• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepemimpinan, kompetensi, motivasi, dan kompensasi terhadap kinerja pegawai :studi kasus pada pegawai Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepemimpinan, kompetensi, motivasi, dan kompensasi terhadap kinerja pegawai :studi kasus pada pegawai Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Maria Gratia Prima Sarman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja,. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai tetap Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Responden yang berjumlah 100 orang dari 127 pegawai. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji t , uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi secara bersama – sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil lain menunjukkan bahwa secara parsial kepemimpinan dan motivasi yang berpengaruh secara positif terhadap kinerja pegawai. Sedangkan kompetensi dan kompensasi secara parsial tidak berpengaruh terhdap kinerja pegawai.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP, COMPETENCE, MOTIVATION AND COMPENSATION OF EMPLOYEES ON PERFORMANCE

Case study on Employees Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Maria Gratia Prima Sarman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

This research aims to know the effect of Leadership, Competence, Motivation and Compensation on employees performance. The sample size of this research is 100 employees out of 127 employees of Regional office writing of religions affairs Nusa Tenggara Timur province. The sampling method used is random sampling. The data gathering technique applied is questionnaire. The data analysis techniques used are multiple linear regression, classical assumption, t test and F test. The result of this study shows that Leadership, Competence, Motivation and Compensation simultaneously influence the employees performance. The result also shows that partially leadership and motivation influence the employees performance. Whereas competence and compensation partially do not influence the employees performance.

(3)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi

Nusa Tenggara Timur

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Maria Gratia Prima Sarman

NIM : 122214009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi

Nusa Tenggara Timur

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Maria Gratia Prima Sarman

NIM : 122214009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

Kegagalan Hanya Terjadi Bila Kita Menyerah”

(Lessing)

“Teruslah Berjuang Sampai Waktu Berhenti Berputar”

(Gresi Sarman)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Bapak Dan

(8)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Gratia Prima Sarman

Nomor Mahasiswa : 122214009

Demi pengembanga ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul:

Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai.Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma

hak untuk meyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta ijin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya, sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 Juli 2016

Yang menyatakan

(9)

vi

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

StudiKasuspadaPegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juli 2016 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tampa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(10)

vii

Kata Pengantar

Puji dan syukur terikasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

kurniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai. Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai kehidupan penulis dengan

berkat dan karuniaNYA.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma, dan juga selaku dosen pembimbing I yang

telah mengarahkan dan membimbing dengan kesungguhan hati selama

penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Rubiyatno M.M., selaku dosen pembimbing II yang juga

mengarahkan dam membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi

lebih sempurna.

5. Bapak Drs. S. Marselinus, selakupimpinan Kantor Wilayah

KementerianAgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur yang

telahmemberikanizinsehinggapenulisdapatmelakukan penelitian ini.

6. Responden yang membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna

melengkapi data yang penulis perlukan.

7. Bapa dan Mamaku tersayang yang selalu memberikan kasih sayang,

dukungan, nasehat, dan doa sehingga menjadikan saya seorang yang kuat

(11)

viii

8. Adek – adekku yang tercinta Alfa, Iin, Artika yang selalu memberikan

semangat.

9. Thedorus Febryanto Desa yang selalu memberikan dukungan, perhatian,

kasih sayang dan doanya.

10.Sahabat – sahabat saya Astrid, Ester, Kresen, Rini, Prilo, Gita, Riefka,

mesol, Prisca, Mba Ayu, Feni, yang selalu menemani dan membantu

dikala susah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalam yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

menjadi bahan masukan bagi rekan – rekan dalam menyusun skrispi ini

Yogyakarta, 29 Juli 2016

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii

HALAMAN ABSTRAK... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A Landasan Teori... 6

B Penelitian Sebelumnya... 25

C Kerangka Konseptual... 27

(13)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM... 47

A Sejarah Organisasi... 49

B Visi dan Misi... 50

C Lokasi instansi... 50

D Ketenagakerjaan... 50

E Struktur Organisasi... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 52

A Deskripsi Data dan Analis... 52

Analisis Deskriptif Karakterisitik Responden... 52

Jenis Kelamin Responden... 53

Usia Responden... 53

Pendidikan Terakhir... 54

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 32

A Jenis Penelitian... 32

B Subjek dan Objek penelitian... 32

C Waktu dan Lokasi penelitian ... 33

D Variabel penelitian... 31

E Defenisi Operasional Indikator... 35

F Populasi dan Sampel... 36

G Teknik Pengambilan Sampel... 37

H Sumber Data... 37

I Teknik Pengumpulan Data... 38

J Teknik Pengujian Instrumen... 38

K Teknik Analisis Data... 40

L Uji Asumsis Klasik... 41

M Pengujian Hipotesis... 42

(14)

xi

B Analisis Kuantitatif... 54

1 Pengujian Instrumen ... 54

2 Teknik Analisis Data... 58

3 Uji Asumsi Klasik... 59

4 Pengujian Hipotesis... 63

5 Uji Adjusted (R²)... 67

6 Penafsiran Persamaan Regresi... 68

C Pembahasan... 69

BAB VI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 72

A Kesimpulan... 72

B Saran... 73

C Keterbatasan... 74

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 53

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 54

V.4 Uji Validitas... 54

V.5 Hasil Uji Reliabilitas... 58

V.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 58

V.7 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolnieritas... 61

V.8 Hasil Uji F... 64

V.9 Hasil Uji t... 65

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul halaman

II. 1 Kerangka Konseptual... 27

V.1 Gambar Grafik Histogram... 60

V.2 Gambar Normal Probabilty plots... 60

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Pernyataan Penelitian... 81

2 Lembar Kuesioner... 82

3 Hasil Rekapitulasi Data... 83

4 Uji Validitas dan Reliabilitas... 84

5 Uji Asumsi Klasik... 85

6 Uji F... 86

7 Uji t... 87

8 R tabel... 88

9 Tabel Distribusi t... 89

(18)

xv

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Maria Gratia Prima Sarman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja,. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai tetap Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Responden yang berjumlah 100 orang dari 127 pegawai. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji t , uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi secara bersama – sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil lain menunjukkan bahwa secara parsial kepemimpinan dan motivasi yang berpengaruh secara positif terhadap kinerja pegawai. Sedangkan kompetensi dan kompensasi secara parsial tidak berpengaruh terhdap kinerja pegawai.

