• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pasien bayi perempuan berusia 8 bulan kontrol ke poli nefrologi anak dengan keluhan demam 1 hari. Sekitar setengah bulan sebelumnya pasien mondok selama 1 minggu karena infeksi saluran kemih. Pasien kontrol dengan membawa hasil urinalisa yang menunjukkan infeksi saluran kemih dan hasil USG hidronefrosis sinistra. Pasien kemudian menjalani pemeriksaan BNO IVP yang menunjukkan adanya filling defect di dalam vesica urinaria. Untuk mengkonfirmasi lesi tersebut, dilakukan pemeriksaan USG dan hasilnya menunjukkan bahwa lesi berupa filling defect tersebut adalah ureterocele sinistra. Pasien menjalani operasi dan hasil operasi adalah ureterocele.

Ureterocele merupakan kelainan kongenital berupa dilatasi berbentuk kantong pada ureter bagian distal. Ureterocele memberikan efek berupa obstruksi, refluks, yang dapat berdampak pada fungsi ginjal. Presentasi klinis yang sering adalah infeksi saluran kemih atau urosepsis pada anak – anak. Urin yang stasis dapat menyebabkan terbentuknya calculus. Dapat juga teraba massa bila terjadi hidronefrosis. Ureterocele dapat prolapse ke meatus urethral internus menyebabkan obstruksi pada vesica urinaria. Ureterocele bisa tidak terdiagnosa hingga dewasa1.

Alasan pemilihan kasus adalah karena ureterocele merupakan kasus yang menarik dan jarang terutama saat penulis menjalani stase urogenital. Tujuan pemilihan kasus adalah untuk melaporkan kasus ureterocele yang gambaran radiologis sesuai dengan referensi.

(2)

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi

Ureterocele merupakan kelainan kongenital pada ureter berupa pelebaran ureter distal yang membentuk seperti kantong (gambar 1). Ureterocele dapat dibagi menjadi single atau duplex system1,2,3,4,5.

B. Epidemiologi

Insidensi ureterocele bervariasi sekitar 1: 500 – 4000. Wanita lebih sering 4 – 7 kali dibanding pria. Biasanya mengenai ras caucasian1,2,3,4,5.

C. Etiologi

Penyebab pasti ureterocele belum diketahui dengan pasti. Diduga karena adanya obstruksi ureteral orifice selama embriogenesis6. Diduga adanya disolusi inkomplet dari Chwalla’s membrane7. Beberapa postulat mekanisme aetiopathogenetic di antaranya adalah8:

 Disolusi inkomplet dari Chwalla’s membrane  Muskularisasi yang inadekuat

 Infeksi terutama schistosoma haematobium

 Trauma yang menyebabkan fibrosis dan stenotic ureterocele

 Obstruksi inkomplet pada ureter distal oleh tumor maupun calculus yang menyebabkan pseudo ureterocele karena fibrosis.

D. Anatomi9 Vesica Urinaria

Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. P a d a l a k i – l a k i , o r g a n i n i t e r l e t a k t e p a t d i b e l a k a n g s y m p h i s i s p u b i s d a n di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari, dan terletak d i p e l v i s . S e d a n g k a n s a a t p e n u h b e r i s i u r i n e , t i n g g i n y a d a p a t m e n c a p a i umbilicus dan berbentuk seperti buah pir.

(3)

3 -Serosa: la p i s a n t e r l u a r , m e r u p a k a n p e r p a n j a n g a n d a r i l a p i s a n peritoneal rongga abdominopelvis. Hanya di bagian atas pelvis

-Otot detrusor: lapisan tengah. Terdiri dari otot – otot polos yang saling membentuk sudut. Berperan penting dalam proses urinasi

-Submukosa: lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisan otot detrusor dengan lapisan mukosa

-Mukosa: terdiri dari epitel – epitel transisional. Membentuk lipatan s a a t d a l a m k e a d a a n r e l a k s , d a n a k a n m e m i p i h s a a t k e a d a a n t e r i s i penuh.

Ureter

Ureter mempunyai beberapa lapisan. -Fibrosa: lapisan terluar

-Muskularis (lapisan tengah):

o Otot longitudinal (arah dalam) o Otot polos sirkular (arah luar).

