19 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Program Sebelumnya
Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features (human Interest)yang bertujuan untuk memberikan informasi serta mengupas aspek human interest dari subjek yang menarik. Lebih tepatnya membuat features dimaksudkan untuk membuat pemirsa merasa nyaman, rileks dengan informasi ringan yang diberikan, menghibur, menyentuh hati, serta memberikan informasi tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan (Fachruddin, 2011). Lebih lanjut Fachruddin menjelaskan terdapat berbagai jenis features, salah satu genrenya adalah features minat insani atau human interest yang akan penulis pilih. Features jenis ini mengisahkan tentang perjalanan serta kebiasaan hidup manusia sehari–hari.
Unsur yang terdapat dalam features minat insani atau human interest menurut (Facruddin, 2011) yaitu :
1. Berdasarkan fakta dan realita 2. Pelaku pemain adalah tokoh cerita 3. Memiliki unsur human interest 4. Memiliki keunikan dan alur cerita
5. Kesan penonton didapatkan dari gambar yang bercerita dan suara dubber sebagai pelengkap
6. Untuk membuat program features seperti ini dapat dilakukan riset terlebih dahulu untuk mendapatkan data yang mendalam
Program features tidak jauh berbeda dengan berita ringan, hanya saja karena featuresbukan informasi yang harus dengan cepat disajikan agar informasinya tidak basi, maka membuat featuresdapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada hakikatnya,featuresberbeda dengan program berita, features memberikan penekanan yang lebih besar pada fakta-fakta yang unik, fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, disamping tetap tidak meninggalkan unsur informatifnya.
20
Fungsi program featuresmenurut (Fachruddin, 2011)mencakup 4 hal berikut :
1. Sebagai pelengkap sekaligus variasi program berita. Tanpa features, program berita terkesan monoton dan membosankan. Harus menjaga kesinambungan pemirsa untuk tetap menonton berita secara utuh
2. Memberikan informasi tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang telah terjadi dengan pendekatan human interest yang dominan. Informasi yang disajikan dalam features, adalah informasi yang ringan, unik, menyentuh perasaan dan terperinci yang belum diangkat dalam berita menjadi materi berharga dalam sebuah kisah yang disajikan dalam program features
3. Sebagai sarana hiburan dan pengembangan imajinasi. Pemirsa membutuhkan berbagai macam program televisi karena terdesak akan hiburan untuk mengembangkan imajinasi dalam segala usia
4. Sebagai sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi pemirsa televisi. Dengan program berita, pemirsa akan mendapatkan aspek kognitif, yaitu mendapatkan informasi pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran. Sedangkan dalam program features, pemirsa akan dipengaruhi aspek afektif yaitu, empati, perasaan, hati nurani, dan ketenangan
Karena banyaknya program features yang disajikan baik pada televisi swasta maupun nasional, maka pada point ini penulis akan membahas perbandingan antara program featurestugas akhir yang akan dibuat dengan program sebelumnya yang sudah tayang di televisi dengan konten dan jam tayang yang berbeda.
No Judul Program Isi Program Perbedaan Program 1 Laptop Si Unyil Program yang menyajikan
beberapa tutorial, dan dubber menjelaskan mengenai tutorial yang disampaikan. Misalnya tutorial dalam membuat makanan, boneka, dan lainnya
Tidak ada narasumber dan bincang–bincang mengenai edukasi, sejarah, atau sisi sosial. Sedangkan dalam program ini terdapat narasumber dan terfokus pada sisi sosialnya sehari-hari dan
21
bagaimana cara
mengolah gula kelapa.
2 Orang Pinggiran
Program yang menyajikan acara dengan menyentuh, sehingga membuat khalayak menjadi iba. Host menceritakan dari awal perjalanan.
Menyajikan acara yang terfokus pada potret sosial yang menyentuh. Keindahan hanya sebagai background.Narasumber memberiinformasi dan memacu emosi. 3 Lentera Indonesia
Program yang menyajikan tentang cerita kehidupan seseorang secara umum.
Dubber menggunakantokoh
yang diangkat ceritanya. Misal menceritakan “Hidup Anak Di Bantar Gebang”
Menyajikan cerita tentang kehidupan sosial seseorang dengan fokus objek satu orang saja.
