• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun sistem informasi manajemen kepegawaian dengan metode the open group architechture framework (TOGAF)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun sistem informasi manajemen kepegawaian dengan metode the open group architechture framework (TOGAF)"

Copied!
448
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DENGAN METODE

THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK

(TOGAF)

ABDUL AZIZ

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Rancang Bangun Sistem

Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Metode The Open Group

Architecture Framework (TOGAF) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2011

Abdul Aziz

(3)

ABDUL AZIZ. The Design and development of Human Resources Management System using The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Under direction of MEUTHIA RACHMANIAH and HARI AGUNG ADRIANTO.

The personnel administration process for functional staff follow bureaucratic procedures that is time consuming and often difficult to monitor. Further, the process will be prolonged if the process is handled manually. These conditions are often limit staff managers at unit level, technical implementation unit (UPT), or functional staff who need the information timely in a precise and accurate format. Manual handling cannot support the information speed, because staff have to manually track file(s) or documents in the chain of bureaucracy that is complex and tedious. Delays in the process of obtaining such information could lead to adverse consequences in financial terms if for instance the termination in functional status and monthly salary occurred. One solution to this problem is to develop an online personnel information system (SIMPEG) to accelerate personnel information services. The Design of the online SIMPEG development utilized the method of open group architecture framework (TOGAF) while the system development implemented prototype method. Further the prototype is tested using developed questionnaires. In general the results of this study contribute to personnel information service acceleration. The promotions process (KP) was accelerated to 66.67% i.e. from 11-12 months to 4-3 months. Personnel time off and personnel reinstated (ABK) also accelerated by 66.67% that is previously taken 5-6 months to 2 months. While the process of scholarship approval was accelerated by 50% compared to the old system which was 3-4 months to 2 months.

(4)

ABDUL AZIZ. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Metode The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH dan HARI AGUNG ADRIANTO.

Proses pengurusan administrasi kepegawaian di pemerintahan mengikuti prosedur birokrasi sesuai peraturan yang berlaku dan melibatkan banyak unit instansi terkait sehingga memerlukan waktu yang cukup lama serta sering mengalami kesulitan untuk memantaunya, dengan penanganan secara manual. Kondisi ini sering kali menjadi kendala yang dihadapi oleh para pengelola kepegawaian di tingkat unit kerja (UK), unit pelaksana teknis (UPT), ataupun para pejabat fungsional bersangkutan yang menginginkan informasi secara mudah, cepat dan tepat. Dalam proses pengajuan dan pemrosesan kenaikan pangkat (KP) fungsional pembebasan sementara, dan aktif bekerja kembali membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu antara 11 sampai 12 bulan. Sedangkan proses tugas belajar bagi pegawai dari mulai usulan sampai dengan pengumuman hasil seleksi memakan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka perlu adanya rancang bangun sistem informasi yang cerdas dan terpadu serta mampu mengolah data terdistribusi pada jaringan komputer yang luas dengan dukungan teknologi. Dalam penelitian ini, diusulkan implementasi dari suatu konsep tools berbasis komputer untuk menangani perancangan arsitektur dan analisis sistem informasi pegawai di Badan Litbang Pertanian yang dapat dilakukan secara online berbasis web sehingga diharapkan mampu menghasilkan informasi penting yang diperlukan dalam pengambilan keputusan dan pembinaan jabatan fungsional.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode yang digunakan. Metode untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Metode yang digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem adalah The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Sedangkan dalam pengujian sistem dilakukan juga dengan metode kuesioner.

(5)

Untuk proses kenaikan pangkat fungsional mencapai 11 -12 bulan, pembebasan sementara dan aktif bekerja kembali mencapai 5 -6 bulan, dan untuk proses tugas belajar mencapai waktu 3 – 4 bulan.

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan hasil kuesioner, ketersediaan perangkat keras (hardware) di unit kerja (UK) dan UPT sudah cukup memadai. Rata-rata komputer yang dimiliki oleh pengelola kepegawaian UK dan UPT adalah jenis komputer Pentium 4 yang berjumlah antara 2 – 4 komputer. Semua unit kerja dan UPT sudah terhubung dengan jaringan internet. Untuk mendukung jaringan tersebut, di Sekretariat Badan Litbang Pertanian telah dikembangkan suatu Local Area Network (LAN) yang dilengkapi dengan tiga buah server yaitu proxy server, web server, dan email server. Sedangkan perangkat lunak yang tersedia sebagian besar hanya untuk kebutuhan perkantoran saja diantaranya adalah Mincrosoft Excel, Word, dan Power Point dan perangkat lunak bahasa pemrograman yaitu Visual FoxPro, Microsoft Access, dan PHP untuk membuat web. Pengelolaan database pegawai telah dilakukan di masing-masing UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan menggunakan aplikasi SIMPEG versi Windows. Aplikasi tersebut telah dibangun sejak tahun 1995 dan telah mengalami beberapa perubahan. Secara berjenjang data pegawai tersebut digabung menjadi satu database di tingkat Badan Litbang Pertanian. Adapun SDM yang menangani database dimaksud pada setiap UPT berjumlah 1 orang, sehingga harus bergantung pada orang tersebut.

Rancangan dan analisis sistem dilakukan berdasarkan hasil proses bisnis di Badan Litbang Pertanian yang berkaitan dengan pengelolaan kepegawaian. Hasil dari rancangan tersebut bahwa adanya kebutuhan sistem yang dapat memproses administrasi kepegawaian secara cepat yaitu dengan sistem online. Disamping itu juga untuk kelengkapan berkas dapat disampaikan dengan menggunakan sistem

online. Namun demikian, mengingat proses administrasi kepegawaian di luar Badan Litbang Pertanian masih memerlukan fisik berkas usulan, maka proses pengusulan dan pengiriman berkas administrasi kepegawaian secara manual masih diperlukan.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 87,84 % responden menginginkan adanya sistem monitoring proses administrasi kepegawaian terutama yang berkaitan dengan jabatan fungsional. Sistem monitoring ini akan bermanfaat dalam menelusuri proses usulan administrasi kepegawaian yang diajukan. Selain itu juga dapat mempercepat informasi terhadap status usulan administrasi kepegawaian dan berkas yang diajukan. Sedangkan untuk model aplikasi yang diinginkan, 87,84% responden menginginkan sistem aplikasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja yaitu sistem aplikasi yang online. Hal ini disebabkan responden ingin dapat secara langsung memonitor proses usulan administrasi kepegawaian.

(6)

area fungsional utama terdiri dari 4 sub area yaitu usulan pegawai, berkas pegawai, verifikasi berkas, dan monitoring berkas.

Arsitektur teknologi dibuat untuk mendefinisikan kandidat teknologi yang akan digunakan. Dalam menganalisis arsitektur teknologi perlu adanya identifikasi prinsip-prinsip platform teknologi yang mendasari pemilihan suatu

platform. Pada penelitian ini diperoleh identifikasi prinsip platform teknologi dengan menggunakan 7 (tujuh) area agar identifikasi lebih fokus. Ketujuh area tersebut adalah sistem operasi, manajemen data, aplikasi, perangkat keras, komunikasi, komputasi pemakai, dan keamanan. Hasil ketujuh area tersebut selanjutnya dihubungkan satu sama lainnya sehingga terbentuk suatu arsitektur teknologi.

Hasil pengujian fungsional sistem secara keseluruhan sebagian besar responden menyatakan fungsi yang ada pada Simpeg online dapat dioperasikan dengan baik dan lancar. Hasil pengujian terhadap percepatan layanan informasi kepegawaian dapat mempercepat layanan informasi kepegawaian di Badan Litbang Pertanian antara 50% - 66,67%. Pada proses usulan kenaikan pangkat, pembebasan sementara fungsional, dan aktif bekerja kembali ternyata dapat mempercepat 66,67% layanan informasi kepegawaian. Sedangkan pada proses usulan tugas belajar layanan informasi kepegawaian dapat dipercepat menjadi 50%. Secara umum evaluasi dan pengujian yang dilakukan terhadap analisis dan perancangan arsitektur sistem dengan metode TOGAF dapat diandalkan dan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selain itu juga sudah memenuhi kriteria reasoned, cohesive, adaptable, technology independent, domain neutral, dan scalable. Namun hanya satu kriteria yang tidak terpenuhi pada SIMPEG

online yaitu kriteria vendor independent. Hal ini dikarenakan Badan Litbang Pertanian saat ini mempunyai unit kerja dan UPT sejumlah 63 instansi sehingga perlu dilakukan koordinasi yang baik termasuk dalam hal pengembangan sistem.

