• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kenakalan Remaja Akibat Pengaruh Globalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kenakalan Remaja Akibat Pengaruh Globalisasi"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

Kenakalan Remaja Akibat Pengaruh Globalisasi

Kenakalan Remaja Akibat Pengaruh Globalisasi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PendidikanKuliah Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan Anna Nurhasanah, S.Pd Anna Nurhasanah, S.Pd Disusun oleh : Disusun oleh :

Bagus Pramono Aji Bagus Pramono Aji

(081290) / II C (081290) / II C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

JURUSAN BAHASA & SASTRA JURUSAN BAHASA & SASTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2009 2009

(2)

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR 

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur saya panjatkan kehadirat

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur saya panjatkan kehadirat AllahAllah SWT, Tuhan semesta alam yang hanya kepada-Nyalah kami berserah diri. Dan atas SWT, Tuhan semesta alam yang hanya kepada-Nyalah kami berserah diri. Dan atas izin dari-Nyalah kami mampu menyusun makalah ini. Ucapan terimakasih juga saya izin dari-Nyalah kami mampu menyusun makalah ini. Ucapan terimakasih juga saya sa

sampmpaiaikakan n kkepepadada a kkededuua a ooraranng g tutua a sasayaya, , ddoosesen n mmatata a kukuliliah ah PePendndididikikanan kew

kewargarganeanegargaraanaan, , temteman-tan-temaeman n sessesama ama mahmahasiasiswa swa dan dan pihpihak-pak-pihaihak k lailain n yanyangg mendukung terselesaikannya makalah ini.

mendukung terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak terdapat kekurangan Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak terdapat kekurangan dan kelemah

dan kelemahan. Untuk itu penulian. Untuk itu penulis mohon maaf s mohon maaf dan sangadan sangat mengharapt mengharapkan adanyakan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada anda

khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada anda para pembaca.para pembaca. Akhirn

Akhirnya, ya, semosemoga ga Allah senantiasa memberikaAllah senantiasa memberikan n rahmat dan rahmat dan hidayhidayah-Nyah-Nyaa kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Serang, 2 Juni 2009 Serang, 2 Juni 2009 Ttd Ttd Penyusun Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR 

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur saya panjatkan kehadirat

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur saya panjatkan kehadirat AllahAllah SWT, Tuhan semesta alam yang hanya kepada-Nyalah kami berserah diri. Dan atas SWT, Tuhan semesta alam yang hanya kepada-Nyalah kami berserah diri. Dan atas izin dari-Nyalah kami mampu menyusun makalah ini. Ucapan terimakasih juga saya izin dari-Nyalah kami mampu menyusun makalah ini. Ucapan terimakasih juga saya sa

sampmpaiaikakan n kkepepadada a kkededuua a ooraranng g tutua a sasayaya, , ddoosesen n mmatata a kukuliliah ah PePendndididikikanan kew

kewargarganeanegargaraanaan, , temteman-tan-temaeman n sessesama ama mahmahasiasiswa swa dan dan pihpihak-pak-pihaihak k lailain n yanyangg mendukung terselesaikannya makalah ini.

mendukung terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak terdapat kekurangan Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak terdapat kekurangan dan kelemah

dan kelemahan. Untuk itu penulian. Untuk itu penulis mohon maaf s mohon maaf dan sangadan sangat mengharapt mengharapkan adanyakan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada anda

khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada anda para pembaca.para pembaca. Akhirn

Akhirnya, ya, semosemoga ga Allah senantiasa memberikaAllah senantiasa memberikan n rahmat dan rahmat dan hidayhidayah-Nyah-Nyaa kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Serang, 2 Juni 2009 Serang, 2 Juni 2009 Ttd Ttd Penyusun Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………....i KATA PENGANTAR………....i DAFTAR ISI………..ii DAFTAR ISI………..ii B BAAB B II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN I. 1. Latar Belakang Masalah……….4

I. 1. Latar Belakang Masalah……….4

I. 2. Rumusan Masalah………...5

I. 2. Rumusan Masalah………...5

I. 3. Tujuan Penulisan……….5

I. 3. Tujuan Penulisan……….5

I. I. 4. Tekhnik 4. Tekhnik dan Metode dan Metode Penulisan...Penulisan...6...6

I. I. 5. 5. Sistematika Sistematika Penulisan...Penulisan...6...6

B BAAB B IIII TTIINNJJAAUUAAN N PPUUSSTTAAKKAA II. II. 1. Pengertian 1. Pengertian Kenakalan Kenakalan Remaja...Remaja...8...8

II. 2. II. 2. Jenis dan Jenis dan Bentuk Kenakalan Bentuk Kenakalan Remaja...Remaja...10..10

II. II. 3. 3. Pengertian Pengertian Globalisasi...Globalisasi...14...14

II. II. 4. Pr4. Proses Perkembangan oses Perkembangan Globalisasi...Globalisasi...16...16

II. 5. Pengaruh Globalisasi Terhadap II. 5. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...19Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...19

B BAAB B IIIIII PPEEMMBBAAHHAASSAANN III. 1. Aspek-Aspek Negatif Globalisasi III. 1. Aspek-Aspek Negatif Globalisasi yang Memengaruhi Kenakalan Remaja...21yang Memengaruhi Kenakalan Remaja...21

III. 2. Faktor-Faktor dan III. 2. Faktor-Faktor dan Masalah-Masalah Penyebab Kenakalan Remaja...29Masalah-Masalah Penyebab Kenakalan Remaja...29

III. 3. Kaitan Jenis dan Bentuk Kenakalan Remaja dalam Perkembangan III. 3. Kaitan Jenis dan Bentuk Kenakalan Remaja dalam Perkembangan Globalisasi... Globalisasi...4...488 III. 4. Bentuk dan M III. 4. Bentuk dan Macam Solusi Penanggulangan Kenakalan Remaja...56acam Solusi Penanggulangan Kenakalan Remaja...56 B

BAAB B IIVV PPEENNUUTTUUPP IV.

IV. 1. 1. Kesimpulan...Kesimpulan...6...644 IV.

IV. 2. 2. Saran...Saran...65.65 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

I. 1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini berbagai macam bentuk penyimpangan sosial semakin meningkat Dewasa ini berbagai macam bentuk penyimpangan sosial semakin meningkat da

dan n mamarak rak teterjrjadadi i di di mamasysyaraarakakat. t. SeSeiririning g dedengngan an beberkrkemembabangngnynya a zazamaman n yayangng sem

semakiakin n cancanggiggih, h, jusjustru tru berberbagbagai ai macmacam am benbentuk tuk penpenyimyimpanpanagaagan n sososiasial l semsemakiakinn  bermunculan dan terjadi. Mulai dari berbagai penyimpangan kecil seperti tato ataupun  bermunculan dan terjadi. Mulai dari berbagai penyimpangan kecil seperti tato ataupun

ti

tindndikik, , sasampmpai ai titindndakakan an pepenynyimimpapangngan an bebesasar r babahkhkan an bebersrsififat at krkrimimininal al sesepepertrtii   pemb

  pembunuhunuhan an dan dan pemerpemerkosaankosaan, , seamakseamakin in meninmeningkat gkat akhirakhir-akhir ini. -akhir ini. Bukan tidak Bukan tidak  mungkin globalisasi jaman sekarang ini menjadi salah satu faktor cukup dominan mungkin globalisasi jaman sekarang ini menjadi salah satu faktor cukup dominan dal

dalam am penpeningingkatkatan an penpenyimyimpanpangan gan sossosial ial di di masmasyaryarakaakat. t. KareKarena na padpada a dasdasarnarnyaya globalisasi itu sendiri identik dengan pasar bebasa dan kapitalis, dimana batas antar  globalisasi itu sendiri identik dengan pasar bebasa dan kapitalis, dimana batas antar  negara /warga negara seakan semu sehingga berbagi macam bentuk hal apapun dapat negara /warga negara seakan semu sehingga berbagi macam bentuk hal apapun dapat dengan mudah dan cepat tersebar bahkan tersosialisasi, serta bisa dilakukan oleh dengan mudah dan cepat tersebar bahkan tersosialisasi, serta bisa dilakukan oleh si

siapapapapunun, , didimamananapupun, n, dadan n kakapapanpnpun un ititu. u. TeTermrmasasuk uk dadalam lam hahal l peperkrkemembabangnganan  penyimpangan sosial. Salah satu bentuk

 penyimpangan sosial. Salah satu bentuk penyimpangan sosial yang cukup meresahkanpenyimpangan sosial yang cukup meresahkan dan mengawatirkan perkembangannya, yakni penyimpangan sosial berupa kenakalan dan mengawatirkan perkembangannya, yakni penyimpangan sosial berupa kenakalan remaja yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi.

remaja yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi.

