• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN PAD PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR. Oleh ASNIRA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN PAD PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR. Oleh ASNIRA NIM"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN PAD

PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR

Oleh

ASNIRA

NIM 105730481314

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(2)

ii

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN PAD

PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR

Oleh

ASNIRA

NIM 105730481314

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk Ayahanda Rustan dan ibunda

Suhaeni yang selalu senantiasa mencurahkan kasih sayang serta

selalu mengiringi do’a di setiap langkahku. Untuk saudaraku Asniar dan

Sahabat-sahabatku, teman-teman seperjunaganku serta keluraga tercinta

dan terdekatku yang dengan telah tulus, ikhlas mendoakan dan

memberiku semangat hingga saat ini.

MOTTO HIDUP

“Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari kematian, memisahkanmu dari dunia serta menyia-nyiakan waktu memisahkanmu dari Allah.”

(Imam bin Al Qayim) “Man Jadda Wa Jada”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya.

(4)

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedungiqra Lt.7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : “Analisis Efektivitas dan Pertumbuhan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar”

Nama Mahasiswa : Asnira

No. Stambuk/NIM : 105730481314 Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diseminarkan pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 14 Oktober 2018 Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Amir, S.E., M.Si.,Ak.CA Idra Wahyuni, S.Pd., M.Si

NIDN: 0031126404 NIDN: 0905107302

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi,

Ismail Rasulong, S.E.,MM Ismail Badollahi, S.E,M.Si., Ak.CA

(5)

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedungiqra Lt.7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas nama ASNIRA, NIM : 105730481314, diterima dan disahkan oleh panitia ujian skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : Tahun 1439 H/2018 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oktober 2018 PANITIA UJIAN 1. Pengawas Umum : (...) 2. Ketua : (...) 3. Sekretaris : (...) 4. Penguji : 1. (...) 2. (...) 3. (...) 4. (...) Disahkan oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Ismail Rasulong, S.E.,M.M NBM: 903 078

(6)

vi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedungiqra Lt.7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Asnira

Stambuk : 105730481314

Program Studi : Akuntansi

Dengan Judul : “Analisis Efektivitas dan Pertumbuhan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar”.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 14 Oktober 2018 Yang membuat pernyataan,

Asnira

Diketahui Oleh:

Dekan, Ketua Program Studi,

Ismail Rasulong, S.E.,M.M Ismail Badollahi, S.E.,M.Si,Ak,.Ca

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai atas berhasilnya skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas dan Pertumbuhan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda Rustan dan ibunda Suhaeni yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Kemudian saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

viii

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ismail Badollahi, SE., M.Si.Ak.CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makssar.

4. Amir, SE., M.Si .Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Idrawahyuni, S.Pd.,M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuagkan ilmunya kepada penulis selam mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan manasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi angkatan 2014 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

9. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

(9)

ix

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fil Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, 14 Oktober 2018

(10)

x

ABSTRAK

Asnira, 2018, 105730482314, Analisis Efektivitas dan Pertumbuhan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, di bawah bimbingan Amir selaku pembimbing I dan Idrawahyuni selaku pembimbing II, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan pertumbuhan pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Sampel yang diambil dari laporan keuangan kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Analisis data menggunakan rasio efektivitas dan pertumbuhan pendapatan asli daerah, yang menunjukkan bahwa dari kedua analisis rasio keuangan yang dilakukan tergolong efektif.

(11)

xi

ABSTRACT

Asnira, 2018, 105730482314, Analysis of the Effectiveness and Growth of PAD in the Regional Revenue Service of the City of Makassar,

under the guidance of Amir as counselor I and Idrawahyuni as mentor II, Accounting Department of the Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.

This study aims to determine the effectiveness and growth of local revenue in the Regional Revenue Service of Makassar City. This type of research is quantitative descriptive. The population of this study is the financial report of the Makassar Regional Revenue Service office. Samples are taken from the financial statements of the Makassar City Regional Revenue Service office in the last five years, namely from 2013 to 2017. Data analysis uses the ratio of effectiveness and growth of local revenue, which shows that of the two financial ratio analyzes conducted are classified as effective.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACK

... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I.

