• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan Bursa Efek Indonesia"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

IV-85 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia atau dahulu dikenal dengan Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluan investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan EkonomiNasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk mencapai pasar modal Indonesia yang stabil. Jika dikaji lebih lanjut pasar modal di Indonesia bukan merupakan hal baru. Sejarah pasar modal di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak Pemerintahan Hindia Belanda mendirikan bursa efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh

Vereneging Voor de Effecten handel. Dengan berkembangnya bursa efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 Bursa Efek Surabaya, kemudian disusul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Sehubungan pecahnya Perang Dunia II, maka pemerintah Hindia Belanda menutup bursa efek di Batavia pada tanggal 10 Mei 1940.

Pada zaman Republik Indonesia Serikat (RIS), bursa efek diaktifkan kembali. Diawali dengan diterbitkannya Obligasi Pemerintah Republik Indonesia tahun 1950, kemudian disusul dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat tentang bursa Nomor 13 tanggal 01 September 1951. Undang-Undang Darurat itu kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang nomor 15 tahun 1952. Pada saat itu

(2)

IV-86 penyelenggaraan bursa diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dan Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat. Kegiatan bursa kembali terhenti ketika pemerintah Belanda meluncurkanprogram nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah Belanda pada tahun1956. Program nasionalisasi ini disebabkan adanya sengketa antarapemerintah Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, dan sekarang bernama Papua, yang mengakibatkan lainnya modal usaha ke luar negeri.

Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Suharto secara resmimembuka pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan Go Public-nya PT.Semen Cibinong. Pada tahun itu juga pemerintah memperkenalkan BadanPelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai usaha untuk menghidupkan pasar modal.Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta yang mencapaipuncak perkembangan pada tahun 1990.

Pada tanggal 13 Juli 1991 bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta yang selanjutnya disebut dengan nama BEJ dengan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi badan Pengawas Pasar Modal.

Tahun 1995 adalah tahun dimana BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995 BEJ meluncurkan Jakarta Automatic Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan manual otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Dalam system perdagangan manual dilantai bursa terlihat dua (2) deret antrian,

(3)

IV-87 yang satu untuk antrian beli dan yang satu untuk antrian jual, yang cukup panjang masing-masing sekuritas dan kegiatan transaksi dicatat di papan tulis. Oleh karena itu, setelah otomatis ini yang sekarang terlihat di lantai bursa adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan pialang atau broker dalam bertransaksi.

Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan dibandingkan dengan sistem perdagangan manual. Pada Juli 2006 BEJ menerapkan perdagangan tanpa warkat atau Secriples Trading dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.Tahun 2008 BEJ juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh atau Remote Trading

sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisien pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.

Saham yang dicatatkan di BEJ adalah saham yang berasal dari berbagai jenis perusahaan yang go public, antara lain dapat berupa saham yang berasaldari perusahaan manufaktur, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan lain-lain. Perusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. Perusahaan ini terdiri dari dua kategori yaitu perbankan dan perusahaan jasa keuangan nonbank.

Perusahaan-perusahaan go public yang tercatat pada PT. BEJ diklasifikasikan menurut sektor industri yang telah ditetapkan oleh PT. BEJ yang disebut dengan JASICA (Jakarta Stock Exchange Industry Classification). Terdapat 9 (sembilan) sektor industri berdasarkan klasifikasi PT. BEJ,yaitu:

(4)

IV-88 1. Sektor Pertanian (Agriculture)

2. Sektor Pertambangan (Mining)

3. Sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals) 4. Sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry)

5. Sektor Industri Barang Konsumsi (Consumer GoodsIndustry) 6. Sektor Properti dan Real Estate (Property and Real Estate)

7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi (Infrastructure, Utillitiesand Transportation)

8. Sektor Keuangan (Finance)

9. Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi (Trade, Service, and Investment) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

(5)

IV-89 pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Tahun Perkembangan Pasar Modal

[Desember 1912]

 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda

[1914 – 1918]  Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

[1925 – 1942]  Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

[Awal tahun 1939]

 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup

[1942 – 1952]  Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II [1956]  Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin

tidak aktif

[1956 – 1977]  Perdagangan di Bursa Efek vakum [10 Agustus

1977]

 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama

[1977 – 1987]  Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal

[1987]  Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia

[1988 – 1990]  Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

[2 Juni 1988]  Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer

[Desember 1988]

 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal [16 Juni 1989]  Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya [13 Juli 1992]  Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

[22 Mei 1995]  Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

[10 November 1995]

 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996

[1995]  Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya [2000]  Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia

[2002]  BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)

(6)

IV-90

Tahun Perkembangan Pasar Modal

[2007]  Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) [02 Maret 2009]

 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

Sumber : Data di olah dari BEI

4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (Sampel Penelitian)

Berikut ini adalah profil perusahaan pada sub sektor perusahaan Makanan dan Minuman (Food and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2014 yang merupakan sampel dari penelitian ini:

1. PT. Akasha Wira International Tbk, (ADES)

PT Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades WatersIndonesiaTbk) (ADES) didirikan dengan nama PT. Alfindo Putra setia pada tahun1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88 Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Saat ini kegiatan utama ADES adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta perdagangan besar produk-produk kosmetika.

Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam

(7)

IV-91 kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung.

Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp 3.850,- persaham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni1994. 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, (AISA)

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya hanya bergerak di bisnis makanan (TPS Food) dan pada 2008 mulai memasuki bisnis perkebunan kelapa sawit (TPS Agro). Sejalan dengan proses transformasi bisnis yang dimulai pada 2009, TPSF telah menjadi salah satu perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 dan mendapat penghargaan Best Consumer Goods Industry Public Listed Company serta termasuk perusahaan yangmasuk dalam daftar “A List of the Top 40 Best Performing Listed Company” pada tahun 2011.

Bisnis makanan dari TPS Food adalah bisnis pendahulu dan tetap menjadi kontributor utama TPSF yang terus mengembangkan usahanya dengan mengaku isi si beberapa perusahaan antara lain PT.Subafood Pangan Jaya yang bergerak di bidang produksi bihun jagung dengan beberapa merek terkenal Subahoon dan Cap Tanam Jagung, serta mengakuisisi merek TARO pada akhir tahun 2011 yang memiliki tingkata wareness yang sangat tinggi dan telah menghasilkan

(8)

IV-92 pertumbuhan dan kinerja yang luar biasa dengan memberikan kontribusi pendapatan hingga 25% dari total penjualan TPSFood.

Bisnis Kelapa Sawit dimulai TPSF pada tahun 2008 dengan mengakuisisi PT. Bumiraya Investindo (BRI) yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Bisnis ini merupakan natural hedge untuk TPSF, karena memanfaatkan minyak sawit dalam bisnis makanan, sekaligus merupakan sumber pendapatan dan potensi pertumbuhan di masa akan datang. Untuk meningkatkan produksi, TPS Agro melakukan strategi pengembangan secara organik dan an-organik. TPS Agro mengalokasikan sebagian besar dana investasi untuk menambah lahan tertanam pada kegiatan usaha sektor ini, dimana ditargetkan sebesar 41.000 hektar lahan tertanam pada tahun 2015.

Pada akhir tahun 2010 TPSF memulai bisnis berasnya melalui akuisisi PT. Dunia Pangan, yang mana usaha di bidang Beras ini juga merupakansalah satu bentuk kontribusi TPSF bagi ketahanan pangan nasional. Bisnis model TPS Rice adalah “Paddy to Rice”, yaitu mengkorversi padi basah (GKP: Gabah Kering

Panen) yang dibeli para petani, dikeringkan dan diolahdengan mesin yang modern menjadi beras. Dengan bisnis model “Paddy to Rice” TPS Rice secara jelas

membedakan dirinya dengan kompetitor lainyang kebanyakan rice milling

tradisional kecil dan tersebar di banyak tempatsertakebanyakan mengadopsi bagian kecil dari bisnis model TPS Rice. Masuknya TPSF ke dalam bisnis perdagangan beras diharapkan akan membantu memperbaiki pendapatan petani beras, yang sering terpaksa menjual hasil produksi mereka pada harga rendah terlepas dari pada kondisi saat itu yang sedang panen.

