• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELAUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY PID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELAUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY PID"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS

RIG 38-714 MELAUI MODBUS MENGGUNAKAN

KONTROLER FUZZY PID

Tedy Ade Wijaya – 2208 100 639

Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya – 60111

E-mail: [email protected]

Plant pressure riil memiliki perubahan beban

tertentu dan juga noise sehingga membutuhkan

kontroler yang mampu menangani kedua

permasalahan tersebut.

Pengendali PID hanya mampu mengontrol plant apabila perubahan parameter yang terjadi tidak terlalu besar. Bila pengaturan parameternya tidak tepat, Pengendali PID dapat menyebabkan plant bekerja tidak lancar.

Maka dirancang sebuah pengendali yang menggunakan logika Fuzzy sebagai logika yang digunakan menentukan nilai parameter pengendali PID. Logika Fuzzy yang digunakan harus memiliki nilai pada

Fuzzy rule yang tepat agar parameter yang dihasilkan

untuk tiap perubahan beban dapat menghasilkan pengendali PID yang dapat mengontrol plant dengan stabil.

P

engendali fuzzy PID memiliki respon yang lebih cepat dari pengendali PID konvensional. Hal ini dapat dilihat dari respon plant pada kondisi nominal saat ts(5%) sebesar 14,2 detik untuk pengendali fuzzy PID dan 46,1 untuk pengendali PID.

Jumlah membership function berpengaruh dalam pemilihan rule base. Semakin banyak jumlah rule base maka akan semakin sulit menempatkan rule base pada kondisi yang tepat

.

Efek yang paling terlihat adalah pada saat kondis perubahan beban menuju kondisi beban minimal. pengendali fuzzy PID menggunakan 3

membership function dapat tercapai dengan waktu 7,3

detik dan pengendali fuzzy PID menggunakan 5

membership function dengan waktu 27,7 detik.

Kata kunci : PID, Fuzzy, PID-Fuzzy, Pressure Control

1. PENDAHULUAN

Sistem kendali tekanan banyak diimplementasikan pada teknologi sistem kendali industri. Adapun alasan pemakaian yang luas dikarenakan sifat tahan ledakan, kesederhanaan dan perawatan yang mudah. Plant pressure juga memiliki kekurangan, dimana pengendalian plant pressure riil akan selalu berhubungan dengan perubahan beban tertentu dan noise yang muncul.Selain itu, plant pressure juga memiliki respon yang lambat.

MODBUS sebagai salah satu protokol komunikasi yang ada, telah menjadi standar protokol komunikasi di dunia industri. Penggunaan MODBUS banyak digunakan pada pengontrolen yang dilakukan dari jarak jauh. Kelebihan yang dimiliki oleh MODBUS adalah MODBUS dipublikasikan secara terbuka serta bebas royalti, relatif mudah untuk membangun jaringan di industri dan MODBUS mampu mengirim raw bit atau word tanpa memindahkan beberapa batas pada vendor.

Untuk mendapatkan performa yang baik dalam sistem pengendalian tekanan maka dibutuhkan pengendali yang mampu menangani masalah yang muncul pada plant pressure. Penggunaan pengendali PID dimana kesederhanaan strukturnya, kekokohannya yang baik, dan juga mudah diimplementasikan menjadikan pengendali PID tersebut menjadi standar pada otomasi industri. Hampir semua instrumen yang digunakan pada dunia industri telah memiliki pengendali PID. Tetapi pengendali ini memiliki kekurangan yaitu pengendali ini tidak mampu mereduksi pengaruh gangguan pada beban (load disturbance) serta tidak mampu mempertahankan kriteria yang diinginkan ketika terjadi perubahan parameter yang terlalu besar dalam sistem. Pengendali PID dapat memiliki tingkat kerja yang tinggi apabila gain pengendali tersebut diatur oleh seseorang yang memiliki tingkat pengalaman yang tinggi pada plant yang akan dikontrol. Oleh karena itu digunakan logika Fuzzy dimana logika tersebut digunakan untuk menala nilai gain pada pengendali PID.

