• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING. IMUNOTERAPI IgY ASAL KUNING TELUR UNTUK MENINGKATKAN PROFIL LEUKOSIT ANJING YANG TERINFEKSI CANINE PARVOVIRUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING. IMUNOTERAPI IgY ASAL KUNING TELUR UNTUK MENINGKATKAN PROFIL LEUKOSIT ANJING YANG TERINFEKSI CANINE PARVOVIRUS"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

251 / Kedokteran Hewan

USULAN PENELITIAN

HIBAH BERSAING

IMUNOTERAPI IgY ASAL KUNING TELUR UNTUK

MENINGKATKAN PROFIL LEUKOSIT ANJING YANG

TERINFEKSI CANINE PARVOVIRUS

Dr. drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, M.Si NIDN : 0017126904

Dr.drh.Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si. NIDN : 0012117308

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR - BALI

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan ……….. i

Daftar isi ……….. ii

Ringkasan ……… iii

Bab I. Pendahuluan ………. 1

Bab II. Tinjauan Pustaka ……….. 3

Bab III. Metode Penelitian ……… 6

Rencana Penelitian Tahun I ………. 8

Rencana Penelitian Tahun II ……… 10

Bab 4. Biaya dan Jadwal Penelitian ………... 13

4.1. Anggaran Penelitian ………. 13

4.2. Jadwal Penelitian ……….. 14

Daftar Pustaka ………. 14

Lampiran 1 Rincian Anggaran ……… 16

Lampiran 2 Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian ………... 14

Lampiran 3 Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas ……. 14

Lampiran 4 Format Biodata Ketua dan Anggota peneliti ……….. 15

(4)

RINGKASAN

Canine parvovirus (CPV) adalah penyakit virus yang sangat infeksius dan fatal pada anjing. Infeksi CPV ditandai dengan demam, muntah, diare berdarah, leukopenia dan limfopenia. Morbiditas dapat mencapai 100% dan kematian mencapai 90% pada anak anjing yang tidak divaksinasi. Vaksinasi terbukti efektif dan metode paling ideal untuk mengendalikan infeksi CPV. Namun adanya maternal antibodi dan perbedaan strain virus dalam vaksin dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan menyebabkan kegagalan vaksinasi. Hingga saat ini belum ada terapi yang efektif untuk mengobati infeksi CPV pada anjing.

Beberapa penelitian membuktikan antibodi yang diisolasi dari kuning telur ayam (IgY) efektif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius pada manusia dan hewan. IgY memiliki keunggulan tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia, sehingga aman diaplikasikan secara intravena. Pengobatan IgY secara intravena diduga dapat memutus rantai infeksi CPV di darah. Netralisasi IgY mencegah virus merusak organ limfoid dan saluran pencernaan sehingga kematian anjing dapat dicegah. Adanya berbagai keunggulan dan kemudahan produksi IgY dari kuning telur ayam dapat menjadi modalitas baru untuk terapi infeksi CPV pada anjing.

Pada anjing sehat jumlah dan morfologi leukosit relatif stabil. Perubahan jumlah dan morfologi leukosit memberikan informasi klinis tentang adanya suatu penyakit. Perubahan nilai leukosit berguna untuk menentukan respon dan keberhasilan suatu pengobatan dan menduga kesembuhan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi, pemurnian dan karakterisasi IgY anti CPV, membuktikan efektivitas terapi IgY mencegah kematian anjing berdasarkan indikator perbaikan profil leukosit anjing dan isolasi virus parvo lokal Bali untuk uji tantang sehingga didapatkan isolat baru yang patogen. Isolat ini nantinya dapat digunakan sebagai bibit vaksin yang homolog dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan. Imunoterapi IgY secara intravena dilakukan pada kelompok anjing setelah ditantang dengan CPV patogenik secara oral. Penelitian Tahun I: produksi IgY di ayam dengan cara imunisasi ayam menggunakan CPV referent, pemurnian IgY dengan eggs stract purification kit, karakterisasi IgY dengan SDS-PAGE dan spesifisitas IgY diuji dengan HI dan serum netralisasi (SN). Penentuan protective dose 50 (PD50) IgY di tissue culture. Penelitian

Tahun II: isolasi, propagasi virus parvo lokal Bali di tissue culture, karakterisasi virus dengan uji HI dan serum netralisasi. Penentuan dosis virus untuk uji tantang dengan uji HA dan tissue culture dan uji tantang virus secara invivo di anjing. Parameter yang diamati : differensial leukosit dihitung dengan pewarnaan Giemsa, titer antibodi IgY dalam serum dengan uji HI dan Elisa dan titer virus dalam feses anjing dengan uji HA. Hasil penelitian diharapkan dapat membuktikan perbaikan profil leukosit dapat dijadikan indikator efektivitas terapi IgY sehingga dokter hewan dapat menduga kesembuhan anjing, diperoleh virus parvo isolat lokal sebagai kandidat vaksin. Hasil penelitian ini sangat bermakna di dunia kedokteran hewan karena akan mengurangi biaya dan waktu perawatan anjing yang sangat mahal. Isolat lokal yang dihasilkan sangat tepat digunakan sebagai bibit vaksin yang sesuai dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan. Target hasil penelitian yaitu: Data efektivitas terapi IgY dan isolate lokal Bali dapat dipublikasi di jurnal nasional dan internasional dan dihasilkan satu buku ajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dokter hewan.

(5)

BAB I. PENDAHULUAN

Infeksi Canine parvovirus (CPV) adalah penyakit infeksius yang sangat fatal pada anjing. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia karena virus parvo dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem dan resisten terhadap berbagai desinfektan (Goddard dan Leisewitz 2010). Secara alami CPV dapat menginfeksi anjing domestik, anjing hutan, kucing, beruang dan serigala (Nandi et

al. 2010). Gejala klinis infeksi CPV pada anjing adalah demam, muntah, diare

berdarah, dehidrasi, leukopenia dan limfopenia (Decaro et al. 2006). Penyakit CPV sangat merugikan pemilik dan breeder anjing. Mortalitas pada anak anjing umur 6 minggu sampai 6 bulan mencapai 100% (Godsall et al. 2010). Vaksinasi pada anak anjing telah dilakukan untuk mencegah infeksi CPV. Namun adanya maternal antibodi di dalam tubuh anjing mengganggu respon pembentukan antibodi sehingga terjadi kegagalan vaksinasi (Prittie 2004). Ketika titer antibodi maternal turun, anak anjing sangat peka terhadap infeksi CPV. Kegagalan vaksinasi menyebabkan anjing mengalami infeksi subklinis. Anjing yang terinfeksi CPV secara subklinis mengekskresikan virus infektif melalui fesesnya, sedangkan anjing tersebut tidak menunjukkan gejala klinis sakit. Hal inilah yang menyebabkan penyakit parvovirus pada anjing bersifat endemis di Indonesia (Sendow & Syafriati 2004).

Penularan CPV pada anjing terjadi melalui mulut dan hidung (Prittie .2004). Lingkungan yang terkontaminasi dapat menularkan virus parvo pada anjing baik secara langsung dan tidak langsung. Virus parvo yang tertelan mula-mula terkonsentrasi di jaringan limfoid orofaring, limfonodus mesenterika dan timus. Virus melakukan replikasi, selanjutnya dikeluarkan ke pembuluh darah sehingga terjadi viremia. Virus disebarkan ke jaringan limfoid, timus dan limfonodus di seluruh tubuh. Infeksi CPV pada anjing bersifat sistemik karena distribusi virus melalui viremia dan virus dapat diisolasi hampir di semua organ tubuh seperti paru-paru, limpa, hati, ginjal dan jantung (Duffy et al. 2010).

