BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Profil Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Nama Rumah Sakit : RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Kelas Rumah Sakit : A
Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan
status Badan Layanan Umum (BLU)
Jumlah Tempat Tidur : 155 Tempat Tidur
Alamat : Jl. Jenderal Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta
Telepon : (0271) 714458
Website : www.rso.go.id
E-mail : rso_solo@rso.go.id
2. Sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Sejarah berdirinya BBRSBD (Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina
Daksa) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diawali dengan pertumbuhan
Rehabilitasi Centrum "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta yang dalam hal ini
tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan bangsa Indonesia. Semasa
Revolusi fisik 1945-1950 banyak sekali rakyat terutama pemuda pejuang
yang cacatdiakibatkan oleh pertempuran dalam melawan penjajah untuk
dimulailah percobaan-percobaan pembuatan kaki atau tangan tiruan
(prothese) untuk pelayanan kepada para korban perang yang bertempat di
garasi mobil Rumah Sakit Umum Surakarta oleh almarhum Prof. Dr.
Soeharso dan almarhum Bapak R. Soeroto Reksopratono. Segala peralatan
dan biaya berasal dari para dermawan. Pada pertengahan tahun 1948
pembuatan prothese mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan
dengan mengeluarkan biaya untuk memindahkan ruangan pembuatan
prothese dari garasi ke Rumah Sakit Darurat yang terletak di belakang
Rumah Sakit tersebut. Sambil menunggu selesainya pembuatan prothese,
kepada para penyandang cacat diberikan pelatihan berupa keterampilan
kerja.
Pada permulaan tahun 1950 almarhum Jenderal Gatot Subroto yang
pada waktu itu menjabat sebagai Gubernur Militer Jawa Tengah memberi
bantuan perbaikan dan pembangunan aula serta gedung olah raga Rumah
Sakit Darurat yang kemudian dipergunakan sebagai "modal" berdirinya
Rehabilitasi Centrum. Kementerian Sosial menyusul membangun Kantor,
Gedung, Tempat latihan kerja dan Tenaga Pegawai.Pada tahun 1951
almarhum Jenderal Gatot Subroto menyerahkan bangunan itu kepada Dr.
Soeharso dan pada tanggal 28 Agustus 1951 secara resmi berdirilah Balai
Pembangunan Penderita Cacat (Rehabilitasi Centrum) yang pertama di
Pada tahun 1954, Departemen Kesehatan menempatkan aparatnya
untuk melaksanakan tugas kerja melaksanakan pelayanan rehabilitasi medis,
Departemen Tenaga Kerja melaksanakan penyaluran kerja sesuai dengn
bidangnya masing-masing, dan Departemen Sosial menangani pekerjaan RC
di bidang seleksi dan persiapan pengasramaan, pendidikan dan latihan kerja,
serta pelayanan rehabilitasi sosial dengan nama Lembaga Rehabilitasi
Penderita Cacat (LRPC). Departemen Kesehatan Republik Indonesia
kemudian mendirikan Lembaga Prothese Surakarta yang menangani
pekerjaan RC di bidang pelayanan medis. Pada tahun ini juga lembaga ini
kemudian diubah namanya menjadi Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP)
yang telah mempunyai rumah sakit orthopedi seta bengkel pembuatan
alat-alat orthopedi dan prothese.
Pada tahun 1982 LRPC diubah menjadi Pusat Rehabilitasi Penderita
Cacat Tubuh (PRPCT) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Pada tahun 1994
PRPCT "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diubah menjadi Pusat Rehabilitasi
Sosial Bina Daksa (PRSBD) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Dengan
terbitnya SK Menteri Sosial RI Nomor 55/HUK/2003, tanggal 23 Juli 2008
nama PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diubah menjadi Balai Besar
Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta
sampai sekarang.
Seiring dengan laju perkembangan teknologi, Rumah Sakit Orthopedi
Kampus PRPCT "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta tidak memungkinkan untuk
pengembangan. Kemudian nama lembaga tersebut berubah menjadi Rumah
Sakit Orthopedi "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta (RSO). Sampai dengan
sekarang untuk pelayanan medis penerima manfaat BBRSBD "Prof. Dr.
Soeharso" Surakarta masih dirujuk ke RSO "Prof. Dr. Soeharso" Pabelan
Surakarta. Selain lembaga-lembaga tersebut, Departemen HANKAM juga
menempatkan Depot Subsistensi di Pusat Reabilitasi Sosial Bina Daksa
"Prof. Dr. Soeharso" Surakarta untuk mengurusi masalah-masalah khusus
penderita cacat ABRI Veteran yang kemudian instansi ini berubah namanya
menjadi Depo Rehabilitasi Centrum (DOREHAB CENTRUM) di bawah
induk administrasi Angkatan Darat yang kemudian menjadi Depo
Rehabilitasi Cacat 02 (DOREHABCAT 02), sekarang bernama
(PUSREHABCAT DEPHAN) dan masih melatih para penyandang cacat
ABRI di BBRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta.
Departemen Tenaga Kerja yang dulu juga membuka perwakilannya
di Komplek RC ini khususnya untuk mengurusi penyaluran kerja para
penyandang cacat yang telah selesai direhabilitasi, tahun 1984 sudah
kembali di kantor induknya namun kerjasamanya untuk penyaluran masih
berlanjut sampai sekarang. Pada tahun 1957 Lembaga Orthopedi dan
Prothese (LOP) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta mendapat kepercayaan PBB
untuk menyelenggarakan Seminar Rehabilitasi yang diikuti oleh 13 negara
Sesuai dengan namanya, tugas maupun fungsinya, sejak tahun
1983 PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta dijadikan pusat pelatihan
bagi tenaga kader rehabilitasi, baik tingkat nasional yang diselenggarakan
oleh Departemen Sosial Republik Indonesia bekerjasama dengan
UNDP/ILO maupun tingkat internasional, yaitu: "Traning on
Rehabilitation for the Physically Handicaped Person's, Program TCDC
(Technical Cooperation Among Development Countries) .
Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta, yang selanjutnya disingkat RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta diawali dari terbentuknya Rehabilitatie Centrum penyandang
cacat tubuh pada tanggal 28 Agustus 1951, oleh Prof. Dr. R. Soeharso.
Kegiatan Rehabilitatie Centrum meliputi pelayanan rehabilitasi medik,
rehabilitasi sosial dan rehabilitasi karya. Pada tanggal 20 April 1955,
Rehabilitatie Centrum dipecah menjadi dua lembaga di bawah dua
departemen yaitu Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) di bawah
Departemen Kesehatan dan Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh
(PRPCT) di bawah Departemen Sosial.