(9)

IV-93 Selama tiga tahun terakhir, sejalan dengan proses transformasibisnisyang dicanangkan pada akhir tahun 2009, TPSF telah berkembang pesat dengan kombinasi akuisisi dan pola pertumbuhan internal. Dengankomitmen untuk meningkatkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu, kedua teknik tersebut sejauh ini mampu meningkatkan masa hidup perusahaan serta meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan Indonesia. Proses Transformasi Bisnis secara berkelanjutan dilaksanakan dengan senantiasa menumbuhkan daya saing perusahaan menuju kepada performance terbaik.

Dengan terus membangun kapabilitas sumber daya manusia, inovasi dan efisiensi di setiap lini kerja dan kepemimpinan yang mempunyai visi kuat, TPSF yakin akan dapat memenuhi komitmen untuk memberikankepuasan bagi pelanggan, keuntungan bagi investor, dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dan kepada bangsa dan negara.

3. PT Tri Banyan Tirta

Didirikan pada tahun 1997. Tujuan perusahaan adalah membangun Alto Natural Spring Water sebagai produk lokal dengan kualitas standar internasional. Perusahaan berambisi menjadi salah satu perusahaan minuman yang berpengaruh di Indonesia yang akan dicapai melalui investasi berkesinambungan pada produk-produk yang dihasilkan, sumber daya manusia maupun penyediaan fasilitas produksi terbaik. Strategi perusahaan adalah berkomitmen pada keberhasilan peningkatan dan pertumbuhan produk-produk utama, peningkatan kualitas produk, inovasi secara terus menerus, serta senantiasa memenuhi keinginan pelanggan dalam hal pelayanan. Pabrik PT Tri Banyan Tirta berlokasi di desa Babakan Pari,

(10)

IV-94 Sukabumi yang dikenal dengan sumber mata airnya yang alami, teruji kemurniannya dan kaya akan kandungan mineral alaminya. PT Tri Banyan Tirta juga didukung oleh ahli-ahli profesional dari berba gai latar belakang yang berbeda untuk mewujudkan tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk-produk bermutu tinggi.

4. PT. Cahaya Kalbar Tbk, (CEKA)

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelum menjadi PT. Cahaya Kalbar, Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februari 1968 dengannama CV.Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl.Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat. Lokasi pabrik CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat. Induk usaha CEKA adalah Tradesound Investments Limited, sedangkan induk usaha utama CEKA adalah Wilmar International Limited, merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA meliput bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan ekspor. Saat ini produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil dan Palm Kernel.

Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai nominal Rp 500,-per saham

(11)

IV-95 dengan harga penawaran Rp 1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli1996.

5. PT Delta Djakarta Tbk

Salah satu pemain terbesar di industri bir Indonesia hari ini, PT Delta Djakarta adalah produsen dan distributor beberapa merek bir terbaik di dunia di bawah Anker, Carlsberg, San Miguel, dan merek dagang Kuda Putih. Perusahaan ini juga merupakan tokoh kunci dalam non-alkohol pasar minuman di negara itu; dengan merek Sodaku dan Soda Ice antara top-penjual di Indonesia.

Sejak didirikan pada tahun 1932 oleh perusahaan Jerman Archipel Brouwerij NV, pimpinan PT Delta Djakarta telah berpindah tangan berkali-kali. Dalam Perang Dunia II, kontrol dari perusahaan diserahkan kepada sebuah perusahaan Belanda sebelum diteruskan ke sebuah perusahaan Jepang pada tahun 1942. Tiga tahun kemudian, Belanda kembali menguasai.

Pada tahun 1970, perusahaan mengambil nama PT Delta Djakarta; dan pada tahun 1984 adalah bagian dari generasi pertama dari perusahaan di Indonesia untuk go public dan menjual saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Sampai saat ini, pemegang saham utama PT Delta Djakarta termasuk Pemerintah Kota Jakarta dan San Miguel Malaysia (L) Private Limited. pabrik yang berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur dan Jawa Barat.

6. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Walaupun ICBP baru berdiri sebagai entitas terpisah di tahun 2009 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, berbagai kegiatan

(12)

IV-96 usahanya telah dijalankan oleh Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”), sejak awal tahun delapan-puluhan.

ICBP merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman. Guna mendukung kegiatan usaha utamanya, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton.

Kami menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala usia dan segmen pasar, melalui lebih dari 40 merek produk kami. Banyak di antara merek-merek tersebut merupakan merek terkemuka dengan posisi pasar yang signifikan di Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang ekstensif dari perusahaan induk, sebagian besar produk kami telah tersedia di seluruh nusantara, dan kami juga dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih efisien. Kegiatan operasional yang dijalankan oleh lebih dari 50 pabrik yang tersebar di berbagai wilayah utama di Indonesia, membantu kami untuk berada lebih dekat dengan permintaan dan dapat memastikan kesegaran produk-produk kami di pasar.

7. Indofood Sukses Makmur Tbk, (INDF)

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia pada 14 Agustus 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Atka Notaris Benny Kristianto,S.H.,No.228. Akta pendirianini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

(13)

IV-97 No.C22915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 Tambahan No.611 tanggal, 11 Februari 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan.

Perubahan berdasarkan Akta Notaris Benny Kritianto, S.H. No.28 tanggal 22 Februari 2008 mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas telah diterima dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia (sebelumnya Menteri Kehakiman) dalam Surat Keputusan No. AHU-16532.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 3 April 2008. Perubahan terakhir dalam Akta Notaris No. 2 dari notaris yang sama pada tanggal 1 Juli 2008, mengenai perubahan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.KEP-179/BL/2008, tanggal 14 Mei 2008 mengenai Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-66708.AH.01 .02. Tahun 2008 tanggal 22 September 2008.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari, antara lain produksi mie, penggailingan gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu.

(14)

IV-98 Kantor pusat perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76 – 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersialpada tahun1990.

8. PT Multi Bintang Indonesia Tbk

Sejarah panjang perusahaan dimulai dengan didirikannya N.V Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada tahun 1921. Brewery pertama berada di Surabaya dan secara Resmi beroperasi secara komersial pada 21 November 1931. Pada tahun 1936, tempat kedudukan perusahaan dipindahkan dari Medan ke Surabaya dan Heineken menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dan berubah nama menjadi N.V Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij. Lalu pada tahun 1951, Perusahaan kembali berubah nama menjadi Heineken’s Indonesische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V.

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan, brewery kedua dibangun di Tangerang. Di tahun yang sama, perusahaan berganti nama menjadi PT Perusahaan Bir Indonesia. Brewery kedua ini kemudian mulai beroperasi pada tahun 1973. Pada 1 January 1981, Perusahaan mengambil alih PT Brasseries de l'Indonesia yang memproduksi bir dan minuman ringan di Medan. Untuk mencerminkan peningkatan usaha dan aktifitas akuisisi ini, sejak tanggal 2 September 29181, nama perusahaan menjadi PT Multi Bintang Indonesia dan tempat kedudukan kemudian dipindahkan ke Jakarta. Perusahaan juga mencatatkan sahamnya di Bura Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1997, kegiatan produksi di Surabaya dipindahkan ke Sampang Agung, dimana dibangun fasilitas produksi

(15)

IV-99 baru. Di tahun 2010, Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura mengakusisi saham mayoritas dari Heineken International B.V (HIBV) di perusahaan. Namun, di bulan September 2013, HIBV dari Belanda kembali menjadi pemegang saham utama Perseroan, ketika mengakusisi saham mayoritas perusahaan hingga saat ini.

