• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Laju perkembangan suatu rumah tangga perusahaan dalam rangka pembangunan bangsa ditentukan oleh kemampuan investasi, mutu produksi, efisiensi dan efektifitas manajemen, kemampuan bersaing dalam pemasaran, mutu pelayanan, dan profesionalisme. Semua ini berfokus pada sumber daya manusia yang dibentuk melalui jasa pendidikan.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengisi kebutuhan masyarakat akan tersedianya tenaga ahli dan terampil dengan tingkat dan jenis kemampuan yang sangat beragam. Model pengelolaan lembaga perguruan tinggi dapat disetarakan dengan model bisnis jasa.

Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia saat ini tumbuh subur bagaikan jamur dimusim hujan. Tentu saja, pertumbuhan jumlah PTS yang signifikan itu menimbulkan persaingan yang tinggi diantara pelakunya. Dibandingkan dengan PTN yang jumlahnya hanya 82 buah, PTS di Indonesia hadir dalam jumlah yang luar biasa, yakni 2.746 PTS. Jika dicermati, tingginya jumlah PTS di Indonesia merupakan akibat terlalu mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian perguruan tinggi tanpa memperhatikan program studi yang dibuka, kebutuhan masyarakat, sarana, dan prasarana pendidikan, serta beragam faktor lainnya. Disisi lain pemerintah tidak optimal dalam mengevaluasi perguruan tinggi yang sudah didirikan, termasuk mengevaluasi pengajar, dan program studi. Hal itu pada gilirannya telah menyeret PTS pada persoalan kesulitan bertahan hidup, lantaran mulai ditinggalkan masyarakat. Hal lain, kini PTS harus bersaing secara tidak sehat dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang sangat mudah membuka program studi serta menyediakan beragam jalur, ditengah

(2)

rendahnya angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan data, dari 28 juta penduduk Indonesia berusia 24-29 tahun yang seharusnya mengenyam pendidikan tinggi, sampai saat ini baru 4,3 juta orang yang menjadi mahasiswa (17,2%). Pemerintah menargetkan APK perguruan tinggi bisa mencapai 18 % atau membutuhkan tambahan 180.000 mahasiswa baru hingga tahun 2009. Sementara jumlah PTS saat ini telah melebihi kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan calon mahasiswa baru (sumber:www.surakaryaonline.com).

Saat ini jumlah perguruan tinggi dan sederajat di Jawa Barat sudah mencapai jumlah yang banyak. Berikut data jumlah perguruan tinggi Swasta berdasarkan data Kopertis IV Jawa Barat.

Tabel 1.1

Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat

Bentuk PTS Jumlah PTS Universitas 46 Institut 6 Sekolah Tinggi 235 Akademik 156 Politeknik 31 JUMLAH 474

Sumber : Kopertis Wilayah IV (Jawa Barat).

Bandung sebagai ibu kota propinsi Jawa Barat, ternyata menjadi incaran bagi perorangan untuk mendirikan sekolah atau perguruan tinggi swasta. Misalnya, 51% sekolah tinggi terpusat di Bandung, disusul dengan akademi 21%, politeknik 12%, universitas 13%, dan institut 2%, maka tidaklah heran apabila persaingan PTS di Bandung tergolong tinggi.

Store atmosphere sebuah universitas dapat dijadikan daya tarik calon mahasiswa untuk masuk ke universitas tersebut. Unisba dengan lahan yang terbatas berusaha memberikan perhatian dengan warna gedung yang mencolok dan penempatan mesjid yang berlokasi di depan yang tentunya menjadi sesuatu hal yang tidak biasanya dibandingkan dengan universitas lain. Universitas

(3)

Muhammadiyah Malang merupakan kampus eksotik yang dibangun di atas lahan sesuai topografi tanah yang berbukit, berlembah, berkolam, tumbuh aneka vegetasi tanaman yang hijau-rimbun, serta dibelah sungai Brantas berjajar rerimbunan pohon bambu, hijau, asri, indah, teduh dan nyaman untuk belajar (sumber:b4rn3d.student.umm.ac.id). Contoh lain adalah kampus Universitas Diponegoro Semarang yang memiliki kampus yang teduh dan asri hingga perlu dibentuk tim khususn untuk menangani pengelolaan sampah, drainase, transportasi kampus dan luar kampus seperti taman, trotoar, serta penghijauan. Dengan slogan “Undip Rumah Kita“ bertujuan untuk menciptakan suasana kampus yang lebih nyaman. (www.suaramerdeka.com)

Universitas Widyatama sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, berupaya serius dan konsisten mewujudkan suatu sistem pelayanan pendidikan dengan standard ISO-9001: 2000. Dengan motto Friendly Campus for Business Pro, berarti Universitas Widyatama juga harus mampu memberikan suatu sajian pendidikan yang berkualitas yang tentunya harus ditunjang dengan fasilitas yang lebih baik.

Univeristas Widyatama dengan store atmosphere yang ada seperti fasilitas ruangan, laboratorium, perpustakaan, wireless, area parkir, food court diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Karena apabila tidak, maka hal ini akan menimbulkan sikap negatif bagi mahasiswa yang dapat berakibat kurangya motivasi belajar bahkan menimbulkan pindahnya mahasiswa ke lembaga pendidikan lain.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Wina Alfarisi (2010) terdapat 15 orang mahasiswa Widyatama yang mengundurkan diri dengan alasan akan melanjutkan di perguruan tinggi dekat tempat tinggal (6 orang), adanya perguruan tinggi yang memiliki biaya lebih murah (6 orang), menemukan perguruan tinggi yang melakukan promosi lebih menarik (2 orang), dan karena tidak mendapatkan perhatian atau pelayanan yang baik (1 orang).

