• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Penelitian ISSN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jurnal Penelitian

ISSN 1412-1948

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

Vol.15 No. 1, Januari 2016

DEWAN PENYUNTING

Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Redaktur : Kepala Pusat Peneltian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat

Penyunting : 1. Dr. Ir. Agustamar, M.P. 2. Dr. Ir. Naswir, M.Si. 3. Dr. Ir. Muzakir, M.P. Redaktur Pelaksana : 1. Auzia Asman, S.P., M.P. Staf Administrasi : Yenni, S.E.

Annita, S.P.

ALAMAT REDAKSI

Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Tanjung Pati-Kabupaten Lima Puluh Kota Telp. 0752-7754192 Fax. 0752-7750220

E-mail : p3m_polipyk@yahoo.com

JURNAL PENELITIAN LUMBUNG diterbitkan pertama kali Januari 2002 oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Politeknik

(3)

Jurnal Penelitian

ISSN 1412-1948

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

Vol. 15. No.1, Januari 2016

DAFTAR ISI

Halaman 1. Identifikasi Dan Koleksi Klon Durian Unggul Lokal Kabupaten Lima Puluh

Kota Dan Sekitarnya (Sentot Wahono) …... 1 - 7 2. IbIKK Produksi Jagung Varietas Sukmaraga Dengan Pupuk Bioorganik Politani

Payakumbuh (Nelson Elita, Rinda Yanti, Siska Fitrianti dan Jakfar) ... 8 - 12 3. Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) Untuk meningkatkan Produksi Kacang

Hijau (Phaseolus radiatus L.) (Nofriyeni) ... 13 - 18 4. Pengeringan Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Metode Oven Pada

Berbagai Suhu dan Waktu Pengeringan (Ritawati, Aswaldi Anwar, Raudha

Thaib) ………... 19 - 25

5. Isolasi Rhizobakteria Tanaman Karet (Havea brasiliensis Muell.Arg) Yang

Berpotensi Sebagai Pupuk Hayati (Musfitra) ... 26 - 32 6. Efektifitas Rhizobacteria Indigenus Untuk Meningkatkan Mutu Fisiologis dan

Patologis Benih Yang Terinfeksi Penyakit Bercak Coklat Oleh Jamur

Helminthosporium maydis (Yulensri, Agustamar, Misfit Putrina, dan

Adrialis) ………...………. 33 - 39

7. Penggunaan Trichompos Kotoran Ayam untuk Meningkatkan Pertumbuhan

dan Produksi Padi Varietas Sijunjung (Muflihayati dan Fri Maulina) ... 40 - 45 8. Pengolahan Otak-Otak Ikan Lele Kaya Serat Dengan Memanfaatkan Wortel

Out Off Grade (Lily Muliani, Bayu Riska Ramadhani, Irma Oktaviani, Nelva

Roza, Mia Sandria Rafles, dan Rahzarni) ...

46 - 51 9. Analisis Pengembangan Agroindustri Makanan Ringan Berbasis Ubi Kayu Di

Kota Payakumbuh (Hidayat Raflis, Nofialdi, dan Ira Wahyuni Syarfi) ……... 52 - 61 10 Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Pemeliharaan Broiler Di Kabupaten

Lima Puluh kota (Sri Nofianti, Asdi Agustar, dan Yonariza) ... 62 - 77 11. Usaha Meningkatkan Pendapatan Kelompok Wanita Tani Dengan

Pengembangan Peternakan Berorientasi Agribisnis Selama 20 Minggu

(Nilawati, Prima Silvia Noor, dan Yurni Sari Amir) ...

78 - 86 12. Gambaran Unvolusi Uterus Sapi Retensi Plasenta Diterapi Dulfidiazine 100 mg

dan Trimethoprim 200 mg Berbentuk Bolus (Reni Novia, Ligaya ITA

Tumbelaka, dan Amrozi) ...

87 - 92 13. Perencanaan Strategi Sistem Informasi Pada Politeknik Pertanian Negeri

(4)

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa telah terbit Jurnal Ilmiah LUMBUNG yang berisikan hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kajian pustaka di bidang pertanian. Penerbitan Jurnal Ilmiah ini merupakan tuntutan seluruh staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh guna memudahkan penyebarluasan hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kajian-kajian pustaka dalam usaha menjawab masalah- masalah pertanian secara nyata di lapangan.

Jurnal Ilmiah ini diterbitkan secara berkala sesuai dengan banyaknya naskah atau tulisan ilmiah yang masuk, minimal dua kali dalam setahun, namun sangat disayangkan artikel ilmiah yang masuk sangat ditentukan oleh periode kenaikan pangkat staf pengajar, sehingga kontinuitas penerbitan jadi agak terganggu. Disamping itu, kesibukan yang begitu tinggi akhir-akhir ini telah menyebabkan keterlambatan penerbitan. Redaksi sangat mengharapkan kiriman artikel ilmiah dan sumbangan fikiran dari pembaca demi kesempurnaan Jurnal Ilmiah ini.

Semoga Jurnal Ilmiah ini menjadi sarana yang baik dalam menghubungkan antara peneliti dengan pengguna dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak.

Tanjung Pati, Januari 2016

(5)

13

Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) Untuk meningkatkan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

Nofriyeni 1]

ABSTRAK

Komoditi kacang hijau mempunyai arti yang startegis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan kacang hijau akan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang hijau yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu tantangan pengembangan kacang hijau adalah kesiapan teknologi yang belum tersedia dengan baik. Teknologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan Produksi Kacang hijau (Phaseollus radiatus L. ). lRancangan yang digunakani adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 4 taraf dosis POC, yaitu : A= 0 cc/ 100 m2, B = 20 cc/ 100 m2, C = 40 cc/m2 dan D = 60 cc/ m2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi kacang hijau. Pemberian POC dapat meningkatkan jumlah polong dan hasil kacang hijau. Produksi tertinggi terdapat pada dosis POC 40cc/100m ,yaitu 3,86 ton/ha dan terendah terdapat pada kontrol, yaitu 1,8 ton/ha.

Kata Kunci :

PENDAHULUAN

Kacang hijau merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting

di Indonesia, Tanaman ini memiliki peran

strategis dalam penyediaan pangan

nasional sehubungan dengan kandungan gizinya yang sangat baik. Menurut hasil analisis, biji kacang hijau mengandung protein sebesar 24 %, yang tersusun dari asam amino paling lengkap jika dibandingkan dengan kedelai dan kacang tanah, karbohidrat sekitar 58 % dan sedikit lemak..

Kebutuhan kacang hijau dalam negeri cukup besar sejalan dengan pertamabahan jumlah penduduk ( Rukmana, 2004)

Posisi kacang hijau dari tanaman leguminosae di Indonesia menduduki urutan ke 3 setelah kedelai dan kacang tanah. Laju peningkatan luas areal

tanamnya masih di bawah jagung dan kedelai. Luas pertanaman kacang hijau menempati urutan ke-4 setelah padi, jagung dan kedelai ( Marzuki dan Soeprapto, 2005).

Sentra produksi kacang hijau di Indonesia adalah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, dan Jawa Tengah.

Produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 320.963 ton yang terpusat pada Sulawesi Selatan sebanyak 28.941 ton, Jawa Timur 95.527 ton, NTB 35.412 ton, NTT 16.696 ton dan Jawa Tengah 85.192 ton, sedangkan Sumbar hanya mencapai 1.594 ton (Purnomo dan Purwanti, 2007).

Menurut data BPS (2013), lluas panen kacang hijau di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2012 hanya 1 ha dengan produktivitas masih rendah yaitu 1 ton/ha. Sedangkan potensi hasil kacang hijau varietas unggul mencapai 2,0 ton/ha

1) Teknisi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

(6)

14 Rendahnya hasil kacang hijau antara lain disebabkan karena belum adanya

program khusus seperti intensifikasi

maupun ekstensifikasi yang

direkomendasikan oleh pemerintah

(Mustakin, 2012). Masalah yang sering ditemui dalam peningkatan produksi kacang hijau adalah teknik budidaya yang tidak intensif tanpa penggunaan teknologi yang tepat serta penggunaan pupuk anorganik dengan dosis tidak sesuai anjuran. Pupuk anorganik yang diberikan terus menerus akan menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah dan tidak mendukung pertanian berkelanjutan.

Menurut berbagai hasil penelitian, pemberian pupuk organik, selain dapat mempertahankan tingkat kesuburan tanah dan produktivitss tanaman juga dapat meningkatkan efisiensi pemberian pupuk anorganik sebanyak 40 – 50 %. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kacang hijau adalah pelestarian kesuburan tanah yaitu pemberian pupuk organik yaitu dengan memanfaatkan limbah pertanian yang dapat menyumbangkan unsur tersebut, salah satunya adalah pemberian pupuk

organik cair (POC). Selain dapat

menyumbangkan hara, POC juga berperan untuk meningkatkan aktivitas mikroba serta memperbaiki struktur tanah sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil

kacang hijau serta merupakan suatu

alternatif pemupukan untuk menekan biaya produksi dan pengelolaan tanaman secara baik (Mawarti dan Musnamar, 2009).