Kata kunci : perancangan dan pengembangan sistem, Simpeg, arsitektur

(7)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(8)

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DENGAN METODE

THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK

(TOGAF)

ABDUL AZIZ

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Magister Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)
(10)

Kepegawaian dengan Metode The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Nama : Abdul Aziz

NRP : G651080061

Disetujui, Komisi Pembimbing

Ketua

Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc.

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Komputer

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom.

Tanggal Ujian : 22 Desember 2010 Tanggal Lulus:

Anggota

Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si.

Dekan Sekolah Pascasarjana

(11)

Hanya kebesaran-Nya lah laporan hasil penelitian saya yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan Metode The Open Group Architecture Framework (TOGAF) ini tertulis. Setepat dan sebenar hasil penelitian ini dilakukan, penulis menyadari banyak keterbatasan dalam pengungkapan dan penyimpulan. Atas jasa Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc. sebagai ketua pembimbing dan Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si. sebagai anggota pembimbing, penulis merasa yakin tulisan ini dapat diuji kelayakannnya sebagai laporan hasil penelitian.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya dan hormat penulis kepada Bapak Dr. Agus Buono, M.Si., M.Kom. selaku Ketua Program Studi Strata Dua (S2) Ilmu Komputer IPB. Tidak kurang berperannya selama lebih kurang 2 tahun penulis mengikuti berbagai mata kuliah Program S2, di Program Studi Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor dari tahun 2008 – 2010. Tidak lupa penulis menghaturkan penghormatan sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibu Dosen dalam membina dan memberikan ilmu kepada penulis.

Disamping itu penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada kedua orang tua yaitu Bapak H. Harun (Alm) dan Ibu Latifah (Almh.). Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asri Harun, Ibu Rosliani, Rossa Yunita, Ahista, dan Aghnia selaku orang tua, istri, dan putri penulis serta seluruh keluarga yang telah membantu, memberikan semangat dan doa, serta kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Kepada seluruh pimpinan dan teman di Badan Litbang Pertanian (Ibu Siti Nurjayanti, Mba Lita, Johan, Bapak Irawan, Uni Evi, Mba Leli, Dhani, Agus, Nuning) serta teman kepegawaian lainnya, penulis ucapkan terima kasih juga atas bantuan dan doanya. Teman-teman kuliah (Aris, Altin, Toto, Rosi, Deff, dan Muklis) penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan persahabatan yang terus terjalin.

Penulis mengharapkan para pembaca laporan hasil penelitian ini dapat memahami dan memaklumi jika masih menjumpai kesalahan di dalam penulisan dan pengungkapan keilmiahan bidang ilmu komputer. Hal tersebut adalah kesalahan dan kekhilafan penulis serta dengan tangan terbuka penulis menyerahkan penyempurnaan laporan hasil penelitian ini kepada pembaca demi kemajuan dan perkembangan Ilmu Komputer terutama di Indonesia, terima kasih.

Tidak ada kata yang lebih tepat penulis ucapkan, bahwa laporan hasil penelitian ini adalah sedikit tulisan bidang Komputer jika dibandingkan dengan laporan-laporan penelitian dan karya-karya lain yang ada di perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Dan terakhir sebagai kata penutup penulis, “ Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tidak berbuah “

Bogor, Januari 2011

(12)

Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 10 Mei 1976 dari Bapak H. Harun (Alm.) dan Ibu Latifah (Almh.). penulis merupakan putra ketiga dari empat bersaudara.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 9

2.2 Arsitektur Enterprise ... 9

2.3 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise ... 11

2.3.1 Kerangka Kerja Zachman ... 12

2.3.2 Kerangka Kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) 14 2.3.3 Kerangka Kerja Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) . 17 2.3.4 Pemilihan Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise ... 19

2.4 Perencanaan Arsitektur Enterprise ... 20

2.5 Sistem Informasi Manajemen Sumberdaya Manusia ... 21

2.5.1 Jenjang karier pegawai ... 22

2.5.2 Proses monitoring pengurusan administrasi pegawai ... 23

2.6 E-Government ... 24

2.7 Internetworking ... 25

2.8 Implementasi Metode Prototipe ... 26

2.9 Alat Pemodelan Proses Bisnis ... 29

2.9.1 Business Process Modeling Notation (BPMN) ... 30

2.9.2 IDEF ... 31

2.9.3 Unified Modeling Language (UML) ... 33

(14)

3 METODOLOGI PENELITIAN ... 39

3.1 Kerangka Permasalahan ... 39

3.1.1 Permasalahan SIMPEG ... 39

3.2 Kerangka Penelitian ... 40

3. 3 Prosedur Penelitian ... 41

3.3.1 Studi Pustaka dan Perumusan Masalah ... 41

3.3.2 Pengumpulan Data ... 42

3.3.3 Investigasi Sistem ... 42

3.3.4 Analisis dan Rancangan Konseptual SIMPEG ... 42

3.3.5 Implementasi dengan metode prototipe ... 45

3.3.6 Evaluasi Hasil ... 45

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Studi Pustaka dan Perumusan Masalah ... 47

4.1.1 Profil Organisasi ... 47

4.1.2 Peraturan Pengelolaan Kepegawaian ... 50

4.2 Pengumpulan Data ... 52

4.2.1 Proses Pengelolaan Kepegawaian ... 54

4.2.2 Dukungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 55

4.3 Investigasi Sistem ... 56

4.3.1 Aspek Organisasi ... 56

4.3.2 Aspek Teknis (brainware, dataware, hardware, software, dan netware) ... 58

4.3.3 Aspek Operasional ... 62

4.3.4 Aspek Ekonomi ... 63

4.3.5 Aspek Kebutuhan Pengguna ... 64

4.4 Analisis dan Rancangan Konseptual ... 67

4.4.1 Analisis Architecture Vision ... 67

4.4.2 Analisis Business Architecture ... 71

4.4.2.1 Kondisi saat ini ... 72

4.4.2.2 Hasil Analisis Business Architecture ... 88

(15)

4.4.3.1 Kondisi saat ini ... 104

4.4.3.2 Analisis Sistem Informasi ... 107

4.4.3.2.1 Analisis Kebutuhan Sistem... 107

4.4.3.2.2 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem ... 111

4.4.3.2.3 Identifikasi kebutuhan data dan informasi ... 113

4.4.3.2.4 Perancangan Sistem ... 114

4.4.4 Technology Architecture ... 120

4.4.4.1 Kondisi saat ini ... 121

4.4.4.2 Analisis Arsitektur Teknologi ... 124

4.4.4.2.1 Sistem operasi ... 124

4.4.4.2.2 Manajemen data ... 125

4.4.4.2.3 Aplikasi... 125

4.4.4.2.4 Perangkat keras ... 125

4.4.4.2.5 Komunikasi... 126

4.4.4.2.6 Komputasi pemakai ... 126

4.4.4.2.7 Keamanan ... 127

4.5 Implementasi Prototipe ... 128

4.5.1 Implementasi database ... 129

4.5.2 Implementasi sistem ... 129

4.5.2.1 Implementasi sistem usulan pegawai ... 130

4.5.2.2 Implementasi sistem berkas pegawai ... 131

4.5.2.3 Implementasi sistem verifikasi berkas pegawai ... 133

4.5.2.4 Implementasi sistem monitoring pegawai ... 135

4.6 Pengujian sistem dan evaluasi hasil ... 136

4.6.1 Pengujian fungsional sistem pada aplikasi Simpeg online ... 136

4.6.2 Pengujian terhadap percepatan layanan informasi kepegawaian ... 139

4.6.3 Pengujian terhadap analisis dan perancangan sistem ... 144

5 SIMPULAN DAN SARAN ... 149

5.1 Kesimpulan ... 149

5.2 Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perbandingan kerangka kerja arsitektur enterprise ... 19