Pada tanggal 28 April 1978, Lembaga Orthopaedi dan Prothese di
ubah menjadi Rumah sakit Orthopaedi dan Prothese (RSOP). Terhitung
tanggal 24 April 1987, RSOP berubah nama menjadi Rumah Sakit
Orthopaedi dan Prothese Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta disertai pindah
Menkes R.I. No. 511/Menkes/SK/VI/1994 tanggal 8 Juni 1994 RSOP
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ditetapkan menjadi Rumah Sakit
Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, sebagai Pusat Rujukan
Nasional Pelayanan Orthopedi.Perkembangan pesat RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta, diawali dari status lulus akreditasi rumah sakit untuk
lima pelayanan pada tahun 2000. Disusul penetapan RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan di bidang Ortopedi
Traumatologi dan Rehabilitasi Medik dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No.
1465/MENKES-KESOS/SK/IX/2000 tertanggal 29 September 2000. Pada tahun 2006,
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kembali menjalani penilaian/
akreditasi untuk lima belas bidang pelayanan dan telah dinyatakan lulus
secara penuh tingkat lengkap sesuai Surat Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik No. HK.00.06.3.5.3749 tanggal 15 Agustus 2006 yang
berlaku selama tiga tahun sampai dengan tanggal 15 Agustus 2009.
Perkembangan Rumah Sakit dilengkapi dengan terjalinnya
kerjasama dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri. Hal ini tergambar
salah satunya pada kontribusi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta saat
penanganan akibat peristiwa bencana alam yang terjadi, seperti bencana
gempa dan tsunami di Aceh tahun 2006 dan gempa di Yogyakarta Jawa
memberikan pelayanan kesehatan dan pemberian bantuan Ortotik
Prostetik bekerjasama Handycap Internasional.
Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 756/Men.Kes/SK/IV/2007, tanggal 26 Juni 2007 RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit
Pelaksanan Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) secara
penuh. Selain menjadi RS PPK BLU pada tahun 2007 RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta juga memperoleh perubahan status rumah sakit
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 256/Menkes/Per/III/2008
tanggal 11 April 2008 tentang perubahan PerMenkes RI No.
839/MenKes/Per/VII/2007 tanggal 20 Juli 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai Badan Layanan
Umum dan Rumah Sakit Khusus Kelas A. Melalui kesepakatan bersama
dengan penandatanganan kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Pendidikan Nasional dan Kolegium Pendidikan Ortopedi dan
Traumatologi Indonesia pada tanggal 22 Juli 2008, RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta dinobatkan sebagai RS. Pendidikan Kolegium Ilmu
Bedah Ortopedi dan Traumatologi Indonesia. Pada tanggal 23 Juli 2010
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mendapatkanpengakuan akreditasi
berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Kementerian
Kesehatan RI No. YH.01.10/III/3789/10.
3. Falsafah Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
Mengabdi masyarakat melalui pelayanan dan pengembangan ortopedi.
4. Visi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
Rumah Sakit Ortopedi yang profesional dalam pelayanan, pendidikan, dan
penelitian berbasis teknologi informasi tahun 2018.
5. Misi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
a. Meningkatkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi
terintegrasi paripurna.
b. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan sesuai
kebutuhan pelayanan. kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan
penapisan teknologi kedokteran ortopedi traumatologi.
c. Meningkatkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang
sehat, terbuka, efisien, efektif dan akuntabel.
d. Meningkatkan kapasitas dan kompetisi SDM sesuai kebutuhan
pelayanan serta kemampuan rumah sakit.
e. Mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan berbasis
teknologi informasi.
6. Tujuan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
Terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu, mudah, dan terjangkau
7. Motto Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
CEKATAN (Cepat, Akurat, Aman, dan Nyaman)
8. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta
SK Menkes No. 839/Menkes/Per/VII/2007 tentang organisasi dan
tata kerja menyebutkan bahwa sebagai rumah sakit kelas IIA, Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso dipimpin oleh seorang direktur
utama dan dibantu oleh tiga direktur, yaitu direktur medik dan
keperawatan, direktur keuangan dan direktur umum, SDM, dan
pendidikan. Direktur medik dan keperawatan dibantu oleh dua orang
kepala bidang (EselonII/b), yaitu kepala bidang pelayanan medik dan
kepala bidang pelayanan keperawatan. Direktur keuangan dibantu oleh
dua orang kepala bagian(EselonII/b), yaitu kepala bagian akutansi, dan
kepala bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana. Direktur umum, SDM,
dan pendidikan dibantu oleh tiga orang kepala bagian (EselonII/b), yaitu
kepala bagian pendidikan dan penelitian, kepala bagian umum dan kepala
9. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Direktur Utama
Direktur Utama memiliki tugas:
1) Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek,
menengah, dan panjang sesuai kebijakan program kesehatan.
2) Menyusun peraturan pelaksanaan tugas seluruh aparat rumah
sakit.
3) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersebut untuk
merealisasikan rencana kegiatn secara efektif dan efisien.
4) Memimpin, mengarahkan, dan menggerakan seluruh sumber
daya manusia yang tersedia sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5) Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh
pelaksanaan kegiatan rumah sakit serta melaksanakan
pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh unsur pelaksana.
b. Direktorat Medik dan Keperawatan
Direktorat Medik dan Keperawatan bertugas melaksanakan
pengelolaan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan. Direktorat
Medik dan Keperawatan menyelenggarakan empat fungsi yaitu.
1) Penyusunan rencana penatalaksanaan pelayanan medis,
penunjang medis, pelayanan keperawatan, serta fasilitas
2) Koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, penunjang medis,
pelayanan keperawatan serta fasilitas medik dan
keperawatan.
3) Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medis,
penunjang medis, pelayanan keperawatan, serta fasilitas
medik dan keperawatan.
4) Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi
pengelolaan instansi-instansi di bawah direktorat medik dan
keperawatan.
Direktorat Medik dan Keperawatan terdiri atas:
1) Bidang Pelayanan Medik
Bertugas melaksanakan perencanaan, pengembangan,
monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan medik. Bidang
pelayanan medik menyelenggarakan dua fungsi, yaitu
penyusunan rencana dan pengembangan program pelayanan
medik serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
medik. Bidang pelayanan medik terdiri atas:
a) Seksi Pelayanan Rawat Jalan
Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana
kebutuhan, pengembangan, serta monitoring dan
evaluasi pelayanan medis dan penunjang medis rawat
b) Seksi Pelayanan Rawat Inap
Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana
kebutuhan dan pengembangan serta monitoring dan
evaluasi pelayanan medis dan penunjang medis di
rawat inap.