Di 2014, Multi Bintang sekali lagi menciptakan tonggak sejarah dengan membangun fasilitas produksi baru yang dilengkapi teknologi canggih untuk memproduksi minuman non-alkohol di Sampang Agung, Jawa Timur. Dengan investasi sebesar Rp 210 miliar, fasilitas produksi ini dibangun hanya dalam waktu 9 bulan dan secara Resmi beroperasi pada Agustus 2014.

Dengan sejarah panjang di Indonesia, perusahaan pun identik dengan salah satu produk unggulan yaitu Bir Bintang, sebuah merek ikonik dan telah dikenal luas di Indonesia. Multi Bintang juga memproduksi dan memasarkan merek bir premium internasional, Heineken®; kategori 0,0% alkohol, minuman bebas alkohol Bintang Zero dan Bintang Radler 0,0%; dan inovasi terbaru Bintang Radler, kombinasi unik Bir Bintang dengan jus lemon alami yang memberikan kesegaran ganda, sekarang tersedia juga dalam varian berbeda, Bintang Radler Grapefruit dengan jus grapefruit alami; minuman fine soda, Fayrouz, serta minuman ringan Green Sands.

Saat ini, dengan didukung kuatnya aktifitas Brewery perusahaan di Sampang Agung dan Tangerang, Multi Bintang telah memantapkan pijakannya lewat anak perusahaan, PT Multi Bintang Indonesia Niaga, dalam memasarkan dan menjual produk-produk perusahaan di seluruh kota besar di Indonesia dan luar negeri. Anak perusahaan ini beroperasi sebagai distributor utama dan memulai operasi komersial

(16)

IV-100 pertama pada January 2005. Perusahaan mempunyai saham di PT Multi Bintang Indonesia Niaga sebesar 99%.

9. Mayora Indah Tbk.(MYOR)

PT. Mayora Indah Tbk, didirikan dengan Akta No. 204 tanggal17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suseb, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978,serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapakali perubahan,yangterakhirdengan Akta No. 25 tanggal 30 Juni 2008 dari Saifudin Arief, S.H., notaries di Tangerang, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuaidengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidangindustri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luarnegeri. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No.21- 23, Jakarta, sedangkan pabrik perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.

10. PT Prasidha Aneka Niaga

Didirikan pada tahun 1984 oleh Bapak Oesman Soedargo, Mr. Mansjur Tandiono, almarhum Bapak Haji Mahmud Udin dan almarhum Bapak I Gede

(17)

IV-101 Subratha. Bisnis inti Grup adalah komoditas pertanian pengolahan dan ekspor yang menangani terutama oleh perusahaan anggotanya operasi PT. Prasidha Aneka Niaga & anak perusahaan. Ini juga memiliki diversifikasi dalam makanan, manufaktur, dan perkebunan.

Pengalaman manajemen telah memungkinkan perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan sambil terus menjunjung tinggi reputasi untuk kualitas produk dan layanan yang sangat baik. Memiliki membangun hubungan jangka panjang dengan sesama pedagang, distributor, mitra bisnis dan pelanggan, sementara terus-menerus meningkatkan dirinya sendiri dan memperkuat manajemen dan portofolio sendiri, Prasidha Aneka Niaga optimis tentang masa depan.

11. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI)

Berdiri pada tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di Palembang dan Makassar. Perseroan secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik pada tahun 2010.

(18)

IV-102 Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

Sebagai produsen roti terbesar di Indonesia Perseroan telah meraih beragam penghargaan, antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.

12. PT Sekar Bumi, Tbk (SKBM)

Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat SKBM berlokasi di Plaza Asia, Lantai 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 dan pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo serta tambak di Bone dan Mare, Sulawesi.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sekar Bumi Tbk, antara lain: Berlutti Finance Limited (17,68%), Sapphira Corporation Ltd (16,80%), Malvina Investment (12,70%), BNI Divisi Penyelamatan & Penyelesaian Kredit Korporasi (11,31%), PT Multi Karya Sejati (pengendali) (8,77%), BNYM SA/NV AS Cust Of Minot Light Apac (6,78%) dan UOB Kay Hian Pte Ltd A/C Referral Client 074C (6,44%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKBM adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi

(19)

IV-103 dan peternakan. Sekar Bumi memiliki 2 divisi usaha, yaitu hasil laut beku nilai tambah (udang, ikan, cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku (dim sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak lainnya). Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi pakan ikan, pakan udang, mete dan produk kacang lainnya. Produk-produk Sekar Bumi dipasarkan dengan berbagai merek, diantaranya SKB, Bumifood dan Mitraku.

Tanggal 18 September 1995, SKBM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SKBM (IPO) kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Januari 1993. Kemudian sejak tanggal 15 September 1999, saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) dihapus dari daftar Efek Jakarta oleh PT Bursa Efek Jakarta (sekarang PT Bursa Efek Indonesia / BEI). Pada tanggal 24 September 2012, SKBM memperoleh persetujuan pencatatan kembali (relisting) efeknya oleh PT Bursa Efek Indonesia, terhitung sejak tanggal 28 September 2012.

13. PT Sekar Laut, Tbk (SKLT)

PT Sekar Laut Tbk. merupakan produsen makanan terkemuka di Indonesia. Produk yang dihasilkan dari perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur ini antara lain krupuk, bumbu masakan instant, kacang mente, melinjo, beras dan biji-bijian lain, saus, sarden, kacang gulung, dan sambal. Bisnis makanan ini berawal dari sebuah usaha yang memperdagangkan produk-produk hasil laut yang pertama kali didirikan di Sidoarjo, Jawa Timur. Bisnis yang dimulai sejak tahun 1966 itu kemudian berkembang menjadi sangat pesat dalam bisnis krupuk udang tradisional. Perusahaan sendiri didirikan sebagai perseroan terbatas sejak tanggal

(20)

IV-104 19 Juli 1976. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1978 perusahaan terdaftar menjadi badan perusahaan yang resmi di Departemen Kehakiman.

Perkembangan usaha makanan yang dijalani perusahaan ini terlihat semakin meningkat. Sejak tanggal 4 Juli 1990 perusahaan melakukan penawaran umum perdana dan resmi mencatatkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada awal tahun 2011, perusahaan terus mengambangkan bisnis-nya dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan PT Cheil Jedang Indonesia. Dalam proses kerjasama tersebut, perusahaan akan membangun dua anak perusahaan yang akan memproduksi dan mendistribusikan tepung bumbu, bumbu masak, dan saus. Perusahaan baru tersebut akan diberi nama PT Sekar Cheil Jedang Manufacturing dan PT Cheil Jedang Lestari Distrindo. Dengan pembentukan anak perusahaan ini diharapkan akan menambah hasil produksi untuk pemasaran dalam negeri bagi perusahaan. Selain itu, teknologi yang dipakai oleh Cheil Jedang nantinya akan membantu proses produksi bagi perusahaan sendiri. Tak hanya itu, guna meningkatkan kapasitas produksi pada pertengahan tahun 2013 perusahaan juga telah menginvestasikan Rp. 15 miliar untuk penambahan mesin baru. Rencananya dengan pembelian mesin baru ini kapasitas produksi akan naik hingga 17.000 ton per tahun yang sebelum-nya hanya mencapai 14.000 ton per tahun. Hingga saat ini Sekar Laut telah berhasil memproduksi lebih dari 40 varian produk. Dengan merek dagang "Finna" produk buatan Sekar Laut telah terjamin mutu dan memenuhi standar nasional dan internasional.