2 Rekapitulasi jumlah responden dari pengelola kepegawaian yang mengumpulkan kuesioner ... 53

3 Rekapitulasi jumlah responden dari pejabat fungsional peneliti yang mengumpulkan kuesioner ... 54

4 Rekapitulasi jumlah pegawai di UPT lokasi penelitian berdasarkan jabatan .. 58

5 Jumlah pengelola kepegawaian di UPT lokasi penelitian ... 59

6 Jumlah komputer dan UPT yang terhubung dengan jaringan Internet ... 60

7 Penguasaan pengelola kepegawaian terhadap sistem aplikasi yang digunakan ... 63

8 Kebutuhan responden terhadap sistem informasi monitoring proses usulan administrasi kepegawaian ... 66

9 Kebutuhan informasi sistem monitoring proses kepegawaian ... 67

10 Komposisi tenaga fungsional Badan Litbang Pertanian (Badan Litbang Pertanian 2009) ... 77

11 Hasil kuesioner yang berkaitan dengan proses bisnis KP ... 88

12 Hasil kuesioner yang berkaitan dengan proses bisnis pembebasan sementara ... 93

13 Hasil kuesioner yang berkaitan dengan proses bisnis ABK ... 97

14 Hasil kuesioner yang berkaitan dengan proses bisnis tugas belajar ... 101

15 Daftar tabel pada aplikasi SIMPEG saat ini ... 106

16 Daftar kebutuhan fungsional sistem ... 112

17 Jenis sistem informasi yang terdapat di Badan Litbang Pertanian (Hendriana, 2004) ... 122

18 Jumlah komputer yang tersedia pada bagian kepegawaian di UPT lokasi penelitian ... 123

19 Hasil kuesioner pengujian fungsional sistem untuk pengguna umum ... 137

(18)

21 Perkiraan selesainya proses administrasi kepegawaian dengan

menggunakan Simpeg online di Badan Litbang Pertanian ... 142

22 Perbandingan lamanya waktu proses usulan administrasi kepegawaian ... 143

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Arsitektur kerangka kerja Zachman (Kozina 2006). ... 13

2 Proses pengembangan TOGAF ADM (Lankhorst & Drunen Hans van 2007). 16 3 Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001). ... 18

4 Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001). ... 18

5 Pengembangan prototipe jenis I (McLeod & Schell 2007). ... 28

6 Pengembangan prototipe jenis II (McLeod & Schell 2007). ... 29

7 Diagram proses bisnis BPMN (Owen & Jog Raj 2003). ... 30

8 Notasi pada model IDEF (Jeong, et al. 2009). ... 32

9 Unifikasi berbagai metode pengembangan objek ke dalam UML (Quatrani 1999). ... 33

10 Langkah-langkah penelitian. ... 41

11 Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian (Badan Litbang Pertanian 2009). ... 49

12 Hasil investigasi prosedur proses pengusulan kenaikan pangkat pejabat fungsional peneliti. ... 74

13 Work flowdiagram proses usulan kenaikan pangkat pejabat fungsional. ... 76

14 Proses bisnis pembebasan sementara dari jabatan fungsional (Sekretariat Badan Litbang Pertanian, 2007). ... 79

15 Work flowdiagram proses usulan pembebasan sementara jabatan fungsional peneliti. ... 80

16 Mekanisme pengusulan ABK (Sekretariat Badan Litbang Pertanian 2007). ... 82

17 Work flow diagram proses aktif bekerja kembali pejabat fungsional. ... 83

18 Mekanisme proses usulan calon petugas belajar lingkup Badan Litbang Pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2007). ... 86

19 Work flow diagram proses usulan tugas belajar. ... 87

(20)

21 Hasil analisis rancangan sistem usulan pembebasan sementara jabatan

fungsional. ... 95

22 Analisis rancangan sistem aktif bekerja kembali. ... 98

23 Hasil analisis rancangan sistem usulan tugas belajar. ... 102

24 Rancangan use casediagram untuk user umum pada pengembangan Simpeg online Badan Litbang Pertanian ... 115

25 Rancangan use case diagram untuk Administrator pada pengembangan Simpeg online Badan Litbang Pertanian. ... 116

26 Actor yang terlibat dalam sistem. ... 117

27 Rancangan Class diagram. ... 119

28 Activity diagram pada proses usulan administrasi kepegawaian. ... 120

29 Prinsip dan platform SI/TI (Setiawan, 2009b). ... 124

30 Rancangan aritektur teknologi pada sistem monitoring usulan administrasi kepegawaian Badan Litbang Pertanian. ... 128

31 Tampilan halaman menu sistem. ... 129

32 Contoh implementasi untuk Login. ... 129

33 Contoh tampilan daftar pegawai yang diusulkan. ... 130

34 Implementasi masukan tambah data usulan pegawai. ... 131

35 Hasil unduh data usulan pegawai ke dalam bentuk excel. ... 131

36 Tampilan halaman pada sistem berkas pegawai. ... 132

37 Tampilan untuk mengunggah file berkas usulan pegawai. ... 133

38 Tampilan untuk mengunduh file berkas usulan pegawai. ... 133

39 Tampilan halaman verifikasi berkas untuk pencarian dan daftar nama pegawai. ... 134

40 Contoh tampilan halaman untuk verifikasi berkas. ... 134

41 Contoh tampilan daftar pegawai yang akan dimonitor. ... 135

42 Tampilan proses monitoring berkas usulan. ... 135

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Nama singkatan dan kepanjangan unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ... 157

2 Hasil observasi dan wawancara dengan responden (2 narasumber, pejabat, dan pegawai terkait) ... 159

3 Kuesioner tahap I dalam rangka pengumpulan data (baseline tahap I) ... 164

4 Hasil kuesioner (baseline 1) yang terkait dengan proses bisnis administrasi kepegawaian, sistem informasi, dan teknologi informasi ... 183

5 Implementasi database Simpeg online Badan Litbang Pertanian ... 200

(22)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat

dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam

menghadapi persaingan. Persaingan bisnis dalam era informasi telah mencapai

tahapan kompetisi yang ketat, dimana sistem pengelolaan bisnis secara

konvensional tidak lagi memadai (Marimin et al. 2006).

Setiap organisasi pasti mempunyai sumber daya manusia (SDM) atau

pegawai yang berfungsi mengelola organisasi tersebut secara baik (McLeod &

Schell 2007). Pegawai merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari

suatu organisasi sehingga sistem kepegawaian perlu dikelola sebaik mungkin

dengan menggunakan teknologi informasi yang sesuai dengan sistemnya. Di

samping itu, pegawai juga merupakan salah satu aset organisasi yang menjadi

tulang punggung suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya dan sangat

berpengaruh terhadap kinerja dan kemajuan organisasi. Pegawai juga sebagai

penentu dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dengan demikian kinerja

organisasi akan sangat tergantung pada individu karyawan sebagai pekerja. Oleh

sebab itu diperlukan suatu perancangan dan analisis sistem informasi pengelolaan

pegawai yang bertujuan memberikan dan menyiapkan informasi tentang pegawai

kepada penentu kebijakan secara cepat, tepat, akurat, dan lengkap (Marimin et al.

2006).

Pengelolaan pegawai tersebut perlu dilakukan untuk menunjang

pengambilan keputusan bagi pimpinan. Oleh karena itu perlu adanya Sistem

Informasi Manajemen di bidang kepegawaian. Sistem Informasi Manajemen

(SIM) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi

melalui sistem proses transaksi dan menghasilkan laporan-laporan bagi beberapa

pemakai sesuai dengan kebutuhan untuk merencanakan dan mengontrol bisnis

proses suatu instansi (Satzinger et al. 2007). SIM juga merupakan salah satu hal

yang pokok dalam sistem informasi yang berbasis komputer dan mempunyai

(23)

suatu perusahaan. Sedangkan sistem informasi SDM adalah konsep sistem

informasi yang digunakan untuk mengelola SDM (McLeod & Schell 2007).

