• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI RSKGM PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI RSKGM PALEMBANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER

GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN

EKSTRAKSI GIGI DI RSKGM PALEMBANG

SKRIPSI

Oleh: SITI ZAKIYYAH

04031181621016

BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

▸ Baca selengkapnya: contoh tindakan khusus dokter umum kompleks tingkat 2

(2)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER

GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN

i

EKSTRAKSI GIGI DI RSKGM PALEMBANG

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya

Oleh: SITI ZAKIYYAH

04031181621016

BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

iv

“Barang siapa yang mempermudah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.”

(HR. Muslim)

Yakinlah dan berserahla kepada Allah SWT atas segala sesuatu.

Nothing Impossible!

Skripsi ini kupersembahkan untuk: ALLAH SWT

Ayah, Ibu, Adik

Keluarga, Sahabat, Teman dalam hidupku Orang-orang yang baik dan

sayang kepadaku

(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat, berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dokter Gigi terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Ekstraksi Gigi di RSKGM Palembang”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena segala keterbatasan yang ada. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi, khususnya kepada:

1. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes., Sp.Pros selaku Ketua Bagian Kedokteran Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

2. drg. Lasma Evy Lani, MARS dan drg. Hema Awalia, MPH selaku pembimbing skripsi yang berbaik hati dan penuh kasih sayang selalu meluangkan waktu untuk bimbingan, memberikan semangat, masukan, nasihat, serta doa dari awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini.

3. drg. Valentino Haksajiwo, M.Kes., Sp.BM., MARS dan Drs. Eddy Roflin, M.Si atas kesediaannya menguji, meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ilmu, saran, motivasi serta doa kepada penulis agar mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

4. Iche Andriyani Liberty, S.KM., M.Kes yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukkan, nasihat, semangat serta saran selama penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku tercinta Nasron dan Reni Kustia, adikku tersayang Abdussalam, bibikku, serta Keluarga Besar A. Rahman & M. Tohir Ali yang tiada henti memberikan dukungan, doa, serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

6. Sahabat-sahabatku tersayang Ovilia, Aurelia, Mutia, Annisasca, Dinda, Diani, Anindya, Adon, Jessi, Bay, Dewi, Tika, Rahmi, Mey, Ajeng, Ucup, Desi, Niki, Yurin dan Erin, serta teman hari-hariku Muhammad Apri Pratama yang telah menemani penulis selama pendidikan.

7. Seluruh dosen dan staf tata usaha di PSKG FK Unsri yang telah membantu selama penulis menempuh pendidikan.

8. Direktur dan seluruh staf tata usaha Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Palembang yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh dokter gigi RSKGM, Kak Dwi, Revina, Moneta, serta responden yang telah membantu penelitian skripsi ini.

10. Yuk Bella, Ayu, Adel, Ena, Sela, Reni, Arum, Kiran, Ardel, Prima, Ocha, Maya, Intan, Sania, Djian, Savira, Ghea, Apip, Irfan, Tomy, Roro, Septa, Oliv, Ambar, Sofy, Nadya, Wicak, Sindi serta keluarga “DENTALGIA” yang telah berbagi kebahagiaan bersama penulis dihari kecemasan.

11. Kak Hilwa, Kak Tatam, serta keluarga besar PSKG yang telah memberikan contoh, dukungan, doa, serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis akan di balas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda. Aaamiiin. Semoga bermanfaat.

Palembang, Juni 2019

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi ABSTRAK ... xii ABSTRACT ... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1Tujuan Umum ... 4 1.3.2Tujuan Khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Komunikasi ... 6

2.1.1 Definisi Komunikasi ... 6

2.1.2 Tujuan Komunikasi ... 6

2.1.3 Fungsi Komunikasi ... 7

2.1.4 Unsur - Unsur Komunikasi ... 9

2.1.5 Tingkatan Komunikasi ... 10

2.1.6 Komunikasi Interpersonal ... 12

2.1.6.1 Definisi Komunikasi Interpersonal ... 12

2.1.6.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal ... 13

2.1.6.3 Indikator Komunikasi Interpersonal yang Efektif ... 13

2.1.7 Komunikasi Efektif Dokter-Pasien ... 15

2.2 Kecemasan Dental ... 15 2.2.1 Definisi ... 15 2.2.2 Etiologi ... 16 2.2.3 Gejala ... 17 2.2.4 Skala Pengukuran ... 18 2.3 Ekstraksi Gigi ... 21 2.3.1 Definisi ... 21 2.3.2 Indikasi ... 22 2.3.3 Kontraindikasi ... 23 2.3.4 Komplikasi ... 25 2.4 Kerangka Teori ... 27 2.5 Hipotesis ... 27

