• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise

Kerangka kerja merupakan suatu ide, pemikiran, dan konsep yang digunakan untuk membuat pemikiran lain yang lebih spesifik dalam suatu obyek. Kerangka kerja juga dapat digunakan untuk mengelompokkan suatu organisasi yang penting bagi manajemen organisasi tersebut dan digunakan juga dalam pengembangan sistem perusahaan yang akan datang (Zachman 1996).

Kerangka kerja arsitektur enterprise memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah dapat mengidentifikasikan suatu jenis informasi yang dibutuhkan organisasi untuk menggambarkan arsitektur enterprise. Kerangka kerja arsitektur enterprise juga dapat mengelompokkan jenis informasi dalam struktur yang logis, dan menggambarkan hubungan antara jenis informasi tersebut (Setiawan 2009a).

Dalam mengembangkan suatu arsitektur enterprise, perlu dilakukan penerapan atau pengembangan kerangka kerja arsitektur enterprise, karena kerangka kerja tersebut dapat membantu arsitek untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga diperoleh gambaran struktur organisasi secara utuh.

Dalam pengembangan sebuah arsitektur enterprise akan lebih baik dan lebih mudah jika mengikuti sebuah kerangka berpikir tertentu. Kerangka berpikir tersebut dikenal dengan istilah enterprise architecture (EA) framework. Menurut CIO Council (2001) sebuah architecture framework adalah suatu alat yang bisa digunakan untuk mengembangkan cakupan luas dari arsitektur-arsitektur yang berbeda. Architecture framework harus mendeskripsikan sebuah metode untuk merancang sistem informasi dalam term kumpulan building block dan memperlihatkan bagaimana building block tersebut sesuai antara satu dengan yang lainnya. Penggunaan EA framework akan mempercepat dan menyederhanakan

pengembangan arsitektur, memastikan cakupan yang lengkap dari solusi desain dan memastikan arsitektur yang terpilih akan memungkinkan pengembangan di masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan binis (Setiawan 2009a).

Pada saat ini terdapat beberapa kerangka kerja arsitektur enterprise

diantaranya adalah kerangka kerja Zachman, federal enterprise architecture framework (FEAF), dan the open group architectural framework (TOGAF). Ketiga kerangka kerja tersebut menurut hasil survei yang dilakukan oleh Institute

for Enterprise Architecture Development (IFEAD 2005) merupakan kerangka

kerja yang paling banyak digunakan di perusahaan atau pemerintahan selain kerangka kerja yang dibuat sendiri. Selanjutnya menurut hasil survei yang dilakukan oleh Institute for Enterprise Architecture Development (IFEAD 2005) menyatakan bahwa dari beberapa framework tersebut, yang paling banyak digunakan di perusahaan atau pemerintahan selain framework sendiri adalah Zachman (25%), TOGAF (11%), dan FEAF (9%).

2.3.1 Kerangka Kerja Zachman

Kerangka kerja Zachman merupakan salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang telah diperkenalkan oleh Zachman sejak tahun 1987. Kerangka kerja Zachman merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh (Setiawan 2009a). Menurut Zachman (2009), kerangka kerja Zachman adalah suatu skema yang merupakan pertemuan antara dua klasifikasi yang telah digunakan selama ribuan tahun. Pertama adalah dasar-dasar komunikasi yang ditemukan di dalam pertanyaan-pertanyaan klasik seperti What, How, When, Who, Where dan Why. Pertanyaan-pertanyaan ini mengintegrasikan jawaban dari pertanyaan yang komprehensif dan gambaran dari ide yang kompleks. Kedua adalah berasal dari reification, yaitu transformasi dari ide abstrak menjadi sesuatu yang instantiation dimana telah didalilkan oleh filosof Yunani kuno dan dilabelkan pada framework Zachman sebagai identifikasi, definisi, representasi, spesifikasi, konfigurasi dan instansiasi. Sedangkan Kozina (2006) menyatakan bahwa konsep Zachman merupakan suatu framework yang digunakan untuk

pemodelan, evaluasi, optimisasi, manajemen, dan pendokumentasian pada sistem bisnis.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa framework Zachman merupakan suatu alat bantu berfikir bagi arsitek atau manajer dalam memetakan permasalahan atau memotret arsitektur yang terdapat di suatu organisasi sehingga didapatkan gambaran organisasi yang lebih sederhana dan utuh. Framework

Zachman untuk arsitektur enterprise yang terdiri dari 6 baris dan 6 kolom dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Arsitektur kerangka kerja Zachman (Kozina 2006).

