• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LAYANAN KETENAGAKERJAAN, KETRANSMIGRASIAN DAN KEPENDUDUKAN. Berdasarkan : (a) UUD RI 1945, (b) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LAYANAN KETENAGAKERJAAN, KETRANSMIGRASIAN DAN KEPENDUDUKAN. Berdasarkan : (a) UUD RI 1945, (b) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LAYANAN KETENAGAKERJAAN,

KETRANSMIGRASIAN DAN KEPENDUDUKAN

Berdasarkan : (a) UUD RI 1945, (b) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, (c) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, (d) UU Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan (e) UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Kependudukan, maka penyelenggaraan pemerintahan baik pusat maupun daerah harus selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan harus memperhatikan urusan layanan wajib yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar secara minimal.

Keterkaitan dengan pelayanan dasar, telah ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan melalui Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur Nomor 144A Tahun 2008. Standar Pelayanan Publik ini baru disusun untuk lingkup ketenagakerjaan, sedangkan bidang ketransmigrasian dan kependudukan pada saat penggabungan organisasi belum menyusun SPP. Disamping itu, Pemerintah Pusat melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mulai mensosialisasikan konsep Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan wajib daerah yang

(2)

Kerja dan Transimigrasi telah mengeluarkan 9 (sembilan) indikator untuk pelayanan dasar ketenagakerjaan, yang meliputi :

1. Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, lingkup indikator layanan minimalnya adalah : Pelaksanaan Pelatihan Kerja.

2. Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, lingkup indikator layanan minimalnya adalah :

a. Pelayanan Informasi Pasar Kerja,

b. Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan c. Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri.

3. Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, lingkup indikator layanan minimalnya adalah :

a. Pembinaan Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat-syarat Kerja serta Jaminan Sosial,

b. Pemerantaraan / mediasi perselisihan hubungan industrial.

4. Bindang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, lingkup indikator layanan minimalnya adalah :

(3)

b. Pengawasan norma kerja perempuan dan anak dan c. Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja.

A. Struktur Organisasi.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur terbentuk berdasarkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang kemudian ditetapkan aturan pelaksanaan melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 jo Peraturan Gubernur No. 84 tahun 2008 dan Peraturan Gubernur No. 122 Tahun 2008, maka struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Kepala Dinas.

b) Sekretaris, membawahi : 1. Sub Bagian Tata Usaha ;

2. Sub Bagian Penyusunan Program ; 3. Sub Bagian Keuangan ;

c) Bidang Pelatihan dan Produktivitas, membawahi : 1. Seksi Instruktur Pelatihan ;

(4)

3. Seksi Lembaga Latihan dan Produktivitas ; d) Bidang Penempatan Tenaga Kerja, membawahi :

1. Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Kerja ; 2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja ;

3. Seksi Perluasan Tenaga Kerja ;

e) Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, membawahi : 1. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial ;

2. Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Upah dan Kesejahteraan ; 3. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industruial ; f) Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan :

1. Seksi Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ; 2. Seksi Keselamatan Kerja ;

3. Seksi Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja ; g) Bidang Kependudukan, membawahi :

1. Seksi Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil ; 2. Seksi Pengelolaan Informasi Penduduk ;

(5)

h) Bidang Mobilitas Penduduk, membawahi : 1. Seksi Penyiapan Pendaftaran dan Seleksi ; 2. Seksi Pelayanan Transmigrasi ;

3. Seksi Penataan dan Pemberdayaan Penduduk ; i). Unit Pelaksana Teknis (UPT).

j). Kelompok Jabatan Fungsional.

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI.

1. Sekretariat, mempunyai tugas :

Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan masyarakat dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : 1) Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum ;

2) Pengelolaan administrasi kepegawaian ; 3) Pengelolaan administrasi keuangan ; 4) Pengelolaan administrasi perlengkapan ;

(6)

5) Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol ;

6) Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan ;

7) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang ; 8) Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas ;

9) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana ;

10) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

2. Bidang Pelatihan dan Produktivitas, mempunyai tugas :

Melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memfasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja dan pengolahan pelatihan, pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standarisasi dan sertifikasi serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelatihan dan Produktivitas mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas ;

2) Pelaksanaan fasilitas program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas ;

(7)

3) Pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja ; 4) Pelaksanaan informasi ketenagakerjaan, serta pembinaan perencanaan tenaga kerja dan sistem informasi ketenagakerjaan kab/kota ;

5) Pelaksanaan fasilitas pelatihan dan pengukuran produktivitas ; 6) Pelaksanaan fasilitas program peningkatan produktivitas ; 7) Pelaksanaan proses perijinan/pendaftaran lembaga pelatihan

kerja ;

8) Pelaksanaan penyusunan bahan penerbitan rekomendasi perijinan magang ke luar negeri ;

9) Pelaksanaan pengawasan sertifikasi kompetensi ;

10) Pelaksanaan pengawasan akreditasi lembaga pelatihan kerja ; 11) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan pengawasan

sertifikasi kompetensi ;

12) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan pengawasan akreditasi kelembaga pelatihan kerja ;

13) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

3. Bidang Penempatan Tenaga Kerja, mempunyai tugas :

(8)

informasi pasar kerja dan bursa kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan, penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), pengembangan tenaga kerja mandiri dan teknologi padat kerja.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan bidang penempatan tenaga kerja ;

2) Pelaksanaan penyusunan sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja dan bursa kerja ;

3) Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi pasar kerja ; 4) Pelaksanaan fasilitasi bimbingan jabatan kepada pencari kerja

dan pengguna tenaga kerja ;

5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pendataan jabatan fungsional pengantar kerja ;

6) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) ;

7) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala Provinsi ;

(9)

8) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala Provinsi ;

9) Pelaksanaan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat dan pekerja potensial ;

10) Pelaksanaan bahan penerbitan Surat Persetujuan Penempatan Antar Kerja Antar Daerah (SPP AKAD) ;

11) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi ijin operasional Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Luar Negeri, TKS Indonesia, Lembaga Sukarela Indonesia yang beroperasi lebih dari 1 (satu) kab/kota ;

12) Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela ;

13) Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) ;

14) Pelaksanaan penyampaian materi pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan ; 15) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan IMTA perpanjangan

yang lokasi kerjanya lintas kab/kota ;

16) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam wilayah Provinsi ;

(10)

17) Pelaksanaan fasilitasi penerapan teknologi tepat guna dan padat karya ;

18) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program usaha mandiri sektor informal ;

19) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penempatan TKI ke luar negeri ;

20) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan multiteral penempatan TKI ;

21) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan perijinan tempat penampungan calon TKI ;

22) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

4. Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, mempunyai tugas : Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan syarat kerja, melaksanakan fasilitasi dan pengembangan kelembagaan hubungan industrial, syarat kerja, pengupahan, jaminan sosial kesejahteraan pekerja/buruh dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Sedangkan fungsinya adalah :

1) Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja ;

(11)

2) Pelaksanaan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja ;

3) Pelaksanaan penerimaan dan penelitian materi pengajuan permohonan pengesahan peraturan perusahaan ;

4) Pelaksanaan penerimaan dan Pencatatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pengusaha dengan serikat buruh/pekerja yang ada di perusahaan lintas kab/kota ;

5) Pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pencatatan perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh pada perusahaan lintas kab/kota ;

6) Pelaksanaan pengajuan rekomendasi dan pencabutan ijin operasional bagi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh ; 7) Pelaksanaan pencegahan dan penyelesaian perselisihan

hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan lintas kab/kota ;

8) Pelaksanaan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial ;

9) Pelaksanaan penyusunan formasi mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial ;

10) Pelaksanaan pendaftaran dan menyeleksi persyaratan calon konsiliator, arbiter hubungan industrial dan hakim ad-hoc Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri ;

(12)

11) Pelaksanaan bimbingan sistem pengupahan, penyusunan usulan ketetapan upah minimum ;

12) Pelaksanaan pembinaan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan dan penyelenggaraan kesejahteraan pekerja/ buruh ;

13) Pelaksanaan pembinaan pelaksanaan sistem kelembagaan pelaku hubungan industrial ;

14) Pelaksanaan pengumpulan data hasil pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh ;

15) Pelaksanaan penyusunan usulan penetapan keanggotaan dalam lembaga ketenagakerjaan ;

16) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

5. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitasi pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kab/kota.