(19)

xvi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP, COMPETENCE, MOTIVATION AND

COMPENSATION OF EMPLOYEES ON PERFORMANCE Case study on Employees Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Maria Gratia Prima Sarman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

This research aims to know the effect ofLeadership, Competence, Motivation and Compensation on employees performance. The sample size of this research is 100 employees out of 127 employees ofRegional office writing of religions affairs Nusa Tenggara Timur province. Thesampling method used is random sampling. The data gathering technique applied is questionnaire. The data analysis techniques used are multiple linear regression, classical assumption, t test and F test. The result of this study shows that Leadership, Competence, Motivation and Compensation simultaneously influence the employees performance. The result also shows that partially leadership and motivation influence the employees performance. Whereas competence and compensation partially do not influence theemployees performance.

Keywords: Leadership, Competence, Motivation, Compensation, employeeperfor

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

L

atar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu asset paling berharga yang

dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusialah satu-satunya sumber daya yang

dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan demikian, unsur sumber daya

manusia merupakan faktor kunci yang harus dipertahankan suatu organisasi sejalan

dengan tuntutan yang senantiasa dihadapi organisasi untuk menjawab setiap tantangan

yang ada. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan sumber daya manusia yang

berkualitas merupakan langkah utama organisasi.

Untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya pegawai dituntut untuk

memaksimalkan kinerja yang dia miliki. Kinerja pegawai adalah hal yang penting

untuk diperhatikan organisasi. Terdapat faktor-faktor negatif yang dapat menurunkan

kinerja pegawai, diantaranya adalah menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai

prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga

kurang menaati peraturan, dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam

pencapaian prestasi kerja yang baik. Dalam hal tersebut seorang pemimpin menjadi

juru kunci dalam membangun semangat bawahannya bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi.

Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh para pimpinan adalah

bagaimana dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga dapat mendukung

keberhasilan pencapian tujuan. Menurut Schermerharn (2003:7) bahwa pimpinan

yang baik adalah yang mampu menciptakan suatu kondisi sehingga orang secara

individu atau kelompok dapat bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi.

(21)

memotivasi pegawai, bagaimana pengawasan dilakukan, dan bagaimana menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, agar pegawai dapat dan mau bekerja

optimal sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin

harus mempunyai gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang

pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuannya.

Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, maka banyak factor yang perlu

dipertimbangkan, di antaranya adalah kompetensi, motivasi dan kompensasi. Dalam

kompetensi tidak hanya terdapat keterampilan, pengetahuan, dan sikap tetapi

bagaimana cara menerapkannya agar sesuai dengan standar kinerja. Kompetensi dapat

memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang

melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan cepat pula dia menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang,

pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dam memungkinkan peningkatan

kinerjanya (Simanjuntak, 2005:113).

Motivasi merupakan proses pemberian motif bekerja kepada para pegawai

sehingga mereka mau bekerja demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan

efesien. Dengan terpenuhinya semua kebutuhan atau keinginan dan harapan maka

pegawai akan mendapatkan kepuasan, dan pegawai yang tingkat kepuasannya tinggi

maka secara otomatis kinerjanya akan meningkat. Namun pemberian motivasi kerja

akan menjadi sulit karena apa yang dianggap penting bagi seseorang belum tentu

penting bagi orang lain.

Faktor kompensasi juga mempengaruhi kinerja pegawai, karena kompensasi

merupakan suatu bentuk balas jasa yang diberikan organisasi kepada para pegawainya

(22)

dengan harapan organisasi akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja

pegawainya. Selain gaji, kompensasi dapat berupa bonus, insentif, tunjangan anak,

tunjangan hari raya dan juga tunjangan pensiun dan tunjangan kesehatan yang

diberikan oleh organisasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi dan Kompensasi

terhadap Kinerja Pegawai”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

2. Apakah kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi secara parsial

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah-masalahnya agar penelitian lebih

terarah. Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kemampuan pemimpin

dalam mengarahkan para pegawai dalam bekerja,bagaimana hubungannya dengan

para anggotanya dan bagaimana pemimpin memotivasi para pegawainya.

2. Kompetensi yang di teliti dalam penelitian ini yaitu bagaimana para pegawai

meningkatkan atau mengembangkan kinerjanya.

3. Motivasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana para pegawai

termotivasi untuk meningkatnya prestasi kerjanya, baik itu dengan adanya

(23)

4. Kompensasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah kesesuian kompensasi yang

diterima dengan apa yang telah diberikan bagi organisasi.

5. Kinerja yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kualitas kerja, hasil dan tanggung

jawab dalam bekerja.

6. Responden yang diambil dalam penelitian ini yaitu pegawai tetap Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan

kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan

kompensasi secara parsial terhadap kinerja pegawai.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam

upaya meningkatnya kinerja para pegawai.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian data digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna untuk

menambah informasi mengenai kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan

kompensasi terhadap kinerja pegawai.