Lapisan muscular memiliki aktivitas peristaltik intrinsik, mengalirkan urin menuju vesica urinaria untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh

-Epitellium mukosa: lapisan terdalam

Gambar 2 menunjukkan anatomi vesica urinaria10. E. Gejala Klinis

Presentasi klinis ureterocele adalah3,6:  Nyeri abdomen.

 Nyeri pinggang, biasanya hanya satu sisi, bisa menyebar ke paha, genital, bahkan bisa sampai spasme.

 Terdapat darah pada urin.  Nyeri saat kencing.

(4)

4  Urin berbau busuk.

 Teraba massa di abdomen.  Inkontinensia urin.

 Infeksi saluran kemih. F. Klasifikasi

Ureterocele dapat diklasifikasikan menjadi3,6:  Intravesical: ureterocele di dalam buli.

 Ectopic: sebagian ureterocele memanjang hingga ke bladder neck bahkan ke urethra.  Stenotic: intravesical ureterocele dengan bukaan yang sempit.

 Sphincteric: ectopic ureterocele dengan orifice terletak distal dari bladder neck

 Sphincterostenotic: orifice mengalami stenosis dan terletak di distal dari bladder neck.  Cecoureterocele: ectopic ureterocele yang memanjang hingga ke urethra tetapi orifice

nya terletak di dalam buli.

G. Gambaran Radiologi11 - Ultrasonography11,12

Ureterocele tampak sebagai struktur kistik pada buli, sering dekat dengan lokasi normal vesicoureteric junction (UVJ), insersinya bisa ektopik. Ureter yang terdapat ureterocele biasanya dilatasi. Gambar 3 menunjukkan ureterocele pada ultrasonography12.

- Fluoroscopy o IVP

Pada IVP, bisa terlihat:

 Filling defect pada buli (cobra head sign) yang bisa distensi, kolaps, bahkan everted.  Radiolucent halo effect.

 Everted ureterocele bisa tampak sebagai divertikel vesica urinaria.

Gambar 4 menunjukkan ureterocele pada IVP13. Gambar 5 menunjukkan cobra head sign14. o VCUG

(5)

5  Lusensi bundar atau oval dekat trigonum.

 Defek bisa tak terlihat dengan peningkatan pengisian dari buli. Gambar 6 menunjukkan ureterocele pada pemeriksaan VCUG15.

- CT urogram6

CT urogram dapat menunjukkan:

 Collecting system, apakah single atau duplex.  Hydroureteronephrosis.

 Jika upper pole terobstruksi, maka tidak akan terlihat opak.

 Bagian upper pole menyebabkan gambaran dropping lily sign karena mendorong lower pole ke bawah dan ke lateral.

 Ureter dari bagian upper pole berinsersi pada lokasi yang lebih inferior dan lebih medial dibanding yang dari bagian lower pole (Weigert – Meyer rule).

 Gambaran kepala cobra (cobra head appearance) dari ureter distal yang terdilatasi.  Kontras berbentuk elips pada ureterocele dikelilingi oleh radiolusensi dari dinding

ureterocele.

 Batu opak pada ureterocele akan terlihat pada foto pre-contrast.

 Batu non-opak di dalam ureterocele akan terlihat pada pemeriksaan post-contrast berupa gambaran filling defect di dalam ureterocele.

Gambar 7 menunjukkan ureterocele pada CT scan. - Magnetic Resonance Urography6

Magnetic Resonance Urography dapat mengevaluasi bagian dengan penurunan fungsi terkait ektopia. Gambar 8 menunjukkan ureterocele pada MRI.

H. Diagnosa Banding6

- Divertikel vesica urinaria16,17

Divertikel vesica urinaria merupakan kelainan berupa kantong di vesica urinaria akibat herniasi dari bladder urothelium melalui muscularis propria dari dinding vesica urinaria. Bladder diverticula berdinding tipis, terisi urin, berhubungan dengan lumen vesica urinaria melalui leher yang sempit17.

(6)

6 Secara histologi, dinding diverticulum terdiri dari mukosa, subepithelial connective tissue atau lamina propria, scattered thin muscle fibers, dan adventitial layer. Dinding luar bladder diverticulum bisa terdapat residual scattered strands atau berkas otot polos yang disorganized dan nonfungsional sehingga bladder diverticulum sulit kosong saat miksi dan mengakibatkan banyaknya volume residual urine postvoiding.

