• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENGHIAS GERABAH DENGAN MENGGUNAKAN KAIN PERCA MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA SISWA KELAS IX.A SMP SARIBUANA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN MENGHIAS GERABAH DENGAN MENGGUNAKAN KAIN PERCA MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA SISWA KELAS IX.A SMP SARIBUANA MAKASSAR"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

MASRIYANI NIM 10541 0041210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MEI 2016

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Masriyani

Stambuk : 10541 0041210 Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Judul Skripsi :Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptakan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, April 2016 Yang membuat pernyataan

Masriyani

(5)

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Masriyani

Stambuk : 10541 0041210

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skirpsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, April 2016 Yang membuat pernyataan

Masriyani

(6)

vii

Jangan batasi dirimu dengan kata 'menyerah'.

Kegagalan hanya sementara. Percaya diri, terus

berusaha dan katakan 'aku bisa!'.

Sukses berarti melakukan yang terbaik yang kita bisa

dengan apa yang kita miliki. Bukan dengan

menginginkan apa yang orang lain miliki.

Hidup ini pilihan. Kamu yang sekarang adalah pilihan

yang kamu ambil di masa lalu. Bijaklah dalam memilih

langkahmu selanjutnya.

Dalam Perjalanan mungkin anda akan Merasakan

Kepahitan, tapi ingatlah tujuan akhir anda adalah

Kebahagiaan.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan saudariku

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

viii

Menggunakan Kain Perca melalui teknik mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Drs. Yabu. M. M.Sn dan Drs. Benny Subiantoro, M.Sn.

Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, danlengkap, tentang Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi (pengamatan), tespraktik, dan dokumentasi (pengambilan gambar). Dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan deskripsi data-data yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar, bahwa dalam berkarya harus melalui beberapa proses antara lain: penentuan tema, penyediaan alat dan bahan, pemberian bahan perekat (lem), mengkreasikan motif, dan hasil akhir. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah gunting, lem fox, gerabah, dan kain perca. Hasil yang dicapai dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik yaitu dapat mengetahui kemampuan siswa dalam berkarya seni kriya. Kualitas hasil karya yang dihasilkan dalam menghias gerabah sudah baik, namun ada beberapa siswa yang belum

(8)

ix

kreativitas, komposisi, cara menyusun dan mengkreasikan motif pada gerabah, serta teknik dan wujud. Kurangnya pemahaman siswa terhadap hal/aspek dalam mengapresiasi karya seni kriya yang menyebabkan hasil karya tidak sesuai dengan kriteria penilaian. Untuk itu disarankan kepada pendidik agar memperhatikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam proses pembelajaran.

(9)

Segala puji milik Allah SWT. Yang Maha Mengatur lagi Maha bijaksana, Yang Maha Penyayang lagi Maha dermawan, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta keluarga yang mulia, sahabatnya tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi, yang berjudul “Pembelajaran Menghias Gerabah Menggunakan Kain Perca Melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan terimakasih, kepada kedua orang tua tercinta, Ayah anda Mawardin dan Ibu anda tersayang Hasyati yang tidak pernah sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan doa-nya yang begitu tulus selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai dengan doa.

Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi motivasi kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. IrwanAkib, M.Pd.Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum .Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

4. Bapak Muhammad Thahir, S.Pd. Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Babak Drs. Yabu M, M.Sn. Pembimbing I

6. Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn. Pembimbing II

7. Ibu Arun Sally, S.Pd.Kepala Sekolah SMP Saribuana Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta keluarga besar SMP Saribuana Makassar, telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.

8. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Arfah, S.Pd, Mukrimah, Miftahera, Rismayanti, Nur Amelia m, Warni Martina,Novi Aghirianti dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaanny aserta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.

(11)

Makassar, Apri 2016

(12)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

SURAT PERNYATAAN... v

SURAT PERJANJIAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ...viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. LatarBelakang... 1 B. RumusanMasalah... 3 C. TujuanPenelitian ... 3 D. ManfaatPenelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKI... 5

A. Tinjauan Pustaka... 5

1. Pengertian Pembelajaran... 5

2. Pengertian Teori mengaja ... 6

3. Pengertian Kriya... 7

4. Pengertian Menghias... 9

5. Pengertian Gerabah ... 10

6. KainPerca ... 11

7. Pengertian Teknik Kolase, Mozaik, dan Montase ... 12

(13)

11. Karya Seni... 22

12. Kualitas dan HasiL... 23

13. Kriteria Penilaian ... 24

B. Kerangka Pikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subjek Penelitian ... 26

C. Fokus Penelitian... 26

D. Variabel dan Desain Penelitian... 26

E. Defenisi Operasional Variabel... 28

F. Prosedur Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data... 29

H. Teknik Analisis Data ... 31

I. Intrumen Penilaian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 33

A. Hasil Penelitin... 33

1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik ... 33

2. Hasil Menghias Gerabah dengan Menggunakan Menggunakan Kain Perca melaluiTeknikMozaik ... 60

(14)

2. Langkah-Langkah Menghias Gerabah dengan

Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik... 70

3. Kesulitan dalam Maenghis Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik... 73

4. Hasil karya Siswa SMP Saribuana Makassar ... 74

5. Kesimpulan dari Subjek yang Diteliti... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(15)

1

A. Latar Belakang

Hiasan (ornamen) hadirdidalam kehidupan masyarakat sebagai media ungkapan yang dihadirkan dalam bentuk visual, bahkan pada masyarakat tertentu hiasan itu mempunyai arti simbolik, bukan hanya sekedar pelengkap dalam memenuhi rasa keindahan saja. Kehadiran hias-menghias dalam kehidupan manusia berawal sebagai media ungkapan untuk mengungkap rasa pengabdian, penghormatan, dan sebagainya.