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Otonomi Daerah ... 7

2. Tujuan Otonomi Daerah ... 9

3. Pendapatan Asli Daerah ... 10

4. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ... 11

5. Konsep Pendapatan Asli Daerah ... 12

(13)

xiii

7. Efektivitas ... 14

8. Keuangan Daerah ... 15

9. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 19

10. Pengukuran dan Penilaian Kinerja ... 20

B. Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka Konsep... 26

D. Hipotesis ... 27

III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi da Waktu Penelitian ... 28

C. Definisi Operasioanl dan Pengukuran ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

1. Sejarah Singkat Dispenda Kota Makassar ... 35

2. Visi dan Misi Dispenda Kota Makassar ... 36

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dispenda Kota Makassar ... 36

4. Struktur Organisasi Dispenda Kota Makassar ... 38

5. Data Pegawai Dispenda Kota Makassar ... 47

B. Hasil Penelitian ... 49

1. Sumber Pendapatan Daerah Kota Makassar ... 49

2. Analisis Rasio Efektivitas PAD Kota Makassar ... 52

3. Pertumbuhan PAD Kota Makassar ... 51

4. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

V. PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

(14)

xiv

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 22

Tabel 3.1 Definisi Operasioanal Variabel... 29

Tabel 3.2 Persentase Efektivitas Kinerja Keuangan... 33

Tabel 4.1 Perkembangan Penerimaan PAD Kota Makassar...52

Tabel 4.2 Efektivitas PAD Kota Makassar...53

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi...38

Gambar 4.2 Grafik Efektivitas PAD Kota Makassar...53

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Biografi Penulis...63

2. Lembar Kontrol Bimbingan Skripsi...64

3. Lembar Kontrol Bimbingan Skripsi...65

4. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Prodi Akuntansi...66

5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP3M...67

6. Surat Izin Penelitian dari DPMPTSP Kota Makassar...68

7. Surat Izin Penelitian dari Walikota Kota Makassar...69

8. Surat Pernyataan Menyelesaikan Penelitian...70

9. Struktur Organisasi DISPENDA Kota Makassar...71

10. Visi dan Misi DISPENDA Kota Makassar...72

11. Laporan Keuangan DISPENDA Kota Makassar tahun

2012-2016...73

12. Laporan Keuangan DISPENDA Kota Makassar tahun 2017...74

13. Data Pegawai DISPENDA Kota Makassar...75

(18)

18 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Pasal 4 No.105 Tahun 2000 yang menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan atas keadilan dan kepatuhan. Apabila pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah itu sendiri.

Pengukuran kinerja penting dilakukan untuk dapat menilai akuntabilitas pemerintah daerah dalam pengelolaan pendapatan daerah dan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan yang bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, serta kinerja keuangan pemerintah daerah yang berguna dalam pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas pelaporan atas sumber daya yang dikelola pemerintah. Bentuk dari penilaian kinerja tersebut berupa analisis rasio keuangan yang berasal dari unsur Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD (Puspitasari, 2013:6). Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dan melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik

(19)

19

sehingga akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (Handra dan Maryati, 2009). Berkaitan dengan hal tersebut, maka pemerintah daerah harus pandai dalam menyelenggarakan pemerintahannya sehingga tercipta tata kelola pemerintahan yang baik serta adanya evaluasi yang berkala atas capaian pemerintah daerah dalam kurun waktu tertentu. Pengukuran kinerja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan pemerintah daerah dalam mencapai pemerintahan yang baik (Halacmi, 2005).

Pengukuran kinerja merupakan komponen yang penting karena akan memberikan umpan balik atas rencana yang telah diimplementasikan (Chow, Ganulin, Haddad, dan Wiliamson, 1998). Fungsi dari pengukuran kinerja dapat menjelaskan mengenai evaluasi bagaimana program tersebut berjalan, sarana perbandingan atas pelayanan yang diberikan dan alat komunikasi dengan publik (Wood, 1998). Pengukuran kinerja keuangan daerah adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Pernyataan ini selaras dengan (Greiling, 2005) yang mengungkapkan bahwa salah satu kunci sukses dari pembaharuan dalam sektor publik adalah dengan melakukan pengukuran kinerja.

Pemberian otonomi kepada daerah memungkinkan daerah yang bersangkutan untuk mengatur serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat. Untuk dapat menyelenggarakan otonomi daerah yang optimal, maka diperlukan dana yang cukup. Sebagian dana tersebut diusahakan oleh daerah sendiri, yaitu berupa Pendapatan Asli Daerah yang mencukupi kepentingan rumah tangganya sendiri.

(20)

20

Suatu daerah yang mempunyai Pendapatan Asli Daerah yang cukup, akan dengan mudah memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan semata-mata demi terciptanya kemakmuran rakyat (Prakosa, 2005:145).