2) Bidang Pelayanan keperawatan
Bertugas melaksanakan perencanaan pengembangan,
monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan
keperawatan.Bidang pelayanan keperawatan
menyelenggarakan dua fungsi, yaitu penyusunan rencana dan
pengembangan program pelayanan keperawatan serta
monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Bagian pelayanan keperawatan terdiri atas:
a) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana
kebutuhan dan pengembangan serta monitoring dan
evaluasi pelayanan keperawatan rawat jalan.
b) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan
pengembangan, serta monitoring dan evaluasi
c. Direktorat Umum, SDM, dan Pendidikan
Bertugas melakukan pengelolaan administrasi umum, pendidikan
dan penelitian serta sumber daya manusia. Direktorat umum, SDM
dan pendidikan menyelenggarakan lima fungsi yaitu:
1) Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan tenaga
kesehatan serta tenaga non kesehatan.
2) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan
rumah tangga serta pengelolaan sumber daya manusia rumah
sakit.
3) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan perencanaan, evaluasi
dan laporan rumah sakit
4) Koordinasi rencana dan pengembangan sumber daya
manusia, pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan rumah sakit.
5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ketatausahaan
dan rumah tangga pengelolaan sumber daya manusia,
perencanaan program pelayanan pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan rumah sakit.
Direktorat Umum, SDM dan Pendidikan terdiri atas:
1) Bagian Umum
Bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan urusan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan serta perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan, pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
evaluasi. Bagian umum terdiri atas:
a) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, yang
bertugas melakukan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
b) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, yang bertugas
melakukan penyusunan program dan evaluasi.
2) Bagian SDM
Bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan kepegawaian,
hukum, organisasi, dan pemasaran.Bagian SDM
menyelenggarakan tiga fungsi, yaitu perencanaan,
administrasi, dan pengembangan sumber daya manusia;
pelaksanaan analisis jabatan, organisasi dan kepegawaian;dan
pelaksanaan pemasaran pelayanan rumah sakit. Bagian SDM
terdiri atas:
a) Sub Bagian Kepegawaian, bertugas melakukan
penyusunan secara administrasi dan pengembangan
sumber data.
b) Sub Bagian Hukum, Organisasi, dan Pemasaran,
bertugas melakukan penyiapan bahan analisis jabatan,
organisasi dan pelaksanaan serta pemasaran
3) Bagian Pendidikan dan Penelitian
Bertugas melakukan pengelolaan kegiatan pendidikan dan
penelitian kesehatan maupun non kesehatan.Bagian
pendidikan dan penelitian terdiri atas:
a) Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Kesehatan,
bertugas melakukan penyusunan rencana,
pengembangan, monitoring, dan evaluasi kegiatan
pendidikan dan penelitian kesehatan.
b) Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Non
Kesehatan, bertugas melakukan penyusunan rencana,
pengembangan, monitoring dan evaluasi kegiatan
pendidikan dan penelitian non kesehatan.
d. Direktorat Keuangan
Bertugas melaksanakan pengelolaan keuangan rumah sakit.
Direktorat keuangan menyelenggarakan empat fungsi, yaitu:
1) Pelaksanaan penyusunan rencana dan anggaran.
2) Pelaksanaan perbendaharaan dan mobilisasi dana.
3) Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi serta pembukuan.
4) Perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi
Direktorat keuangan terdiri atas:
1) Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Bertugas melaksanakan penyusunan anggaran,
perbendaharaan, dan mobilisasi dana. Bagian Perbendaharaan
dan Mobilisasi Dana menyelenggarakan empat fungsi yaitu
pelaksanaan kegiatan penyusunan anggaran, pelaksanaan
kegiatan perbendaharaan, pelaksanaan kegiatan mobilisasi
dana, dan evaluasi penyusunan laporan. Bagian
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana terdiri atas:
a) Sub Bagian Penyusunan Anggaran, bertugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran.
b) Sub Bagian Perbendaharaan, bertugas melakukan
penyiapan bahan perbendaharaan.
c) Sub Bagian Mobilisasi Dana, bertugas melakukan
penyiapan bahan mobilisasi.
2) Bagian Akuntansi
Bagian akuntansi keuangan ada dua bagian yaitu bagian
akuntansi keuangan dan bagian akuntansi manajemen. Bagian
akuntansi menyelenggarakan tiga fungsi yaitu pelaksanaan
akuntansi keuangan, pelaksanaan akuntansi manajemen, dan
pelaksanaan verifikasi dan pembukuan. Bagian akuntansi
a) Sub Bagian Akuntansi Keuangan, bertugas melakukan
hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan
rumah sakit. Membuat Buku Jurnal, Buku Besar,
Catatan-catatan akuntansi lainnya, serta Laporan
Keuangan.
b) Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi,
bertugas melakukan akuntansi manajemen, verifikasi
dan pembukuan. Bagian ini berfungsi memverifikasi
data sebelum adanya proses akuntansi dari Bagian
Akuntansi Keuangan.
e. Satuan Pengawas Intern
Bertugas melaksanakan pengawasan intern rumah sakit.
10. Pelayanan dan Fasilitas Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta
Pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sakit
Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yaitu:
a. Layanan reguler
1) Rawat jalan
Instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R.
Soeharso Surakarta terdiri atas klinik ortopedi, klinik
rehabilitasi, klinik neurologi, klinik tulang belakang, klinik
CTEV (ortopedi pediatri), klinik onkologi ortopedi, klinik
dan geriatri, klinik penyakit dalam, klinik bedah umum,
klinik gigi dan mulut, dan klinik permasalahan
perkembangan anak.
2) Rawat inap
Instalasi rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R.
Soeharso Surakarta memiliki kapasitas 145 tempat tidur yang
terdiri dari kelas VIP, I, II dan III, serta didukung oleh dokter
spesialis yang handal dan ahli dibidangnya juga petugas lain
yang berkompeten dan siap memberikan pelayanan terbaik
bagi pasien.
3) Rehabilitas medik
Instalasi rehabilitas medik di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
DR. R. Soeharso Surakarta terdiri dari fisioterapi, okupasi
terapi, ortotik prostetik, psikologi, terapi wicara, dan pekerja
sosial medis.
4) Instalasi penunjang
Instalasi penunjang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R.
Soeharso Surakarta terdiri dari instalasi radiologi, instalasi
laboratorium, Instalasi Rawat Intensif (ICU), instalasi gizi
dan instalasi farmasi.
b. Layanan unggulan
Layanan unggulan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso
1) Rekontruksi sendi, panggul, lutut dan pemanjangan tulang
(illizarov).