(21)

IV-105 14. PT Siantar Top, Tbk (STTP)

Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), Bekasi (Jawa Barat) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Siantar Top Tbk adalah PT Shindo Tiara Tunggal, dengan persentase kepemilikan sebesar 56,76%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle, antara lain: Soba, Spix Mie Goreng, Mie Gemes, Boyki, Tamiku, Wilco, Fajar, dll), kerupuk (crackers, seperti French Fries 2000, Twistko, Leanet, Opotato, dll), biskuit dan wafer (Goriorio, Gopotato, Go Malkist, Brio Gopotato, Go Choco Star, Wafer Stick, Superman, Goriorio Magic, Goriorio Otamtam, dll), dan kembang gula (candy dengan berbagai macam rasa seperti: DR. Milk, Gaul, Mango, Era Cool, dll). Selain itu, STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui anak usaha (PT Siantar Megah Jaya).

Pada tanggal 25 Nopember 1996, STTP memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham STTP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dan harga penawaran Rp 2.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Desember1996.

(22)

IV-106 15. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.(ULTJ)

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company,Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya yakni sebagai produsenminuman terkemuka di Indonesia. Pada awal berdirinya, perusahaan ini merupakan sebuah industri rumah tangga sederhana yang dimulai pada tahun 1958 di Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya industri sederhana yang dirintis oleh seorang pengusaha Tionghoa bernama Ahmad Prawirawidjaja ini berkembang menjadi perseroan terbatas sejak tahun 1971. Reputasi perusahaan ini sebagai pelopor minuman dalam kemasan di Indonesia membuat Ultrajaya Milk tetap diterima di tengah-tengah konsumen Indonesia dengan baik.

Ultrajaya Milk awalnya hanya terbatas pada pengembangan produk susu. Namun seiring dengan diversifikasi perusahaan, Ultrajaya Milk mulai mengembangkan inovasi produk jus yang kemudian dikenal denganmerek Buavita, Gogo. Perusahaan juga mengembangkan varian minuman lainyang popular seperti Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Pada tahun 2008, merek Buavita dan Gogo diambil alih oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. Yang menyebabkan perusahaan lebih terfokus dalam pengembangan produk susu. Saat ini di bawah kepemimpinan generasi kedua dari Prawirawidjaja yang bernama Sabana Prawirawidjaja selalu menciptakan inovasi-inovasi terbaru bagi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan telah menerapkan teknologi robot lengan, AGV, dan

stacker crane dalam pengoperasian sejak tahun 1995.

Dalam perkembangannya, Ultrajaya Milk berperan sebagai pemain utama dalam industri susu cair di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan pencatatan

(23)

IV-107 kapasiitas produksi yang mencapai 1 juta liter tiap harinya. Dengan hal ini, total produksi perusahaan telah memenuhi 90% kebutuhan di pasar domestik. Produk-produk Ultrajaya Milk nyatanya tidak hanya mampu memenuhi permintaan pasaran domestik saja, melainkan telah merambah hingga pasaran internasional seperti negara-negara ASEAN termasuk Singapura, Vietnam ,dan Filipina serta Negara lain di Afrika seperti Nigeria. Rencana Ultrajaya Milk dalam jangka panjang akan memperluas jaringan distribusi sebanyak 125.000 toko ritel melalui 50 distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Memasuki tahun 2013, Ultrajaya Milk akan menargetkan laba bersih perusahaan yang mencapai Rp 261,1 miliar atau naik sebesar 34% dari tahun sebelumnya yaitu Rp.3,24 triliun atau 19,8%. Hal ini didukung dengan beroperasinya pabrik baru yang terletak di Jakarta yang mampu memberikan tambahan kapasitas produksi sebesar 20%-30% atau mencapai lebih dari 360 juta liter-390 juta liter susu cair per tahun.

4.2 Analisis Deskriptif

Guna menjawab rumusan masalah penelitian, berikut ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan harga saham pada perusahaan sub sector makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2014.

(24)

IV-108 4.2.1 Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) Perusahaan Sub Sektor

Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan operasionalnya. Dengan menggunakan DER, calon investor dapat mengukur tingkat penggunaan utang terhadap modal yang dimiliki perusahaan yang akan diinvestasi.

Berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh nilai Debt To Equity Ratio untuk perusahaan yang diteliti selama tahun 2010 - 2014 seperti terlihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

PERUSAHAAN TAHUN DER

PERKEMBANGAN DER ANGKA % KETERANGAN ADES 2010 2.25 - 2011 1.51 -0.74 -33% TURUN 2012 0.86 -0.65 -43% TURUN 2013 0.67 -0.19 -22% TURUN 2014 0.71 0.04 6% NAIK AISA 2010 2.28 2011 0.96 -1.32 -58% TURUN 2012 0.90 -0.06 -6% TURUN 2013 1.13 0.23 26% NAIK 2014 1.05 -0.08 -7% TURUN CEKA 2010 1.75 2011 1.03 -0.72 -41% TURUN 2012 1.22 0.19 18% NAIK 2013 1.02 -0.20 -16% TURUN 2014 1.39 0.37 36% NAIK DLTA 2010 0.20

(25)

IV-109 PERUSAHAAN TAHUN DER

PERKEMBANGAN DER ANGKA % KETERANGAN DLTA 2011 0.22 0.02 10% NAIK 2012 0.25 0.03 14% NAIK 2013 0.28 0.03 12% NAIK 2014 0.30 0.02 7% NAIK ICBP 2010 0.45 2011 0.42 -0.03 -7% TURUN 2012 0.48 0.06 14% NAIK 2013 0.60 0.12 25% NAIK 2014 0.66 0.06 10% NAIK INDF 2010 0.902 2011 0.70 -0.20 -22% TURUN 2012 0.74 0.04 6% NAIK 2013 1.04 0.30 41% NAIK 2014 1.08 0.04 4% NAIK MLBI 2010 1.41 2011 1.30 -0.11 -8% TURUN 2012 2.49 1.19 92% NAIK 2013 0.80 -1.69 -68% TURUN 2014 3.03 2.23 279% NAIK MYOR 2010 1.18 2011 1.72 0.54 46% NAIK 2012 1.71 -0.01 -1% TURUN 2013 1.47 -0.24 -14% TURUN 2014 1.51 0.04 3% NAIK PSDN 2010 1.60 2011 1.04 -0.56 -35% TURUN 2012 0.67 -0.37 -36% TURUN 2013 0.63 -0.04 -6% TURUN 2014 0.64 0.01 1% NAIK ROTI 2010 0.20 2011 0.39 0.19 95% NAIK 2012 0.81 0.42 108% NAIK 2013 1.32 0.51 63% NAIK 2014 1.23 -0.09 -7% TURUN SKBM 2010 0.85 2011 0.81 -0.04 -5% TURUN 2012 1.26 0.45 56% NAIK 2013 1.50 0.24 19% NAIK

(26)

IV-110 PERUSAHAAN TAHUN DER

PERKEMBANGAN DER ANGKA % KETERANGAN SKBM 2014 1.00 -0.50 -33% TURUN SKLT 2010 0.69 2011 0.74 0.05 7% NAIK 2012 0.93 0.19 26% NAIK 2013 1.16 0.23 25% NAIK 2014 1.16 - 0% STTP 2010 0.45 2011 0.91 0.46 102% NAIK 2012 1.16 0.25 27% NAIK 2013 1.12 -0.04 -3% TURUN 2014 1.08 -0.04 -4% TURUN ULTJ 2010 0.54 2011 0.55 0.01 2% NAIK 2012 0.44 -0.11 -20% TURUN 2013 0.40 -0.04 -9% TURUN 2014 0.39 -0.01 -3% TURUN Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan(data diolah)