Anjing yang terinfeksi CPV mengalami neutropenia dan limfopenia akibat kerusakan pada sel-sel kripte epitel usus halus, sel punca di sumsum tulang dan timus (Ling et al. 2012). Sel-sel kripte epitel mengalami pematangan di daerah

(6)

basal epitel usus halus. Selanjutnya sel kripte yang matang menuju ujung-ujung vili usus dan melakukan fungsinya untuk absorbsi nutrisi. Infeksi CPV akan merusak sel-sel kripte usus di bagian basal sehingga tidak berfungsi dan anjing mengalami diare. Kerusakan epitel usus menjadi penyebab ditariknya netrofil yang ada di peredaran darah menuju jaringan yang mengalami peradangan. Infeksi CPV pada organ timus terjadi meluas di daerah germinal dan kortek. Pada daerah kortek timus akan terjadi limfositolisis yang cepat. Ketidakseimbangan antara produksi netrofil dan limfosit dengan kebutuhan tubuh untuk melawan infeksi virus menyebabkan anjing mengalami neutropenia dan limfopenia.

Tingginya laju mitosis sel-sel limfoid dan epitel saluran pencernaan berperan memperparah gejala klinis akibat infeksi CPV. Laju mitosis sel limfoid yang tinggi berhubungan langsung dengan kecepatan replikasi virus dan keparahan kerusakan organ (Ling et al. 2012). Durasi neutropenia dan limfopenia yang lama akan meningkatkan resiko kematian anjing akibat sepsis (Duffy et al. 2010). Pengobatan yang cepat dan tepat untuk memperpendek waktu neutropenia sangat dibutuhkan untuk mencegah kematian anjing. Pada anjing sehat jumlah dan morfologi leukosit relatif stabil. Perubahan respon leukosit memberikan informasi klinis adanya suatu penyakit. Perubahan nilai leukosit tidak menjadi ciri khas suatu penyakit, tetapi dapat digunakan untuk diagnosa pembanding berbagai penyakit, menentukan respon dan keberhasilan suatu pengobatan dan menduga prognosis suatu penyakit (Goddard dan Leisewitz 2010).

Beberapa penelitian membuktikan bahwa IgY efektif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius pada manusia dan hewan. IgY memiliki keunggulan tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia, sehingga aman jika diaplikasikan secara intravena. Biaya produksi IgY dari kuning telur murah dan mudah (Dubie et al. 2014). Imunoglobulin Y memiliki spesifisitas yang tinggi terhadap antigen dan terbukti efektif digunakan secara intravena (Meenatchisundaram dan Michael 2010). Pengobatan IgY secara intravena diduga dapat memutus rantai infeksi CPV di darah. Netralisasi IgY akan menekan kesempatan virus merusak organ limfoid dan saluran pencernaan sehingga kematian anjing dapat dicegah.

(7)

TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa perbaikan profil leukosit, titer antibodi dalam serum dan titer antigen di feses dapat digunakan sebagai indikator efektivitas terapi IgY dalam mencegah kematian anjing akibat infeksi CPV. Dapat diisolasi virus parvo isolate local yang nantinya dapat digunakan sebagai kandidat vaksin yang homolog dengan isolate lapang.

PENTINGNYA/KEUTAMAAN RENCANA PENELITIAN INI

Hingga saat ini belum ada terapi yang efektif dapat menyembuhkan anjing dari infeksi canine parvovirus. Terapi yang biasa dilakukan hanya untuk menekan gejala klinis tetapi tidak dapat mencegah kematian anjing. Biaya terapi yang dikeluarkan pemilik anjing sangat mahal sehingga pemilik hewan cenderung membiarkan anjingnya mati daripada mengobati. Hal ini dirasa sangat merugikan ketika harga anjing yang dimiliki mencapai jutaan rupiah.

Provinsi Bali memiliki plasma nutfah yang sangat berharga yaitu anjing kintamani. Dari informasi dokter hewan di daerah Sukawana, populasi anjing kintamani menurun drastis akibat penyakit rabies dan pemusnahan massal. Dinformasikan pula bahwa anjing kintamani banyak yang terinfeksi canine parvovirus sehingga sangat perlu dilakukan pencegahan dan terapi anjing ,baik melaui vaksinasi dan terapi. Anjing kintamani sebagai plasma nutfah Bali yang sudah diakui sebagai anjing trah asli Asia dan hanya ada di Bali sangat perlu dijaga kesehatan dan kelestariannya.

Keutamaan penelitian ini adalah terapi infeksi CPV dengan IgY secara intravena memberi peluang sembuh pada anjing. Efektivitas terapi dapat diketahui melalui indikator perbaikan profil leukosit darah anjing, titer antibodi dan titer virus di feses. Isolat virus lokal yang berhasil diisolasi dapat digunakan sebagai bibit virus dalam vaksin sehingga homolog dengan virus parvo yang menginfeksi anjing di lapangan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit menular yang mematikan merupakan masalah serius dalam pengembangan ilmu kedokteran manusia dan hewan. Terapi sering tidak

(8)

berkhasiat akibat kuman yang resisten, ketiadaan obat yang efektif untuk sebagian besar penyakit virus, atau akibat patogenesis agen yang berkembang dengan sangat cepat dan menginfeksi organ vital (Dubie et al. 2014).

Imunisasi pasif buatan dengan pemberian antibodi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius telah dilakukan sejak jaman dahulu (Carlander et al. 2000). Pengobatan dengan antibodi pasif disebut juga serum terapi karena antibodi yang digunakan berasal dari serum manusia atau hewan yang sudah dikebalkan (Baxter 2007). Produksi antibodi pasif memerlukan biaya yang sangat mahal karena memerlukan donor yang banyak dan proses isolasi yang sulit (Goddard et al. 2006). Kendala produksi dan biaya menyebabkan pemanfaatan antibodi sangat terbatas. Pengobatan dengan antibodi pasif mulai ditinggalkan sejak ditemukannya antibiotik. Namun penggunaan antibiotik yang tidak terkendali menyebabkan sebagian besar kuman menjadi resisten, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif (Carlander et al. 2000).

Antibodi pasif kembali menjadi pilihan untuk pengobatan infeksi virus, gangguan inflamasi dan tumor (Michael et al. 2010).Pengobatan dengan antibodi menjadi pilihan karena memiliki spesifisitas yang tinggi pada agen target, dapat digunakan dalam dosis tinggi dan tidak bersifat toksik (Casadevall 1999). Masalah utama dalam imunoterapi adalah serum sickness dan hilangnya daya-guna pada pemberian berulang dalam waktu yang lama. Walau demikian, potensi antibodi sebagai bahan biologik yang efektifitasnya tidak tergantikan oleh bahan kimia apapun, perlu dimanfaatkan dengan menemukan bahan atau cara yang dapat menekan dampak jangka panjang. Ketersediaan antibodi pasif sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit.

Imunoglobulin yang berasal dari bangsa burung, yang dikenal sebagai IgY (Grindstaff et al. 2003) tampaknya berpotensi untuk menekan biaya produksi dan dampak samping sebagai agen imunoterapi yang berkhasiat dan aman. Secara alami, immunoglobulin dari serum induk ayam ditransfer pada kuning telur sebagai bentuk kekebalan pasif alami untuk anak ayam setelah menetas (Kovac et al. 2005). Karenanya, IgY khas terhadap agen yang diinginkan dan mudah diperoleh dengan imunisasi induk ayam (Carlander et al. 2002).