Riset yang telah dilakukan Kim dan Everest (1994) mengusulkan adanya

kebijakan dalam konteks kerangka kerja (framework) arsitektur sistem informasi

(SI) yang didasarkan dari Zachman framework. Disamping itu juga menghasilkan

beberapa keuntungan dan kendala dalam pengembangan arsitektur SI yang

dilakukannya. Menurut Zachman (1997) pengembangan dan pemeliharaan

arsitektur enterprise perlu dilakukan karena akan menghasilkan suatu informasi

yang berkualitas dan perusahaan yang berkualitas juga.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)

merupakan institusi pemerintah yang memiliki tugas pokok melaksanakan

penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian dengan fungsi

merumuskan kebijakan dan program kegiatan, melaksanakan kegiatan penelitian,

mengembangkan dan mengevaluasi pelaksanaan litbang teknologi tinggi dan

tujuan strategis di bidang pertanian, serta melaksanakan administrasi Badan

Litbang Pertanian (Badan Litbang Pertanian 2005). Untuk mendukung kelancaran

manajemen administrasi pegawai Badan Litbang Pertanian, saat ini Badan Litbang

Pertanian telah menerapkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG)

secara komputerisasi untuk meningkatkan pelayanan kepada pegawai dan telah

diimplementasikan di seluruh Unit Kerja (UK) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

lingkup Badan Litbang Pertanian. SIMPEG tersebut juga sejalan dengan program

pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance)

yaitu melalui e-government. Sistem informasi ini berfungsi untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan internal secara elektronis.

SIMPEG Badan Litbang Pertanian merupakan salah satu modal dasar dalam

menghasilkan kebijakan yang dilakukan pimpinan di bidang pertanian. Dengan

menggunakan SIMPEG dapat menghasilkan informasi tentang pelaku penelitian

sebagai penggerak penelitian yang berkualitas di Badan Litbang Pertanian.

SIMPEG juga sebagai pendukung sistem administrasi untuk memotivasi para

peneliti dalam menghasilkan karya-karya ilmiah. Dengan adanya SIMPEG,

(24)

fungsional dapat dilakukan secara otomatis walaupun masih ada beberapa hal

yang dilakukan secara manual.

Meskipun demikian, masih terdapat permasalahan yang dihadapi oleh

SIMPEG Badan Litbang Pertanian diantaranya yaitu pada saat ini pengelolaan

SIMPEG masih bersifat konvensional atau stand alone. Kemudian adanya data

yang tersebar di setiap simpul pengelola kepegawaianatau berbasis file, sehingga

informasi yang diperoleh sering mengalami keterlambatan dan ketidaktepatan.

Proses pengurusan administrasi pejabat fungsional mengikuti prosedur

birokrasi sesuai peraturan yang berlaku yang melibatkan banyak unit instansi

terkait sehingga memerlukan waktu yang cukup lama serta sering mengalami

kesulitan untuk memantaunya, dengan penanganan secara manual. Kondisi ini

sering kali menjadi kendala yang dihadapi oleh para pengelola kepegawaian di

tingkat unit kerja, unit pelaksana teknis, ataupun para pejabat fungsional

bersangkutan yang menginginkan informasi secara akurat, cepat dan tepat.

Dengan sistem secara manual, untuk mendapatkan informasi tersebut harus

melakukan pelacakan berkas, file atau dokumen pada rantai birokrasi yang rumit

dan memerlukan waktu lama. Dalam berbagai kasus, karena kelambatan proses

dan memperoleh informasi tersebut bisa menimbulkan konsekuensi merugikan

secara finansial apabila menyangkut harus dihentikannya status jabatan dan

tunjangan fungsional.

Proses pengajuan dan pemrosesan administrasi kepegawaian bagi pejabat

fungsional selama ini prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu

yang diperlukan untuk pengajuan dan proses administrasi kepegawaian tersebut

sampai selesainya Surat Keputusan (SK) adalah antara 2 sampai dengan 10 bulan

(Sekretariat Badan Litbang 2007). Hal ini disebabkan adanya proses usulan dan

pengumpulan kelengkapan berkas usulan dilakukan secara manual. Namun dalam

kenyataannya pemrosesan administrasi kepegawaian tersebut memakan waktu

lebih dari 2 sampai 10 bulan. Untuk proses KP fungsional kenyataannya

memerlukan waktu 11 – 12 bulan sampai terbitnya SK. Proses usulan pembebasan

sementara dan aktif bekerja kembali dari jabatan fungsional memakan waktu 5 – 6

bulan sampai terbit SK. Sedangkan untuk proses usulan tugas belajar

(25)

SIMPEG yang ada sekarang ini belum bisa memperlihatkan secara

transparan proses administrasi kepegawaian bagi pejabat fungsional. Data yang

terekam hanya sebatas data pegawai dan data riwayat pegawai. Sedangkan

kebutuhan data yang berkaitan dengan infomasi proses administrasi kepegawaian

seperti kenaikan pangkat fungsional, pendidikan bagi tenaga peneliti, pembebasan

sementara, dan aktif bekerja kembali dari jabatan fungsional belum terdapat pada

aplikasi SIMPEG yang tersedia. Hal ini akan menjadi pertanyaan bagi peneliti

dalam memperoleh informasi, sudah sejauh mana proses berkas usulan

administrasi kepegawaian yang telah dikirimkan ke pengelola kepegawaian.

Karena selama ini proses-proses administrasi kepegawaian memakan waktu yang

cukup lama. Oleh sebab itu perlu adanya aplikasi SIMPEG online yang mencakup

informasi proses administrasi kepegawaian terutama proses kenaikan pangkat,

pendidikan atau tugas belajar bagi peneliti, pembebasan sementara, dan aktif

bekerja kembali dari jabatan fungsional.

Penerapan pengembangan aplikasi SIMPEG online ini selanjutnya

memerlukan adanya upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan aplikasi tersebut.

Selama ini banyak aplikasi yang dikembangkan namun pengguna tidak

memanfaatkan aplikasi yang telah dikembangkan dengan baik, karena kurang

adanya penjelasan dan pendekatan kepada pengguna untuk memanfaatkan aplikasi

yang telah dikembangkan. Dengan demikian perlu dilakukan adanya stategi dan

upaya-upaya agar aplikasi ini dapat dioperasionalkan dengan baik.

Berdasarkan kenyataan tersebut, untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan, maka perlu adanya rancang bangun sistem informasi yang cerdas dan

terpadu serta mampu mengolah data terdistribusi namun terintegrasi pada jaringan

komputer yang luas dengan dukungan teknologi. Pada penelitian ini, dilakukan

implementasi dari suatu konsep tools berbasis komputer untuk menangani

perancangan arsitektur dan analisis sistem informasi pegawai di Badan Litbang

Pertanian yang dapat dilakukan secara online berbasis web sehingga diharapkan

mampu menghasilkan informasi penting yang diperlukan dalam pengambilan

kebijaksanaan dan pembinaan jabatan fungsional. Untuk menghasilkan rancangan

(26)

(framework) yang digunakan. Salah satu framework dalam enterprise

architecture adalah the open group architecture framework (TOGAF).

Pengolahan secara online dirancang sebagai aplikasi terpusat (centralized

application) yang akan diakses dari UK/UPT sehingga data dapat terintegrasi.

Dengan adanya sistem secara online, memungkinkan setiap pegawai untuk dapat

mengakses informasi secara fleksibel, tanpa terbatas waktu dan tempat. Pegawai

juga dapat memonitor proses usulan administrasi kepegawaiannya sehingga dapat

diketahui status perkembangan usulan administrasi kepegawaian tersebut, dan

mempercepat serta mempermudah proses usulan administrasi kepegawaian.

SIMPEG secara online ini juga diharapkan dapat mempercepat dan

mempermudah proses pengusulan administrasi kepegawaian. Pengusulan dan

proses usulan Kenaikan Pangkat (KP) fungsional dapat dilakukan secara

elektronik dengan memasukkan data usulan tersebut ke database SIMPEG online

dari UK/UPT. Begitu juga dengan proses usulan tugas belajar, pembebasan

sementara, dan aktif bekerja kembali pejabat fungsional yang dapat dilakukan

dengan menggunakan SIMPEG online tersebut. Dengan demikian diharapkan

waktu pengusulan dan pemrosesan yang biasanya memakan waktu yang cukup

lama dapat dipercepat lagi.

Berkas usulan administrasi kepegawaian diharapkan sudah diaplikasikan

secara elektronik atau paperless. Dalam pengumpulan berkas usulan KP

fungsional, tugas belajar, pembebasan sementara, dan aktif bekerja kembali

pejabat fungsional diharapkan sudah dapat dikirim melalui database SIMPEG

online ini sehingga pengumpulan berkas akan lebih efektif dan efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Proses pengurusan kenaikan pangkat jabatan fungsional, pembebasan

sementara, aktif bekerja kembali, dan tugas belajar mengikuti prosedur yang

berlaku dengan rantai birokrasi yang panjang. Sehingga membutuhkan waktu

yang lama dalam proses tersebut. Para pengelola kepegawaian di tingkat UK/UPT

dan pegawai yang bersangkutan sering mengalami kesulitan dalam memantau

proses usulan secara manual, sehingga informasi yang diperoleh sangat lambat.