Sedangkan fungsinya adalah :

(13)

2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan norma ketenaga kerjaan ;

3) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan ketenagakerjaan ;

4) Pelaksanaan penyiapan materi/bahan penerbitan rekomendasi atau ijin terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan ;

5) Pelaksanaan penanganan kasus dan penyidikan terhadap pelanggaran norma ketenagakerjaan ;

6) Pelaksanaan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan audit SMK3 ;

7) Pelaksanaan pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygine perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja ;

8) Pelaksanaan pelayanan dan pelatihan serta pengembangan norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis ;

9) Pelaksanaan pemberdayaan fungsi dan personil serta kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan ;

10) Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan ;

11) Pelaksanaan pengusulan calon peserta diklat pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah ;

(14)

12) Pelaksanaan pengusulan penerbitan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah ;

13) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

6. Bidang Kependudukan, mempunyai tugas :

Menghimpun, mengolah dan menyajikan data penduduk hasil registrasi meliputi lahir, mati, pindah dan datang serta melakukan pembinaan di bidang administrasi kependudukan.

Sedangkan fungsinya adalah :

1) Pelaksanaan penyusunan bahan penetapan kebijakan di bidang pendaftaran penduduk dan catatan sipil ;

2) Pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi dan konsultasi pendaftaran penduduk dan pemutakhiran data penduduk ;

3) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil ;

4) Pelaksanaan penyusunan data base hasil registrasi penduduk dan catatan sipil ;

5) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran penduduk dan catatan sipil; 6) Penyajian dan pengolahan informasi data kependudukan ;

(15)

7) Pelaksanaan pengkajian kependudukan ;

8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

7. Bidang Mobilitas Penduduk, mempunyai tugas :

Menyelenggarakan perpindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, melakukan koordinasi dengan daerah tujuan, mengadakan pendaftaran dan seleksi, pelayanan dan fasilitasi perpindahan penduduk serta pemberdayaan penduduk calon transmigran.

Sedangkan fungsinya adalah :

1) Pelaksanaan penyusunan bahan penyiapan, pendaftaran dan seleksi, pelayanan, penataan dan pemberdayaan ;

2) Pelaksanaan pendataan animo calon transmigran dan indentifikasi pemberdayaan penduduk berpotensi pasar ;

3) Pelaksanaan seleksi administrasi fisik dan mental bagi calon transmigran ;

4) Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dengan daerah tujuan ;

5) Pelaksanaan penyiapan teknis dan klarifikasi lokasi permukiman daerah tujuan ;

(16)

7) Pelaksanaan pelayanan angkutan calon transmigran sampai daerah tujuan ;

8) Pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penduduk berpotensi pasar ;

9) Pelaksanaan penataan penduduk yang bermukim di kawasan padat disesuaikan dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan ;

10) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 8. Adapun Unit Pelaksana Teknis terdiri dari :

a. UPT Pelatihan Kerja di Singosari – Malang ; b. UPT Pelatihan Kerja di Jember ;

c. UPT Pelatihan Kerja di Pasuruan ; d. UPT Pelatihan Kerja di Mojokerto ; e. UPT Pelatihan Kerja di Jombang ; f. UPT Pelatihan Kerja di Tuban ; g. UPT Pelatihan Kerja di Nganjuk ; h. UPT Pelatihan Kerja di Surabaya ; i. UPT Pelatihan Kerja di Sumenep ; j. UPT Pelatihan Kerja di Situbondo ;

(17)

l. UPT Pelatihan Kerja di Tulungagung ; m. UPT Pelatihan Kerja di Madiun ; n. UPT Pelatihan Kerja di Ponorogo ; o. UPT Pelatihan Kerja di Bojonegoro ;

p. UPT Pelatihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri di Wonojati – Malang ;

q. UPT Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya ; r. UPT Keselamatan dan Kesehatan Kerja / K3 di Surabaya ;

s. UPT Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Surabaya ;

t. UPT Pelatihan Kependudukan di Balongbendo Sidoarjo. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) mempunyai tugas :

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam pelatihan keterampilan, pengetahuan, dan Ketatausahaan serta pelayanan masyarakat.

Fungsinya adalah :

a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta kerja sama pelatihan ;

b) Pelayanan dan penyebar luasan informasi bidang pelatihan ; c) Penyiapan metode, kurikulum, jadwal dan alat peraga pelatihan;

(18)

e) Pelaksanaan pelatihan dan uji keterampilan/kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja ;

f) Pendayagunaan fasilitas pelatihan ;

g) Pelaksanaan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat ;

h) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

C. GAMBARAN SUMBERDAYA ORGANISASI : 1). Sumber Daya Manusia.

Jumlah pegawai Disnakertransduk keadaan bulan Pebruari 2009 sebanyak 1.129 orang, dengan rincian kreteria sebagai berikut :

Berdasarkan Struktural (Eselon), Fungsional dan Staf :

Eselon II : 1 orang.

Eselon III : 26 orang.

Eselon IV : 76 orang.

Fungsional : 463 orang.

Staf : 563 orang.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

S-2 : 83 orang.

S-1 : 478 orang.

Sarmud : 91 orang.

SLTA : 406 orang.

(19)

Berdasarkan Golongan :

Golongan IV : 109 orang.

Golongan III : 864 orang.

Golongan II : 123 orang.

Golongan I : 33 orang.

Menurut pembagian tugas pada unit organisasi adalah :

Kepala Dinas : 1 orang.

Sekretariat : 104 orang.

Bidang Latihan Produktivitas : 27 orang.

Bidang Penta Kerja : 40 orang.

Bidang Hubin dan syaker : 28 orang. Bidang Pengawasan KK : 36 orang. Bidang Bidang Kependudukan : 39 orang. Bidang Mobilitas Penduduk : 36 orang. Unit Pelaksana Teknis Daerah : 818 orang.

Diagram 1.1

Komposisi Pegawai Disnaketransduk Prov. Jatim Menurut Jenis Jabatan (s/d Pebruari 2009)

Struktural Fungsional Staf Staf, 563 Struktural, 103 Fungsional,463

(20)

Tabel 1.2

Kekuatan Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim per Unit Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Jabatan keadaan Pebruari 2009

L P STRUKT. FUNGS. STAF

1 Disnakertransduk Prov. Jatim. 214 97 28 29 254 311 2 UPT Latker Singosari 63 20 4 43 36 83

3 UPT Latker Jember 32 5 3 20 14 37

4 UPT Latker Pasuruan 36 7 4 27 12 43

5 UPT Latker Mojokerto 41 5 4 32 10 46

6 UPT Latker Jombang 34 3 4 24 9 37

7 UPT Latker Tuban 29 2 4 20 7 31

8 UPT Latker Nganjuk 35 2 4 24 9 37

9 UPT Latker Surabaya 65 15 4 49 27 80

10 UPT Latker Sumenep 17 3 3 8 9 20

11 UPT Latker Situbondo 20 3 3 13 7 23

12 UPT Latker Kediri 31 6 4 18 15 37

13 UPT Latker Tulungagung 34 4 4 21 13 38

14 UPT Latker Madiun 38 8 4 30 12 46

15 UPT Latker Ponorogo 31 7 3 24 11 38

16 UPT Latker Bojonegoro 29 3 3 19 10 32 17 UPT Latker PPTKLN WonoJati 44 12 4 29 23 56

18 UPT PPTK Surabaya 19 9 4 9 15 28

19 UPT K3 Surabaya 20 15 4 19 12 35

20 UPT P3TKI Surabaya 19 16 4 5 26 35

21 UPT Latpenduk Balongbendo 22 14 4 0 32 36 873 256 103 463 563 1,129 JML JUMLAH JENIS JABATAN JENIS KELAMIN NO UNIT KERJA

Sumber : Subbag Tata Usaha, 2009.

Diagram 1.3

Komposisi Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim Menurut Golongan (s/d Pebruari 2009)

Tabel 1.4

Sumber : Subbag Tata Usaha, 2009. 0 200 400 600 800 1000 Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV I II III IV 33 123 864 109

(21)

Tabel 1.4

Kekuatan Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim per Unit Kerja Berdasarkan Golongan (s/d Pebruari 2009)

I II III IV

1 Disnakertransduk Prov. Jatim 10 54 222 25 311

2 UPT Latker Singosari 3 10 59 11 83

3 UPT Latker Jember 1 1 32 3 37

4 UPT Latker Pasuruan 2 2 36 3 43

5 UPT Latker Mojokerto 0 3 41 2 46

6 UPT Latker Jombang 1 4 29 3 37

7 UPT Latker Tuban 1 1 27 2 31

8 UPT Latker Nganjuk 0 1 34 2 37

9 UPT Latker Surabaya 5 4 52 19 80

10 UPT Latker Sumenep 1 2 16 1 20

11 UPT Latker Situbondo 2 2 18 1 23

12 UPT Latker Kediri 0 2 33 2 37

13 UPT Latker Tulungagung 1 2 31 4 38

14 UPT Latker Madiun 2 2 40 2 46

15 UPT Latker Ponorogo 1 4 32 1 38

16 UPT Latker Bojonegoro 2 1 28 1 32

17 UPT Latker PPTKLN Wnonojati 0 7 41 8 56

18 UPT Latker PPTK Surabaya 1 2 18 7 28

19 UPT Latker K3 Surabaya 0 3 30 2 35

20 UPT Latker P3TKI Surabaya 0 14 18 3 35

21 UPT Latpenduk Balongbendo 0 2 27 7 36

33 123 864 109 1129

JUMLAH

GOLONGAN

JML

NO UNIT KERJA

Sumber : Subbag Tata Usaha, 2009.

Diagram 1.5

Komposisi Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim Menurut Pendidikan (s/d Pebruari 2009)

Diagram 1.5 SD SLTP SLTA DIPLOMA SARJANA (S.1). PASCASARJANA (S.2). PASCASARJANA (S3). SD. 2,92 % DIPL 8,06 %. 2,92 % SLTA . 35,96 % S2. 7,35 % SLTP. 3,36 5% S.1 42,34 %

(22)

Tabel 1.6

Kekuatan Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim per Unit Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan (s/d Pebruari 2009)

SD SMP SMA DIPL S1 S2

1 Disnakertransduk Prov. Jatim 11 15 124 16 111 34 311 2 UPT Latker Singosari 2 3 26 8 40 4 83

3 UPT Latker Jember 0 1 17 1 17 1 37

4 UPT Latker Pasuruan 3 0 13 4 20 3 43

5 UPT Latker Mojokerto 1 0 17 6 19 3 46

6 UPT Latker Jombang 0 1 11 6 18 1 37

7 UPT Latker Tuban 1 0 10 4 15 1 31

8 UPT Latker Nganjuk 0 1 12 5 17 2 37

9 UPT Latker Surabaya 4 2 10 4 55 5 80

10 UPT Latker Sumenep 1 0 8 1 9 1 20

11 UPT Latker Situbondo 1 1 10 3 8 0 23

12 UPT Latker Kediri 0 1 17 5 12 2 37

13 UPT Latker Tulungagung 1 0 17 6 11 3 38

14 UPT Latker Madiun 0 4 15 2 25 0 46

15 UPT Latker Ponorogo 2 0 19 4 12 1 38 16 UPT Latker Bojonegoro 0 2 14 4 12 0 32 17 UPT Latker PPTKLN Wnonojati 2 0 17 7 23 7 56 18 UPT Latker PPTK Surabaya 1 0 10 1 14 2 28 19 UPT Latker K3 Surabaya 1 0 9 2 21 2 35 20 UPT Latker P3TKI Surabaya 1 6 14 0 12 2 35 21 UPT Latpenduk Balongbendo 1 1 16 2 7 9 36 33 38 406 91 478 83 1129 JUMLAH

TINGKAT PENDIDIKAN

JML NO UNIT KERJA

Sumber : Subbag Bagian Tata Usaha, 2009.

Diagram 1.7

Komposisi Pegawai Disnakertransduk Prov. Jatim Menurut Jenis Jabatan Fungsional (s/d Pebruari 2009)

ZZ

Sumber : Subbag Tata Usaha, 2009. 0 100 200 300 400 500 600 Pengawas KK Pengantar Kerja

Perantara Hub. Industrial Litkayasa/Perekayasa Instruktur Staf 14 Org 13 Org 7 Org 563 Org 410 Org 19 Org

(23)

2). Sarana dan Prasarana.

Guna mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur didukung oleh 20 (dua puluh) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Kerja, yaitu :

a. UPT Pelatihan Kerja di Singosari (Malang) ; b. UPT Pelatihan Kerja di Jember ;

c. UPT Pelatihan Kerja di Pasuruan ; d. UPT Pelatihan Kerja di Mojokerto ; e. UPT Pelatihan Kerja di Jombang ; f. UPT Pelatihan Kerja di Tuban ; g. UPT Pelatihan Kerja di Nganjuk ; h. UPT Pelatihan Kerja di Surabaya ; i. UPT Pelatihan Kerja di Sumenep ; j. UPT Pelatihan Kerja di Situbondo ; k. UPT Pelatihan Kerja di Kediri ;

l. UPT Pelatihan Kerja di Tulungagung ; m. UPT Pelatihan Kerja di Madiun ; n. UPT Pelatihan Kerja di Ponorogo ; o. UPT Pelatihan Kerja di Bojonegoro ;

p. UPT Pelatihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri di Wonojati, Malang.

(24)

s. UPT Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia / P2TKI di Surabaya ;

t. UPT Pelatihan Kerja Kependudukan di Balongbendo Sidoarjo ; Ke-4 (empat) UPT berlokasi di Ibukota Provinsi, sedangkan 16 (enam belas) UPT lainnya tersebar di 14 (empat belas) Kabupaten di Jawa Timur. Untuk menambah daya jangkau layanan pelatihan UPT Pelatihan Kerja bagi masyarakat dikantong - kantong penganggur sebanyak 10 (sepuluh) Mobil Training Unit (MTU).

Selain itu, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur memiliki unit layanan khusus yang memberi layanan langsung kepada masyarakat. Unit layanan khusus tersebut meliputi :

a. Loket Layanan Perijinan Perpanjangan Tenaga Kerja Warga Negera Asing Pendatang (TKWNAP) dengan standar ISO 2000 – 2009 ;

b. Loket Layanan Counter Kedatangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Bandara Juanda Surabaya ;

c. Pusat Layanan Karir Terpadu (LPKT) yang melayani informasi lowongan kerja, bimbingan konseling, informasi usaha mandiri,

(25)

hubungan masyarakat/perusahaan dan Radio Job FM 107.3 Mhz Info bursa kerja dan musik ;

d. Bursa Kerja Khusus (BKK) di 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja yang melayani penempatan bagi alumni / siswa latihan UPT Pelatihan Kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

3). Anggaran Pendukung Bidang Nakertransduk.

a. Kontribusi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam Tahun 2008 Dinas Tenaga Kerja. Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur telah memberikan kontribusi PAD seluruhnya yang diperoleh dari kegiatan :

1. Retribusi Ijin Perpanjangan Kerja Tenaga Kerja Asing (IMTA) sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 ;

2. Uang Sekolah / Pendidikan dan Pelatihan, sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 ;

(26)

4. Dana Pembinaan, Pelatihan dan Perlindungan TKI (DP3TKI), dan PJTKI sesuai Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2004, Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005.

Jumlah kontribusi PAD tahun 2007 sebesar Rp. 22.298.306.175,80 atau sebesar 133,12% dari target yang ditetapkan setelah Perubahan APBD Tahun 2007 sebesar Rp. 16.750.000.000,- Sedang jumlah kontibusi PAD Tahun 2008 per Desember 2008 sebesar Rp. 21.907.280.017,00 atau 126,998 % target yang ditetapkan setelah Perubahan APBD Tahun 2008 sebesar Rp. 17.250.000.000,- Berarti telah melebihi target yang telah ditetapkan, sedangkan PAD Tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp. 18.072.036.000,00

Tabel 1.8

Rekapitulasi Sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2007 No Uraian Target setelah Realisasi Tahun 2007 % PAK Jumlah 1 Retribusi..Ijin Perpanjangan Kerja Tenaga Kerja Asing (IMTA). 11.769.000.000,00 14.297.339.790,00 121.48 %. 2 Uang..Sekolah/Pendidikan.. dan Pelatihan. 668.000.000,00 726.360.600,00 108.74 %. 3 Pendapatan..Sewa Bangunan. 63.000.000,00 93.194.039,00 147.93 %. 4 Dana..Pembinaan, Pelatihan..dan Perlindungan..TKI(DP3TKI) 4.250.000.000,00 7.181.411.746,80 168.97 %. JUMLAH 16.750.000.000,00 22.298.306.175,80 133.12 %.

(27)

Tabel 1.9

Rekapitulasi Sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2008. No Uraian Tahun Anggaran 2008 Target setelah P – APBD. Realisasi s/d Desember 2008 %

1 Retribusi..Pemakaian Kekayaan

Daerah. 92.000.000 113.350.000 123,206 % 2 Retribusi..Ijin Perpanjangan Kerja.

11.840.000.000 13.824.769.085 116,763 % 3 Uang..Sekolah / Pendidikan..dan

Pelatihan. 668.000.000 839.748.850 125,701 % 4 Pendapatan.Sewa Bangunan. 50.000.000 75.772.182 151,544 % 5 Dana..Pembinaan, Pelatihan..dan

Perlindungan..TKI (DP3TKI). 4.600.000.000 7.053.639.900 153,339 %

J U M L A H 17.250.000.000 21.907.280.017 126,998 %

b. Dukungan Anggaran Pembangunan APBD Prov. Jatim.

Di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan di Jawa Timur membutuhkan dukungan anggaran baik yang bersumber dari APBD maupun APBN. Besarnya dukungan anggaran tersebut karena kompleksnya permasalahan dalam menjaga iklim ketenagakerjaan yang kondusif serta besarnya jumlah angkatan kerja dan penganggur yang ada di Jawa Timur.

Jumlah anggaran pembangunan setelah PAK APBD pada tahun 2008 sebanyak Rp. 93.498.839.450,- yang terbagi

(28)

atas Belanja Tak Langsung sebesar Rp. 46.348.637.000,- dan Belanja Langsung sebesar Rp.

47.150.202.450,-Sedang jumlah anggaran pembangunan APBD pada tahun 2009 sebanyak Rp. 113.449.519.000,- dengan rincian Belanja Tak Langsung sebesar Rp. 64.656.033.000,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 48.793.486.000,- atau naik sebesar Rp. 39.950.679.550,- (21,34%)

Tabel 1.10

Rekapitulasi Anggaran Pembangunan Sumber Dana APBD Tahun 2008 dan 2009. No Uraian Tahun Anggaran 2008 - 2009 2008 2009 Ket 1 2 3 4 5

1. Belanja Tak Langsung- Belanja Pegawai

- Tambahan Penghasilan PNS

46.348.637.000,- 64.656.033.000,-

2. Belanja Langsung 47.150.202.450,- 48.793.486.000,-

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

555.995.000,- 854.746.700,-

Program..Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

9.623.262.000,- 10.945.101.300,-

Program Penataan Administrasi Kependudukan

7.710.134.000,- 3.000.000.000,-

Program..Peningkatan Kualitas

dan Produktivitas Tenaga Kerja

3.567.577.350 3.639.962.000,-

Program..Peningkatan Kesempatan Kerja

11.054.528.850,- 11.463.650.000,-

Program Perlindungan dan

Pengembangan..Lembaga

Ketenagakerjaan

14.638.705.250,- 18.890.026.000,-

(29)

c. Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dekonsentrasi APBN.

Tabel 1.11

Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dana Dekosetransi, Pembantuan dan Sentralisasi dari APBN Tahun 2008.

No Program Dekon Perbantuan Sentral Jumlah

1 Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja (PPKK) 5.477.233.000,- - - 5.477.233.000,- 2 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja (PPKPTK) 2.013.692.000,- - - 2.013.692.000,- 3 Perlindungan dan Penyelesaian Kasus Ketenagakerjaan 762.894.000,- - - 762.894.000,- 4 Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan 534.800.000,- - - 534.800.000,- 5 Penempatan TKI ke Luar Negeri (BP2TKI) 4.770.000.000,- - - 4.770.000.000,- 6 Pelatihan di 17 UPT-BP2TK di Jatim - 9.555.000.000,- - 9.555.000.000,- 7 UPT. K3 / Hyperkes - - 2.207.521.000,- 2.207.521.000,- 8 UPT. PK Surabaya - - 9.631.045.000,- 9.631.045.000,- 9 Pengembangan Wilayah PWSCT (P4Trans). - 6.498.107.000,- - 6.498.107.000,- 10 Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Transmigrasi di - 499.080.000,- - 499.080.000,-

(30)

11 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil dan Sistim Informasi Administrasi (Adminduk). 452.777.000,- - - 452.777.000,- JUMLAH 14.011.396.000,- 16.552.187.000,- 11.838.566.000,- 42.402.149.000,- Tabel 1.12

Dukungan Anggaran Pembangunan dari Dana Dekosetransi, Pembantuan dan Sentralisasi dari APBN Tahun 2009.

No Program Dekon Perbantuan

Dana Kewenangan

Pusat / KP.

Jumlah

1. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh (PWSCT) / P4Trans.

- 6.914.727.000,- - 6.914.727.000,-

2. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh / P2MKT.

- 489.490.000,- - 489.490.000,-

3. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Singosari.

- 1.000.000.000,- - 1.000.000.000,-

4. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Wonojati.

- 1.000.000.000,- - 1.000.000.000,-

5. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Pasuruan.

- 950.000.000,- - 950.000.000,-

6. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Mojokerto.

(31)

7. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Kediri.

- 500.000.000,- - 500.000.000,-

8. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Tulungagung.

- 500.000.000,- - 500.000.000,-

9. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Ponorogo.

- 525.000.000,- - 525.000.000,-

10. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Madiun.

- 500.000.000,- - 500.000.000,-

11. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Bojonegoro.

- 510.000.000,- - 510.000.000,-

12. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Sumenep.

- 500.000.000,- - 500.000.000,-

13. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Situbondo.

- 510.000.000,- - 510.000.000,-

14. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK.

(32)

15. Peningkatan Fungsi dan Revitalisasi UPT. Pelatihan Kerja menjadi Lembaga Pelatihan Berbasis Kopentensi / UPT.PK. Pengembangan Produktivitas / BPPPD Jawa Timur. - 500.000.000,- - 500.000.000,- 16. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja / Hubungan Industrial. 562.894.000,- - - 562.894.000,- 17. Penataan Administrasi Kependudukan, Pengembangan Sistim Administrasi Kependudukan (SIAK) terpadu / ADMINDUK. 491.020.000,- - - 491.020.000,- 18. Perluasan dan Pengembangan

Kesempatan Kerja / Bina Penta.

608.500.000,- - - 608.500.000,-

19. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja / Bina Latas.

1.900.000.000,- - - 1.900.000.000,-

20. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja / Binawas.

727.375.000,- - - 727.375.000,-

21. Penerapan

Kepemerintahan yang Baik. (Hiperkes / UPT. K3).

- - 249.460.000,- 249.460.000,-

22. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Hiperkes / UPT.K3. - - 766.865.000,- 766.865.000,- 22. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja (BP2TKI Surabaya). - - 5.684.747.000,- 5.684.747.000,-

23. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja (UPT.PK Surabaya).

- - 4.000.000.000,- 4.000.000.000,-

(33)

Gambar

Diagram 1.5  SD SLTPSLTA DIPLOMA SARJANA (S.1). PASCASARJANA (S.2).PASCASARJANA (S3).SD

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukan pemanfaatan Weighted Product sebagai model system pendukung keputusan penentuan pakan ternak Ruminansia yang dapat membantu pihak

Di Masjid Taqwa Kota Metro Masjid Taqwa metro sudah berdiri sejak 21 Juli 1967 dibangun secara swadaya oleh masyarakat islam (kabupaten) Lampung Tengah, dan diresmikan

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hanya ada 1 (satu) matakuliah yang benar-benar baru, yang tidak memiliki kesetaraan dengan matakuliah apa pun dalam Kurikulum 2010,

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah terkait Kawasan Tanpa Rokok belum sepenuhnya ditegakkan di sebagaian daerah, padahal Undang undang telah mewajibkan

peraturan zonasi sistem provinsi dan kabupaten; 2) Arahan perizinan; 3) Arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan 4) Arahan sanksi. Indikasi arahan peraturan zonasi

Mereka dipaksa ikut dalam sistem UN dengan standar pusat, sementara mereka tidak menikmati fasilitas yang sama dengan sekolah-sekolah yang lebih baik yang menjadi landasan

Proyeksi permintaan baling-baling kapal di Indonesia untuk replacement didapatkan potensi kapal yang melakukan pergantian baling baling kapal per tahun adalah 424 unit

Terlihat pada Tabel 3, menunjukkan bahwa model penyediaan bahan baku agroindustri wijen dengan skor skala tinggi adalah kerjasama dengan petani, hal ini