• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

Burhanudin, Ni Ketut Surasni, Santi Nururly, Bq. Nurul Suryawati†

Universitas Mataram

ABSTRACT

This research designated to analyze the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) that held by PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) in economics sector, especially in micro and medium enterprises community in Sekongkang based on perception of community targeted as the receiver of CSR program by PT NNT. The research shows that CSR at PT. NNT in Sekongkang involves various fundamental aspects of life such as infrastructure, education, health, farming, and small and medium enterprises, indicates significant growth and development. According 30 respondents interviewed as samples within this research shows perception that indicates the availability of various program of CSR by PT NNT shows positive responds. This is acceptable as the whole sample consists of community that receives CSR funding scheme. Respondents perceived that the program support funds without interest added by the availability of various trainings. Conversely, the respondents criticize the CSR program due to improvement of the program necessity in order to increase community welfare in the future. Keywords : implementation, impact, Corporate Social Responsibility

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) di sektor ekonomi, terutama di masya-rakat usaha mikro dan menengah di Sekongkang berdasarkan persepsi masyamasya-rakat yang ditargetkan sebagai penerima program CSR PT NNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR di PT. NNT di Sekongkang melibatkan berbagai aspek dasar kehidupan seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan usaha kecil dan menengah, menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang signi-fikan. Menurut 30 responden yang diwawancarai sebagai sampel dalam penelitian ini menunjukkan persepsi yang menunjukkan ketersediaan berbagai program CSR PT NNT menunjukkan respon positif. Hal ini dapat diterima karena seluruh sampel terdiri dari masyarakat yang menerima skema pendanaan CSR. Responden merasa bahwa dana program dukungan tanpa bunga ditambah dengan ketersediaan berbagai pelatihan. Sebaliknya, responden mengkritik program CSR karena peningkatan kebutuhan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Kata Kunci : Implementasi, dampak, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. JEL classifications : G39

Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram, Jalan Majapahit No. 62 Mataram. Gedung FE UNRAM, Lantai 1. Email : Srulymtr2013@gmail.com

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomer: KEP-236/ MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 dan Undang-Undang Nomer: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada pasal 74 dinyatakan bahwa “(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melak-sanakan tanggungjawab sosial dan lingku-ngan; (2) Tanggungjawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksana-annya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.”. Hal ini me-nunjukkan bahwa Pemerintah mene-gaskan kepada setiap perusahaan yang mengelola sumberdaya alam memiliki kewajiban untuk bertanggungjawab terhadap peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.

Hal tersebut ternyata masih me-munculkan dua kelompok yang berse-berangan dalam menafsirkan implikasi dari pasal tersebut. Di satu pihak mereka setuju terhadap kewajiban melaksanakan tanggungjawab sosial bagi perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam, di lain pihak mereka tidak setuju terhadap formalisasi aturan tersebut seperti yang diminta kamar dagang dan industry (Kadin) untuk mencabut pengaturan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa di lingkup manajemen perusahaan masih terdapat perbedaan cara pandang mau-pun pemahaman terhadap tanggungjawab sosial perusahaan, meskipun jauh sebelum disahkannya Undang-undang tersebut

beberapa perusahaan nasional dan multi-nasional telah melaksanakan tanggung-jawab sosialnya (corporate social respon-sibility / CSR) melalui beragam program atau kegiatan yang dilakukan secara mandiri atau melibatkan pihak ketiga.

Perusahaan yang bergerak dibida-ng pertambadibida-ngan membutuhkan waktu yang lama dan eksploitasi terhadap sum-ber daya alam. Selain itu masyarakat, pemerintah, lembaga keuangan, organi-sasi masyarakat juga memberikan tuntut-an agar perusahatuntut-an lebih berttuntut-anggung jawab kepada masyarakat di lingkungan sekitar. Kinerja sosial yang meningkat biasanya diiringi dengan pendapatan keuangan yang lebih baik. Bila perusa-haan mendapatkan manfaat besar dari operasi tambang, maka mereka memiliki kepentingan yang besar untuk melihat operasi berjalan lancar, dan pada giliran-nya mengurangi risiko perusahaan de-ngan semakin menggalakkan dukude-ngan dari masyarakat sekitar.

Sebenarnya, perusahaan-perusaha-an pertambperusahaan-perusaha-angperusahaan-perusaha-an dunia yperusahaan-perusaha-ang beroperasi di Indonesia dikenal memiliki perhatian yang relatif besar terhadap program tanggung jawab sosial dibandingkan de-ngan industri-industri lainnya (perkebun-an, perkayu(perkebun-an, manufaktur, perumah(perkebun-an, dan lain-lainl). Ini bisa dipahami karena industri pertambangan memiliki risiko dan dampak yang banyak disorot oleh banyak kalangan. Ini juga merupakan tanggapan perusahaan-perusahaan inter-nasional atas semakin tingginya tuntutan dari masyarakat dan pemerintah di pelbagai negara agar perusahaan-per-usahaan pertambangan global lebih ber-tanggung jawab atas kegiatan usahannya terhadap masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan sehingga

(3)

perusahaan-perusa-haan tersebut mengembangkan dan mene-rapkan standar yang tinggi dalam bidang lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Namun, tetap saja perusahaan pertambangan sebagian besar dipandang secara negatif oleh publik dan dinilai sebagai industri yang tidak bertanggung jawab secara lingkungan maupun sosial karena tidak berimbangnya pemahaman masyarakat atas industri pertambangan. Kontradiksi ini menimbulkan pertanyaan, apakah program-program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusa-haan-perusahaan pertambangan telah memadai dan telah dikelola dengan baik dan efektif serta memberikan manfaat timbal balik bagi perusahaan.

Berdasarkan penelitian pada 2009, didapati sejumlah persepsi parsial dalam memahami Corporate Social Responsibility di Indonesia antara lain Corporate Social Responsibility disamakan dengan commu-nity development, Corporate Social Respon-sibility hanya menonjolkan aspek sosial semata, cuma tempelan, Corporate Social Responsibility dianggap hanya untuk perusahaan besar saja, Corporate Social Responsibility dipisahkan dari bisnis inti perusahaan, Corporate Social Responsibility bukan untuk rantai pemasok, Corporate Social Responsibility dianggap tidak ber-kaitan dengan pelanggan, Corporate Social Responsibility menyebabkan penambahan biaya, Corporate Social Responsibility hanya bersifat kosmetik bagi citra perusahaan, Corporate Social Responsibility sepenuhnya sukarela dan Corporate Social Responsibility dianggap hanya ditujukan kepada pihak eksternal saja (Kartini, 2011).

Menurut Carroll (1991) Corporate Social Responsibility bisa dikelompokkan menjadi empat yakni tanggung jawab

ekonomi, tanggung jawab filantropi, tanggung jawab legal dan tanggung jawab etika. Sedangkan terkait alasan perusa-haan untuk melakukan Corporate Social Responsibility adalah untuk mengurangi biaya dan risiko, meningkatkan keung-gulan kompetitif, meningkatkan reputasi dan legitimasi serta meningkatkan pencip-taan nilai integralistik (Vaisser, 2006).

PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) beroperasi berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember 1986. Pada 1990, PTNNT menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Setelah melalui pengkajian teknis dan lingkungan selama enam tahun serta disetujui oleh Pemerintah Indonesia maka pembangunan Proyek Batu Hijau dimulai pada 1997. Proyek dengan total biaya sebesar US$ 1,8 M ini selesai pada 1999. PTNNT mulai beroperasi penuh pada bulan Maret 2000. PT Newmont Nusa Tenggara dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility dalam rangka mewujudkan visi pemba-ngunan untuk masyarakat, khususnya disekitar lingkar tambang (Kecamatan Jereweh, Maluk dan Sekongkang) mem-bagi kegiatan pengembangan masyarakat dalam 5 bidang utama, yaitu bidang Kesehatan, Pendidikan, Usaha Ekonomi Masyarakat, Pertanian dan Pariwisata serta sosial budaya dan Agama. Penelitian ini fokus pada masyarakat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kecamatan Sekongkang yang menerima bantuan CSR dari PT Newmont Nusa Tenggara.