4 Si Bolang Bocah Petualang (TRANS7)
Mengisahkan bocah – bocah lugu yang berpetualang di daerah tertentu. Melakukan aktivitas keseharian di tempat tersebut dan berinteraksi dengan alam dan budaya setempat. Bolang juga berinteraksi dengan orang dewasa yang ditemuinya. Misalnya, saat mengunjungi suku dayak, Bolang mencoba membuat aroma
Mengangkat satu narasumber tiap episodenya. Dan program “Edutainment” lebih terfokus kepada realitas kehidupan sosial.
22
pengusir nyamuk khas Suku Dayak.
5 Sosok
(KOMPAS TV)
Menceritakan kisah hidup sosial sesosok orang yang menginspirasi melalui drama. Perjalanan dari kecil hingga dewasa dan sukses. Terdapat banyak talent on cam karena bergenre drama.
Menceritakan
narasumber tanpa drama. Keseharian serta kebiasaan yang narasumber lakukan secara alami. Tidak ada talentlain, hanya narasumber.
Tabel 2.1: Perbandingan Dengan Program Sebelumnya
2.2 Teori yang Berkaitan dengan Produksi Pembuatan Tugas Akhir
2.2.1 Proses Produksi Televisi
Tahap pertama dalam proses produksi sebuah program yaitu pra – produksi. Pra–produksi merupakan tahapan paling penting dalam proses produksi karena disinilah berbagai persiapan dan perlengkapan shooting dilakukan sebelum proses produksi dimulai. Mulai dari mencari ide, menentukan jadwal, survey lokasi, perizinan, menentukan talent dan crew, semua alat dan property untuk produksi, melakukan promosi, dan sebagainya (Fachruddin, 2012).Semakin baik sebuah perencanaan produksi, maka proses produksi akan semakin mudah.
Dalam proses pembuatan program features ini, penulis telah melakukan survey awal untuk mencari data yang lebih mendalam dan akurat ke lokasi yang menjadi tujuan yaitu kawasan Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Survey dimulai hari Selasa, tanggal 10 Maret 2015 sampai hari Kamis 12 Maret 2015. Dalam survey yang dilakukan, banyak ditemui masalah yang terjadi bahkan dampaknya merugikan warga setempat.
Dalam kegiatan survey, penulis mendapat tiga narasumber : 1. Kepala Desa Sukatani
2. Komunitas Discover Ujung Genteng
23
Setelah proses pra-produksi selesai dilanjutkan pada tahap keduayaitu produksi, produksi adalah saat dimana proses shooting dieksekusi di lapangan. Pengambilan gambar harus sesuai dengan skrip yang telah dibuat. Dalam tahap ini seluruh tim harus bekerja sama agar hasil yang didapatkan memuaskan.Tahap terakhir adalah pasca produksi.Dalam tahap ini terdapat beberapa proses seperti:
1. Editing, yaitu merangkai gambar yang telah diambil menjadi susunan yang
menarik dan sesuaikan dengan rundown.
2. Mixing, bagian ini merupakan pemberian backsound, narasi, atau pun special
effect.
3. Evaluasi, melihat dan mengecek kembali hasil tersebut, apakah ada yang perlu diperbaiki, dikurang atau ditambah bagiannya.Tahapan pasca produksi akan membutuhkan waktu lebih lama dari produksi lainnya (Fachruddin, 2011).
Tidak banyak hal yang dilakukan oleh camera person pada tahap pasca produksi. Hanya saja mungkin terkadang seorang camera person diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang mungkin tidak dimengerti oleh editor.
2.2.2 Pengertian features
Penulis dalam kesempatan ini akan memproduksi sebuah program features. Features dapat disebut sebagai softnews karena cara membuatnya tidak jauh berbeda dengan membuat sebuah berita televisi.Namun karenafeaturesbukan informasi yang harus cepat disajikan, maka dalam membuat features dapat sesuai kebutuhan. Dalam tayangan featuresakan mengandung unsur informasi, ilmu pengetahuan, serta unsur hiburan yang kreatif (Fachruddin, 2011).