2) Pengembangan pelayanan ortopedi, traumatologi, dan
rehabilitas medik pada anak (rekontruksi kelainan kongenital
dan pencegahan kecacatan).
3) Bedah tulang replantasi anggota gerak (jari tangan dan
rekontruksi kecacatan pada tangan).
4) Pusat pelayanan tulang belakang.
Operasi unggulan yang sudah dikembangkan di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut:
1) Adult Recontruction and Total Joint Replacement
a) Total Hip Replacement
b) Total Knee Replacement
c) Total Ellbow Replacement
d) Total Shoulder Replacement
2) Hand Surgery
3) Micro Surgery
4) Arthroscopic Surgery
5) Pediatric Reconstrution
6) Limb Lengthening Procedure illizarov
B. Analisis dan Pembahasan
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah salah
satu instansi pelayanan jasa kesehatan bagi masyarakat yang dapat
dikategorikan sebagai badan usaha yang bergerak di sektor publik. Meskipun
berstatus Badan Layanan Umum (BLU), Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta dituntut untuk melaksanakan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat
dengan tetap menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan keefektifan. Salah
satu bentuk keleluasaan tersebut adalah pihak rumah sakit diperbolehkan
untuk memberikan piutang bagi pasien dalam jumlah tertentu. Klasifikasi
piutang pasien Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
meliputi piutang perseorangan, piutang askes, piutang jamkesda
(Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta/PKMS), dan piutang Ikatan
Kerja Sama (IKS).
Penulis akan membahas salah satu sistem akuntansi piutang di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, yaitu piutang pasien dengan
PKMS. PKMS diberikan oleh Pemerintah Kota Surakarta sebagai bentuk
jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat Surakarta terutama
bagi masyarakat miskin. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta telah menerapkan sistem akuntansi piutang PKMS terutama untuk
ini sistem akuntansi piutang pasien rawat inap dengan PKMS yang dimiliki
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
1. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akutansi piutang PKMS pasien
instalasi rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta antara lain:
a. Fungsi Pendaftaran Pasien
Fungsi ini dijalankan oleh Bagian Pendaftaran, yang bertanggung
jawab terhadap proses pendaftaran pasien baik pasien umum maupun
jaminan, dan memberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit
beserta tarifnya. Bagian Pendaftaran akan mengecek kelengkapan
persyaratan, khususnya bagi pasien jaminan. Bagian ini juga membuat
Formulir Pendaftaran, Rekam Medik dan Kartu Berobat.
b. Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medis
Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medis dilakukan sekaligus oleh
Bagian Pelayanan Medis, yaitu Instalasi Penunjang Medis dan
Instalasi Rawat Inap. Kedua instalasi tersebut bertanggung jawab
terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien PKMS khususnya
pasien rawat inap dan mengisi berkas Rekam Medik sebagai data
sumber untuk melakukan penghitungan biaya perawatan.
c. Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Fungsi ini bertugas melakukan pengecekan antara data pada berkas
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana akan menghitung total biaya
pasien, memberitahukan total biaya yang ditanggung pasien berupa
Ringkasan Biaya Perawatan, menginput besarnya uang muka ke
billing, mencetak Kuitansi Uang Muka, serta membuat Surat Klaim
atas piutang yang akan diberikan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota
Surakarta sebagai proses penagihan piutang.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi dijalankan oleh Sub Bag Akuntansi Manajemen dan
Verifikasi dan Sub Bag Akuntansi Keuangan. Sub Bag Akuntansi
Manajemen dan Verifikasi bertanggung jawab untuk melakukan
verifikasi terhadap dokumen yang akan menjadi sumber pencatatan
oleh Bagian Akuntansi Keuangan. Bagian Akuntansi Keuangan
bertugas melakukan penjurnalan terhadap setiap transaksi pasien,
terutama pada kasus ini yaitu transaksi pengelolaan piutang. Bagian
Akuntansi Keuangan membuat dan memperbarui Kartu Piutang,
mempersiapkan Laporan Piutang, serta mengarsip Kartu Piutang
sesuai pihak instansi yang menjamin pasien.
2. Dokumen yang Digunakan
Berikut beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
a. Dokumen persyaratan
Dokumen ini berisi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), rujukan
puskesmas asli, fotokopi Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda
Penduduk, Kartu Kontrol, dan Kartu PKMS silver atau gold.
Dokumen ini berfungsi sebagai persyaratan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan melalui jaminan PKMS dan untuk verifikasi
keanggotaan pasien jaminan PKMS.
b. Formulir Pendaftaran
Formulir Pendaftaran berisi data pasien dan checklist kelengkapan
yang menjadi persyaratan pendaftaran pasien.
c. Kartu Berobat
Kartu Berobat disiapkan oleh Bagian Pendaftaran setelah melalui
proses pengecekan kelengkapan data pasien jaminan PKMS. Kartu
Berobat akan digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
d. Rekam Medik
Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang diberikan pihak
rumah sakit terhadap pasien yang dibuat oleh Instalasi Penunjang
Medis dan Instalasi Rawat Inap. Dokumen Rekam Medik digunakan
untuk melakukan penghitungan biaya perawatan yang harus
e. Ringkasan Biaya Perawatan
Ringkasan Biaya Perawatan dihasilkan oleh Bagian Perbendaharaan
dan Mobilisasi Dana dengan mengecek kesesuaian antara Rekam
Medik dengan tarif Rumah Sakit.
f. Kuitansi Uang Muka
Kuitansi Uang Muka digunakan untuk mengetahui berapa uang muka
yang dibayarkan pasien rawat inap kepada rumah sakit dan untuk
menghitung besarnya kekurangan biaya yang akan ditanggung oleh
pihak penjamin. Kuitansi ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama
untuk pasien, lembar kedua untuk Bagian Perbendaharaan dan
Mobilisasi Dana, dan lembar ketiga untuk Bagian Akuntansi.
g. KuitansiPembayaran
Kuitansi ini dihasilkan oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi
Dana untuk dilakukan cek silang dengan berkas Rekam Medik.
Kuitansi ini akan diberikan kepada pasien untuk dilakukan proses
pembayaran ke Bank Mandiri dan diserahkan ke Bagian
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana disertai Bukti Pembayaran.
