• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

83

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I

KECAMATAN MEDAN TIMUR

Mahatir Asad

1

, Muhammad Arif

2

1Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email: mahatirasad@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas rumah tinggal (jenis lantai, atap, dinding, ruang tamu dan kamar tidur) (2) Keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah padat dan limbah cair).

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang berjumlah 4497 KK dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 KK dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas rumah tinggal, yang dilihat dari kondisi fisik dan kondisi fasilitas rumah menunjukkan bahwa sebesar 19,40% responden memiliki kualitas rumah tinggal yang diketegorikan baik dan sebesar 47,94% kualitas rumah responden dikategorikan sedang, sedangkan sisanya 32,66% kualitas rumah responden dikategorikan buruk (2) Keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal yang dilihat dari sistem pembuangan limbah padat dan sistem pembuangan limbah cair serta jarak sumur ke tempah limbah atau septik tank menunjukkan bahwa sebesar 31,63% responden memiliki kualitas lingkungan yang dikategorikan baik, 54,08% memiliki kualitas lingkungan yang dikategorikan sedang dan sisanya memiliki kualitas lingkungan yang diketegoorikan buruk yaitu sebesar 14,29%.

(2)

84

berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi permasalahan utama dalam masalah permukiman. Selain hal tersebut yang juga merupakan suatu masalah yang mendapat perhatian nasional bagi Indonesia adalah cepatnya pertumbuhan penduduk di samping persebarannya yang tidak merata dan tidak seimbang.

Menurunnya kualitas permukiman yang disertai dengan meningkatnya pencemaran lingkungan dan menipisnya sumber daya alam merupakan masalah penting bagi seluruh negara di dunia. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman merupakan prakondisi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab produktivitas manusia terutama sekali tergantung pada tersedianya wadah yang memadai untuk bekerja, beristirahat sekeluarga dan bermasyarakat.

Pembangunan permukiman merupakan suatu hak dasar masyarakat, agar masyarakat dapat hidup dengan nyaman dalam lingkungan yang sehat dan bersih, bergerak dengan mudah setiap waktu sehingga dapat hidup dengan sehat, berinteraksi dengan baik dengan sesama demi mempertahankan permukimannya. Di Indonesia pembangunan permukiman telah dikembangkan secara terpadu dengan memperhatikan jumlah penduduk dan penyebarannya. Tata guna tanah, pembiayaan perluasaan kesempatan kerja, kesehatan lingkungan, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, produksi bahan bangunan setempat dan juga kawasan permukiman.

Kota Medan merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia yang mengalami pertambahan penduduk setiap tahunnya, yang menyebabkan tingginya kebutuhan permukiman diwilayah tertentu. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk serta kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota

kecamatan yang ada di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Timur. Dengan jumlah penduduk 112.857 jiwa dengan luas wilayah 7,78 km2 (BPS Kota Medan Tahun 2012). Kecamatan Medan Timur memiliki 11 kelurahan, yaitu. Kelurahan Glugur Darat I, Kelurahan Glugur Darat II, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Perintis, Kelurahan Durian, Kelurahan Gang Buntu dan Kelurahan Gaharu.

Dari 11 kelurahan tersebut Kelurahan Pulo Brayan Darat I merupakan kelurahan yang paling padat di Kecamatan Medan Timur dengan jumlah penduduk sebesar 19.446 jiwa yang terdiri dari 4497 kepala keluarga dengan luas wilayah 0,78 km2 pada tahun 2013.

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah didalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas rumah tinggal baik kondisi fisik rumah maupun fasilitas rumah (pondasi, tiang utama, jenis lantai, atap, dinding, pintu, jendela, kamar mandi, WC, dapur, ruang tamu dan kamar tidur)?

2. Bagaimana keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga) ?

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. keadaan permukiman penduduk di

Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas rumah tinggal baik kondisi fisik rumah maupun fasilitas rumah (pondasi, tiang utama, jenis lantai, atap, dinding, pintu, jendela, kamar mandi,

(3)

85

WC, dapur, ruang tamu dan kamar

tidur).

2. keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga).

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di Kelurahan Pulo Brayan Darat I dengan jumlah kepala keluarga 4.497 (Kantor Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2013). Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 98 KK. Adapun teknik pengambilan sampel secara non probability dengan menggunakan metode Random sampling, yaitu; pengambilan sampel secara acak. Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus (Slovin):

𝑵 =

𝑵

𝟏 + 𝑵𝒆

Keterangan :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Tingkat keselahan dalam pengambilan sampel yang dapat ditolelir (1%) Variabel merupakan objek suatu penelitian atau yang menjadi titik tolak penelitian, yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah kualitas rumah tinggal (pondasi, tiang penyanggah, jenis lantai, atap, dinding, ruang tamu dan kamar tidur) dan kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Observasi yaitu cara yang dilakukan dengan mengamati langsung ke lapangan untuk memperoleh data – data yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Wawancara dilakukan untuk memperjelas hasil observasi yang dilakukan secara langsung.