(9)

Penggunaan IgY untuk imunoterapi juga bukan hal baru. IgY ayam terbukti efektif untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit (Kovacs et al. 2005). Antibodi ini efektif mencegah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh E. coli, caries gigi yang disebabkan oleh Streptococcus mutans ,inaktivasi urease dari Helicobacter pylori (Al-Adwani et al. 2013) dan infeksi canine parvovirus pada anjing. (Nguyen et al. 2006). Secara in vitro, IgY anti canine parvovirus terbukti efektif mencegah terjadinya cythopathic effect pada sel lestari feline kidney (Suartini et al.2015).

IgY memiliki keunggulan dibandingkan IgG yaitu tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia (Carlander 2002) sehingga memungkinkan aplikasinya secara intravena. Pada mencit IgY terbukti tidak menimbulkan reaksi anafilaktik dan serum sikness ketika diaplikasikan secara intravena mencegah terjadinya (Menaatchisundaram 2010).

Tropisme CPV adalah pada jaringan yang sel-selnya sedang aktif membelah seperti epitel kripta usus halus, limfoid orofaring, limfoglandula mesenterika dan sumsum tulang belakang (Meunier et al. 1985). Replikasi virus yang terjadi di seluruh jaringan limfoid dan saluran pencernaan menyebabkan lonjakan jumlah virus yang diekskresikan melalui feses. Anjing akan mengalami imunosupresif dan diare berdarah akibat kerusakan se-sel limfoid dan epithel saluran pencernaan.

Secara klinis infeksi CPV ditandai dengan leukopenia dan limfopenia (Prittie et al. 2004). Infeksi CPV pada jaringan limfoid dan sumsum tulang menyebabkan cadangan leukosit dan limfosit berkurang. Kerusakan epitel usus halus menyebabkan migrasi netrofil di sumsum tulang dan darah menuju tempat terjadinya infeksi. Ketidakseimbangan jumlah netrofil yang dihasilkan di sumsum tulang dan migrasi netrofil menuju jaringan yang terinfeksi menyebabkan neutropenia.

Infeksi CPV menyebabkan kerusakan sel-sel limfoblas di jaringan limfatik dan sel-sel myeloblas sumsum tulang. Kerusakan tersebut menyebabkan anjing mengalami limfopenia dan netropenia pada 1-4 hari setelah infeksi. Panlekopenia dapat terjadi akibat invasi virus pada jaringan limfoid dan hematopoietik. Derajat panlekopaenia terjadi bertingkat dan mencapai puncaknya ketika gejala klinis

(10)

paling parah. Netropenia terjadi akibat ditariknya netrofil menuju daerah infeksi di saluran pencernaan. Pada infeksi parvovirus lekopenia terjadi pada hari 5-8 pasca infeksi.

Anjing yang terinfeksi CPV memiliki total sel darah putih di bawah 2.0 x 109/l (normalnya: 6.0-15.0 x 109/l). Total sel darah putih antara 0.5-0.2 x 109/l terutama terjadi pada puncak infeksi. Leukopenia yang terjadi pada infeksi CPV sebanding dengan keparahan gejala klinis yang ditimbulkannya. Mekanisme terjadinya neutropenia pada infeksi CPV sebagai berikut: (1) invasi virus pada sel-sel hematopoietik dan pusat proliferasi netrofil di sumsum tulang memicu terjadinya neutropenia 5-8 hari pasca infeksi. (2) turunnya jumlah cadangan netrofil di sumsum tulang akibat jaringan yang mengalami radang membutuhkan banyak netrofil. Hal ini sering dijumpai pada kasus septikemia dan infeksi bakteri saluran pencernaan. (3) perpindahan netrofil dari sirkulasi menuju ujung-ujung pembuluh darah sebagai respon adanya endotoksemia dan migrasi netrofil ke jaringan. (4) granulopoiesis yang tidak efektif akibat meningkatnya fagositosis netrofil oleh makrofag di sumsum tulang. Pengobatan pendukung pada infeksi CPV akan meningkatkan jumlah leukosit pada hari 1-6 pasca infeksi ditandai peningkatan jumlah leukosit yang drastis (Goddard dan Leisewitz 2006).

Jumlah dan morfologi leukosit pada individu sehat relatif stabil. Perubahannya yang drastis pada individu sakit dapat digunakan untuk diagnosa secara klinis. Walaupun respon leukosit pada individu sakit bukan penciri utama suatu penyakit namun perubahan keseimbangannya dapat memberikan informasi klinis, sebagai diagnosa banding dan untuk mengetahui respon indivudu terhadap suatu pengobatan (Goddard dan Leisewitz 2006).

BAB III. METODE PENELITIAN

Untuk mencapai hasil yang diharapkan maka perlu dilakukan tahapan-tahapan penelitian yang runut dengan memberikan penekanan-penekanan khusus pada setiap tahapan penelitian (Tabel 1).

(11)

Tabel 1. Tahapan penelitian pada Tahun I

No Tahapan

Penelitian Penjelasan Indikator capaian

1 Preparasi antigen

Preparasi antigen canine parvovirus pada biakan lestari feline kidney

Mendapatkan antigen yang imunogenik dan antigenic dengan titer tinggi 2 Produksi IgY

spesifik anti parvovirus pada telur ayam.

Produksi IgY spesifik dilakukan dengan cara imunisasi ayam dengan canine

parvovirus dosis 213 HA secara intramuskuler dan koleksi IgY dari serum dan telur yang dihasilkan

Mendapatkan IgY dalam jumlah besar dan titer tinggi.

3 Isolasi dan pemurnian IgY dari kuning telur

Dilakukan menggunakan teknik presipitasi dengan ammonium sulfat, dialisis, kromatografi filtrasi gel. Tujuan untuk memastikan bahwa IgY yang terbentuk spesifik terhadan canine

parvovirus

Diperoleh IgY murni spesifik canine parvovirus

4 Identifikasi kemurnian dan Uji spesifisitas IgY

Identifikasi kemurnian dengan SDS-PAGE, penentuan kandungan protein dengan metode Nano Drop, Uji spesifisitas menggunakan Teknik HI dan AGPT

Diperoleh IgY murni dengan spesifisitas tinggi

6 Uji

kemampuan netralisasi IgY anti parvovirus secara in vivo

Uji kemampuan netralisasi IgY secara in vivo pada anak anjing dengan uji haemaglutinasi inhibisi dan uji ELISA

Diketahui kemampuan netralisasi IgY secara in vitro ,juga diketahui titer optimal IgY untuk aplikasi pencegahan dan

imunoterapi intravena 7 Produksi

massal IgY pada telur

Dilakukan dengan cara imunisasi ayam dengan parvovirus intramuskuler dan koleksi IgY dari telur yang dihasilkan

Produksi IgY secara massal sehingga diperoleh

konsentrasi yang tinggi untuk tujuan aplikasi pencegahan dan imunoterapi Tahapan Penelitian tahun II

No Tahapan Penelitian Penjelasan Indikator capaian

1 Isolasi virus parvo isolat lokal, propagasi dan identifikasi virus

Dilakukan dengan menanam virus pada biakan lestari FK, identifikasi dengan uji HA/HI dan serum netralisasi

Diperoleh virus parvo dengan patogenitas dan titer yang tinggi untuk uji tantang. 2 Uji tantang pada 16

ekor anjing

Dilakukan dengan cekok virus dan terapi dengan IgY anti CPV

Diketahui efektivitas terapi IgY

3 Deteksi titer IgY di serum dan titer CPV di feses

Dilakukan dengan uji HA/HI dan ELISA

Diketahui efektivitas terapi IgY dari indiator antibodi dan antigen

4 Penghitungan/penentu an profil leukosit darah anjing

Pewarnaan Giemsa dan penghitungan diferensial leukosit

Diketahui efektivitas terapi IgY dari indikator perbaikan profil leukosit setelah terapi IgY

(12)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Hewan dipelihara di kandang hewan coba Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Uji Serum Netralisasi, HA/HI dan isolasi virus di laboratorium Virologi Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor. Pembuatan preparat ulas darah dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali dan penghitungan profil leukosit dan limfosit dilakukan di Laboratorium Fisiologi FKH-IPB Bogor.