Kuitansi ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama untuk pasien, lembar
kedua untuk Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan lembar
h. Bukti Pembayaran
Dokumen ini dihasilkan oleh Bank Mandiri sebagai bukti bahwa
pasien telah melakukan pembayaran yang besarnya sesuai dengan
tagihan yang ditanggung oleh pasien itu sendiri.
i. Surat Perjanjian Piutang
Dokumen ini digunakan sebagai bukti tertulis mengenai adanya
perjanjian piutang antara pihak rumah sakit dengan pihak ketiga (pihak
penjamin).
j. Formulir Pengajuan Klaim
Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang sebelumnya sudah
dibuat oleh petugas pihak ketiga (penjamin) sebagai proses untuk
pengajuan klaim ke pihak penjamin.
3. Catatan yang Digunakan
Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan catatan sebagai
berikut:
a. Kartu Piutang
Kartu piutang merupakan pencatatan terhadap mutasi piutang pasien
untuk mengetahui saldo akhir piutang setiap saat. Kartu Piutang akan
selalu diperbarui oleh Bagian Akuntansi Keuangan jika ada transaksi
yang mempengaruhi saldonya. Kartu piutang dijadikan dasar
b. Buku Jurnal
Buku jurnal terdiri dari buku jurnal umum dan jurnal khusus. Buku
jurnal digunakan sebagai berkas pencatatan atas transaksi rumah sakit
terutama terkait pasien rawat inap. Buku jurnal dibuat oleh Bagian
Akuntansi Keuangan berdasarkan dokumen (bukti) transaksi yang
diperoleh dari bagian sebelumnya.
c. Buku Besar Piutang
Buku besar piutang digunakan untuk mengakumulasikan transaksi
yang telah dicatat di jurnal yang melibatkan akun piutang. Buku besar
melibatkan akun pendapatan setalah adanya pencairan dana piutang
atas klaim. Buku besar melibatkan akun beban piutang tak tertagih jika
ada pengakuan terhadap piutang yang tidak dapat ditagih. Buku besar
dibuat oleh Bagian Akuntansi Keuangan setelah melakukan pencatatan
jurnal.
d. Laporan Piutang
Laporan piutang merupakan keluaran dari sistem akuntansi piutang.
Laporan piutang dibuat secara berkala untuk memberitahukan saldo
piutang secara rinci pada periode tertentu dan berbentuk hasil cetak
komputer. Data yang digunakan untuk membuat laporan piutang
adalah kartu piutang yang disusun berdasarkan nama pasien (untuk
pasien umum) atau pihak penjamin (untuk pasien jaminan), nomor
rekam medik, dan nominal tagihan piutang. Laporan piutang yang
keputusan mengenai mutu pelayanan yang diperlukan oleh pasien
jaminan PKMS.
e. Buku Rekap Harian
Buku ini berisi rekapan data pelayanan medis yang dilakukan selama
satu hari oleh Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis.
4. Jaringan Prosedur
Prosedur sistem akutansi piutang PKMS pasien rawat inap di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Prosedur Pendaftaran Pasien
Petugas Bagian Pendaftaran menerima pasien rawat inap dan
memberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit beserta
tarifnya. Petugas mengecek kelengkapan persyaratan untuk pasien
jaminan, syarat-syarat jaminan dibuat rangkap tiga. Petugas mencatat
data pasien rawat inap pada Formulir Pendaftaran dan mengisi lembar
Rekam Medik. Setelah urusan pendaftaran selesai, petugas
memberikan Kartu Berobat kepada pasien dan mengantar pasien serta
membawa Rekam Medik menuju Bagian Pelayanan Medis. Petugas
menyimpan Formulir Pendaftaran yang diarsip berdasar tanggal.
b. Prosedur Pelayanan dan Pencatatan Medis
Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis dibagi menjadi dua, yaitu
Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Rawat Inap. Instalasi
Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi
Anestesi dan Reanimasi, serta Instalasi Bank Darah. Petugas Instalasi
Penunjang Medis akan mengisi tindakan yang diberikan kepada pasien
untuk kemudian dilaporkan kepada petugas Instalasi Rawat Inap.
Petugas Instalasi Rawat Inap juga sebagai Bagian Pencatatan Medis
melengkapi berkas Rekam Medik dengan mengisi seluruh tindakan
yang diberikan kepada pasien terutama yang berhubungan dengan
biaya perawatan. Bagian ini juga merekap pelayanan medis pada Buku
Rekap Harian.
c. Prosedur Pembuatan Tagihan Pasien
Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menerima dan
memverifikasi berkas Rekam Medik dari bangsal. Petugas menginput
nomor Rekam Medik di SIRS dan memverifikasi apakah berkas
Rekam Medik sudah sesuai dengan billing SIRS. Petugas Bagian
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana mempersiapkan Ringkasan
Biaya Perawatan untuk diisi dengan melakukan cek silang sesuai
dengan tindakan yang tertera dalam berkas Rekam Medik. Ringkasan
Biaya Perawatan dibuat rangkap lima yang akan didistribusikan
sebagai berikut:
1) Lembar putih untuk pasien
2) Lembar biru untuk diarsipkan menurut tanggal
3) Lembar kuning untuk Bagian Akuntansi
5) Lembar merah untuk poliklinik
Jika sudah cocok, petugas memberikan Surat Keterangan Boleh
Pulang kepada pasien. Kemudian, petugas Bagian Perbendaharaan
dan Mobilisasi Dana akan menghitung total biaya pasien,
memberitahukan total biaya yang ditanggung pasien, dan menanyakan
mengenai pembayaran uang muka ke pihak pasien. Petugas membuat
Kuitansi Pembayaran ke Bank Mandiri dan menyerahkannya ke pihak
pasien. Kuitansi Pembayaran dibuat rangkap tiga:
1) Lembar pertama diserahkan kepada pasien,
2) Lembar kedua diarsip oleh Bagian Perbendaharaan dan
Mobilisasi Dana,
3) Lembar ketiga diserahkan kepada Bagian Akuntansi.
Setelah pasien menyerahkan tanda bukti pembayaran dari Bank
Mandiri dan berkas-berkas biaya ke petugas, petugas Bagian
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana akan menginput besarnya uang
muka ke billing, mencetak Kuitansi Uang Muka, dan menandatangani
serta menstempel kuitansi tersebut. Kuitansi dibuat rangkap tiga yang
akan didistribusikan bersama kuitansi pembayaran sebagai berikut:
(1) Lembar pertama diserahkan kepada pasien,
(2) Lembar kedua diarsip oleh Bagian Perbendaharaan dan
Mobilisasi Dana,
Petugas membuat Surat Penagihan ke I, II, III dengan selang waktu
satu bulan. Pembayaran piutang pasien tersebut disetorkan melalui
Rekening Bendahara Penerima.
d. Prosedur Piutang PKMS
Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menyiapkan Ringkasan
Biaya Perawatan, Kuitansi Uang Muka, serta Kuitansi Pembayaran
pasien untuk diverifikasi dan dibuatkan Formulir Pengajuan Klaim.