Gambar 4.1 Debt to Equity Ratio Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014

0.75 0.85 0.95 1.05 1.15 2010 2011 2012 2013 2014

(27)

IV-111 Gambar 4.2 Debt to Equity Ratio Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman 2010-2014

Tabel-tabel di atas menjelaskan bahwa perusahaan dengan debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2011. Debt to equity

tertinggi dipegang oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2010-2014. Hal ini diindikasikan terjadi karena adanya pengurang pajak dari utang (debt tax shields) yang mendorong perusahaan untuk lebih menyukai utang daripada ekuitas. Dengan adanya ekspansi yang dilakukan PT Multi Bintang Indonesia Tbk, utang bisa menjadi angina segar pendongkrak pertumbuhan perusahaan. Dengan utang, pertumbuhan perusahaan bisa lebih cepat daripada hanya mengandalkan modal sendiri. Pengelolaan utang yang baik akan berdampak positif bagi

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2010 2011 2012 2013 2014

DEBT TO EQUITY RATIO

ADES AISA CEKA DLTA ICBP

INDF MLBI MYOR PSDN ROTI

(28)

IV-112 perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika utang tak dikelola dengan baik, bisa berdampak pada laporan rugi laba perusahaan itu sendiri. (detik.com)

Sementara itu, debt to equity ratio paling rendah dipegang oleh PT

Delta Jakarta Tbk dari tahun 2010-2014, hal tersebut diindikasikan karena meningkatnya daya beli masyarakat, sehingga berdampak pada laba yang dihasilkan. Kemampuan perusahaan menggunakan modal sendiri tentunya akan menjadi daya tarik bagi para calon investor.

4.2.2 Perkembangan Earning Per Share Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Laba merupakan penilaian penting bagi investor dalam mengukur kinerja perusahaan. Dengan perhitungan EPS, investor dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba per lembar sahamnya.

Berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh nilai Earning Per Share

untuk perusahaan yang diteliti selama tahun 2010 - 2014 seperti terlihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Perkembangan Earning Per Share pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

PERUSAHAAN TAHUN EPS

PERKEMBANGAN EPS

ANGKA % KET

ADES 2010 53.67

(29)

IV-113 PERUSAHAAN TAHUN EPS

PERKEMBANGAN EPS ANGKA % KET ADES 2012 141.34 97.49 222% NAIK 2013 94.35 -46.99 -33% TURUN 2014 52.59 -41.76 -44% TURUN AISA 2010 45.37 2011 75.90 30.53 67% NAIK 2012 72.18 -3.72 -5% TURUN 2013 106.08 33.90 47% NAIK 2014 113.40 7.32 7% NAIK CEKA 2010 99.37 2011 323.72 224.35 226% NAIK 2012 196.12 -127.60 -39% TURUN 2013 218.72 22.60 12% NAIK 2014 137.82 -80.90 -37% TURUN DLTA 2010 8,716.00 2011 9,060.35 344.35 4% NAIK 2012 13,327.84 4,267.49 47% NAIK 2013 16,514.56 3,186.72 24% NAIK 2014 17,621.38 1,106.82 7% NAIK ICBP 2010 344.00 2011 338.77 -5.23 -2% NAIK 2012 373.80 35.03 10% NAIK 2013 381.63 7.83 2% NAIK 2014 446.62 64.99 17% NAIK INDF 2010 336.00 2011 350.46 14.46 4% NAIK 2012 371.41 20.95 6% NAIK 2013 285.16 -86.25 -23% TURUN 2014 442.50 157.34 55% NAIK MLBI 2010 21,021.00 2011 24,080.78 3,059.78 15% NAIK 2012 21,518.98 -2,561.80 -11% TURUN 2013 55,576.08 34,057.10 158% NAIK 2014 37,717.51 -17,858.57 -32% TURUN MYOR 2010 631.00 2011 630.70 -0.30 0% TURUN 2012 971.10 340.40 54% NAIK 2013 1,164.83 193.73 20% NAIK 2014 451.31 -713.52 -61% TURUN

(30)

IV-114 PERUSAHAAN TAHUN EPS

PERKEMBANGAN EPS ANGKA % KET PSDN 2010 9.00 2011 8.91 -0.09 -1% TURUN 2012 17.79 8.88 100% NAIK 2013 14.81 -2.98 -17% TURUN 2014 -21.27 -36.08 -244% TURUN ROTI 2010 106.38 2011 114.52 8.14 8% NAIK 2012 147.33 32.81 29% NAIK 2013 31.22 -116.11 -79% TURUN 2014 37.26 6.04 19% NAIK SKBM 2010 6.00 2011 15.00 9.00 150% NAIK 2012 15.00 - 0% 2013 67.00 52.00 347% NAIK 2014 81.99 14.99 22% NAIK SKLT 2010 7.00 2011 8.65 1.65 24% NAIK 2012 11.53 2.88 33% NAIK 2013 16.90 5.37 47% NAIK 2014 24.56 7.66 45% NAIK STTP 2010 32.54 2011 32.58 0.04 0% NAIK 2012 56.97 24.39 75% NAIK Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan(data diolah)

Gambar 4.3 Debt to Equity Ratio Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014 1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 2010 2011 2012 2013 2014

EPS SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

(31)

IV-115 Gambar 4.4 Debt to Equity Ratio Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman 2010-2014

Tabel-tabel di atas menjelaskan bahwa laba per lembar saham tertinggi tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan terendah pada tahun 2011. Laba per lembar saham tertinggi diperoleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2010-2014. Hal ini tidak luput dari kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan kinerja keuangan yang terus-menerus membaik membuat perusahaan ini banyak diminati para investor. Peningkatan laba yang terus-menerus meningkat ini dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang terus meningkat.

Sementara itu, laba per lembar saham terendah dipegang oleh Prashida Aneka Niaga Tbk, PT dari tahun 2010-2014. EPS Prashida Aneka Niaga Tbk, PT

-10000 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 2010 2011 2012 2013 2014

EARNING PER SHARE

ADES AISA CEKA DLTA ICBP

INDF MLBI MYOR PSDN ROTI

(32)

IV-116 dari tahun 2010-2014 rendah diindikasikan karena terjadinya perang harga kopi dalam dan luar negeri. Penurunan harga kopi juga dipicu oleh perang dagang dari negara produsen lain yang menekan harga jualnya juga ditekan produsen kopi domestik yang memasang harga yang murah. Selain di bisnis kopi, usaha karet remah (crumb rubber) milik Prasidha juga dilanda ketidakpastian. Penyebabnya antara lain faktor harga yang turun akibat perang dagang, sehingga berdampak pada laba yang dihasilkan. (industri.kontan.co.id)

4.2.3 Perkembangan Return On Asset Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh nilai Return On Asset

untuk perusahaan yang diteliti selama tahun 2010- 2014 seperti terlihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4Perkembangan Return On Asset pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

PERUSAHAAN TAHUN ROA

PERKEMBANGAN ROA ANGKA % KET ADES 2010 9.76 - 2011 8.18 -1.58 -16% TURUN 2012 21.43 13.25 162% NAIK 2013 12.62 -8.81 -41% TURUN 2014 6.14 -6.48 -51% TURUN AISA 2010 4.13 2011 4.18 0.05 1% NAIK 2012 6.56 2.38 57% NAIK 2013 6.91 0.35 5% NAIK 2014 5.13 -1.78 -26% TURUN CEKA 2010 3.48

(33)