2.2.2.1 Jenis - jenis Features
Ide dalam membuat features dapat diperoleh dari berbagai hal.Bisa dari kehidupan sehari-hari, pengalaman diri sendiri, ide di pinggir jalan dan masih banyak lagi. Karena itu seorang camera person harus peka dengan apa yang dilihatnya karena hal apapun yang ada di depan mata dapat menjadi pertimbangan apakah dapat diangkat ke kamera atau tidak.
Beberapa jenis features televisimenurut (Sumadiria, 2011) yaitu:
24
2. Features Sejarah
3. Features kiat ( how to do )
4. Features Ilmiah ( science )
5. Features perjalanan ( traveloque )
6. Features kuliner
7. Features minat insani
2.2.2.2 Jenis Featuresyang dipilih Penulis
Jenis programyang akanpenulis produksi yaitu features minat insani atau human interest.Karena program yang akanpenulis buat memiliki konten yang berfokus pada kegiatan narasumber sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mengangkat unsur sosial suatu keadaan masyarakat dan bertujuan memberikan informasi edukasi, memancing perasaan, dan suasana hati dalam program yang akanpenulis produksi.Features ini menceritakan seseorang yang lemah, tentang kesabaran, keluhuran budi, kesalehan sosial serta kebiasaan dan kebutuhan hidup sehari–hari. Features jenis ini memberikan informasi, motivasi, merangsang emosional, sekaligus kesabaran seseorang.
2.2.2.3 Tahapan Pembuatan Features
Memproduksi sebuah program features harus memiliki kreatifitas karena dimaksudkan untuk membuat pemirsa yang menyaksikan merasa nyaman, menghibur dan memberikan informasi tentang suatu peristiwa, keadaan atau aspek kehidupan. Tayangan features lebih menekankan pada suatu hal yang menyentuh hati.
Berikut merupakan proses pembuatan features televisi menurut (Fachruddin, 2012) yaitu:
1. Mencari Ide
Setelah mengetahui jenis-jenis featuresyang dapat diproduksi selanjutnya, ide sebuah pembuatan program featuresdapat diambil dari :
• Kehidupan sehari-hari • Pengalaman diri sendiri • Realita kehidupan sekitar • Cerita rakyat dan isu menarik
25
Setelah mendapatkan ide, mulailah dengan menentukan tema program yang ingin dibuat, mulai dari masalah sosial, personal, politik, ekonomi dan budaya. Setelah menentukan ide, dapat dilakukan riset untuk memperoleh data yang lebih mendalam.Riset menjadi salah satu faktor penting dalam membuat sebuah program. Terlebih untuk program features yang berdurasi lebih panjang sekitar 30 menit.
2. Membuat Perencanaan
Tahap selanjutnya yaitu melakukan riset. Dengan melakukan riset tentu akan mendapatkan unsur nyata dan lebih mendalan terhadap objek yang dituju. Semakin rinci mengenal karakter utama, maka akan semakin banyak menyusun sebuah alur cerita sehinga terlihat alami. Hasil risetakan menentukan arah, subjek–subjek yang akan menjadi tokoh serta susunan gambar dan narasi yang akan di produksi.
3. Menyusun Daftar Pertanyaan
Setiap program televisi membutuhkan narasumber sebagai seorang yang memberikan informasi, dan untuk mengembangkan cerita pada karya yang akan dihasilkan. Jika hanya mengandalkan data-data saja, akansulit dalam menngembangkan sebuah cerita. Jadi sebelum bertemu dengan narasumber siapkan dulu segala keperluan dengan baik beserta daftar pertanyaanya.Jangan sesekali tidak membuat daftar pertanyaan. Karena ketika berhadapan dengan narasumber, suasananya mungkin berbeda dan akan mempengaruhi konsentrasi jurnalis dan menyimpang dari pertanyaan yang telah direncanakan.
4. Shooting list
Shooting list ini berisi catatan tentang urutan gambar yang akan direkam dengan kamera, seperti lokasi peristiwa, wawancara, dan keseharian seorang narasumber yang berkaitan dengan materi program. Shooting list dilakukan agar para kru dan anggota lainnya dapat saling mengkoreksi dan memahami alur cerita yang akan diproduksi.