Jika dibandingkan dengan pupuk organik padat seperti pupuk kandang dan kompos, POC lebih mudah diserab tanaman karena pemberiannya dilakukan dengan cara disemprotkan melalui daun

dan tanah. Pupuk organik cair

mengandung unsur hara lengkap baik makro (N, P dan K) maupun mikro (Fe, Na, Zn) dan mikroorganisme serta zat pengatur tumbuh Mawarti dan Musnamar, 2009).

Beberapa hasil penelitian

melaporkan bahwa pemberian POC dapat meningkatkan nilai komponen hasil dan produksi tanaman kacang-kacangan. Salah

satu POC yang telah terbukti

meningkatkan produksi kacang hijau adalah POC Nasa Produk Natural (2013).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis POC yang paling tepat mntuk meningkatkan produksi kacang hijau dengan mengurangi dosis pupuk an organik

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, dimulai pada bulan September 2014

sampai Desember 2014 di Kebun

Percobaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota Sumbar.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah : benih kacang hijau varietas lokal, Pupuk Organik Cair (merk dagang : Nasa), pupuk kandang, pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCl), seng plat, tali rafia dan ajir sampel.

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, garu, koret, timbangan, knapsack

sprayer, meteran, ember, kantong plastik,

pisau, dan alat tulis.

Rancangan Percobaan

Percobaan ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok dengan 4 (empat) perlakuan dengan 3 (tiga) kali ulangan, yaitu :

A = 0 cc / 100 m2 B = 20 cc / 100 m2 C = 40 cc / 100 m2 D = 60 cc / 100 m2

(7)

15

Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan benih

Benih yang digunakan adalah benih berasal dari varietas Lokal (tidak bersertifikat) yang sudah beradaptasi baik di lokasi penelitian. Benih dibeli dari toko pertanian di kota Payakumbuh

b. Persiapan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan secara

intensif yang bertujuan untuk

mengendalikan gulma, memperbaiki

drraenase dan aerase tanah, memperoleh

struktur tanah yang gembur dan

menciptakan media pertumbuhan yang baik.

c. Penanaman

Benih kacang hijau ditanam 2 biji/per lobang dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Pupuk an organik yang digunakan adalah 1/2 dari dosis anjuran 50 kg/ha Urea, 100 kg SP36 dan 75 kg KCl, Pupuk diberikan seluruhnya pada saat tanam dengan cara larikan.

d. Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam sedangkan penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 15

hari dan 30 hari setelah tanam.

Pengendalian hama dan penyakit

dilakukan dengan konsep pengendalian hama terpadu. Penggunaan pestisida dilakukan sebagai tindakan alternatif terakhir.

e. Pemberian popuk organik cair (POC) Pemberian POC Nasa dilakukan dengan frekuensi 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 3 mimggu dan 6 minggu. Dosis POC disesuaikan dengan perlakuan dengan melarutkan 2 cc POC per liter air. Cara pemberiannya adalah menyemprotkan POC ke seluruh tanaman kemudian disiramkan ke permukaan tanah.

f. Panen dan Pascapanen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah tanam dengan

kriteria : daun mulai menguning dan gugur, biji terisi penuh dan kulit polong berwarna coklat sampai hitam dan sebagian besar mudah pecah. Panen kacang hijau dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 4 kali panen. Cara panen adalah dengan memetik polong satu persatu dengan menggunakan tangan..

Pascapanen meliputi pengumpulan hasil, pengeringan polong, dengan cara menjemur sampai kadar air biji 12 %, pembijian, dan sortasi. Setelah disortasi, biji disimpan di tempat atau wadah yang bersih dan kering untuk mempertahankan kadar air biji tetap rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pemberian POC menunjukkan pengaruh yang baik dan berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Hasil pertumbuhan vegetatif tanaman antara perlakuan berbagai dosis POC disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data pertumbuhan vegetatif tanaman (tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun trifoliat) pada umur 5 minggu setelah tanam pada perlakuan beberapa dosis POC Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Cabang Jumlah Daun Tripoliat Tanpa POC 43.6 a 4.5 a 11.26 a 20 cc/100 m2 52.4 b 5.5 ab 13.3 ab 40 cc/100 m2 53.4 bc 6.7 b 16.1 bc 60 cc/100m 2 56.1 c 5,6 ab 14.8 c Keterangan :

