• Tidak ada hasil yang ditemukan

[Badan Litbang Pertanian] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007.

Petunjuk Pelaksanaan Program Tugas Belajar Jangka Panjang Lingkup

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta: Badan Litbang

Pertanian.

[Badan Litbang Pertanian] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009.

Statistik Badan Litbang Pertanian 2009: sumberdaya, program dan hasil penelitian. Jakarta: Badan Litbang Pertanian.

[Badan Litbang Pertanian] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010.

Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014.

Jakarta: Badan Litbang Pertanian.

Bank Dunia. 2009. E-Government: a definition of e-Government. http:// web. worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTINFORMATIONANDC OMMUNICATIONANDTECHNOLOGIES/EXTEGOVERNMENT/0,,conten tMDK:20507153~menuPK:702592~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK :702586,00.html

Lankhorst M, Drunen Hans van. 2007. Enterprise Architecture Development and Modelling: combining TOGAF and archimate

[25 Desember 2009].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2004. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penjejangan Pranata Komputer. Jakarta: BPS.

[CIO Council] Chief Information Officer Council. 2001. A Practical Guide to Federal Enterprise Architechture version 1.0. Boston: Springfield.

[Depkominfo] Departemen Komunikasi dan Informatika. 2004. Blue Print Sistem Aplikasi e-Government. Jakarta: Depkominfo.

Dharwiyanti S, Wahono RS. 2003. Pengantar Unified Modeling Language (UML). Jakarta: IlmuKomputer.com.

Handoko TH. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hendriana N. 2004. Pemberdayaan Jaringan IAARD untuk Mendukung Manajemen Pengetahuan di Badan Litbang Pertanian [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia

Hilliard R. 2000. Recommended Practice for Architectural Description of Software-Intensive System. IEEE Std 1471.

[IFEAD] Institute For Enterprise Architecture Developments. 2005. Trends in Enterprise Architecture 2005: how are organizations progressing. Netherland: IFEAD.

Irianto Y. 2001. Tema-tema Pokok Manajemen Sumberdaya Manusia. Surabaya: Insan Cendekia.

Jeong KY, Wu L, Hong JD. 2009. IDEF method-based simulation model design and development. Journal of Industrial Engineering and Management

2(2):337-359.

Kim YG, Everest GC. 1994. Building an IS architecture: Collective wisdom from the field. Information & Management 26:1-11.

Kozina M. 2006. Evaluation of ARIS and Zachman Frameworks as Enterprise Architectures. Journal of Information and Organizational Science 30:115-136.

[LNRI] Lembaga Negara Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 1000 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural. Jakarta: LNRI

Marimin, Tanjung H, Prabowo H. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

McLeod RJ, Schell G. 2007. Management Information System. Ed ke-10. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

[Menkominfo] Kementrian Komunikasi dan Informasi. 2003. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government (Inpres No. 3 Tahun 2003): panduan penyusunan rencana induk pengembangan e-Government lembaga, versi 1.0. Jakarta : Menkominfo.

Mutyarini K, Sembiring J. 2006. Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia. Di dalam: Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia; Bandung, 3-4 Mei 2006. Bandung: ITB. Hlm 102-107.

Nurokhim, Rohmah RN. 2002. Case Tool Pengembangan Perangkat Lunak Berorientasi-objek menggunakan Unified Modeling Language (UML). Jurnal Teknik Elektro Emitor 2:39-42

Owen M, Raj J. 2003. BPMN and Business Process Management: introduction to the new business process modeling standard. Popkin Software.

Priantoto W. 2008. Perencanaan Arsitektur Enterprise untuk Pengembangan e-Government pada Pemerintah Kabupaten Barito Utara. Studi Kasus :Pelayanan Perizinan [Tesis]. Bogor : Pascasarjana IPB.

Priyono, Harun AA. 2003. Perancangan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Badan Litbang Pertanian. Jurnal Informatika Pertanian 12:31-44.

Quatrani T. 1999. Visual Modeling with Rational Rose 2000 and UML. Ed ke-2. Canada: Addison Wesley Longman.

Rita E, Carlo N, Mohammed AH, Abd Majid MZ. 2010. Pembangunan Budaya

Mutu dengan Model IDEF

Rosmala D, Falahah. 2007. Pemodelan Proses Bisnis B2B dengan BPMN (Studi Kasus Pengadaan Barang pada Divisi Logistik). Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 16 Juni 2007.