Sebagaimana diketahui bahwa cabang kesenian yang ada di Indonesia meliputi seni tari, seni musik, seni rupa, seni teater, seni sastra, dan sebagainya. Dalam bidang seni rupa pun masih terbagi-bagi lagi menjadi bermacam-macam jenisnya, dan salah satunya adalah seni kriya. Berbicara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya yang akan dihasilkan dalam menggunakan alat dan bahan dengan kepekaan apresiasi, seperti halnya penggunaan teknik mozaik dan teknik kolase.

Teknik mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat. Teknik mozaik ini pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunkan material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan bidang datar dengan cara dilem. Sedangkan kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam

(16)

selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lainnya yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh.

Pembelajaran pendidikan seni budaya mata pelajaran senikriya di SMP Saribuana Makassar kebanyakan guru hanya memperbanyak teori daripada praktik. Padahal pembelajaran seni kriya harus dilakukan secara berimbang antara praktik dengan teori, sehingga hasilnya dapat maksimal. Pada pembelajaran Seni Kriya dengan menghias gerabah belum dilakukan, dengan menggunakan kain perca, agar proses pembelajaran ini berjalan dengan baik kegiatan praktik ini dilakukan secara berkelompok dengan mempertimbangkan prinsip- prinsip berkarya. Sehingga menghasilkan karya yang maksimal. Pada pembelajaran praktik menurut mereka lebih banyak menerapkan teknik mozaik dengan menerapkan biji-bijian dan manik-manik yang diterapkan media dua dimensi, dalam menghiasseni kriya gerabah atau dengan menggunakan bahan cat air. Padahal sebenarnya di lingkungan sekitar kita banyak bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan diantaranya limbah kain perca yang tentunya mudah didapatkan dan tidak perlu mengeluarkan biaya. Hal ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kreativitas siswa dalam berkarya.

Dari latar belakang tersebut sehingga penulis tertarik untuk meneliti

Pembelajaran Menghias Gerabah Menggunakan Kain Perca Melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah

(17)

menghias gerabah dengan menggunakan kain perca dan sejauh mana tingkat kesulitan siswa dalam menghias gerabah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar?

2. Sejauh mana kesulitan siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain percamelalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar?

3. Bagaimana hasil karya pembelajaran menghias gearabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar, lengkap dari masalah pokok yang dirumuskan:

1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui tehnik mozaik pada siswa kelas IX.ASMP Saribuana Makassar.

2. Untuk mengetahui tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(18)

3. Untuk mendeskripsikan kualitas hasil dalam pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.ASMP Saribuana Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan.

2. Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi siswa SMP Saribuana Makassar tentang kemampuan peserta didik kelas IX.A dalam pembelajaran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

3. Dapat memperkaya konsep atau teori yang mengkontribusikan perkembangan ilmuseni rupa dibidang seni kriya, khususnya yang terkait dengan kemampuan berkarya kerajinan menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa hal yang merupakan landasan teori untuk dijadikan bahan dalam penelitian ini, mengingat pentingnya hal tersebut maka keseluruhan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,. Dengan demikian berguna untuk dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam mencari titik permasalahan seputar objek penelitian yang relevan dengan objek penulisan.

1. Pengertian pembelajaran

Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam kontek pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu yang objektif ditemukan aspek wawasan pengetahuan teori (kognitif), berorientasi pada kemampuan befikir juga dapat mempengaruhi aspek perubahan sikap (afektif), serta aspek keterampilan(psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini

(20)

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan mengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Menurut Isdisusilo, (2012: 26) Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu menfasilitasi akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan sisiwa melalui proses belajar. Dengan pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah kretivitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

2. Teori belajar mengajar

Bagi tenaga kependidikan teori belajar mengajar tidak hanya sekedar untuk diketahui, teori belajar mengajar harus dapat diaplikasikan setiap tahap kegiatan belajar agar proses belajar mengajar yang dikelolahnya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. (Syamsu Mappa, dkk. 1984: 35).

Teori belajar (Walinono, 1989: 3), belajar seharusnya diartikan sebagai perubahan tingkah laku dalam kaitan dengan pengetahuan dan sikap. Seseorang dikatakan belajar kalau ada perubahan pada tingkah laku.