Seiring berjalannnya otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah mampu mengelola dan memaksimalkan sumber daya yang ada di Kota Makassar. Pemerintah daerah perlu untuk lebih meningkatkan secara maksimal penerimaan retribusi daerah agar pendapatan asli daerah meningkat (Soemitro Mardiasmo, 2011:1). Pendapatan asli daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU No.32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah). Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar meliputi pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang disahkan.

Pungutan Daerah baik berupa Pajak dan Retribusi diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Kedua Undang-Undang tersebut kemudian disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang pajak dan retribusi daerah. UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan secara utuh pada daerah kabupaten dan kota, yang diselenggarakan atas dasar otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

(21)

21

Daerah kabupaten dan kota memiliki kewenangan yang utuh kecuali di bidang pertahanan, keamanan, peradilan, politik luar negeri, moneter dan agama. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang diikuti dengan Undang-undang No 233 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam pengelolaan keuangan daerah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas permasalahan ini kedalam Proposal dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan terlebih dahulu, maka penulis mengemukakan pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap peningkatan pendapatan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan terlebih dahulu, maka penulis mengemukakan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap peningkatan pendapatan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar.

(22)

22 D. Manfaat Peneliatan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana kinerja keuangan terhadap peningkatan pendapatan secara efektif dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada aparat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar untuk memanfaatkan potensi kinerja keuangan untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

(23)
(24)

24 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kinerja

Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan. Menurut Bastian (2006:117) kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi suatu organisasi.

Hersey and Blanchard (1993) menyatakan bahwa:

“Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya”.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan atau badan, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan atau badan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu, penilaian kinerja dapat memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan.

(25)

25

Donelly, Gibson dan Ivancevich (1994) menyatakan bahwa: “Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta kemampuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik”.

Menurut Schermerhorn, Hunt dan Osborn (1991) kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan. Mulyadi (2001:419) menyatakan bahwa Penilaian Kinerja adalah penentuan secara periode efektifitas operasi suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan, pembangunan, maupun melayani kebutuhan sosial masyarakat dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberi arah dan memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. Walaupun demikian, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab itu dibutuhkan ukuran, apakah seseorang telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan memegang peranan penting.

(26)

26

Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dapat penulis disimpulkan bahwa pengertian kinerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.

2. Keuangan Daerah

Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Halim (2004:18-19) menyatakan bahwa:

“Keuangan daerah dapat diartikan hak dankewajiban yang dinilai dengan uang, demikianpula segala sesuatu baik berupa uang maupunbarang yang dapat dijadikan kekayaan daerahsepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negaraatau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihaklain sesuai ketentuan peraturan perundangan yangberlaku”.

Untuk bisa menjalankan tugas-tugas danfungsi-fungsinya, pemerintah daerah dilengkapi dengan seperangkat kemampuan pembiayaandimana menurut pasal 55, sumber pembiayaanpemerintah daerah terdiri dari tiga komponenbesar yaitu:

(27)

27 a. Pendapatan asli daerah

b. Pendapatan yang berasal dari pusat c. Lain-lainpendapatan daerah yang sah.

Pendapatan yang berasal dan besarnya dana dari pusat merupakan cerminan atau indikator dari ketergantungan pendanaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Dengan demikian, ada beberapa proyek pemerintah pusat melalui APBN tetapi dana itu juga masuk di dalam anggaran pemerintah daerah (APBD). Lahirnya otonomi daerah tersebut memberikan keleluasaan daerah untuk mengatur dan mengurus sumber-sumber penerimaan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan sumber-sumber penerimaan lainnya, secara terarah dan sistematis melalui intensifikasi dan ekstensifikasisumber-sumber Pendapatan Asli Daerah.

3. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kinerja keuangan merupakan tingkat pencapaian suatu target kegiatan keuangan pemerintah daerah yang diukur melalui indikator-indikator keuangan yang dapat dinilai dari hasil pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan, pembangunan, maupun melayani kebutuhan sosial masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Menurut Sutrisno (2009:53) kinerja keuangan adalah

(28)

28

prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Mardiasmo (2002) mengungkapkan bahwa:

“Pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah dilakukan untuk memenuhi tiga tujuan yaitu, memperbaiki kinerja pemerintah, membantu mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan, serta mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan”.