(27)

melakukan pelacakan berkas, file atau dokumen pada rantai birokrasi yang rumit

dan memerlukan waktu lama.

Selain itu lambatnya memperoleh informasi pembebasan sementara dan

aktif bekerja kembali karena kembali dari tugas belajar, tidak memenuhi angka

kredit fungsional, dan tugas perbantuan bagi para pegawai atau pejabat

fungsional. Dalam beberapa kasus bahkan para pejabat fungsional dapat

dikenakan sanksi tuntutan ganti rugi (TGR) negara karena terlanjur menerima

tunjangan jabatan yang bukan haknya dan harus menyetor ke kas negara.

Pada penelitian ini dirumuskan permasalahan utama yang harus diselesaikan

untuk dapat mencapai tujuan yaitu :

“Bagaimana cara menganalisis dan merancang arsitektur untuk pengembangan

sistem informasi manajemen kepegawaian di Badan Litbang Pertanian secara

online berbasis web yang berfungsi mempermudah pegawai UK dan UPT serta

mempercepat layanan informasi kepegawaian Badan Litbang Pertanian dalam

melakukan administrasi kepegawaian di masing-masing unit kerja dan UPT

dengan menggunakan metode pengembangan prototipe”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis dan merancang arsitektur pengembangan sistem informasi

manajemen pegawai di Badan Litbang Pertanian dengan metode The Open

Group Architecture Framework (TOGAF).

2. Membuat blue print (cetak biru) dari SIMPEG online berbasis web.

3. Membuat pengembangan SIMPEG dengan metode prototipe.

4. Mengevaluasi hasil cetak biru dan pengembangan SIMPEG online.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai sasaran ketepatan, kecepatan, serta

kemudahan monitoring dalam mengurus proses administrasi kepegawaian yang

merupakan tuntutan penerapan administrasi modern. Penelitian ini juga

diharapkan mampu menghasilkan informasi yang penting dalam pengambilan

kebijakan manajemen dan pembinaan jabatan fungsional di Badan Litbang

(28)

Diharapkan dalam jangka panjang dapat terciptanya manajemen sumber

daya manusia di Badan Litbang Pertanian secara khusus dan di Indonesia secara

umum yang interaktif, transparan, responsif, akuntabel, dan partisipatif. Di

samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

penerapan e-goverment di Indonesia dan dapat digunakan sebagai percontohan

pengembangan sistem informasi di lingkungan Departemen Pertanian.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Supaya penelitian ini lebih fokus, penelitian dibatasi dengan cakupan

sebagai berikut :

1. Selain di Jakarta dan Bogor, lokasi penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) lingkup Badan Litbang

Pertanian yang berada di 7 provinsi yaitu Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

2. Proses administrasi kepegawaian yang diteliti adalah proses pengusulan

kenaikan pangkat fungsional, pembebasan sementara, aktif bekerja kembali,

dan tugas belajar.

3. Untuk membuat rancangan arsitektur pengembangan SIMPEG secara online

berbasis web digunakan kerangka kerja The Open Group Architecture

Framework (TOGAF).

4. Analisis dan pembuatan rancangan arsitektur sistem informasi secara online

berbasis web di Badan Litbang Pertanian dibatasi hanya pada pembuatan

prototipe sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG). Prototipe

SIMPEG online ini lebih ditekankan pada proses usulan kenaikan pangkat

jabatan fungsional, pembebasan sementara, aktif bekerja kembali dan tugas

(29)
(30)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai arsitektur sistem informasi telah menarik perhatian

baik untuk lingkungan perguruan tinggi (PT) maupun pemerintahan daerah

(Pemda). Mutyarini dan Sembiring (2006) telah melakukan penelitian tentang

arsitektur sistem informasi untuk institusi perguruan tinggi di Indonesia. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menghasilkan model kerangka dasar arsitektur sistem

informasi untuk institusi perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan perpaduan prinsip-prinsip dalam metode TOGAF ADM dan

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT). Hasil dari

penelitian ini berupa rancangan kerangka dasar sistem informasi untuk institusi

perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian tersebut merupakan konsep awal

sehingga perlu dilakukan pengukuran hasilnya.

Selain itu Priantoto (2008) menjelaskan tentang cetak biru data, aplikasi

dan teknologi yang dilakukan di pemerintahan Kabupaten Barito Utara untuk

pelayanan perizinan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu adanya perencanaan

arsitektur enterprise yang berupa panduan lengkap dalam membuat cetak biru

pengembangan e-government untuk data, aplikasi dan teknologi bagi pelayanan

perizinan terpadu. Namun dari penelitian yang dilakukan belum terdapat metode

untuk seberapa baik dalam mengukur kualitas cetak biru yang dihasilkan.

Dari penelitian tersebut, peneliti ingin mengembangkan perencanaan

arsitektur enterprise pada pelaksanaan SDM yang sekaligus mampu mengukur

kualitas dari cetak biru dan prototipe yang dihasilkan. Dengan demikian yang

membedakan dalam penelitian ini adalah obyek penelitian (SDM di Badan

Litbang Pertanian), adanya implementasi dengan metode pengembangan

prototipe, serta pengukuran terhadap hasil cetak biru dan prototipe.

2.2 Arsitektur Enterprise

Kata arsitektur enterprise terdiri dari dua kata yaitu arsitektur dan

enterprise. Arsitektur merupakan perancangan dari suatu benda atau

merepresentasikan suatu gambaran yang sesuai dengan suatu obyek sehingga

(31)

1997). Sedangkan menurut CIO Council (2001) arsitektur enterprise adalah

struktur dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya, serta terdapat prinsip dan aturan-aturan dalam merancang yang

berkembang dari waktu ke waktu. Definisi lain menyatakan arsitektur adalah

pengorganisasian mendasar dari sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang

saling berhubungan dan prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman dalam

merancang dan mengembangkan suatu sistem. Arsitektur juga merupakan suatu

komponen yang penting dalam keberhasilan pengembangan dan evolusi dari suatu

sistem perangkat lunak (Hilliard 2000). Dari definisi tersebut maka dapat

digambarkan bahwa arsitektur merupakan suatu rancangan dari obyek yang terdiri

dari komponen-komponen yang saling berhubungan dalam bentuk cetak biru

untuk dijadikan dasar dalam mewujudkan suatu hasil yang nyata. Arsitektur juga

menyiratkan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari

komponen dari sesuatu dengan berbagai sudut pandang (Surendro 2009).

Sedangkan definisi dari enterprise adalah suatu informasi strategis

berdasarkan aset yang mendefinisikan misi, kebutuhan informasi untuk

melakukan misi, dan proses peralihan untuk mengimplementasikan teknologi baru

dalam merespon kebutuhan perubahan misi. Arsitektur enterprise meliputi

gambaran dasar arsitektur, arsitektur target, dan rencana berkelanjutan (Rumapea

& Surendro 2007).

Dari definisi di atas, arsitektur enterprise merupakan basis aset informasi

strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan misi, dan proses transisi untuk mengimplementasikan teknologi

baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi (CIO council 2001).

Sedangkan menurut Mutyarini dan Sembiring (2006) arsitektur enterprise

merupakan suatu pengorganisasian data yang diperoleh dan digunakan oleh suatu

organisasi untuk mencapai tujuan proses bisnis. Dengan memahami definisi

arsitektur, enterprise, dan arsitektur enterprise, maka dapat dinyatakan arsitektur

enterprise merupakan suatu pengorganisasian dari suatu model, prinsip dan

metode yang mempunyai logika sehingga dapat digunakan dalam merancang dan

menyatakan struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan

(32)

Sama seperti arsitektur yang lain, hasil dari arsitektur enterprise ini terdiri

dari dokumen-dokumen seperti gambar, diagram, model, dokumen dalam bentuk

teks. Keseluruhan dokumen tersebut akan menjelaskan seperti apa sistem

informasi yang akan dibutuhkan oleh suatu organisasi. Kemudian dalam

mengembangkan sistem informasi tersebut, arsitektur enterprise akan dijadikan

suatu acuan atau pedoman bagi pengembang sistem informasi.