3. Bagi peneliti

Hasil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam menerapkan

ilmu khususnya tentang manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan

(24)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk

melakukan penelitian manajemn sumber daya manusia, kepemimpinan,

kompetensi, kompensasi, dan motivasi, penelitian-penelitian

sebelumnya, dan kerangka konseptual penelitian, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang hal-hal yang meliputi: jenis penelitian,

subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel

penelitian, defenisi operasional, pengukuran variabel, populasi dan

sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini menjelaskan mengenai sejarah instansi, visi dan misi,

lokasi instansi, ketenagakerjaan, dan struktur organisasi

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang pengolahan data, analisis data dan

(25)

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Dalam bab ini meruapakn penutup yang mencakup kesimpulan

mengenai hasul survei, saran-saran ebagai bahan pertimbangan untuk

kemajuan yang diharapkan, serta keterbatasan yang ada dalam

(26)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Gulick (dalam Handoko, 2003:11) manajemen adalah

suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami

mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerja sama ini lebil bermanfaat bagi kemanusian.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses

penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk

mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

2. Pengertian manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia menurut Bangun (2012:5)

merupakan salah satu bidang manajemen yang melaksanakan kegiatan pengadaan,

pelatihan dan pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, serta

pemeliharaan sumber daya manusia. Fungsi - fungsi manajemen akan menjadi

dasar pelaksanaan tujuan strategis. Manajemen sumber daya manusia merupakan

proses umtuk menciptakan pekerja yang dapat menghasilkan produk (barang dan

jasa) yang memiliki daya saing.

Faktor lingkungan sangat menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas

manajemen sumber daya manusia dapat dilaksanakan di mana organisasi mencapai

hasil yang efektif. Pengambilan keputusan dalam bidang sumber daya manusia

memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sebagian dari

fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia dialihkan kepihak lain atau tetap

(27)

a. Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para ahli

Beberapa defenisi dari manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan

oleh para ahli antara lain :

menurut Hasibuan (2000:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar lebih efektif dan

efesien membantu terwujudnya tujuan perusahan karaywan dan masyarakat,

sedangkan menurut Tulus (dalam Suharyanto dan Hadna 2005:13) manajemen

sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan atas pengadaan pengembangan pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja

dimaksud membantu tujuan organisasi, individu dan masyarakat.

b. Fungsi manajemen sumber daya manusia

1) Pengadaan sumber daya manusia

Fungsi ini merupakan aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam

memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan

organisasi. Penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan disesuaikan

dengan tugas-tugas yang tertera pada analisis pekerjaan yang sudah

ditentukan sebelumnya. Pengadaan tenaga kerja mencakup analisis

pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen sumber daya

manusia, dan seleksi serta penempatan sumber daya manusia.

2) Pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan

pengetahuan dan keterampilam melalui pendidikan dan latihan. Pada tahap

(28)

anggota organisasi, antara lain, pendidikan dan pelatihan yang diberikan

kepada pegawai, baik untuk pegawai baru maupun pegawai lama.

3) Pemberian kompensasi

Kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada pegawai atas

jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan kepada organisasi. Sistem kompensasi

yang baik berarti memberikan penghargaan-penghargaan yang layak dan adil

sebagaimna kontribusi pegawai atas pekerjaannya.

4) Pengintegrasian

Integrasi berarti mencocokan keinginan pegawai dengan kebutuhan

organisasi. Oleh karena itu diperlukan perasaan dan sikap pegawai dalam

menetapkan kebijakan organisasi. Peintegrasian mencakup motivasi kerja,

kepuasan kerja, dan kepemimpinan.

5) Pemeliharaan sumber daya manusia

Pemeliharaan pegawai berarti mempertahankan pegawai untuk tetap berada

pada organisasi sebagai anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan yang

tinggi.

3. Kepemimpinan

Menurut Young (dalam Kartono,2003:10) kepemimpinan adalah bentuk

dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau

mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh

kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus,

sedangkan menurut Moejiono (2002:15) kepemimpinan sebenarnya sebagai akibat

pengaruh satu arah, karena kepemimpinan mungkin memiliki kualitas-kualitas

(29)

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa“kepemimpinan merupakan

kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan

mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki keahlian khusus

dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan

organisasi atau kelompok”.

a. Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin mempunyai cara atau gaya dalam memimpin organisasinya.

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi

bawahannya. Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda,

yaitu otokratis, demokratis atau partisipatif, dan laiszes-faire, yang semuanya

pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dan keungulannya. Perbedaan gaya

kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula

pada partisipasi individu dan perilaku kelompok

Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghadapi masalah pemberian

perintah kepada bawahan, sedangkan kepemimpinan demokratis cenderung

mengikuti pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Dalam

kepemimpinan laiszes-faire, pemimpin akan memberikan kepemimpinanya jika

diminta.

Gaya kepemimpinan dari seseorang pemimpin menurut Feriyanto dan Triana

(2015: 94), pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut

ini:

1) Teori genetis (keturunan)

Inti dari teori ini menyatakan bahwa “pemimpin itu di lahirkan bukan

(30)

seseorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan

dengan bakan pemimpin.

2) Teori sosial

Inti teori social ini adalah “pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya

kodrati”. Para penganut teori ini mengetengahkan pen-dapat yang

mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan

pendidikan.

3) Teori ekologis

Inti teori ini adalah bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi

pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan.

Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan, yaitu:

a) Gaya kepemimpinan otoriter/Aouthoritarian

Adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.

b) Gaya kepemimpinan demokratis/democratic

Adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas

kepada para bawahan.

c) Gaya kepemimpinan bebas/laiszes-faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat kedalam kuantitas yang kecil di mana

para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaiian

masalah yang dihadapi.

b. Dasar dan Sikap Kepemimpinan Efektif

(31)

1) Penentuan tujuan

Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua anggota

timnya memahami maksud dan tujuan organisasi.

2) Komunikasi

Semua kebijakan, keputusan, informasi atau berita apapun yang dibuat oleh

top management terkait kebaikan perusahan harus dikomunikasikan dengan baik kepada semua anggota tim.

3) Kepercayaan

Komunikasi yang efektif didasari dengan adanya saling percaya antara

pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut, dalam hal ini leader dan

bawahannya

4) Akuntabilitas

Dasar keempat adalah pertanggungjawaban. Banyak pemimpin yang

akhirnya gagal menjalankan beberapa proyek karena melalaikan dasar ini.

c. Karakter Kepemimpinan

Pemimpin berkarakter selalu punya identitas yang kuat. Bahkan kata character

berasal dari bahasa Yunani yang bermakna lugas “enduring, lasting, atau

indelible mark.” Kata kuncinya adalah mark atau ciri. Karena itu karakter bisa

juga diartikan sebagai ciri-ciri khusus yang membedakan seseorang dengan

orang lain. Nilai-nilai, pikiran, ucapan, dan tindakan seorang pemimpin

akhirnya akan membentuk ciri dan identitas dimata followers.

4. Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan

suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan dan

(32)

kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh

profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting

sebagai unggulan bidang tersebut (Wibowo, 2007:86).

(dalam Murgiyono, 2002:15), mengemukakan bahwa: kompetensi adalah hal-hal

yang mampu dilakukan seseorang.

Berdasarkan teori jendela (Windows Theory), bahwa setiap kompetensi yang

dimiliki individu diamati dari empat sisi yang berbentuk jendela, yaitu: pendidikan

(education), keterampilan (skill), pengalaman kerja (experince), dan penguasaan

teknologi (mastery of tecnology). Jadi pendidikan merupakan salah satu sisi untuk

melihat kompetensi.

a. Karakteristik kompetensi

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang ditempat kerja pada

berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan,

mengedentifikasi karakteristik, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan

oleh individual yang memungkinkan untuk menjalankan tugas dan tanggung

jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas profesional dalam

bekerja dan mencakup semua catatan manajemen kinerja, keterampilan dan

pengetahuan tertentu, sikap, komukasi, aplikasi dan pengembangan. Ada lima

tipe karakteristik terpenting menurut (Wibowo, 2007:87-88)

1) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikir atau diinginkan orang

yang menyebabkan tindakan.

2) Sifat adalah karakterisitik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi

atau informasi.

(33)

4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang

lingkungan kerjanya.

5) Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental

tertentu.

Berdasarkan uraian diatas makna kompetensi mengandung bagian

kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku

yang dapat diprediksikan pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.

Analisa kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karir,

tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui

efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.

Tidak mudah membangun kompetensi, karena kemampuan yang dituntut bukan

sekedar tentang skill, melainkan cara berpikir. Permasalahannya cara berpikir tidak

bisa di training seperti skill, cara berpikir harus diubah dan harus ada kesadaran

dari setiap individu untuk mengubahnya, untuk melakukan perannya dalam

organisasi.

Nilai-nilai tersebut harus diimplementasikan melalui hubungan yang terbentuk

antara individu dan organisasi. Bila organisasi memperhatikan kesejahteraan para

pegawainya sudah tentu komitmen pegawai terhadap organisasi akan tumbuh

semakin kuat.

5. Motivasi

Untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi

sering kali pegawai memerlukan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan

seseorang kepada orang lain atau diri sendiri. Dorongan itu dimaksudkan agar

(34)

Pengertian motivasi menurut para ahli,antara lain: menurut Robins (dalam

Feriyanto dan Train,2015:72) motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu

dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebetuhan individu,

sedangkan menurut Wursanto (dalam Feriyanto dan Train,2015:72) motivasi

adalah keseluruhan proses pemberian motivasi kepada para pegawai agar mereka

mau dan suka bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan

efesien.

Teori motivasiHerzberg (Pramono, 2007. “Pengaruh Faktor Higeni dan

Pemuas Pada Motivasi dan Kinerja: Uji Terhadap Teori Herzberg”. Jurnal Vol.1 No.1. Maret, 2007 ) mengatakan bahwa hubungan individu dengan kerja merupakan suatu hubungan dasar dan sikap individu terhadap kerja sangat

menentukan berhasil atau gagalnya individu tersebut. Ada dua jenis faktor yang

mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan, yang pertama faktor hygiene, memotivasi sesorang untuk keluar

dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antara manusia,

imbalan, dan kondisi lingkungan (faktor ekstrinsik) sedangkan faktor kedua adalah

faktor motivator, memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang

termasuk di dalamnya adalah prestasi, pengakuan, dan kemajuan tingkat kehidupan

(faktor instrinsik).

Bentuk bentuk motivasi yang sering dilakukan suatu organisasi diantaranya adalah

a. Kompensasi bentuk uang

Salah satu bantuk yang paling sering diberikan kepada pegawai.

b. Penghargaan dan pengendalian

Pengarahan yang dimaksudkan menentukan bagi pegawai mengenai apa yang

(35)

pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa karyawan harus mengerjakan

hal-hal yang telah diinstruksikan.

c. Penetapan pola kerja efektif

Penyesuain yang efektif dari pola kerja pada kebutuhan pegawai yang

meningkat tidak mungkin terjadi, minimum pada ukuran yang besar, tanpa

perubahan besar dalam budayaintern organisasi.

d. Kebijakan

Suatu tindakan yang diambil dengan sengaja oleh organisasi untuk

memengaruhi sikap atau perasaan para pegawai. Dengan kata lain, kebijakan

adalah usaha untuk membuat karyawan bahagia.