IV-117 PERUSAHAAN TAHUN ROA

PERKEMBANGAN ROA ANGKA % KET CEKA 2011 11.70 8.22 236% NAIK 2012 5.68 -6.02 -51% TURUN 2013 6.08 0.40 7% NAIK 2014 3.19 -2.89 -48% TURUN DLTA 2010 20.61 2011 21.79 1.18 6% NAIK 2012 28.64 6.85 31% NAIK 2013 31.20 2.56 9% NAIK 2014 29.04 -2.16 -7% TURUN ICBP 2010 13.68 2011 13.57 -0.11 -1% TURUN 2012 12.86 -0.71 -5% TURUN 2013 10.51 -2.35 -18% TURUN 2014 10.16 -0.35 -3% TURUN INDF 2010 6.25 2011 9.13 2.88 46% NAIK 2012 8.06 -1.07 -12% TURUN 2013 4.38 -3.68 -46% TURUN 2014 5.99 1.61 37% TURUN MLBI 2010 38.96 2011 41.56 2.60 7% NAIK 2012 39.36 -2.20 -5% TURUN 2013 65.72 26.36 67% NAIK 2014 35.63 -30.09 -46% TURUN MYOR 2010 11.36 2011 7.33 -4.03 -35% TURUN 2012 8.97 1.64 22% NAIK 2013 10.90 1.93 22% NAIK 2014 3.98 -6.92 -63% TURUN PSDN 2010 6.19 2011 5.66 -0.53 -9% TURUN 2012 3.75 -1.91 -34% TURUN 2013 1.96 -1.79 -48% TURUN 2014 - 4.54 -6.50 -332% TURUN ROTI 2010 17.56 2011 15.27 -2.29 -13% TURUN 2012 12.38 -2.89 -19% TURUN 2013 8.67 -3.71 -30% TURUN

(34)

IV-118 PERUSAHAAN TAHUN ROA

PERKEMBANGAN ROA ANGKA % KET ROTI 2014 8.80 0.13 1% TURUN SKBM 2010 74.07 2011 3.95 -70.12 -95% TURUN 2012 4.40 0.45 11% NAIK 2013 11.70 7.30 166% NAIK 2014 13.70 2.00 17% NAIK SKLT 2010 2.42 2011 2.79 0.37 15% NAIK 2012 3.19 0.40 14% NAIK 2013 3.79 0.60 19% NAIK 2014 4.97 1.18 31% NAIK STTP 2010 6.43 2011 4.57 -1.86 -29% TURUN 2012 5.97 1.40 31% NAIK 2013 7.78 1.81 30% NAIK 2014 7.26 -0.52 -7% TURUN ULTJ 2010 5.35 2011 4.65 -0.70 -13% TURUN 2012 14.60 9.95 214% NAIK 2013 11.56 -3.04 -21% TURUN 2014 4.29 -7.27 -63% TURUN Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan(data diolah)

Gambar 4.5 Return on Asset Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014

5.00 10.00 15.00 20.00 2010 2011 2012 2013 2014

ROA SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

(35)

IV-119 Gambar 4.6 Return on Asset Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman 2010-2014

Tabel-tabel di atas menjelaskan bahwa return on asset tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2014. Return on asset tertinggi diperoleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2010-2014. Hal ini tidak luput dari kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan kinerja keuangan yang terus-menerus membaik membuat perusahaan ini banyak diminati para investor. Peningkatan laba yang terus-menerus meningkat ini dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang terus meningkat.

Sementara itu, return on asset terendah dipegang oleh Prashida Aneka Niaga Tbk, PT dari tahun 2010-2014. ROA Prashida Aneka Niaga Tbk, PT dari tahun 2010-2014 rendah diindikasikan karena terjadinya perang harga kopi dalam dan luar negeri. Penurunan harga kopi juga dipicu oleh perang dagang dari negara produsen lain yang menekan harga jualnya juga ditekan produsen kopi domestik

-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2011 2012 2013 2014

ROA

ADES AISA CEKA DLTA ICBP

INDF MLBI MYOR PSDN ROTI

(36)

IV-120 yang memasang harga yang murah. Selain di bisnis kopi, usaha karet remah (crumb rubber) milik Prasidha juga dilanda ketidakpastian. Penyebabnya antara lain faktor harga yang turun akibat perang dagang, sehingga berdampak pada laba yang dihasilkan. (industri.kontan.co.id)

4.2.4 Perkembangan Return On Equity Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh nilai Return On Equity

untuk perusahaan yang diteliti selama tahun 2010-2014 seperti terlihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Perkembangan Return On Equity pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

PERUSAHAAN TAHUN ROE

PERKEMBANGAN ROE ANGKA % KET ADES 2010 31.70 2011 20.57 -11.13 -35% TURUN 2012 39.87 19.30 94% NAIK 2013 21.02 -18.85 -47% TURUN 2014 10.49 -10.53 -50% TURUN AISA 2010 13.57 2011 8.18 -5.39 -40% TURUN 2012 12.47 4.29 52% NAIK 2013 14.71 2.24 18% NAIK 2014 10.52 -4.19 -28% TURUN CEKA 2010 9.57 2011 23.78 14.21 148% NAIK 2012 12.59 -11.19 -47% TURUN 2013 12.32 -0.27 -2% TURUN 2014 7.63 -4.69 -38% TURUN

(37)

IV-121 PERUSAHAAN TAHUN ROE

PERKEMBANGAN ROE ANGKA % KET DLTA 2010 25.28 2011 26.48 1.20 5% NAIK 2012 35.68 9.20 35% NAIK 2013 39.98 4.30 12% NAIK 2014 37.68 -2.30 -6% TURUN ICBP 2010 20.49 2011 19.29 -1.20 -6% TURUN 2012 19.04 - 0.25 -1% TURUN 2013 16.85 -2.19 -12% TURUN 2014 16.83 -0.02 0% TURUN INDF 2010 17.59 2011 15.47 -2.12 -12% TURUN 2012 14.00 -1.47 -10% TURUN 2013 8.90 -5.10 -36% TURUN 2014 12.48 3.58 40% NAIK MLBI 2010 94.02 2011 95.68 1.66 2% NAIK 2012 137.46 41.78 44% NAIK 2013 118.60 -18.86 -14% TURUN 2014 143.53 24.93 21% NAIK MYOR 2010 25.09 2011 19.94 -5.15 -21% TURUN 2012 24.27 4.33 22% NAIK 2013 26.87 2.60 11% NAIK 2014 9.99 -16.88 -63% TURUN PSDN 2010 18.57 2011 11.57 -7.00 -38% TURUN 2012 6.26 -5.31 -46% TURUN 2013 5.11 -1.15 -18% TURUN 2014 -7.44 -12.55 -246% TURUN ROTI 2010 21.91 2011 21.22 -0.69 -3% TURUN 2012 22.37 1.15 5% NAIK 2013 20.07 -2.30 -10% TURUN 2014 19.64 -0.43 -2% TURUN SKBM 2010 136.97 2011 7.14 -129.83 -95% TURUN 2012 9.95 2.81 39% NAIK

(38)

IV-122 PERUSAHAAN TAHUN ROE

PERKEMBANGAN ROE ANGKA % KET SKBM 2013 29.00 19.05 191% NAIK 2014 28.00 -1.00 -3% TURUN SKLT 2010 4.09 2011 4.86 0.77 19% NAIK 2012 6.15 1.29 27% NAIK 2013 8.19 2.04 33% NAIK 2014 10.75 2.56 31% NAIK STTP 2010 9.33 2011 8.71 -0.62 -7% TURUN 2012 12.87 4.16 48% NAIK 2013 16.49 3.62 28% NAIK 2014 15.10 -1.39 -8% TURUN ULTJ 2010 8.27 2011 7.22 -1.05 -13% TURUN 2012 21.08 13.86 192% NAIK 2013 16.13 - 4.95 -23% TURUN 2014 5.96 -10.17 -63% TURUN Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan(data diolah)

Gambar 4.7 Return on Equity Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014

10.00 20.00 30.00 40.00 2010 2011 2012 2013 2014

ROE SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

(39)

IV-123 Gambar 3.8 Return on Equity Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman 2010-2014

Tabel-tabel di atas menjelaskan bahwa return on equity tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2011. Return on equity tertinggi diperoleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2010-2014. Hal ini tidak luput dari kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan kinerja keuangan yang terus-menerus membaik membuat perusahaan ini banyak diminati para investor. Peningkatan laba yang terus-menerus meningkat ini dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang terus meningkat.