Pertanyaan Penelitian

“Bagaimanakah implementasi Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh

(4)

PT. Newmont Nusa Tenggara khususnya pada masyarakat UMKM di Kecamatan Sekongkang?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan utama dari penelitian ini ada-lah menguraikan implementasi dari prog-ram Corporate Social Responsibility yang di-lakukan oleh PT. Newmont Nusa Teng-gara khususnya pada masyarakat UMKM di Kecamatan Sekongkang menurut per-sepsi masyarakat penerima bantuan prog-ram CSR PT. Newmont Nusa Tenggara.

LANDASAN TEORI

Pembangunan Ekonomi Masyarakat dan Peran Korporasi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dengan pembangunan masyarakat, sebab Sugihen (2006) menyatakan bahwa pembangunan masyarakat (community development) seca-ra sederhana dirumuskan sebagai gabu-ngan antara pembangunan organisasi masyarakat (community organization) dengan pembangunan ekonomi (economic development). Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan harus ada sinergi antara pembangunan organisasi-organisasi yang ada di masyarakat dan organisasi pelak-sana pembangunan seperti pemerintah dan atau pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (NGO), koperasi, du-nia usaha (perusahaan negara atau peru-sahaan swasta) yang mampu meningkat-kan aktivitas perekonomian dan

menye-babkan terjadinya pertumbuhan ekonomi baik di tingkat lokal maupun nasional. Corporate Social Responsibility

Konsep tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) merupakan suatu pendekatan peru-bahan atau pengembangan masyarakat khususnya peningkatan sumberdaya ma-nusia yang dilakukan oleh suatu perusa-haan sebagai bagian dari tanggungjawab sosialnya. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat turut terlibat atau menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu. Pendekatan pengembangan masyarakat tersebut mengacu pada konsep Community Development yang kaitannya dapat dilihat dari perspektif ”economic”, ”social justice” maupun perspektif ”ecological”, sebagai konsep yang dikenalkan oleh European Union dimana perusahaan memadukan aspek sosial dan lingkungan dalam kegia-tan bisnisnya serta dalam interaksinya dengan pemangku kepentingan (stake-holders) berdasarkan prinsip sukarela (Anonim, 2005b:5, dalam Suparlan, 2005).

Dalam perspektif social justice masyarakat sekitar perusahaan turut diberdayakan, sehingga terjadi proses empowerment, melalui kegiatan-kegiatan pelatihan (capacity building) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dibantu fasilitas (dana, sarana, dan prasarana) agar mereka dapat bekerja dan menciptakan peluang usaha (creating opportunities) untuk meningkat-kan kualitas kehidupannya. Dari segi perspektif ”ecological” masyarakat diharapkan juga turut menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan (sustain-ability) perusahaan tersebut.

(5)

Pertimbangan Bisnis bagi Corporate Social Responsibility

Dalam studinya tentang Corporate Social Responsibility di Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia (2006) menyimpulkan bahwa ada pendorong dan kendala utama dalam pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility di kawasan ini. Pendorong utama Corporate Social Responsibility adalah (1) konteks bisnis/lingkungan; (2) perdagangan glo-bal; (3) ketentuan-ketentuan dalam rantai pasokan kepada UKM dan sektor infor-mal; (4) tekanan dan dukungan dari tin-dakan pemerintah seperti peraturan dan insentif keuangan; dan (5) tuntutan dari masyarakat madani seperti kampanye. Kekuatiran perusahaan akan reputasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal termasuk publik dan importir juga memotivasi perusahaan untuk meni-ngkatkan kinerja lingkungan mereka. Karena banyaknya perusahaan kecil di kawasan ini, menggarap perusahaan kecil menengah dan sektor informal adalah penting. Begitu mereka dapat memadukan Corporate Social Responsibility, hal ini dapat mendorong penyebaran Corporate Social Responsibility ke seluruh kawasan ini.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya menumbuhkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dapat tercapai apabila dapat mengeliminir berbagai ken-dala yang ada. Spreitzer (1996) menyata-kan bahwa komitmen sosial politik yang kuat, akses terhadap informasi, dan iklim untuk berpartisipasi berhubungan erat dengan persepsi manajerial dalam pemberdayaan. Hasil kajiannya

menyatakan bahwa karakteristik struktur sosial (persepsi terhadap peran ganda atau peran yang ambigu, rentang kendali (span of control), dukungan social politik, akses terhadap informasi, dan suasana kerja berhubungan nyata dengan sistem keterlibatan yang tinggi.

Pemberdayaan masyarakat me-merlukan kelompok masyarakat yang memiliki dinamika, sehingga dapat membantu anggota dan kelompoknya untuk lebih mandiri. Lebih lanjut, Karsidi (2003: 176) menyatakan bahwa untuk me-wujudkan kemandirian petani dan nela-yan dapat ditempuh dengan berbagai upa-ya berikut: (a) memulai dengan tindakan mikro dan lokal; (b) pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal (daerah); (c) mengganti pendekatan wilayah administratif dengan pendekatan kawasan; (d) membangun kembali kelem-bagaan masyarakat; (e) mengembangkan penguasaan teknis; (f) pengembangan ke-sadaran dan proses demokratisasi eko-nomi; (g) membangun jaringan ekonomi strategis; dan (h) kebijakan pemerintah yang mendukung upaya pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat yang meman-faatkan kelompok sebagai media pembi-naan akan berhasil apabila mendapatkan dukungan berbagai pihak.

Sumpeno (2004: 165) menyatakan ada sepuluh hal yang perlu diperhatikan agar pendampingan berjalan efektif, yaitu: (1) menghayati kebutuhan masyarakat, (2) menyadari kekuatan diri, (3) bekerja dengan penuh tanggungjawab, (4) menikmati tugas, (5) kebanggaan atas kinerja, (6) menyesuai-kan diri, (7) menetapmenyesuai-kan prioritas, (8) berkolaborasi, (9) keyakinan yang positif (possitive believing), dan (10) belajar terus.

(6)

Pelaksanaan CSR oleh Perusahaan dalam Pemberdayaan Masyarakat

Hasil penelitian Windarti (2004) menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat ini belum diatur secara jelas dalam hirarki perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, tetapi diatur secara teknis dalam Keputusan Menteri dan Surat Edaran Menteri. Dalam Kepmen BUMN No.Kep-236/MBU/2004 tentang Program Kemit-raan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, mengatur bah-wa BUMN bah-wajib menyisihkan satu persen dari laba perusahaan untuk Program Kemitraan yang dilakukan oleh satuan kerja Pengembangan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK), dan Program Bina Ling-kungan yang dilaksanakan oleh satuan kerja Community Development (comdev). Bentuk Program Kemitraan yang dilaku-kan oleh PUKK sebagai pelaksana tang-gung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat ada-lah antara lain; pemberian kredit usaha kecil dengan bunga ringan sebagai dana bergulir, pembekalan keterampilan bagi remaja yang belum bekerja, membantu mempromosikan produk mitra binaan, dan pendidikan manajemen bagi mitra binaan. Bentuk Program Bina Lingkungan yang dilakukan oleh satuan kerja comdev sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, aurora lain; pem-bangunan irigasi yang akan meningkatkan produksi panen petani, pembangunan jalan yang akan memudahkan mobilisasi dan distribusi barang, pembangunan pa-sar sebagai sentral ekonomi masyarakat,