Selanjutnya dijelaskan beberapa teori tentang belajar menurut para ahli.

a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya (The Faculty Psychology). Menurut teori ini jiwa manusia mempunyai daya-daya, misalnya: daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi, dan sebagainya. Daya-daya itu supaya menjadi tajam harus dilatih,

(21)

berdasarkan teori ini untuk mendapatkan pengetahuan, dilakukan dengan hafalan (melatih) seperti menghafal tahun.

b. Menurut Herbert, orang pandai adalah orang yang mempunyai banyak tanggapan yang tersimpan dalam otaknya. Jadi, belajar adalah masukan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang dan sejelas-jelasnya.

c. Teori Gestalt. Teori ini berpendapat bahwa keindahan belajar sama dengan kaidah yang berlaku dalam sebuah pengamatan. Belajar menurut teori ini akanlebih mudah pabila dilakukan dengan menanamkan pengertian terlebih dahulu, dibandingkan dengan mengulang-ulang hal-hal yang dipelajari tana adanya pengartian.

Prinsip-prinsip belajar menurut Gestalt antara lain:

1) Belajar adalah mempelajari sesuatu secara kesuluruhan. Dengan demikian, mempelajari suatu mata pelajaran secara bulat dan utuh akan mudah dimengerti daripada mempelajarinya sebagian-sebagian.

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan kerohanian. Kesediaan seseorang untuk mempelajari tidak hanya belajar melalui intelek dan emosinya saja, akan tetapi juga melalui potensi jasmaniah yang dimiliki dalam pembentukan kepribadian.

3) Belajar, pada dasarnya adalah untuk memperoleh kemampuan yang bila telah dikuasai betul-betul, akan mudah dialihkan (transfer) menjadi kemampuan lain.

4) Belajar adalah penataan kembali pengalaman. Penglaman adalah suatu interaksi antara indifidu dan lingkungan. Dalam menghadapi situasi yang belum dikenal, manusia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Pada masa-masa yang lalu untuk menghadapi situasi tersebut. (Walinono, 1959 : 3-4).

3. Pengertian kriya

Kriya merupakan bagian dari seni rupa yang dibuat dengan menitikberatkan pada penerapan, dan seni kriya diolah dengan menggunakan tangan.Namun, dalam perkembangannya sekarang dapat menggunakan bantuan alat-alatmekanik atau mesin sehingga dapat diproduksi masyarakat

(22)

massal.Untuk menciptakan kriya keramik alat dan bahannyapun mudah didapat di sekitar lingkungan.

Istilah “kriya” berasal dari akar kata “krya” (bahasa Sanskerta) yang berarti “mengerjakan”, dari akar kata tersebut kemudian menjadi kata: karya, kriya, kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek.Dalam pengertian berikutnya semua hasil pekerjaan termasuk berbagai ragam keteknikannya disebut "senikriya”.

(Budiyanto dalam Astutianti, 2015:12).

Kata “kriya” dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craftyang mengandung arti: energi atau kekuatan, arti lain suatu keterampilan mengerjakan atau membuat sesuatu.Istilah itu diartikan sebagai keterampilan yang dikaitkan dengan profesi seperti yang terlihat dalam pengrajin(craftsworker).Pada kenyataannya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena keterampilan(skill) seseorang.Sebagaimana diketahui bahwa semua kerja dan ekspresi seni membutuhkan keterampilan.Dalam persepsi kesenian yang berakar pada tradisi Jawa, dikenal sebutan kagunan. Penjelasan itu menunjukkan posisi dan pentingnya keterampilan dalam membuat (mengubah) benda sehari-hari, disamping pengetahuan dan kepekaan akan keindahan. Oleh sebab itu, sebuah karya seni dalam proses penggarapannya tidak berdasarkan pada kepekaan dan keterampilan yang baik, maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menikmati karya tersebut sebagai karya seni.

(Budiyanto dalam Astutianti, 2015:13).

Dari uraian di atas ditarik satu kata kunci, yakni kriya adalah;

kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh keterampilan (skill) yang tinggi.

Uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik, dan filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang monumental sepanjang zaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatannya diberi gelar Empu.Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata

(23)

“rajin” berada di luar lingkungan istana, dilakoni/di perankan oleh rakyat jelata/miskin dan pembuatannya disebut pengrajin (pandhe).

4. Pengertian menghias

Kadir (1992: 7-8). Hias merupakan suatu simbol-simbol yang mempunyai arti khusus, tidak hanya sebagai hiasan belaka, tetapi juga memiliki latar belakang seni yang berkaitan dengan kebutuhan lain diantaranya adalah pengungkapan rasa cinta kepada lingkungan karena dalam kehidupan ada saling kait-mengkait, saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya, bahkan juga dengan segala benda yang telah dibentuk suatu ekosistem.

Seni hias memiliki arti penting dalam hubungannya dengan kerajinan dan seni dekorasi. Hiasan berasal dari kata hias yang artinya segala macam atau sesuatu untuk memperelok benda atau orang dengan yang mengandung unsur keindahan. Ada yang menggunakan sebagai simbol ada juga yang tampil menggunakan sebagai hiasan belaka, semata-mata untuk menambah keindahan saja. Arti dan fungsi pada setiap bentuk corak hias selalu didasari falsafah hidup manusia dalam tujuan untuk penciptannya untuk mewujudkan variasi-variasi yang cukup, dan hal ini sangat tergantung dari bahan dasar yang dipakai.

Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai desain ragam hias atau desain dekoratif. Ornamen adalah setiap hiasan bergayalain atau bergayageometrik, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian, dan

(24)

sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat tampak cantik dan menarik untuk diabadikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. (Widodo, dkk. 1987: 52).