Kemudian Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menerima
balasan atas terkirimnya Formulir Pengajuan Klaim tersebut dan
menunggu keputusan dari Dinas Kesehatan kota Surakarta atas
tagihan piutang.
Untuk piutang macet dari pihak penjamin, petugas Bagian Akuntansi
Keuanganakan membuat laporan piutang macet ke Direktur Utama
tiap semester. Direktur Utama melaporkan piutang macet ke Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik dan menyerahkan piutang tersebut ke
KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta
yang tembusannya disampaikan ke Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan.
e. Prosedur Pencatatan Piutang
Ringkasan Biaya Perawatan, Kuitansi Pembayaran, dan Kuitansi Uang
Muka akan menjadi dokumen sumber bagi Bagian Akuntansi untuk
melakukan penjurnalan ke dalam aplikasi software akuntansi. Namun
terlebih dahulu oleh Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi.
Setelah melakukan penjurnalan, Bagian Akuntansi akan melakukan
posting pada buku besar, membuat Kartu Piutang Pasien, Laporan
Piutang, dan mengarsip Kartu Piutang berdasarkan pihak instansi yang
menjamin.
5. Laporan kepada manajemen
Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa
informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen
dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar
organisasi.
Keluaran sistem akuntansi piutang yang akan diberikan kepada pihak
manajemen berupa kartu piutang dan laporan pernyataan piutang. Mutu
yang harus melekat dalam keluaran sistem informasi adalah ketelitian,
ketepatan waktu, dan relevansi.Keluaran sistem akuntansi berupa hasil
cetak mesin komputer.
Informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh manajemen dalam
mengambil keputusan mengenai mutu pelayanan yang diperlukan oleh
pelanggan. Informasi yang diperlukan oleh manajemen adalah:
4. Saldo piutang pada saat periode tertentu yang di lihat pada laporan
piutang.
6. Umur piutang dari pasien pada saat periode tertentu, untuk
mengetahui batas pelunasan piutang tersebut agar tidak terjadi
keterlambatan pelunasan piutang dari pihak penjamin.
6. Analisis Sistem Akutansi Piutang PKMS Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang analisis sistem akuntansi
piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta. Analisis sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat
inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tersebut
akan di analisis untuk menemukan kelebihan dan kelemahan dari sistem
akuntansi piutang yang diterapkan untuk menjadikan sistem tersebut
menjadi lebih baik. Obyek-obyek dari system yang dianalisis meliputi
fungsi yang terkait, dokumen dan catatan yang digunakan, jaringan
prosedur, laporan kepada manajemen dan elemen sistempengendalian
intern.
a) Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
piutang adalah sebagai berikut.
Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamelibatkan empat fungsi,
yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medik,
Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan Fungsi Akuntansi.
Fungsi-fungsi tersebut menjalankan lima prosedur yang berbeda.
pengelolaan piutang serta pelayanan terhadap pasien dapat berjalan
dengan baik. Bagian-bagian yang melaksanakan fungsi telah
menggunakan sistem komputer sebagai alat bantu dalam mengelola
data yang diperoleh.
b) Analisis terhadap dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem
akuntansi piutang adalah sebagai berikut.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah bernomor urut
tercetak, dan di buat rangkap lebih dari satu, sehingga pengelolaan
piutang dapat terkendali oleh beberapa fungsi yang terkait. Dokumen
yang digunakan mudah dipahami karena bentuk dan keterangannya
yang lengkap.
Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah dibentuk dengan pola
yang lengkap sehingga mudah dipahami oleh karyawan yang membuat
dan pihak yang membutuhkan. Catatan akuntansi yang dibuat
menggunakan sistem pencatatan komputer, sehingga kemungkinan
kesalahan pencatatan dapat dihindari.
c) Analisis terhadap prosedur sistem akuntansi piutang dalam adalah
sebagai berikut.
Keseluruhan prosedur yang dibentuk telah dapat memberikan
pelayanan terhadap pasien secara optimal serta dapat memudahkan
Semua prosedur yang diterapkan telah terkoordinasi dengan baik,
masing-masing bagian dapat memahami apa yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
d) Analisis terhadap laporan kepada pihak manajemen dalam sistem
akuntansi piutang adalah sebagai berikut.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam sistem akuntansi
piutang adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap pasien.
Saldo piutang pasien yang terdapat pada laporan piutang pasien
jaminan PKMS diperoleh dari data yang ada pada kartu piutang.
2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap pasien.
Riwayat pelunasan piutang pasien jaminan dibuat oleh bagian
akuntansi keuangan dengan melakukan perhitungan rekonsiliasi
bukti pembayaran dan dilakukan pencatatan dengan sistem
komputerisasi. Pencatatan dilakukan setelah memperoleh
pelunasan dari pihak penjamin.
3. Umur piutang kepada setiap pasien pada saat tertentu.
Umur piutang pasien jaminan PKMS dari proses adanya piutang
sampai pelunasan piutang berjangka waktu dari 30 sampai 60
hari. Umur piutang pasien tidak begitu diperhatikan dalam sistem
akuntansi piutang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta, karena berdasarkan hasil wawancara dengan bagian
Surakarta, diketahui bahwa lama pembayaran piutang pasien
cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang
tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan
pihak instansi yang menjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kota Surakarta. Kurangnya sikap pro aktif dari Bagian
Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana untuk melakukan penagihan
kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk pembayaran biaya
perawatan pasien jaminan. Pembayaran piutang cenderung
melampaui kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam
kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan Dinas Kesehatan
Kota Surakarta yang menjamin, bahkan ada beberapa piutang
macet yang harus diserahkan penanganannya kepada KPKNL
(Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta.
Informasi yang diberikan kepada pihak manajemen telah
cukup jelas dan rinci. Pembuatan kartu piutang dan laporan piutang
yang dibuat urut berdasarkan data pasien dan nomor rekam medik,
juga pemisahan laporan antara piutang pasien umum dengan
piutang pasien jaminan khusus telah mempermudah pihak
manajemen dalam menganalisa data piutang pasien. Hal ini akan
mempermudah pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
terhadap pengelolaan sistem akuntansi piutang dan peningkatan
mutu pelayanan pasien di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
e) Analisis terhadap elemen sistem pengendalian intern dalam sistem
akuntansi piutang adalah sebagai berikut.
Elemen pengendalian intern tersebut meliputi:
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam suatu organisasi harus
ditetapkan secara tegas, hal ini berarti bahwa pelaksana fungsi
tertentu dalam organisasi harus dilakukan oleh orang yang terpisah
dan tidak ada rangkap fungsi atau jabatan yang dilakukan oleh satu
orang.
Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamelibatkan empat fungsi,
yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medik,
Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan Fungsi Akuntansi.
Keempat fungsi tersebut memiliki tugas yang berbeda dan tidak
saling merangkap satu sama lain, sehingga setiap fungsi
menjalankan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
Untuk urusan pendaftaran pasien sampai dengan pasien dinyatakan
telah teregistrasi di rumah sakit menjadi kewenangan Fungsi
Pendaftaran. Kegiatan pelayanan dilakukan oleh Fungsi Pelayanan
Medis yang terdiri atas Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi
Rawat Inap. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, urusan
dan Mobilisasi Dana. Kegiatan pencatatan transaksi piutang antara
rumah sakit dengan pihak penjamin pasien PKMS (Dinas Kesehatan
Kota Surakarta) ditangani oleh Fungsi Akuntansi mulai dari
pembuatan jurnal hingga laporan keuangan.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi
kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
Sistem wewenang menunjukkan bahwa setiap kegiatan dalam
organisasi dijalankan atas sepengetahuan pejabat yang diberikan
wewenang khusus untuk menyetujui, mengesahkan, dan
mengotorisasi. Pejabat yang berwenang akan dimintai tanggung
jawab atas kegiatan yang menjadi lingkup wewenangnya, sehingga
unit-unit yang berada di bawahnya harus mendapatkan otorisasi
untuk setiap kegiatan yang dijalankan. Sistem akuntansi piutang
PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta juga menerapkan sistem otorisasi dengan cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa prosedur seperti:
(1) Bagian Pelayanan Medis tidak akan menangani pasien tanpa
adanya pengesahan oleh Bagian Pendaftaran terkait dokumen
pasien rawat inap yang menggunakan jaminan PKMS. Sebelum
pasien teregistrasi, kelengkapan persyaratan harus dipenuhi
terutama dokumen yang terkait dengan penjaminan piutang
(2) Bagian Akuntansi Keuangan akan melakukan pencatatan
transaksi pembayaran uang muka setelah Kuitaansi Pembayaran
disahkan oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana.
(3) Bagian Akuntansi Keuangan melakukan perjurnalan terhadap
transaksi yang mempengaruhi piutang pasien PKMS setelah
dokumen sumber (bukti transaksi) diverifikasi oleh Bagian
Akuntansi Manajemen dan Verifikasi.
Pencatatan yang diterapkan dalam sistem akuntansi piutang PKMS
pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari:
(1) Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis akan membuat Buku
Rekap Harian untuk merekap pelayanan medis yang dilakukan
selama satu hari.
(2) Buku jurnal dan buku besar yang selalu dibuat oleh Bagian
Akuntansi setiap ada transaksi terutama yang mempengaruhi
saldo piutang PKMS pasien rawat inap.
(3) Kartu piutang selalu diperbarui setiap ada transaksi yang
mempengaruhi saldo piutang PKMS pasien rawat inap dan
diarsip secara terpisah dari kartu piutang pasien umum untuk
mempermudah pengecekan saldo piutang.
(4) Secara berkala, Bagian Akuntansi akan membuat laporan
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang, dan
prosedur pencatatan dapat berjalan dengan baik jika ada cara-cara
untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya,
diantaranya:
(1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.
Setiap prosedur dalam sistem akuntansi piutang PKMS pasien
rawat inap menggunakan formulir atau dokumen yang bernomor
urut tercetak. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak ini
sebagai bentuk pengendalian adanya penyalahgunaan formulir
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
(2) Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau
fungsi organisasi dalam setiap tahapannya.
Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap meliputi lima
prosedur, yaitu pendaftaran pasien, pelayanan dan pencatatan
medis, pembuatan tagihan pasien, piutang PKMS dan
pencatatan piutang. Lima prosedur terbut dijalankan oleh empat
fungsi berbeda, yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan
Pencatatan Medik, Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana,
dan Fungsi Akuntansi. Setiap fungsi memiliki kewenangan dan
tanggung jawab sendiri. Pekerjaan mereka tidak saling tumpang
job description masing-masing yang tertera pada stuktur
organisasi perusahaan. Pemisahan tugas dan tanggung jawab
tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan
kewenangan untuk kepentingan pribadi dan menghindari adanya
persekongkolan antar karyawan karena setiap pekerjaan yang
selesai di satu unit kerja akan diteruskan dan berlanjut ke unit
kerja yang lain, sehingga secara otomatis ada pengecekan oleh
unit kerja setelahnya terhadap unit kerja sebelumnya.
(3) Pemeriksaan mendadak (surprise audit)
Kepala bagian yang terkait dengan sistem akuntansi piutang
PKMS pasien rawat inap melaksanakan pemeriksaan mendadak
ke ruang kerja masing-masing bagian tanpa memberitahukan
terlebih dahulu kepada karyawan yang akan diperiksa dan
jadwalnya tidak teratur.
(4) Perputaran jabatan untuk menjaga independensi pejabat dan
menghindari persekongkolan.
Setiap fungsi yang ada di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta terutama yang terkait dengan sistem
akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap dijalankan oleh
karyawan yang berusia kurang lebih dari 40 tahun dengan masa
kerja rata-rata lebih dari 20 tahun. Karyawan tersebut menjabat
pada fungsi yang sama dari awal bekerja hingga sekarang. Hal
berkala yang diterapkan oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta.
(5) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
keefektifan unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki
unit Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama. Unit ini tidak menjalankan
kegiatan operasional, namun berfokus pada keefektifan
unsur-unsur sistem pengendalian intern sehingga kekayaan perusahaan
terjamin keamanannya dan data akuntansi terjamin ketelitian
dan keandalannya.
4) Karyawan yang kompeten sesuai dengan tanggung jawabnya.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
mensyaratkan bagi pegawai yang terlibat dalam sistem akuntansi
piutang PKMS pasien rawat inap untuk mengetahui prosedur mulai
dari pasien mendaftar sampai dengan pasien keluar dari rumah sakit
dan penanganan apabila masih ada piutang terhadap rumah sakit.