dan lain-lain yang mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Jahja (2006:22--23) menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh PIRAC menggambarkan bahwa pelaksanaan CSR 266 perusahaan besar dan sedang yang tersebar di 10 kota di Indonesia menemukan: (1) Motivasi perusahaan menyumbang umumnya kare-na kebijakan perusahaan (86%), karekare-na ke-inginan pimpinan (26%), karena diminta (28%) dan karena dorongan berpromosi. Bagi mereka yang tidak menyediakan anggaran khusus untuk sumbangan ini, biasanya mereka mengambil dari ang-garan promosi perusahaan. Hal ini juga diimbangi dengan kecilnya proporsi peru-sahaan yang mempunyai kebijakan formal mengenai sumbangan. Dari 266 perusa-haan yang disurvei hanya 18% di antara-nya mempuantara-nyai kebijakan tertulis menge-nai sumbangan. (2) Proporsi perusahaan yang membentuk divisi khusus atau yaya-san yang menangani sumbangan juga sa-ngat kecil, yaitu hanya 13 persen. (3) Ha-nya 21 persen perusahaan yang menentu-kan target jumlah sumbangan pada awal tahun. Sampai saat ini, para pemikir dan praktisi corporate voluntarism telah me-ngembangkan empat model CSR. Keem-pat model tersebut adalah instrumental, politik, integratif, dan good society (Gariga dan Mele dalam Achwan, 2006). Keempat model tersebut tidak bersifat mutually exclusive, karena kegiatan CSR yang sama dapat dimasukkan ke dalam beberapa model. Keempat model tersebut harus dipandang sebagai cara penyederhanaan kompleksitas terminologi dan praktik CSR. Model CSR menurut corporate voluntarism dapat dipahami dari Tabel 1.

(7)

Tabel 1 Model CSR menurut Corporate Voluntarism

Model Fokus Pendekatan

Instrumental Investasi sosial Keunggulan kompetitif, pemasaran Politik Kekuasaan perusahaan yang

bertanggungjawab

Kewarganegaraan perusahaan (corporate citizenship)

Integratif Integrasi dengan permintaan / tuntutan masyarakat

Manajemen isu, manajemen stakeholder

Etika Good society Hak asasi manusia, pembangunan

berkelanjutan Sumber: Garriga dan Mele dalam Achwan (2006:87

Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah maka kerangka konseptual yang dapat disajikan untuk menjawab pertanyaan penelitian

yang diajukan berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif mencoba untuk memberikan gambaran tentang implementasi dan dampak program Corporate Social Responsibility terhadap masyarakat yang menerimanya.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sekongkang sekitar lingkar tambang PT Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT). Dari 7 desa yang ada di Kecamatan Sekongkang dipilih 5 desa dengan alasan adalah desa yang lokasinya mendapatkan dampak langsung yaitu : Desa Sekongkang

Atas, Desa Kemuning, Desa Sekongkang Bawah, Desa Tongo Sejorong dan Desa Aik Kangkung (SP-1 Tongo)

Subjek penelitian ini akan dipilih dari masyarakat yeng telah merasakan dampak dari program CSR PT. Newmont Nusa Tenggara di bidang ekonomi yang berdomisili di daerah Sekongkang. Teknik penentuan responden menggunakan purposive sampling berdasarkan kelom-pok mata pencaharian masyarakat, atau ragam pekerjaan pokok yang dominan di wilayah studi. Penentuan jumlah respon-den dilakukan respon-dengan quota sampling, yaitu dengan memberikan jatah pada setiap kluster dan strata (kelompok ImplementasiCorp orate Social Responsibility Dampak pada Masyarakat Penerima

(8)

masyarakat berdasarkan lokasi desa penelitian) sehingga ditetapkan jumlah responden sebagai berikut : Pada kluster (tiap Desa) dengan jumlah responden tiap stratifikasi kelompok masyarakat rata-rata sebanyak 5 - 7 orang tiap desa, sehingga jumlah responden sebanyak 5 (desa) x 5 - 7 orang (responden) = 30 orang

Data dikumpulkan melalui wawancara kepada pihak Comdev dan Pihak Ketiga Pelaksana CSR serta responden yang terpilih sebagai sampel. Selanjutnya data diolah dengan tabel frekuensi data dan statistik deskriptif yang akan menggambarkan nilai mean dan modus dari tanggapan responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kecamatan Sekongkang Kecamatan Sekongkang merupa-kan salah satu dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Luas wilayah Kecamatan Sekongkang seluas 37.242 Ha dan terdiri dari Desa Sekongkang Bawah,Sekongkang Atas, Kemuning, Tongo, Aik Kangkung, Tatar dan Talonang Baru. Dilihat dari letak geografisnya letak Kecamatan Sekong-kang : di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Maluk, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, di sebelah barat berbatasan dengan Selat Alas dan dan di sebelah timur. berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa.

Gambaran Umum PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT)

PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) beroperasi berdasarkan Kontrak

Karya yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember 1986. Pada 1990, PTNNT menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Setelah melalui pengkajian teknis dan lingkungan selama enam tahun serta disetujui oleh Pemerintah Indonesia maka pembangunan Proyek Batu Hijau dimulai pada 1997. Proyek dengan total biaya sebesar US$ 1,8 M ini selesai pada 1999. PTNNT mulai beroperasi penuh pada bulan Maret 2000.

PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) adalah perusahaan patungan Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara

Partnership 80 persen dan PT Fukuafu Indah

20 persen. Saham pada Nusa Tenggara

Partnership sebesar 56,25 persen dimiliki

oleh Newmont Indonesia Limited, sementara saham 43,75 persen dimiliki Nusa Tenggara

Mining Corporation.

Kehadiran Newmont Batu Hijau sejak masa konstruksi 1997-1999 hingga operasional tambang hingga sekarang ini banyak memberikan kontribusi kepada berbagai pihak termasuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, wilayah-wilayah kecamatan dan desa-desa di areal per-tambangan. Ketika masa konstruksi seda-ng dilaksanakan sedikitnya 17.000 tenaga kerja terserap. Setelah memasuki masa operasional tambang hingga sekarang ini terdapat lebih kurang 7.200 orang karyawan terserap secara langsung dalam lingkungan Newmont Batu Hijau. Para karyawan tersebut sekitar 4.300 orang karyawan Newmot Batu Hijau dan 3.000 orang karyawan yang bekerja di berbagai kontraktor. Dari jumlah itu lebih dari 60 persen adalah tenaga kerja yang berasal dari Provinsi NTB khususnya masyarakat di desa-desa areal pertambangan.

(9)

Data ekonomi Newmont Batu Hijau menunjukkan angka kontribusi sekitar 35,90 juta dolar AS setiap tahun kepada Pemerin-tah Indonesia dalam bentuk pajak, nonpajak serta royalty. Sebagian besar royalti (80%) dikembalikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dan kabupaten.

Sementara setiap tahun PTNNT membelan-jakan lebih dari 183 juta dolar AS untuk pembelian barang dan dolar AS untuk pembayaran gaji karyawan nasional serta 2,3 juta dolar AS untuk program pengemba-ngan masyarakat. Khusus untuk wilayah yang berdekatan dengan pertambangan, PTNNT setiap tahun sedikitnya mengha-biskan lebih dari 2 juta dolar AS untuk membeli barang-barang dan jasa dari pema-sok lokal di desa-desa sekitar lingkar tamba-ng. Selain itu, PTNNT juga membantu masyarakat sekitar tambang melalui program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility).