Perilaku setiap individu pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang ingin

dicapai. Dengan kata lain,perilaku individu pada umumnya didorong oleh

keinginan untuk merealisasikan tujuan. Kebutuhan yang paling kuatlah yang

akan memimpin perilaku individu.

6. Kompensasi

Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan

organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi

kebutuhan pekerjaan. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja dan

motivasi adalah melalui kompensasi.

Menurut Singodimedjo (dalam Edy Sutrysno, 2009:87) kompensasi adalah

semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari organisasinya sebagai

akibat dari jasa atau tenaga yang telah diberikannya pada organisasi tersebut.

Dalam teori Dessler kompensasi merupakan semua bentuk upah dan

(36)

mempunyai dua komponen. Ada pembayaran keuangan langsung dalam bentuk

upah dan insentif, dan ada pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan

keuangan seperti uang asuransi.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah segala

sesuatu yang diterima pegawai sebagai balas jasa atas apa yang telah mereka

berikan kepada organisasi.

Adapun jenis-jenis kompensasi yang diberikan oleh organisasi

( Kadarisman, 2012:402), yaitu:

a. Kompensasi Upah

Prinsip pengupahan adalah membayar seseorang sebagai penerima kerja untuk

memproduksi atau menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa.

Oleh sebab itu, menurut teori produktifitas, nilai seorang pekerja ditentukan

oleh tingkat kemampuannya menghasilkan sesuatu. Dengan kata lain nilai

seseorang dipengaruhi oleh apa yang layak dibayar dari pekerjaan yang

dilakukannya, atau hasil yang diperoleh oleh pemberi kerja.

b. Kompensasi Keamanan

Keamanan kerja merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat

memengaruhi motivasi dan kepuasan kerja.

Secara sosial, pekerja merupakan aset masyarakat sebagai subjek dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang terakhir dengan

melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keselamatan kerja dan

meningkatkan profesionalisme unit sumber daya manusia, berkewajiban

melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan keselamatan dan

kesehatan kerja yang seperti diharuskan oleh undang-undang secara tegas,

(37)

c. Kompensasi Kesehatan

Organisasi/perusahaan memberikan berbagai tunjangan kesehatan dan

perawatan kesehatan, biasanya melalaui perlindungan asuransi

d. Kompensasi Insentif

Kompesasi insentif (incentive compensation) pada dasarnya adalah

program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran (pay) dengan produktifitas.

Guna lebih mendorong produktifitas kerja yang lebih tinggi, banyak

organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan

yang berlaku bagi para karyawan organisasi. Kompensasi dalam bentuk

insentif tersebut dimaksudkan untuk memberi upah yang berbeda, bukan

didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi

kerja. Dengan demikian, insentif disini merupakan bentuk pembayaran

langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja dan

dimaksudkan sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat

peningkatan produktifitas atau penghematan biaya.

e. Kompensasi Tunjangan

Tunjangan karyawan (employe benefit) merupakan

pembayaran-pembayaran (payments) dan jasa-jasa (services) yang melindungi dan

melengkapi gaji pokok; dan perusahaan/organisasi membayar semua atau

sebagian dari tunjangan ini. Dengan kata lain, tunjangan atau fringeand

benefit dalam hal ini adalah komponen imbalan jasa atau penghasilan yang tidak terkait langsung dengan berat ringannya tugas jabatan dan prestasi

kerja pegawai atau merupakan indirect compensation. Pemberian

tunjangan pada umumnya terkait dengan upaya perusahaan/organisasi

(38)

sebagai bentuk pelayanan kepada pegawai (employe services) serta

menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan (company social

responsibility) kepada para pegawainya. f. Kompensasi pelengkap

Kompensasi pelengkap ini berbentuk penyedian paket benefits dan

penyelenggaraan program-program pelayanan karyawan. Perkembangan

pesat program-program kompensasi pelengkap ini terutama karena

perubahan sikap karyawan, tuntutan serikat karyawan, persaingan

memaksa perusahan/organisasi untuk menyediakan benefits yang menarik

dan menjaga karyawannya, persyaratan-persyaratan yang ditetapkan

pemerintah, dan tuntutan kenaikan biaya hidup.

g. Kompensasi gaji

Gaji pegawai/karayawan merupakan salah satu jenis balas jasa yang

diberikan kepada seorang pegawai secara periodik (biasanya sekali

sebulan).

h. Kompensasi pensiun

Dana yang dibayarkan secara regular dengan interval tertentu kepada

pegawai setelah berhenti dari organisasi. Pensiun diberikan kepada pegawai

yang telah bekerja di organisasi untuk masa tertentu.

i. Kompensasi tabungan hari tua

Jaminan yang dipupuk oleh karyawan sendiri dan bantuan organisasi, di

samping pensiun yang diterimanya.

7. Kinerja

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan

(39)

untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar

pekerjaan.

Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau

menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat

dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan

standar pekerjaan. Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebihi standar

pekerjaan dapat dikatakan kinerja seorang karyawan termasuk pada kategori baik.

Demikian sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaanya tidak mencapai

standar pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah.

