• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN SEL-SEL GONADOTROPIN ADENOHIPOFISE MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) PADA PERIODE PRA- DAN PASCALAHIR R ANNY KARYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN SEL-SEL GONADOTROPIN ADENOHIPOFISE MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) PADA PERIODE PRA- DAN PASCALAHIR R ANNY KARYANI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN SEL-SEL GONADOTROPIN

ADENOHIPOFISE MONYET EKOR PANJANG (Macaca

fascicularis) PADA PERIODE PRA- DAN PASCALAHIR

R ANNY KARYANI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Perkembangan Sel-Sel Gonadotropin Adenohipofise Monyet Ekor Panjang (Macaca

fascicularis) pada Periode Pra- dan Pascalahir merupakan karya saya sendiri

dengan bimbingan Dr. drh. Nurhidayat, MS. dan Drh. Supratikno, MSi. Penelitian ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

R Anny Karyani NRP B04104018

(3)

ABSTRAK

R ANNY KARYANI. Perkembangan Sel-Sel Gonadotropin Adenohipofise Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) pada Periode Pra- dan Pascalahir. Di bawah bimbingan NURHIDAYAT dan SUPRATIKNO.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola perkembangan sel-sel gonadotropin (luteinizing hormone/LH dan follicle stimulating hormone/FSH) adenohipofise monyet ekor panjang/MEP (Macaca fascicularis) pada periode pra- dan pascalahir. Penelitian ini menggunakan lima hipofise fetus MEP umur kebuntingan 70 hari (F70), 85 hari (F85), 100 hari (F100), 120 hari (F120) dan 150 hari (F150) serta dua sampel hipofise anak umur 10 hari (A10) dan 105 hari (A105). Sayatan hipofise MEP diwarnai secara imunohistokimia dengan menggunakan anti human βLH dan βFSH rabbit serum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sel-sel imunoreaktif LH (ir-LH) telah dapat dideteksi pada F70. Kepadatan sel-sel ir-LH mengalami sedikit penurunan pada F120 dan relatif konstan pada F150. Sedangkan, sel-sel imunoreaktif FSH (ir-FSH) baru terdeteksi pada F100. Kepadatan sel-sel ir-FSH mulai meningkat pada F150 dan distribusinya relatif konstan sampai A105. Sel-sel gonadotropin ini umumnya tersebar di seluruh daerah pars distalis dengan kecenderungan lebih banyak pada

sex zone. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada MEP,

perkembangan sel-sel LH terjadi lebih awal dari pada sel-sel FSH dan pola distribusinya mirip dengan pada manusia dan babi.

(4)

ABSTRACT

R ANNY KARYANI. The Development of Adenohypophysis Gonadotrophin

Cells of Long Tailed Monkey (Macaca fascicularis) During Pre- and Postnatal Period. Under supervision of NURHIDAYAT and SUPRATIKNO.

The objective of this research was to study the development pattern of adenohypophysis gonadotrophin cells (luteinizing hormone/LH cells and follicle stimulating hormone/FSH cells) of long tailed monkey/MEP (Macaca fascicularis) during pre- and postnatal period. This research used hypophysis collected from fetuses aged 70 (F70), 85 (F85), 100 (F100), 120 (F120) and 150 (F150) days of gestation and two postnatal aged 10 (A10) and 105 (A105) days old. The sections of hypophysis were stained immunohistochemically using anti-human βLH and βFSH rabbit serum. The results showed that the LH immunoreactive (LH-ir) cells were detected at F70. The density of LH-ir cells were slightly decreased at F120 and appeared establish at F150, while, FSH immunoreactive (FSH-ir) cells were detected at F100. The density of FSH-ir cells was increased at F150 and their distribution to the definitive areas appeared establish at A105. Generally, the gonadotrophin cells were distributed in all areas of pars distalis but more abundant in the sex zone. Based on the results, we concluded that the development of LH cells appeared to be earlier than FSH cells, and their distribution pattern resembled with human and pig.

(5)

RINGKASAN

R ANNY KARYANI. Perkembangan Sel-Sel Gonadotropin Adenohipofise Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) pada Periode Pra- dan Pascalahir. Dibimbing oleh NURHIDAYAT dan SUPRATIKNO.

Macaca fascicularis/monyet ekor panjang (MEP) merupakan satwa

primata yang memiliki kemiripan dengan manusia baik secara anatomis maupun fisiologis, karena adanya kedekatan filogenetik dan perbedaan evolusi yang lebih pendek. Berkaitan dengan banyaknya peran MEP dalam penelitian biomedis, maka perlu didukung oleh data-data dasar dari hewan ini seperti aspek morfologi, fisiologi dan perkembangan struktur organnya. Data tentang perkembangan organ tubuh MEP pada periode pra- dan pascalahir hingga saat ini belum banyak dilaporkan, khususnya yang berhubungan dengan perkembangan kelenjar hipofise.