(10)

ix

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1Jenis Penelitian ... 28

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.3.1 Populasi ... 28 3.3.2 Sampel ... 28 3.3.2.1 Jumlah Sampel ... 29 3.3.3 Kriteria Sampel ... 30 3.3.3.1 Kriteria Inklusi ... 30 3.3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 30 3.4Variabel Penelitian ... 30 3.5Kerangka Konsep ... 30 3.6Definisi Operasional ... 31

3.7Alat dan Bahan Penelitian ... 32

3.8Prosedur Penelitian ... 33

3.8.1 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.8.2 Metode Pengukuran Data ... 33

3.8.3 Tahapan Persiapan ... 34

3.8.4 Tahapan Pelaksanaan ... 34

3.9Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 35

3.10 Alur Penelitian ... 36

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... 42

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(11)

DAFTAR TABEL

x

Tabel 1. Definisi Operasional ... 31 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Jenis

Kelamin ... 37 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Usia ... 37 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 38 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Riwayat

Ekstraksi Gigi ... 38 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden ... 39 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan berdasarkan Jenis Kelamin

... 39 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan berdasarkan Usia ... 39 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 40 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan berdasarkan Riwayat

Ekstraksi Gigi ... 40 Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Rata-Rata Skor

Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Sesudah Komunikasi

Interpersonal Dokter Gigi ... 41 Tabel 12. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Rata-Rata Skor Tingkat Kecemasan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

xi Lampiran 1. Sertifikat Etik Penilitian Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent Responden Lampiran 4. Kuisioner Responden

Lampiran 5. Informed Consent Operator Lampiran 6. Kuisioner Operator

Lampiran 7. Gambar Penelitian

Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian RSKGM Lampiran 9. Data Hasil Penelitian

Lampiran 10. Statistik

(13)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER

xii

GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN

EKSTRAKSI GIGI DI RSKGM PALEMBANG

Siti Zakiyyah

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Latar belakang: Ekstraksi gigi merupakan tindakan yang paling ditakuti dalam perawatan gigi serta dapat menimbulkan kecemasan dental. Kecemasan dental dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perawatan gigi. Komunikasi interpersonal yang baik oleh dokter gigi dapat mengontrol kecemasan dental pasien pada saat perawatan gigi. Tujuan: untuk mengetahui signifikansi pengaruh komunikasi interpersonal dokter gigi terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Palembang. Metode: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Longitudinal (before and after measurement). Penelitian ini melibatkan 82 pasien ekstraksi gigi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Palembang. Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+) sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi interpersonal dokter gigi. Data dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat penurunan skor kecemasan sebesar 0,64 dan nilai p sebesar 0,000 (p≤0,05) sehingga hipotesis penelitian diterima. Kesimpulan: Komunikasi interpersonal dokter gigi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Palembang.

(14)

xiii

EFFECT OF DENTIST’S INTERPERSONALCOMMUNICATION

ON PATIENT’S ANXIETY LEVEL OF DENTAL

EXTRACTION IN RSKGM PALEMBANG

Siti Zakiyyah

Dentistry Study Program

Faculty of Medicine, Sriwijaya University

ABSTRACT

Background: Tooth extraction is the most feared action in dental treatment and can

cause dental anxiety. Dental anxiety can affect the success of a dental treatment. Good interpersonal communication by a dentist can control a patient's dental anxiety during dental treatment. Objective: to find out the significance of the influence of dentist’s interpersonal communication on patient’s anxiety level of dental extraction at Dental and Oral Special Hospital of Palembang. Methods: This study was an observational analytic with a Longitudinal design (before and after measurement). The study involved 82 dental extraction patients at Dental and Oral Special Hospital of Palembang. The measurement of anxiety using the Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+) questionnaire before and after the interpersonal communication of the dentist. Data were analyzed using the Wilcoxon Test. Results: There was a decrease in anxiety score of 0.64 and p value of 0,000 (p≤0.05) so that the research hypothesis is accepted. Conclusion: Dentist’s interpersonal communication has a significant effect on patient’s anxiety level of dental extraction at Dental and Oral Special Hospital of Palembang.