Tentunya seiring berkembangnya waktu, bentuk dan jenis kenakalan remaja Tentunya seiring berkembangnya waktu, bentuk dan jenis kenakalan remaja sem

semakiakin n berberagaagam m dan dan berbervarvariasiasi, i, serserta ta semsemakiakin n menmeningingkat kat impimplemlemententasiasinya nya didi mas

masyaryarakaakat. t. ParPara a remremaja aja zamzaman an seksekaranarang g semsemakiakin n berberani ani untuntuk uk berbertintindakdak, , dandan semakin bebas untuk berekspresi, termasuk dalam hal penyimpangan sosial. Sudah semakin bebas untuk berekspresi, termasuk dalam hal penyimpangan sosial. Sudah   ba

(6)

sampai tindak anarkis premanisme dan narkoba banyak dilakukan oleh para remaja masa kini. Selain faktor kurangnya kontrrol sekolah dan keluarga, tak bisa dipungkiri faktor globalisasi juga berpengaruh dalam perkembangan kenakalan remaja masa kini. Karena secara langsung maupun tidak langsung globalisasi sudah meliputi proses kehidupan sosial di masyarakat yang pasti sangat mudah berdampak dan berpengaruh   pada kehidupan sosial remaja itu sendiri. Kenakalan remaja merupakan salah satu  bentuk dinamika sosial, karena biar bagaimanapun hal tersebut akan selalu tetap ada

dan terjadi, semua tergantung pada solusi kita untuk penanganannya.

I. 2. Rumusan Masalah

1. Faktor apa sajakah yang mendasari serta mendukung terjadinya kenakalan remaja terkait dengan perkembangan era globalisasi sekarang ini ?

2. Bagaimana perkembangan kenakalan remaja di era globalisasi sekarang ini ? 3. Bagaimana solusi yang tepat untuk menanggulangi perkembangan kenakalan remaja sekarang ini ?

I. 3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mendasari serta mendukung terjadinya kenakalan remaja terkait dengan perkembangan era globalisasi sekarang ini. Selain itu untuk  mengetahui sejauh mana perkembangan kenakalan remaja di era globalisasi sekarang ini, juga untuk mengetahui macam-macam dan jenis-jenis perilaku yang tergolong kenakalan remaja maasa kini. Serta yang terakhir dan terpenting yakni untuk  mengetahui dan mencari solusi penanggulangan ataupun pencegahan yang tepat untuk  menanggulangi perkembangan kenakalan remaja sekarang ini.

(7)

I. 4. Tekhnik dan Metode Penulisan

Tekhnik dan Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah melalui metode kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data berdasar resensi maupun literature dari beberapa sumber buku serta sember internet.

Data-data yang didapatkan setelah dihimpun dan disusun kemudian dianalisa serat diidentifikasi sesuai dengan rumusan permasalahannya dan agar terlihat susunan data yang dapat memberikan gambaran fakta tentang obyek penulisan makalah ini.

Setelah data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode deduktif, kemudian dihubungkan dengan kasus yang sedang dibahas, sehingga dengan demikian dapat ditarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan  permasalahan.

I. 5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan makaalah ini terbagi empat bab. Pembagian   penulisan dalam makalah ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil  penilaian terhadap masalah yang ada.

BAB I : Bab I adalah p endahuluan y ang terdiri d ari p embagian s ebagai  berikut : latar belakang masalah dan rumusannya, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal mengenai latar belakang dari pembahasan masalah serta pemecahan masalah dalam   penulisan makalah ini. Selain itu dengan bab pendahuluan ini

(8)

BAB II : Bab II adalah tinjauan pustaka yang akan membahas mengenai teori-teori dasar yang mendukung tentang perkembangan kenakalan remaja sebagai akibat pengaruh dari efek globalisasi. BAB III : Pada bab III pembahasan yang akan membahas mengenai

faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja terkait dengan efek-efek negatif globalisasi serta bentuk dan macam solusi  penanggulangan dan pencegahan kenakalan remaja.

BAB IV : Selanjutnya pada bab IV merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Bagian pertama, kesimpulan adalah ringkasan bahasan materi yang penulis ambil dari uraian-uraian  bab-bab sebelumnya, dan bagian kedua adalah saran. Disini penulis mencoba memberikan saran terhadap pembahasan dalam penulisan makalah ini, saran tersebut mudah-mudahan bermanfaat.

(9)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Pengertian Kenakalan Remaja

II. 1. Pengertian Kenakalan Remaja

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak  Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak  cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku   pe

  pedomdoman an 8, 8, dikdikataatakan kan bahbahwa wa kenkenakaakalan lan remremaja aja adaadalah lah kelkelainainan an tintingkagkah h laklaku u // tin

tindakdakan an remremaja aja yanyang g berbersifsifat at antanti i sossosialial, , melmelanganggar gar nornorma ma sososiasial, l, agaagama ma sersertata ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan rem

remaja aja digdigoloolongkngkan an daldalam am dua dua kelkelompompok ok yanyang g berberkaikaitan tan dendengan gan nornorma-nma-normormaa hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undan

undang-undg-undang sehingga tidak ang sehingga tidak dapat atau dapat atau sulit digolongsulit digolongkan kan sebagsebagai ai pelanpelanggaranggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar  dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar  hukum bila dilakukan orang dewasa.

hukum bila dilakukan orang dewasa. Ten

Tentantang g nornormal mal tidtidaknaknya ya perperilakilaku u kenkenakaakalan lan ataatau u perperilailaku ku menmenyimyimpanpang,g,   pe

  pernarnah h dijdijelaselaskan kan daldalam am pempemikiikiran ran EmiEmile le DurDurkhekheim im (da(dalam lam SoeSoerjorjono no SoSoekaekantonto,, 1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu 1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu diang

(10)

mengh

menghapusapusnya nya secarsecara a tuntatuntas, s, dengadengan n demikdemikian ian perilakperilaku u dikatdikatakan akan normanormal l sejauhsejauh  peril

 perilaku aku tersebtersebut ut tidak menimbulktidak menimbulkan an keresakeresahan han dalam masyarakat, perilaku dalam masyarakat, perilaku tersebtersebutut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak  terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak  di

disesengngajaja. a. JaJadi di kekebabalilikakan n dadari ri peperilrilakaku u yayang ng didiananggggap ap nonormrmal al yayaititu u peperirilaklakuu nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.

Sudarsono, 1991 dalam bukunya Kenakalan remaja mengatakan Kenakalan Sudarsono, 1991 dalam bukunya Kenakalan remaja mengatakan Kenakalan Remaja (Juvenille Delinquency) secara estimologis dapat diartikan sebagai kejahatan Remaja (Juvenille Delinquency) secara estimologis dapat diartikan sebagai kejahatan anak, akan tetapi pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative anak, akan tetapi pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative atau negative sama sekali. Atas pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat atau negative sama sekali. Atas pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat kepentingan subyek, maka beberapa ilmuwan memberanikan diri untuk mengartikan kepentingan subyek, maka beberapa ilmuwan memberanikan diri untuk mengartikan Juvenille Delinquency sebagai kenakalan remaja

Juvenille Delinquency sebagai kenakalan remaja

Psikolog Drs. Bimo Walgito dalam (Sudarsono, 1991: 11) merumuskan arti Psikolog Drs. Bimo Walgito dalam (Sudarsono, 1991: 11) merumuskan arti selengkapnya dari kenakalan remaja sebagai berikut : tiap perbuatan, jika perbuatan selengkapnya dari kenakalan remaja sebagai berikut : tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan tersebut merupakan kejahatan, tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan tersebut merupakan kejahatan,  jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakaukan anak, khususnya  jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakaukan anak, khususnya

anaka remaja anaka remaja

Dr Fuad hasan dan Drs. B. simanjuntak dalam (Sudarsono, 1991: 11) juga Dr Fuad hasan dan Drs. B. simanjuntak dalam (Sudarsono, 1991: 11) juga membe

memberikan definisi rikan definisi kenakkenakalan remaja alan remaja sebagsebagai ai perbuperbuatan atan anti social anti social yang dilakukayang dilakukann an

anak ak reremamaja ja yayang ng bibilalamamana na didilalakukukakan n ororanang g dedewawasa sa didikukualalififikaikasisikakan n sesebabagagaii kejahatan. Dari kedua pengertian diatas Sudarsono menarik benang merah diantara kejahatan. Dari kedua pengertian diatas Sudarsono menarik benang merah diantara kedua

keduanya yaitu, nya yaitu, kenakkenakalan remaja alan remaja adalah perbuatadalah perbuatan an atau kejahatan atau atau kejahatan atau pelanpelanggaranggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum anti sosial, anti susila yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama.

dan menyalahi norma-norma agama. John W.