Menurut Rivai ( 2004 : 309) kinerja merupakan perilaku yang nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang ddihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Yuwaliatin (dalam Mangkunegara, 2006 67) mengatakan

bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang

tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian diterjemahkan kedalam

penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: kuantitas kerja, kualitas kerja,

pengetahuan tentang pekerjaan, perencanaan kegiatan kinerja karyawan merupakan

suatu hasil yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam pekerjaannya menurut

kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu.

kinerja karyawan dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

a. Keputusan atas segala aturan yang telah di tetapkan organisasi.

b. Dapat melaksanakan tugas atau pekerjaannya tanpa 20 kesalahan atau dengan

tingkat kesalahan yang paling rendah.

(40)

Aspek-aspek kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut:

a. Hasil kerja, bagaimana seseorang itu mendapatkan sesuatu yang

dikerjakannya.

b. Kedisiplinan yaitu ketepatan dalam menjalankan tugas, bagaimana seseorang

menyelesikan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan waktu yng dibutuhkan.

c. Tanggung jawab dan kerja sama, bagaimana seseorng bisa bekerja dengan baik

walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan.

B. Penelitian Sebelumnya

Begitu banyak peneitian mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Di antaranya penelitian yang di lakukan oleh :

1. Chirtilis .O. Posuma, “Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Dan Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Ratumbusuyang Manado”. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi, kompensasi dan

kepemimpinan secara parsial dan bersama-sama terhadap kinerja karyawan Rumah

Sakit Ratumbusuyang Manado. Dalam penelitian ini sampel digunakan sebanyak

334 sampel, penelitian ini menggunakan uji analisis regresi linear berganda. Dari

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komptensi, kompensasi dan kepemmpinan

berperngaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Dan kepemimpinan

tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2. Harry Murty, Veronika Agustini Srimulyani, “ Pengaruh Motivasi terhadap

Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi Kepuasaan Kerja pada PDAM Kota

Madun “. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh motivasi terhadap

kepuasan kerja pegawai PDAM, dan untuk menguji pengaruh kepuasan terhadap

(41)

156 sampel, teknik pengambilan yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

kinerja pegawai, dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja pegawai.

3. Nana, Siti, Idrus Taba, “ Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Dan Kinerja Perusahan Pada Divisi Tambang PT Inco

Sorowako”. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh kepemimpinan dan

motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan dan kinerja

karyawan. dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 764 sampel, teknik

analisis yang digunakan adalah random sampling. Dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif terhadap

(42)

C. Kerangka Konseptual

Untuk mempermudah memahami proposal penelitian ini, maka penulis

merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II.1. kerangka konseptual

Keterangan :

Variabel bebas (X) yang terdiri dari X1, X2, X3, X4 di duga

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

: pengaruh secara bersama-sama variabel X

terhadap variabel Y

: pengaruh positif secara parsial variabel X terhadap

variabel Y kepemimpinan

kompetensi

motivasi

kompensasi

(43)

D. Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Motivasi, dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai tidak terlepas dari beberapa faktoryaitu kepemimpinan,

kompetensi, motivasi dan kompensasi. Kepemimpinan adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan

tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki keahlian khusus dalam bidang yang

diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok,

unsur yang harus ada di dalam kepemimpinan, yaitu pengaruh dan hubungan

interpersonal. Pemimpin yang melaksanakan tugasnya secara baik, akan menjadi

panutan dan teladan bagi para anggotanya. Dengan ada hubungan yang baik antara

pemimpin dan anggota, maka bawahan akan sepenuh mendukung kebijakan yang

dilakukan oleh pimpinan, sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai

tujuan organisasi. Maka diduga semakin berpengaruh seorang pemimpin semakin

tinggi pula kinerjanya dan semakin baik hubungan pemimpin dengan anggotanya

semakin baik kinerjanya

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan

suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan dan

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi yang

dimiliki pegawai secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan stategi

organisasi. dengan melalui suatu kompetensi seorang pegawai akan mampu bekerja

secara baik dan berkualitas dalam bidangnya. Maka kompetensi berpengaruh dalam

terhadap kinerja pegawai. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan

sesuai dengan tuntutan peran kerjanya maka kinerja karayawan akan semakin

meningkat.

Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan

(44)

kebetuhan hidup maka seseorang harus bekerja. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan

ekonomis yaitu untuk memperoleh uang. Sedangkan kebutuhan non ekonomis dapat

diartikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan keinginan lebih maju.

Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk lebih giat dalam bekerja.

Untuk mencapai hal ini maka diperlukan motivasi dalam bekerja. Semakin besar

motivasi seseorang maka kinerjanya akan semakin meningkat.

Kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari

organisasinya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah diberikannya pada

organisasi tersebut. Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu

memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi,

serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi

kebutuhan pekerjaan. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja dan motivasi

adalah melalui kompensasi. Semakin baik kompensasi yang diterima, maka kinerjanya

akan semakin meningkat.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya. Dalam

suatu organisasi, kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi diduga

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Pengaruh tersebut akan menentukan

tercapai tidaknya tujuan organisasi. Bagaimana kepemimpinan yang dijalankan

dapat meningkatkan kinerja pegawai, bagaimana kompetensi dan motivasi dari

dalam diri untuk meningkatkan kinerja kerjanya, dan bagaimana pemberian

kompensasi dari organisasi dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai karena pengawasan dan

pengarahan yang dilakukan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan yang

(45)

maka kinerja pegawai akan rendah. Kompetensi dan motivasi dapat mempengaruhi

kinerja pegawai karena keinginan dan semangat untuk mencapai hasil kerja yang

maksimal, maka akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/kinerja pegawai

tersebut. Kompensasi juga dapat mempengaruhi kinerja pegawai, karena

kompensasi diharapkan mampu memotivasi pegawai untuk mencapai kinerja yang

baik.

Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti mengemukakan bahwa

variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka penulis merumuskan

hipotesis secara bersama-sama (H1) dan secara parsial (H2), sebagai berikut :

H1 : kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi berpengaruh secara

bersama-samal terhadap kinerja pegawai.

H2 : kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi berpengaruh positif

(46)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam

terhadap gejala tertentu. Kesimpulan dari penelitian hanya berlaku pada kasus yang

bersangkutan, sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pegawai tetap Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, kompetensi, motivasi,

kompensasi dan kinerja pegawai tetap Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2016. Lokasi penelitian ini di

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel

a. Variabel bebas ( independent variable )

Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lain

variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan (X1), kompetensi

(X2), motivasi (X3), dan kompensasi (X4).

(47)

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).

2. Defenisi variabel

a. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan

atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau

kelompok, memiliki keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh

kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

b. Kompetensi (X2)

Kompentensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan

pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

tersebut.

c. Motivasi (X3)

Motivasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan

kemampuan bertindak untuk memuaskan kebetuhan individu.

d. Kompensasi (X4)

Kompensasi merupakan semua balas jasa yang diterima seorang karyawan

dari organisasinya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah

diberikannya pada organisasi tersebut.

3. Pengukuran variabel

Menurut Sugiyono (2012:93) skala likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai

sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan defenisi operasional yang

(48)

Peneliti akan menggunakan skala pengukuran data, yaitu teknik skla likert

berskala 1 sampai 5.

Pernyataan pada angket dibuat dalam bentuk cheeklist dan masing-masing

item jawaban memiliki bobot yang berbeda. Bobot dari masing-masing

pernyataan adalah sebagai berikut :

E. Defenisi Operasional Indikator 1. Kepemimpinan (X)

Kepemimpinan adalah serangkaian usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk

mempengaruhi kinerja para bawahannya, dalam upaya untuk meningkatkan

kualitas kinerja pegawai. Indikatornya meliputi :

a. Pengaruh.

b. Hubungan kepemimpinan dengan anggota.

2. Kompetensi (X3)

Kompetensi adalah hal-hal yang mampu dilakukan seseorang dalam

meningkatkan kinerjanya. Indikatornya adalah:

a. Kemampuan

b. Pengetahuan

3. Motivasi (X3)

Motivasi adalah keinginan kerja untuk mencapai suatu tujuan, dimana keinginan

(49)

pekerjaan atau apa yang mengakibatkan timbulnya motivasi kerja. Indikatornya

adalah :

a. Kebutuhan untuk mencapai prestasi.

b. Penghargaan.

4. Kompensasi (X4)

Kompensasi adalah apa yang diterima oleh seorang pegawai atas kontribusinya

yang diberikan kepada organisasi. Indikatornya adalah:

a. Kompensasi financial langsung

b. Kompensasi financial tidak langsung

5. Kinerja pegawai (Y)

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan

persyaratan-persyaratan pekerjaan. Indikatornya adalah :

a. Kualitas kerja

b. Kuantitas

c. Disiplin

F. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayahgeneralisasi yang atas obyek /subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian akan ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2008:80). Populasi

penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(50)

pegawai yang bekerja di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti akan

menyebarkan angket sebanyak 100 angket dari 124 pegawai yang bekerja di

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan rumus Slovin,

yaitu : n = N/ (1 + Ne²)

Keterangan

n = ukuran sampel

N = jumlah populasi

E = nilai kritis yang digunakan (0,01)

100 = ( 1 + 124 × 0,01² ) = 1 + 0,012 = 100/1,012 = 98,81

(dibulatkan jadi 100). Jadi sampel yang digunakan adalah sebanyak 100

responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

random sampling. Pengertian random samplingmenurut Sugiyono (2008:122) adalahteknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik

secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai anggota sampel.

H. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para responden, tentang

hal-hal yang langsung dengan obyek penelitian. Dalam hal ini yang dilakukan

(51)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung penelitian, yang diperoleh dari

sumber-sumber yang ada diorganisasi.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam peneletian ini adalah dengan metode kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2012:192).

J. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrument diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan

dalam penelitian layak atau tidak.

1. Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur

penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar,2005:58). Semakin

tingi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran.

Pengujian validitasmenggunakan teknik korelasi product moment. Rumus

korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy=

�∑ − ∑ ∑

√ �∑ − ∑ �∑ − ∑ ²

keterangan:

Rxy = koefisien korelasi product moment

(52)

X = nilai dari setiap item

Y = nilai seluruh item

Distribusi (tabel r) untuk α 5% dan derajat kebebasan (dk= n-2)

Dikatakan valid jika rhitung >rtabel

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh

instrument pengukuran (Umar, 2005:57). Realibilitas digunakan untuk

mengatahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat

diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Untuk

mengetahui tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini Cronbach’s Alpha. Adapun

rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

Dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6.

K. Teknik Analisis Data

Pengujian terhadap hipotesis dalam menggunakan analisis linear berganda.