Melihat fenomena di atas, maka penerapan store atmosphere Universitas Widyatama yang baik akan memberikan keuntungan kompetitif bagi Univeristas Widyatama. Oleh sebab itu, diadakan penelitian tentang elemen-elemen store

(4)

atmosphere Universitas Widyatama manakah yang perlu diperbaiki agar nilai yang dirasakan konsumen (customer perceived Value) terhadap elemen tersebut menjadi positif dan menambah motivasi belajar.

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Store atmosphere Universitas Widyatama yang Mempengaruhi Motivasi belajar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap Store atmosphere di Universitas Widyatama?

2. Faktor apa yang paling dominan dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa?

3. Seberapa besar pengaruh faktor dominan terhadap motivasi belajar?

1.3 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menempuh ujian sidang sarjana pada Fakultas Bisnis & Manajemen, jurusan Manajemen S-1, Universitas Widyatama.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap motivasi belajar 2. Mengetahui faktor yang paling dominan dapat mempengaruhi motivasi

belajar mahasiswa

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor dominan terhadap motivasi belajar

(5)

1.5 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi :

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis tentang teori-teori yang telah di pelajari selama perkuliahan terutama tentang store atmosphere Universitas Widyatama.

2. Bagi Widyatama

Hasil dari penelitian ini di harapakan menjadi masukan yang berarti bagi Widyatama dalam membuat strategi pemasaran, khususnya store atmosphere Universitas Widyatama sehingga strategi tersebut dapat berhasil dalam memberikan nilai lebih dan motivasi belajar.

3. Bagi rekan mahasiswa dan pembaca

Semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat menjadi referensi penulisan khususnya mengenai store atmosphere universitas widyatama.

1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam menghadapi persaingan dalam suatu bisnis, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberikan suatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi, melakukan pembelian, merasa puas, dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan Store Atmosphere yang kuat dan kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun di luar dengan segala suasananya. Diharapkan konsumen akan datang dan tidak akan beralih pada pesaing.

Adapun pengertian Store Atmosphere menurut Berman dan Evans (2004;454):

“Atmosphere refers to the store’s physical characteristics that project an image and draw customer.”

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa Store Atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko yang

(6)

dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Pendapat Sutisna (2001:23) mengenai Store Atmosphere yaitu

“Suasana (Atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya.”

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa store atmosphere dapat menciptakan kesan yang santai atau sibuk, kesan mewah efisiensi, sikap ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau, dan suasana hati menyenangkan atau serius.

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Berman dan Evans (2004;455):

Gambar 1.1

Elemen-elemen Store Atmosphere

Sumber: Berman dan Evans (2004;445)

1. Exterior

Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap citra toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari bagian depannya. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko. Yang termasuk dalam exterior adalah pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya.

Exterior General Interior Store Layout Interior Display Atmosphere Created by

(7)

2. General Interior

Saat kosumen memasuki dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan kontribusi terhadap suasana yang berbeda daripada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat mengunakan aroma makanan untuk merangsang konsumen. Toko kosmetik dapat menggunakan aroma dari parfum untuk menarik konsumen. Toko Accessories dapat memainkan musik yang slow atau rock, musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang yang berada dalam toko bergerak lebih lambat. toko buku bisa menggunakan loteng yang cukup tinggi dan pajangan-pajangan yang berwarna warni yang menarik hati. Yang berpengaruh disini adalah cat lantai, peralatan dan perabotan toko.

3. Store Layout

Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalu lintas di dalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruang toko, dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu.

Hal terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produk-produk yang ingin ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk. Produk dan merek yang paling menguntungkan harus ditempatkan di lokasi yang paling baik. Produk disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, dan produk yang paling digemari konsumen.

4. Interior (Point-of-Purchased) Displays

Poster, papan petunjuk, dan ragam interior displays lainnya dapat mempengaruhi suasana toko karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior displays juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Seorang manajer perlu menganalisis perilaku konsumen sehingga ia dapat melihat dari sisi konsumen apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Kemampuan dalam

(8)

menganalisis inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur. Keberhasilan dari suatu proses pemasaran, bahwa apa yang telah dilakukan oleh manajer itu sudah memenuhi kepuasan konsumen dan kepuasan diri atau belum.

Kepuasan terhadap Store Atmosphere dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya untuk mengkomunikasikan store atmosphere yang sesuai di mata konsumen, dilihat dari faktor-faktor Store Atmosphere (exterior, general interior, store layout, interior display). Atmosphere yang dibentuk oleh Universitas Widyatama merupakan salah satu variabel yang berada diluar individu yang dapat berpengaruh dalam proses motivasi belajar mahasiswa.

Definisi motivasi menurut Mc.Donald dialih bahasakan oleh Oemar Hamalik (2005:158) menyatakan bahwa:

“motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

Institusi pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan mahasiswa. Strategi Universitas Widyatama dalam memberikan motivasi belajar mahasiswa adalah dengan melaksanakan store atosphere yang yang baik dan menunjang kenyamanan dalam belajar.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat hipotesis penelitian “Faktor store atmosphere Universitas Widyatama berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa”.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl. Cikutra 204A Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni sampai skripsi ini selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 94, tetapi Tidak

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh nyata varietas tanaman yang diuji terhadap tinggi tanaman, namun tidak terdapat pengaruh nyata

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana erotisme ditampilkan dalam lirik lagu “Cinta Satu Malam”, “Mojok di Malam Jumat”, dan “Aw Aw”

Sehati Gas dalam hal pengarsipan dan pencatatan penjualan dan produksi tabung.Sistem pengarsipan dan pencatatan sebelumnya menggunakan sistem manual sehingga

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

Nilai rata - rata diameter batang mangrove di kawasan pesisir Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata - rata diameter

dengan menggunakan Unity 3D ini tidak hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya