• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi jamur.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Morfologi jamur.pdf"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Nama : Rizky Izani

Mikrobiologi Nim : J3L112151

Kelas : Kim A P1 Kelompok : 6

Hari, Tanggal : Sabtu, 23 November 2013 Waktu : 09.00 – 12.20 WIB PJP : M. Arif Mulya, S.Pi Asisten : 1. Ramdhani

2. Yesi Septiani

ISOLASI DAN MORFOLOGI JAMUR

ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Pendahuluan

Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi merupakan kelanjutan dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi keelanjutan bakteri hal ini masih sangat sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo chlamydobacterials. Morfologi tersebut dapat diketahui dari sifat-sifat mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut. Akan tetapi perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat fungi (Waluyo 2007). Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur tingkat rendah (mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi (Dwidjoseputro 1994).

Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar 1958).

Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang memiliki tubuh atau talus terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri 2004). Sedangkan Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Coyne 1999)

Tujuan

Percobaan bertujuan mengamati kultur teknik mikologis dan mengidentifikasi struktur dan morfologi dari jamur yang terdapat pada sampel tape singkong bagus.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan ialah cawan petri, pinset, pipa U, kertas saring, pembakan bunsen, kaca preparat, objek glas, kawat ose dan mikroskop cahaya binokuler.

(3)

Bahan-bahan yang digunakan ialah tape singkong bagus, roti berjamur, glucose yeast agar ,oncom bagus, oncom busuk, methilen blue, alkohol 70%, kertas saring steril dan gliserol steril.

Metode

Isolasi dan morfologi jamur dengan slide culture dilakukan didalam cawan petri yang steril diletakan kertas saring steril dan pipa U steril. Kemudian diatas pipa U diltakan kaca preparat dan dilakukan secara aseptik. Setelah itu ambilah dengan kawat ose yang sudah dipijarkan terlebih dahulu di atas pembakar bunsen lalu jamur yang terdapat didalam tape singkong diambil dengan ose dan di tempatkan dalam kaca preparat yang sudah ditambahkan glucose yeast agar. Tutup dengan kaca objek dengan menggunakan pinset yang sudah steril dan disekitar cawan petri ditambahkan tetesan gliserol secara acak. Kemudian di autoclav dan dinkubasi selama 72 jam. Lakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya binokuler apabila masih belum terlihat sampel tersebut ditetesi methilen blue untuk memperjelas pengamatan.

Data dan Hasil Pengamatan

Isolasi dan morfologi jamur dapat dilakukan dengan metode slide culture, hasil yang didapat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Hasil pengamatan isolasi dan morfologi jamur dari sampel tape singkong bagus

Kelompok Sampel Gambar Keterangan

6

Tape singkong

bagus

Gambar 1 jamur dari sampel tape singkong bagus tanpa

pewarna methilen blue

Jenis sampel:Khamir Perbesaran: 400 kali Keterangan: a)Sporangiofor a

(4)

Tabel 2 Hasil pengamatan isolasi dan morfologi jamur dari kelompok 7-10

Kelompok Sampel Gambar

7 Roti berjamur

Gambar 2 jamur dari sampel roti berjamur

8 Roti berjamur

Gambar 3 jamur dari sampel roti berjamur

9 Oncom busuk

Gambar 4 jamur dari sampel oncom busuk

10 Oncom bagus

Gambar 5 jamur dari sampel oncom bagus

(5)

Pembahasan

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan dan pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk mendapatkan biakan murni dari miselium jamur maka harus dilakukan isolasi dari jaringan atau spora atau mendapatkan subkultur biakan murni yang telah ada (Suradji 2006). Percobaan menggunakan metode isolasi dengan cara menempelkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop (Dwidjoseputro 1994).