Sementara itu, return on equity terendah dipegang oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk dari tahun 2014. ROE PT Tri Banyan Tirta Tbk dari tahun 2010-2014 rendah diindikasikan karena adanya perlambatan ekonomi domestik telah menyulut pelemahan daya beli konsumen. Kondisi tersebut diperburuk oleh

0 20 40 60 80 100 120 140 160 2010 2011 2012 2013 2014

ROE

ADES AISA CEKA DLTA ICBP

INDF MLBI MYOR PSDN ROTI

(40)

IV-124 ketatnya persaingan di industri air minum kemasan yang berakibat anjloknya keuangan ALTO. (bareksa.com)

4.2.5 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan data laporan keuangan Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh nilai Harga Saham untuk perusahaan yang diteliti selama tahun 2010 sampai 2014 seperti terlihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Perkembangan Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

PERUSAHAAN TAHUN HARGA SAHAM PERKEMBANGAN HARGA SAHAM ANGKA % KET ADES 2010 640.00 2011 1,155.83 2012 1,345.83 190.00 16% NAIK 2013 2,995.83 1,650.00 123% NAIK 2014 1,712.92 -1,282.92 -43% TURUN AISA 2010 360.00 2011 691.25 331.25 92% NAIK 2012 718.75 27.50 4% NAIK 2013 1,300.83 582.08 81% NAIK 2014 2,189.17 888.33 68% NAIK CEKA 2010 1,490.00 2011 1,019.17 -470.83 -32% TURUN 2012 1,810.00 790.83 78% NAIK 2013 1,397.50 -412.50 -23% TURUN 2014 1,744.17 346.67 25% NAIK DLTA 2010 62,000.00 2011 119,291.67 57,291.67 92% NAIK 2012 196,958.33 77,666.67 65% NAIK 2013 334,166.67 137,208.33 70% NAIK

(41)

IV-125 PERUSAHAAN TAHUN HARGA

SAHAM PERKEMBANGAN HARGA SAHAM ANGKA % KET DLTA 2014 370,000.00 35,833.33 11% NAIK ICBP 2010 4,675.00 2011 5,206.25 531.25 11% NAIK 2012 6,259.17 1,052.92 20% NAIK 2013 10,475.00 4,215.83 67% NAIK 2014 27,622.17 17,147.17 164% NAIK INDF 2010 4,246.00 2011 5,250.00 1,004.00 24% NAIK 2012 5,252.08 2.08 0% NAIK 2013 6,900.00 1,647.92 31% NAIK 2014 6,937.50 37.50 1% NAIK MLBI 2010 177,000.00 2011 320,912.50 143,912.50 81% NAIK 2012 622,091.67 301,179.17 94% NAIK 2013 1,154,166.67 532,075.00 86% NAIK 2014 943,066.67 - 211,100.00 -18% TURUN MYOR 2010 4,500.00 2011 12,941.67 8,441.67 188% NAIK 2012 20,383.33 7,441.67 58% NAIK 2013 26,945.83 6,562.50 32% NAIK 2014 28,225.00 1,279.17 5% NAIK PSDN 2010 110.00 2011 193.75 83.75 76% NAIK 2012 211.08 17.33 9% NAIK 2013 212.42 1.33 1% NAIK 2014 159.17 -53.25 -25% TURUN ROTI 2010 104.60 2011 2,991.67 2,887.07 2760% NAIK 2012 4,795.83 1,804.17 60% NAIK 2013 6,032.50 1,236.67 26% NAIK 2014 1,216.67 -4,815.83 -80% TURUN SKBM 2010 450.00 2011 252.50 -197.50 -44% TURUN 2012 252.50 - 0% 2013 470.00 217.50 86% NAIK 2014 992.50 522.50 111% NAIK SKLT 2010 150.00 2011 140.00 -10.00 -7% TURUN

(42)

IV-126 PERUSAHAAN TAHUN HARGA

SAHAM PERKEMBANGAN HARGA SAHAM ANGKA % KET SKLT 2012 160.00 20.00 14% NAIK 2013 180.00 20.00 13% NAIK 2014 384.58 204.58 114% NAIK STTP 2010 250.00 2011 525.83 275.83 110% NAIK 2012 744.17 218.33 42% NAIK 2013 1,353.33 609.17 82% NAIK 2014 2,740.42 1,387.08 102% NAIK ULTJ 2010 580.00 2011 1,173.33 593.33 102% NAIK 2012 1,180.83 7.50 1% NAIK 2013 3,686.67 2,505.83 212% NAIK 2014 4,042.92 356.25 10% NAIK Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan(data diolah)

Gambar 4.9 Harga Saham Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014

50,000.00 100,000.00 150,000.00

2010 2011 2012 2013 2014

HARGA SAHAM SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

(43)

IV-127 Gambar 4.10Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman 2010-2014

Tabel-tabel di atas menjelaskan bahwa harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah pada tahun 2010. Harga saham tertinggi diperoleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2010-2014. Hal ini tidak luput dari kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan kinerja keuangan yang terus-menerus membaik membuat perusahaan ini banyak diminati para investor. Peningkatan laba yang terus-menerus meningkat ini dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang terus meningkat.

Sementara itu, harga saham terendah dipegang oleh PT Sekar Laut Tbk dari tahun 2010-2014. Harga saham PT Sekar Laut Tbk dari tahun 2010-2014 telah menjadi sorotan BEI bahkan sampai 2014 perusahaan ini masuk dalam daftar unusual market activity, alias UMA, lantaran harga sahamnya turun di luar kebiasaan. (market.bisnis.com) 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 2010 2011 2012 2013 2014

Harga Saham

ADES AISA Series3 CEKA DLTA

ICBP INDF MLBI MYOR PSDN

(44)

IV-128 Penurunan laba bersih yang terjadi didorong adanya beban pajak kini serta kenaikan beban lain-lain. Bahkan pada tahun 2011, Sekar Laut pada tahun 2011 tidak membagikan dividen, kendati pada 2010 membukukan laba bersih. Hal itu karena dalam dua tahun terakhir perusahaan masih memenuhi ketentuan anggaran dasar untuk mencadangkan laba ditahan minimal sebesar 20% dari modal disetor. Selain itu perusahaan masih membutuhkan dana untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Hal tersebut diindikasikan dapat mempengaruhi menurunnya minat investor.

4.3 Analisis Verifikatif

4.3.1 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis konseptual yang diajukan akan dibuktikan menggunakan metode statistika. Dalam penelitian ini, hipotesis konseptual yang diajukan adalah diduga adanya pengaruh dari debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE) terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah path analysis.