Bahan dan Alat penelitian Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: sepuluh ekor ayam petelur galur Isabrown umur 20 minggu, antigen parvovirus diperoleh dari Bbalitvet-Bogor, complete dan incomplete Freund’s adjuvant. Virus berasal dari isolat lapang yang diinaktivasi dengan formaldehid. Isolat parvovirus diperbanyak dalam kultur sel FK, diberi medium Dulbecco’s Modified Eagle Medium (DMEM) yang mengandung 2% Foetal Bovine Serum (FBS). Bahan kimia untuk isolasi, karakterisasi kuning telur, Kit Egg Stract (Promega) untuk pemurnian antibodi. Bahan untuk elektroforesis SDS-PAGE. Bahan kimia untuk AGPT. Bahan untuk uji HA/HI dan bahan untuk uji serum netralisasi.

Peralatan

Kandang, perlengkapan kandang ayam, Sentrifus dingin, mikrotiter, spuite disposable needle, eppendorf, fintip, Elisa reader, plate Elisa, spectrophotometer. Tissue culture flask,incubator CO2, alat elektroforesis SDS-PAGE, tabung dialysis, kertas saring, seperangkat glasswares, tabung reaksi serta raknya, tabung erlemeyer dan corong gelas.

Rencana penelitian tahun I (2016)

Penelitian tahun pertama diutamakan untuk produksi, isolasi dan karakterisasi IgY spesifik terhadap canine parvovirus. Uji spesifisitas IgY dilakukan untuk memastikan bahwa antibodi yang berhasil diisolasi adalah benar spesifik terhadap canine parvovirus.

(13)

Metode Penelitian

Produksi serum hiperimun dilakukan pada ayam. Ayam diimunisasi dengan virus parvo dosis 213 HA unit/ml serta adjuvant complete secara intra muskular pada otot pektoral. Pada minggu ke-2 dan ke-4 dilakukan imunisasi ulang menggunakan virus dan dosis yang sama dan adjuvant incomplete. Serum diambil setiap minggu kemudian digabung. Penentuan titer IgY dalam serum dan aktivitas hambatan hemaglutinasi diukur dengan metode HI standar. Jika titer antibodi dalam serum sudah cukup tinggi, selanjutnya dilakukan koleksi telur. Panen telur dimulai 4 minggu setelah vaksinasi dan dikoleksi selama 6 bulan. Deteksi titer IgY murni dalam kuning telur dilakukan dengan metode Agarose Gel Precipitation Test (AGPT). Pemurnian IgY kuning telur ayam dilakukan menggunakan kit EGG Stract Purification System (Promega). Pola pita protein IgY diidentifikasi dengan elektroforesis SDS-PAGE. Konsentrasi IgY ditentukan dengan spektrofotometer Nanodrop ND-1000 dengan absorbansi panjang gelombang 280 nm. Penentuan titer virus parvo (TCID50) dilakukan dengan

membiakkan virus parvo pengenceran 10-1 sampai 10-8 HA unit di dalam biakan sel FK yang memiliki konsentrasi 2 x 105/ml. Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37ºC dengan tekanan CO2 5% selanjutnya diamati 5-7 hari. Hasil tersebut

digunakan sebagai dasar penentuan dosis uji tantang. Kemampuan IgY anti CPV dalam menetralisasi virus parvo (PD50) diuji menggunakan teknik Serum

Netralisasi prosedur beta (Swayne dan Suarez 1998).

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati adalah konsentrasi IgY anti CPV dalam serum dan kuning telur ayam, titer virus parvo yang dapat menginfeksi sel feline kidney sebanyak 50% (TCID50) dan pengenceran tertinggi IgY anti CPV yang mampu

menetralisasi virus sebanyak 50% (PD50).

Rancangan Percobaan dan Analisa Data

Analisa data penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel dan gambar.

(14)

Rencana penelitian tahun II (2017)

Penelitian tahun kedua diutamakan untuk isolasi virus parvo isolat lokal (Bali) agar diperoleh virus yang sangat pathogen sehingga memudahkan dalam membedakan gejala klinis antara anjing sakit dan yang sembuh, mengetahui efektivitas terapi IgY berdasarkan perbaikan profil leukosit dan titer antibodi di serum dan titer virus di feses

Metode penelitian Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan adalah 16 ekor anak anjing umur antara 3-5 bulan Anjing dipisahkan menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari empat ekor anjing. Anjing ditempatkan pada kandang terpisah, di ruangan yang terisolasi. Kelompok 1 (kelompok sehat) adalah kontrol negatif yaitu anjing yang tidak diberi perlakuan, kelompok 2 (kelompok sakit) adalah kontrol positif yaitu anjing yang dicekok virus parvo dosis 100 TCID50 sebanyak 1ml, kelompok 3

(kelompok sembuh) adalah anjing yang dicekok virus parvo 100 TCID50 dan di

terapi IgY anti-CPV dosis 10000 PD50 dan kelompok 4 (kelompok plasebo)

adalah anjing yang disuntik IgY anti CPV dosis 10.000 PD50.

Bahan dan Alat

Pada penelitian ini digunakan bahan dan alat untuk pembuatan preparat ulas darah yaitu sampel darah yang akan diperiksa, alkohol 70%, objek glass, metil alkohol absolut, pewarna Giemsa 10%, aquades dan timer.

Virus untuk Uji Tantang

Isolasi Canine parvovirus isolat lokal Bali Sampel

Sampel feses diambil dari anjing yang sakit dengan gejala klinis diare berdarah digunakan dalam penelitian ini. Sampel juga diambil dari kerokan mukosa usus anjing yang mati akibat infeksi CPV. Sampel diperoleh dari Rumah sakit hewan FKH UNUD. Sampel tersebut disimpan dalam media pemelihara yang mengandung Dulbecco Minimum Earle’sMedia (DMEM).

(15)

Uji Serologi

Sampel serum dari anjing yang diambil fesesnya diuji menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) terhadap virus parvo, untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi pada serum yang diperoleh. Referens virus dan antibodi diperoleh dari Balitvet-Bogor. Uji serologi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Sendow dan Syafriati (2004).