Rumapea SA, Surendro K. 2007. Perencanaan Arsitektur Enterprise Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Usulan : Dinas Perijinan). Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 16 Juni 2007.

Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2007. System Analysis And Design in a Changing World. Ed ke-4. Canada: Thomson Course Technology, Massachusetts.

[Sekretariat Badan Litbang Pertanian] Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Pedoman Ringkas Administrasi Jabatan Fungsional Peneliti Badan Litbang Pertanian. Jakarta: Sekretariat Badan Litbang Pertanian.

[Sekretariat Badan Litbang Pertanian] Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010. Proposal Kegiatan SIMPEG Tahun 2010. Jakarta: Sekretariat Badan Litbang Pertanian.

Setiawan EB. 2009a. Pemilihan EA Framework. Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 114-118.

Setiawan EB. 2009b. Perancangan Strategis Sistem Informasi IT TELKOM untuk menuju World Class University. Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 97-101.

Setiyadi MWR. 2001. Faktor Sukses Implementasi e-Government. Country Advocate GIPI-IMLPC.

Surendro K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Informatika.

Suyanto AH. 2005. Review Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak. http:// www.asep-hs.web.ugm.ac.id/Artikel/RPL/RPL.pdf

Wijaya SW, Wibowo A, Rumapea SA. 2009. Pemodelan Proses Bisnis Perusahaan Distribusi dengan Menggunakan Business Process Modeling Notation Version 1.0 (studi kasus PT XYZ)

[25 Desember 2009]. Syaiful, Permadi D. 2005. Aplikasi IDEF0 dan IDEF3 dalam Memperbaiki Proses

Bisnis dan Sistem Informasi dalam Penanganan Order dan Supplier (Studi Kasus PT. STU). Jurnal Information Technology 4:37-41.

Ugavina N. 2009. MDG Technology for TOGAF User Guide. Creswick, Victoria: Sparx System.

Wiryana IM. 2009. Internetworking sebagai suatu Infrastruktur Pembangun

Information Superhighway

Zachman JA. 1996. The Framework for Enterprise Architecture: background, description, and utility. Canada: Zachman International, Inc.

Zachman JA. 1997. Enterprise Architecture: the issue of the century, database programming and design. Canada: Zachman International, Inc.

Zachman JA. 2009. The Zachman Framework: the official concise definition.

Lampiran 1 Nama singkatan dan kepanjangan unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

No. Nama Singkatan Unit

Kerja

Nama Kepanjangan Unit Kerja

1. Sekretariat Badan : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

2. Puslitbangtan : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

3. BB Padi : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

4. Balitkabi : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

5. Balit Sereal : Balai Penelitian Tanaman Serealia 6. Lolit Tungro : Loka Penelitian Penyakit Tungro

7. Puslitbanghorti : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura

8. Balitsa : Balai Penelitian Tanaman Sayuran 9. Balitbu Tropika : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika 10. Balithi : Balai Penelitian Tanaman Hias

11. Balit Jestro : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

12. Puslitbangbun : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan

13. Balittro : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik 14. Balittas : Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan

Serat

15. Balitka : Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain

16. Balittri : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri

17. Puslitbangnak : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

18. Bbalitvet : Balai Besar Penelitian Veteriner 19. Balitnak : Balai Penelitian Ternak

20. Lolit Sapi : Loka Penelitian Sapi Potong 21. Lolit Kambing : Loka Penelitian Kambing Potong

No. Nama Singkatan Unit Kerja

Nama Kepanjangan Unit Kerja

Sumberdaya Lahan Pertanian

23. Balittra : Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa 24. Balittanah : Balai Penelitian Tanah

25. Balitklimat : Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 26. Balingtan : Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

27. BB Pengkajian : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

28. BPTP : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

29. BBP Mektan : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

30. BB Biogen : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

31. BB Pascapanen : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian

32. PSEKP : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

33. PUSTAKA : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

34. LRPI : Lembaga Riset Perkebunan Indonesia 35. Puslit Karet : Pusat Penelitian Karet

36. Puslit Kopi dan Kakao : Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 37. Puslit Teh dan Kina : Pusat Penelitian Teh dan Kina 38. Puslit Gula : Pusat Penelitian Gula

39. Puslit Kelapa Sawit : Pusat Penelitian Kelapa Sawit 40. Balai PATP : Balai Pengelola Alih Teknologi

Lampiran 2 Hasil observasi dan wawancara dengan responden (2 narasumber, pejabat, dan pegawai terkait)

No Nama Responden Tgl. Jabatan Lokasi

1. Dr. Haryono, M.Sc. (narasumber 1)

16 Juni 2010

Sekretaris Badan Litbang Pertanian

Jakarta Hasil Wawancara :

SIMPEG yang ada saat ini belum berjalan dengan baik karena ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu :

Faktor eksternal

Pengembang SIMPEG (Pusdatin Deptan tidak memahami betul sistem informasi yang ada di Badan Litbang Pertanian.