5. Pengertian gerabah

Seni kriya (seni kerajinan) ialah suatu usaha membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan tangan. Benda seni kriya biasanya dibuat untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan tradisi kesenirupaan suatu daerah. (Kartono, dkk.2007:17).

Keramik diartikan sebagai suatu benda yang terbuat dari bahan nonlogam dan anorganis yang dibuat melalui proses pembakaran. Istilah lain yang sepadandengan keramik adalah gerabah atau tembikar,

(Wardha, 1990: 29).

Kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan bakudari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Benda-benda keramik yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari jenisnya beraneka ragam.Misalnya, piring, gelas, cangkir, poci, dan teko, gerabah, dan lain-lain,

(Tim Abdi Guru, 2007: 40).

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keramik atau gerabah adalah barang atau benda pakai yang digunakan

(25)

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terbuat dari tanah liat yang telah diolah melalui proses yang sedemikian rupa.

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik.Hal ini berkaitandengan sifat tanahliatyang plastis dimana diperlukan keterampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya.Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis.Kritis karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan ditahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.

6. Kain Perca

kain perca adalah sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dan perca adalah potongan-potongan kecil sisa kain dari jahitan sepintas kain sisa ini adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna. Dari pada terbuang jadi sampah lebih baik digunakan sebagai barang yang lebih berguna, kain perca inidapat dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan tangan seperti tas, saru tangan, selimut, tirai, karpet dan berubah seiring dengan pergeseran zaman. Perkembangan seni perca dewasa ini pun semakin meningkat sesuai dari kreasi masing-masing pembuatan yang terus berkembang.

(26)

Berkreasi dengan kain perca adalah menyatukan lapisan- lapisan kain menjadi satu paduan yang unik dan indah, keberagaman kain perca baik dari segi warna, corak, bahan sampai media yang digunakan Seperti 2 dimensi dan 3 dimensi. (Siregar, 2009: 6)

7. Pengertian Teknik Kolase, Mozaik, dan Montase

Subiantoro, (2014: 52) mengemukakan teknik dalam berkarya seni terdapat tiga bagian teknik menempel, yaitu:

a. Kolase

Kolase komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase juga merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan persaan estetis orang yang membuatnya.

b. Mozaik

Mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat. Sedangkan berkarya seni mozaik dilakukan dengan teknik menempel pada bidang datar dengan cara dilem, kepingan benda-benda itu, antara lain: kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas,potongan daun,potongan kayu. Untuk membuat garis kontur yang membasai ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan,tetapi menggunakan tempel-tempelan yang bebeda warna. Musahik dibuat dari bahan-bahan yanng sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar.

c. Montase

Montase adalah komposisi gambar, gambar yang dihasilkan pencampuran unsun, karya montase dihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi dengan lainnya. Seperti gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan perbedaan anatara kolase, mozaik, dan montase masih menggunakan satu teknik yang sama namun menggunakan komposisi yang berbeda, seperti kolase dengan komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan seperti (kain, kertas, kayu). Menggunakan bahan yang bermacam-macam, selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lainnya yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh, yang ditempelkan pada permukaan gambar.

(27)

Sedangkan musahik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun, dan ditempelkan dengan perekat, tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan satu jenis material, misalnya menggunakan kaca maka dalam satu tema gambar tersebut menggunakan pecahan kaca semua. Lain halnya montase adalah komposisi gambar yang dihasilkan dari pencampuran unsur dari beberapa sumber, karya montase dihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Seperti gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar.

8. Macam- macam teknik menghias

Dibawah ini diuraikan beberapa contoh gambar gerabah dengan menggunakan teknik menempel.

Gambar 1. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan kertas dan daun. (Sumber: Grigg, Rubena 2000, Http//sd.Much. Net 29/11/2015) `

(28)

Gambar 2. Kerajinan menghias gerabah dengan rotan dan daun pandan (Dokumentasi: Masriyani 29/11/2015)

Gambar 3. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan pecahan beling. ( Dokumentasi Masriyani 29/11/2015)

(29)

Gambar 4. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan kulit telur. ( Dokumentasi Masriyani 29/11/2015)

Gambar 5. Karya 2 dimensi tehnik menempel (Montase) (Sumber: Kadekcandra, blogspot.com 28/11/2015)

(30)

Gambar 6. Karya 2 dimensi tehnik menempel (Montase) (Sumber: Kadekcandra, blogspot.com 28/11/2015)

9. Langkah-langkah menghias gerabah

Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menghias gerabah, yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses menghias.

Mempersiapkan semua kebutuhan bahan dan alat dengan lengkap sebelum memulai proses berkarya akan mempermudah serta memperlancar dalam bekerja. Kekurangan persiapan atau kurang lengkap bahan dan alat yang digunakan akan mempengaruhi kelancaran proses pengerjaan. Dengan begitu persiapan tersebut menjadi sangat penting dan menjadi langkah yang menentukan kelancaran kerja selanjutnya. (Abidin, 2002: 17)

Dalam hal mempersiapkan menghias gerabah yaitu perlu di perhatikan peralatan dan bahan yang digunakan.di antara lain:

Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Moeliyono dalam Masuara (1988:20). Dari pengertian tersebut, maka dapat diuraikan bahwa alat adalah merupakan suatu benda atau perkakas yang

(31)

dipakai untuk menghasilkan suatu barang yang digunakan untuk mendukung proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik. Yang pertama harus diperhatikan oleh para pengrajin yaitu dapat mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, karena tanpa adanya bahan pekerjaan tidak terlaksana, benda yang dibuat ditentukan oleh kesediaannya alat dan bahan yang tepat, sehingga mengolah bahan menjadi hasil karya. Diantara lain meliputi:

Pensil, berfungsi sebagai alat tulis bantu penanda dalam menggambar sebuah pola pada bagian gerabah.