Isolasi Virus

Feses, kerokan usus digunakan untuk keperluan isolasi virus. Isolasi dilakukan dengan membuat 20% suspense organ dalam PBS steril, selanjutnya dicair-bekukan sebanyak tiga kali, lalu disentrifus dengan kecepatan 1000 x g selama 10 menit. Supernatan difilter menggunakan milipore filter ukuran 450 nm, sebelum diinokulasikan pada biakan jaringan Feline kidney (FK) yang telah membentuk 50% jaringan selapis, dalam media pemelihara yang terdiri dari DMEM berantibiotik dan 1% Foetal Bovine Serum. Biakan jaringan tersebut diinkubasikan pada suhu 37°C selama enam hari dan diamati setiap hari ada tidaknya Cythopathic effect (CPE). Apabila CPE tampak maka suspense tersebut mengandung isolate virus. Apabila CPE tidak tampak, pasase buta dilakukan sebanyak tiga kali sebelum inoculum tersebut dinyatakan negative mengandung isolate virus. Inokulum yang akan dipasase lebih lanjut, dibeku-cairkan sebanyak tiga kali, kemudian disentrifus dengan kecepatan 1000 x g. Supernatan yang diperoleh digunakan sebagai inoculum untuk pasase selanjutnya.

Propagasi isolate virus pada biakan jaringan Feline kidney (FK)

Isolat yang diperoleh diperbanyak dalam biakan jaringan FK yang ditumbuhkan pada Tissue culture flask. Apabila biakan jaringan FK telah membentuk 50% jaringan selapis, media dibuang secara aseptis dan ditambah 300 µl isolate yang telah mengalami beku-cair sebanyak tiga kali dan dibiarkan dalam incubator selama satu jam sebelum ditambahkan media DMEM berantibiotik dan 1 % Foetal bovine serum (FBS). Sel tersebut diamati selama lima hari. Apabila terlihat CPE, maka sel dan cairan dipanen untuk diidentifikasi lebih lanjut.

(16)

Identifikasi isolate virus

Isolat yang telah diperbanyak dalam biakan jaringan FK dicair-bekukan sebanyak tiga kali, lalu disentrifus dengan kecepatan 1000 x g selama 15 menit. Supernatan digunakan dalam uji HA untuk mengetahui ada tidaknya daya aglutinasi virus terhadap sel darah merah babi. Aglutinasi menunjukkan bahwa isolate virus tersebut mempunyai daya aglutinasi dan dilanjutkan dengan identifikasi isolate dengan menggunakan uji HI terhadap referens antisera CPV.

Metode dan Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Enambelas ekor anjing dibagi menjadi empat kelompok percobaan. Masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor anjing (Gambar 1). Pengobatan dilakukan saat anjing sudah menunjukkan gejala klinis infeksi CPV. Feses dikoleksi menggunakan cotton swabs steril, dilakukan setiap hari sampai akhir observasi. Sebelum dan selama perlakuan dilakukan pengambilan sampel darah dan feses untuk deteksi titer antibodi dan antigen di feses anjing. Gejala klinis tidak mau makan, demam, muntah, diare dan diare berdarah diamati mulai hari pertama perlakuan. Temperatur tubuh anjing diukur melalui suhu rektal. Masing-masing kelompok anjing diambil darahnya untuk dibuat preparat ulas darah. Darah diambil mulai hari pertama sampai hari ketujuh penelitian. Darah digunakan untuk preparat ulas darah, dengan tujuan untuk mengetahui persentase leukosit. Pewarnaan preparat ulas darah dilakukan dengan larutan pewarna Giemsa 10% dan nilai differensial leukosit dinyatakan dalam persen (Sodikoff CH 1995).

Analisis Data

Efek pengobatan terhadap titer IgY anti-CPV dalam serum dan ekskresi virus di feses dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α=0.05). Analisa profil leukosit digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu grup anjing sehat, sakit, sembuh dan plasebo. Masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan. Data dianalisis dengan

(17)

Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α=0.05). Analisis keseluruhan menggunakan perangkat lunak SAS 9.1 for Microsoft Windows (Mattjik dan Sumertajaya 2006).

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati adalah gejala klinis, titer antibodi (IgY) di serum, dan titer ekskresi virus di feses anjing. Prosentase monosit, limfosit, neutrofil segmen, neutrofil batang, neutrofil total dan eosinofil dari masing-masing kelompok perlakuan yang menunjukkan klinis sehat, sakit, sembuh dan plasebo.

Bagan alur penelitian tahun II

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ANGGARAN PENELITIAN

Jenis Pengeluaran Tahun ke Jumlah (Rp)

Tahun I Tahun II

Pelaksana (Honor dan Upah) 15.200.000,- 15.200.000,- 30.400.000,-

Peralatan dan Bahan Habis

Pakai 29.100.000,- 20.630.000,- 49.730.000,-

Analisa Laboratorium - 1.440.000,- 1.440.000,-

Perjalanan (Transport,

pemantauan seminar) 10.000.000,- 6.000.000,- 16.000.000,-

Pengeluaran lain-lain (pembuatan laporan dan publikasi)

7.500.000,- 7.000.000,- 14.500.000,-

Total Anggaran 61.800.000,- 50.270.000,- 112.070.000,-

16 ekor anjing dibagi menjadi 4 group masing 4 ekor anjing Group 1 Kontrol

Negatif

Group 3 Pengobatan (cekok

CPV 100 TCID50 + Terapi IgY 10000 PD50 Group 4 Plasebo Injeksi IgY 10000 PD50 -Gejala Klinis - Serum - feses - ulas darah Luaran :

1. Protektivitas IgY ditentukan berdasarkan kesembuhan anjing dan titer antibody di serum

2. Efektivitas IgY dalam menekan ekskresi virus di feses (titer virus di feses)

3. Profil leukosit dan limfosit anjing sembuhsetelah diterapi IgY

Group 2 Kontrol Positif (cekok CPV 100 TCID50) Uji HI Uji HA, Elisa Deteksi Antibodi

(18)

Jadwal Penelitian

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Penelitian Tahun I

No Uraian Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan di laboratorium 2. Persiapan pengadaan antigen

(canine parvovirus)

3. Produksi IgY dari kuning telur ayam 4. Isolasi, Pemurnian IgY,

karakterisasi dan penentuan dosis terapi IgY

5. Persiapan dosis terapi IgY murni yang steril

6. Laporan penelitian tahun I

Penelitian Tahun II

No Uraian Kegiatan bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Persiapan kandang ,pakan

dan hewan coba (anjing) 2 Uji tantang pada anjing 3 Koleksi serum dan feses 4 Analisis Laboratorium 5 Entry Data

6 Analisis Data dan Pelaporan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Adwani SR, Crespo R, Shah DH (2013). Production and evaluation of chicken egg-yolk-derived antibodies against Campylobacter jejuni colonization-ssociatedproteins. Foodborne Pathogens Dis., 10: 624-631

Baxter, D. (2007).Active and passive immunity, vaccine types, excipents and licensing. Occup. Med. (Lond). 57:552-556.

Carlander V. 2002. Avian IgY Antibodi: in vitro and in vivo. Fakulty of Medicine ACTA Universitatis Upsaliensis, UPPSALA. Swedia. Pp. 53.

Decaro N, Martella V, Desario C, Bellaciccio AL, Camero M, Manna L, d’Alojo D, Buonavaglia C. 2006. First detection of canine parvovirus type 2c in pups with haemorrhagic enteritis in Spain. J. Vet. Med 53:468-472.