Perlakuan yang dilakukan harus dilakukaan secara aseptik agar tidak adanya kontaminan yang menempel atau mengganggu ketika diamati dibawah mikroskop binokuler cahaya. Kawat ose sebelum dipakai harus di pijarkan terlebih dahulu dalam pembakar bunsen untuk menghilangkan kontaminan. Kemudian didalam cawan petri yang sudah steril diletakan kertas saring dengan fungsi untuk penyerapan gliserol ketika didalam cawan petri. Setelah itu di letakan pipa U untuk menyangga kaca preparat. Kaca preparat di tetesi dengan glucose yeast agar untuk mempercepat pertumbuhan jamur yang akan diamati karena media ini banyak nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur. Gliserol digunakan untuk membuat kondisi lembab pada cawan sehingga jamur dapat berkembang dengan baik karna jamur tumbuh pada ruangan kedap udara. Kemudian diinkubasi selama 72 jam dan diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 400 kali karena jamur akan teramati maksimal dengan menggunakan perbesaran 400 kali. Sampel tidak diwarnai karena sudah terlihat jelas bentuk dari jamur Saccharomyces serevisiae apabila ditambahkann methilen blue maka akan tertiban dengan pewarna tersebut sehingga menjadi tidak terlihat.

Sampel yang digunakan yaitu tape singkong, tape menggunakan proses fementasi dari jamur Saccharomyces serevisiae. Saccharomyces cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). Saccharomyces cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3. Saccahromyses cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total kemudian dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis. Saccharomyces cerevisiae mempunyai beberapa enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan zimase . Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif sebanyak 32 (Ahmad 2005).

Berdasarkan percobaan setelah dilihat dengan mikroskop binokuler cahaya terlihat sporangium pada jamur Saccharomyces cereviceae. Sporangium merupakan kotak spora. Didalam sporangium terisi spora hal ini menunjukan proses perkembangbiakan dari khamir secara seksual. Kemudian apabila perkembangbiakan secara aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nucleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam

(6)

tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup (Ferdiaz 1992).

Bentuk Saccharomyces cereviceae memiliki bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah (Ahmad 2005). Berdasarkan percobaan didapkan hasil yang tidak berbentuk bulat kuning muda hal ini disebabkan ketika pengambilan dengan ose khamir Saccharomyces cereviceae terpotong hal ini yang menyebabkan khamir tersebut tidak terlihat bagus.

Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada isolasi dan morfologi jamur didapatkan hasil jamur pada ape singkong yaitu Saccahromyses cerevisiae yang merupakan jenis jamur khamir (yeast) dilihat dengan perbesaran 400 kali dengan menggunakan mikroskop binokuler cahaya dan terlihat sporangium pada khamir tersebut.

Daftar Pustaka

Ahmad dan Riza Z. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae Untuk Ternak. Vol 15(1): halaman 50-51.

Coyne M S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA: Delmar Publisher.

Dwidjoseputro D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pelczar M J and Reid R D. 1958. Microbiology. New York: Mc Graw Hill Book

Company.

Suradji dan Meity S. 2006. Budidaya Jamur Merang. Jakarta : Penebar Swadaya. Syamsuri I. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Waluyo L.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Gambar

Tabel 1  Hasil pengamatan isolasi dan morfologi jamur dari sampel tape singkong bagus
Tabel 2  Hasil pengamatan isolasi dan morfologi jamur dari kelompok 7-10

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pada cawan petri I, diameter zona hambat yang terbentuk pada area kertas saring ekstrak daun binahong sebesar 10,3 mm 2 , zona hambat

Klasifikasi dapat digunakan untuk melakukan prediksi terhadap morfologi jamur, salah satu bentuk klasifikasi adalah metode decision tree yang memiliki kemampuan memproses

Isolasi jamur endofit dilakukan dengan cara sterilisasi sampel menggunakan alkohol 70%, NaOCl 5,25% dan akuades steril kemudian sampel diinokulasi pada media PDA

Penelitian jamur pada hari pertama yaitu sterilisasi alat (cawan petri, pengaduk, beaker glass) dengan menggunakan Autoclave selama 15 menit dengan suhu 121 C yang

Berdasarkan hasil pengataman dapat disimpulkan bahwa isolasi dan morfologi jamur yang terdapat pada roti busuk ialah yaitu Rhizhopus Stolonifer yang memiliki hifa vegetatif

Berdasarkan Gambar 1, hasil isolasi pada replikasi pertama secara makroskopik dalam satu cawan terlihat jamur yang tumbuh pada masing- masing daun memiliki warna dan

Media pertumbuhan jamur menggunakan PDA dalam cawan petri yang mengandung asap cair kayu akasia dan jelutung dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0; 1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0% sebagai

Sedangkan tahapan sterilisasi alat yaitu pertamatama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, membungkus cawan petri dengan kertas buram lalu memasukkannya ke dalam plastik tahan