Gambar 2.1: Pensil

Sumber :Dokumentasi Masriyani/08/2015)

Gunting, berfungsi sebagai alat pemisah pada poda motif kain yang akan dipilih untuk memotong dan merapikan bentuk kain perca yang akan diaplikasikan pada gerabah.

(32)

Gambar 2.2 Gunting

Sumber :Dokumentasi Masriyani/08/2015)

Kuas cat, berfunsi sebagai alat bantu untuk mempermudah mengaplikasikan perekat/lem pada gerabah saat kain perca direkatkan.

Gambar 2.3: kuas cat

(Sumber:mitratehnikcibinong.blogspot.com/RobertJohn2013/06)

Bahan adalah segala sesuatu yang dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan. (Moeliono,2012). Jadi berhasil tidaknya benda yang akan dibuat sangat ditentukan oleh kesediannya bahan yang tepat, benda kerja yang harus disiapkan dan siap diolah agar

(33)

memperlancar proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik, antara lain meliputi:

Gerabah merupakan bahan utama yang akan dipakai dalam menghias gerabah.

`

Gambar 2.4: Gerabah

(Sumber:Sambasinconom.blogspot.com/AauinConom11/2014)

Kain perca adalah potongan-potongan kain kecil sisa kain dari jahitan, sisa kain ini dimanfaatkan sebagai bahan utama yang digunakan untuk menghias gerabah.

(34)

Gambar 2.5: Kain Perca

(Sumber :Dokumentasi Masriyani20/11/2015

Lem kayu merupakan salah satu bahan yang mutlak diperlukan dalam proses menghias kriya gerabah dengan menggunakan kain perca. Lem kayu digunakan untuk merekatkan bagian kain perca yang ingin disatukan pada gerabah.

Gambar 2.6: Lem fox kayu

(35)

Membuat gambar pada gerabah, senjutnya memilih warna atau motif kain dengan menggunting warna motif yang dipilih, dan rekatkan potongan atau atau warna motif tadi pada gerabah yang ingin dihias dengan menggunakan lem.

10. Faktor Kesulitan dalam Pembelajaran

Siswa atau peserta didik merupakan unsur terpenting dalam suatu proses kegiatan belajar. Setiap guru berkeinginan agar siswa memperoleh hal yang optimal dari hasil belajarnya. Namun pada kenyataannya, tidak semua siswa memperoleh hasil yang diharapkan.

Untuk penjelasan kesulitan yang didefinisikan oleh The United States office of Education (USOE), (Abdurrahman, 2003:06). Menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencangkup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.

Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan yang terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu. Perubahan tingkah laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tidak dapat diukur tanpa diterangkan, tanpa melibatkan proses mental. (Aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran). (Piager, dkk, 1986).

11. Karya Seni

Karya seni yaitu suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan dan kadang kala ada yang bisa dimanfaatkan dan

(36)

ada pula yang diciptakan hanya jadi pajangan. Dan karya seni itu terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Seni terapan. Karya seni terapan dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu fungsi guna atau pakai untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dan psikologis (kejiwaan) manusia. Yang artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia.

b) Seni Murni. Merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan ekspresi pribadi pembuatnya. (Tim Abdi Guru, 2006: 8,10).

12. Kualitas dan Hasil

a). Kualitas. Kualitas atau nilai estetis merupakan nilai keindahan yang dapat diserap jiwa apresiator terhadap yang diamati baik dari segi bentuk-bentuk garis dan warna, susunan warna,proporsi komposisi maupun hubungannya dengan ide atau konsep penciptaan. “Apa yang kita nikmati dan hasil karya seni rupa tidak lain adalah perwujudan secara utuh dan total. Kita tertarik atau menggetarkan perasaan kita tetapi kadang-kadang kita tidak sanggup menerapkan mengapa kita tertarik. Jika kita menganalisa suatu hasil karya seni yang sedang kita nikmati maka maka disitu terkandung beberapa unsur antara lain: bentuk, isi dan medium”. (Wahid, Yunus, 2014: 87). Adapun kriterial penilaian kualitas karya pada pembelajaran menghis gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas XI.A SMP Saribuana Makassar.

(37)

b). Hasil. Hasil adalah penilaian proses pusaha kegiatan yang dinyatakan alam bentuk simbol,angka,huruf maupun kalimatyang dapat mencerminkan proses yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.

(Tirtonegoro, 2001: 43)

Hasil adalah terkait dengan pengukuran, kemudian akan menjadisuatu penilaian dan menuju evaluasi baikmenggunakan tes maupun non tes pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki/berurutan.