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah adalah dengan analisis rasio terhadap APBD. Ada beberapa jenisrasio yang dapat dikembangkan berdasarkan datakeuangan yang bersumber dari APBD antara lain:

a. Rasio Efisiensi

Menurut Mahmudi (2007:152) rasio efisiensi belanja merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara realisasi pengeluaran/belanja daerah dengan anggaran belanja daerah. Semakin kecil rasio belanja maka semakin efisien, begitu pula sebaliknya. Anggaran pemerintah efisien jika rasionya kurang dari 100, dan sebaliknya. Formulanya adalah sebagai berikut:

Rasio Efisiensi = Realisasi Belanja

Anggaran BelanjaX 100% b. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Halim (2004:285) rasio efektifitas PAD menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. PAD efektif apabila rasio yang dicapai minimal sebesar 100. Namun demikian,

(29)

29

semakin besar rasio efektifitas menggambarkan kinerja pemerintah yang semakin baik. Formulanyaadalah sebagai berikut:

Rasio Efektifitas = Realisasi Belanja

Anggaran Belanja 𝑋 100% c. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Menurut Widodo (Halim, 2004:284) kemandirian keuangan daerah atau otonomi fiskal menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan penerimaan daerah.Tingkat kemandirian menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Bentuk partisipasi masyarakat : membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama Pendapatan Asli Daerah. Formula yang digunakan untuk mengukur kemandirian keuangan daerah adalah sebagai berikut:

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah = PAD

Penerimaan Daerah𝑋100% Agar formula tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan maka unsur penerimaan daerah selain pendapatan asli daerah (dana ekstern) harus dihitung konstan.

d. Pertumbuhan Ekonomi

Rasio pertumbuhan merupakan mengukur seberapa besar kemampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan

(30)

30

meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode satu ke periode berikutnya, baik dilihat dari sumber pendapatan maupun pengeluaran.

r =pendapatan tahun t − pendapatan tahun (t − 1) pendapatan tahun (t − 1

e. Rasio Keserasian

Rasio Keserasian menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada Belanja Rutin dan Belanja Pembangunannya secara optimal. Rasio keserasian dapat diukur dengan menggunakan rasio belanja modal maupun rasio belanja operasi.

Rasio belanja modal = total belanja modal

total belanja daerah𝑥 100%

4. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Armstrong (1998: 16-17) adalah sebagai berikut:

a. Faktor individu (personal factors). Faktor individu berkaitan dengan keahlian, motivasi, komitmen, dll.

b. Faktor kepemimpinan (leadership factors). Faktor kepemimpinan berkaitan dengan kualitas dukungan dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, manajer, atau ketua kelompok kerja.

c. Faktor kelompok/rekan kerja (team factors). Faktor kelompok/rekan kerja berkaitan dengan kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja.

d. Faktor sistem (system factors). Faktor sistem berkaitan dengan sistem/metode kerja yang ada dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi.

(31)

31

e. Faktor situasi (contextual/situational factors). Faktor situasi berkaitan dengan tekanan dan perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.

Dari uraian diatas, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Faktor-faktor ini perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan organisasi jika pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal.

5. Pengukuran dan Penilaian Kinerja

Sistem Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi perusahaan. Pengkuran kinerja merupakan hasil dari penelitian yang sistematis. Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian.

Menurut Mardiasmo (2005:122) manfaat pengukuran kinerja adalah:

a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran untuk menilai kinerja manajemen.

b. Memberikan arah mencapai target kinerja.

c. Untuk mengevaluasi pencapaian kinerja, membandingkan , dan mengkoreksi untuk memperbaiki kinerja.

d. Dasar memberikan penghargaan dan hukuman.

e. Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam memperbaiki kinerja organisasi dan mengidentifikasi kepuasan pelanggan.

f. Memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

Dalam kerangka pengukuran kinerja terdapat strategi perusahaan mengenai penetapan, pengumpulan data kinerja, evaluasi dan cara pengukuran kinerja.Sebuah hasil kerja (kinerja) yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan tugasnya

(32)

32

dengan penuh rasa tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan lembaga organisasi pemerintahan. Akibatnya akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

Menurut Dwiyanto (2002:48-49) alat untuk mengukur kinerja adalah sebagai berikut:

a. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga tingkat efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dan output.

b. Kualitas layanan

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik, muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik.

c. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi mengenali masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

d. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, jika organisasi pemerintahan ditata dengan benar dan disesuaiakan dengan kebutuhan organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip organisasi yaitu mempunyai visi, misi, tujuan dan sasaran dengan jelas, maka akan dapat mempermudah kinerja aparatur pemerintahan.

(33)

33

Keadaan seperti ini tentunya akan menciptakan pemerintahan yang responsibilitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

6. Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu. Pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.

Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pasal 1 ayat 18 bahwa pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain -lain pendapatan asli daerah yang sah.

Halim (2004: 125) menyatakan bahwa:

“Pendapatan Asli Daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil Pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan

(34)

34

keuangan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”.