Gonadotropin adalah hormon yang dihasilkan oleh adenohipofise, terdiri dari luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Pada masa pralahir, hormon ini mempengaruhi proses diferensiasi seksual, pembentukan folikel primer dan organ kelamin luar. Apabila terjadi gangguan dalam perkembangan sel-sel adenohipofise penghasil gonadotropin, maka dapat mengakibatkan kelainan pada organ-organ seksual yang akan terlihat pada saat pascalahir. Salah satu kelainan yang dapat terjadi berupa abnormalitas pada organ kelamin luar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perkembangan sel-sel gonadotropin adenohipofise MEP pada periode pra- dan pascalahir. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk dapat dikembangkan dan dapat diaplikasikan bagi masyarakat di bidang biomedis.

Penelitian ini menggunakan masing-masing satu sampel hipofise fetus MEP umur kebuntingan 70 hari (F70), 85 hari (F85), 100 hari (F100), 120 hari (F120) dan 150 hari (F150) serta anak umur 10 hari (A10) dan 105 hari (A105). Sampel hipofise diambil dan diproses mengikuti prosedur histokimia standar dengan metode parafin (Humason 1967) dan disayat secara serial dengan ketebalan 10 µm. Sayatan diletakkan di atas gelas objek yang telah dilapisi bahan perekat yaitu 2% silan (3- aminopropyltrietoxysilane/APES) dalam aseton.

Sayatan hipofise diwarnai secara imunohistokimia dengan metode

Avidin-Biotin Complex (ABC) (Hsu et al. 1981). Setelah proses deparafinisasi dan

rehidrasi, sayatan dilakukan pre-treatment berupa inkubasi dengan 3% hidrogen peroksida selama15 menit dan 10% normal goat serum selama 30 menit pada suhu ruang. Sayatan hipofise selanjutnya diinkubasi dengan anti human βLH dan βFSH rabbit serum (Gift NIDDK, USA), masing-masing dengan pengenceran 1:500 selama 1 malam pada suhu 4oC untuk LH dan 4 malam untuk FSH. Sebagai antibodi kedua digunakan 0,02% rabbit IgG goat serum (Vector Laboratories, Inc.). Untuk visualisasi hasil pewarnaan, sayatan diinkubasi dengan larutan 3,3-diaminobenzidine (DAB) dan untuk pewarnaan latar belakang, digunakan pewarnaan hematoksilin. Hasil pewarnaan kemudian, diamati pola distribusi dan densitas/kepadatan sel dari sel imunoreaktif LH (ir-LH) dan sel imunoreaktif FSH (ir-FSH) terhadap antibodi kedua hormon tersebut dari setiap tingkatan umur sampel.

(6)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada F70, kelenjar hipofise telah dapat dibedakan bagian adenohipofise dan neurohipofise. Pada umur ini, proporsi adenohipofise dan neurohipofise relatif seimbang. Seiring dengan bertambahnya umur fetus, bagian adenohipofise berkembang lebih cepat dibandingkan dengan neurohipofise. Gambaran anatomi kelenjar hipofise pada MEP ini secara umum mirip seperti pada manusia, babi dan pada mamalia lainnya.

Sel-sel ir-LH pada F70, telah ditemukan di daerah caudal anterior

Rathke`s lumen (Ca), caudal distal (Cd), middle zone (M), anterior middle zone

(Am), sex zone (S) dan pars tuberalis (T). Densitas sel-sel ir-LH mulai meningkat pada F85 dan mengalami sedikit penurun pada F120 kemudian mulai konstan pada F150 sampai A105. Dengan bertambahnya umur sampel, sel-sel ir-LH tersebar di seluruh daerah pars distalis dengan kecenderungan lebih padat pada daerah S. Sel-sel ir-LH pada MEP terdeteksi relatif lebih awal dan diduga karena sel LH memiliki peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan organ kelamin luar, proses diferensiasi seks dan pembentukan folikel primer

Sel-sel ir-FSH, belum ditemukan pada F70 dan F85 pada semua daerah pengamatan adenohipofise dan mulai terdeteksi pada F100 di daerah Ca, Cd, M, Am dan S dengan densitas yang sangat rendah. Densitas sel-sel ir-FSH mulai meningkat pada F150 dan mulai konstan pada A105. Dengan bertambahnya umur sampel, sel-sel ir-FSH tersebar di seluruh daerah pars distalis dengan kecenderungan lebih padat di daerah S. Keterlambatan terdeteksinya, sel-sel ir-FSH karena berhubungan dengan fungsi ir-FSH yang cenderung lebih berperan pada masa pascalahir.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada MEP sel-sel ir-LH terdeteksi lebih awal dibandingkan dengan sel ir-FSH. Secara umum, distribusi kedua sel-sel gonadotropin ini tersebar di seluruh daerah pars distalis dengan kecenderungan lebih padat di daerah S dan pola ini mirip dengan pola distribusi sel gonadotropin pada manusia dan babi.