(Widoyoko, 2009: 1)

13. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian karya seni rupa dan seni kriya yang baik meliputi sebagai berikut ini:

a) Gagasan / ide. Tanggapan pribadi tentang keindahan karya seni rupa terapan / barang pakai menimbulkan gagasan / ide untuk menciptakan suatu karya baru.

b) Kreativitas. Kemampuan untuk menciptakan karya seni rupa berupa barang – barang pakai baru yang indah dan praktis.

c) Keindahan karya. Keindahan karya diperoleh dengan penataan unsur-unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu untuk memperoleh suatu bentuk seni kriya yang bermakna dan bernilai guna.

d) Teknik dan wujud. Teknik yang dimaksud adalah cara seseorang mewujudkan idenya untuk penciptaan karya seni rupa/ kriya. Wujud yang dihasilkan oleh adanya kemampuan pengolahan bahan dengan

(38)

menggunakan alat- alat berkarya sehingga mampu mewujudkan karya seni rupa. (Sukimin, dkk. 2006: 85)

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka dapat diuraikan hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar skema 1. Kerangka pikir SMP Saribuana Makassar

Pembelajaran Seni Kriya (Teknik Mozaik pada Gerabah)

Siswa Kelas IX. A SMP Saribuana Makassar Langkah- langkah menghias gerabah dengan teknik (mozaik) Tingkat kesulitan siswa dalam menghias gerabah dengan teknik (mozaik) Hasil karya pembelajaran menghias gerabah dengan teknik (mozaik) Hasil Penelitian

(39)

25

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif artinya metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2008:15). Dalam arti lain yakni bagaimana cara memberikan pemaparan suatu objek berdasarkan kenyataan yang ada mengenai “Pembelajran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar”.

SMP Sarinuana Makassar JL.A.P.Pettarani

JL.Sultan Alauddin Universitas

Negeri

Makassar

SMP Saribuana Makassar, Pettarani, jl. Pelita raya

(40)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian sampel asli siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Jumlah 14 orang siswa, laki-laki berjumlah 6 orang, sedangkan perempuan berjumlah 8 orang, hampir semua kelas memiliki pengetahuan yang sama dan telah dilakukan penelitian pada kelas lainnya, sehingga kelas tersebut dapat mewakili kelas yang lain.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pembelajaran menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar mata pelajaran seni budaya (seni rupa murni) khususnya seni kriya.

D. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel penelitian

Keadaan variabel-variabel sebagai berikut:

1). Langkah-langkah siswa kelas IX A SMP Saribuana Makassar dalam menghias gerabah.

2). Kesulitan yang dihadapi siswa kelas IX A SMP Saribuana Makassar dalam menghias gerabah.

3). Hasil karya yang akan dicapai siswa kelas IX A SMP Saribuana Makassar dalam menghias gerabah.

(41)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengarah pada langkah menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.rencana atau struktur yang disusun agar peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan mudah, maka desain penelitian harus disusun dengan baik dan terencana.

Adapun bentuk desain penelitian ini digambarkan dalam skemaseperti dibawah ini:

Gambar skema 2. Desain Penelitian Teknik Pengumpulan Data

(Observasi, tes praktik dan dokumentasi) ` Pengumpulan data tentang langkah-langkah menghias gerabah melalui teknik Mozaik Pengumpulan data tentang tingkat kesulitan siswa dalam

menghias gerabah melalui teknik mozaik

)

Pengumpulan data tentang Hasil karya yang hasilkan siswa dalam menghias gerabah melalui teknik mozaik

Kesimpulan Deskripsi Data

(42)

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas sasaran penelitian dan menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka variabel terebut perlu didefenisikan sebagi berikut:

1. Langkah- langkah menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Sarubuana Makassar, yang dimaksud di sini adalah bagaimana siswa menuangkan kreativitasnya dalam pengolahan dan penciptaan karya menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik, mulai dari awal hingga akhir.

2. kesulitan siswa dalammenghiasgerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Yang dimaksud kesulitan dalam menghias karya yang dihasilkan oleh siswa melalui alat dan bahan serta teknik yang digunakan dalam menghias gerabah dengan mengaplikasikan kreativitas yang dimilikinya.

3. Hasil karya yang dihasilkan dalam menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Yang dimaksud hasil karya yang dihasilkan oleh siswa melalui alat dan bahan serta proses yang dilaluinya dalam menghias kriya gerabah dengan mengaplikasikan kreativitas yang dimilikinya

(43)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang penulis gunakan adalah observasi atau pengamatan, tes praktik menghias gerabah menggunakan kain perca, yang dilaksanakan pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi/ Pengamatan

Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap:

No. Hal yang diamati Observasi

Deskripsi Dokumentasi 1 Langkah-langkah menghias 2 Kesulitan Siswa 3 Bahan pembelajaran 4 Media 5 Fasilitas 6 Hasil karya

(44)

1). Langkah- langkah menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalaui teknik mozaik pada siswa kelasIX.A SMP Sarubuana Makassar.

2). Sejauh mana kesulitan siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

3). Hasil karya siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya” (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:211). Teknik ini dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera foto untuk pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan desain yang sedang berlangsung.