Dari beberapa uraian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah adalah Pendapatan yang diperoleh dari potensi yang ada didaerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan pendapatan daerah lain-lain yang sah.

7. Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri atas:

a. Hasil Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

b. Hasil Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan bagian dari keuntungan/laba bersih perusahaan daerah baik bagi perusahaan daerah yang modalnya seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah, maupun yang modalnya sebagian terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan.

d. Pendapatan Asli Daerah yang sah Meliputi:

1) Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan. 2) Jasa giro.

(35)

35 3) Pendapatan bunga.

4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

8. Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Halim (2013:101) menyatakan pendapatan asli daerah dikelompokkan menjadi empat yaitu:

a. Pajak daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak.

b. Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi.

c. Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

d. Lain-lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti, yang terdiri dari beberapa tahun yang berbeda, yang akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti /Judul Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Ahmad Faisol (2013), Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Apakah terdapat perbedaan kemampuan wirausaha dan pengaruhnya terhadap wirausaha? Kuantitatif Terdapat perbedaan kemampuan wirausaha antara wanita dan pria di Bandar Lampung serta terdapat perbedaan

(36)

36 pengaruh antara indikator-indikator kemampuan wirausaha. 2. Md Karisna Arta Anggar Kusuma (2013), Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan PAD Sekabupaten/ Kota Provinsi Bali

Bagaimana pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap PAD Kab/Kota Prov. Bali ?

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penerimaan pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD se-Kabupaten/Kota Provinsi Bali. 3. Ebit Julitawati,dkk. (2012), Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan berpengaruh secara bersama maupun terpisah terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Aceh? Kuantitatif Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Aceh. 4. Mentari Yosephen Sijabat (2012), Analisis Kinerja Keuangan dan Kemampuan Keuangan Pemerintah daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah dan Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kota

Bagaimana kemampuan keuangan dan kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Malang dalam pelaksanaan otonomi daerah tahun anggaran 2008-2012? Kuantitatif Kinerja keuangan tahun 2008-2012 juga menunjukkan tren positif karena setiap tahunnya dapat meningkatkan kinerjanya.

(37)

37 Malang Tahun

Anggaran 2008-2012)

5. Cherrya Dhia Wenny (2012), Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Di Provinsi Sumatera Selatan. Bagaimana pengaruh PAD terhadap kinerja keuangan pada pemerintah Kab/Kota di Prov. Sumatera Selatan?

Kuantitatif Pendapatan asli daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

6. Ahmad Falah Rustanto (2010), Analisis Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada PDAM Kabupaten Semarang Apakah karakteristik pemerintah daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia? Kualitatif, kuantitatif Hasil pengukuran kinerja perspektif pelanggan terhadap tingkat pemerolehan pelanggan, tingkat retensi pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan, serta tingkat kepuasan pelanggan, menunjukkan tingkat kinerja yang baik. 7. Hendro Sumarjo (2010), Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Apakah karakteristik pemerintah daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia?

Kuantitatif Bukti yang didapat dalam penelitian ini bahwa intergovermenta l revenue berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja keuangan pemerintah daerah. 8. Andreas Ronald Bagaimana Kuantitatif Sebelum

(38)

38 (2010),

Analisis Kinerja Keuangan dan

Pertumbuhan Ekonomi Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo tingkat efisiensi belanja, efektifitas PAD dan kemandirian keuangan daerah Kabupaten Kulon Progo sebelum dan sesudah Otonomi Daerah dan bagaimana prediksi tahun 2015? Otonomi Daerah, rasio efisiensi belanja cenderung menurun akan tetapi perekonomian tidak tumbuh. 9. Hery Susanto (2010), Evaluasi Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003-2007 Bagaimanakah Kinerja Keuangan Daerah pemerintah Provinsi NTB tahun anggaran 2003-2007 diukur dari Tingkat Kemandirian Daerah, Tingkat Ketergantungan Daerah, Tingkat Desentralisasi Fiskal, Tingkat Efektivitas dan Tingkat Efisiensi. Kuantitatif Berdasarkan analisis kinerja keuangan daerah, secara umum Provinsi NTB pada Tahun Anggaran 2003-2007 menggambarka n kinerja yang tidak optimal dalam pelaksanaan otonomi daerah. 10. Sri Hadiati (2007), Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Telkomsel Malang Area Bagaimana kinerja kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dalam meningkatkan pemasaran jasa di Telkomsel Malang Area? Kuantitatif Pelanggan merasa puas dan menganggap penting atas sikap Customer Service dalam memberikan informasi secara jelas dan simpati serta bersikap ramah.