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu berinteraksi dan menjalin hubungan sesama manusia untuk meyampaikan, menerima dan menanggapi pesan.1 Komunikasi memegang peranan penting dalam berinteraksi sosial, menurut Kamus Bahasa Indonesia “komunikasi” artinya penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang di maksud dapat dipahami.2 Menurut Effendy, bentuk-bentuk komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi intrapersonal, dan komunikasi interpersonal.3 Adapun komunikasi interpersonal ialah proses pertukaran pesan yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka yang saling bergantung satu sama lain, baik secara verbal maupun nonverbal sehingga menghasilkan efek atau umpan balik seketika itu juga.4,5

Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi interpersonal berperan penting untuk membangun hubungan yang harmonis antara dokter dengan pasien. Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tertulis bahwa seorang dokter harus mampu untuk berkomunikasi secara efektif dengan pasiennya, agar pasien merasa nyaman, aman dan percaya kepada dokter. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal yang baik merupakan salah satu metode yang dapat mengontrol kecemasan pasien pada saat perawatan gigi terutama tindakan pencabutan gigi.4-6 Hal ini dikarenakan tindakan pencabutan gigi atau ekstraksi gigi menjadi salah

(16)

2

satu dari lima hal yang paling ditakuti dalam perawatan gigi serta dapat menimbulkan kecemasan.4,7 Kecemasan yang dialami pasien dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perawatan gigi.8,9

Kecemasan adalah keadaan emosional seperti rasa takut, khawatir dan gelisah yang muncul sebelum menghadapi situasi atau objek yang ditakuti dari dalam dirinya.2,8,10 Kecemasan merupakan gejala klinis pada pasien yang akan dilakukan tindakan medis, karena melibatkan stimulus yang menyakitkan dan peningkatan persepsi nyeri, sehingga pasien mengalami rasa sakit yang lebih lama dan melebih-lebihkan ingatan akan rasa sakit. 5,10,11 Dalam suatu perawatan gigi, hal ini disebut kecemasan dental.12

Dampak yang dapat ditimbulkan dari tingkat kecemasan dental yang tinggi di masyarakat yaitu menunda atau menghindari kunjungan gigi.9,11,12 Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi rata-rata penduduk Indonesia yang berada di provinsi Sumatera Selatan memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 52,4%.13 Hal ini dikarenakan perawatan yang lebih sulit membutuhkan lebih banyak waktu dan kunjungan yang lebih banyak, serta masalah pengalaman yang tidak menyenangkan dari pasien terhadap dokter gigi yang merawat merupakan faktor penyebab kecemasan dental tinggi.14

Menurut Abdulrahman Alatram (2014), untuk mengurangi kecemasan

dental pada populasi umum, dokter gigi dapat memberikan informasi tentang apa yang akan dilakukan saat ekstraksi gigi dan dapat membuat pengalaman pasien yang lebih baik dengan cara membiasakan berkomunikasi kepada pasien sebelum

(17)

3

dilakukan tindakan di dental chair.14 Teknik manajemen kecemasan dental

berawal dari komunikasi yang baik, sehingga dapat memperoleh keberhasilan dalam memanajemen pasien yang mengalami kecemasan dental saat perawatan gigi. Teknik tersebut dapat dilakukan untuk setiap dokter, namun membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih, dan komunikasi yang efektif, serta pendekatan pengobatan secara bertahap.12

Moosavi dkk (2015) menyatakan bahwa “Komunikasi yang baik dan efektif merupakan keterampilan komunikasi yang dapat meningkatkan kepuasan pasien dan memiliki efek tidak langsung terhadap tingkat kecemasan mereka serta dapat menurunkan tingkat kecemasan tersebut”.10 Pernyataan tersebut didukung

oleh Mariska dkk (2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal operator dengan tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan pencabutan gigi.4

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hilwa (2018) dan Fiorentina (2018) menyatakan bahwa tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan pencabutan gigi di RSKGM tergolong tinggi. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh komunikasi interpersonal dokter gigi terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi”. Dalam hal ini operator yang dipilih adalah dokter gigi di RSKGM Palembang.

(18)

4

1.2 Rumusan Masalah

Apakah komunikasi interpersonal dokter gigi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi di RSKGM Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh komunikasi interpersonal dokter gigi terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi di RSKGM Palembang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi sebelum dilakukannya komunikasi interpersonal dokter gigi di RSKGM Palembang.