3. Penugasan

Penugasan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang kemampuan peserta didik dalam berkarya seni kriya. Dengan penugasan, kemampuan peserta didik dapat diukur. Penugasan praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam menghias gerabah. Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan

(45)

proses pengolahan kain perca, alat dan bahan yang digunakan dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca, hingga menghasilkan karya seni kriya. Adapun bentuk instrument yang diberikan adalah peserta didik diminta membuat suatu karya seni yaitu menghias gerabah dengan menggunakan kain perca.

Tabel 2. Aspek yang dinilai

No. Nama NIS Aspek yang dinilai Keterangan

1 2 3 4

1 - - -

-2 - - -

-3 - - -

-Validator yang menilai hasil karya siswa berjumlah dua orang yakni Arfah dan Yabu. M.

H.Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut :

1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah seluruh data dari hasil observasi, dan dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar. 2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang

dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, dan dokumentasi.

(46)

3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-uraian dengan struktur data yang diperoleh. 4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan pengolahan

data dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran.

J. Instrumen Penelitian

No. IndikatorKemampuan Hasil PenilaianSangat

Baik Baik Cukup Kurang SangatKurang

1. Ide/gagasan 2. Kreativitas 3. Keindahan Karya 4. Teknik danWujud 5. Segi Kegunaan

Hasil Penilaian

Tabel 2. 1 Kategori Ketentuan Hasil Belajar Siswa

Nilai Kategori 90 – 100 Sangat tinggi 80 – 89 Tinggi 65 - 79 Sedang 55 -65 Rendah 0 - 54 Sangat rendah

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan data dan pembahasan hasil penelitian mengenai Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik pada Siswa Kelas IX.A SMP Saribuana Makassar. Penelitian ini tidak menggunakan data kuantitatif melainkan menggunakan data kualitatif, penyajian hasil penelitian dimaksudkan untuk memaparkan secara objektif tentang hasil temuan atau penelitian yang diperoleh di lapangan melalui instrumen yang digunakan dalam penelitian.

1. Proses Plaksanaan Pembelajaran Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik

Proses plaksanaan pembelajaran seni budaya khususnya seni kriya bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki siswa dalam berkarya sehingga mampu menciptakan suatu karya seni yang menarik. Tujuan kegiatan belajar mengajar pada satuan pendidikan adalah untuk menunjukan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik, peserta didik agar dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

Pada plaksanaan pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar, siswa sangat tertarik dan begitu antusias dalam berkarya, sehingga siswa termotivasi dan terfokus pada pembelajaran seni kriya atau kerajinan

(48)

tangan yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan dalam berkarya. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

Dalam penganalisasian data bahwa kegiatan yang paling pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, karena tanpa alat dan bahan untuk mengerjakan sesuatu kerajinan tidak akan berhasil. Oleh karena itu alat dan bahan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan proses menghias gerabah menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

Yang pertama harus diperhatikan oleh siswa yaitu dapat mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, karena tanpa adanya bahan pekerjaan tidak terlaksana, benda yang dibuat ditentukan oleh kesediaannya alat dan bahan yang tepat, sehingga mengolah bahan menjadi hasil karya. Diantara lain meliputi:

Pensil, Berfungsi sebagai alat tulis bantu penanda dalam menggambar sebuah pola pada bagian gerabah.

Gambar 4.1. Pensil

(49)

Gunting, berfungsi sebagai alat pemisah pada poda motif kain yang akan dipilih untuk memotong dan merapikan bentuk kain perca yang akan diaplikasikan pada gerabah.

Gambar 4.2 Gunting

Sumber :Dokumentasi Nur Amelia M16/08/2015)

Kuas cat, digunakans ebagai alat bantu untuk mempermudah mengaplikasikan perekat/lem pada gerabah saat kain perca direkatkan.

Gambar 4.3. Kuas cat

(Sumber:mitratehnikcibinong.blogspot.com/RobertJohn2013/06)

Gerabah berbentuk silinder dengan ukuran 22 cm adalah bahan utama yang dijadikan sebagai media dalam berkarya kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(50)

Gambar 4.4: Gerabah (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Kain perca adalah sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dan kain perca adalah potongan-potongan kecil sisa kain dari jahitan, merupakan bahan utama yang dijadikan hiasan dalam pembelajan menghias gerabah pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

Gambar 4.5 Kain perca (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Lem Kayu (Fox). Merupakan salah satu bahan yang mutlak diperlukan dalam pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalau teknik mozaik. Lem kayu (Fox) digunakan untuk merekatkatkan bagian kain perca yang ingin disatukan pada gerabah.

(51)

Gambar 4.6 Lem kayu (Fox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

2. Proses Pelaksanaan Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik

Langkah-langkah Menghias adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7 Desain Pola Lingkar Warna (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses

(52)

menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

Gambar 4.8 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik.

(53)

Gambar 4.9 Proses membuat pola (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

(54)

Gambar 4.10 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

(55)

Gambar 4.11 Desain Pola Daun Hijau (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(56)

Gambar 4.12 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik.

Gambar 4.13 Menggambar pola pada gerabah (Dokumentasi: Masriyanii, 2016

(57)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

Gambar 4.14 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan

(58)

memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

Gambar 4.15 Desain Pola Bunga Tulip (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(59)

Gambar 4.16 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik.