Faktor internal

Badan Litbang Pertanian sebagai user tidak mempunyai waktu banyak untuk memberikan input ke pihak pengembang.

Agar SIMPEG di Badan Litbang Pertanian berjalan dengan baik, maka harus ada kebijakan dari Deptan untuk memberi kewenangan penuh ke Badan Litbang Pertanian dalam mengembangkan sistem informasi sendiri.

Dalam mengembangkan sistem harus mengikuti apa yang diinginkan oleh pengguna. Tidak dikembangkan oleh keinginan pengembang seendiri

Salah satu tehnik dalam pengembangan sistem yaitu dengan System Development Life Cycle (SDLC)

Salah satu point dalam good governance adalah paperless, namun untuk penerapan di instansi pemerintah (PNS) belum dapat diterapkan karena struktur organisasi yang berhierarki dan birokrasi yang panjang akan menyulitkan implementasi paperless.

Yang perlu diperhatikan dalam pengembangkan sistem adalah dalam melakukan penentuan data dan analisis data serta sistem yang dibutuhkan oleh pengguna. 2. Drs. Djoko Purnomo, MPS. (narasumber 2) 18 Juni 2010 Kepala Bagian Kepegawaian Jakarta Hasil Wawancara :

Dalam menganalisis data dan sistem, harus melihat output dan input apa yang diinginkan oleh pengguna

Seharusnya pengembangan sistem lebih diarahkan terhadap pelayanan prima terutama bagi peneliti yang menjadi core dari Badan Litbang Pertanian.

Sistem yang akan dikembangkan diharapkan dapat membuat output yang lebih informatif dan dapat disajikan dalam bentuk softcopy (excel atau word)

Diharapkan sistem yang akan dikembangkan dapat lebih realtime atau uptodate, lebih memudahkan UPT dan Unit Kerja (UK) untuk dapat memperbaiki data, dan akan lebih efektif dan efisien.

Permasalah yang dihadapi adalah :

Dalam SIMPEG yang berjalan saat ini output tidak dapat dalam bentuk

softcopy (excel atau word) sehingga apabila pimpinan meminta softcopy

laporan SIMPEG tidak dapat terpenuhi.

Selain itu adanya pemutakhiran data yang tidak maksimal. Sering terjadi pegawai yang sudah pensiun/meninggal namun datanya belum diperbaiki, karena menunggu proses SK pensiun/meninggal selesai.

Kebijakan dalam entri data tergantung pada selesainya SK. Jika naik pangkat periode April, data belum dapat dientri sebelum SK selesai. Sedangkan proses

No Nama Responden Tgl. Jabatan Lokasi SK sampai selesai memakan waktu cukup lama.

3. Ir. Hardono, M.Sc. 28 April 2010

Kepala Bagian Tata Usaha Puslitbang Tanaman Pangan

Bogor

Hasil Wawancara :

SIMPEG sangat diperlukan karena data SIMPEG digunakan untuk menyusun renstra, laporan tahunan, dan melihat status SDM saat ini, yang lalu dan yang akan datang

Proses usulan dan pengiriman berkas administrasi kepegawaian dilakukan secara berjenjang oleh UPT yang kemudian disampaikan ke UK dan diteruskan ke Badan Litbang Pertanian. Waktu yang diperlukan dalam proses ini rata-rata memakan waktu 2 – 3 bulan

Pengembangan SIMPEG ke arah web (online) sangat baik dan diperlukan, namun harus memperhatikan keamanan data SIMPEG.

Proses pengiriman surat dan berkas secara elektronik (paperless) sudah pernah mendengar, namun belum dilaksanakan. Hal ini disebabkan masih banyak pegawai yang belum menguasai teknologi informasi. Jika paperless ini ingin tercapai maka harus ada suatu pemaksaan terhadap semua instansi di Badan Litbang Pertanian.