(7)

PERKEMBANGAN SEL-SEL GONADOTROPIN

ADENOHIPOFISE MONYET EKOR PANJANG (Macaca

fascicularis) PADA PERIODE PRA- DAN PASCALAHIR

R ANNY KARYANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Perkembangan Sel-Sel Gonadotropin Adenohipofise Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) pada Periode Pra- dan Pascalahir.

Nama : R Anny Karyani. NRP : B04104018.

Menyetujui

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Dr. drh. Nurhidayat, MS. Drh. Supratikno, MSi. NIP 131 760 852 NIP 132 313 044 Mengetahui, Wakil Dekan FKH Dr. Nastiti Kusumorini. NIP 131 699 942 Tanggal Lulus:

(9)

PRAKATA

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul Perkembangan Sel-Sel Gonadotropin Adenohipofise Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) pada Periode Pra- dan Pascalahir. Tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orangtua, Nenek dan Kakek penulis yang telah memberikan doa, nasihat, materi, perhatian, serta kasih sayang yang tiada henti diberikan. Sebentuk kasih untuk Adik-adik penulis: Ivana dan Umar.

2. Paman Tedi Nugraha yang telah memberikan waktu, perhatian, kasih sayang dan materi untuk penulis selama penulis kuliah di FKH IPB.

3. Dr. drh. Nurhidayat, MS. sebagai dosen pembimbing akademik dan sekaligus dosen pembimbing skripsi utama yang telah bersedia membimbing, memberikan waktu, memberikan dorongan semangat, arahan, masukan yang berharga, kesabaran dan ilmu yang diberikan kepada penulis hingga akhir penulisan skripsi.

4. Drh. Supratikno, MSi. sebagai dosen pembimbing anggota, yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, memberikan saran, masukan yang berharga dan kesabaran selama penelitian dan penulisan skripsi.

5. Dr. drh. Hera Maheswari, MSc. sebagai dosen penguji, yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan dalam skripsi.

6. Drh. Kusdiantoro Muhamad, MSi. sebagai dosen penilai seminar, yang telah memberikan saran untuk perbaikan penulisan skripsi.

7. Drh. Sri Wahyuni, MSi. atas bantuan, dukungan, dorongan semangat yang telah diberikan bagi penulis selama penelitian.

8. Keluarga besar Lab Anatomi (Prof. Dr. drh Koeswirnangning Sigit, MS, Dr. drh. Chairun Nisa’, MSi., Drh. Savitri Novelina, MSi. dan Mas Bayu)

(10)

yang membuat penulis merasa betah dalam menjalani penelitian dan atas bantuan yang telah diberikan.

9. Sahabat terbaik Dordia A Rotinsulu, yang telah memberikan semangat, saran, dorongan, kasih sayang, pendengar keluh kesah Penulis selama penulisan skripsi ini.

10. Arin dan Debby, yang selalu membantu, memberikan masukan, dorongan semangat, pendengar yang baik selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

11. Winda, Ivan, Dwi S, teh Ochi, Krido yang telah membantu, memberikan masukan dan untuk angkatan 41 Asteroidea angkatan terbaik, teristimewa sukses selalu. Amin.

12. Dhita, Revi, Lele, Vita, Palupi, Gia, Dhila, Ranny, Velma, Nila, Dhani, Athi, Ima, Lia, Ridho dan anak-anak Dwi Regina atas yang selalu memberikan semangat kepada penulis selama di kosan.

Terakhir penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada civitas akademika Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Tak cukup kata bagi pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan, semangat dan doa yang dipanjatkan. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan kemajuan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa kelas V MIN 12 Bandar Lampung dapat diketahui bahwa meannya 70. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar

Hal ini mempunyai arti bahwa peranan relatif sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara lebih kecil daripada peranan relatif sektor dalam perekonomian Provinsi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa musik keroncong yang telah diaransemen atau disesuaikan dengan nada dan irama sama dengan musik klasik terbukti

Sehingga dapat disimpulkan bahwa total keseluruhan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari tahun 2020 sampai dengan 2021 di Kota Tangerang sebanyak 1.552.162 Jiwa,

Pengetahuan Guru PAUD yang diberi model pendampingan lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol, ada perbedaan dalam meningkatkan kemampuan Guru PAUD/ TK untuk

Hasilnya menunjukkan, kegiatan pemantauan radiasi dan kontaminasi baik terhadap pekerja radiasi dan kegiatan laboratorium telah dilakukan sesuai dengan aturan BAPETEN, hal ini

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif terjadi pada partisipan karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu

Kondisi dan masalah yang dihadapi oleh klinik IAG Healthsciences Medical Center adalah pasien Indonesia yang masih sebagian besar memilih pengobatan barat dibandingkan