Bladder diverticula bisa kongenital dan didapat. Congenital diverticula biasanya didiagnosa saat anak – anak atau pada saat pemeriksaan prenatal dengan ultrasound. Bladder diverticula yang didapat bisanya karena obstruksi pada outlet vesica urinaria misal pembesaran prostat, striktur urethra, kelainan neurologis, dan lain – lain.

Congenital diverticula biasanya terjadi selama anak – anak dengan puncak insidensi pada usia < 10 tahun. Biasanya soliter, sering terjadi pada pria, lokasinya di lateral dan posterior dari ureteral orifice, sering terkait dengan vesicoureteral refluks. Dinding mukosa vesica urinaria biasanya masih licin.

Diverticula yang didapat atau acquired (secondary) diverticula terjadi paling sering pada keadaan adanya obstruksi bladder outlet atau neurogenic vesicourethral dysfunction. Bladder diverticula yang didapat bisanya karena obstruksi pada outlet vesica urinaria misal pembesaran prostat, striktur urethra, kelainan neurologis, dan lain – lain. Acquired diverticula pada pria biasanya terjadi pada usia > 60 tahun terkait pembesaran prostat. Acquired diverticula sering dijumpai dalam jumlah multiple, lebih sering pada pria, dan terkait dengan trabekulasi vesica urinaria. Acquired diverticula bisa juga terjadi pada anak – anak dan dewasa muda akibat dari disfungsi bladder neck, posterior urethral valves, dan neurogenic vesicourethral dysfunction.

Bladder diverticula bisa juga terjadi secara iatrogenic misalnya pada penutupan lapisan otot dinding vesica urinaria yang tidak adekuat setelah cystostomi atau setelah ureteral reimplantation.

Gejala dari bladder diverticulum diantaranya adalah:  Asimptomatik

 Retensi urin

 Infeksi saluran kemih

(7)

7 Penegakan diagnosa bladder diverticulum berdasar pada pemeriksaan radiographic dan endoscopic. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu cystography, voiding cystourethrography (VCUG), CT scan, ultrasonography dan MRI.

VCUG dengan posisi anterior – posterior, oblik, dan lateral dapat memberikan informasi mengenai anatomi, lokasi, ukuran, ada tidaknya vesico ureteral refluks, dan pengosongan bladder diverticulum dengan voiding/miksi. Anomali voiding ke dalam diverticulum selama kontraksi detrusor menghasilkan pembesaran yang paradoksikal dari bladder diverticulum selama proses miksi. Diduga hal tersebut terjadi akibat aliran yang mengalir dari area dengan tekanan tinggi di vesica urinaria, selama kontraksi detrusor, ke diverticulum yang merupakan area dengan tekanan lebih rendah.

CT scan dan MRI selain dapat menilai anatomi vesica urinaria dan bladder diverticulum, juga dapat menilai massa di dalam diverticulum17.

Gambar 9 menunjukkan bladder diverticulum pada pemeriksaan IVP17. Gambar 10 menunjukkan bladder diverticulum pada pemeriksaan USG18.

- Pseudoureterocele6,19:

Pseudoureterocele merupakan edema sekitar ureter distal akibat inflamasi dari batu, radiation cystitis, atau transitional cell ca buli. Pseudoureterocele merupakan kelainan yang didapat berupa dilatasi submukosal dari ureter distal yang menyerupai ureterocele19.

Pada pseudoureterocele19:

 Lusensi atau halo lebih tebal daripada ureterocele dan tidak tegas; pada kasus tumor, bisa irreguler dan dapat menunjukkan filling defect di dalam ureterocele.  Terdapat asimetri pada lumen ureter yang terdilatasi

 Terdapat obstruksi sedang hingga berat pada traktus urinarius di proksimalnya  Diketahui penyebabnya, seperti batu atau mukosa vesica urinaria yang abnormal Gambar 11 menunjukkan pseudoureterocele pada pemeriksaan IVP20. Gambar 12 menunjukkan pseudoureterocele pada pemeriksaan USG21.

Terapi Ureterocele22

Ureterocele puncture sering dikerjakan pada umur beberapa minggu. Ureterocele puncture menggunakan kamera kecil yang dimasukkan ke dalam vesica urinaria melalui

(8)

8 urethra dan puncturing (atau popping) / menusuk ureterocele di dalam vesica urinaria untuk mengurangi obstruksi. Ureterocele puncture dikerjakan secara emergensi bila pasien mengalami infeksi yang berat.

Pada anak – anak yang umurnya lebih tua, ureterocele kadang diterapi dengan cara berbeda tergantung pada fungsi ginjal, seberapa besar ureterocele, seberapa parah pembesaran ureter dan ginjal, apakah ada duplex kidney, dan apakah ureter yang satunya pada duplex kidney mengalami refluks. Pilihan terapi bervariasi dari observasi sampai beberapa jenis operasi rekonstruksi traktus urinarius

(9)

9 BAB III

LAPORAN KASUS

Pada tanggal 16 Januari 2014, pasien bayi perempuan umur 8 bulan dibawa ke RSS dengan keluhan demam 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi naik perlahan – lahan, tidak ada batuk, tidak ada muntah, makan masih mau, BAK dikatakan biasa (mengejan, menangis, tiap 2 jam BAK), BAB lembek setiap hari.

Pasien pernah dirawat inap di RS P pada tanggal 25 Desember – 30 Desember 2013 dengan ISK. Pada tanggal 16 Januari 2014 pasien kontrol ke poli nefro dengan membawa hasil USG abdomen hidronefrosis sinistra grade III, hidroureter sinistra pars proksimal, dan cystitis. Ren dextra dikatakan normal. Pasien disarankan mondok.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum: baik, compos mentis

Vital sign: heart rate 112x/menit, respiratory rate 28x/menit, suhu 38,5ᵒC Kepala:

 Mata: conjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-  Ubun – ubun besar: datar

Leher: limfonodi tak teraba

Thorax: simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-).  Cor: S1 tunggal, S2 split tak konstan, murmur (-)  Pulmo: vesikuler +/+

Abdomen: supel, bising usus normal, hepar dan lien tak teraba. Teraba massa ren sinistra dengan ukuran sekitar 8 cm x 6 cm.

Ekstremitas: akral hangat, nadi kuat,

Hasil pemeriksaan urin tanggal 16 Januari 2014:  Leko pucat +++

(10)

10  Eritrosit +  Glu –  Pro +-  Bilirubin –  PH 6

Hasil kultur urin tanggal 16 Januari 2014: Escherichia coli Hasil laboratorium tanggal 16 Januari 2014:

 BUN 9 mg/dL  Creatinin 0,3 mg/dL

Tanggal 20 Januari 2014 dikerjakan BNO IVP dan USG konfirmasi (gambar 13 – 16) dengan hasil:

 Hidronefrosis sinistra grade III dengan hidroureter disertai ureterocele sinistra  Anatomi dan fungsi ren dextra dan ureter dextra normal

 Cystitis dengan gangguan fungsi voiding

 Tak tampak batu opak di traktus urinarius bilateral  Sistema tulang yang tervisualisasi intak

Tanggal 10 Februari 2014 dikerjakan operasi dengan diagnosa post operasi adalah ureterocele sinistra.

(11)

11 BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien bayi perempuan berusia 8 bulan kontrol ke poli nefrologi anak dengan keluhan demam 1 hari. Sekitar setengah bulan sebelumnya pasien mondok selama 1 minggu karena infeksi saluran kemih. Pasien kontrol dengan membawa hasil urinalisa yang menunjukkan infeksi saluran kemih dan hasil USG hidronefrosis sinistra. Pasien kemudian menjalani pemeriksaan BNO IVP yang menunjukkan adanya lesi lusen bentuk bulat di dalam vesica urinaria. Untuk mengkonfirmasi lesi lusen tersebut, dilakukan pemeriksaan USG dan hasilnya menunjukkan bahwa lesi lusen tersebut adalah ureterocele sinistra. Pasien menjalani operasi dan hasil operasi adalah ureterocele sinistra.

Ureterocele merupakan kelainan kongenital dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti, diduga ada disolusi inkomplet dari Chwalla’s membrane6. Gejala klinis yang biasa timbul adalah6

 Nyeri abdomen.

 Nyeri pinggang, biasanya hanya satu sisi, bisa menyebar ke paha, genital, bahkan bisa sampai spasme.

 Terdapat darah pada urin.  Nyeri saat kencing.  Urin berbau busuk.

 Teraba massa di abdomen.  Inkontinensia urin.

 Infeksi saluran kemih.

Pada pasien ini, presentasi klinis yang timbul adalah infeksi saluran kemih . Pasien kemudian menjalani pemeriksaan BNO IVP.

Gambaran BNO IVP pada ureterocele adalah11,13,14:

 Filling defect pada buli (cobra head sign) yang bisa distensi , kolaps, bahkan everted.  Radiolucent halo effect.

 Everted ureterocele bisa tampak sebagai divertikel vesica urinaria. Pada pasien ini, hasil BNO IVP yang didapat adalah:

(12)

12  Hidronefrosis sinistra grade III

 Anatomi dan fungsi ren dextra dan ureter dextra normal  Cystitis dengan gangguan fungsi voiding

 Tak tampak batu opak di traktus urinarius bilateral  Filling defect bentuk bulat di dalam vesica urinaria

Pada IVP pasien ini, tampak ada filling defect bentuk bulat di dalam vesica urinaria. Untuk mengkonfirmasi lesi tersebut, dilakukan USG untuk konfirmasi. Pada literatur disebutkan bahwa pada pemeriksaan USG, ureterocele tampak sebagai struktur kistik pada buli, sering dekat dengan lokasi normal vesicoureteric junction (UVJ). Pada kasus ini, hasil dari USG konfirmasi menunjukkan adanya lesi kistik pada ureterovesical junction yang sesuai dengan gambaran ureterocele.

Akibat obstruksi yang disebabkan oleh ureterocele, aliran urin dari ginjal menuju vesica urinaria menjadi tidak lancar sehingga menyebabkan hidronefrosis. Selain itu, stasisnya aliran urin menyebabkan mudah terjadi infeksi saluran kemih seperti yang dialami oleh pasien ini.

Diagnosa banding untuk ureterocele di antaranya adalah divertikel vesica urinaria dan pseudoureterocele. Pada divertikel vesica urinaria, tampak kantong yang menonjol keluar dari lumen vesica urinaria. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan untuk melihat divertikel vesica urinaria adalah VCUG, IVP, USG, CT scan dan MRI. Pada laporan kasus ini yang dibahas adalah pada pemeriksaan IVP dan USG saja karena untuk membandingkan dengan gambaran IVP dan USG pada kasus ureterocele yang dibahas pada laporan kasus ini.

Pada pemeriksaan BNO IVP, divertikel vesica urinaria akan terisi kontras dan bila letaknya di dekat ureterovesical junction maka dapat dapat terlihat deviasi ureter akibat desakan divertikel vesica urinaria17. Sedangkan gambaran BNO IVP pada ureterocele diantaranya adalah terdapat filling defect pada vesica urinaria, adanya gambaran cobra head sign, adanya radiolusen berbentuk halo dan dilatasi traktus urinarius di bagian proksimalnya11,13,14. Pada kasus ini, hasil BNO IVP yang didapat adalah adanya lesi lusen berbentuk bulat yang terletak di dalam vesica urinaria dan terdapat dilatasi traktus urinarius di bagian proksimalnya yaitu hidronefrosis ren sinistra dan dilatasi ureter sinistra sehingga diduga terdapat obstruksi pada ureter sinistra bagian distal. Pada kasus ini ren dextra dan ureter dextra tak mengalami kelainan sehingga makin mengarahkan bahwa terdapat kelainan

(13)

13 di ureter sinistra bagian distal yang menyebabkan obstruksi bagian proksimalnya. Kelainan berupa lesi lusen berbentuk bulat di dalam vesica urinaria disertai hidronefrosis ren sinistra dan dilatasi ureter sinistra lebih mengarah kepada gambaran ureterocele sinistra dibanding divertikel vesica urinaria karena pada posisi lateral pun terlihat bahwa lesi lusen tersebut terletak di dalam vesica urinaria.