Analisis linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas yang

lebih dari satu variabel terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, teknik

(53)

kompetensi, motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai. Rumus umum dari

regresi linier berganda adalah:

Y=a + bıXı + b2X2+ bзXз + b4X4

Keterangan:

Y = kinerja karyawan

a = konstanta regresi

bı = koefesien regresi kepemimpinan

b2 = koefisien regresi kompetensi

bз = koefisien regresi motivasi

b4 = koefisien regresi kompensasi

Xı = kepemimpinan

X2 = kompetensi

Xз = motivasi

X4 = kompensasi

L. Uji Asumsi Klasik

Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda harus mengenali

asumsi-asumsi yang mendasarinya. Jika asumsi-asumsi ini tidak terpenuhi, hasil

analisis mungkin berbeda dengan kenyataan. Uji asumsi klasik dilakukan untuk

mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika. Dalam

hal ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas,

dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi, nilai

(54)

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat

dilakukan dengan melihat data yang menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali,

2005 http://www.purariset.web.id/Jalur).

2. Uji Multikolinearitas

Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam model

regresi salah satunya adalah melalui nilai t hitung, r² dan F hitung, jika r² tinggi nilai

F hitung tinggi sedangkan niali t hitung sangat rendah, maka kemungkinan terdapat

multikolinearitas dalam model tersebut. Alat statistik yang sering dipergunakan

untuk menguji gangguan multikolinearitas dalam model tersebut adalah dengan

variance inflation factor (VIF), yaitu jika nilai toleransi ≥ 0,1, dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi gangguan multikolinearitas, tetapi apabila nilai toleransi ≤ 0,1 dan

VIF ≥ 10 maka terjadi gangguan multikolinearitas.

3. Uji Heterokedasitas

Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedasita

M. Pengujian Hipotesis 1. Uji F

Dalam penelitian ini , uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi

pengatuh variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

(55)

a. Menentukan formulasi hipotesi

H0 : variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan

kompensasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Hi : variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan

kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja.

b. Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan menggunakan α = 5% (signifikasi 5% atau 0,005 adalah

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

c. Menentukan Fhitung dengan mengunakan SSPS atau rumus Fhitung

(Priyatno,2008:81).

n =jumlah data atau kasus

k =jumlah variable independen

Df =degree of freedom/ derajat kebebasan

e. Kriteria Pengujian

H0 ditolak dan Hiditerima jika Fhitung ≥ F tabel

(56)

H0 diterima H0 ditolak

Gambar.III.1 Uji F

f. Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Hi ditolak maka kepemimpinan, kompetensi, motivasi

dan kompensasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja

pegawai. Jika H0 ditolak dan Hiditerima maka kepemimpinan, kompentesi,

motivasi dan kompensasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap

kinerja pegawai.

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau

tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.Untuk mengetahui apakah

suatu variabel secara parsial berpengaruh atau tidak, digunakan uji t:

a. Menentukan tingkat siginifikan

Tingkat signifikan menggunakan α = 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

b. Menentukan thitung dengan menggunakan SSPS atau rumus thitung

(priyatno,2008:84)

t

hitung

�√�−�−

(57)

keterangan:

r =koefisien korelasi parsial

k =jumlah variabel independen

n =jumlah data

c. Menentukan ttabel

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% (uji 1 sisi) dengan derajat kebebasan

(df) n-k-2 (n adalah jumlah sampel dan k adalah variabel independen).

1) Kriteria pengujian

H0 ditolak dan H1 diterima jika

t

hitung ≥

t

tabel

H0 diterima dan H1 ditolak jika

t

hitung<

t

tabel

H0 diterima H0 ditolak

Gambar III.2 Uji t

2) Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Hi di tolak dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan,

kompetensi, motivasi dan kompensasi secara parsial tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja pegawai.

Jika H0 ditolak dan H1 diterima dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan,

kompetensi, motivasi dan kompensasi secara parsial berpengaruh positif

(58)

N. Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen (kepemimpinan, kompetensi motivasi dan kompensasi)

terhadap variabel dependen (kinerja pegawai). Adapun rumus yang digunakan:

� ² =bı∑XıY + b ∑X Y

∑Y²

Keterangan

�² = koefisien determinasi

X = varibel independen

B = koefosien regresi

Y = variabel dependen

Koefisien adjusted R Square mendekati 0 menunjukkani bahwa variabel bebas (X)

yang dipilih tidak dapat menerangkan baik variabel terikat yang bersangkutan,

sebaliknya bila koefisien adjusted R square mendekati 1 menunjukkan bahwa

variabel (X) yang digunakan penelitian ini telah dapat menerangkan variabel terikat

Gambar

Tabel        Judul
Gambar Judul
Tabel Distribusi t............................................................................
Gambar II.1. kerangka konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batubara yang dihasilkan dari proses gasifikasi berbeda dengan coal bed methane (CBM) karena CBM adalah gas metana yang terperangkap sudah ada dalam lapisan batubara

Proses handover dapat mengalami kegagalan saat adanya interferensi BCCH karena dengan adanya interferensi pada kanal BCCH mengakibatkan pergeseran pada kanal yang disediakan pada

plastic pada material akibat adanya pembebanan, sehingga perambatan retak terjadi secara perlahan.Pada struktur lepas pantai, umumnya baja yang digunakan adalah

Berdasarkan hasil Uji Friedman tersebut direkomendasikan untuk tidak menggunakan 4 skema dengan rerata peringkat terendah (F1, F8, F5, dan F6), sebaliknya

Selama kerja praktik penulis melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan arahan yang diperintahkan. Sebelum melakukan suatu kegiatan penulis terlebih dahulu dibimbing oleh pimpinan

Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi..

Masing-masing antibodi memiliki daerah variabel ( variable region ) yang dapat mengenali antigen khusus dan daerah konstan ( constant region ) yang mengontrol bagaimana

adan Arbitrase Syariah Nasional Perwakilan Propinsi Sumatera Utara, memiliki kompetensi untuk menyelesaikan sengketa keperdataan atau sengketa muamalah bagi pihak-pihak yang