2.3 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise

Kerangka kerja merupakan suatu ide, pemikiran, dan konsep yang

digunakan untuk membuat pemikiran lain yang lebih spesifik dalam suatu obyek.

Kerangka kerja juga dapat digunakan untuk mengelompokkan suatu organisasi

yang penting bagi manajemen organisasi tersebut dan digunakan juga dalam

pengembangan sistem perusahaan yang akan datang (Zachman 1996).

Kerangka kerja arsitektur enterprise memiliki beberapa kegunaan

diantaranya adalah dapat mengidentifikasikan suatu jenis informasi yang

dibutuhkan organisasi untuk menggambarkan arsitektur enterprise. Kerangka

kerja arsitektur enterprise juga dapat mengelompokkan jenis informasi dalam

struktur yang logis, dan menggambarkan hubungan antara jenis informasi tersebut

(Setiawan 2009a).

Dalam mengembangkan suatu arsitektur enterprise, perlu dilakukan

penerapan atau pengembangan kerangka kerja arsitektur enterprise, karena

kerangka kerja tersebut dapat membantu arsitek untuk memotret arsitektur

organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga diperoleh gambaran

struktur organisasi secara utuh.

Dalam pengembangan sebuah arsitektur enterprise akan lebih baik dan

lebih mudah jika mengikuti sebuah kerangka berpikir tertentu. Kerangka berpikir

tersebut dikenal dengan istilah enterprise architecture (EA) framework. Menurut

CIO Council (2001) sebuah architecture framework adalah suatu alat yang bisa

digunakan untuk mengembangkan cakupan luas dari arsitektur-arsitektur yang

berbeda. Architecture framework harus mendeskripsikan sebuah metode untuk

merancang sistem informasi dalam term kumpulan building block dan

memperlihatkan bagaimana building block tersebut sesuai antara satu dengan yang

(33)

pengembangan arsitektur, memastikan cakupan yang lengkap dari solusi desain

dan memastikan arsitektur yang terpilih akan memungkinkan pengembangan di

masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan binis (Setiawan 2009a).

Pada saat ini terdapat beberapa kerangka kerja arsitektur enterprise

diantaranya adalah kerangka kerja Zachman, federal enterprise architecture

framework (FEAF), dan the open group architectural framework (TOGAF).

Ketiga kerangka kerja tersebut menurut hasil survei yang dilakukan oleh Institute

for Enterprise Architecture Development (IFEAD 2005) merupakan kerangka

kerja yang paling banyak digunakan di perusahaan atau pemerintahan selain

kerangka kerja yang dibuat sendiri. Selanjutnya menurut hasil survei yang

dilakukan oleh Institute for Enterprise Architecture Development (IFEAD 2005)

menyatakan bahwa dari beberapa framework tersebut, yang paling banyak

digunakan di perusahaan atau pemerintahan selain framework sendiri adalah

Zachman (25%), TOGAF (11%), dan FEAF (9%).

2.3.1 Kerangka Kerja Zachman

Kerangka kerja Zachman merupakan salah satu kerangka kerja yang

digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang telah diperkenalkan

oleh Zachman sejak tahun 1987. Kerangka kerja Zachman merupakan suatu alat

bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai

sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh

(Setiawan 2009a). Menurut Zachman (2009), kerangka kerja Zachman adalah

suatu skema yang merupakan pertemuan antara dua klasifikasi yang telah

digunakan selama ribuan tahun. Pertama adalah dasar-dasar komunikasi yang

ditemukan di dalam pertanyaan-pertanyaan klasik seperti What, How, When, Who,

Where dan Why. Pertanyaan-pertanyaan ini mengintegrasikan jawaban dari

pertanyaan yang komprehensif dan gambaran dari ide yang kompleks. Kedua

adalah berasal dari reification, yaitu transformasi dari ide abstrak menjadi sesuatu

yang instantiation dimana telah didalilkan oleh filosof Yunani kuno dan

dilabelkan pada framework Zachman sebagai identifikasi, definisi, representasi,

spesifikasi, konfigurasi dan instansiasi. Sedangkan Kozina (2006) menyatakan

(34)

pemodelan, evaluasi, optimisasi, manajemen, dan pendokumentasian pada sistem

bisnis.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa framework Zachman

merupakan suatu alat bantu berfikir bagi arsitek atau manajer dalam memetakan

permasalahan atau memotret arsitektur yang terdapat di suatu organisasi sehingga

didapatkan gambaran organisasi yang lebih sederhana dan utuh. Framework

Zachman untuk arsitektur enterprise yang terdiri dari 6 baris dan 6 kolom dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Arsitektur kerangka kerja Zachman (Kozina 2006).

Framework Zachman bukan suatu metodologi untuk membuat

implementasi dari suatu obyek, namun framework ini merupakan ontologi untuk

menggambarkan arsitektur enterprise. Ontologi merupakan suatu struktur

sedangkan metodologi adalah suatu proses. Jadi framework Zachman adalah suatu

struktur bukan merupakan suatu proses. Suatu struktur akan membentuk suatu

definisi sedangkan proses akan menyajikan transformasi.

Setiap framework yang digunakan untuk arsitektur enterprise mempunyai

karakteristik yang berbeda. Pada kerangka kerja Zachman terdapat beberapa

karakteristik diantaranya yaitu dapat mengkategorikan deliverables dari enterprise

(35)

dunia, perspektif view kurang menyeluruh dan merupakan suatu alat untuk

perencanaan (Setiawan 2009a).

Selain karakteristik, terdapat juga kelebihan dan kelemahan dari

framework Zachman. Menurut Mutyarini dan Sembiring (2006), kelebihan dari

kerangka kerja ini adalah :

• Merupakan standar secara de-facto untuk mengklasifikasi artefak (objek atau deskripsi penyajian arsitektural) arsitektur enterprise.

• Struktur logical untuk analisis dan presentasi artefak dari suatu perspektif manajemen.

• Menggambarkan secara paralel baik dari sisi rekayasa yang sudah sangat dimengerti maupun paradigma konstruksi.

• Dikenal secara luas sebagai alat manajemen untuk memeriksa kelengkapan arsitektur dan maturity level.

Sedangkan kelemahannya adalah :

• Tidak terdapat proses untuk tahap implementasi.

• Sulit untuk diimplementasikan secara keseluruhan.

• Tidak terdapat contoh maupun checklist yang siap secara utuh.

• Perluasan cakupan sel-sel tidak jelas.

2.3.2 Kerangka Kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

TOGAF merupakan kerangka kerja arsitektur enteprise yang

dikembangkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995

yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. Pada mulanya

TOGAF digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, namun pada

perkembangannya banyak digunakan pada berbagai bidang seperti industri

manufaktur, perbankan, pendidikan, dan lain sebagainya. TOGAF digunakan

untuk mengembangkan arsitektur enterprise, dimana terdapat metode dan alat

yang detail untuk mengimplementasikannya. Hal inilah yang membedakan

dengan kerangka kerja arsitektur enterprise yang lain. Salah satu kelebihan dari

kerangka kerja ini adalah sifatnya yang fleksibel dan open source (Setiawan

2009a). TOGAF mendeskripsikan 4 subset arsitektur enterprise, yaitu :

(36)

Data architecture, adalah penggambaran bagaimana penyimpanan,

pengelolaan, dan pengaksesan data pada perusahaan.

Application architecture, merupakan pendeskripsian bagaimana suatu

aplikasi dirancang dan bagaimana interaksi dengan aplikasi lain.

Technology architecture, yaitu gambaran infrastruktur perangkat lunak dan

perangkat keras yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya

dengan aplikasi yang lain.

TOGAF adalah salah satu metode yang paling banyak diterima untuk

mengembangkan arsitektur perusahaan. TOGAF merupakan suatu kerangka kerja

yang praktis, pasti dan dibuktikan dengan adanya tahapan-tahapan metode untuk

mengembangkan dan mempertahankan arsitektur enterprise (Ugavina 2009).

1.

Secara umum TOGAF memiliki struktur dan komponen-komponen, yaitu :

2.

Architecture Development Method (ADM). ADM merupakan bagian utama

dari TOGAF yang menjelaskan bagaimana menentukan sebuah arsitektur

enterprise secara khusus sesuai dengan kebutuhan.