Framework Zachman bukan suatu metodologi untuk membuat

implementasi dari suatu obyek, namun framework ini merupakan ontologi untuk menggambarkan arsitektur enterprise. Ontologi merupakan suatu struktur sedangkan metodologi adalah suatu proses. Jadi framework Zachman adalah suatu struktur bukan merupakan suatu proses. Suatu struktur akan membentuk suatu definisi sedangkan proses akan menyajikan transformasi.

Setiap framework yang digunakan untuk arsitektur enterprise mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada kerangka kerja Zachman terdapat beberapa karakteristik diantaranya yaitu dapat mengkategorikan deliverables dari enterprise architecture (EA), kegunaan EA sangat terbatas, banyak diadopsi di seluruh

dunia, perspektif view kurang menyeluruh dan merupakan suatu alat untuk perencanaan (Setiawan 2009a).

Selain karakteristik, terdapat juga kelebihan dan kelemahan dari

framework Zachman. Menurut Mutyarini dan Sembiring (2006), kelebihan dari kerangka kerja ini adalah :

• Merupakan standar secara de-facto untuk mengklasifikasi artefak (objek atau deskripsi penyajian arsitektural) arsitektur enterprise.

• Struktur logical untuk analisis dan presentasi artefak dari suatu perspektif manajemen.

• Menggambarkan secara paralel baik dari sisi rekayasa yang sudah sangat dimengerti maupun paradigma konstruksi.

• Dikenal secara luas sebagai alat manajemen untuk memeriksa kelengkapan arsitektur dan maturity level.

Sedangkan kelemahannya adalah :

• Tidak terdapat proses untuk tahap implementasi.

• Sulit untuk diimplementasikan secara keseluruhan.

• Tidak terdapat contoh maupun checklist yang siap secara utuh.

• Perluasan cakupan sel-sel tidak jelas.

2.3.2 Kerangka Kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

TOGAF merupakan kerangka kerja arsitektur enteprise yang dikembangkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995 yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. Pada mulanya TOGAF digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, namun pada perkembangannya banyak digunakan pada berbagai bidang seperti industri manufaktur, perbankan, pendidikan, dan lain sebagainya. TOGAF digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterprise, dimana terdapat metode dan alat yang detail untuk mengimplementasikannya. Hal inilah yang membedakan dengan kerangka kerja arsitektur enterprise yang lain. Salah satu kelebihan dari kerangka kerja ini adalah sifatnya yang fleksibel dan open source (Setiawan 2009a). TOGAF mendeskripsikan 4 subset arsitektur enterprise, yaitu :

Business architecture, yaitu mendeskripsikan tentang bagaimana proses

• •

Data architecture, adalah penggambaran bagaimana penyimpanan,

pengelolaan, dan pengaksesan data pada perusahaan.

Application architecture, merupakan pendeskripsian bagaimana suatu

aplikasi dirancang dan bagaimana interaksi dengan aplikasi lain.

Technology architecture, yaitu gambaran infrastruktur perangkat lunak dan perangkat keras yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya dengan aplikasi yang lain.

TOGAF adalah salah satu metode yang paling banyak diterima untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. TOGAF merupakan suatu kerangka kerja yang praktis, pasti dan dibuktikan dengan adanya tahapan-tahapan metode untuk mengembangkan dan mempertahankan arsitektur enterprise (Ugavina 2009).

1.

Secara umum TOGAF memiliki struktur dan komponen-komponen, yaitu :

2.

Architecture Development Method (ADM). ADM merupakan bagian utama

dari TOGAF yang menjelaskan bagaimana menentukan sebuah arsitektur

enterprise secara khusus sesuai dengan kebutuhan.