Gambaran Umum Program Comdev PTNNT

Program Community Development

(ComDev) PTNNT berperan aktif atas

pertumbuhan dan perkembangan telah terjadi di desa-desa lingkar tambang. Karena, prakarsa PTNNT untuk mengedepankan pengembangan masyarakat memang secara langsung telah menyentuh aspek kehidupan mendasar penduduk desa. Konsep pengembangan masyarakat yang menjadi paradigma PTNNT memang disusun dan diprogramkan secara terencana dan matang untuk kepentingan rakyat seluas-luasnya. Tidak saja menjangkau warga di desa-desa lingkar tambang, tetapi juga member denyut pada desa-desa di luar lingkar tambang hingga lintas kecamatan, lintas kabupaten dan lintas provinsi.

Empat program yang dikedepan-kan Community Development (ComDev) selama ini membuktikan adanya tingkat kepedulian yang tinggi dari PTNNT untuk membangun masyarakat desa. Pembangunan infrastruktur, kesehatan masyarakat, pendidikan serta pertanian dan pengembangan usaha berskala kecil adalah program yang secara nyata me-nyentuh langsung kebutuhan kehidupan masyarakat desa. Sedangkan prinsip-prinsip yang dipegang PTNNT, seperti pembangunan berkelanjutan, kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat, aplikasi teknologi tepat guna, partisipasi masyarakat serta praktik terbaik mencer-minkan sikap PTNNT yang memandang masyarakat tidak sekadar menjadi objek yang diberdayakan, tetapi juga sebagai subjek yang mampu memberdayakan diri sendiri, keluarga dan warga desanya.

PTNNT memiliki komitmen kuat dalam pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan. Rumusan salah satu nilai yang dianut perusahaan mencantumkan secara tegas bahwa PTNNT berkeinginan untuk mewujudkan kepemimpinan di bidang keselamatan kerja, pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Landasan nilai tersebut diwujudkan dengan mengalokasikan sumberdaya manusia dan pendanaan dalam bentuk unit khusus untuk program Comdev.

Sistem pelaksanaan program Comdev PTNNT menggunakan mekanis-me pelibatan pihak ketiga dalam hal ini LSM mitra sebagai pelaksana kegiatan. Pelibatan ini secara adminstratif diikat dalam sebuah kontrak kerjasama yang menjelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Khusus untuk bidang ekonomi, Comdev PTNNT menggunakan Yayasan Pembangunan Ekonomi

(10)

Sumba-wa Barat (YPESB) dan Yayasan Olat Perigi (YOP), keduanya merupakan yayasan yang dibentuk oleh PTNNT untuk melaksanakan kegiatan. Comdev PTNNT menempatkan staf program pada yayasan untuk membantu manajemen program.

Yayasan Pembangunan Ekonomi

Sumbawa Barat (YPESB)

YPESB merupakan lembaga yang bernaung di bawah manajemen Comdev PTNNT dan mempunyai sekretariat di komplek perkantoran PTNNT. Lembaga ini fokus pada pengembangan bidang ekonomi. Selain pemasaran hasil perta-nian, YPESB juga mendukung pengem-bangan ekonomi masyarakat seperti pro-duksi dan pengemasan Aloe Vera, penge-masan kopi dan rumput laut (di Desa Kertasari). Kegiatan yang dikembangkan oleh YPESB adalah dukungan pelatihan dan pengembangan pasca panen produk-produk pertanian, seperti pengemasan kopi, pemrosesan dan pengemasan Aloe Vera, rumput laut dan beras.

Di Desa Aik Kangkung, YPESB tengah mengembangkan budidaya padi merah, untuk meningkatkan produksi padi, peningkatan cadangan pangan dan memupuk jiwa agribisnis. YPESB bekerja-sama dengan petani di Desa Aik Kang-kung mengembangkan padi jenis Situbagendit, dan Inpari 13. Dalam area ini juga dikembangkan budidaya organik. YPESB juga membangun gudang dan mendukung pemasaran beras. YPESB membeli dari lahan petani dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Hak dan kewajiban kedua belah pihak dikukuhkan dalam sebuah MoU. Peran YPESB dalam program CSR PT NNT di bidang ekonomi terbagi atas tiga

kelom-pok, yaitu industri rumah tangga, agribisnis dan budidaya kelautan.

Yayasan Olat Perigi (YOP)

Yayasan Olat Perigi (YOP) didirikan tahun 1999 awal pembentu-kannya digagas sendiri oleh masyarakat, tokoh agama dan anak-anak muda kreatif di Kecamatan Jereweh, dimaksudkan untuk membantu meningkatkan taraf ke-sejahteraan masyarakat lingkar tambang melalui program pemberdayaan masya-rakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan, pengembangan usaha kecil dan kredit mikro. Karena luasnya desa-desa lingkar tambang serta untuk memudah-kan pelayanan kepada masyarakat, PTNNT melalui program Community

Development (ComDev) membentuk dan

membagi wilayah administrasi YOP, yaitu YOP-1 mewilayahi Kecamatan Jereweh, YOP-2 mewilayahi Kecamatan Taliwang, Kecamatan Brang Rea dan Kecamatan Seteluk, serta YOP-3 mewilayahi Kecama-tan Sekongkang. Ini berarti keberadaan YOP sudah mencakup lima wilayah kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat.

Ketika awal Yayasan Olat Perigi (YOP) didirikan tahun 1999 kegiatannya adalah menyalurkan bantuan-bantuan berupa barang di bidang pertanian, peternakan, usaha produktif dan lain-lain. Namun karena program bantuan tersebut dinilai tidak berhasil, maka sejak tahun 2005 YOP mulai bergerak di bidang microfinance. YOP memberikan pinjaman modal tanpa bunga dan tanpa agunan kepada masyarakat (petani, peternak dan pedagang) baik perorangan maupun kelompok. Sejak tahun 2011 YOP menerapkan system seleksi calon nasabah yang lebih ketat melalui survey ke lokasi

(11)

dan melalui rapat komite. Sedangkan mekanisme penyaluran dan pembayaran angsuran microfinance YOP bekerjasama dengan PT. POS dengan maksud untuk menjamin kemudahan dan kelancarannya. Tahun 2012 masyarakat di Keca-matan Sekongkang memperoleh kredit mikro terbanyak dari YOP dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu sebesar Rp 533.000,000 atau 29%. Sedangkan yang paling sedikit memperoleh kredit mikro dari YOP adalah Kecamatan Tano yaitu sebesar Rp 23.000.000 atau 1%. Total kredit mikro yang disalurkan YOP selama tahun 2012 sebesar Rp 1.824.600.000 dengan tingkat pengembalian sebesar Rp 1.490.650.000 atau 81,70% dari kredit mikro yang disalurkan. Tingginya jumlah kredit mikro yang disalurkan oleh YOP kepada masyarakat Sekongkang menujuk-kan bahwa menurut penilaian YOP masyarakat di Kecamatan Sekongkang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pengusaha UMK (Usaha Mikro dan Kecil) dibandingkan dengan keca-matan lainnya.

Gambaran Umum tentang Program CSR di Kecamatan Sekongkang

Kecamatan sekongkang merupa-kan wilayah lingkar tambang PT NNT. dengan penduduk 4.833 jiwa. Denyut ekonomi masyarakat telah memicu pergerakan ke arah pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai aspek kehidupan yang paling mendasar, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian serta usaha kecil dan menengah. Pembangunan manusia berkualitas dalam bidang pendidikan dan pendidikan non formal, berbagai pelatihan khusus keterampilan kepada pemuda desa, mulai

dari bidang komputer, manajemen koperasi, manajemen keuangan, pengelola usaha kecil dan perbengkelan. Mening-katnya pendapatan masyakarat yang bekerja langsung di PT. NNT maupun sub kontraktor serta munculnya berbagai peluang usaha yang menyerap banyak pekerja di sektor informal telah mengubah kualitas hidup masyarakat

Data pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh program ComDev Newmont batu Hijau sejak 1998 sampai dengan paruh 2005 mencakup 10 jenis pembangunan fisik, yaitu jalan, drainase, jembatan, pengadaan air bersih, bangunan gedung, sarana pembuangan sampah, stabilisasi sungai, irigasi, fasilitas pantai dan infrastruktur lainnya.