John W. SantroSantrock ck mendmendefinisefinisikan, ikan, kenakkenakalan alan remaja remaja (Juve(Juvenile nile DelinDelinquencquency)y) mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat

(11)

diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan disekolah), pelanggaran (seperti diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan disekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri).

melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri).

Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan ana

anak k naknakal al adaadalah lah anaanak k yanyang g berberperperilailaku ku menmenyimyimpanpang g dardari i nornorma-ma-nornorma ma sososiasial,l, mor

moral al dan dan agaagama, ma, mermerugiugikan kan keskeselaelamatmatan an dirdirinyinya, a, menmenggagganggnggu u dan dan mermeresaesahkahkann ke

ketetentntereramaaman n dadan n keketetertrtibiban an mamasysyaraarakakat t sesertrta a kekehihidudupapan n kekeluluararga ga dadan n atatauau masyarakat

masyarakat

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kenakalan Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan dengan norma remaja adalah perilaku yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan dengan norma hukum yang telah dengan jelas ditentukan dalam KUHP, norma sosial dan norma hukum yang telah dengan jelas ditentukan dalam KUHP, norma sosial dan norma agama yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

agama yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

II. 2. Jenis dan Bentuk Kenakalan Remaja

II. 2. Jenis dan Bentuk Kenakalan Remaja

1)

1)

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja

Ber

Berdasdasar ar padpada a bebbeberaerapa pa panpandandangan gan teoteori ri menmengengenai ai perperilailaku ku deldelinkinkuen uen diadiatastas,, maka delinkuensi remaja dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu:

maka delinkuensi remaja dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu: 1)

1) DeDelilinknkueuensnsi i inindidivividudualal, yaitu perilaku delinkuen anak merupakan gejalah, yaitu perilaku delinkuen anak merupakan gejalah   p

  perersosonanal l atatau au inindidivividudual al dedengngan an ciciriri-ci-ciri ri khkhas as jajahahat, t, didisesebababkbkan an ololeheh   pr

  prediedisposposissisi i dan dan keckecendenderuerungangan n penpenyimyimpanpangan gan tintingkagkah h laklaku u (ps(psikoikopatpat,,  psokotis, neurotis, a-sosial) yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi  psokotis, neurotis, a-sosial) yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi

kultural. kultural. 2)

2) DelDelinkinkuenuensi si sitsituasuasionionalal, yaitu delinkuensi yang dilakukan oleh anak yang, yaitu delinkuensi yang dilakukan oleh anak yang no

normrmalal; ; nanamumun n memerereka ka babanynyak ak didipepengngararuhuhi i ololeh eh beberbrbagagai ai kekekukuatatanan si

situtuasasioionanal, l, ststimimululi i sososisialal, , dadan n tetekakananan n lilingngkukungnganan, , yayang ng sesemumuananyaya mem

(12)

3)

3) DeDelilinknkueuensnsi i sisiststemematatik ik , yaitu delinkuensi yang telah disistematisir dalam, yaitu delinkuensi yang telah disistematisir dalam suatu organisasi (gang). Semua kejahatan dirasionalisir dan dibenarkan sendiri suatu organisasi (gang). Semua kejahatan dirasionalisir dan dibenarkan sendiri oleh anggota gang, sehingga kejahatannya menjadi terorganisir atau menjadi oleh anggota gang, sehingga kejahatannya menjadi terorganisir atau menjadi sistematis sifatnya.

sistematis sifatnya. 4)

4) DeDelilinknkueuensnsi i kukumumulalatitif f , , yaitu delinkuyaitu delinkuensi yang ensi yang sudsudah ah tereseteresebar bar dihamdihampir pir  semua ibukota, kota-kota, bahkan sampai dipinggiran desa. Pada hakekatnya semua ibukota, kota-kota, bahkan sampai dipinggiran desa. Pada hakekatnya delinkuensi ini merupakan produk dari konflik budaya.

delinkuensi ini merupakan produk dari konflik budaya. Er

Ernenest st R. R. HiHilglgarard d dadalalam m bubukukunynya a “I“Intntroroduductctioion n to to PsPsycychoholologigi”” mengelompokkan delinkuensi remaja dilihat dari pelaku perilaku tersebut kedalam mengelompokkan delinkuensi remaja dilihat dari pelaku perilaku tersebut kedalam dua golongan, yaitu:

dua golongan, yaitu: 1)

1) SoSocicial al dedelilinqnqueuencncyy, , yaiyaitu tu deldelinkinkuen uen yanyang g dildilakuakukan kan oleoleh h seksekeloelompompok k  remaja, misalnya “gang”.

remaja, misalnya “gang”. 2)

2) InIndidivividudual al dedelilinqnqueuencncyy, yaitu delikuensi yang dilakukan oleh seorang, yaitu delikuensi yang dilakukan oleh seorang remaja sendiri tanpa teman.

remaja sendiri tanpa teman.

Wright membagi jenis kenakalan remaja dalam beberapa keadaan: Wright membagi jenis kenakalan remaja dalam beberapa keadaan: 1

1)) NNeeuurroottiic c ddeelliinnqquueennccyy, remaja bersifat pemalu, terlalu perasa, suka, remaja bersifat pemalu, terlalu perasa, suka menyendiri, gelisa dan mempunyai perasaan rendah diri. Mereka mempunyai menyendiri, gelisa dan mempunyai perasaan rendah diri. Mereka mempunyai dorongan yang kuat untuk berbuat suatu kenakalan seperti: mencuri sendirian, dorongan yang kuat untuk berbuat suatu kenakalan seperti: mencuri sendirian, mel

melakuakukan kan tintindakdakan an agragresiesif f secsecara ara tibtiba a tantanpa pa alaalasan san karkarena ena dikdikuasuasai ai oleolehh fantasinya sendiri.

fantasinya sendiri. 2

2)) UUnnssoocciiaalliizzeed d ddeelliinnqquueennccyy, , susuatatu u ssikikap ap yyanang g ssuuka ka mmelelawawanan kekuasaan seseorang, rasa bermusuhan dan pendendam.

kekuasaan seseorang, rasa bermusuhan dan pendendam. 3

3)) PPsseeuuddo o ssoocciiaal l ddeelliinnqquueennccyy, remaja atau pemuda yang mempunyai, remaja atau pemuda yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap kelompok atau gang sehingga sikapnya tampak patuh, loyalitas tinggi terhadap kelompok atau gang sehingga sikapnya tampak patuh, setia dan kesetiakawanan yang baik. Jika melakukan perilaku

(13)

atas kesadaran diri sendiri yang baik tetapi karena didasari anggapan bahwa ia harus melaksanakan sesuatu kewajiban kelompok yang digariskan.

Jensen (1985) yang melihat perilaku delinkuen dari sigi bentuk dan dampak kenakalan, menggolongkan perilaku delinkuen dalam empat jenis, yaitu:

1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:  perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian,  pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban difihak orang lain:  pelacuran, penyalah gunaan obat, hubungan seks pra-nikah.

4) Kenakalan yang melawan status: misalnya mengingkari status anak  sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya.

2) Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

William C. Kvaraceus membagi bentuk kenakalan menjadi dua, yaitu:

1) Kenakalan biasa seperti: Berbohong, membolos sekolah, meninggalkan rumah tanpa izin (kabur), keluyuran, memiliki dan membawa benda tajam,  bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, berpesta pora, membaca  buku-buku cabul, turut dalam pelacuran atau melacurkan diri, berpakaian tidak   pantas dan minum minuman keras.

2) Kenakalan Pelanggaran Hukum, seperti: berjudi, mencuri, mencopet, menjambret, merampas, penggelapan barang, penipuan dan pemalsuan, menjual gambar-gambar porno dan film-film porno, pemerkosaan, pemalsuan uang, perbuatan yang merugikan orang lain, pembunuhan dan pengguguran kandungan.Bentuk – bentuk perbuatan kenakalan remaja yang lebih banyak 

(14)

dilakukan dalam kaitan remaja yang bersangkutan dengan gangnya atau gerombolan remaja lainnya, hakekatnya mencerminkan suatu sub kultur  tersendiri yang dapat dibedakan dalam 3 sub kultur kenakalan yaitu:

1) Sub kultur criminal: suatu bentuk gang kenakalan remaja yang mengarah  pada perbuatan pencurian, pemerasan dll perbuatan illegal yang bertujuan

untuk mendapatkan penghasilan (uang atau income).

2) Sub kultur konflik : suatu bentuk gang yang mengutamakan perbuatan –    perbuatan kekerasan sebagai suatu cara untuk mendapatkan atau

meningkatkan status

.

3) Sub kultur pengelakan/ pengasingan (rettreatist sub culture) : suatu   bentuk gang yang menekankan pada penggunaan obat – obatan (secara

salah).

Perbuatan kenakalan remaja pada hakekatnya merupakan proses usaha   pencapaian suatu keberhasilan tertentu dalam perkembangan kehidupan

remaja. Kaitan pertumbuhan dan perkembangan individu remaja dengan lingkungannya terhadap struktur sosial dengan jalur – jalur system yang tersedia dan berlangsung di masyarakat untuk mobilitas yang lebih baik.

Pada kenakalan remaja sub kultur kriminil, mencerminkan suatu cara adaptasi yang khusus dari para remaja dalam proses penyesuaian dirinya yang gagal untuk dapat mencapai keberhasilan hidup atau memperbaiki keadaannya dengan menempuh jaur – jalur kesempatan yang sewajarnya. Kegagalan ini antara lain karena ketiadaan kemampuan, keterbatasan pendidikan dan tidak  adanya kesempatan kerja yang sesuai.

Kenakalan remaja sub kultur konflik sering terjadi pada kasatuan masyarakat yang tidak stabil, tidak cukup terorganisir, yang tinggi mobilitas

(15)

vertikal dan geografisnya, keluarga cenderung berorientasi tidak pada masa depan tetapi pada masa kini dan tidak ada kemajuan sosial. Perbuatan  perkelahian antar gang, kebut – kebutan di jalan ramai merupakan contoh

kenakalan remaja sub kultur konflik.

Kenakalan remaja yang termasuk sub kultur pengelakan/ pengasingan yaitu kenakalan remaja dalam bentuk penyelahgunaan obat – obatan narkotika, merupakan cara adaptasi terhadap keadaan secara pengelakan, menarik diri atau mengaisngkan diri, melepaskan perjuangan dalam mencapai kesuksesan.

II. 3. Pengertian Globalisasi

Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai   pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan

dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling   bergantung satu sama lainnya. Globalisasi akan membawa prespektif baru tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima seabagai nrealita masa depan yang akan memengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru. (Aim Abdulkarim, 2007: 116)

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk  interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas

(16)

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif  atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak    berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh  besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain

seperti budaya dan agama.

Menurut Selo Soemardjan, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat di kota-kota besar untuk menyatu dengan dunia terutam di  bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, dan media komunikasi massa.

Menurut kamus bahasa, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi didefinisikan sebagi fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi  perhubungan manusia. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi yang

(17)

Menurut cendekiawan barat dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi adalah satu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia ini.

Menurut pengertian The American Heritage Dictionary, the act if process or    policy making something worldwide in scope or application, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) yaitu globalisasi sebenarnya dapat siartikan sebagai suatu tindakan atau proses menjadikan sesuatu yang mendunia (universal) baik dalam lingkupnya atau aplikasinya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian globalisasi dapat dibedakan atas dua hal yaitu :

1) Sebagai Alat

Globalisasi merupakan wujud keberhasilan ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi. Globalisasi sebagai alat juga mengandung hal-hal yang positif  apabila dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga dapat mengandung hal-hal negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Jadi tergantung siapa yang menggunakan dan apa tujuannya.

2) Sebagai Ideologi

Globalisasi sebagai ideologi berarti sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat sedikit. Globalisasi sebagai ideologi pasti memihak suatu kepentingan sehingga akan menimbulkan akibat, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Disinilah timbulnya benturan dan pertentangan.

II. 4. Proses Perkembangan Globalisasi

(18)

  baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan budaya setempat dan mengukuhkan dominasi budaya barat dalam budaya masyarakat di negara-negara  berkembang melalui penjajahan baru, yaitu penjajahan kebudayaan. Kebudayaan baru yang berasaskan perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan satelit akan merombak dan mengubah nilai dan sistem budaya masyarakat negara berkembang selaras dengan visi dan misi globalisasi barat. Gelombang kebudayaan baru yang terjadi melalui pendominasian budaya akan menjadikan negara berkembang semakin  beruntung dan terikat pada keputusan yang dibuat oleh penguasa barat.

Globalisasi dan perkembangan teknologi ini mengharuskan penduduk dunia untuk bersatu dalam menentukan masa depan dunia yang lebih baik dan terjamin. Isu global yang tengah melanda dan mulai terasa memberi kesan buruk kepada masyarakat dunia menjadi agenda yang menarik perhatian semua pihak. Kesadaran untuk membentuk masyarakat dan pemimpin dunia yang bertanggung jawab untuk  menjaga kepentingan, keselamatan, dan keamanan dunia membuka prespektif baru dalam pendekatan isu globalisasi, yaitu isu yang mengancam dunia masa kini dan masa depan.

Berkembangnya arus globalisasi jelas memberikan dampak pada kebudayaan manusia. Banyak yang terlihat jelas dalam perubahan dan pergeseran pola hidup masyarakat, yaitu:

a. agraris tradisional menjadi masyarakat industri modern;

 b. kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis; c. kehidupan lamban menjadi kehidupan serba cepat;

d. kehidupan berasas nilai sosial menjadi konsumeris materialis;

(19)

Dari contoh tersebut, terdapat beberapa macam pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Pengaruh tersebut dapat dibagi menjadi dua macam aspek, yaitu aspek   positif dan aspek negatif.

Dengan pesatnya perkembangan, aspek positif paling diharapkan manusia. Diantaranya beberapa aspek positif dari arus globalisasi dan perkembangan teknologi yakni : 1) Pola hidup yang serba cepat, 2) Pesatnya perkembangan informasi dan transportasi, 3) Pemanfaaatan sumber daya alam yang melimpah. Selain memberikan aspek positif, perkembangan arus globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi kebudayaan masyarakat, diantaranya : 1) Beralihnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri modern, 2) Perubahan dari kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis, dan dampak negatif yang sekarang paling banyak  terlihat dan bermunculan yaitu 3) Masuknya pola hidup budaya barat.

Pesatnya teknologi informasi dan transportasi juga mebawa dampak negatif, seperti masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan dan santun. Namun, sekarang banyak remaja yang menggunakan  pakaian yang memerlihatkan auratnya, padahal budaya timur jelas melarang hal yang

seperti itu.

Fenomena anak melawan kepaada orangtua, murid yang mengancam atau melawan gurunya, perkelahian antar-pelajar, mode pakaian yang tidak sesuai, dan  pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki, merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Arus globalisasi yang membonceng nilai-nilai tradisi, budaya, moral, dan agama yang selama ini kita junjung tinggi akan menghilangkan jati diri dari nilai-nilai budaya itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Selo Soemardjan bahwa perubahan budaya yang cepat dan saling menyusul mengakibatkan suasana anomi yang berkepanjangan.

(20)

Suasana anomi adalah suasana ketika masyarakat yang sedang mengalami perubahan  budaya tidak mengetahui secara jelas nilai-nilai budaya mana yang perlu diambil dan nilai-nilai budaya mana yang haru sdikembangkan. Dengan demikian, globalisasi akan selalu menimbulkan dampak positif dan negatif.

II. 5. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan

Bernegara

Globalisasi memiliki pengaruh yang positif, yaitu membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa  pengaruh positif, seperti adanya budaya Hollywood dan perpustakaan yang negatif, misalnya pendewaan pikiran nasionalisme, ilmu dan teknologi, sekularisme, dan tipisnya iman.

Kita menyadari bahwa pengaruh globalisasi tidak mungkin dapat dihindari, kecuali kita dengan sengaja menghindari interaksi dan komunikasi dengan pihak  yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton televisi, atau menggunakan alat lainnya, terlebih lagi dengan menggunakan internet, ia tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global.

Dalam era globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan tersebut akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi, saling bertentangan dan bertabrakannya nilai-nilai yang berbeda yang   berakhir dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan

sintesa dan antitesa baru. Ancaman

(21)

Dengan alat komunikasi seperti TV, parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita dapat berhubungan dengan dunia luar. Dengan parabola atau internet, kita dapat menyaksikan hiburan porno dari kamar tidur. Kita dapat terpengaruh oleh segala macam bentuk yang sangat konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala macam film kartun dan film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun dapat dengan mudah terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron-sinetron kita (terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar nilai-nilai negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus disadari  pula bahwa televisi juga banyak menayangkan program-program pengajian, ceramah,

diskusi, dan berita yang mengandung nilai positif bahkan agamis. Adegan kekerasan (violence) akan lebih berkesan di benak anak-anak dibandingkan dengan petuah agama.

Tantangan dan Peluang

Pengaruh globalisasi yang memberikan nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin, kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib menyaring yang baik dan sesuai dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima, sebaliknya yang buruk kita tolak. Peluang dan tantangan ayang dapat kita peroleh dari globalisasi debagai berikut.

1. Pasar bebas, yaitu pasar dimana suatu produk menjadi semakin luas dan  pemasarannya semakin banyak.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dengan mudah dan cepat diterima.

3. Wawasan budaya semakin luas. Hal ini memudahkan orang untuk beradaptasi dengan masyarakat lain

(22)

BAB III

PEMBAHASAN

III. 1. Aspek-Aspek Negatif Globalisasi yang Memengaruhi

Kenakalan Remaja

Globalisasi merupakan suatu fenomena liberal menyeluruh yang menyebar di seluruh penjuru dunia, dimana kita sebagai warga negara dunia tidak akan bisa mengelak dari pengaruh dan dampak-dampaknya. Seperti kita ketahui disamping membawa efek positif, globalisasi juga membawa efek negatif bagi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat. Salah satu aspek negatif globalisasi yang paling berpengaruh dalam sendi kehidupan yakni aspek negatif terhadap kehidupan sosial dan kebudayaan suatu bangsa dan negara. Dalam perkembangannya, khususnya di Indonesia. Selain membawa banyak dampak positif, globalisasi justru membawa dampak negatif yang lebih banyak lagi dalam sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Khususnya dan utamanya dalam hal kehidupan sosial dan kebudayaan  berbangsa dan bernegara. Dan dampak serta sasaran terbesar dari aspek negatif sosial

dan budaya globalisasi tersebut, yakni kehidupan para kaum remaja Indonesia.

Seperti kita ketahui bahwa kehidupan sosial para remaja zaman sekarang semakin mengkhawatirkan. Ditambah masuk dan berkembangnya globalisasi, memberi dampak yang cukup negatif pula bagi mereka para ramaja yang tiadk bisa menahan diri mereka. Walhasil bertambah banyak penyimpangan-penyimpangan sosial yang diakibatkan oleh ulah para remaja ini, oleh ulah kenakalan remaja sekarng ini.

(23)

Globalisasi dituding pembawa pengaruh cukup dominan bagi tindakan negatif    para remaja ini. Diantaranya aspek-aspek negatif dari globalisasi yang berpotensi

menimbulkan penyimpangan sosial berupa kenakalan remaja ini di antaranya ; Masuknya pola hidup budaya barat

Faktor ini adalah faktor utama dan paling luas cakupannya dalam hal penyebab kenakalan remaja masa kini. Seperi kita ketahui globalisasi yang berasal dari barat ini sudah pasti membawa kebudayaan sesuai negeri asalnya, dan celakanya bagi negara-negara berbudaya ketimuran yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan barat seperti Indonesia, hal tersebit tidak bisa dihindari dan sudah menyebar dalam praktik  kehidupan bermasyarakat Indonesia. Dan yang lebih parahnya lagi pola hidup barat tersebut banyak memengaruhi dan di salah artikan oleh para remaja Indonesia sebagai trend yang justru menjadi boomerang bagi mereka untuk membawa ke arah masa depan kehancuran. Diantaranya contoh pola hidup budaya barat yang memicu kenakalan remaja masa kini yakni ;

1) Kekerasan dan anarkisme

Hal tersebut merupakan budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia khususnya. Di kalangan remaja hal anarkis maupun premanisme, serta kekerasan dalam hal apapun, seperti telah menjadi hal yang biasa-biasa saja bagi mereka akhir-akhir ini. Sebenarnya hal anarkis juga bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi perkembangannya semakin mengawatirkan manakala perkembangan zaman semakin pesat dan muncul globalisasi dengan membawa budaya buruk  kehidupannya bagi masyarakat Indonesia. Terlebih lagi hal tersebut semakin memicu kenakalan remaja dalam hal anarkisme ini. Dimanapun dan kapanpun  para remaja tak segan melakukan tindakan kekerasan pada siapapun, tak peduli

(24)

orang yang lebih tua maupun yang lebih muda. Masa remaja yang masih labil menimbulkan salah tafsir pengertian dan implementasi dalam setiap tingkah lakunya. Salah sedikit kekerasan yang berbicara. Hal ini sebenarnya sungguh ironis dan mengenaskan bagi pertumbuahan dan perkembangan kepribadian para remaja. Hal tersebut bisa sangat memengaruhi bahkan merusak mental dan   pribadu para remaja di masa depan. Banyak sudah contoh kekerasan yang

dilakukan para remja masa kini, mulai dari motif modal gengsi maupun sok kuat, seperti tawuran antar geng maupun sekolah, aksi premanisme dan pemalakkan, sampai kekerasan yang notabene candaan semata tapi sampai menelan korban   jiwa. Semua itu merupakan bukti juvenile delinquency yang berupa kekerasan

yang bahkan bisa dilakukan oleh para remaja sekarang ini, dan salah satu bentuk  dari perkembangan globalisasi ke arah negatif atau mungkin tertafsir negatif.

2) Narkoba dan Minuman keras

 Narkoba dan minuman keras juga merupakan salah satu diantaranya, kebudayaan negatif barat yang masuk dan menyebar dengan cepatnya di Indonesia. Korban terbesar dari aspek ternegatif globalisasi ini tak lain dan tak bukan adalah para remaja. Remaja adalah kelompok masyarakat yang sangat peka terhadap bahaya  penyalahgunaan obat-obatan tersebut. Alasannya, masyarakat pada usia remaja ini memiliki rasa ingin tahu yang besar dan cenderung akan mencoba menggunakan, selain itu godaan dan tekanan yang kuat dari lingkungan pergaulan juga menjadi salah satu faktor maraknya narkoba di kalangan narkoba. Padahal kontrol diri yang dimilikinya sangat lemah karena belum matangnya jiwa mereka. Apabila dibiarkan tanpa pengawasan yang ketat, kalangan remaja akan menjadi pemakai yang ketergantungan obat-obat terlarang. (Idianto, 2004: 159). Sama halnya dengan narkoba, peredaran minuman keras yang tanpa batas di negeri ini, juga

(25)

membawa dampak negatif bagi para remaja di negeri ini. Banyak para remaja yang terjebak dalam kehidupan malam dan pergaulan yang tak terbatas. Sehingga mengakibatkan banyak dari mereka yang terjerat mabuk-mabukan dan tak jarang mengakibatkan banyak bentuk penyimpangan sosial lain bahkan yang bersifat kriminal, sama halnya dengan narkoba. Pada dasarnya perkembangan adiktif  narkoba dan miras di kalangan remaja, lebih pada didasari oleh perkembangan zaman yang semakin pesat. Jangankan di kota miras dan narkoba pun melanda desa. Berbagai alasan tak beralasan seperti ; ketinggalan jaman, ataupun kampungan banyak memengaruhi para remaja dan mendasari mereka mencoba hingga akhirnya kecanduan bahkan tewas akibat baarang haram tersebut. Remaja yang berpikiran pendek dan masih dalam pencarian jati diri tentunya bisa menjadi sasaran empuk pengaruh negatif globalisasi ini. Walhasil, setiap tahunnya banyak  remaja terpengaruh dan terjangkit dua hal negatif tersebut. Dan seiring   perkembangan pasar global yang semakin pesat baik miras maupun narkoba

semakin mengakar dan meluas keberadaannya di Indonesisa ini. 3) Sex bebas

Sex bebas juga merupakan salah satu bentuk tindakan penyimpangan kenakalan remaja yang sekarang ini semakin marak terjadi seiring berkembangnya zaman. Seperti kita ketahui sex bebas diluar ikatan pernikahan merupakan salah satu  budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan budaya ketimuran Indonesia. Akan tetapi dengan berkembangnya globalisasi, dimana batas antar negara seakan hilang, dengan mudahnya, mau tidak mau budaya negatif bagi masyarakat Indonesia tersebut masuk dan berkembang di Indonesia. Dan lagi-lagi korban utama dari kebudayaan negatif ini adalah remaja. Kebanyakan para remaja di Indonesia terjebak akan perilaku seperti ini akibat minimnya pengetahuan mereka

(26)

akan resiko dan tanggung jawab yang harus ditanggung nantinya. Faktor  rentannya kontrol diri dan iman serta godaan lingkungan sosial dan juga rasa keingintahuan yang berlebihan seiring hasrat tanpa pikiran jernih, membuat  banyak remaja yang terjerumus dalam budaya surga dunia ini. Kenikmatan sesaat yang didapatkan, bisa berakibat sangat fatal sekali bagi mereka para remaja di masa depan. Dapat diungkapkan bahwa perilaku seksual bebas bisa sangat  beresiko bagi para remaja. Mulai dari hamil di luar nikah sampai terjangkitnya  penyakit kelamin mematikan seperti AIDS berpotensi sangat besar terjadi bagi mereka para remaja yang melakukannya. Dan yang tak kalah fatalnya, akibat sex  bebas pra-nikah ini masa depan mereka bisa hancur begitu saja dan akan menodai

nama baik keluarga mereka.

Perkembangan informasi dan teknologi

Perkembangan informasi dan teknologi merupakan faktor terpenting dalam  perkembangan zaman globalisasi di dunia. Karena bagaimanapun juga teknologi dan informasi merupakan symbol dari perkembangan zaman, symbol dari globalisasi dunia. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, tentunya membawa dua aspek yang saling berlawanan, di satu sisi membawa aspek positif yang sangat membantu, tepi di lain sisi membawa aspek negatif yang bisa sangat merusak. Akan tetapi dal tersebut kembali lagi pada SDM sebagi pengguna dari teknologi dan informasi itu sendiri. Dalam hal kenakalan remaja, perkembangan teknologi juga memiliki peranan penting dalam penyebaran aspek-aspek negatif globalisasi, bisa dikatakan perkembangan teknologi sebagai media pengantar pengaruh-pengaruh, aspek-aspek, maupun kebudayaan-kebudayaan negara lain, khusunya bangsa barat ke negara lainnya di dunia ini. Tak terkecuali Indonesia sebagai negara yang terletak di  jalur perdagangan dan penerbangan dunia.

(27)

Teknologi yang semakin canggih dapat membawa hal apapun, dari manapun, ke manapun dengan cepat dan mudahnya. Berbagai kebudayaan dengan mudahnya menyebar dan diserap oleh bangsa lain baik positif maupun negatif. Dalam hal kenakalan remaja, teknologi telah membawa dampak sangat signifikan dalam  perkembangan kenakalan remaja di Indonesia. Kebudayaan barat yang bersifat negatif 

dapat dengan mudah dan cepatnya masuk dan merusak kehidupan sosial masyarakat Indonesia, utamanya remaja. Baik media elektronik seperti televisi atau internet, maupun media cetak berupa koran dan majalah, banyak yang menampilkan dan membawa hal-hal yang negatif bagi kehidupan para remaja. Utamanya melalui internet, banyak remaja-remaja Indonesia yang menyalahgunakan perkembangan teknologi ini ke arah yang buruk. Contohnya dalam hal kekerasan remaja dan  pornografi. Dua hal ini merupakan bentuk kebudayaan barat yang paling menonjol

implikasinya dalam kehidupan remaja di Indonesia. Tak hanya melahirkan sebuah kenakalan, tapi juga menimbulkan efek kriminal bagi siapapun yang terjerat. Kita ketahui bersama, bahwa seiring canggihnya zaman, dua hal negatif tersebut semakin mudah pula terakses dan menyebar dalam kehidupan remaja Indonesia. Banyak  remaja yang terjebak menyalahgunakan berbagai perkembangan teknologi tersebut untuk hal-hal yang justru merusak diri mereka sendiri. Situs-situs porno yang banyak    berkembang di internet dapat dengan mudahnya diakses oleh siapapun, tayangan-tayangan televisi yang semakin berani menampilkan tayangan-tayangan-tayangan-tayangan bergenre kekerasan maupun pornoaksi, serta penyalahgunaan teknologi dalam hal pornografi,   pornoaksi, maupun kekerasan semakin memerburuk aspek psikologis para remaja, yang sebagian besar terpengaruh dan tersalahgunakan akan hal-hal tersebut. Hasilnya  banayk dari mereka yang tumbuh dewasa sebelum waktunya, dan tak sesuia dengan yang seharusnya. Berbagai kasus kenakalan bahkan kriminal pun banyak terimplikasi

(28)

di masyarakat, seperti; remaja yang melakukan hubungan sex diluar nikah, remaja yang terkena penyakit kelamin akibat sex bebas tanpa pengaman, remaja yang hamil diluar nikah, remaja yang melakukan aksi anarkis dan premanisme, tawuran antar   pelajar, remaja yang vandalis, dll.

Dua hal tersebut merupakan beberapa dari sekian banyak hal kebudayaan negatif barat yang masuk dan terimplikasi oleh para remaja melalui penyalahgunaan aspek globalisasi yakni perkembangan teknologi dan informasi.

Muncul dan berkembangnya pemikiran-pemikiran dan mental yang liberalis dan hedonis

Selain dua hal tersebut diatas, aspek negatif globalisasi yang bisa melahirkan kenakalan remaja masa kini lainnya yakni mulai muncul dan berkembangnya  pemikiran-pemikiran sekuleritas dalam kehidupan sosial di masyarakat. Salah satu contoh dan bentuknya adalah “3F”, Food, Fashion, Film. 3hal ini merupakan salah satu bentuk sekuleritas hasil dari globalisasi. Meski tidak secara langsung, 3 hal ini  bisa memengaruhi terjadinya kenakalan remaja masa kini. Kita dapat lihat dari bukti

yang berkembang sekarang ini. Banyak para remaja Indonesia yang lebih tertarik  oleh, makanan, mode, gaya dan film-film barat, ketimbang yang berasal dari negrinya sendiri. Mereka begitu mudahnya terbawa dan mengimplementasikan trend yang  berkembang, seperti tak berkepribadian, mereka ikut saja apa yang dibawa oleh trend, selama itu berasal dari luar negeri. Banyak remaja Indonesia yang lebih tertarik  makan-makanan fast food/junk food, seperti McDonald, KFC, CFC, dll, yang tidak   baik bagi kesehatan ketimbang makanan dalam negeri yang sehat dan bergizi. Banyak   pula remaja yang menjadi korban fashion yang pesat berkembang, pakaian ataupun

gaya apa yang sedang trend, dengan mudahnya mereka ikuti, tanpa peduli apakah gaya ataupun pakaian yang mereka pakai itu sesuai dan cocok dengan norma-corma

(29)

yang sedang berlaku di negara kita atau tidak.Seperi pakaian mini, terbuka, ketat, tindik, tato dll. Selama itu beraasal dari luar negeri, semua dianggap sah-sah saja,  benar-benar saja. Demikian pula dengan film, banyak remaja Indonesia yang tertarik 

dengan film-film barat ketimbang film-film domestic, padahal belum tentu film-film  barat mengandung nilai-nilai baik sesuai dengan nilai-nilai kehidupan di negara ini,  justru yang ada kebanyakan film-film barat menayangkan hal-hal yang bisa merusak 

dan memicu kenakalan remaja cukup besar, seperti pornografi, pornoaksi, kekerasan, vandalisme, dll.

Berdasarkan bukti-bukti tersebut nampak terlihat pemikiran-pemikiran liberalis sudah merasuk pada sebagian besar remaja-remaja Indonesia. Mereka yang masih rentan dan labil dapat dengan mudahnya terpengaruh bahkan terdoktrin untuk  mengikuti. Tentu saja dari 3F tersebut bisa memicu kenakalan remaja. Karena semakin banyak dan seringnya remaja Indonesia mengikuti perkembangan 3F tersebut, semakin kuat pula kepribadian dan pemikiran liberalisasi mereka terbentuk, hingga mereka tidak tahu lagi nilai-nilai dan norma-norma yang ada sesungguhnya di masyarakat, dan menganggap yang dia lakukan selau benar, sesuai paham sekuleritas. Hingga akhirnya pola hidup mereka menjadi pola hidup barat, yang tak hanya membawa segi positif, tapi juga segi-segi negatif yang bertentangan dalam nilai-nilai   bermasyarakat Indonesia, dan tentunya tak hanya menghasilkan bentuk kenakalan remaja pada akhirnya bahkan kriminalitas pun bisa tercipta, akibat doktrinasi   berlebihan secara tidak langsung dari globalisasi ini. Banyak contoh remaja yang seperti di jabarkan sebelumnya, mereka out of control dan terbawa pengaruh- pengaruh luar, khususnya yang buruk. dan semua berawal adari hal-hal yang kecil dan

(30)

Akibat dari pemikiran sekuleritas berlebihan itu akan terbentuk dan lahirlah  pemikiran hedonis (memuja kesenangan dan kenikmatan badani / duniawi). Hedonis sebagai bentuk tindak lanjut dari sekuler pun telah banyak berkembang di Indonesia. Bagi para remaja jelas hal ini saangat berbahaya dan sangat memicu lahirnya kenakalan remaja, karena pada dasarnya orang-orang hedonis, lebih mementingkan kehidupan duniawi dan kesenangan saja, dan cenderung menimbulkan citra hedonis = atheis. Bila hal tersebut merasuk pada diri remaja-remaj Indonesia, dipastikan tindak  kenakalan remaja dan kriminalitas semakin meningkat. Karena pada dasarnya mereka akan melakukan apa saja yang menurut mereka itu indah, senang dan nyata, tak peduli akibat yang akan terjadi dari tindakan mereka, meskipun itu sangat bertentangan dengan tatanan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan sangat merugikan   bagi orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Berbagai tindak kenakalan remaja sampai yang ekstrim pun bisa terjadi bila pemikiran hedonis merasuk dalam   pemikiran para remaja Indonesia. Mulai dari tattoo, tindik, berbagai tindak 

vandalisme, premanisme, anarkis, free sex, judi, mabuk-mabukan sampai yang mengarah kriminalitas kelas berat seperti pembunuhan dan lainnya bisa terjadi.

Itu sebabnya pemikiran liberal dan hedonis ini menjadi salah satu aspek  negatif yang mendasar dari globalisasi dalam memengaruhi terjadinya kenakalan remaja.

III. 2. Faktor-Faktor dan Masalah-Masalah Penyebab Kenakalan

Remaja

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari

(31)

konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya,   perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma

terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

A. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Faktor Internal

Perilaku delinkuen pada dasarnya merupakan kegagalan sistem pengontrol diri anak terhadap dorongan-dorongan instingtifnya, mereka tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan instingtifnya dan menyalurkan kedalam  perbuatan yang tidak bermanfaat.

1) Segi Psikologis

Pandangan psikoanalisa menyatakan bahwa sumber semua gangguan  psikiatris, termasuk gangguan pada perkembangan anak menuju dewasa serta proses adaptasinya terhadap tuntutan lingkungan sekitar ada pada individu itu sendiri, berupa:

a) Konflik batiniah, yaitu pertentangan antara dorongan infatil kekanak-kanakan melawan pertimbangan yang lebih rasional.

  b) Pemasakan intra psikis yang keliru terhadap semua pengalaman, sehingga terjadi harapan palsu, fantasi, ilusi, kecemasan (sifatnya semu tetapi dihayati oleh anak sebagai kenyataan). Sebagai akibatnya anak  mereaksi dengan pola tingkah laku yang salah, berupa: apatisme, putus asa, pelarian diri, agresi, tindak kekerasan, berkelahi dan lain-lain.

(32)

c) Menggunakan reaksi frustrasi negatif (mekanisme pelarian dan  pembelaan diri yang salah), lewat cara-cara penyelesaian yang tidak 

rasional, seperti: agresi, regresi, fiksasi, rasionalisasi dan lain-lain. Selain sebab-sebab diatas perilaku delinkuen juga dapat diakibatkan oleh :

a) Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak-anak remaja.

  b) Gangguan berfikir dan inteligensi pada diri remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 30% dari anak-anak yang terbelakang mentalnya menjadi kriminal.

c) Gangguan emosional pada anak-anak remaja, perasaan atau emosi memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar  kecilnya kebagahiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia, jika semua terpuaskan orang akan merasa senang dan sebaliknya jika tidak orang akan mengalami kekecewaan dan frustrasi yang dapat mengarah pada tindakan-tindakan agresif. Gangguan-gangguan fungsi emosi ini dapat berupa: inkontinensi emosional (emosi yang tidak terkendali), labilitas emosional (suasana hati yang terus menerus berubah, ketidak pekaan dan menumpulnya perasaan. d) Cacat tubuh, faktor bakat yang mempengaruhi temperamen, dan

ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri (Philip Graham, 1983). Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya,   perilaku delinkuen merupakan kompensasi dari masalah psikologis dan konflik batin karena ketidak matangan remaja dalam merespon stimuli yang ada diluar dirinya. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan

(33)

 bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat.

2) Segi Kepribadian

Faktor Pribadi yang kotor yang mengacu kepada orang yang akhlaknya atau sifat-sifatnya keji (mazmumah) seperti pemarah, tamak, dengki,  pendendam, panas baran, sombong, tidak amanah dan lainnya. Keadaan ini

terjadi kerana individu itu telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak  rasional yang mewakili nafsu kehaiwanan, yang merupakan hasil daripada  pengalaman buruk yang mendendam yang pernah diterimanya sejak kecil. Pribadi yang kotor mungkin telah bermula sejak kecil dan kemudian semakin menguat seiring anak itu beranjak remaja dan menjadi pemicu kenakalan remaja terjadi. Dengan kata lain kepribadian fitrah (baik) anak  telah tertimpa oleh kepribadian kotor yang semakin menguat.

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada  perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. G.W Allport mengatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Dari uraian yang dikemukakan G.W. Allport bahwa kepribadian seseorang dapat menjadi  penyebab melakukan kenakalan.

(34)

Contohnya: Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah.  Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng   berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat

membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.

Faktor Eksternal

Disamping faktor-faktor internal, perilaku delinkuen juga dapat diakibatkan oleh faktor-faktor yang berada diluar diri remaja, dan justru faktor-faktor  eksternal ini memiliki akibat dan pengaruh yang lebih berbahaya bagi para remaja dalam hal kenakalan remaja, seperti:

1) Faktor Keluarga

keluarga merupakan wadah pembentukan peribadi anggota keluarga terutama bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, akan tetapi apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal akan terbentuk seorang anak 

(35)

yang cenderung berperilaku delinkuen, semisal kondisi disharmoni keluarga (broken home), overproteksi dari orang tua, rejected child, dll. a) Broken Home dan Quasi Broken Home

Keadaan rumah tangga yang berantakan dapat membawa pengaruh   psikologis buruk bagi perkembangan mental dan pendidikan anak. Karena dasar pribadi anak terutama dibentuk dalam lingkungan keluarga. Jika kehilangan salah satu dari kedua orang tua atau kehilangan keduannya karena meninggal maupun bercerai dan lain-lainnya, menyebabkan anak kehilangan contoh model orang dewasa. Kehilangan kasih sayang, kehilangan pendidik atau pemimbing yang sangat ia butuhkan.

Menurut pendapat umum pada broken home ada kemungkinan  besar bagi terjadinya kenakalan remaja, di mana terutama perseraian

atau perpisahan orang tua memengaruhi perkembangan si anak. Keadaan yang tidak normal bukan hanya terjadi pada broken home, akan tetapi dalam masyarakat modern sering pula terjadi suatu gejala adanya “broken homosemu”, (quasi broken home) ialah, kedua orang tuanya masig utuh, tetapi karena masing-masing anggota keluarga (ayah dan ibu) memunyai kesibukan masing-masing sehingga orang tua tidak sempat memberikan perhatiannya terhadap pendidikan anak-anaknya. Dalam situasi keluarga yang demikian anak muda mengaalami frustasi, mengalami konflik-konflik psikologis, sehingga keadaan ini juga dapat dengan mudah mendorong anak menjadi delinkuen. (Sudarsono, 2004: 126)

(36)

Memanjakan anak secara berlebihan dimana anak selalu mendapatkan segala sesuatu dari orang tuanya walaupun hal itu tidak sesuai dengan norma pendidikan. Tidak sedikitpun anak merasa kesulitan dalam hidupnya. Sikap perhatian orang tua yang berlebihan ini dapat menumbuhkan sifat malas, apatis kepada anak dalam menghadapi  problema hidup yang sebenarnya sangat penting dan membantu bagi  perkembangan dan kematangan anak itu sendiri. Sehingga anak tidak   percaya akan dirinya, merasa dirinya berpribadi kecil. Akhirnya anak 

lebih cenderung kearah kenakalan (juvenile delinquency).

Selain over perhatian, proteksi yang berlebihan oleh orang tua  pun bisa memicu lahirnya kenakalan pada diri mereka. Sikap orang tua

yang otoriter dan keras terhadap anaknya justru sangat berpotensi menimbulkan pergolakan mental dan batin yang sangat kuat dari si anak Anak akan sangat merasa tertekan dan berusaha lepas dari  belenggu orang tuanya, dengan melakukan apapun yang bertentangan dari kehendak orang tua, dan anak yang seperti ini tidak akan peduli terhadap nilai-nilai yang dipaksakan oleh orang tuanya, meskipun nilai-nilai itu baik. Dia akan mencari tempat lain yang lebih nyaman dan bebas ketimbang kehidupan keluarga. Dan banyak pelampiasan dari otoritas keluarga ini adalah, bentuk-bentuk penyimpangan sosial yang berupa kenakalan.

c) Rejected Childs

Rejected Childs merupakan sebutan bagi anak-anak yang ditolak oleh orang tua mereka dan terbuang keberadaannya dari keluarga asalnya. Baik itu terbuang sewaktu masih kecil, maupun saat sudah beranjak 

(37)

remaja. Kebanyakan anak-anak terbuang ini, bermotif sama, yakni tidak dinginkan keberadaannya oleh keluarga asalnya, sehingga mereka dibuang dan ditolak dari sebuah sistem sosial bernama keluarga. Bagi rejected childs, keluarga adalah suatu ironi, dan kemunafikan, tapi jufa keinginan dan harapan yang terdalam. Mereka terlepas dari sistem keluarga dan bertahan untuk hidup sendiri.

Hal tersebut tentunya akan berdampak sangat buruk bagi  psikologis mereka. Mereka harus menjadi dewasa sebelum waktunya, dan mengetahui kerasnya dunia sebelum waktunya. Tentunya bagi rejected childs, hal-hal negatif sudah bukan hal yang asing lagi, terlebih bagi mereka yang tumbuh besar di jalan. Tak adanya peran orang tua sebagai panutan dan kontrol pribadi tentunya sangat  berpengaruh dalam perkenbangan psikologi dan panyerapan nilai-nilai yang ada. Selain karena faktor masa lalu yang buruk akan keluarga, kerasnya kehidupan yang harus dijalani sebelum wajtunya, bisa menjdi   pengaruh sangat kuat remaja-remaja ini menjadi nakal bahkan

kriminal.

d) Pengaruh buruk dari orang tua

Banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua  juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika  berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor 

(38)

eksternal lingkungan yang jarang memerhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orangtua. Kita selalu menilai   bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan  pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar,   pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang.

Padahal sangat mungkin kenakalan remaja yang terlahir berasal dari   pengaruh buruk orang tuanya, berasal dari kenakalan orang tuanya

sendiri.

Kenakalan orangtua dalam ikatan keluarga Contohnya seperti :

Suka berkata-kata kasar, suka menghujat atau memaki, mengajari anak  untuk melakukan perlawanan ketika anak diganggu orang lain, suka menyakiti anak secara fisik dan psikis, merokok seenaknya di depan anak-anak, dl (masalah akhlak), mengabaikan pelaksanaan syariat, sholat, melalaikan sholat, bahkan tidak pernah sholat, membiarkan anak-anak gadisnya tidak menutup aurat, membiarkan anak-anaknya   bergaul bebas (pacaran), membiarkan anak-anaknya minum-minuman

keras, dll.

Kenakalan orangtua di masyarakat Contohnya seperti :

Berjudi, mabuk-mabukan, berzina, berghibah atau memfitnah, menghambur-hamburkan uang dengan gaya hidup yang konsumtif,  bergaya hidup mewah, menyediakan sarana kemaksiatan, ini misalnya,   jadi bandar narkoba, jadi bandar judi, menyediakan tempat hiburan

(39)

Kenakalan orangtua di pemerintahan Contohnya seperti :

Suka korupsi, kolusi, nepotisme, mengeluarkan kebijakan yang  bertentangan dengan hajat hidup orang banyak, suka melakukan pungli atau suap menyuap, suka melanggengkan kemaksiatan, memberi izin untuk usaha prostitusi/lokalisasi, perjudian, tempat diskotik, pabrik  minuman keras, dengan dalih besar pemasukannya, menutup mata terhadap problem yang diakibatkan usaha prostitusi, perjudian, narkoba, peredaran minuman keras, diskotik, dll. Menerapkan aturan kehidupan yang tidak benar dan tidak baik, yakni Kapitalisme-Sekularisme (termasuk juga Sosialisme-Komunisme).

Semua pengaruh buruk orang tua tersebut dalam bentuk  kesehariannya, baik langsung maupun tidak lansung akan memengaruhi mental si anak, untuk melakukan keburukan yang sama dengan orang tuanya. Karena bagi mereka para remaja yang masih labil orang tua adalah panutan, apa yang dilakukan orang tua masih dianggap baik, padahal itu buruk.

2) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak dapat menjadi sumber  terjadinya konflik-konflik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak menjadi delinkuen.. Pengaruh negatif yang menangani langsung   proses pendidikan antara lain kesulitan ekonomi yang dialami pendidik 

dapat mengurangi perhatiannya terhadap anak didik. Pendidik / guru sering tidak masuk, akibatnya anak-anak didik terlantar, bahkan sering terjadi guru marah kepada muridnya. Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini, perkembangan zaman maju dengan pesat, salah satunya dalam bidang transportasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan alat transportasi

Dengan demikian orang tua dapat memberikan masukan atau petunjuk mengenai cara-cara berhubungan dengan teman sebaya salah satunya dengan mendorong remaja untuk lebih bertoleransi

Kebutuhan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh dapat terpenuhi dalam permainan ini, salah satunya adalah kelincahan (agility) pada tungkai, karena remaja yang memainkannya harus

Seiring dengan remaja beranjak menjadi pribadi yang mandiri, proses ini menjadi tantangan sangat kompleks, dimana orang tua harus membuat kesepakatan kepada putra dan putrinya

Seiring dengan perkembangan zaman dan industry kreatif yang telah berkembang cukup pesat, salah satunya adalah tumbuhnya bisnis barbershop di Kota

Seiring berjalannya waktu diharuskan untuk mengetahui tentang pertanian karena kebutuhan hidup manusia sangat bergantung pada pertanian salah satunya tentang mikrobiologi yang

Seiring dengan berkembangnya teknologi, manusia lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim, salah satunya yaitu kewajiban shalat lima waktu. Dalam hal ini, masalah

Konsep konformitas seringkali digeneralisasikan untuk masa remaja karena dari banyak penelitian terungkap, salah satunya adalah penelitian Surya (1999), bahwa