3.

Foundation Architecture (Enterprise Continuum). Foundation architecture

merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyajikan gambaran hubungan bagi pengumpulan arsitektur yang relevan dan menyediakan bantuan petunjuk pada waktu terjadi perpindahan abstraksi level yang berbeda. Di dalam foundation architecture terdapat tiga bagian yaitu technical reference model, standard information, dan building block information base.

Resource Base. Pada bagian ini memberikan informasi berupa guidelines, templates, checklist, latar belakang informasi dan detail material pendukung yang membantu arsitek dalam penggunaan ADM.

TOGAF mewujudkan konsep enterprise continuum untuk mencerminkan tingkat abstraksi yang berbeda dalam sebuah proses pembangunan arsitektur. Dengan cara ini TOGAF memfasilitasi pemahaman dan kerjasama antara aktor pada tingkat yang berbeda. TOGAF menyediakan konteks bagi penggunaan dari beberapa kerangka kerja, model, dan aset arsitektur dalam hubungannya dengan TOGAF ADM. Dengan cara enterprise continuum, arsitek didorong untuk memanfaatkan semua sumber daya arsitektur lain yang relevan dan aset-aset.

Selain itu TOGAF sebagai dasar arsitektur dalam mengembangkan teknologi informasi di suatu organisasi.

TOGAF terdiri atas 8 (delapan) fase yang berbentuk siklus (cycle). Pada fase ke-4 difokuskan pengembangan arsitektur teknologi. Fase-fase dalam metode TOGAF dapat dilihat pada Gambar 2.

Dalam kerangka kerja ini terdapat kelebihan dan kelemahan. Menurut Mutyarini dan Sembiring (2006) menyebutkan bahwa kelebihan TOGAF adalah sebagai berikut:

Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses

Terdapat banyak area teknis arsitektur

Resource base menyediakan banyak material referensi

H Architecture Change Management G Implementation Governance F Migration Planning E Opportunities and Solutions D Technology Architecture C Information Systems Architecture B Business Architecture A Architecture Vision Requirements Management Prelim: Framework and Principles

Gambar 2 Proses pengembangan TOGAF ADM (Lankhorst & Drunen Hans van 2007).

• Tidak terdapat templates standar untuk seluruh domain seperti dalam membuat blok diagram tidak terdapat template yang baku.

Sedangkan kelemahan dari TOGAF adalah sebagai berikut:

• Tidak terdapat artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

2.3.3 Kerangka Kerja Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

FEAF merupakan suatu kerangka kerja yang ditujukan untuk mengembangkan arsitektur enterprise dalam sistem yang mempunyai multiple inter-agency (Setiawan 2009a). FEAF juga merupakan suatu kerangka kerja yang telah diperkenalkan sejak tahun 1999 oleh Federal CIO Council. FEAF menyediakan petunjuk untuk mengembangkan, merawat, dan memfasilitasi arsitektur enterprise di dalam pemerintahan pusat atau melewati batas multiple

inter-agency (CIO Council 2001). FEAF menyediakan suatu standar untuk

mengembangkan dan mendokumentasikan gambaran arsitektur pada area yang menjadi prioritas.

FEAF membagi arsitektur ke dalam empat hal yaitu area bisnis, data, aplikasi, dan arsitektur teknologi (Gambar 3). Pada saat ini FEAF memasukkan tiga kolom pertama dari kerangka kerja Zachman dan metodologi perencanaan EA oleh Spewak.