2. Mengetahui tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi sesudah dilakukannya komunikasi interpersonal dokter gigi di RSKGM Palembang.

3. Mengetahui signifikansi pengaruh komunikasi interpersonal dokter gigi terhadap tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi di RSKGM Palembang.

(19)

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu kesehatan gigi masyarakat, khususnya dalam peran komunikasi interpersonal dokter gigi dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien ekstraksi gigi.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Manfaat praktis pada penelitian ini dapat menjadi masukan bagi praktisi kesehatan gigi sebagai upaya mengurangi kecemasan pasien ekstraksi gigi dengan melakukan komunikasi interpersonal dokter gigi.

2. Bagi Pasien

Manfaat praktis bagi pasien yaitu melalui peranan dari tenaga kesehatan yang melakukan komunikasi interpersonal kepada pasien, diharapkan dapat berpengaruh dalam mengurangi kecemasan pasien dalam tindakan ekstraksi gigi.

(20)

47

DAFTAR PUSTAKA

1. Mundakir. Buku Ajar Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Indomedia Pustaka; 2016. Hal.15-6.

2. Sugono Dendy. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional; 2008. Hal.273-4,745.

3. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti; 2003. Hal.31,55,57-83.

4. Mariska RF, Opod Hendri, Hutagalung BSP. Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Tindakan Pencabutan Gigi Di RSGM FK UNSRAT. Jurnal Ilmiah Farmasi; 2016;5(4):1-2.

5. Pratita LA, Indrawanto IS, Handaja D. Hubungan Antara Komunikasi Efektif Dokter-Pasien Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperasi. Fk Universitas Muhammadiyah Malang. 2014;10(2):95-6.

6. Rahmayani L, Novita CF, Rahmaini. Penilaian Komunikasi Interpersonal Dokter Gigi Muda Dengan Pasien Prostodonsia Di Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Universitas Syiah Kuala. Cakradonya Dent J. 2013;5(2):581.

7. Oostreink FMD, Jongh AD, Aartman IHA. What Are People Afraid Of During Dental Treatment? Anxiety-Provoking Capacity Of 67 Stimuli Characteristic Of Dental Setting. Eur J Oral Sci. 2008;116:44-51.

8. Armfield JM, Heaton LJ. Management Of Fear And Anxiety In The Dental Clinic: A Review. Australian Dental Journal. 2013;58:390-407.

9. Prathima V, Anjum MS, Reddy PP, Jayakumar A, Mounica M. Assesment Of Anxiety Related Dental Treatments Among Patients Attending Dental Clinics And Hospitals In Ranga Reddy District, Andrha Pradesh, India. Oral Health & Preventive Dentistry. 2014;12(4):357-64.

10. H Moosavi, S Narimani, I Vosugh. Study The Effects Of Communication Skills Training On Satisfaction And Anxiety Level Of Dentistry Students And Their Patients. Journal Of Dentistry And Oral Care Medicine. 2015;1(3);1-2. 11. Appukuttan, Dp. Strategies To Manage Patients With Dental Anxiety And

Dental Phobia: Literature Review. Clinical, Cosmetic And Investigational Dentistry. 2016;36-8.

12. Medojevic MJ, Neskovic J, Medojevic A. Dental Anxiety: Etiology And Treatment Options. Serbian Dental Journal. 2015;62(4):174-83.

13. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Bakti Husada; 2018. Hal.101.

14. Alatram Abdulrahman. Assessment Of Pre And Post Dental Treatment Anxiety Among Saudi Arabian Population. Majmaah Journal Of Health Science. 2014;2(1):3.

15. Budi, Rayudaswati. Pengantar Ilmu Komunikasi. Makassar: Kretakupa Print; 2010. Hal.7.

16. Lunenburg CF. Communication: The Process, Barriers, And Improving Effectiveness. Sam Houston State University. 2010;1(1):1.

(21)

48

Sociomed. 2014;26(1):65.