2. DASAR TEORI

2.1 Prinsip Protokol MODBUS Master-Slave

MODBUS serial menerapkan protokol tipe master-slave. Pada protokol master-slave terdapat 1 master dan 1-127 slave yang dapat terhubung dalam 1serial bus. Node slave tidak akan melakukan pengiriman data tanpa ada penerimaan permohonan dari node master. Node slave pada MODBUS tidak dapat saling berkomunikasi antar sesama node slave. Terdapat dua mode permohonan yang dilakukan node master kepada node slave:[1]

• Mode Unicast

Pada mode unicast , node master mengalamatkan permohonan pada sebuah node slave. Setelah

(2)

menerima dan memproses permohonan, node slave memberikan balasan pesan kepada node master (Gambar 1). Pada mode ini, transaksi MODBUS terdiri dari 2 pesan yaitu sebuah pesan permohonan dari node master, dan sebuah pesan balasan dari node slave.

Gambar 1. Proses permohonan mode Unicast

• Mode Broadcast

Pada mode Broadcast node master dapat

mengirimkan permohonan kepada seluruh node slave. Tidak ada pesan balasan yang dikirimkan oleh node slave (Gambar 2). Umumnya mode broadcast dilakukan pada perintah menulis (write).

Gambar 2. Proses permohonan mode Broadcast

2.2 Deskripsi MODBUS Frame

Protokol aplikasi pada MODBUS didefinisikan sebagai sebuah Protokol Data Unit (PDU) pada layer komunikasi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. MODBUS Protokol Data Unit

Pemetaan protokol MODBUS pada bus tertentu atau jaringan terdiri dari alamat, PDU. Dan CRC atau LRC seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Frame MODBUS pada jalur serial

Addres field pada MODBUS jalur serial hanya terdiri dari alamat slave. Alamat slave berada pada alamat 1-247. Pada sebuah pesan, node master mengalamatkan node slave dengan menempatkan alamat node slave pada Addres field. Pada saat node slave merespon, node slave menempatkan alamatnya pada alamat respon agar node master dapat mengetahui node slave mana yang merespon.

Function code memberitahukan kepada server aksi apa yang harus dilakukan. Function code didalamnya dapat terdiri dari data permohonan dan parameter respon.

Error Checking field adalah hasil dari pemeriksaan perhitungan yang dilakukan secara terpisah pada konten pesan. Metode perhitungan pada MODBUS terdiri dari dua metode yang digunakan tergantung pada jenis mode transmisi yang digunakan (RTU atau ASCII).

3. 2.3 Metode Strejc

Metode Strejc adalah suatu metode identifikasi plant orde tinggi yang memiliki nilai ζ > 1 dengan metode penarikan garis pada grafik respon sistem. [2]

Gambar 5. Penarikan Garis pada Metode Strejc

n s Ts Ke ) 1 ( + −τ (1)

Tabel 1 Parameter Identifikasi pada metode Strejc

n Tn/T Tu/T Tu/Ta 1 1 0 0 2 2,718 0,282 0,104 3 3,695 0,805 0,218 4 4,463 1,425 0,319 5 5,119 2,100 0,410 3. Perancangan Sistem 3.1. Plant Pressure Rig 38-714

Pressure Process Rig 38-714 adalah plant yang digunakan untuk mendemonstrasikan prinsip-prinsip dalam proses instrumentasi dan kendali pneumatik.

(3)

Kompresor I/P R1 R2 Pneumatik kontrol Valve P P P P P P I/P Converter Sensor Tekanan Sensor Aliran Orifice Penampung Udara V2 V1 V3 V4 V5 V6

4-20mA 4-20mA 4-20mA

Gambar 6. Diagram fisik plant Pressure Process Rig 38-714

Komponen Pressure Process Rig 38-714 terdiri dari pneumatic control valve, orifice block, dan pressure tapping yang terhubung pada saluran pipa udara. Setelah melewati keseluruhan proses, aliran udara dapat dibuang langsung ke atmosfer atau ditampung ke air receiver yang terdapat pada bagian belakang untuk pengamatan respon proses yang lebih lambat. Pemasangan air receiver dapat dilakukan secara seri atau paralel. Gambar 6 memperlihatkan diagram fisik untuk plant Pressure Process Rig 38-714.

3.2. Metode Pembebanan

Pembebanan pada plant dilakukan untuk pengujian pengendali dan identifikasi plant. Beban pada plant Pressure Process Rig 38-714 berupa manual valve seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Manual Valve pada Pressure Process Rig 38-714

Variasi beban dilakukan pada 3 keadaan, yaitu:

• Beban Nominal ; V4 dibuka, V5 ditutup, V6 dibuka • Beban Maksimal ; V4 dibuka, V5 dibuka, V6 dibuka • Beban Minimal ; V4 ditutup, V5 ditutup, V6 dibuka

3.3. Identifikasi Sistem

Identifikasi menggunakan metode Strecj dilakukan setelah respon keluaran menggunakan sinyal uji step pada plant didapatkan. Identifikasi menggunakan metode Strecj untuk beban nominal dapat dilihat sebagai berikut:

Yss = 200 Xss = 191 955 , 0 200 191 = = = Xss Yss K Tu = 13 , Ta = 93

Gambar 8. Kurva Strecj dari respon keluaran tekanan terhadap waktu untuk kondisi beban nominal

139 , 0 93 13 = = = Ta Tu n

Berdasarkan Tabel 1 maka nilai n = 2. Maka : 718 , 2 = T Ta 21633 , 34 718 , 2 93 718 , 2 = = = Ta T 672 , 9 95 104 , 0 '= ×Ta= × = Ta Tu Tu table 328 , 3 672 , 9 13 '= − = − =Tu Tu

τ

Maka persamaan model untuk beban kondisi nominal:

(

)

n S Ts Ke s G 1 ) ( + = −τ 1 43267 , 68 75761 , 1170 955 . 0 17824 . 3 ) ( 2+ + + = s s s s G

Dengan metode yang sama dicari persamaan model untuk kondisi beban maksimal dan minimal. Pada tabel 2 Tabel 2 Persamaan Model untuk Kondisi Beban

Kondisi Beban

Persamaan Model RMSE

Nominal 1 43267 . 68 2 75761 . 1170 955 . 0 17824 . 3 + + + s s s 3,09% Maksimal 1 583518 . 73 2 6335 . 1353 9 . 0 44 . 1 + + + s s s 0,19% Minimal 1 659308 . 56 2 5693 , 802 895 . 0 67784 , 2 + + + s s s 1.19%

(4)

Setelah persamaan model plant dengan RESS didapat, maka dicari persamaan model plant dengan memisahkan parameter pengendali proposional. Kp adalah nilai parameter gain proposional dan G(s) adalah persamaan model matematis dalam bentuk orde 2 seperti pada Gambar 9.

Kp G(s)

Set point

-+

R(s) U(s)

Gambar 9. Diagram blok Pengendali proposional

Bila G(s) adalah persamaan model matematik plant dalam bentuk orde 2 :

1) + s + 2 s ( 1) + KpK(As β α = ) (s G

(2)

Maka didapatkan persamaan berikut:

1) + s + 2 s 1)/( + As 1) + s + 2 s 1)/( + KpK(As β α β α ( 1 ) ( ) ( KpK s U s R + =

(3)

1) (KpK + s KpK) + ( + 2 s 1) + KpK(As + = β α ) ( ) ( s U s R

(4)

1 + s 1 + KpK KpK + + 2 s 1 + KpK 1) + (As 1 + KpK KpK β α = ) ( ) ( s U s R

(5)

Bila persamaan model identifikasi loop-terbuka dalam bentuk orde 2 adalah:

1) + s ' + 2 s ' ( 1) + s (A' KpK' β α = ) ( ' s G

(6)

1 ' + = KpK KpK K

(7)

A A'=

(8)

1 ' + = KpK α α

(9)

1 ' + + = KpK KpK β β

(10)

Maka dapat dicari persamaan odel identifikasi loop-terbuka untuk kondisi beban nominal, maksimal, dan minimal sebagai berikut:

1. Beban Nominal dimana nilai parameter Kp=25

1 43267 . 68 2 75761 . 1170 ) 1 328 . 3 ( 955 . 0 + + + = s s s 1 + s 1 + KpK KpK + + 2 s 1 + KpK 1) + (As 1 + KpK KpK β α Didapat: • K=0,84888 • A=3,328 • α=26016,57561 • β =1498,48879

Maka didapat model persamaan plant tanpa parameter pengendali adalah sebagai berikut:

1 48879 , 1498 57561 , 26016 ) 1 328 , 3 ( 84888 , 0 ) ( 2+ + + = s s s s G

2. Beban Maksimal dimana nilai parameter Kp =37

1 583518 . 73 2 6335 . 1353 ) 1 6 , 1 ( 9 . 0 1 + s 1 + KpK KpK + + 2 s 1 + KpK 1) + (As 1 + KpK KpK + + + = s s s β α Didapat: • K=0,24324 • A=1,6 • α=13536,335 • β=726,83518

Maka didapat model persamaan plant tanpa parameter pengendali adalah sebagai berikut:

1 83518 , 726 335 , 13536 ) 1 6 , 1 ( 24324 , 0 ) ( 2 + + + = s s s s G

3. Beban Minimal dimana nilai parameter Kp =75

1 659308 . 56 2 5693 , 802 ) 1 992 , 2 ( 895 . 0 1 + s 1 + KpK KpK + + 2 s 1 + KpK 1) + (As 1 + KpK KpK + + + = s s s β α Didapat: • K=0,08523 • A=2,992 • α=7643,51714 • β=531,08864

Maka didapat model persamaan plant tanpa parameter pengendali adalah sebagai berikut:

(5)

1 08864 , 531 51714 , 7643 ) 1 992 , 2 ( 08523 , 0 ) ( 2 + + + = s s s s G

3.4. Desain Pengendali PID

Bila pengendali PID modifikasi digunakan untuk mengendalikan plant orde 2 dengan delay, memiliki fungsi alih loop tertutup sebagai berikut:[3]

[

]

[

( ) ( )

]

1 1 2 1 ) 1 ( 1 ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 + + + + +         + + + + + + + = s s s KKp s s s s s s KKp s R s C d i d d i n n d i d i d d i τ τ τ τ τ τ ω ξ ω τ τ τ τ τ τ τ τ (11) Jika :

τ

τ

d2= (12) n d i ω ξ τ τ + 2 = 2

(13)

2 n d2 d1 i ω 1 ) τ τ + =

(14)

KKp s KKp s R s C i + = τ ) ( ) (

(15)

(2.9) 1 1 ) ( ) ( + = KKp s s R s C i τ

(16)

(2.10) Pada persamaan (16) terlihat bentuk persamaan plant

orde 2 dengan delay dan pengendali PID memiliki bentuk model seperti plant orde pertama seperti pada persamaan (17). 1 * * ) ( ) ( + = s K s R s C τ

11

(17) Dengan membandingkan persamaan (16) dan (17) maka didapat:

KKP

i τ

τ =*

(18) 1. Parameter PID untuk kondisi beban nominal

• τd2= 3,32

• τi=1495,28879 • τd1=14,0842

Kp=17,61466

2. Parameter PID untuk kondisi beban maksimal • τd2= 1,6

• τi=725,23518 • τd1=17,06475

Kp=25,55593

3. Parameter PID untuk kondisi beban minimal • τd2= 2,992

• τi=528,09664 • τd1=11,48178

Kp =30,98068

Dari perancangan desain tersebut didapat parameter Kp, τi, τd1, dan τd2 untuk setiap kondisi beban. Setelah dilakukan implementasi dan tuning manual agar hasil respon yang diinginkan tercapai didapat nilai parameter Kp, τi, dan τd adalah sebagai berikut:

1. Kondisi beban nominal

Kp = 17,5

τi = 1150

τd1 = 14

τd2 = 2

2. Kondisi beban maksimal

Kp = 25

τi = 820

τd1 = 17

τd2 = 3

3. Kondisi beban minimal

Kp = 15

τi = 2000

τd1 = 12

τd2 = 1

3.5 Desain Logika Fuzzy

a. Fuzzifikasi

Fuzzy PID 3 membership function[4]

Masukan untuk logika fuzzy(F) adalah flow dan perubahan flow(dF), dimana domainnya dibagi menjadi 3 membership function yaitu N, Z, dan P . N adalah Negatif, Z adalah Zero, dan P adalah Positif. Gambar 10 menunjukkan pembagian membership function untuk flow dan perubahan flow.

(6)

Pembagian lingusitic variable pada parameter PID ada 3 yaitu S, M,dan B. S adalah small, M adalah Medium, B adalah Big.

Gambar 12. Membership function untuk parameter Kp

Gambar 13. Membership function untuk parameter τi

Gambar 14. Membership function parameter τd1

Gambar 15. Membership function untuk parameter τd2

Fuzzy PID 5 membership function

Untuk 5 membership function pembagian domainnya menjadi N, Nz, Z, Pz, dan P. Dimana N adalah Negatif, Nz adalah Negatif zero, Z adalah Zero, Pz adalah Positif Zero

dan P adalah Positif. Gambar 16 menunjukkan pembagian domain menggunakan 5 membership function.

Gambar 16. Membership function variabel F dan dF

Untuk 5 5 membership function pembagian lingusitic variable pada parameter PID ada 5 yaitu S, SM, M, BM dan B. S adalah small, SM adalah Small Medium, M adalah Medium, BM adalah Big Medium, dan B adalah Big.

Gambar 17. Membership function untuk parameter Kp

Gambar 18. Membership function untuk parameter τi

(7)

Gambar 20. Membership function untuk parameter τd2

b. Rule Base

Tabel 3, dan Tabel 4 menunjukkan rule base yang digunakan pada Fuzzy PID 3 membership function.

Tabel 3. Rule base parameter Kp, τd1 , τd2

F/dF N Z P

N S S S

Z M M M

P B B B

Tabel 4. Rule base parameter τi

F/dF N Z P

N B B B

Z M M M

P S S S

Tabel 5, dan Tabel 6 menunjukkan rule base yang digunakan pada Fuzzy PID 5 membership function.

Tabel 5. Rule base parameter Kp, τd1 , τd2

F/dF N NM Z PM P N S S SM M M Nz S SM M M M Z SM M M M BM Pz M M M BM B P M M BM B B

Tabel 6. Rule base parameter τi

F/dF N NM Z PM P N B B BM M M Nz B BM M M M Z BM M M M SM Pz M M M SM S P M M SM S S

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

a. Pengujian Implementasi Pengendali PID Modifikasi Pengujian pengendali PID modifikasi adalah pengujian parameter PID yang didapat dengan melakukan penalaan secara manual pada parameter kontroler PID agar respon yang dinginkan dapat tercapai.

Uji Respon Kondisi Beban Nominal

Gambar 4.13. Respon uji pengendali PID kondisi beban nominal

. Uji Respon Kondisi Beban Maksimal

Gambar 4.14. Respon uji pengendali PID kondisi beban maksimal

Uji Respon Kondisi Beban minimal

Gambar 4.15. Respon uji pengendali PID kondisi beban minimal

Dari pengujian yang dilakukan secara simulasi untuk kondisi beban nominal, maksimal, dan minimal menggunakan pengendali PID didapatkan tebel performansi pengendali seperti yang terlihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Performasi pengendali PID pada simulasi

Kondisi Mp(%) Ts(5%)(detik) Ess(%)

Nominal 0 46,1 3,6

Maksimal 0 20,6 0,05

(8)

b. Pengujian Implementasi Pengendali Fuzzy PID

Uji Respon Pengendali Fuzzy PID 3 Membership Function

Gambar 4.16. Respon uji pengendali fuzzy PID untuk 3 membership function

Tabel 4.6 Performansi kontroler Fuzzy PID 3 membership function untuk kondisi perubahan beban pada implementasi

Kondisi awal Kondisi perubahan MP(%) Ts(5%) (detik) Ess(%) 0 Nominal 0 14,2 0,01% Nominal Maksimal 0 12,1 0,4 Nominal Minimal 6,5 7,3 2,4 Maksimal Nominal 0 0 0,85 Maksimal Minimal 6,7 15,4 3,25 Minimal Nominal 0 0 0,4 Minimal Maksimal 0 9,4 0,6

Uji Respon Pengendali Fuzzy PID 5 Membership Function

Gambar 4.17. Respon uji pengendali fuzzy PID 5 membership function

Tabel 4.7 Performansi kontroler Fuzzy PID 5 membership function untuk kondisi perubahan beban pada implementasi

Kondisi awal Kondisi perubahan MP(%) Ts(5%) (detik) Ess(%) 0 Nominal 0,04 14,5 0,02 Nominal Maksimal 0 13,4 0,5 Nominal Minimal 6,05 27.7 2,8 Maksimal Nominal 0 0 0,75 Maksimal Minimal 8 28 3 Minimal Nominal 0 0 0,45 Minimal Maksimal 0 3,3 0,5 5. KESIMPULAN

P

engendali fuzzy PID memiliki respon yang lebih cepat dari pengendali PID konvensional. Hal ini dapat dilihat dari respon plant pada kondisi nominal saat ts(5%) sebesar 14,2 detik untuk pengendali fuzzy PID dan 46,1 untuk pengendali PID.

Jumlah membership function berpengaruh dalam pemilihan rule base.Semakin banyak jumlah rule base maka akan semakin sulit menempatkan rule base pada kondisi yang tepat

.

Efek yang paling terlihat adalah pada saat kondis perubahan beban menuju kondisi beban minimal. pengendali fuzzy PID menggunakan 3 membership function dapat tercapai dengan waktu 7,3 detik dan pengendali fuzzy PID menggunakan 5 membership function dengan waktu 27,7 detik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] MODBUS.ORG,” MODBU Sover Serial Line Specification & Implementation guide V1.0” , MODBUS.ORG, 2002. [2] Mikleš, J., Fikar, M.,“ Process Modelling, Identification, and

Control” , STU Press Bratislava, 2004.

[3] Ogata, K., “Modern Control Engineering” , Prentice-Hall,Inc,1970.

[4] Jantzen,Jan., “Design Of Fuzzy Controllers”, Technical University of Denmark, Departement of Automation, Lyngby, 1998.

RIWAYAT HIDUP

Tedy Ade Wijaya, lahir di Sabang pada tanggal 22 maret 1987. Merupakan anak pertama dari pasangan Tugiman dan eni Hartati. Setelah Lulus dari SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2005 ,Penulis melanjutkan studi di jurusan teknik elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Pada tahun 2008 setelah menyelesaikan studi di PENS penulis melanjutkan studi ke S1 teknik Elektro , Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui program Lintas Jalur. Pada tahun 2011 penulis penulis mengikuti seminar dan ujian tugas akhir di Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro,

(9)

ITS Surabaya sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro.

Gambar

Gambar 1. Proses permohonan mode Unicast
Gambar 6. Diagram fisik plant Pressure Process Rig 38-714    Komponen  Pressure  Process  Rig  38-714 terdiri dari  pneumatic control valve, orifice block, dan pressure tapping  yang terhubung pada saluran pipa udara
Gambar 9. Diagram blok Pengendali proposional  Bila G(s) adalah persamaan model matematik plant  dalam bentuk orde 2 :
Gambar 10. Membership function variabel E dan dE
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, agar supaya wanita tani dapat mandiri untuk melakukan usaha industri pangan, diperlukan dukungan dari teman dan dukungan

tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi

Hal ini disebabkan karena upah yang diterima oleh ibu rumah tangga dari satu unit anyaman nyiru besar lebih besar dari anyaman yang lebih kecil, sedangkan

Analisis konsumsi bahan bakar minyak (BBM) terhadap tingkat kecepatan kendaraan dalam km/jam pada penelitian ini menggunakan perbandingan metode Bina Marga dan metode PCI

Dari penjelasan BAB 2 maka dapat disimpulkan bahwa saat ini PT R telah melakukan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai yang sesuai dengan kondisi perusahaan yaitu

Fungsi audit internal menurut Tugiman (2000:11) menyatakan bahwa : “Fungsi internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam

: Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh karyawan industri pariwisata dan perjalanan yang berhubungan dengan wisatawan dan kolega