(39)

39 C. Kerangka Konsep

Sumber penerimaan daerah salah satunya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan sumber penerimaan resmi daerah yang terus diupayakan untuk ditingkatkan agar dapat membantu dalam memikul sebagian beban biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan kegiatan pembangunan yang semakin meningkat sehingga kemandirian dan otonomi daerah yang semakin nyata, dinamis dan bertanggung jawab dapat terwujudkan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan kinerja yang cukup agar mampu menciptakan dan mendorong meningkatnya sumber-sumber pendapatan daerah. Terciptanya kinerja yang baik, efektif dan efisien akan mampu meningkatkan pendapatan daerah itu sendiri.

Berikut ini adalah kerangka konsep sebagai dasar dari penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pendapatan Asli Daerah

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Peningkatan Pendapatan Daerah Kota Makassar

(40)

40 D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang kebenarannya harus dibuktikan melalui data yang terkumpul (Sugiyono, 2005:183). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis yaitu “diduga kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar”.

(41)
(42)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan pemerintah terhadap peningkatan pendapatan Daerah Kota Makassar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar di Jalan Urip Sumoharjo No.8, Kota Makassar. Adapun waktu penelitian yang dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2018.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel

(43)

43

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peningkatan pendapatan Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar.

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

No Jenis Variabel Definisi Indikator Skala 1 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (X) Kinerja keuangan menurut Sutrisno adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Sutrisno (2009:53) Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Skala Rasio 2 Peningkatan Pendapatan Daerah (Y) Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Skala Rasio

(44)

44 daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Halim (2013:101) 2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah skala Rasio. Pada variabel (X) digunakan rasio efektivitas untuk mengetahui kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan target yang ditetapkan berdasarkan potensi ril daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektiv apabila rasio yang dicapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen. Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.

Sedangkan pada variabel (Y) digunakan rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan mengetahui pertumbuhan PAD, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap potensi-potensi daerah yang perlu mendapat perhatian. Semakin tinggi persentase pertumbuhan pendapatan asli daerah, maka semakin besar kamampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang dicapai dari setiap periode.

(45)

45 D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan mengenai keadaan atau fenomena yang dijumpai dilapangan, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan subjek dari penelitian ini.

(46)

46 2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam kajian untuk mengumpulkan data yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah dengan cara menggunakan dokumen yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

F. Teknik Analisis

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis rasio kemudian menggunakan analisis regresi linear sederhana. Teknik analisis yang digunakan berbeda dari masing-masing variabel antara lain:

1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (X)

Untuk menentukan variabel (X) atau kinerja keuangan pemerintah daerah digunakan rasio efektivitas PAD. Rasio efektivitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD (dianggarkan ). Rumus matematik rasio efektivitas PAD :

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝐴𝐷 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷 x 100% Rasio efektivitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam memobilisasi peneriman PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Secara umum, nilai efektivitas PAD depat dikatagorikan sebagai berikut :

(47)

47

Tabel 3.2

Persentase Efektivitas Kinerja Keuangan

Kriteria Persentase Kinerja Keuangan Sangat Efektif 100% Efektif 100% Cukup Efektif 90%-99% Kurang Efektif 75%-89% Tidak Efektif <75%

2. Peningkatan Pendapatan Daerah (Y)

Untuk menentukan variabel (Y) atau pennigkatan pendapatan daerah digunakan rasio pertumbuhan PAD. Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa besar kemampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan mengetahui pertumbuhan PAD, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap potensi-potensi daerah yang perlu mendapat perhatian. Semakin tinggi persentase pertumbuhan pendapatan asli daerah, maka semakin besar kamampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang dicapai dari setiap periode.

Rumus matematik rasio pertumbuhan PAD :

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷 =𝑃𝐴𝐷𝑡1 − 𝑃𝐴𝐷𝑡0 𝑃𝐴𝐷𝑡0 Keterangan :

PAD0 = Tahun Sebelumnya PAD1 = Tahun Berikutnya

(48)

48

Setelah menentukan hasil rasio dari kedua variabel tersebut, kemudian akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah antara hubungan variabel independen dan variabel dependen apabila avariabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu SPSS versi 25.

Adapun rumus matematik sebagai berikut: 𝒚 = 𝒂 + 𝒃𝑿

Keterangan :

y= Variabel Dependen (nilai yang diprediksikan) X= Variabel Independen

a= Konstanta (nilai y apabila X=0)

(49)
(50)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

Sebelum terbentuknya Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, Dinas Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 155/Kep/A/V/1973 Tanggal 24 Mei 1973 terdiri dari beberapa Sub Dinas Terminal Angkutan, Sub Dinas Pengelolaan Tanah Pasir, Sub Dinas Taman Hiburan Rakyat, Sub Dinas Pemeriksaan Kendaraan Bermotor dan Sub Dinas Administrasi.