18. Devito, JA. Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang: Karisma Publishing Group; 2011. Hal.31.

19. Fajar Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009. Hal.10-11.

20. Ariani TA. Komunikasi Keperawatan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang; 2018. Hal.7-9.

21. Noorbaya S. Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2018. Hal.27.

22. Ganiem LM. Komunikasi Kedokteran: Konteks Teoritis Dan Praktis. Depok: Prenadamedia Group; 2018. Hal.57.

23. Suranto AW. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. Hal.3.

24. Soelarso H, Soebekti RH, Mufid A. Peran Komunikasi Interpersonal Dalam Pelayanan Kesehatan Gigi. Majalah Kedokteran Gigi. 2005;38(3);24-6.

25. Hardjana Agus M. Komunikasi Intrapersonal Dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius; 2003. Hal.84.

26. Mulyana Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 2002. Hal.73.

27. Nihaya Ulin. Peran Komunikasi Interpersonal Untuk Mewujudkan Kesehatan Mental Bagi Konseli. Islamic Communication Journal. 2016;1(1):33.

28. Awi VM, Mewengkang N, Golung A. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga Di Desa Kimaam Kabupaten Merauke. E-Journal “Acta Diurna”. 2016;2(2):2-3.

29. Londa BN, Senduk J, Boham A. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Dalam Meningkatkan Kesuksesan Sparkle Organizer. 2014;3(1):4.

30. Larasati TA. Komunikasi Dokter-Pasien Berfokus Pasien Pada Pelayanan Kesehatan Primer. Jk Unila. 2019;3(1):161.

31. Warnecke E. The Art Of Communication. Australian Family Physician. 2014;43(3):156-8.

32. Hmud R, Walsh LJ. Dental Anxiety: Causes, Complications, And Management Approaches. International Dentistry SA. 2009;9(5):6-14.

33. Nevid JS, Spencer A, Rathus, Greene, Beverly. Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005. Hal.164.

34. Armfield JM. How Do We Measure Dental Fear And What Are We Measuring Anyway?. Oral Health & Preventive Dentistry. 2010;8(2):107-14. 35. Tolvanen M, Pujola K, Armfield Jm, Lahti S. Translation And Validation Of

The Finnish Version Of Index Of Dental Anxiey And Fear (IDAF-4C+) Among Dental Student. Bmc Oral Health. 2017;17(1):85.

36. Katarzyna D, Justyana HB, Anna W, Joanna Z, Dominik R. The Level Of Dental Anxiety And Dental Status In Adult Patients. Journal Of International Oral Health. 2014;6(3):11-4.

37. Lopez-Jornet P, Camacho-Alonso F, Sanchez-Siles M. Assessment Of General Pre And Post Operative Anxiety In Patients Undergoing Tooth Extraction: A Prospective Study. British Journal Of Oral And Maxillofacial Surgery 2014;52:18–23.

(22)

49

38. Riksavianti F, Samad R. Reliabilitas Dan Validitas Dari Modified Dental Anxiety Scale Dalam Versi Indonesia. 2014;13(3):145-9.

39. Marginean I, Filimon L. Dental Fear Survey : A Validation Study On The Romanian Population. Journal Of Psychological And Educational Research. 2011;19(2):125-30.

40. Armfield JM. Development And Psychometric Evaluation Of The Index Of Dental Anxiety And Fear (IDAF-4C+). American Psycological Association. 2010;22(2):279-87.

41. Sitanaya R. Exodontia (Dasar-Dasar Ilmu Pencabutan Gigi). Yogyakarta : Cv Budi Utama; 2016. Hal.1-2.

42. Andersson L, Kahnberg Ke, Pogrel Ma. Oral And Maxillofacial Surgery. USA: Willey Blackwell; 2010. P.181-92.

43. Borle Rm. Textbook Of Oral And Maxillofacial Surgery. India : Jaypee Brothers Medical Publishers; 2014. P.195-210.

44. Little Jw. Dental Management Of The Medically Compromised Patient. 8th Ed. St. Loius : Mosby; 2017. P.19,370.

45. Balaji Sm. Textbook Of Oral And Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier; 2009. P.213.

46. Venkateshwar GP, Padhye MN, Khosla AR, Kakkar ST. Complications Of Exodontia: A Retrospective Study. Indian Journal Of Dental Research. 2011;22(5):634-5.

47. Shah Ahmad, Shah ST, Shah Ibrahim, Rehman ZU. Post Extraction Bleeding Associated With Long Term Maintenance Deose Of Aspirin 75-150mg. Pakistan Oral & Dental Journal. 2012;32(2):201.

48. Salam S, Yusuf H, Milosevic A. Bleeding After Dental Extractions In Patients Taking Warfarin. British Journal Of Oral And Maxillofacial Surgery. 2007;45:463.