Adapun infrastruktur yang terda-pat di Kecamatan Sekongkang di bidang transportasi, yaitu perbaikan, pemelihara-an, perawatpemelihara-an, peningkatpemelihara-an, dan penguat-an jalpenguat-an baik jalpenguat-an pemerintah maupun yang di buat PT. NNT dengan meng-gunakan paving block . Ruas jalan tersebut dapat dilihat pada ruas jalan di kang, Sekongkang-Township, Sekong-kang- maluk, Tongo-Sejorong, Township-Tongo-Sejorong, Township-Tongo-Tatar-Aik Kangkung, Sekongkang Bawah-Tongo, Sekongkang Atas-maluk, Tongo-Tatar dan Jereweh-Sekongkang. Untuk menghubungkan antar wilayah dilakukan perbaikan jembatan Seongkang, dan Aik kangkung

Infrastruktur yang dibangun se-perti Bendung Senutuk di Desa Aik kangkung, Bendung Tabiung di Desa Tatar, dan pembangunan Embung Puja di Desa Tongo. Embung Puja bagi masya-rakat Desa Tongo selain untuk mengairi sawah juga dimanfaatkan untuk

(12)

pengem-bangan sektor perikanan. Sistem drainase yang telah di bangun di Desa Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tongo, Aik Kangkung. Untuk stabilitas sungai di lakukan di Sungai Sejorong, Sungai Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah serta penguatan tebing sungai Sejorong.

Di bidang kesehatan, infrastruktur yang dibangun Puskesmas Pembantu (Pustu) Tongo, Ai’ Kangkung, Tatar dan Sekongkang Atas serta pembangunan Pos-yandu Tongo Sejorong, serta rehabilitasi dan memberikan berbagai bantuan pendukung fasilitas seperti Puskesmas Sekongkang, serta pusat-pusat layanan kesehatan di Aik Kangkung, Tatar, Sekongkang Atas dan Sekongkang Bawah.

Potensi Pariwisata untuk Pantai Rantung di Sekongkang dengan pembe-nahan pada kedai dan sektor informal berjualan. Fasilitas lain yaitu pasar tradisional dan terminal Sekongkang. Serta ketersediaan listrik, penggunaan teknologi informasi dan penggunaan berbagai barang elektronik tersedia dan dapat digunakan. Usaha laundry dan salon kecantikan yang dikenal ada di kota besar sudah ada di desa Sekongkang.

Sedangkan di bidang Ekonomi Masyarakat beberapa pencapaian yang telah dilakukan oleh PT NNT antara lain: 1. Pengembangan sektor pertanian

seper-ti pembangunan Bendung Puja dan Tiu Sapit di Desa Tongo, Bendung Ta-biung di Desa Tatar, Bendung Plam-pok di Desa Sekongkang Atas serta Bendung Senutuk di Desa Aik Kang-kung sehingga produktivitas lahan pertanian meningkat dari satu musim tanam menjadi tiga musim tanam, pencetakan ratusan hektar sawah baru di desa Tongo dan Aik Kangkung,

pelatihan dan penerapan budidaya padi dengan system of rice intensification (SRI), membantu petani mengemba-ngkan hortikultura seperti bercocok tanam sayur-sayuran, bawang merah, dan kacang kedelai untuk memenuhi kebutuhan seluruh karyawan PT NNT, pembuatan demplot pembibitan men-capai lebih dari 70.000 bibit tanaman keras, serta pembinaan petani rumput laut bagi 100 orang petani

2. Pengembangan koperasi, seperti bantuan berupa 1 unit mesin multiblok kepada Koperasi Serba Usaha (KSU) Kemuning di Sekongkang Atas. Unit usaha KSU ini mampu menyerap 16 karyawan dan memperoleh hasil penjualan berbagai produknya dari PT NNT sebesar Rp 500 juta.

3. Pendapatan masyarakat Sekongkang rata-rata Rp 750.000 per bulan.

4. Pembangunan rumah kompos 6 unit, mulai operasi 1 unit dengan target 150 ton/tahun.

5. Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro: Pengembangan industri rumah tangga berupa food processsing usaha mikro dengan omset mencapai Rp118 juta/tahun serta Program Inisiatif Usa-ha Lokal (LBI) lebih dari 150 pemasok dan lebih 100 kontraktor lokal terdaf-tar sebagai mitra PTNNT dengan total pembelanjaan USD278,551,000.-

6. Fasilitas e-bisnis telah disediakan untuk mengakses pasar berbasis internet

7. PT NNT bekerja sama dengan PT. PLN telah menyelesaikan pemasangan jaringan ke Desa Aik Kangkung dan Tatar untuk melayani sekitar 600 kepala keluarga (KK) sebagai

(13)

pendo-rong untuk tumbuh dan berkem-bangnya perekonomian masyarakat di wilayah-wilayah terpencil yang selama ini tidak terjangkau listrik

Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karakteristik respon-den disajikan berdasarkan indikator : Lembaga Pendamping, alamat, umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan. Indikator masing-masing karakteristik responden tersebut sebagai berikut.

a. Lembaga Pendamping

Program CSR PT Newmont Nusa Teng-gara dalam bidang ekonomi dilaksanakan melalui dua lembaga pendamping yaitu YOP dan YPESB. Jumlah responden berdasarkan lembaga pendamping yang memberikan bantuan kepada masyarakat terdiri YOP sebanyak 19 orang (63%) dan YPESB sebanyak 11 orang (37%). Pemilihan sampel responden lebih banyak pada nasabah YOP, karena nasabah YOP lebih banyak yang tersebar di setiap desa di Kecamatan Sekongkang dan memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi. Sedang-kan nasabah lebih difokusSedang-kan pada desa Ai' Kangkung dengan jenis pekerjaan sebagai petani.

b. Alamat Responden

Dari ketujuh desa yang ada di Kecamatan Sekongkang ada 5 desa yang dijadikan sebagai sampel. Pemilihan lokasi di desa Ai' Kangkung sebanyak 9 orang atau 30 persen, karena semua merupakan nasabah binaan dari YPESB yang berprofesi sebagai petani. Sedangkan di empat desa lainnya merupakan nasabah binaan dari YOP dengan pemilihan responden

masing-masing sebanyak 5 sampai 6 orang.

c. Umur

Jumlah responden berdasarkan umur paling banyak berkisar antara 43 – 53 tahun sebanyak 13 orang (43 %) selanjutnya pada umur 32 – 42 tahun sebanyak 10 orang (33 %). Umur nasabah 32 sampai 53 tahun merupakan umur orang dewasa yang sangat produktif dengan semangat kerja yang tinggi, sehingga pada usia ini orang akan mampu berkarya secara maksimal. Sedangkan pada umur nasabah 54 – 65 tahun sebanyak 5 orang (17 %), merupakan umur kurang produktif. Bergitu pula dengan umur nasabah 21 – 31 tahun sebanyak 2 orang (7 %), merupakan umur tahap awal memasuki usia dewasa dan baru belajar untuk berusaha.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden tergolong relatif rendah, karena sebagian besar responden yaitu 17 orang (57 %) berpendidikan SD bahkan ada 2 orang (7%) responden tidak tamat SD. Sedang-kan sisanya masing-masing tamat SMP 4 orang (13%), tamat SMA 5 orang (17%) dan tamat Diploma 1 2 orang (7%).

e. Jenis Kelamin

Sebagian besar responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (53 %) dan sisanya perempuan sebanyak 14 orang (47%). Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki karena semua nasabah YPESB yang berprofesi sebagai petani adalah laki-laki dan sebagian lagi dengan variasi pekerjaan seperti usaha salon, bengkel dan petani sebagai nasabah YOP.

(14)

f. Jenis Pekerjaan

Sepertiga dari responden yang diwawancarai atau sebanyak 10 orang (33%) berprofesi sebagai petani. Selan-jutnya diikuti dengan profesi sebagai pedagang kios sembako dan pedagang warung nasi, masing-masing sebanyak 7 orang (23%) dan 4 orang (13%). Sedangkan sisanya berprofesi sebagai.jenis pekerjaan lainnya seperti jasa menjahit, jasa salon, jasa bengkel,penjual kue, peter-nak ayam, pedagang bakulan, kontraktor dan jual-beli saprodi dan hasil pertanian masing-masing hanya 1 orang (3%).

Pembahasan

Implementasi Program CSR PT NNT a. Bentuk Bantuan

Bantuan yang diberikan oleh PT NNT melalui program CSR dalam bidang ekonomi dilaksanakan melalui dua yaya-san yaitu YOP dan YPESB. Bantuan .yang diberikan oleh YOP kepada nasabahnya berupa bantuan pinjaman modal usaha tanpa biaya bunga berkisar antara Rp 1.500.000 sampai Rp 10.000.000. setiap nasabah YOP pertama kali akan menerima pinjaman sebear Rp 1.500.000. pinjaman tersebut akan diangsur pada bulan ketiga. Setelah pinjaman lunas pada periode berikutnya pinjaman akan bertambah terus setiap tahun sampai maksimal Rp 10.000.000.

Data kolektibilitas kredit mikro oleh YOP di Kecamatan Sekongkang sampai dengan bulan Oktober 2013 dari total kredit mikro yang disalurkan sebesar Rp 147.000.000 ada sebesar Rp 20.291.667 yang bermasalah. Rasio Non Performing Loan di Kecamatan Sekongkang rata-rata sebesar 12,98%. Desa Ai’ Kangkung

menempati rasio kredit bermasalah terbesar yaitu sebesar 15,71%, sedangkan yang terendah adalah Desa sekongkang Atas dengan rasio sebesar 11,76%.

Sedangkan bantuan .yang diberi-kan oleh YPESB kepada nasabahnya beru-pa pembelian bibit, pupuk, dan saprodi berkisar seharga Rp 550.000 sampai de-ngan Rp 2.500.000. secara kredit. Pem-belian bibit, pupuk, dan saprodi oleh petani kepada YPESB dengan harga pasar terendah. Pinjaman ini akan dibayar saat nasabah panen. Hasil panen akan dijual ke YPESB dengan harga pasar tertinggi. Tahun 2013 harga gabah basah untuk beras putih Rp 330.000 / kwintal sedangkan harga gabah beras merah Rp 550.000 / kwintal. Pada saat pembayaran hasil penjualan gabah oleh YPESB lang-sung dipotong sebesar pinjaman nasabah. Informasi dari Mustamir (mantan Kepala Desa Ai’ Kangkung)” terjadi kesalahan oleh YPESB saat mengadaan gabah panen lalu awal tahun 2013 sebanyak 460 ton. Pembeliaan gabah tidak disertai dengan penyediaan gudang yang memadai, sehingga sebagian besar ditaruh di luar. Begitu pula lantai jemur kurang memadai. Banyak gabah yang mengalami kerusakan, sehingga gabah dilelang dengan harga murah. Akibatnya YPESB mengalami. kerugian sampai Rp 2 M, saat sekarang ini stok gabah tidak ada, petani kesulitan membeli gabah untuk konsumsi dan untuk bibit padi.

Jumlah responden yang menerima bantuan di atas Rp 8.000.000 sebanyak 8 orang (27%). Dari penerima ini, 6 orang (20%) merupakan nasabah YOP yang telah menerima bantuan lebih dari 5 tahun berturut-turut.dan 2 orang lagi merupa-kan pedagang pengumpul hasil pertanian

(15)

yang akan dibeli gabahnya oleh YPESB dengan system harga YPESB akan mem-berikan keuntungan Rp 300 per kg gabah. Sedangkan 7 orang responden (23%) merupakan petani yang memperoleh bantuan pembelian bibit, pupuk, dan saprodi secara kredit dengan nilai di bawah Rp 2 juta. Selanjutnya 7 orang lagi merupakan nasabah YOP yang menerima pinjaman tanpa bunga sebesar Rp 2.000.000 sampai Rp 4.000.000. pinjaman ini diterima berturut-turut sudah men-capai 4 tahun.

Dalam penyaluran kredit mikro ini ada seorang nasabah merasa prosedur penyalurannya tidak fair (tidak trans-paran). Ia menjadi nasabah sejak tahun 2008, sudah 5 tahun berturut-turut mem-peroleh pinjaman dan angsuran setiap bulan lancar. Usahanya berkembang sangat pesat. Tahun 2007 modal usaha awal yang dimiliki hanya Rp 2.500.000, saat ini modal usahanya sudah mencapai Rp 100.000.000 lebih, bahkan awal tahun 2013 mampu membangun rumah-toko dan bengkel senilai Rp 300.000.000. Ia dijanjikan untuk memperoleh pinjaman kredit mikro Rp 10.000.000, tapi yang diterima hanya Rp 8.000.000. Beberapa nasabah lama yang sudah memperoleh pinjaman sampai Rp 10.000.000 berharap pinjaman dapat ditingkatkan. Tapi menurut YOP, jika nasabah ingin mendapatkan pinjaman di atas Rp 10.000.000, dapat melalui Koperasi Simpan Pinjam yang akan dibentuk tahun 2014.

b. Manfaat Bantuan CSR PT NNT untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Bantuan CSR PT NNT berupa pinjaman kepada nasabah melalui YOP dan YPESB menunjukkan peningkatkan

pendapatan kotor yang cukup tajam. Ber-dasarkan hasil wawancara dengan 30 res-ponden diketahui bahwa lama bantuan berkisar antara 1 tahun sampai 7 tahun dengan rata-rata frekuensi selama 3,7 tahun. Dari ke 30 responden tersebut 19 respoden yang dibantu oleh YOP rata-rata bantuan selama 4,67 tahun dan 11 responden yang dibantu oleh YPESB selama 2 tahun.

Rata-rata pendapatan kotor res-ponden sebelum memperoleh pinjaman sebesar Rp 42.000.000 per tahun dan setelah memperoleh pinjaman naik menjadi Rp 117.983.000 per tahun dengan peningkatan sebesar Rp 75.983.000 atau 181 persen. Adapun bagi nasabah YOP rata-rata pendapatan kotor yang diperoleh sebelum memperoleh pinjaman sebesar Rp 50.000.000 per tahun setelah memper-oleh pinjaman naik menjadi rata-rata Rp 137.985.000 per tahun dengan peningkatan sebesar Rp 87.985.000 atau 176 persen. Sedangkan bagi nasabah YPESB rata-rata pendapatan kotor yang diperoleh sebelum memperoleh pinjaman sebesar Rp 28.182.000 per tahun setelah memperoleh pinjaman naik menjadi rata-rata Rp 83.591.000 pertahun dengan peningkatan sbesar Rp 55.409.000 atau 197 persen.

Tapi dari ke 30 responden tersebut ada 1 responden dari nasabah YOP yang mengalami kegagalan usaha, sehingga kredit yang diberikan macet. Menurut hasil wawancara reesponden tersebut sebetulnya adalah seorang guru, sehingga mempercayakan pengelolaan usahanya pada orang lain (karyawan). Dalam perjalanan usahanya ternyata dari hari ke hari modalnya makin lama makin habis. Saat wawancara di lokasi responden, kios sembako tempat usahanya sudah tutup.