Dengan adanya keputusan Walikota yang terdapat dalam Keputusan Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 74/S/Kep/A/V/1977 Tanggal 1 April 1977 bersama dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 3/12/43 Tanggal 9 September 1975 dan Instruktur Menteri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tanggal 25 Oktober 1975 Nomor Keu/3/22/33 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang telah disempurnakan dan ditetapkan perubahan namanya menjadi Dinas Penghasilan Daerah.

Setelah menjadi Dinas Penghasilan Daerah, kemudian menjadi unit-unit yang menangani sumber-sumber keuangan daerah seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pajak Parkir dan semua Sub-sub Dinas dalam unit penghasilan daerah

(51)

51

yang tergabung dalam unit penghasilan daerah dilebur dan dimasukkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang. Seiring dengan adanya perubahan kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, secara otomatis nama Dinas Daerah Kota Ujung Pandang berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Makassar.

2. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu “Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan Daerah yang Optimal Online terpadu” . Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu :

a. Mewujudkan pengelolaan PAD yang optimal berbasis IT secara terpadu dan terintegritas.

b. Mewujudkan SDM yang profesional dan memiliki kompetensi dalam bidangnya.

c. Memantapkan koordinasi administrasi pengelolaan pendapatan dan keuangan daerah.

3. Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

a. Tugas Pokok

Tugas Pokok Dinas Pendapatan Darah Kota Makassar yaitu merumuskan, membina, mengendalikan, dan mengelolah serta mengkoordinir kebijakan bidang pendapatan daerah.

(52)

52

Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar yaitu sebagai berikut:

1) Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan pendapatan serta melakukan pendataan potensi sumber-sumber pendapatan daerah.

2) Penyusunan rencana dan program evaluasi pelaksanaan pungutan pendapatan daerah.

3) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional bidang pendataan, penetapan, keberatan, dan penagihan serta pembukuan pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak parkir, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengelolaan batuan galian golongan C serta pajak/pendapatan daerah dan retribusi daerah lainnya.

4) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional bidang bagi hasil dan pendapatan lainnya serta intensifikasi dan ekstensifikasi.

5) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.

6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas. 7) Pembinaan unit pelaksana teknis.

(53)

53

4. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Makassar 2018

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Kepala Dinas

Sekretaris

Subag Perencanaan dan Pelaporan Subag Keuangan

Bidang pajak Daerah II

Sub Bidang Hotel dan Air Bawah Tanah

Sub Bidang Hiburan dan Pajak penerangan

Jalan

Sub Bidang Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak

Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan

Sub Bidang Koordinasi, Perencanaan dan regulasi

Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Sub Bidang Pembinaan, Pengawasan dan Penindakan

Kepala UPTD BPHTB

Tata Usaha UPTD-BPHTB Kelompok Jabatan Fungsional

Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Sub Bidang Pendataan Wilayah I

Sub Bidang Pendataan wilayah II

Sub Bidang Pengolahan data dan Informasi

Bidang Pajak I dan retribusi Daerah

Sub Bidang Restoran, Minerbadan Sarang burung walet

Sub Bidang Reklame, Parkir dan Retribusi

Sub Bidang Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi daerah

UPTD Pajak Bumi Bangunan

(54)

54

Uraian Struktur Organisasi serta Tugas Jabatan Pada Dispenda Kota Makassar:

a. Kepala Dinas

Merencanakan, merumuskan, mengembangkan, mengkoordinasi, dan mengendalikan tugas desentrasi, dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang pendapatan. b. Sekretariat

Sekretariat Dinas dipimpin sekretaris di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pendapatan Kota Makassar Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

1) Pengelolaan kesekretariatan.

2) Pelaksanaan urusan kepegawaian dinas.

3) Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD. 4) Pelaksanaan urusan perlengkapan.

5) Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga.

6) Pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja Dinas Pendapatan.

7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

(55)

55

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumah tanggaan dinas. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

1) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja sub bagian umum dan kepegawaian.

2) Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, dan mendistribusikan surat sesuai bidang. 3) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas.

4) Melaksanakan usul gaji kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun.

5) Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar.

6) Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dalam lingkup dinas.

7) Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi yang meliputi bidang kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan.

8) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

(56)

56

10) Melaksanakan tugas pembinaan terhadap anggota korpri pada unit kerja masing-masing.

11) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

d. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis keuangan. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

1) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan. 2) Mengumpulkan dan menyusun rencana kerja satuan kerja

peraangkat daerah.

3) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggarabn (DPA) dari masing-masing Bidang dan Sekretariat sebagai bahan konsultasi perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas.

4) Menyusun realisasi perhitungan anggaran dan administrasi perbendaharaan dinas.

5) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dari masing-masing satuan kerja.

6) Menyusun laporan neraca SKPD dengan melakukan koordinasi dengan Sub Bagian Perlengkapan.

(57)

57

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

e. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub Bagian Perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan dan pemanfaatan barang. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: 1) Menyusun rencana dan program kerja Dinas Pendapatan 2) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) Dinas 3) Membuat usulan Rencana Kerja Kebutuhan Barang Unit

(RKBU) Sekretariat dan Bidang-bidang 4) Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB)

5) Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU)

6) Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan untuk tahun anggaran dan bahan penyusunan APBD

7) Menerima dan meneliti semua pengadaan barang pada Dinas Pendapatan

8) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya tentang barang inventaris daerah

9) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

(58)

58

Bidang pajak I dan retribusi daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Hiburan. Dalam melaksanakan tugas Bidang I Pajak Hotel dan Pajak Hiburan menyelenggarakan fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai denga tugas pokok dan fungsinya

2) Melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan, penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Hiburan

3) Melaksanakan pembinaan sistem manajemen Pengelolaan Pajak

4) Melaksanakan administrasi urusan tertentu. g. Bidang Pajak Daerah II

Bidang Pajak Daerah II mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan penagihan, pembukuan, verifikasi, dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir. Dalam melaksanakan tugas, Bidang II Pajak Restoran dan Pajak Parkir menyelanggarakan fungsi :

1) Melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan, penerbitan surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir

(59)

59

2) Melaksanakan pembinaan sistem manajemen pengelolaan pajak

3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan 4) Pengelolaan administrasi urutan tertentu.

h. Bidang III Pendaftaran dan Pendataan

Bidang III Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan, pembukuan dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah. Dalam melaksanakan tugas, BIdang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi :

1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

2) Melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan, penertiban surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi, dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah

3) Melaksanakan pembinaan sistem manajemen pengelolaan pajak

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan 5) Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

i. Bidang IV Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan

Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi Hasil Bidang IV Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan, Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Batuan

(60)

60

Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi Hasil mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok mengendalikan, merencanakan, merumuskan, serta melakukan pengembangan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan serta audit pajak dan retribusi. Dalam melaksanakan tugas, Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah Bagi hasil menyelenggarakan fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

2) Koordinasi dan pengendalian intensifikasi dan ekstensifikasi 3) Mengkoordinasi dan mengendalikan intensifikasi dan

ekstensifikasi pajak-pajak dan retribusi

4) oordinasi dan pengendalian bagi hasil dan pajak daerah lainnya 5) Pengendalian, pelaporan dan verifikasi

6) Melaksanakan koordinasi antara seksi yang berkaitan dengan bidang tugasnya

7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan 8) Pengelolaan administrasi urutan tertentu.

j. UPTD Pajak Bumi Bangunan 1) Tugas Pokok

UPTD Pajak Bumi dan anggunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam menujang kemampuan teknis, pelaksanaan teknis danoperasional dalam bidang pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No     Peneliti /Judul  Penelitian           Rumusan Masalah  Metode  Penelitian  Hasil  Penelitian  1
Gambar 4.1   Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ana lisis rasio keuangan credit union Bonaventura Nyarumkop, kondisi usaha ekonomisnya untuk tahun 2001 sampai tahun 2005 dapat disimpulkan baik dilihat dari

alvarezii dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nata karena mengandung senyawa polisakarida/hidrokoloid yang bermanfaat untuk kesehatan dan seratnya

Untuk mengetahui faktor yang menghambat dan solusi dalam implementasi pengukuran hasil belajar melalui metode sosiometri dalam sikap sosial siswa pada mata

This research was aimed at finding out the correlation between Indonesian passive voice mastery and English passive voice mastery of the third semester of English

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SIDOARJO ”

hipoteis diterima, serta hasil penelitian yang didasarkan pada analisis data dan pengujian hipotesis, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini

Jumlah akumulasi kompleks Hg dan Cd; kompleks Hg, Cd dan Pb yang tersebar acak di dalam jaringan sel organ hati, ginjal, insang, jaringan ikat dan disekitar pembuluh darah

Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dapat dipaparkan