49. Manor Y, Mardinger O, Zaks O, Haim D, Manor A, Chaushu G. Complications Following Dental Extraxtions In A Mobile Dental Clinic. Journal Of Dentistry And Oral Care. 2015;1(1):2.

50. Yoshida T, Milgrom P, Coldwell S. How Do U.S. And Canadian Dental Schools Teach Interpersonal Communication Skills?. J Dent Educ 2002;66(11):1281-8.

51. Hottel TL, Hardigan PC. Improvement In The Interpersonal Communication Skills Of Dental Students. J Dent Educ 2005;69(2):281–4.

52. Wenner ME, Schonwetter DJ, Mazurat Nita. Developing New Dental Communication Skills Assessment Tools By Including Patients And Other Stakeholders. Journal Of Dental Education. 2011;1527-30,1537-8.

53. Astramskaite I, Poskevicius L, Juodzbalys G. Factors determining tooth extraction anxiety and fear in adult dental patients : a systematic review. International Journal of Oral & Maxillofacial Surgery. 2016;1-14.

54. Mathius NPNE, Sembiring L, Rohinsa M. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 7-12 Tahun yang akan Melakukan Ekstraksi Gigi di RSGM Maranatha. Padjadjaran J Dent Res Student. 2019;3(1):38.

55. Pontoh, Beatrix I, Pangemanan, Damajanti HC, Mariati, Ni Wayan. Hubungan tingkat kecemasan dengan perubahan denyut nadi pasien ekstraksi gigi di

(23)

puskesmas tuminting Manado. Jurnal e-Gigi (eG). 2015;3(1):13-7.

56. Mohammed RB, Lalithamma T, Varma DM. Prevalence of dental anxiety and its relation to age and gender in Coastal Andhra (Visakhapatnam) population India. Journal of Natural Science Biology and Medicine 2014;5(2):409-14 57. Acharya S. Factors affecting dental anxiety and beliefs in an Indian

population. J Oral Rehabil. 2008;35(4):259-67.

58. Rusdy H, Beverly. Tingkat kecemasan masyarakat saat pencabutan gigi berdasarkan usia, jenis kelamin dan asal daerah dengan survei online. dentika Dental Journal. 2015;18(3):205-10.

59. Yildirim TT, Dundar S, Bozoglan A, Karaman T, Dildes N, Kaya FA, et al. Is there a relation between dental anxiety, fear and general psychological status? PeerJ. 2017;10:1-11.

60. Saatchi M, Abtahi M, Mohammadi G, Mirdamadi M, Binandeh ES. The prevalence of dental anxiety and fear in patients reffered to Isfahan Dental School, Iran. Dent Res J (Isfahan). 2015;12(3):248-53.

61. Beaton L, Freeman R, Humphris G. Why are people afraid of the dentist? observations and explaination. Med Princ Pract. 2014;23:295-301.

62. Shavez Z, Fatima Z, Bey A. Evaluation of anxiety associated with dental visit and treatment experience: a short study. Dental, Oral and Craniofacial Research 2015;1(3):75-6.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tekanan dan Penambahan Cu Terhadap Kekerasan Hasil Coran Aluminium Paduan Pada Proses Squeeze Casting.. Diajukan

Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), baik berupa tindak pidana kejahatan dan/atau tindakan yang mengakibatkan kerugian bagi

Melalui hasil perhitungan nilai Rasio Prevalensi pada penelitian ini juga menunjukkan nilai Rasio Prevalensi (RP) 2,100; dengan 95%CI (1,1586 < RP < 3,8062) nilai

merupakan teknik pengambilan gambar dari bawah objek yang bertujuan agar dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton pada keadaan yang dialami oleh Fatiya, dengan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hedonic Shopping Value dan Fashion Involvement tidak berpengaruh terhadap perilaku Impulse Buying pada Matahari Department Store di

mutakallim. Hal ini terjadi karena keadaan manusia yang menginginkan berbicara dengan singkat tetapi dapat tersampaikan secara utuh dan lengkap. Dalam banyak

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example menggunakan alat peraga pada pokok bahasan kubus dan balok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

Pendapat ini juga diperkuat dari hasil penelitian Lutfiani (2013), hasil penelitianya menjelaskan bahwa tingkat kedisiplinan belajar dan pemanfaatan waktu belajar diluar jam