Dubie Teshager, Seid Yimer, Mulie Adugna ,Tesfaye Sisa. (2014). Advanced Research Journal of Biochemistry and Biotechnology: Vol. 1(3): pp 018-030

(19)

Duffy A, Dow S, Ogilvie G, Rao S, Hackett T . 2010. Hematologic improvement in dogs with parvovirus infection treated with recombinant canine granulocyte-colony stimulating factor. J. vet. Pharmacol. Therap. 33: 352– 356

Goddard A, Leisewitz AL, Christopher MM, Duncan NM, Becker PL. 2006. Prognostic usefulness of blood leukocyte changes in canine parvoviral enteritis . J. Vet. Intern. Med. 22:309-316.

Goddard A, Leisewitz AL. 2010. Canine parvovirus. Vet. Clin. North Am. Small Anim. Pract. 40: 1041-1053.

Godsall SA, Cleqq SR, Stavisky JH, Radford AD, Pinchbeck G. 2010. Epidemiology of canine parvovirus and coronavirus in dogs presented with severe diarrhoea to PDSA Pet Aid hospital. Vet. Rec. 7: (6) 196-201. Grindstaff JL, Brodie III, ED, Ellen DK (2003). Immune function across

generations: Integrating mechanism and evolutionary process in maternal antibody transmission. Proc. Biol. Sci.,270:2309–2319.

Ling, M. Jacqueline M. Norris, Mark Kelman, Michael P. Ward. (2012). Risk factor for death from canine parvoviral- related disease in Australia. Veterinary Microbiology. 158: 280-290.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Ed ke-3. Bogor. IPB Press.

Meenatchisundaram S, Michael A. 2010. Comparison of four different purification methods for isolation of anti Echis carinatis antivenom antibodies from immunized chicken egg yolk. Iranian J. Biotechnol. 8(1): 50-55.

Michael A, Meenatchisudaram S, Parameswari G, Subbraj T, Selvaku R, amalingam S (2010). Chicken egg yolk antibodies (IgY) as an alternative to mammalian antibodies. Indian J. Sci. Technol., 3: 468-474.

Nguyen VS, Umeda K, Yokoyama H, Tohya Y, Kodama Y. 2006. Passive protection of dogs against clinical disease due to canine parvovirus-2 by specific antibody from chicken egg yolk. Canadian journal of veterinary research 70: 62.

Prittie J. 2004. Canine parvoviral enteritis: A review of diagnosis. Management, and prevention. Journal of Veterinary Emergency and Critical Care 14(3):167-176.

Sendow I, Syafriati T. 2004. Seroepidemiologi infeksi canine parvovirus pada anjing. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.

Sodikoff CH. 1995. Laboratory Profiles of Small Animal Disease. A Guide to Laboratory to Laboratory Diagnosis. Ed 2. USA: Mosby.

(20)

Lampiran 1

RINCIAN ANGGARAN

1. JUSTIFIKASI ANGGARANA TAHUN I 1.1 Gaji Peneliti Pelaksana Kegiatan Jumlah Personi l Jumlah minggu/Bl n Bulan kerja Jam/mingg u Upah Jam/mingg u (Rp) Total Biaya (Rp.) Ketua 1 4 8 10 20.000- 6.400.000.- Anggota 1 4 8 10 15.000.- 4.800.000.- Teknisi 2 4 4 10 12.500,- 4.000.000,- Sub total 15.200.000, -

1.2 Anggaran untuk Bahan Habis Pakai

No. Uraian Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp.)

1. Ayam Isa Brown 10 ekor 100.000,- 1.000.000,-

2. pakan ayam 5 zak 250.000,- 1.250.000,-

3. Kandang ayam dan

perlengkapannya 1 set 1.000.000,- 1.000.000,-

4. Adjuvant complete dan

incomplete 4 vial 200.000,- 800.000,-

5. Spuite disposible syring 3 box 150.000,- 450.000,- 6. Kapas, alcohol, cotton bud 1 set 300.000,- 300.000,-

7. Kertas saring 100 lembar 3000,- 300.000,-

8. Botol sampel 150 buah 3000,- 450.000,- 9. Tabung ependorf 4 box 300.000,- 1.200.000,- 10 Kit EGGstract Purification 1 paket 8.000.000,- 8.000.000,-

11 ELISA Kit 1 Paket 3.000.000,- 3.000.000,-

12. Tissue culture flask 1 Box 1.500.000,- 1.500.000,-

13. Plate HA/HI 1 Box 750.000,- 750.000,-

14. Media DMEM 2 box 1.000.000,- 2.000.000,-

15. Foetal Calf Serum 0,5 botol 5.000.000 2.500.000.- 16. Agarosa serva 1 Botol 2.000.000,- 2.000.000,- 17. Millipore Sartorius 1 Box 1000.000,- 1.000.000,-

18. Fintips 200 ul 2 Box 350.000,- 700.000,-

19. Fintips 1000 ul 2 Box 450.000,- 900.000,-

Sub total 29.100.000,-

(21)

1.3 Anggaran untuk Perjalanan No. Lokasi/ Jenis Jenis Angkutan Tujuan Jumlah Peserta Frekuensi Perjalanan Biaya Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) Perjalanan 1. Denpasar- Jakarta pp Pesawat Terbang Ke lokasi penelitian 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000,- 2. Denpasar- Jakarta pp Pesawat Terbang Seminar hasil 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000,- 3 Denpasar- Jakarta pp Pesawat Terbang Seminar Nasional 1 orang peneliti 1 kali 4.000.000,- 4.000.000,- Sub total 10.000,000.-

1.4. Anggaran Untuk Pengeluaran lain-lain

No. Uraian Keperluan Biaya (Rp.)

1. Dokumentasi hasil Dokumentasi 1.500.000,-

2. Pengolahan data dan

penulisan laporan Pembuatan laporan 1.000.000,- 3. Penggandaan laporan Penggandaan laporan 500.000,- 4. Publikasi ilmiah Publikasi ilmiah 1.000.000,-

5 Seminar Nasional Biaya Seminar 3.000.000,-

Sub total 7.500.000,-

Total Anggaran Tahun I (1.1+1.2+1.3+1.4) 61.800.000,-

2. JUSTIFIKASI ANGGARANA TAHUN II 2.1 Gaji Peneliti Pelaksana Kegiatan Jumlah Personi l Jumlah minggu/Bl n Bulan kerja Jam/mingg u Upah Jam/mingg u (Rp) Total Biaya (Rp.) Ketua 1 4 8 10 20.000,- 6.400.000.- Anggota 1 4 8 10 15.000.- 4.800.000.- Teknisi 2 4 4 10 12.500,- 4.000.000,- Sub total 15.200.000,-

(22)

2.2 Anggaran untuk Bahan Habis Pakai

No. Uraian Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp.)