3.

Foundation Architecture (Enterprise Continuum). Foundation architecture

merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyajikan

gambaran hubungan bagi pengumpulan arsitektur yang relevan dan

menyediakan bantuan petunjuk pada waktu terjadi perpindahan abstraksi

level yang berbeda. Di dalam foundation architecture terdapat tiga bagian

yaitu technical reference model, standard information, dan building block

information base.

Resource Base. Pada bagian ini memberikan informasi berupa guidelines,

templates, checklist, latar belakang informasi dan detail material pendukung

yang membantu arsitek dalam penggunaan ADM.

TOGAF mewujudkan konsep enterprise continuum untuk mencerminkan

tingkat abstraksi yang berbeda dalam sebuah proses pembangunan arsitektur.

Dengan cara ini TOGAF memfasilitasi pemahaman dan kerjasama antara aktor

pada tingkat yang berbeda. TOGAF menyediakan konteks bagi penggunaan dari

beberapa kerangka kerja, model, dan aset arsitektur dalam hubungannya dengan

TOGAF ADM. Dengan cara enterprise continuum, arsitek didorong untuk

(37)

Selain itu TOGAF sebagai dasar arsitektur dalam mengembangkan teknologi

informasi di suatu organisasi.

TOGAF terdiri atas 8 (delapan) fase yang berbentuk siklus (cycle). Pada

fase ke-4 difokuskan pengembangan arsitektur teknologi. Fase-fase dalam metode

TOGAF dapat dilihat pada Gambar 2.

Dalam kerangka kerja ini terdapat kelebihan dan kelemahan. Menurut

Mutyarini dan Sembiring (2006) menyebutkan bahwa kelebihan TOGAF adalah

sebagai berikut:

Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses

Terdapat banyak area teknis arsitektur

Resource base menyediakan banyak material referensi

H

(38)

• Tidak terdapat templates standar untuk seluruh domain seperti dalam membuat blok diagram tidak terdapat template yang baku.

Sedangkan kelemahan dari TOGAF adalah sebagai berikut:

• Tidak terdapat artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

2.3.3 Kerangka Kerja Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

FEAF merupakan suatu kerangka kerja yang ditujukan untuk

mengembangkan arsitektur enterprise dalam sistem yang mempunyai multiple

inter-agency (Setiawan 2009a). FEAF juga merupakan suatu kerangka kerja yang

telah diperkenalkan sejak tahun 1999 oleh Federal CIO Council. FEAF

menyediakan petunjuk untuk mengembangkan, merawat, dan memfasilitasi

arsitektur enterprise di dalam pemerintahan pusat atau melewati batas multiple

inter-agency (CIO Council 2001). FEAF menyediakan suatu standar untuk

mengembangkan dan mendokumentasikan gambaran arsitektur pada area yang

menjadi prioritas.

FEAF membagi arsitektur ke dalam empat hal yaitu area bisnis, data,

aplikasi, dan arsitektur teknologi (Gambar 3). Pada saat ini FEAF memasukkan

tiga kolom pertama dari kerangka kerja Zachman dan metodologi perencanaan EA

oleh Spewak.

Arsitektur ini bertindak sebagai nilai acuan (reference point) untuk

memfasilitasi koordinasi yang efisien dan efektif pada proses bisnis secara umum,

penempatan teknologi, alur informasi, sistem, dan investasi antar agen pusat

(federal agencies). FEAF menyajikan suatu struktur untuk mengembangkan,

memelihara, dan mengimplementasikan lingkungan operasional pada tingkat atas

dan mendukung implementasi pada sistem teknologi informasi (TI). Seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 4, FEAF merupakan representasi yang nyata sebagai

matriks 3 x 5 dengan tipe-tipe arsitektur pada sumbu mendatar adalah data,

aplikasi dan teknologi dan perspektif pada sumbu yang lainnya yaitu planner,

owner, designer, builder, dan subcontractor. Hubungan antara produk EA

(39)

Data Architecture Application

Perspective Semantic Model

Business Process Model

Business Logistics System

Designer

Perspective Logical Data Model

Application

Model System Design

Technology Architecture Subcontractor

Perspective Data Dictionary Programs

Network Architecture

Gambar 4 Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001).

Pada kerangka kerja ini terdapat karakteristik-karakteristik yang menjadi

ciri dari FEAF, yaitu :

• Merupakan arsitektur enterprise yang mereferensikan model

• Merupakan standar yang digunakan oleh pemerintahan Amerika Serikat

• Menampilkan perspektif view yang menyeluruh

• Merupakan alat untuk perencanaan dan komunikasi

(40)

2.3.4 Pemilihan Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise

Menurut Setiawan (2009a) dalam pemilihan sebuah kerangka kerja

arsitektur enterprise terdapat beberapa kriteria berbeda yang dapat dijadikan

sebagai acuan, seperti :

a. Tujuan dari arsitektur enterprise dengan cara melihat bagaimana definisi dari

setiap arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan

sehingga mudah untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur.

b. Input untuk aktivitas arsitektur enterprise seperti pendorong bisnis dan input

teknologi.

c. Output dari aktivitas arsitektur enterprise seperti model bisnis dan desain

transisional untuk evolusi dan perubahan.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka kerangka kerja yang telah

diuraikan di atas dapat dipetakan dan hasil pemetaan ditunjukkan pada Tabel 1

(Setiawan 2009a).

Tabel 1 Perbandingan kerangka kerja arsitektur enterprise

Zachman FEAF TOGAF

Definisi arsitektur dan

pemahamannya Parsial Ya

Ya, pada tahap

evolusi arsitektur Tidak Ya

Ya, ada tahap perencanaan migrasi

Standardisasi Tidak Tidak

Ya, menyediakan

Desain transisional Tidak Ya

Ya, hasil dari tahap

(41)

Zachman FEAF TOGAF

Kenetralan (neutrality) Ya Tidak Ya

Menyediakan prinsip

arsitektur Tidak

Tidak, hanya untuk

karakteristik FEAF

Ya

Dari hasil pemetaan kriteria tersebut disimpulkan bahwa untuk studi kasus

enterprise yang belum memiliki arsitektur enterprise dan memerlukan

pengembangan arsitektur enterprise yang mudah dan jelas, maka kerangka kerja

yang cocok digunakan adalah TOGAF.

2.4 Perencanaan Arsitektur Enterprise

Perencanaan arsitektur enterprise (PAE) merupakan proses

mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis

dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut

(Surendro 2009). Dari definisi tersebut, terdapat tiga hal yang menjadi kata kunci

1. Mendefinisikan

yaitu :

Perencanaan arsitektur enterprise mendefinisikan bisnis dan arsitekturnya,

bukan merancang, sehingga dalam pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan

merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan merancang dan

implementasi sistem dilakukan setelah proses pendefinisian perencanaan

arsitektur enterprise selesai.

2. Arsitektur

Terdapat tiga jenis arsitektur dalam perencanaannya yaitu arsitektur data,

aplikasi, dan teknologi. Arsitektur di sini sama dengan blueprint, gambar,

dokumen, atau model. Dalam perencanaannya, arsitektur mendefinisikan dan

menggambarkan data, aplikasi, dan teknologi yang diperlukan untuk

mendukung proses bisnis suatu perusahaan.

3. Rencana

Beberapa arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan, dan rencana

(42)

2.5 Sistem Informasi Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan sumber

daya manusia pada suatu organisasi berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan

dalam mencapai suatu tujuan organisasi tersebut. Sumber daya manusia

merupakan tulang punggung dari suatu perusahaan dan sangat berfungsi dalam

membantu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Menurut

McLeod dan Schell (2007), dalam menjalankan kegiatannya, sumber daya

manusia mempunyai empat fungsi yaitu :

1. Perekrutan dan penerimaan (recruiting and hiring) yaitu sumber daya

manusia dapat membantu mencari pegawai baru dan memosisikan pegawai

tersebut. Disamping itu sumber daya manusia juga dapat mempengaruhi,

menasehati, serta menetapkan pegawai dalam suatu kondisi tertentu sesuai

dengan kebijakan yang tepat.

2. Pendidikan dan pelatihan (educating and training). Sumber daya manusia

dapat mengurus program kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan

untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan pegawai.

