SMA) pada masa

pemerintah-an Hxndia Belpemerintah-anda. AMS pada masa itu memiliki tiga

ba-§^n Ja|deling), yaitu Afdeling B (Ilmu Pasti dan Alara)

(47)

Tabel I

Struktur program Rencana Pelajaran SMA 1945

-1951 (Bagian B)

No. Mata Pelajaran

Kelas

I II III

1. Ilmu Pasti 7 5 5

2. Ilmu Pesawat2 2

3. Ilmu Alam 4 4 5

4. Ilmu Kimia 3 3 5

5. Ilmu Hayat 2 2 1

6. Ilmu Falak1

1

7. Bahasa Indonesia 3 3 3

8. Bahasa Inggris 3 3

3

9. Tata Negara - 1 1

10. Ekonomi 1 1 1

11. Tata Buku2

1

12. Ilmu Bumi 1 1 .1

13.- Bahasa German 4 2 2

14. Bahasa Perancis (2) (2) (2)

15. Menggambar Tangan 1 1 _

16. Menggambar Mistar2 2

17. Pendidikan Oasmani 3 3 3

[image:47.595.64.521.61.593.2]
(48)

63

Seperti telah disebutkan di rauka, bahwa ^encana Pel

ajaran SMA pada masa 1945 - 1951 tidak jauh berbeda dengan

rencana pelajaran (kurikulum) AMS pada masa Hindia Belan

da. Sedikit perbedaan itu misalnya pada rencana pelajaran

AMS terdapat mata pelajaran Bahasa ^elanda, yang merupakan

mata pelajaran penting, sedangkan mata pelajaran Bahasa In

donesia tidak diberikan. Sebaliknya, dalam rencana pelajar

an (kurikulum) SMA masa 1945 - 1951» Bahasa Belanda

tidak

diberikan, sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia

men-jadi mata pelajaran penting.

Jika kita perhatikan uraian di atas, maka terlihat

bahwa SMA pada masa itu telah terbagi ke dalam tiga bagian

(jurusan), yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti dan alam)

dan C (yuridis-ekonomi). Pembagian tersebut sudah dimulai

sejak seorang siswa memasuki SMA. Jadi sejak kelas I SMA

para siswa sudah terbagi-bagi sesuai dengan bagian atau

jurusannya masing-masing. Bankan sebenarnya pada masa itu

pen jurusan (pembagian jurusan) sudah dimulai sejak

kelas

III SMP.

Selanjutnya jika diperhatikan struktur program Ren

cana Pelajaran (Kurikulum) SMA tersebut di atas, maka

tam-pak tidak adanya pengelompokan dalam kelompok - kelompok

mata pelajaran tertentu. Semuanya terkelompok sebagai

ke-satuan dari jurusan atau bagian itu. Dalam struktur prog

(49)

ataupun mata pelajaran-raata pelajaran tertentu yang seca

ra sengaja disebut sebagai program pendidikan umum atau

general education. Hanya keraungkinan benih-benih yang

me-ngarah pada munculnya program pendidikan umum itu ada,

misalnya dengan adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia

dan Pendidikan Jasmani. Sementara itu mata pelajaran Pen

didikan Agama belum tercantum, sekalipun dalam Surat Ke

putusan BP KNIP mesti ada dan dilam rapat-rapat Panitia

Penyelidik Pengajaran pun dibicarakan.

Jadi sejauh ini dalam Rencana Pelajaran (Kurikulum)

SMA yang berlaku pada masa 1945 -1951, tidak ditemukan

program kurikulum yang dapat disebut sebagai program pen

didikan umum (.general education). Dengan kata lain,

pen

didikan umum dalam bentuk suatu program tidak ditemukan

dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951.

Uraian yang cukap panjang lebar dalam sub bab

ini,

khususnya yang menyangkut konteks sosial-politik dan ke

bijakan pendidikan, adalah untuk menunjukkan adanya

kait-an ykait-ang erat kait-antara ketiadakait-annya program pendidikkait-an umum

dalam kurikulum SMA dengan kondisi (konteks) sosial-poli

tik yang pada saat itu memang sedang penuh kekacauan dan

ketidakteraturan. Namun beberapa kebijakan pendidikan

yang lahir pada masa itu telah mengandung benih-benih

pe-mikiran awal bagi lahirnya program pendidikan umura pada

(50)

Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani.

Karena struktur program pendidikan uraumnya

sendiri

tidak ditemukan dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951,

maka

pada bagian ini tidak akan ada pula pembahasan tentang tu

juan dan materi dari program pendidikan umum itu.

2. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku

lum) VHO (SMA-Federal) 1949

2.1 Latar Belakang dan Konteks

Pada tanggal 27 Desember 1949 terjadi perubahan yang

sangat mendasar di Indonesia dengan berubahnya status nega

ra RI (Republik Indonesia) menjadi negara RIS (Republik In

donesia Serikat). Negara RI masih tetap ada, namun

bersta-tus sebagai salah satu negara bagian RIS. Berdirinya negara

RIS ini tidak lepas

dari usaha Belanda yang

menginginkan

bangsa dan negara Indonesia terpecah belah persatuannya.

Pada masa RIS, di negara-negara bagian selain negara

bagian RI, terdapat sekolah menengah umum tingkat atas

yang bernama VHO (Voorbereidend Hooger Onderwijs =

Peng

ajaran bagi Persiapan ke Perguruan Tinggi). VHO tersebut

semula didirikan oleh Pemerintah pendudukan Belanda

sete-lah mereka melakukan agresi militer terhadap Pemerintah RI.

Oleh karena VHO tersebut merupakan sekolah yang didirikan

Belanda, maka bahasa pengantar yang digunakan di VHO adalah

(51)

anak-anak Belanda, namun tidak sedikit anak-anak Indonesia

yang bersekolah di VHO. Karena VHO ini pernah ada setelah

Indonesia merdeka dan dimasuki juga oleh anak-anak Indone

sia, maka struktur kurikulum VHO pun perlu dikaji apakah

memuat program pendidikan umum atau tidak.

2»2 Struktur Program Kurikulum VHO

VHO sebagai sebuah sekolah menengah umum tingkat

atas mempunyai empat jurusan atau bagian, dengan lama

bel-ajar 2 - 3 tahun. Keempat bagian tersebut adalah: bagian

Ai (Sastra Timur), Bag. A2 (Sastra

Barat), bag. B

(Ilmu

Pasti dan Alam), dan bag. C (Sosial-Ekonomi). Sejak masuk

VHO (kelas satu), para siswa sudah terbagi-bagi

(terjurus-kan ke dalam bagian-bagian tersebut. Jadi mereka sudah

terkotak-kotak sesuai dengan bagian-bagiannya.

VHO menggunakan program kurikulum yang berbeda de

ngan kurikulum.SMA biasa di negara RI. Struktur program

kurikulum VHO adalah sebagai berikut (hanya untuk

bagian

(52)

TABKL I I STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM VHO

No. VHO ai'd. Ai VHO afd. B

1 Bahasa Belanda 4 4

• /

Bahasa Belanda 3 3

2 Bahasa Melayu Bahasa Melayu

(Indonesia) 4 4 (Indonesia 2 2

3 Bahasa Inggris 3 3 Bahasa Inggris 3 3

4 Bahasa Timur (San- Ilmu Pasti 7 6

sekerta & Jawa

Kuno 5 • 5

5 S e jr h.Ke budayaa n 2 2 Ilmu Alam 5 4

6 Etnologi 3 3 Ilmu Kimia 4 6

7<

Gambar

Gambar3
TabelI
TABEL IIISTRUKTUR
TABEL IVSTRUKTUR PROGRAM KURIKULUM SMA 1958
+3

Referensi

Dokumen terkait

Lutan (2001:39) juga menjelaskan bahwa istilah olahraga (sport) lebih bersifat umum tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif, karena pengertian bukan

Untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah bagaimana peran kepemimpinan informal dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa

seperti penelitian Novrizal yang mengatakan pengembangan Aplikasi BMT mobile pada smart phone perlu dikembangan dalam memaksimalkan pemasaran.Strategi pemasaran

Perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pears on’s Product Moment yaitu untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok

telah ditandatangani Koordinator Program Studi S-1 Ilmu Hukum dan Naskah Ujian Desain Riset kepada Majelis Penguji pada hari yang sama sejak diterima dari Staf Akademik

VI.. Semenjak berdirinya RI sampai dengan era pasca-reformasi saat ini, kekuatan-kekuatan politik strategis selalu mengalami pergeseran-pergesaran posisi. Dialektika antara

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memilih judul penelitian “ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN CARA BELAJAR

Untuk sebuah lembaga pendidikan yang ingin menerapkan pembelajaran bahasa Arab sebaiknya memperhatikan 4 keterampilan yang ada dalam bahasa Arab yang harus dikuasai yaitu