5. Mencari Narator atau Dubber
Setelah membuat shooting list maka langkah selanjutnya yaitu mencari narator yang akan menjadi dubber untuk membacakan narasi yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pembaca naskah features harus memiliki suara
26
yang khas. Sehingga ketika di tayangkan akan terdengar nada suara yang menjadi ciri khas dari program tersebut.
6. Menyiapkan Jadwal Shooting
Dengan adanya jadwal shooting tentu akan sangat bermanfaat untuk mengetahui urutan gambar yang harus direkam terlebih dahulu, urutan lokasi yang akan di kunjungi lebih dulu atau janji dengan pihak terkait.
7. Menyiapkan Perlengkapan
Untuk melakukan kegiatan shooting, peralatan dasar yang harus dimiliki adalah kamera. Kamera apa yang akan digunakan, diperiksa apakah berfungsi dengan baik atau tidak, perlengkapan lain seperti lensa tambahan, baterai, kabel, boom, tripod, lighting tambahan, serta surat–surat pendukung seperti surat izin shooting, proposal, shooting list, tanda pengenal, uang secukupnya dan masih banyak lagi.
8. Mengambil Gambar Features
Menjelang eksekusi, seluruh persiapan harus sudah siap serta tak ketinggalan kondisi tubuh juga harus fit. Sebenarya dalam tahap ini lebih banyak bagian untuk camera person.
9. Menyusun Gambar dan Menulis Narasi
Dalam tahap ini lebih banyak peran produser dan editor. Alangkah baiknya editor di berikan kesempatan mempelajari dahulu data-data penting tersebut, setelah itu barulah produser menerangkan konsep featuresyang diinginkan kira-kira kemasannya seperti apa. Proses editing dilakukan oleh editor bersama produser agar terlihat cerita yang mengalir.Setelah naskah tersedia, selanjutnya yaitu mencari narator atau dubber untuk membacakan narasi yang telah disiapkan.
2.2.3 Peranan camera person dalam Prosedur kerja produksi
Seorang camera person bertanggung jawab terhadap penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan dalam suatu adegan terutama dalam proses produksi (Latief, 2015). Dalam produksi program featuresini juga camera person mempersiapkan peralatan shooting lainnya seperti kamera yang digunakan, tripod, lighting, mikrofon, boom, clip on, baterai, memory card, kabel dan lain – lain.Prinsip pengambilan gambar dari kamera yaitu anggap kalau lensa kamera adalah mata
27
penonton, jadi pengambilan gambar pada kamera seolah–olah mewakili mata penonton untuk melihat peristiwa yang terjadi.
2.2.4 Berikut merupakan ukuran gambar televisi menurut (Fachruddin, 2012):
1. Extreme long shot : ukuran ini biasanya digunakan untuk pengambilan
gambar yang jauh, luas dan lebar seperti keindahan panorama. Contoh gambar
Gambar 2.1: Extreme long shot Sumber: http://image.google.com
2. Long shot : subjek terlihat utuh dari kepala sampai kaki.
Contoh gambar
Gambar 2.2: Long shot Sumber: http://image.google.com
28
3. Medium Long Shot: subjek terlihat dari lutut sampai kepala.
Contoh gambar
Gambar 2.3: Medium Long Shot Sumber: http://image.google.com
4. Medium Shot : gambar subjek diambil dari batas pinggul sampai batas
kepala. Ukuran ini biasanya digunakan untuk wawancara karena dengan ukuran ini penonton dapat melihat ekspresi dan emosi narasumber.
Contoh gambar
Gambar 2.4: Medium Shot Sumber: http://image.google.com
29
5. Middle Close Up : ukuran ini mengambil gambar dari batas dada sampai kepala.
Bisa juga disebut potret setengah badan. Dengan posisi ini background masih dapat dinikmati.
Contoh gambar
Gambar 2.5: Middle Close Up Sumber:http://image.google.com
6. Close Up : ukuran ini berfokus pada pengambilan gambar wajah secara
keseluruhan. Posisi ini paling baik untuk mengambil ekspresi dan emosi seseorang seperti marah, sedih, menangis, dan sebagainya.