Persamaan jalur yang akan dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ρYX4 + ε

Keterangan:

Y = Harga Saham

X1 = Debt to Equity Ratio (DER)

X2 = Earning Per Share (EPS)

(45)

IV-129 X4 = Return on Equity (ROE)

ρYX1 = Koefisien jalur DER terhadap Harga Saham

ρYX2 = Koefisien jalur EPS terhadap Harga Saham

ρYX3 = Koefisien jalur ROA terhadap Harga Saham

ρYX4 = Koefisien jalur ROE terhadap Harga Saham

ε = Epsilon (pengaruh faktor lain)

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Pengujian Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian normalitas. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan menggunakan metode kolmogorov-smirnov dengan kriteria pengujian apabila nilai Sig. yang diperoleh lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan memiliki sebaran data yang terdistribusi secara normal. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DER EPS ROA ROE Harga_Saham

N 70 70 70 70 70 Normal Parametersa,b Mean -0,1701 5,1411 2,1580 2,8205 7,9862 Std. Deviation 0,59953 2,37001 0,83411 0,86300 2,38635 Most Extreme Differences Absolute 0,086 0,141 0,077 0,107 0,131 Positive 0,055 0,141 0,077 0,107 0,131 Negative -0,086 -0,094 -0,059 -0,063 -0,081 Kolmogorov-Smirnov Z 0,718 1,180 0,641 0,896 1,096 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,681 0,124 0,806 0,398 0,181 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(46)

IV-130 Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan uji normalitas data, diketahui bahwa kelima variabel memiliki data yang terdistribusi secara normal dikarenakan nilai Sig. yang dihasilkan jauh lebih besar dari 0,05.

b. Koefisien Korelasi

Tahapan pertama dalam path analysis adalah menghitung matriks korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Matriks Korelasi

Correlations

DER (X1) EPS (X2) ROA (X3) ROE (X4) Harga Saham (Y)

DER (X1) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 -0,110 -0,190 -0,110 -0,223 0,366 0,115 0,365 0,064 70 70 70 70 70 EPS (X2) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N -0,110 1 0,638 0,556 0,699 0,366 0,000 0,000 0,000 70 70 70 70 70 ROA (X3) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N -0,190 0,638 1 0,598 0,687 0,115 0,000 0,000 0,000 70 70 70 70 70 ROE (X4) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N -0,110 0,556 0,598 1 0,770 0,365 0,000 0,000 0,000 70 70 70 70 70

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 21.0

Koefisien korelasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koefisien korelasi antara DER dengan harga saham adalah sebesar -0,223 dan termasuk dalam kriteria hubungan yang lemah dikarenakan ada pada interval 0,20-0,399. Koefisien korelasi bertanda negatif yang menunjukan semakin tingginya DER perusahaan akan diikuti oleh semakin rendahnya harga saham.

2. Koefisien korelasi antara EPS dengan harga saham adalah sebesar 0,699 dan termasuk dalam kriteria hubungan yang kuat dikarenakan ada pada

(47)

IV-131 interval 0,60-0,799. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan semakin tingginya EPS perusahaan akan diikuti oleh semakin tingginya harga saham.

3. Koefisien korelasi antara ROA dengan harga saham adalah sebesar 0,687 dan termasuk dalam kriteria hubungan yang kuat dikarenakan ada pada interval 0,60-0,799. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan semakin tingginya ROA perusahaan akan diikuti oleh semakin tingginya harga saham.

4. Koefisien korelasi antara ROE dengan harga saham adalah sebesar 0,770 dan termasuk dalam kriteria hubungan yang kuat dikarenakan ada pada interval 0,60-0,799. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan semakin tingginya ROE perusahaan akan diikuti oleh semakin tingginya harga saham.

2. Analisis Jalur a. Koefisien Jalur

Setelah diketahui koefisien korelasi dari setiap variabel dependen terhadap variabel independen, langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien jalur (ρ) dan menghitung besar kontribusi pengaruh gabungan (koefisien determinasi/ R2) yang diberikan oleh variabel dependen terhadap variabel

independen. Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 21.0, dapat dilihat pada tabel berikut:

(48)

IV-132 Tabel 4.9 Koefisien Jalur antara DER, EPS, ROA dan ROE terhadap Harga

Saham Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -32667,690 31720,327 -1,030 0,307 DER (X1) -36476,071 23617,120 -0,101 -1,544 0,127 EPS (X2) 6,393 1,845 0,301 3,465 0,001 ROA (X3) 2763,702 1328,609 0,190 2,080 0,041 ROE (X4) 3048,240 532,496 0,478 5,724 0,000 a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 21.0

Tabel di atas memberikan informasi mengenai koefisien jalur untuk DER, EPS, ROA dan ROE terhadap harga saham. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefsien jalur untuk DER (ρYX1) adalah sebesar -0,101, EPS (ρYX2)

0,301, ROA (ρYX3) 0,190 dan untuk ROE (ρYX4) sebesar 0,478.

Selanjutnya besarnya kontribusi pengaruh gabungan (R2) yang diberikan oleh keempatnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Kontribusi Pengaruh Gabungan DER, EPS, ROA dan ROE terhadap Harga Saham Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,855a 0,732 0,715 106673,79676

a. Predictors: (Constant), ROE (X4), DER (X1), EPS (X2), ROA (X3)

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 21.0

Pada tabel di atas, dapat dilihat nilai R Square (R2) yang diperoleh adalah

sebesar 0,732 yang menunjukan bahwa DER, EPS, ROA dan ROE secara bersama memberikan kontribusi sebesar 73,2% terhadap harga saham,

(49)

IV-133 sedangkan sebanyak (1-R2) 26,8% sisanya merupakan besarnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti (ε).

Persamaan jalur yang menjelaskan pengaruh dari DER, EPS, ROA dan ROE terhadap harga saham adalah sebagai berikut:

Y = -0,101 X1 + 0,301 X2 + 0,190 X3 + 0,478 X4 + 0,268

Jika disajikan kedalam diagram jalur, koefisien jalur (ρ), koefisien korelasi (r) serta nilai epsilon (ε) tersebut akan tampak sebagai berikut:

Gambar 4.11 Diagram Jalur Pengaruh DER, EPS, ROA dan ROE terhadap Harga Saham

b. Koefisien Determinasi (Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung) Untuk mengetahui lebih detail mengenai besarnya kontribusi pengaruh langsung (dircet effect) maupun pengaruh secara tidak langsung (indircet effect) yang diberikan oleh setiap variabel dependen terhadap variabel independen, dapat dilihat pada uraian berikut:

Gambar

Tabel 4.2 Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Makanan  dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014
Gambar 4.1 Debt to Equity Ratio Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010-2014
Gambar 4.2 Debt to Equity Ratio Perusahaan Sub Sektor Makanan dan  Minuman 2010-2014
Gambar 4.3 Debt to Equity Ratio Sub Sektor Makanan dan Minuman 2010- 2010-2014  1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.0020102011 2012 2013 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Calon Penyedia Diharapkan membawa semua Dokumen Asli untuk Kualifikasi yang dipersyaratkan, dan penyedia agar mengirimkan 1 (satu) orang dari wakil perusahaan

Banyak bahasa pemrograman untuk pembuatan suatu website yang menarik, misalnya PHP yang sekarang penulis mencoba untuk memakainya dalam pembuatan website Bursa Komponen

Calon Penyedia Diharapkan membawa semua Dokumen Asli untuk Kualifikasi yang dipersyaratkan, dan penyedia agar mengirimkan 1 (satu) orang dari wakil perusahaan

Jadi aku lebih seneng kalo ngelakuin sesuatu hal tu yang bener-bener sendiri aja, kecuali emang orangnya yang sudah deket banget sama aku dan tau kalo aku ngomong sesuatu tu

Dari segi pemanfaatan pinisi, selain untuk transportasi untuk perhubungan, juga banyak digunakan sebagai perahu lomba arung samudera. Sebagai komoditi ekspor dalam

Dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan gizi, pangan dan kesehatan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah diperlukan kajian di lapangan berkenaan dengan

Manajemen laboratorium IPA dikatakan efektif apabila mampu melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

Dengan demikian, komposisi dan variasi alel yang terdapat pada populasi sapi madura diperkirakan merupakan gabungan alel yang berasal dari leluhur dan alel