Kebutuhan data pegawai dalam SIMPEG harus cash and carry artinya jika user memerlukan suatu informasi, maka SIMPEG harus dapat memenuhinya pada saat itu dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Ir. Etty Herawati, MS. 27 April 2010

Kepala Bagian Tata Usaha Puslitbang Perkebunan

Bogor Hasil Wawancara :

SIMPEG masih dibutuhkan karena SIMPEG digunakan untuk memudahkan dalam menentukan kebijakan

Proses usulan administrasi kepegawaian secara umum dilakukan berjenjang dari UPT ke UK yang kemudian disampaikan ke Badan Litbang Pertanian. Namun untuk usulan KP fungsional, pembebasan sementara dan aktif bekerja kembali yang melakukan pengusulannya adalah pejabat fungsional yang bersangkutan karena mereka yang mengetahui kapan bisa naik pangkat dengan melihat nilai angka kreditnya. Begitu juga dalam menyiapkan berkas usulan sebagian dilakukan oleh pejabat fungsional yang bersangkutan.

Waktu yang diperlukan dalam proses usulan administrasi kepegawaian rata-rata 1 bulan

Pengembangan SIMPEG online berbasis web sangat bagus, namun perlu didukung dengan tenaga yang handal. Selain itu dengan adanya sistem online

ini perlu diperhatikan hierarki organisasi di Badan Litbang Pertanian jangan sampai menghilangkan salah satu fungsi organisasi.

5. Drs. Anang Sumarna 19 Mei 2010

Kepala Sub Bagian Kepegawaian & Rumah Tangga Puslitbang Perkebunan

Bogor

Hasil Wawancara :

Pengusulan KP, pembebasan sementara fungsional, aktif bekerja kembali dilakukan dari pengelola kepegawaian menginformasikan ke pejabat fungsional. Kemudian pejabat fungsional melengkapi sebagian berkas usulan yang belum ada di pengelola kepegawaian.

No Nama Responden Tgl. Jabatan Lokasi

Proses pembebasan sementara untuk semua fungsional mempunyai aturan yang sama yaitu 5 + 1, artinya jika sudah 5 tahun terhitung dari SK jabatan terakhir tidak dapat memenuhi angka kredit maka sudah dapat dibebaskan jabatan fungsionalnya. Kemudian diberi kesempatan 1 tahun untuk memenuhi angka kredit, jika tidak dapat memenuhinya maka diberhentikan dari jabatan fungsional.

Proses pembuatan SK fungsional untuk Peneliti Muda ke bawah hanya sampai ke Biro Organisasi & Kepegawaian Deptan, sedangkan untuk Peneliti Madya ke atas prosesnya sampai ke BKN

Proses monitoring berkas usulan administrasi kepegawaian secara online

diperlukan, karena selama ini dilakukan secara manual yaitu melalui telpon dan mendatangi langsung instansi terkait.

Proses usulan administrasi kepegawaian dari UPT ke UK memakan waktu 3 minggu.

Komputer yang tersedia di kepegawaian 4 unit komputer pentium 4 dan 1 laptop. Dari 4 komputer, 1 komputer khusus buat SIMPEG. Kemudian di kepegawaian sudah terhubung internet dimana selama ini informasi kepegawaian sudah diupload ke internet dengan menggunakan Excel.

6. Nurul Ilman, SE. 20 Mei

2010

Kepala Sub Bagian Kepegawaian & Rumah Tangga Puslitbang Peternakan

Bogor

Hasil Wawancara :

Proses monitoring yang dilakukan saat ini secara manual yaitu dengan mendatangi langsung ke instanisi terkait dan telepon. Namun untuk mendata usulan administrasi kepegawaian sudah dilakukan dengan aplikasi yang dibuat sendiri dengan menggunakan Microsoft Access.

Proses pengusulan administrasi kepegawaian dilakukan oleh UPT yang selanjutnya disampaikan ke UK dan diteruskan ke Badan Litbang Pertanian.

Untuk mengetahui pejabat fungsional akan naik pangkat dapat dilihat dari penilaian angka kredit (PAK) terakhir.