1. Hewan coba anjing 16 ekor 200.000,- 3.200.000,-

2. Pakan anjing 5 zak 350.000,- 1.750.000,-

3. Kandang anjing dan

perlengkapannya 4 set 1.500.000,- 6.000.000,-

4. Spuite disposable syring 2 box 150.000,- 300.000,- 5. Kapas, alcohol, cotton bud 1 set 380.000,- 380.000,- 6. NaCl fisiologis(infus) 2 dus 200.000,- 400.000,- 7. Botol sampel 150 buah 3000,- 450.000,- 8. Tabung ependorf 3 box 300,000,- 900,000,-

9 Methanol absolut 1 Botol 500.000,- 500.000,-

10. Biakan sel lestari feline

kidney 2 flask 500.000,- 1.000.000,-

11. Serum referent positif

(BBalitvet) 1 Vial 1000.000,- 1.000.000,-

12. Viral adjusting diluent 2 Botol 750.000,- 1.500.000,-

13. Sarung tangan 4 Boks 50.000,- 200.000,-

14. Kaolin 25% 1 botol 600.000,- 600.000,-

15. Giemsa 4 Botol 150.000,- 600.000,-

16. Objek glass 5 Boks 50.000,- 250.000,-

17. Fintips 200 ul 2 Boks 350.000,- 700.000,-

18. Fintips 1000 ul 2 Boks 450.000,- 900.000,-

Sub total 20.630.000,-

2.3 Biaya Analisis Laboratorium

No Jenis Pembelian/Sampel Jumlah Biaya Satuan (Rp) Harga (Rp) 1. Total Protein Serum 32 sampel 35.000,- 1.120.000.- 2. Differensial leukosit 32 sampel 10.000.- 320.000,-

Sub total 1.440.000,-

2.4 Anggaran untuk Perjalanan No. Lokasi/ Jenis Jenis Angkutan Tujuan Jumlah Peserta Frekuensi Perjalanan Biaya Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) Perjalanan 1. Denpasar- Jakarta PP Pesawat Terbang Ke lokasi penelitian 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000.- 2. Denpasar- Jakarta PP Pesawat Terbang Seminar hasil 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000.- Sub total 6.000,000.-

(23)

2.5 Anggaran Untuk Pengeluaran lain-lain

No. Uraian Keperluan Biaya (Rp.)

1. Dokumentasi hasil Dokumentasi 1.500.000,-

2. Pengolahan data dan

penulisan laporan Pembuatan laporan 1.000.000,- 3. Penggandaan laporan Penggandaan laporan 500.000,- 4. Publikasi ilmiah

internasional Publikasi ilmiah 4.000.000,-

Sub total 7000.000,-

Total anggaran (2.1 +2.2+2.3+2.4+2.5) 50.270.000,-

Jumlah seluruh anggaran penelitian untuk tahun I +II : (61.800.000 + 50.270.000) = Rp 112.070.000,-

(24)

Lampiran 2

Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian Peralatan utama :

Nama peralatan Lokasi Kegunaan Kemampuannya

Refrigerator -200C Lab. Biomedik FKH-Unud

Menyimpan darah dan serum

Bagus Sentrifus Lab. Biomedik

FKH-Unud

Memisahkan serum Bagus Sentrifus -4°C Lab. Bioteknologi

BBvet-Bali

Pemurnian IgY dari kuning telur

bagus Inkubator Lab. Virologi

FKH-Unud

Memanaskan serum Bagus Cermin reflektor Lab. Bioteknologi

BBvet-Bali

Membaca hasil uji HA/HI

Bagus Elisa reader Lab. Bioteknologi

BBvet-Bali

Membaca hasil uji Elisa

Bagus Spektrofotometer Lab. Bioteknologi

BBvet-Bali Menghitung konsentrasi protein Bagus Mikropipet eppendorf 1000, 200, 100 dan 50 ml Lab. Biomedik FKH-Unud Mengambil serum dan media uji HA/HI Bagus Laminar flow tissue culture Lab. Virologi Balitvet-Bogor Isolasi dan propagasi virus parvo, uji serum netralisasi

Bagus

Incubator CO2 Lab. Virologi Balitvet-Bogor

Inkubasi propagasi isolate virus parvo

Bagus Kandang hewan

coba (anjing)

Kandang hewan coba, BBvet-Bali

(25)

Lampiran 3

Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas

No Nama / NIDN Instansi asal Bidang Ilmu Alokasi waktu (jam/ming gu) Uraian tugas 1 Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si NIDN. 0017126904 Lab. Biokimia FKH-Unud

Biokimia 25 -Optimasi semua komponen Uji HA/HI/ -optimasi komponen Serum Netralisasi -optimasi komponen Elisa

-uji tantang virus di anjing

-analisa data sampel Penyusunan laporan 2 Dr.drh.Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si. NIDN. 0012117308 Lab. Anatomi dan Reproduksi FKH-Unud Anatomi dan reproduksi

25 -Sampling darah anjing -pemisahan serum Analisa data -penyiapan media penelitian Penyusunan laporan 3. Ekaana Teknisi BBvet- Bali Bioteknolo gi 25 -sentrifugasi serum, kuning telur -pemisahan kuning telur -sterilisasi alat -pemeliharaan hewan coba

4. I Nyoman Mundra Teknisi BBvet-Bali

Bioteknolo gi

25 -penyiapan reagen Elisa dan tissue culture - pemisahan serum -optimasi komponen uji HA/HI dan SN -preparasi sampel serum, ulas darah dan plasma darah.

(26)

Lampiran 4 Format Biodata ketua dan anggota tim peneliti BIODATA KETUA PENELITI A IDENTITAS DIRI

1.1 Nama Lengkap (dengan gelar)

: Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi. (P)

1.2 Jabatan fungsional : Lektor

1.3 NIP/NIDN : 196912171999032001/0017126904

1.4 Tempat dan tanggal lahir : Denpasar, 17 Desember 1969 1.5 Alamat Rumah : Cemara Giri Graha Blok VIII/53,

Dalung, Kuta Utara, Badung 1.6 Nomor Telp/Fax : -

1.7 Nomor HP : 081 282 797 188

1.8 Alamat Kantor : Laboratorium Biokimia, FKH Universitas Udayana, Kampus Unud Denpasar, Bali

1.9 Alamat e-mail : [email protected] 1.10 Lulusan yang telah

dihasilkan

: S-1 = 15 orang ; S-2 = - orang ; S-3 = - orang

1.11 Mata Kuliah yang diampu : Biokimia Veteriner 1 (S1) Biokimia Veteriner 2 (S1) Kimia Biofisika (S1) Teknik Laboratorium (S2) B. Riwayat Pendidikan

2.1 Program S-1 S-2 S-3

2.2 Nama PT Unud IPB IPB

2.3 Bidang Ilmu Kedokteran Hewan

Sains Veteriner Ilmu Faal dan Khasiat obat 2.4 Tahun Masuk 1989 2003 2009 2.5 Tahun lulus 1996 2005 2014 2.6 Judul Skripsi / Tesis / Disertasi Struktur Populasi dan Perbedaan Total Parasit Trematoda (Digenea) pada Pseudosekum dan Usus Besar Penyu Hijau (Chelonia mydas)

Perbedaan Aktivitas

Biologik IgY dan IgG antitetanus ditinjau dari pH, suhu dan Enzym

Pemanfaatan antibodi Kuning Telur Ayam untuk Meningkatkan Sintasan Hidup Anak Anjing yang Diinfeksi Canine parvovirus 2.7 Nama Pembimbing / Promotor Prof.Dr.drh. IG.P. Sueta,MSi. Drh.D.M.N Dharma, PhD Dr.drh IWT Wibawan, MS. , Prof.Dr.Ir.Maggy T.Suhartono , Dr.drs.Supar,MS ,APU Prof.Dr.drh Agik Suprayogi, MSc, Prof.Dr.drh. IWT Wibawan,MS, Prof. Dr. drh IGNK Mahardika

(27)

C. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi) Urutkan judul penelitian yang pernah dilakukan(sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari penelitian yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan.

No .

Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Rp)

2013-2014

Farmakokinetik dan efektivitas penggunaan antibody spesifik dari kuning telur ayam (igy) untuk terapi infeksi canine parvovirus pada anjing

Ketua/ hibah Disertasi 44.500.000, - 2012-2013

Produksi, Isolasi dan Karakterisasi IgY anti CPV dan Uji Aktivitas Netralisasi secara Invitro

Ketua/Mandiri 5.000.000,-

2013-2014

Protektivitas Imunoglobulin Y anti Canine parvovirus untuk Pengobatan Infeksi Virus Parvo pada Anjing

Ketua/mandiri 5.000.000,-

Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Fundamental Riset, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, RAPID, atau sumber lainnya. D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Urutkan judul pengabdian kepada masyarakat yang pernah

dilakukan(sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan.

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

- - - - -

Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan Ipteks, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber lainnya.

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (tidak termasuk makalah seminar/proceedings, artikel di surat kabar)

Urutkan judul artikel ilmiah yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir dimulai dari artikel yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan.

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor Nama Jurnal 1 2014 Intravenous Administration of

Chicken Immunoglobulin Has a Curative Effect in Experimental Infection of Canine Parvovirus

Vol.13 (5): 801-808, 2014 ISSN 1992-6197 Global Veterinaria

2 2015 The prospect of IgY utilization for therapy Canine parvovirus infection in dogs (Review artikel)

- Wartazoa

(in Press) 3 2015 Farmakokinetik Imunoflobulin Y

anti Canine parvovirus di dalam tubuh anjing

Vol. 16 No. 1, 1015

(28)

F. PENGALAMAN SEBAGAI PEMAKALAH DALAM SEMINAR ILMIAH INTERNASIONAL DAN ATAU SEMINAR ILMIAH NASIONAL.

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Tema Seminar Penyeleng gara Tempat

- - - -

G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU

Urutkan judul buku yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir dimulai dari buku yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai buku yang tidak diunggulkan.

No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit

- - - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Skim: Hibah Unggulan Program Studi

Denpasar, 20 April 2015

(Dr. drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, M.Si) NIP. 196912171999032001

(29)

BIODATA ANGGOTA PENELITI A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr.drh. Ni Nym. Werdi Susari, M.Si P 2. Pangkat/Golongan Penata/IIIc

3. Jabatan Lektor

4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19731112 200112 2 001

5. NIDN 0012117308

6. Tempat dan Tanggal Lahir Mataram, 12 Nopember 1973 7. Alamat Rumah Jl. Ir.Ida Bagus Oka No 15, Dps 8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-226345/081337505673 9. Alamat Kantor Jl. PB Sudirman Denpasar 10. Nomor Telepon/Faks 0361-223791

11. Alamat e-mail [email protected] 12. Lulusan yang telah dihasilkan

13. Mata Kuliah yg diampu Anatomi Veteriner I Anatomi Veteriner II Anatomi Topografi

Embriologi Veteriner, Genetika Veteriner B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Universitas Udayana Universitas Udayana Universitas Udayana

Bidang Ilmu Kedokteran Hewan Bioteknologi pertanian Ilmu Kedokteran

Tahun Masuk 1992 1999 2009 Tahun Lulus 1998 2001 2013 Judul Skripsi/Thesis /Disertasi Penampungan Embryo dengan cara flushing pada tuba fallopii dengan arah yang berbeda dan korelasi antara jumlah korpus luteum dengan jumlah embrio pada kelinci lokal Isolasi mikroba antagonis dari beberapa media tumbuh dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi aflatoksin oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus

Keragaman Genetik sapi putih taro Berdasarkan marka D-Loop DNA mitokondria dan kekerabatannya dengan sapi bali

Nama Pembimbing/ Promotor Dr. drh. TGO Pemayun, MS Dr. drh. IGNB. Trilaksana, M.Kes Prof. Dr. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc Prof. Dr. Nyoman Arya, M.App.Sc Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M,Kes Prof. Dr. Drs. I Ketut Junitha, MS

Prof. Dr. drh.I Made Damriyasa, MS

(30)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahu

n Judul Penelitian

Pendanaan Sumber *) Jml (Juta

Rp.) 1 2009 Genetic diversity of gembrong goat

based on DNA Microsatellite markers (Global Veterinaria 9 (1): 113-116, 2012).

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber *) Jml (Rp.) 1. 2014 Pelayanan Kesehatan dan vasektomi pada

Monyet Ekor panjang di Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

2. 2014 Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan daging Qurban dalam rangka Hari Idul Adha 1435 H di Kota Denpasar

3. Dst.

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama

Jurnal 1. Genetic diversity of gembrong goat

based on DNA Microsatellite markers.

Vol. 9 (1) : 113-116, 2012

Global Veterinaria 2.

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan ilmiah/

Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat 1. Seminar nasional aplikasi

teknologi Molekuler dalam peningkatan produktivitas dan kesehatan hewan

Keragaman Genetik sapi putih taro Berdasarkan marka D-Loop DNA mitokondria Genetik

Denpasar, 19 september 2014 2. 3

(31)

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit

1. 2. 3

H. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis penghargaan Institusi pemberi penghargaan Tahun 1.

2. 3

Denpasar, 20 April 2015

Dr.drh. Ni Nym. Werdi Susari, M.Si NIP 19731112 200112 2 001

(32)

SURAT PERNYAATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini kami :

1. Nama Lengkap : Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si

NIP/NIDN : 1969121719990320010 / 0017126904

Fakultas/P.S. : Kedokteran Hewan

Status dalam Penelitian : Ketua

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul : Imunoterapi IgY asal Kuning Telur untuk Meningkatkan Profil Leukosit Anjing yang Terinfeksi Canine parvovirus , yang diusulkan dalam skim Penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Denpasar, 28 April 2015

Mengetahui Yang menyatakan

Kepala lembaga Penelitian

Prof.Dr.Ir. I Nyoman Gde Antara,M.Eng. Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si NIP. 196408071992031002 NIP. 1969121719990320010

Gambar

Tabel 1.   Tahapan penelitian pada Tahun I  No  Tahapan
Tabel 1.  Jadwal Kegiatan  Penelitian  Penelitian Tahun I

Referensi

Dokumen terkait

LPPM Universitas Jambi Halaman | 28 Kebakaran Tahura Sekitar Tanjung September tahun 2015 menghabiskan tutupan lahan hutan rawa gambut sekunder yang

Peneliti memperoleh data sekunder dari dokumentasi yang berkaitan dengan implementasi teknik school review di MAN 01 Jepara berupa beberapa arsip yang meliputi

Pada contoh numerikyang dibahas dengan model program computer, dapat diketahui bahwa penggunaan base isolator akan memperpanjang waktu getar struktur, sehingga mereduksi

Bandingkan dengan para ulama' tafsir, mereka berbeda pendapat dalam memaknai lafadz ' Hanif ' dalam al-Qur'an, ada yang memberikan makna dengan agama yang cendrung pada

Faktor lain seperti Likuiditas (FDR), Risiko Kredit (NPL), Inflasi, Owner, Herfindhal-Hirschman Index (HHI) dan BI Rate tidak mempengaruhi profitabilitas bank

85%, kemiringan lahan 10-50%, dan ketinggian tempat di atas permukaan laut 10-210 m. Jenis tanah di lokasi penelitian adalah Latosol dengan tekstur geluh lempungan dengan pH

Pembentukan biogas yang lebih besar pada proses fermentasi 2 tahap disebabkan karena adanya proses hidrolisa terlebih dahulu yang merupakan proses degradasi senyawa

Proses mengurangi resiko di RSUD Baturaja dilakukan paling sedikit sat kali dala setahun dan dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis