• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. Hasil dan Analisis Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. Hasil dan Analisis Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

Hasil dan Analisis Penelitian

4.1. Profile Subjek

Profile subjek terdiri dari nilai tugas semester 1 (TS1), nilai ulangan semester 1 (US1), jenis kelamin dan usia, data diambil sebelum dilakukan penelitian. Data tersebut untuk melihat pemahaman yang dimiliki oleh para siswa sebelum dilakukan penelitian dan dapat melihat perbandingan pemahaman siswa setelah dilakukan penelitian.

4.1.1 Nilai tugas semester 1 (TS1)

Grafik 4.1.1 Perbandingan nilai TS1 siswa kelas TC dan LC

Grafik 4.1.1 menunjukan bahwa nilai TS1 yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC berkisar antara nilai 40-84. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 84 pada siswa 3 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 40 pada siswa 4.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 84 pada siswa 12 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 45 pada siswa 14.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata TS1 kelas TC adalah 63,9 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 59,2. Hal ini mengambarkan

(2)

bahwa kelas TC kemampuan pelajaran matematika pada nilai TS1 lebih tinggi dari pada kelas LC.

4.1.2 Nilai ulangan semester 1 (US1)

Grafik 4.1.2 Perbandingan nilai ulangan semester 1 TC dan LC

Grafik 4.1.2 menunjukan bahwa nilai US1 yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC kisaran antara nilai 20-80. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 79 pada siswa 5 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 26 pada siswa 4.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 77 pada siswa 13 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 20 pada siswa 14 dan 15.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata US1 kelas TC adalah 53,8 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 53,7. Hal ini mengambarkan bahwa kelas TC kemampuan pelajaran matematika pada nilai US1 lebih tinggi dari pada kelas LC.

(3)

Grafik 4.1.3 Jenis kelamin

Grafik 4.1.3 menunjukan bahwa jumlah siswa di kelas TC yang berjenis kelamin laki-laki 8 orang dan perempuan 7 orang. Sedangnya jumlah siswa di kelas LC yang berjenis kelamin laki-laki 5 orang dan perempuan 10 orang.

Grafik 4.1.3 Usia

Grafik 4.1.3 menunjukan bahwa semua siswa di kelas TC berjumlah 15 orang dan di kelas LC berjumlah 15 orang memiliki umur 10 tahun. Profil subjek dilakukan untuk mengetahui karakteristik subjek dalam penelitian ini.

4.2 Hasil pengelolahan data

(4)

Grafik 4.2.1 Perbandingan nilai T1 siswa kelas TC dan LC

Grafik 4.2.1 menunjukan bahwa nilai T1 yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC berkisar antara nilai 33,3 - 83,3. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 66,6 ada siswa 2,5,6,12,13,14,15 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 33,3 pada siswa 3,4,8,9.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 83,3 pada siswa 3,6,7,10 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 33,3 pada siswa 8,15.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata T1 kelas TC adalah 56,6 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 65,5. Hal ini mengambarkan bahwa kelas LC kemampuan pelajaran matematika pada nilai T1 lebih tinggi dari pada kelas TC.

(5)

4.2.2 Perbandingan nilai T2 siswa kelas TC dan LC

Grafik 4.2.2 menunjukan bahwa nilai T2 yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC berkisar antara nilai 50-90. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 90 pada siswa 7 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 50 pada siswa 1.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 90 pada siswa 3,7,11,12 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 50 pada siswa 14.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata T2 kelas TC adalah 71,3 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 73,3. Hal ini mengambarkan bahwa kelas LC kemampuan pelajaran matematika pada nilai T2 lebih tinggi dari pada kelas TC.

(6)

4.2.3 Perbandingan nilai T3 siswa kelas TC dan LC

Grafik 4.2.3 menunjukan bahwa nilai T3 yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC berkisar antara nilai 20-80. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 80 pada siswa 7 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 20 pada siswa 11.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 80 pada siswa 1,3,5,7,8,10,11,12,13 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 40 pada siswa 9,14,15.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata T3 kelas TC adalah 53,3 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 68. Hal ini mengambarkan bahwa kelas LC kemampuan pelajaran matematika pada nilai T3 lebih tinggi dari pada kelas TC.

(7)

Grafik 4.2.4 Perbandingan nilai E siswa kelas TC dan LC

Grafik 4.2.4 menunjukan bahwa nilai E yang dimiliki para siswa kelas TC dan LC berkisar antara nilai 22,5 – 97,5. Untuk siswa kelas TC, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 92,5 pada siswa 5 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 22,5 pada siswa 10.

Untuk siswa kelas LC, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 97,5 pada siswa 12 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 25 pada siswa 14. Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata E kelas TC adalah 59,16 dan nilai rata-rata kelas LC adalah 65,66. Hal ini mengambarkan bahwa kelas LC kemampuan pelajaran matematika pada nilai E lebih tinggi dari pada kelas TC.

(8)

Grafik 4.2.5 menunjukan bahwa nilai U1 dan E yang dimiliki para siswa kelas TC berkisar antara nilai 26 – 92,. Untuk nilai U1, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 79 pada siswa 5 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 26 pada siswa 4.

Untuk nilai E, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 92,5 pada siswa 5 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 10 pada siswa 4.

Dari grafik tersebut juga menunjukan bahwa nilai rata-rata U1 adalah 53,86 dan nilai rata-rata E adalah 59,16. Hal ini mengambarkan bahwa kemampuan pelajaran matematika pada nilai E lebih tinggi dari pada nilai U1.

(9)

Grafik 4.2.6 Perbandingan nilai U1 dan E siswa kelas LC

Grafik 4.2.5 menunjukan bahwa nilai U1 dan E yang dimiliki para siswa kelas LC berkisar antara nilai 20– 97,5. Untuk nilai U1, yang mendapat nilai paling tinggi yaitu 75 pada siswa 10 dan yang mendapat nilai paling rendah yaitu 20 pada siswa 14,15.

Untuk nilai E, yang mendapat nilai paling tinggi adalah 97,5 pada siswa 12 dan yang mendapat nilai paling rendah adalah 25 pada siswa 14.

Dari grafik tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata U1 adalah 53,73 dan nilai rata-rata E adalah 65,66. Hal ini mengambarkan bahwa kemampuan pelajaran matematika pada nilai E lebih tinggi dari pada nilai U1, yang artinya adanya peningkatan dari sebelum diberikan dan sudah diberikan pendekatan pembelajaran learner center. Dari grafik tersebut juga menunjukan ada 2 orang siswa yang nilainya menurun setelah diberikan pengajaran pendekatan learner centered, yaitu pada siswa absen 6 dan absen 9. Hal tersebut dikarenakan selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti melihat bahwa kedua anak tersebut tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, mereka dikenal sebagai anak yang bandel dan tidak serius dalam belajar.

(10)

4.2.7 Hasil perbandingan nilai rata-rata kelas TC dan LC

Grafik 4.2.3 perbandingan nilai rata-rata T1, T2, T3 dan E kelas TC dan LC

Grafik 4.2.3 dapat menunjukan bahwa pada rataan T1 nilai rata-rata siswa kelas LC mendapat nilai 65,5 dan kelas TC mendapat nilai 56,6. Pada rataan T2 nilai rata-rata siswa kelas LC mendapat nilai 73,3 dan kelas TC mendapat nilai 71,3. Pada rataan T3 nilai rata-rata siswa kelas LC mendapat nilai 68 dan kelas TC mendapat nilai 53,5. Pada rataan E siswa kelas LC mendapat nilai 65,66 dan kelas TC mendapat nilai 59,16. Pada rata-rata nilai dari T1, T2, T3 dan E kelas LC mendapat nilai 68,1 dan kelas TC mendapat nilai 60,09.

Dari berbagai grafik perbandingan yang sudah dipaparkan diatas sampai grafik akhir yang menunjukan nilai rata-rata T1, T2, T3 dan E yang didapat kelas LC lebih tinggi dibandingkan nilai yang di dapat kelas TC. Menjawab pertanyaan yang ada pada Identifikasi masalah adakah Perbedaan pemahaman pelajaran matematika antara pendekatan pembelajaran teacher centered dan learner centered pada siswa Kelas 5 SD kebon kacang 05 pagi, ternyata ditemukan bahwa adanya perbedaan tingkat pemahaman matematika kelas LC lebih tinggi dibandingkan kelas TC, yang artinya pendekatan

(11)

pengajaran learner center lebih efektif dari pada pendekatan pengajaran teacher center pada siswa kelas 5 SDN Kebun Kacang 05 Pagi.

4.3 Pembahasan hasil penelitian

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa strategi pembelajaran learner center untuk pelajaran matematika lebih efektif sehingga dapat meningkatkan pemahaman pelajaran matematika bagi para siswa. Hal tersebut dikarena menekankan pembelajaran yang aktif dan reflektif, hal ini sejalan dengan pendapat Dewey (dalam Santrock 2008) dalam strategi kontruktivisme yang biasa disebut dengan learner centered, menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Menurut padangan ini, guru bukan sekedar memberi informasi kepikiran anak, tetapi guru harus mendorong anak untuk mengesplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berfikir kritis.

Selain itu, Santrock (2008) berpendapat dalam pendekatan pembelajaran learner centered juga siswa dapat berperan aktif karena guru tidak memberikan aturan-aturan yang kaku sehingga siswa dapat mengembangkan dan menggali kemampuannya sendiri. Pendekatan tersebut juga memiliki keunggulan yang dikemukakan oleh Sudjana (2010), yaitu peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi, peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan diantara peserta didik, dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi pendidik karena suatu yang dialami dan disampaikan peserta didik mungkin belum diketahui oleh pendidik.

Awalnya siswa merasa dan menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga tidak disukai oleh banyak siswa. Hal tersebut terjadi karena adanya berbagai faktor selain pemilihan dalam strategi pembelajaran yang

(12)

kurang tepat, faktor lain juga dapat dilihat dari bagaimana cara guru menjadikan atau membuat pelajaran matematika menarik dan realistis, dengan demikan pelajaran matematika terlihat lebih menarik bagi para siswa dan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik tanpa ada beban. Hal tersebut didukung dari perspektif konstruktivis untuk mengajarkan matematika (Middleton & Goepfert, dalam Santrock 2008), guru diharapkan dapat menjadikan matematika realistis dan menarik, mempertimbangkan pengetahuan siswa yang sudah ada, membuat kurikulum matematika interaktif secara sosial dan membuat proyek matematika yang inovatif.

Didalam keberlangsungan pembelajaran yang dapat memberikan hasil tingkat pemahaman pelajaran matematika yang meningkat selain dengan memberikan pendekatan learner center dan menjadikan pelajaran matematika terlihat menarik, ada faktor yang juga dapat mendukung kelancaran serta kesuksesan pendekatan tersebut yaitu cara mengajar yang efektif. Mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, untuk mengajar yang efektif membutuhkan dua hal utama : (1) pengetahuan dan keahlian profesional, dan (2) komitmen dan motivasi.

Yang dimaksud dengan pengetahuan dan keahlian profesional yaitu guru menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru efektif memiliki pendekatan pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tau bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan siswa-siswa dari beragam latar belakang kultural. Mereka juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Dan yang dimaksud dengan komitmen dan motivasi yaitu mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada siswa. Komitmen dan motivasi dapat membantu guru untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar, punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka. Guru yang efektif sangat

(13)

memperhatikan siswa-siswanya, berusaha mencari cara untuk membantu siswa agar bisa memperhatikan perasaan sesama teman dan saling memberi perhatian antara sesama siswa.

Gambar

Grafik 4.1.1 Perbandingan nilai TS1 siswa kelas TC dan LC
Grafik 4.1.2 Perbandingan nilai ulangan semester 1 TC dan LC
Grafik 4.1.3 Jenis kelamin
Grafik 4.2.1  Perbandingan nilai T1 siswa kelas TC dan LC
+7

Referensi

Dokumen terkait

harapan tentang pengadaan sarana dan prasarana di Politeknik Negeri Malang, karena dengan menggunakan metode quality grade descriptor setiap pertanyaan kuesioener dijabarkan

Berdasarkan fakta dilapangan, menunjukkan adanya hubungan antara persepsi manfaat dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu bayi adalah lebih banyak

Pada langkah kelima yaitu perencanaan tindakan, penulis membuat asuhan yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya dan merupakan kelanjutan terhadap

SISTEM PENERJEMAH BAHASA ISYARAT MENGGUNAKAN METODE CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK (CNN) BERBASIS SENSOR 2.5D.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Suku bunga kredit perbankan yang masih tinggi sehingga kredit menjai mahal. b) Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan nonbank masih kurang. c) Sistem dan prosedur

sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel, konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Sedekah K.13 ini telah dilaksanakan sejak bulan Juli-September 2018 sebanyak 8 Batch. Total guru yang dilatih

mengenai Kewangan Islam yang hendaklah menjadi pihak berkuasa bagi penentuan hukum Syarak bagi maksud perniagaan kewangan Islam; (2) menentukan hukum syarak mengenai apa-apa