Gambar 4.17 Menggambar pola pada gerabah (Dokumentasi: Masriyanii, 2016)

(60)

Pola atau motif hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni bangunan, perabotan rumah tangga, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

Gambar 4.18 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam

(61)

hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

Gambar 4.19 Desain Pola Bunga Mawar Ungu (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(62)

Gambar 4.20 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

Gambar 4.21 Menggambar pola pada gerabah (Dokumentasi: Masriyanii, 2016)

(63)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

Gambar 4.22 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan

(64)

memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

Gambar 4.23 Desain Pola Burung (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(65)

Gambar 4.24 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

(66)

(Dokumentasi: Masriyanii, 2016)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

Gambar 4.26 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam

(67)

hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

Gambar 4.27 Desain Pola Kupu-kupu (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(68)

Gambar 4.28 Proses Pengecatan (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Proses pemberian cat pada gerabah dilakukan agar gerabah terliahat bersih dan rapi menjadi langkah awal untuk memudahkan dalam menghias gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik.

(69)

Gambar 4.29 Menggambar pola pada gerabah (Dokumentasi: Masriyanii, 2016)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

(70)

Gambar 4.30 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

(71)

Gambar 4.31 Desain Pola Bunga Matahari (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dalam hal ini siswa dituntut membuat dan menentukan pola yang akan digunakan pada gerabah dalam proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca. Menjadi langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar pola yang dibuat pada kertas gambar, kemudian pola tersebut yang akan gunakan pada gerbah untuk memperindah bentuk gerabah. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pembelajaran menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik pada siswa kelas IX.A SMP Saribuana Makassar.

(72)

Gambar 4.32 Menggambar pola pada gerabah (Dokumentasi: Masriyanii, 2016)

Proses memindahkan desain pola pada gerabah, tujuannya untuk memepermudah siswa dalam menghias gerabah dengan menngukan kain perca melalui teknik mozaik. Dalam hal ini pola menjadi sangat penting dalam proses menentuka hasil akhir atau motif hias dan bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensil, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

(73)

Gambar 4.33 Pemberian bahan perekat (Lemfox) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Pada proses menghias gerabah dengan menggunakan kain perca langkah awal yang digunakan yaitu pemberian lem pada gerabah sebagai bahan perekat untuk merekatkan bagian yang ingin disatukan, dengan cara mengoleskan lem kayu pada permukaan gerabah, agar kain perca yang menjadi media utama dalam proses menghias terlihat rapi sehingga karya yang dihasilkan pun terlihat menarik dan memiliki nilai keindahan. Dalam hal ini pengkreasian motif hias dengan menggunakan kain perca akan memberikan kesan yang berbeda pada gerabah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing siswa sehingga dapat menghasilkan suatu karya yang mengandung unsur-unsur keindahan.

(74)

Gambar 4.34 Hasil akhir (Finishing) (Dokumentasi: Masriyani, 2016)

Hasil akhir (finishing) adalah tahap akhir dalam proses berkarya atau sentuhan akhir dengan tambahan-tambahan perlakuan untuk memperbaiki, memperindah permukaan guna mendapatkan nilai yang lebih. Dalam hal ini hasil karya siswa dalam menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melaui teknik mozaok pada kelas IX.A SMP Saribuana Makassa.

3. Hasil Menghias Gerabah dengan Menggunakan Kain Perca melalui Teknik Mozaik

Hasil karya menghias gerabah dengan menggunakan kain perca melalui teknik mozaik dapat dilihat dari indikator penilaian/instrumen penelitian yaitu ide/gagasan yaitu mewujudkan (visualisasi) tanggapan atas objek yang akan dituangkan ke dalam karya seni. Kreativitas yaitu penciptaan karya seni dengan mewujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru. Keindahan karya diperoleh dengan penataan unsur-unsur

Gambar

Gambar 4. Kerajinan menghias gerabah dengan bahan kulit telur. ( Dokumentasi Masriyani 29/11/2015)
Gambar 2.5: Kain Perca
Gambar skema 1. Kerangka pikirSMP Saribuana Makassar
Gambar skema 2. Desain PenelitianTeknik Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran melalui kegiatan eksperimen merupakan salah satu alternatif

 Peserta didik bekerjasama dengan pendidik mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran pada materi peranan virus bagi kehidupan..

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data proses berkarya, alat dan bahan yang digunakan, serta jenis jenis seni yang dihasilkan, dalam pembelajaran anyaman dengan

Evaluasi dalam penelitian ini, adalah langkah peneliti untuk mengkaji dan menilai data mengenai kegiatan pembelajaran siswa dalam berkarya ragam hias flora menggunakan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan beberapa kegiatan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) antara lain:1) penambahan stok bahan baku kain perca dan sarana produksi, 2)

Pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2018. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk

Siswa yang melakukan kegiatan lain baik dalam proses pemberian materi pembelajaran maupun disaat mengerjakan tugas main-main, keluar masuk kelas, ribut, mengerjakan pekerjaan lain 8,33

Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh GSF dan siswa pada siklus permulaan ini, yaitu : a mempersiapkan bahan yang mau diajakan, alat, dan bahan praktikum; b memberikan apresepsi