Pada literatur disebutkan bahwa pada pemeriksaan USG, divertikel vesica urinaria tampak sebagai lesi anechoik yang menonjol keluar dari vesica urinaria dan masih berhubungan dengan vesica urinaria. Sedangkan gambaran ureterocele pada USG adalah struktur kistik pada vesica urinaria, sering dekat dengan lokasi normal vesicoureteric junction (UVJ), ureter yang terdapat ureterocele biasanya akan mengalami dilatasi pada bagian proksimalnya11,12. Pada kasus ini, dilakukan USG konfirmasi dan hasilnya adalah terdapat lesi anechoic bentuk kistik di dalam vesica urinaria dengan dilatasi ureter sinistra sesuai dengan gambaran ureterocele.

Pada pseudoureterocele dapat ditemukan19:

 Lusensi atau halo lebih tebal daripada ureterocele dan tidak tegas; pada kasus tumor, bisa irreguler dan dapat menunjukkan filling defect di dalam ureterocele.  Terdapat asimetri pada lumen ureter yang terdilatasi

 Terdapat obstruksi sedang hingga berat pada traktus urinarius di proksimalnya  Diketahui penyebabnya, seperti batu atau mukosa vesica urinaria yang abnormal Gambaran BNO IVP dan USG pseudoureterocele memang bisa sangat mirip dengan ureterocele karena pseudoureterocele merupakan edema sekitar ureter distal akibat inflamasi dari batu, radiation cystitis, atau transitional cell ca buli. Pseudoureterocele merupakan kelainan yang didapat berupa dilatasi submukosal dari ureter distal yang menyerupai ureterocele19. Pada kasus ini, tidak terlihat adanya batu maupun filling defect irreguler di vesica urinaria yang mengarah pada tumor vesica urinaria sehingga dugaan adanya pseudoureterocele dapat disingkirkan

Dilakukan operasi pada tanggal 10 Februari 2014 dengan diagnosa post operasi adalah ureterocele sinistra.

(14)

14 BAB V

KESIMPULAN

Dilaporkan pasien bayi perempuan umur 8 bulan dengan klinis infeksi saluran kemih. Pasien menjalani pemeriksaan BNO IVP yang dilanjutkan USG konfirmasi. Hasil dari BNO IVP adalah filling defect pada buli (cobra head sign) dan radioluscent halo effect. Hasil USG konfirmasi adalah struktur kistik dalam buli, bentuk bulat, dan dinding relatif tipis. Hasil BNO IVP dan USG konfirmasi tersebut sesuai dengan ureterocele sinistra. Pasien kemudian menjalani operasi dengan hasil operasi adalah ureterocele sinistra.

(15)

15 LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: skema ureterocele.

http://www.urologyhealth.org/urology/articles/images/anatomy_Ureterocele.jpg

Gambar 2: anatomi normal vesica urinaria. Sobotta vol 2.

(16)

16 Gambar 3: ureterocele pada ultrasonography. http://www.ultrasound-images.com/admin/uploads/ureterocele-4a.jpg

Gambar 4: ureterocele pada pemeriksaan IVP. http://images.radiopaedia.org/images/23532/5835d0e423b8c

Gambar 5: cobra head sign. Kidney International (2007) 72, 1561; doi:10.1038/sj.ki.5002502

(17)

17 Gambar 6: ureterocele pada pemeriksaan VCUG. http://emedicine.medscape.com/article/414836-overview#showall

Gambar 7: ureterocele pada pemeriksaan CT scan. http://emedicine.medscape.com/article/381714-overview

Gambar 8: ureterocele pada MRI. Int Braz J Urol. 2003; 29: 248-250

(18)

18 Gambar 9: diverticulum vesica urinaria pada pemeriksaan IVP, tampak medial deviasi pada ureter sinistra (panah). Campbell. Urology. 10th ed. 2012.

Gambar 10: bladder diverticulum pada pemeriksaan USG. http://en.wikipedia.org/wiki/Diverticulum

(19)

19 Gambar 11: pseudoureterocele pada pemeriksaan IVP, tampak ureter kanan bagian distal berbentuk bulbus dan mengalami dilatasi asimetrik dengan lusensi halo (pasien transitional cell carcinoma vesica urinaria). Tampak traktus urinarius bagian proksimalnya mengalami dilatasi. Urology / November 1977 / volume X, number 5.