Contoh gambar
Gambar 2.6: Close Up Sumber: http://image.google.com
30
7. Extreme Close Up : ukuran ini memfokuskan pada satu objek saja. Misal
objek kepada bagian mata saja maka gambar disekitarnya akan menjadi soft atau tidak fokus.
Contoh gambar
Gambar 2.7: Extreme Close Up Sumber: http://image.google.com
2.2.5 Dalam pengambilan gambar juga terdapat beberapa angle, yaitu :
1. High Angle ( HA )
Merupakan pengambilan gambar dari sudut atas objek yang akan diambil. Contoh gambar
Gambar 2.8: High Angle Sumber: http://image.google.com
31
2. Eye Level ( normal )
Tinggi kamera sejajar dengan garis mata. Contoh gambar
Gambar2.9: Eye Level Sumber:http://image.google.com
3. Low Angel ( LA )
Pengambilan gambar dilakukan dari sudut bawah subjek. Contoh gambar
Gambar 2.10: Low Angle Sumber: http://image.google.com
2.2.6 Pergerakan kamera
Variasi pergerakan kamera sangat dibutuhkan untuk memperkaya gambar yang dihasilkan. Penonton yang melihat pun tidak akan merasa bosan. Terdapat beberapa gerakan kamera, seperti :
32
1. Crab atau truck
Merupakan pergerakan kamera secara horizontal ke kiri dan ke kanan dengan sasaran menunjukkan keberadaan objek dan menunjukkan perubahan latar belakang.
2. Swing
Pergerakan kamera ke kiri dan ke kanan membentuk oval. Tujuan sasaran gambar menunjukkan keberadaan objek dengan memperhatikan komposisi awal.
3. Zoom in dan Zoom out
Zoom in adalah teknik pengambilan gambar dari gambar yang luas menjadi gambar yang lebih sempit dalam suatu objek. Tujuannya untuk memperlihatkan suatu objek yang terasa penting.Zoom out adalah sebaliknya, mengambil gambar dari sudut gambar yang sempit yang terfokus menjadi gambar yang lebih luas.
4. Pan kiri dan pan kanan
Pergerakan kamera dalam mengambil gambar dari kiri ke kanan secara horizontal dengan menggunakan tripod.
5. Tilt Up dan Tilt Down
Tilt up merupakan pergerakan kamera dari bawah ke atas. Tujuannya untuk menunjukkan ketinggian suatu objek. Gerakan kamera ini dapat digunakan misalnya untuk shoot gedung yang menjulang tinggi.Tilt Down merupakan pergerakan kamera dari atas ke bawah. Tujuan dari pengambilan gambar ini adalah untuk menunjukkan objek yang berada di bawah (Fachruddin, 2012).
Pada kesempatan kali ini, penulis yang memiliki jobdesk sebagai camera person tentu akan melakukan variasi dalam pengambilan gambar. Dalam pengambilan gambar juga akan didiskusikan dengan tim untuk mendapatkan gambar terbaik. Untuk shooting program features ini, camera person akan menggunakan 2 kamera yaitu Canon 60 D dan Canon 550 D.
2.3 Teori yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya
2.3.1 Teori Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik. Jadi, walaupun komunikasi disampaikan kepada khalayak banyak, seperti pidato di sebuah lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan
33
orang tidak saling mengenal satu sama lain, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication. Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern (Ardianto, 2014). Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa. Media massa modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk berkomunikasi hampir ke seluruh pelosok dunia. Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio, televisi), dan media online (internet). Teori ini penulis anggap berhubungan dengan penonton karena :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengndalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesannya
bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.
4. Komunikasi massa bersifat satu arah. Karena komunikasinya menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator menyampaikan pesan dan komunikan menerima pesan.
Komunikasi massa juga memiliki fungsimenurut (Ardianto, 2014), diantaranya: 1. Fungsi informasi. Sebagai mahkluk sosial pasti akan selalu membutuhkan
informasi. Diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa.
2. Fungsi pendidikan. Media massa merupakan salah satu sarana pendidikan karena menyajikan informasi yang mendidik. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel.
3. Fungsi mempengaruhi. Fungsi mempengaruhi dari media massa terdapat pada tajuk atau editorial, features, iklan, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan yang ditayangkan televisi atau surat kabar.