3. Manajemen data pegawai (managing employee related data) merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia dalam memelihara

dan mengelola database pegawai dan memproses data tersebut untuk

pengguna yang membutuhkan informasi.

4. Administrasi penghentian dan tunjangan (termination and benefit

administration), yaitu suatu proses pemberian tunjangan kepada pegawai

yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Namun hal ini sangat

menyulitkan bagi pengelola administrasi karena ketika seorang pegawai

berhenti dari pekerjaannya, pengelola administrasi harus memproses

administrasinya dan melakukan wawancara terhadap pegawai yang

bersangkutan. Wawancara tersebut bertujuan untuk mendapatkan

pembelajaran bagaimana perusahaan dapat melayani pegawai lebih baik lagi

di masa yang akan datang.

Setiap perusahaan mempunyai suatu sistem untuk mengumpulkan dan

memelihara data pegawai, mentransfer data tersebut menjadi informasi, dan

(43)

sebagai sistem informasi manajemen sumberdaya manusia (SIMSDM/HRIS)

(McLeod & Schell 2007).

SIMSDM juga merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara

bidang ilm

Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya

mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM

seperti dalam hal perencanaan, serta menyusun sistem pemrosesan data dalam

serangkaian langkah-langkah yang terstandardisasi dan terangkum dalam aplikasi

perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara

keseluruhan sistem ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh

dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem

universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui

satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang

membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya,

menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan

aturan-aturannya.

2.5.1 Jenjang karier pegawai

Setiap pegawai mengharapkan adanya karir yang meningkat dalam

pekerjaan atau jabatan yang ditanganinya. Karier merupakan semua pekerjaan

atau jabatan yang ditangani atau diemban selama masih bekerja dalam kehidupan

seseorang (Handoko 2000). Dengan demikian karir merupakan pengembangan

kinerja pegawai dalam bekerja sehingga diharapkan adanya kemajuan dan

peningkatan dalam jabatan atau pangkat pada suatu organisasi.

Menurut Irianto (2001) terdapat dua cara pendekatan untuk memahami

makna karir. Pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (a

property) dan jabatan dalam organisasi, dimana karir dilihat sebagai jalan

keberhasilan seseorang dalam organisasi. Pendekatan kedua memandang karir

sebagai suatu kualitas seorang pegawai dalam organisasi. Setelah setiap pegawai

mengakumulasi serangkaian jabatan, posisi, dan pengalaman tertentu pendekatan

ini mengakui kemajuan karir yang telah dicapai seseorang.

Pola dasar pengembangan karir berdasarkan PP 100 Tahun 2000

(44)

1. Pendidikan yang meliputi pendidikan dasar (SD, SLTP), pendidikan umum

(SMU) dan perguruan tinggi.

2. Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan yang meliputi pendidikan dan

pelatihan kepemimpinan.

3. Usia

4. Masa kerja yaitu lamanya pegawai dalam bekerja.

5. Pangkat atau golongan.

6. Jabatan yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,

wewenang, dan hak seorang pegawai.

7. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang meliputi kesetiaan,

prestasi kerja, ketaatan, tanggungjawab, kejujuran, kerjasama, dan praktek

kepemimpinan.

8. Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai yang lebih tinggi urutan dan

kepangkatannya diberi kesempatan terlebih dahulu untuk menduduki jabatan

yang lowong.

2.5.2 Proses monitoring pengurusan administrasi pegawai

Monitoring merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengawasi

atau memantau proses dan perkembangan pelaksanaan program dengan fokus

untuk mendapatkan informasi mengenai proses pelaksanaan program tersebut

(BPS 2004). Begitu juga dalam proses pengurusan administrasi pegawai yang

rantai birokrasinya panjang sehingga disamping pengelola administrasi, pegawai

yang bersangkutan juga perlu memonitor proses pengurusan proses

administrasinya. Dengan adanya proses monitoring pengurusan administrasi ini

diharapkan pegawai yang bersangkutan mengetahui sudah sejauh mana posisi

berkas proses pengurusan administrasinya dan dapat memperkirakan lamanya

proses pengurusan administrasi yang bersangkutan dari mulai pengusulan sampai

menerima hasilnya.

Tujuan dilakukannya proses monitoring adalah untuk pemantauan proses

pelaksanaan program dan sedapat mungkin petugas memberikan saran untuk

mengatasi masalah yang terjadi. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik

(45)

2.6 E-Government

Dalam rangka penerapan e-government untuk menuju good governance

maka konsep e-government harus diterapkan di setiap lembaga pemerintah tingkat

pusat dan daerah. Model penerapan e-government di setiap lembaga akan sangat

tergantung kepada tugas, fungsi, dan wewenang yang diemban oleh setiap

lembaga pemerintah. Hal ini akan menentukan struktur data dan model bisnis

yang mendasari model layanan dan arsitektur sistem informasi yang akan

dikembangkan. Penerapan e-government di setiap lembaga pemerintah harus

mengacu kepada kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government

sesuai dengan instruksi presiden (INPRES) No. 3 Tahun 2003 (Menkominfo

2003).

Definisi e-government di setiap negara berbeda-beda, tergantung pada

pandangan dan tujuan dari negara tersebut terhadap teknologi informasi. Menurut

Setiyadi (2001) dalam konteks makro, e-government mencakup penggunaan

telematika (ICT) secara efektif dan efisien guna menunjang pelaksanaan tugas dan

tata laksana pemerintah dalam misinya sebagai pengemban amanat menuju

masyarakat demokratis, adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan dalam konteks

mikro, e-government adalah pelayanan publik yang dilaksanakan oleh semua

instansi pemerintah yang terkoordinasi atau dengan lainnya secara optimal dengan

menggunakan teknologi telematika. e-government diartikan sebagai rujukan yang

ditujukan pada penggunaan teknologi informasi (TI) oleh lembaga di

pemerintahan seperti Wide Area Networks, internet, dan komputer yang

mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, bisnis, dan

lembaga pemerintahan yang lain. Teknologi ini dapat melayani berbagai macam

tujuan akhir yang berbeda seperti pelayanan pemerintah terhadap masyarakat yang

akan lebih baik, meningkatkan hubungan bisnis dan industri, atau menjadikan

manajemen pemerintahan yang lebih efisien. Keuntungan yang dihasilkan adalah

dapat mengecilkan kecurangan, meningkatkan transparansi, lebih nyaman,

meningkatkan pendapatan, dan mengurangi biaya (Bank Dunia 2009).

Tujuan e-government harus dilihat dalam konteks good governance, yang

merupakan suatu prasyarat untuk dapat bersaing dalam pasar global. Birokrasi

Gambar

Gambar 1 Arsitektur kerangka kerja Zachman (Kozina 2006).
Gambar 2  Proses pengembangan TOGAF ADM (Lankhorst & Drunen Hans van   2007).
Gambar 3  Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001).
Gambar 5 Pengembangan prototipe jenis I (McLeod & Schell 2007).
+7

Referensi

Dokumen terkait

TOGAF atau The Open Group Architecture Framework memberikan suatu kerangka kerja dalam perancangan enterprise architecture yang menghasilkan blue print dalam

Kebutuhan dan pertukaran informasi secara umum sudah terlihat pada uraian tentang pemodelan proses bisnis, sehingga penentuan arsitektur aplikasi yang digunakan

Maka dengan adanya Sistem inforamasi administrasi kepegawaian PT Kopaba Jatim berbasis web , operator dapat mengetahui pegawai yang akan habis masa kontraknya

Perancangan sistem informasi akademik menggunakan TOGAF menghasilkan rancangan yang sesuai dengan kebutuhan akademik SMP Al Azhar 3 Bandarlampung yaitu daftar

Bentuk/rancangan arsitektur Enterprise visi SMA St.Leo 2 Cengkareng berdasar kerangka TOGAF versi 9 adalah pemodelan arsitektur enterprise TOGAF ini, memberikan

Sedangkan hasil pengujian untuk implementasi metode Common Size terlihat perhitungan sistem berbasis komputer, yaitu peningkatan penjualan sebesar 50,69%, penurunan harga pokok

Penelitian yang peneliti lakukan bertujuan untuk membantu membuatkan perancangan dan mengembangkan sistem informasi pengelolaan keuangan masjid berbasis komputer pada salah satu masjid

Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Web Dengan Metode Fast Framework For The Applications.. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Menggunakan