Setelah data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh, maka selanjutnya data-data tersebut diolah dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yang mana pengelolaan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik yang bersifat primer maupun sekunder. Untuk kualitas rumah dan kualitas lingkungan proses penilaian menggunakan batas ambang yang dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Penilaian dikategorikan baik 2. Penilaian dikategorikan sedang 3. Penilaian dikategorikan buruk Penilaian dilakukan berdasarkan nilai bobot yang dilakukan dengan formulasi sederhana Sturgess yaitu:

Ci =

𝑹𝒂𝒏𝒈𝒆

𝑲 Keterangan:

Ci = Interval Kelas

Range = Selisih nilai tertinggi dan nilai terendah

K = Banyaknya kelas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kelurahan Pulo Brayan Darat I merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Timur. Secara astronomis letak Kelurahan Pulo Brayan Darat I terletak antara 3034’20"LU – 3034’30”LU dan 98039’19”BT - 98039’54”. Luas Kelurahan Pulo Bryan Darat I adalah 0,78 km2. Secara administratif Kelurahan Pulo Brayan Darat I mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pulo Brayan Darat II

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Indra Kasih

(4)

86

Topografi merupakan gambaran dari bentuk serta relief dari permukaan bumi suatu wilayah yang diukur dari permukaan laut. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh penulis yang ada di kantor Kecamatan Medan Timur, kecamatan ini merupakan wilayah yang cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 25 – 37 meter di atas permukaan laut (mdpl) sedangkan Kelurahan Pulo Brayan Darat I terletak pada ketinggian 25 meter diatas permukaan laut, dimana topografi Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur relative datar. Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada tempat yang relatif luas dalam kurun waktu yang lama. Dilihat dari segi iklim, Kelurahan Pulo Brayan Darat I mempunyai iklim tropis. Sementara itu iklim juga sangat dipengaruhi oleh keadaan curah hujan maupun temperatur udara. Suhu minimum Kelurahan Pulo Brayan Darat I menurut stasiun polonia berkisar antara 31,00C – 33,10C. Dengan curah hujan rata-rata 299,5 mm/tahun.

Untuk mengetahui kualitas rumah tinggal responden dilakukan dengan 2 cara yaitu melihat kondisi fisik rumah yang menekankan pada kenampakan fisik secara umum berdasarkan bahan-bahan yang membentuk bagian-bagian dari rumah responden, dan kondisi fasilitas rumah responden, yang kemudian kondisi fisik dan kondisi fasilitas tersebut dijumlahkan dan diktegorikan ke dalam 3 kategori.

Kondisi fisik rumah tinggal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I menunjukkan bahwa 39,80% atau 39 KK yang menjadi responden memiliki kondisi fisik rumah yang dikategorikan baik, sedangkan rumah yang memiliki kondisi fisik rumah yang dikategorikan sedang sebesar 46,94% atau 46 KK yang menjadi responden dan sisanya sebesar 13,26% atau 13 KK memiliki kondisi fisik rumah yang dikategorikan buruk.

Sedangkan jika ditinjau dari kondisi fasilitas rumah responden, sebesar 14,28% atau 14 KK yang menjadi responden

memiliki kondisi fasilitas rumah yang dikategorikan sedang dan sisanya memiliki kondisi fasilitas rumah yang diktegorikan buruk yaitu sebesar 9,18%.

Memiliki kondisi fisik rumah yang baik belum tentu memiliki kualitas rumah tinggal yang baik, apabila kondisi fasilitas rumahnya tidak baik. Untuk itu apabila menginginkan kualitas rumah yang baik maka harus memiliki kondisi fisik dan kondisi fasilitas rumah yang baik pula. Setelah mendapatkan dan menjumlahkan hasil dari kondisi fisik rumah dan kondisi fasilitas rumah reponden, maka dapat diketahui kualitas rumah tinggal responden di Kelurahan Pulo Brayan Darat I. Yaitu sebesar 19,40% kualitas rumah tinggal responden dikategorikan baik dan sebesar 47,94% kualitas rumah responden dikategorikan sedang, sedangkan sisanya 32,66% kualitas rumah responden dikategorikan buruk.

Kualitas rumah tinggal juga dapat dilihat dari harga bahan bangunan yang lebih mahal akan menujukkan kualitas rumah tinggal semakin baik sehingga rumah tertata dengan indah. Kualitas rumah tinggal dinilai dari jenis lantai, dinding, atap, pondasi, pintu, jendela dan langit-langit rumah. Lantai yang digunakan masyarakat mempunyai aneka ragam jenis yakni; keramik, marmer, ubin, semen, papan dan tanah. Untuk jenis dinding terbuat dari batubata, batako, papan dan tepas. Sedangkan jenis atap terbuat dari beton, seng, genteng dan sejenisnya (BPS Pusat 2003).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas rumah tinggal, yang dilihat dari kondisi fisik dan kondisi fasilitas rumah menunjukkan bahwa sebesar 19,40% responden memiliki kualitas rumah tinggal yang

(5)

87

diketegorikan baik dan sebesar 47,94%

kualitas rumah responden dikategorikan sedang, sedangkan sisanya 32,66% kualitas rumah responden dikategorikan buruk. 2. Keadaan permukiman penduduk

ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal yang dilihat dari sistem pembuangan limbah padat dan sistem pembuangan limbah cair serta jarak sumur ke tempah limbah atau septik tank menunjukkan bahwa sebesar 31,63% responden memiliki kualitas lingkungan yang dikategorikan baik, 54,08% memiliki kualitas lingkungan yang dikategorikan sedang dan sisanya memiliki kualitas lingkungan yang diketegoorikan buruk yaitu sebesar 14,29%.

Berdasarkan urain dari kesimpulan, maka diperlukan beberapa saran antara lain: 1. Kualitas rumah tinggal di Kelurahan

Pulo Brayan Darat I sudah termasuk memiliki kualitas rumah yang dikategorikan sedang, akan tetapi masih banyak juga responden yang memiliki kualitas rumah yang dikategorikan buruk. Hal ini seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah daerah untuk merencanakan pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat yang memiliki kualitas rumah tinggal dengan kategori buruk. 2. Kualitas lingkungan rumah tinggal di

Kelurahan Pulo Brayan Darat I sebahagian besar sudah masuk kedalam kategori sedang, oleh sebab itu perlu kerjasama yang baik dari kepala lingkungan untuk memberi penyuluhan dan menggalangkan gotong royong agar lingkungan rumah tinggal setiap masyarakat dikategorikan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anon. 2000. Fasilitas Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Azwar, Azrul.1996. Pengantar Ilmu Keshatan Lingkungan. Yogyakarta: Mutiara Sumber Widya.

Azwar, Siharsimi. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Bintarto. 1977. Pengantar Geografi Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Blaang, C, Djemabut. 1977. Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Pokok. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

BPS Pusat. 2003.Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: BPS.

BPS. 2012. Pemerintah Kota Medan, Kecamatan Medan Timur Dalam Angka. Medan: BPS.

Budihardjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Alumni. Daldjoeni. 1978. Geografi Desa dan Kota.

Bandung: Alumni.

Entjang, Indah. 1991. Ilmu Kesehata Lingkungan.:Citra Aditya Bakti.

Hamzah, Andi (dkk). 1990. Dasar-Dasar Hukum Perumahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kawarpi, E. 1976. Rumah dan Tata Laksana Rumah Tangga. Depdikbud: New Aqua Press.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Koestoer, Raldi Hendro. 1995. Persefektif

Lingkungan Desa Kota: teori dan kasusu. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2001. Dimensi Keruangan Kota Teori dan Kasus. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Nilawati. 2012. Analisis Permukiman

Penduduk di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas. Skripsi. Medan. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Nurhayani. 2012. Karakteristik Permukiman

Pinggiran Rel Kereta Api di Kecamatan Medan Timur kota Medan. Skripsi. Medan. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(6)

88

KarangAnyar 2006. Skripsi. Surakarta. Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pakpahan. Lumiar Lusiana. 2006. Kondisi Lingkungan Perumahan Masyarakat di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Medan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi.

Pinem, Mbina. 2010. Geografi Permukiman. Medan: UNIMED

Ritohardoyo, SU. 1989. Beberapa Dasar Klasifikasi dan Pola Permukiman. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Soekidjo, Notoadmojo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemarwoto, Otto. 2004. Analisi Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumaatmadja, N. 1998. Pengantar Study Sosial. Bandung: Alumni.

Susilo. 1978. Kebijaksanaan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup.Cisarua: Undang-undang RI No 1 Tahun 2011 “Tentang Perumahan dan Permukiman”.

http://defrianonaqhsoe.blogspot.com/2012 /04/makalah-rumah-sehat.html

(diakses Minggu, 07 April 2013, Pukul 16.27).

http://www.storylane.com/stories/show/11 04475738/kesehatan-lingkungan-etika-

lingkungan-dan-pengembangan-pemukiman (diakses Minggu 07 April 2013, Pukul 16.27).

Referensi

Dokumen terkait

(2) Penerapan model langsung ( direct instruction ) yang menekankan pada transformasi dan keterampilan secara langsung mampu meningkatkan prestasi belajar teknik batik

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Dari penelitian yang telah dilakukan, Air rebusan daun sirih merah ( Piper crocatum Ruiz & Pav) berpengaruh menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan.. Hal ini

Layanan ini memberikan space server dalam rack , memberikan kabel data, kabel power hingga proses instalasi.. Memberikan space dalam

Materi  soal‐soal  olimpiade  matematika  SMA  bersumber  pada  buku‐buku  pelajaran,  buku‐buku  penunjang  dan  bahan  lain  yang  relevan.  Penekanan  soal 

Setalah klik ‘Generate’ pada menu ‘DATA FILE’, maka akan muncul tampilan seperti gamba dibawah ini yang menampil nama file data yang default pada folder default dari excel.

Umum : Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perencanaan dan analisis pemodelan transportasi dengan beberapa metode analogi b. Khusus

Berdasarkan permasalahan tersebut, sehingga Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar merasa perlu untuk mengadakan Lomba Desain