Pengembangan SIMPEG dengan dilakukannya proses usulan dan monitoring administrasi kepegawaian secara online sangat bagus dan mendukung, karena akan membantu pengelola kepegawaian dan pegawai untuk mengetahui status berkas usulan sudah sampai dimana. Oleh sebab itu dapat dianalisa rata-rata penyelesaian SK dan di tingkat mana yang prosesnya lama. Namun demikian perlu dipertimbangkan aspek fungsionalitas dari UK (eselon II) karena bisa jadi berkas dari UPT langsung dikirim ke Badan Litbang Pertanian sehingga fungsi UK tidak ada lagi.

Sarana komputer sudah cukup memadai dengan 4 buah komputer. 3 diantaranya jenis pentium 4 dan 1 pentium 3. selain itu di kepegawaian sudah terhubung dengan internet.

7. Bekti Subagja, M.Si. 12 Mei 2010

Kepala Sub Bagian Kepegawaian & Rumah Tangga BBP2TP

Bogor

Hasil Wawancara :

SIMPEG sangat penting karena dapat mengeluarkan laporan-laporan yang diinginkan oleh pengguna

No Nama Responden Tgl. Jabatan Lokasi pengguna yang belum terpenuhi.

SIMPEG belum dapat mengakomodir kebutuhan data dan informasi secara

online. Oleh sebab itu Badan Litbang harus menganggap hal itu adalah penting.

Kebijakan paperless sudah dimulai secara bertahap dengan menggunakan e-mail dan fax. Untuk meningkatkan penggunakan paperless ini harus ada pengarahan secara hierarki dari Badan Litbang sampai ke UPT.

SIMPEG online sangat penting dan perlu karena akan memudahkan dan mempercepat pengguna dalam pengiriman surat serta berkas usulan. Disamping itu juga akan lebih hemat/ekonomis. Oleh sebab itu harus ada implementasinya (tidak hanya wacana)

Proses usulan dan kelengkapan berkas administrasi kepegawaian dari UPT ke UK memakan waktu 2 – 3 minggu. Sedangkan pengiriman usulan dan berkas dari UK ke Badan Litbang memakan waktu 3 hari – 1 minggu. Namun secara keseluruhan proses usulan administrasi kepegawaian (KP, pembebasan sementara, aktif bekerja kembali, dan tugas belajar) sampai selesai memakan waktu 2 – 3 bulan.

Untuk kelancaran proses kepegawaian perlu adanya komitmen dari pihak manajemen tingkat atas sampai yang terendah untuk tidak memandang sebelah mata terhadap proses administrasi kepegawaian. Selain itu juga harus ada persamaan persepsi antara pihak manajemen dengan tingkat operasional.

Dalam pengiriman berkas secara online perlu diperhatikan keabsahan berkas karena selama ini berkas harus ada legalisasinya dengan tanda tangan dan stempel kepala instansi. Oleh sebab itu saat ini masih diperlukan fisik berkas secara manual disamping dilakukan secara elektronik.

8. Agussalim Simanjuntak, SPt. 30 April 2010

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BPTP Riau

Riau Hasil Wawancara :

SIMPEG sangat penting dan sudah cukup bagus, namun masih banyak yang harus disempurnakan. Karena keluaran yang ada tidak semua sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga jika ada permintaan data yang tidak terdapat dalam SIMPEG harus dilakukan dengan manual.

Proses usulan administrasi kepegawaian dilakukan oleh pengelola kepegawaian UPT. Pengelola kepegawaian memberikan informasi ke yang bersangkutan untuk proses administrasinya. Kemudian pengelola kepegawaian UPT dan yang bersangkutan saling melengkapi berkas usulan. Berkas yang belum ada di pengelola kepegawaian dilengkapi oleh yang bersangkutan.

Proses untuk usulan dan melengkapi berkas memakan waktu 2 minggu yang kemudian dikirim melalui jasa pengiriman atau jika mendesak langsung diantar ke UK (eselon II).

Secara keseluruhan proses usulan administrasi kepegawaian sampai selesai memakan waktu 2 – 4 bulan.

Kebijakan paperless belum ada, namun fasilitas yang mendukung sudah cukup tersedia seperti komputer, jaringan, scanner, dan internet sudah ada.

Selama ini proses monitoring usulan administrasi kepegawaian dilakukan secara manual dengan menggunakan telepon atau mendatangi langsung instansi yang terkait. Sehingga untuk mempermudah pengelola kepegawaian perlu adanya sistem yang dapat memonitor usulan administrasi secara otomatis yaitu dengan sistem online berbasis web.