1. Gambar 12: pseudoureterocele pada calculus di VUJ

dextra pada pemeriksaan USG.

(20)

20 Gambar 13 – 16: BNO IVP pada kasus

Gambar 17: hasil USG konfirmasi

(21)

21 DAFTAR PUSTAKA

1. Gupta M. Ureterocele. JK Science. Vol. 6 No.4 , October-December 2004 2. Anonim. Ureterocele. Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Ureterocele

3. Anonim. Ureterocele. Available at

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000462.htm

4. Raj G. Ureterocele Imaging. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/381714-overview

5. Anonim. Ureterocele. Available at https://www.med-ed.virginia.ed/courses/rad/gu/embryology/ureterocele.html

6. Anonim. Ureterocele. Available at http://www.learningradiology.com/archives2008. 7. Huddedar AD, Bane PB. A Rare Case of Adult Type Ureterocele in Lower Moiety of

Duplicated Draining System. International Journal of Health Sciences & Research (www.ijhsr.org) Vol.2; Issue: 9; December 2012.

8. Abdulkadir AY et al. Ureterocele: Self Resolved Following Spontaneous Extrusion of Calculus. The Tropical Journal of Health Sciences Vol 16 no 2.

9. Ethel S. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula . 2004. EGC.Jakarta 10. Sobotta. Atlas of Human Anatomy. 14th edition vol 2.

11. Mudgal P, Gaillard F. Ureterocoele. Available at http://radiopaedia.org/articles/ureterocoele

12. Anonim. Ureterocele. Available at http://www.ultrasound-images.com/admin/uploads/ureterocele-4a.jpg

13. Anonim. Ureterocele. Available at

http://images.radiopaedia.org/images/23532/5835d0e423b8c

14. Liu K, Lee WJ, Chang CC, Chueh SC, Chen SJ. Cobras in The Bladder? Kidney International (2007) 72, 1561; doi:10.1038/sj.ki.5002502

15. Anonim. Vesicoureteral Refluks Imaging. Available at http://emedicine.medscape.com/article/414836-overview#showall

16. Anomim. Diverticulum. Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Diverticulum 17. Campbell SC. Urology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier. 2012.

18. Anonim. Bladder Diverticulum. http://urologyaustin.com/general-urology/bladder/bladder-diverticulum.php

(22)

22

19. Weerakkody Y. Pseudoureterocele. Available at

http://radiopaedia.org/articles/pseudoureterocoele

20. Vinson R, Silver T, Thornbury J. Pseudoureterocele: A Uroradiologic Entity. Urology, vol X no 5, November 1977.

21. Khan I. Right Ureteric Calculus with Pseudoureterocele Formation. Available at http://www.radiologyteacher.com/index.cgi?&nav=view&DatID=887

Gambar

Gambar  2:  anatomi  normal  vesica  urinaria. Sobotta vol 2.
Gambar 7: ureterocele pada pemeriksaan CT scan.

Referensi

Dokumen terkait

Fase pertama sekresi insulin (yang cepat) akan mengakibatkan glukosa menurun.. Namun pada perjalanan berikutnya terjadi defisiensi absolut insulin yang ringan hingga

Karena memiliki tenaga yang besar selain mendorong bulldozer juga dapat digunakan untuk menarik beban yang berat atau peralatan mekanis yang sedang rusak, untuk

Menurut penyebabnya ada dua jenis yang pertama hipertensi esensial atau primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,90% penderita hipertensi termasuk jenis ini,

 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan ataupun sedang Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik.. 

Komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak ada penanganan yang tepat adalah infeksi dapat menyebar ke tractus urinarius bagian atas yang dapat menyebabkan

Trichiuris, Candida. 3) Kekurangan kalori protein (KKP) pada penderita KKP terdapat atrofi semua organ termasuk atrofi mukosa usus halus, mukosa lambung, hepar

melakukan gerakan plantarfleksi ankle, saat itu ankle sedang mengangkat beban berat badan sehingga akan terjadi kontraksi konsentrik pada tendon achilles dan

Kekeringan Mukosa Mulut/Esofagus Seseorang yang haus karena mengalami kekeringan mukosa pada mulut dapat mendatangkan sensasi haus, dimana keadaan seperti ini akan mendorong seseorang