(16)

Persepsi Responden Tentang Program CSR PT Newmont Nusa Tenggara

Sebagian besar masyarakat yang diwakili oleh 86.67% responden meng-ungkapkan bahwa program-program yang selama ini dilakukan oleh PT NNT telah sesuai dengan harapan mereka, bahkan 13.33% merasa sangat setuju dengan segala program yang dilakukan PT. NNT. Berdasarkan nilai rata-rata dari tanggapan responden diketahui bahwa secara garis besar masyarakat setuju dan telah menganggap program CSR PT NNT sesuai dengan harapan mereka.

Namun rata-rata tanggapan responden 3.18% terkategori netral terhadap kesesuaian antara program CSR PT NNT dan kebutuhan. Walaupun begitu, dapat dilihat bahwa modus adalah 4 sehingga sebagian besar dapat kita ungkapkan bahwa masyarakat masih memperoleh kemanfaatan dari program CSR PT NNT yang dirasa telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tanggapan responden sebesar 63.33% menyatakan sangat setuju bahwa jika dilihat dari kemanfaatan yang dapat diambil dari program CSR PT NNT adalah sudah sangat membantu pengembangan usaha dari sebagian masyarakat yang menjadi sampel. Hal ini didukung dengan rata-rata tanggapan di kisaran 4.63 yang terkategori sangat setuju dan modus 4 dari persepsi sampel yang mendukung kesesuaian data ini. Dapat dianalisis dari beberapa item ini bahwa PT NNT lebih cenderung memberikan bantuan sesuai dengan usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat, walaupun ada beberapa masyarakat yang secara subjektif menilai bahwa ada hal-hal lain yang belum bisa difasilitasi oleh PT NNT sebagai keinginan

mereka. Hal ini wajar karena preferensi masyarakat yang berbeda dan sulit bagi PT NNT untuk mengakomodir semua keinginan masyarakat secara personal.

Antusiasme masyarakat dengan nilai 100% tanggapan responde setuju bahwa program CSR sudah seharusnya berlanjut atau sustainable. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah merasa-kan banyak manfaat yang diperoleh dari program-program CSR yang sudah dijalankan PT NNT.

Persepsi Responden Tentang Kepuasan Atas Pogram CSR PT NNT

Persepsi Responden sebesar 33% menyatakan sangat setuju dengan program CSR PT NNT, 57 % menyatakan setuju dan 10% menyatakan netral. Hasil wawancara dengan salah satu responden menyatakan netral, karena ada rasa tidak puas dalam hal penerimaan nilai bantuan yang diterima tidak sesuai dengan yang diajukan. Responden sudah berharap tinggi karena asumsi responden penerima bantuan lama dan usahanya lancar karena dukungan dana CSR akan diprioritaskan dan menerima bantuan lebih. Namun kenyataan responden penerima bantuan lama disamakan dengan penerima bantuan baru, bahkan ada yang usahanya tutup diberikan bantuan lagi dengan nilai yang lebih besar dari responden ini. Sehingga dia merasa dikecewakan. Kesimpulan yang dapat di ambil dengan modus 4 menunjukkan responden puas dengan Program CSR PT NNT.

(17)

Persepsi Responden Tentang Pelaksana-an CSR PT. NNT di BidPelaksana-ang Usaha Eko-nomi Masyarakat Sudah Tepat Sasaran

Persepsi responden tentang pelaksanaan CSR PT.NNTdi bidang usaha ekonomi masyarakat sudah tepat sasaran, 20 % menyatakan sangat setuju dan 77% responden setuju, dan hanya 3% yang menyatakan netral. Hasil deep interview terungkap responden yang menyatakan netral karena melihat ada penerima bantuan yang tidak berhasil namun diberikan kembali bantuan. Oleh karena itu ke depan Comdev perlu lebih selektif lagi dalam menentukan peserta penerima bantuan. Rata-rata tanggapan responden setuju dengan pelaksanaan CSR PT NNT di bidang masyarakat sudah tepat sasaran dan hal ini didukung dengan modus 4.

Persepsi Responden Tentang Program CSR PT NNT Dapat Membantu Pengem-bangan Ekonomi Masyarakat

Persepsi responden terhadap program CSR PT NNT dapat membantu pengembangan ekonomi masyarakat, 33% menyatakan sangat setuju dan 67% setuju. . Dari hasil wawancara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa penerima bantuan sangat terbantu dengan pinjaman lunak yang diberikan oleh YOP. Penerima bantuan YOP hanya memiliki beban untuk mengembalikan pinjaman tanpa bunga. Bagi penerima bantuan dari YPESB berupa saprodi dan tim pendampingan yang men-support petani dari aspek teknis untuk dapat menghasilkan produk yang maksimal. Pengembalian bantuan akan diperhitungkan pada masa panen. Pengembangan ekonomi responden dengan CSR PT. NNT meningkat. Rata-rata responden setuju Program CSR PT.

NNT dapat membantu pengembangan ekonomi masyarakat.

Persepsi Responden Tentang Program CSR PT NNT di Bidang Ekonomi Masyarakat Sudah Baik Sehingga Perlu Dipertahankan dan Dilanjutkan

Persepsi responden tentang pelak-sanaan CSR PT. NNT di bidang usaha ekonomi masyarakat, 67% memberikan tanggapan sangat setuju dan 33 % setuju sudah baik sehingga perlu dipertahankan dan dilanjutkan. Dengan adanya bantuan modal dan pembimbingan melalui PT YOP dan PT YPESB, usaha para responden dipantau. Hasil produk baik dari sisi pertanian, usaha dagang, salon, saprodi dan lain-lain dipantau kebera-daannya dan diberikan solusi bila men-dapatkan kesulitan. Sehingga pelaksanaan CSR PT. NNT di bidang ekonomi masyarakat baik dan responden berharap untuk dilanjutkan terus.

Keterlibatan di dalam penyusunan Program CSR PT NTT

Persepsi responden tentang keter-libatan dalam penyusunan program CSR PT NTT. Dari 30 responden, hampir semuanya (93%) tidak dilibatkan dalam penyusunan program CSR PT NTT . Yang terlibat hanya 2 orang dan mereka merupakan mantan Kepala Desa.

Persepsi Responden Terhadap Keuntu-ngan dan Kerugian Keberadaan Program CSR PT NTT

Seluruh responden mengatakan bahwa keberadaan program CSR PT NTT sangat menguntungkan bagi mereka.

(18)

Menurut responden, keuntungan yang mereka peroleh dari program CSR PT NTT adalah dapat meningkatkan ke-sejahteraan. Bantuan dana yang diberikan oleh PT NTT merupakan bantuan tanpa beban bunga, sehingga sangat meringan-kan dibandingmeringan-kan dengan jika mereka meminjam pada pihak lain. Bantuan dana ini juga dirasa sangat membantu karena pada umumnya mereka termasuk masya-rakat kecil yang tidak memiliki akses ke bank sebagai penyedia dana. Walaupun seluruh responden mengatakan program CSR PT NTT tersebut sangat mengun-tungkan, ada satu orang (3%) yang me-nyatakan bahwa disamping menguntung-kan maka program CSR PT NTT memiliki sisi kelemahan yaitu tidak transparan. Hal ini didasarkan pada ketidak tahuan mereka siapa saja yang layak untuk mendapatkan bantuan. Bahkan mereka merasa ada ketidak adilan didalam pemberian bantuan karena ada sebagian orang yang usahanya tidak berhasil akan tetapi tetap diberi bantuan lagi.

Kemitraan Antara Program CSR PT NTT dengan Masyarakat

Pelaksanaa Program CSR PT NTT di lapangan dibantu oleh dua Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu YOP dan YPESB. YOP menangani masyarakat dengan memberikan bantuan dana tanpa dibebani bunga pinjaman. Masyarakat penerima bantuan dana ini adalah masya-rakat yang memiliki usaha dan membu-tuhkan bantuan tambahan dana untuk meningkatkan usaha. Sementara itu, YPESB menangani masyarakat petani dengan cara membantu memberi tam-bahan keterampilan melalui

pelatihan-pelatihan dan menyediakan alat-alat pertanian (saprodi).