Proses usulan dan pengiriman berkas secara online sangat baik dan mendukung kegiatan tersebut. Namun perlu diperhatikan juga keamanan datanya karena

No Nama Responden Tgl. Jabatan Lokasi data pegawai ada yang bersifat rahasia. Selain itu juga akan lebih ekonomis, tidak mengeluarkan biaya pengiriman, transportasi, dsb. Kemudian karena sampai saat ini proses kelengkapan berkas masih menggunakan sistem legalisasi dari pimpinan instansi, apakah sistem online ini akan melegalkan semua berkas?maka perlu dipertimbangkan juga legalitasnya. Sehingga jika perlu proses usulan dan kelengkapan berkas secara fisik atau manual tetap dilakukan disamping proses secara online dan elektronik.

Lampiran 3 Kuesioner tahap I dalam rangka pengumpulan data (baseline tahap I)

KUESIONER

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DENGAN METODE TOGAF UNTUK MEMPERCEPAT 30 % LAYANAN INFORMASI KEPEGAWAIAN

Nama Instansi :

Tanggal :

Latar Belakang

Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Badan Litbang Pertanian telah dilakukan beberapa dekade. Tujuan SIMPEG tersebut adalah untuk mempermudah dan mempercepat dalam menentukan kebijakan manajerial kepegawaian. Namun dalam kenyataannya keterlambatan dan lamanya proses administrasi pegawai masih sering terjadi. Oleh sebab itu perlu adanya SIMPEG yang dapat mempercepat layanan informasi kepegawaian, yaitu dengan mengembangkan SIMPEG online berbasis web.

Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan studi pascasarjana (S2) Program Studi Ilmu Komputer di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai karya ilmiah (tesis) penulis untuk menyelesaikan studi di IPB. Pada penelitian ini akan difokuskan pada proses Kenaikan Pangkat (KP) pilihan (pejabat fungsional), pembebasan sementara, aktif bekerja kembali (ABK) dan proses usulan tugas belajar.

Kuesioner ini disusun sebagai salah satu metodologi yang digunakan oleh penulis dalam melakukan rancang bangun sistem informasi manajemen kepegawaian Badan Litbang Pertanian dengan metode the open groups architecture framework (TOGAF) untuk mempercepat 30 % layanan informasi kepegawaian. Kuesioner ini juga untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan proses bisnis KP pilihan, pembebasan sementara, ABK, dan usulan tugas belajar. Selain itu juga untuk mengetahui sistem informasi yang berkaitan dengan proses bisnis, dan teknologi informasi yang tersedia.

Petunjuk Pengisian

Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda contreng ( √ ) pada tempat yang

telah disediakan.

Kuesioner

I. Arsitektur Proses Bisnis

1. Dalam memproses usulan Kenaikan Pangkat (KP) pilihan, apakah menunggu permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu?

Ya Tidak Belum pernah memproses usulan KP

2. Dalam memproses usulan pembebasan sementara fungsional, apakah menunggu permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu?

Ya Tidak Belum pernah memproses usulan Pembebasan Sementara 3. Dalam memproses usulan aktif bekerja kembali (ABK), apakah menunggu

permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu?

Ya Tidak Belum pernah memproses usulan ABK

4. Dalam memproses usulan Tugas Belajar, apakah menunggu permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu?

Jika jawaban no 1, 2, 3, atau 4 Tidak atau belum pernah memproses , lanjutkan ke pertanyaan nomor 8.

5. Jika jawaban no. 1 Ya, bagaimana proses selanjutnya? (sejak menerima surat permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu)

Langsung membuat surat usulan dari instansi Bapak/Ibu

Melanjutkan dan memberikan informasi tersebut ke UPT/pegawai yang bersangkutan

Lainnya, sebutkan ……… 6. Jika jawaban no. 2 dan 3 Ya, bagaimana proses selanjutnya? (sejak menerima surat

permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu) Langsung membuat surat usulan dari instansi Bapak/Ibu

Melanjutkan dan memberikan informasi tersebut ke UPT/pegawai yang bersangkutan

Lainnya, sebutkan ……… 7. Jika jawaban no. 4 Ya, bagaimana proses selanjutnya? (sejak menerima surat

permintaan usulan dari unit eselon yang menaungi instansi Bapak/Ibu)