Pegawai juga diwajibkan mengikuti pelatihan guna meningkatkan
7. Flowchart Sistem Akuntansi Piutang PKMS Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Bagian Pendaftaran
Pasien
FP : Formulir Pendaftaran
KB : Kartu Berobat
RM : Rekam Medik
Menanyakan identitas pasien, memberikan informasi pelayanan rumah sakit beserta tarifnya, mengecek kelengkapan persyaratan
pasien PKMS, serta menyiapkan dokumen
Mengisi identitas pasien pada Formulir Pendaftaran, Rekam Medik dan Kartu Berobat, dan mengantar pasien ke poliklinik
D Mulai 1 KB FP RM KB FP RM
Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis
1
Rekam Medik
Memberikan pelayanan medis dan
mengisi Rekam Rekam Medik Merekap pelayanan medis 1 1 Rekam Medik 2 Buku Rekap Harian
Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Pasien
Bank Mandiri
Poliklinik
Pasien KP : Kuitansi Pembayaran
RBP : Ringkasan Biaya Perawatan
SKBP : Surat Keterangan Boleh Pulang
2
Rekam Medik
Menginput nomor Rekam Medik
Melakukan cek silang sesuai tindakan yang
tertera di Rekam Medik
RBP 5
Menghitung total biaya pasien dan mencetak Kuitansi Pembayaran 2 2 RBP 4 RBP 3 RBP 2 RBP 1 SKBP Rekam Medik 3 RBP 2 Kuitansi Pembayaran KP 3 KP 2 KP 1 RBP 2 3
Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
Pasien
Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Pasien
KP : Kuitansi Pembayaran
KUM : Kuitansi Uang Muka
FPK : Formulir Pengajuan Klaim
RBP : Ringkasan Biaya Perawatan
KUM 3
KUM 2
KUM 1
Menginput besarnya uang muka ke billing KP 3 KP 2 KP 1 KP 3 KP 2 KP 1 4 5 3 RBP KUM 2 KP 2 Melakukan verifikasi data dan membuat
FPK
FPK
Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi
KP : Kuitansi Pembayaran
KUM : Kuitansi Uang Muka
RBP : Ringkasan Biaya Perawatan
5 RBP KUM 3 KP 3 3 Memverifikasi data KUM 3 KP 3 RBP 6
Bagian Akuntansi Keuangan
KP : Kuitansi Pembayaran
KUM : Kuitansi Uang Muka
RBP : Ringkasan Biaya Perawatan
MS EXCEL Memasukkan data (penjurnalan) Selesai 6 KUM 3 KP 3 RBP Buku Jurnal Kartu Piutang Buku Besar Piutang Laporan Piutang
C. Temuan
Hasil analisis penulis terhadap sistem akuntansi piutang PKMS
pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan dan
kelemahan sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta:
a. Kelebihan sistem akuntansi piutang yang diterapkan
1) Adanya pemisahan fungsi yang jelas dalam sistem akuntansi
piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta. Sistem sistem akuntansi piutang pasien rawat
inap melibatkan empat fungsi yang memiliki tugas yang berbeda
dan tidak saling merangkap satu sama lain, sehingga setiap fungsi
menjalankan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut dimaksudkan agar
tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan untuk kepentingan
pribadi dan menghindari adanya persekongkolan antarkaryawan
karena setiap pekerjaan yang selesai di satu unit kerja akan
diteruskan dan berlanjut ke unit kerja yang lain, sehingga secara
otomatis ada pengecekan oleh unit kerja setelahnya terhadap unit
kerja sebelumnya.
2) Sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menerapkan sistem
kegiatan yang dilaksanakan harus sepengetahuan pejabat yang
berwenang untuk menyetujui, mengesahkan, dan mengotorisasi.
Pejabat yang berwenang juga akan dimintai tanggung jawab atas
kegiatan yang menjadi lingkup wewenangnya.
3) Pencatatan yang dilakukan oleh setiap fungsi yang terlibat dalam
sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dilakukan secara rinci
dan teratur sehingga mempermudah pencarian informasi.
4) Setiap prosedur dalam sistem akuntansi piutang pasien rawat inap
di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
menggunakan formulir atau dokumen yang bernomor urut
tercetak sebagai bentuk pengendalian adanya penyalahgunaan
formulir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
5) Kepala bagian yang terkait dengan sistem akuntansi piutang
PKMS pasien rawat inap melaksanakan pemeriksaan mendadak
terhadap satuan kerja di bawahnya.
6) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
mensyaratkan pegawai yang terlibat dalam sistem mengetahui
prosedur pengadaan dan substansi pekerjaan yang dilakukan.
Pegawai juga diwajibkan mengikuti pelatihan guna meningkatkan
keahlian dan keterampilan dalam bidang kerja masing-masing.
7) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah
akuntansi piutang. SIRS memudahkan pengecekan dokumen oleh
fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem.
8) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki
unit Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama terhadap pada keefektifan
unsur-unsur sistem pengendalian intern.
9) Laporan kepada pihak manajemen yang cukup rinci dan jelas.
Pembuatan kartu piutang dan laporan piutang yang dibuat urut
berdasarkan data pasien dan nomor rekam medik, juga pemisahan
laporan antara piutang pasien umum dengan piutang pasien
jaminan khusus telah mempermudah pihak manajemen dalam
menganalisa data piutang pasien. Hal ini akan mempermudah
pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap
pengelolaan sistem akuntansi piutang dan peningkatan mutu
pelayanan pasien di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta.
b. Kelemahan sistem akuntansi piutang yang diterapkan
1) Proses perhitungan biaya pasien rawat inap dilakukan pada saat
pasien akan meninggalkan rumah sakit, sehingga tidak efisien
karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini berdampak
pada proses pengajuan klaim yang juga harus menunggu proses
2) Tidak adanya pemberitahuan mengenai pengiriman uang klaim
dari pihak penjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota
Surakarta ke pihak Rumah Sakit Ortopedi.
3) Umur piutang pasien tidak begitu diperhatikan dalam sistem
akuntansi piutang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta, karena diketahui bahwa lama pembayaran piutang
pasien cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang
tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan
pihak instansi yang menjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kota Surakarta.
4) Kurangnya sikap pro aktif dari Bagian Perbendaharaan dan
Mobilisasi Dana untuk melakukan penagihan kepada Dinas
Kesehatan Kota Surakarta untuk pembayaran biaya perawatan
pasien jaminan. Pembayaran piutang cenderung melampaui
kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam kontrak
kerjasama antara rumah sakit dengan Dinas Kesehatan Kota
Surakarta yang menjamin, bahkan ada beberapa piutang macet
yang harus diserahkan penanganannya kepada KPKNL (Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta.
5) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tidak