Persepsi Terhadap Dampak Program CSR PT NTT Bagi Responden.

Seluruh responden menjawab bahwa dampak program CSR PT NTT sangat bermanfaat bagi mereka. Umum-nya dampak yang mereka ungkapkan adalah dari sisi ekonomi. Para penerima bantuan dana dapat lebih leluasa menge-lola usahanya berkat tambahan modal yang mereka peroleh dari program CSR. Mereka bisa memperoleh bantuan dana beberapa kali, dan jumlahnya selalu naik dibandingkan dengan bantuan sebelum-nya. Mayoritas responden (84%) menja-wab bahwa dampak program CSR sangat menguntungkan bagi mereka, dan sisanya (16%) menjawab dapat meningkatkan taraf hidup, memperoleh dana tanpa bunga dan merealisasikan keinginan.

Persepsi Tentang Apa yang Diharapkan Dari Program CSR PT NTT

Responden yang berjumlah 30 tersebut berharap bahwa program CSR PT NTT tetap dapat dilanjutkan karena menurut mereka sangat bermanfaat. Mereka berharap di masa yang akan datang PT NTT lebih meningkatkan nilai bantuan agar signifikan didalam menumbuhkan usaha masyarakat. Selain itu mereka juga berharap agar pencairan bantuan tidak terlambat. Dari 30 responden ada 2 orang yang memberi masukan (kritik) agar program CSR PT NTT dibenahi lagi sehingga bantuan betul-betul mengalir ke orang yang tepat. Menurut mereka penerima bantuan mestinya adalah orang yang memiliki

(19)

usaha yang dapat dikembangkan. Dengan demikian bantuan tersebut tidak sia-sia dan dapat bergulir secara merata.

KESIMPULAN

1. Program CSR PT NNT di bidang ekonomi dilaksanakan melalui YPESB dan YOP, keduanya merupakan yayasan yang dibentuk oleh PTNNT untuk melaksanakan kegiatan. Comdev PTNNT dengan menem-patkan staf program pada yayasan untuk membantu manajemen prog-ram. YPESB mendukung pengem-bangan ekonomi masyarakat di bidang pertanian seperti produksi dan pengemasan Aloe Vera, pengemasan kopi dan rumput laut, memberikan pelatihan dan pengem-bangan pasca panen produk-produk pertanian, mengembangkan budidaya padi merah, dan sebagainya. YOP membantu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat lingkar tambang melalui program pember-dayaan masyarakat di bidang perta-nian, peternakan, perikanan, pengem-bangan usaha kecil dan microfinance (kredit tanpa bunga).

2. Program CSR PTNNT di Kecamatan Sekongkang pada berbagai aspek kehidupan yang paling mendasar, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian serta usaha kecil dan menengah. menunjukkan per-tumbuhan dan perkembangan yang sangat positif.

3. Persepsi responden terhadap keberadaan program CSR PT NTT sangat positif. Hal ini dapat dipahami

karena seluruh responden adalah masyarakat penerima bantuan program CSR. Responden merasa sangat terbantu baik berupa dana tanpa bunga maupun pelatihan-pelatihan keterampilan.

4. Walaupun para responden merasa program CSR PT NTT sangat bermanfaat namun mereka juga memberikan kritik untuk perbaikan di masa yang akan datang. Mereka berharap pelaksanaan program CSR tetap bisa dilanjutkan namun disertai beberapa perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Achwan, Rochman. 2006. “Corporate Social Responsibility: Pertikaian Paradigma dan Arah Perkembangan” dalam Galang: Jurnal Filantropi dan Masyarakat Madani. Vol, 1 No, 2 Januari 2006. Halaman: 83—92. Jakarta: PIRAC

Bank, World. 2012. Laporan Pembangunan Dunia 2011, Konflik, Keamanan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat.

____________2006. Corporate Environmental and Social Responsibility in the East Asia and Pacific Region, Review of Emerging Practice. Washington, DC: World Bank.

Carroll, Archie B. 1991. The Pyramid of Corporate Social Responsibility: Toward the Moral Management of Organizational Stakeholders. Business

(20)

Horizons.http://www.cbe.wwu.ed u/dunn/rprnts.pyramidofcsr.pdf Jahja, Rusfaida Saktiyanti. 2006. “Evaluasi

Pelaksanaan Kegiatan Corporate Social Responsibility Perusahaan Ekstraktif.” Dalam Galang: Jurnal Filantropi dan Masyarakat Madani. Vol, 1 No, 2 Januari 2006. Halaman: 22—35. Jakarta: PIRAC. Karsidi, Ravik. 2003. “Pemberdayaan

Masyarakat Petani dan Nelayan Kecil.” Dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. Bogor: IPB Press. Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social

Responsibility Transpormasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Marzuki, Muhammad, 2005. Analisis Ekonomi dan Kebijakana Pengembangan Pertambangan Tembaga dan Emas di Kawasan Hutan Lindung (Studi Kasus PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara). Institut Pertanian Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Spreitzer, G.M. 1996. “Social structural

characteristics of psychological empowerment,” Dalam Academy of Management Journal. April 1996.Vol.39. Briarcliff Manor, USA. Sugihen, Basita Ginting. 2006.

Pembangunan Masyarakat. Bogor: Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan, IPB.

Sumpeno, Wahyudin. 2004. Sekolah Masyarakat: Menerapkan Rapid Training Design dalam Membangun Kapasitas. Jakarta: CRS Indonesia. Suparlan, Parsudi. 2005. “Pembangunan

Komuniti dan Tanggung Jawab Korporasi” dalam Investasi Sosial. Diedit oleh Benny Setia Nugraha, Ibnu Hamad, La Tofi, Novita Hifni, dan Kasta. Jakarta: Puspensos – LaTofi Enterprise.

Vaisser, Wayne. 2012. RevisitingCarroll’s

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pyramid, An African Perspective. http://www.waynevisser.com/wp-content/uploads/2012/04/chapter_ wvisser_africa_Corporate Social Responsibility_pyramid.pdf

Wahyudin, Iman. 2004. Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Program Pengembangan Masyarakat Kasus

Program Community

Development PT. Newmont Nusa Tenggara di desa Sekongkang Bawah Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa. Institut Pertanian Bogor: Sekolah Pasca Sarjana

Windarti, D. 2004. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi Di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PERSERO) Tbk (PTBA). Medan: Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Sumatra Utara.

Gambar

Tabel 1  Model CSR menurut Corporate Voluntarism

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, alasan dilaksanakannya renegosiasi kontrak karya PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah yaitu Adanya kewajiban penyesuaian Kontrak

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah bukan sekedar trend sosial, namun merupakan sinergi

Penelitian yang berjudul ,, Studi Kandungan Logam Berat Pb Pada Sedimen Dan Kerang Nerita Sp Di Sekitar PT Newmont Nusa Tenggara Di Sumbawa Besar ,, di susun dalam rangka

Dalam rangka mewujudkan visi untuk membangun Nusa Tenggara Barat yang gemilang, ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Provinsi NTB Tahun 2019 -2023 sebagai berikut:.. Misi 1

Berdasarkan metode rating pencapaian, didapatkan hasil bahwa isu subjek inti yang tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh perusahaan adalah isu kepatuhan uji

Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT) merupakan perusahaan tambang yang berada dibawah Newmont Mining Corporation yang merupakan sebuah perusahaan yang berbasis di

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah bukan sekedar trend sosial, namun merupakan sinergi

Besar kecilnya royalti ini akan berdampak pada dana bagi hasil yang diterima oleh pemerintah Indonesia, termasuk Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat yang menjadi lokasi tambang