Arsitektur ini bertindak sebagai nilai acuan (reference point) untuk memfasilitasi koordinasi yang efisien dan efektif pada proses bisnis secara umum, penempatan teknologi, alur informasi, sistem, dan investasi antar agen pusat

(federal agencies). FEAF menyajikan suatu struktur untuk mengembangkan,

memelihara, dan mengimplementasikan lingkungan operasional pada tingkat atas dan mendukung implementasi pada sistem teknologi informasi (TI). Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, FEAF merupakan representasi yang nyata sebagai matriks 3 x 5 dengan tipe-tipe arsitektur pada sumbu mendatar adalah data, aplikasi dan teknologi dan perspektif pada sumbu yang lainnya yaitu planner,

owner, designer, builder, dan subcontractor. Hubungan antara produk EA

Data Architecture Application Architecture Technology Architecture Planner Perspective List of Business Objects List of Business Processes List of Business Locations Owner

Perspective Semantic Model

Business Process Model

Business Logistics System

Designer

Perspective Logical Data Model

Application Architecture System Geographic Deployment Architecture Builder Perspective Physical Data

Model System Design

Technology Architecture Subcontractor

Perspective Data Dictionary Programs

Network Architecture

Gambar 4 Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001).

Pada kerangka kerja ini terdapat karakteristik-karakteristik yang menjadi ciri dari FEAF, yaitu :

• Merupakan arsitektur enterprise yang mereferensikan model

• Merupakan standar yang digunakan oleh pemerintahan Amerika Serikat

• Menampilkan perspektif view yang menyeluruh

• Merupakan alat untuk perencanaan dan komunikasi

2.3.4 Pemilihan Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise

Menurut Setiawan (2009a) dalam pemilihan sebuah kerangka kerja arsitektur enterprise terdapat beberapa kriteria berbeda yang dapat dijadikan sebagai acuan, seperti :

a. Tujuan dari arsitektur enterprise dengan cara melihat bagaimana definisi dari setiap arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur. b. Input untuk aktivitas arsitektur enterprise seperti pendorong bisnis dan input

teknologi.

c. Output dari aktivitas arsitektur enterprise seperti model bisnis dan desain transisional untuk evolusi dan perubahan.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka kerangka kerja yang telah diuraikan di atas dapat dipetakan dan hasil pemetaan ditunjukkan pada Tabel 1 (Setiawan 2009a).

Tabel 1 Perbandingan kerangka kerja arsitektur enterprise

Zachman FEAF TOGAF

Definisi arsitektur dan

pemahamannya Parsial Ya

Ya, pada tahap persiapan Proses arsitektur yang

detail Ya Tidak

Ya, ADM dengan 9 tahap yang detail

Dukungan terhadap

evolusi arsitektur Tidak Ya

Ya, ada tahap perencanaan migrasi

Standardisasi Tidak Tidak

Ya, menyediakan Technical Reference Model (TRM), informasi yang standar Architecture Knowledge Base Tidak Ya Ya

Pendorong bisnis Parsial Ya Ya

Input teknologi Tidak Ya Ya

Model bisnis Ya Ya Ya

Desain transisional Tidak Ya

Ya, hasil dari tahap

perencanaan migrasi

Zachman FEAF TOGAF

Kenetralan (neutrality) Ya Tidak Ya

Menyediakan prinsip arsitektur Tidak Tidak, hanya untuk karakteristik FEAF Ya

Dari hasil pemetaan kriteria tersebut disimpulkan bahwa untuk studi kasus

enterprise yang belum memiliki arsitektur enterprise dan memerlukan

pengembangan arsitektur enterprise yang mudah dan jelas, maka kerangka kerja yang cocok digunakan adalah TOGAF.

2.4 Perencanaan Arsitektur Enterprise

Perencanaan arsitektur enterprise (PAE) merupakan proses mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Surendro 2009). Dari definisi tersebut, terdapat tiga hal yang menjadi kata kunci

1. Mendefinisikan yaitu :

Perencanaan arsitektur enterprise mendefinisikan bisnis dan arsitekturnya, bukan merancang, sehingga dalam pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan setelah proses pendefinisian perencanaan arsitektur enterprise selesai.

2. Arsitektur

Terdapat tiga jenis arsitektur dalam perencanaannya yaitu arsitektur data, aplikasi, dan teknologi. Arsitektur di sini sama dengan blueprint, gambar, dokumen, atau model. Dalam perencanaannya, arsitektur mendefinisikan dan menggambarkan data, aplikasi, dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis suatu perusahaan.

3. Rencana

Beberapa arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan, dan rencana pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan diimplementasikan.