Huruf yang berbeda menunjukan pengaruh yang sangat nyata dan huruf yang sama menunjukan pengaruh yang tidak nyata. (P 0,01)

Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa pemberian pupuk organik cair (Nasa) POC dengan mengurangi

(8)

16 pupuk anorganik ½ dosis anjuran dapat

meningkatkan pertumbuhan vegetatif

tanaman, terutama pada tinggi tanaman. Semakin tinggi POC Nasa yang diberikan, maka semakin tinggi tanaman. Menurut hasil analisis statistik, pemberian POC dengan dosis 20 cc/100 m2, sudah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, berbeda tidak nyata dengan POC 40 cc/100 m2. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada pemberian POC 60 cc/100 m2 tetapi berbeda sangat nyata dengan pemberian POC 40 cc/100 m2. Sedangkan jumlah cabang dan daun tripoliat terjadi peningkatan sampai dosis 40 cc/100 m2,, namun pada dosis 60 cc terjadi penurunan. Berdasarkan hasil analisis statistik, pemberian POC 40 cc dan 60 cc/100 m2 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang hijau dengan pemberian POC dan pengurangan pupuk anorganik adalah karena ketersediaan unsur hara sudah memenuhi kebutuhan tanaman. Hal ini terjadi karena POC mengandung unsur hara lengkap, baik makro maupun mikro serta zat pengatur tumbuh. Menurut

analisis laboratorium, bahan yang

terkandung dalam POC Nasa adalah N 0,12%, P2O5 0,003%, K 0,3%, Ca 60,40 ppm, S 0,12%, Mg 16,88 ppm, Cl 0,29%,, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu 0,03 ppm, Zn 4,71 ppm, Na 0,15%, B 60,84 ppm, Si 0,01%, Co < 0,06 ppm Mo < 0,2 ppm, SO4 0,335 ppm, CN ratio 0,865%, pH 7,5, Lemak 0444%, Protein 0,722%.

Kandungan lain adalah asam-asam

organik (humat 0,01%, vulvat dan lain-lain), zat perangsang tumbuh Auksin, Giberelin dan Sitokinin (Produk natural, 2013). Ini, berarti POC Nasa, selain berperan menyumbangkan unsur hara juga berperan penting untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah serta meningkatkan ketersediaan unsur hara di

dalam tanah. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi serapan hara bagi tanaman sehingga dosis POC yang optimal dapat meningkatan efisiensi pemupukan. Jumin

(1998) menjelaskan bahwa efisiensi

penyerapan hara berbanding lurus dengan kemampuan menyerap hara dari dalam tanah.

Jika dibandingkan dengan pupuk

organik padat, POC mempunyai

keunggulan lebih cepat diserab oleh tanaman karena bentuknya yang cair dan diberikan dengan cara disemprotkan. Menurut Effi dan Musnamar (2012), pupuk organik cair mudah larut dan tersedia bagi tanaman, pemberiannya lebih efektif karena disemprotkan melalui daun serta diserab melalui stomata seihngga langsung diserab oleh tanaman. Berbeda dengan pupuk organik padat yang pengaplikasiannya melalui tanah sehingga daya serabnya didukung oleh perakaran dan dipengaruhi oleh kondisi tanah. Pupuk organik cair mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan juga mampu menyediakan unsur hara secara cepat

Peningkatan serapan hara

menyebabkan perkembangan sel dan jaringan tanaman semakin aktif sehingga mendorong pertumbuhan akar selanjutnya memacu pertumbuhan bagian batang dan

daun sehingga meningkatkan tinggi

tanaman. Pertambahan tinggi tanaman diikuti semakin bertambahnya jumlah cabang dan daun. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah cabang dan daun trifoliet. Semakin bertambahnya jumlah daun, maka proses fotosintesis semakin lancar sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan generatif tanaman terlihat dari peningkatan nilai komponen hasil.

(9)

17 Hasil pengamatan komponen hasil

(jumlah polong/tanaman, jumlah

biji/polong serta berat 1000 biji dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data nillai komponen hasil tanaman kacang hijau perlakuan beberapa dosis POC Perlakuan Jumlah polong/tanaman (g) Jumlah biji/polong (buah) Berat 1000 biji (gr) Berat biji / Tanaman (g) Produksi/ Hektar (Ton) Tanpa POC 9.8 a 11.3 a 49.2 a 3,45 a 1,80 a 20 cc/100 m2 12.5 b 12.7 a 56.2 a 8,92 b 2,97 b 40 cc/100 m2 14.5 c 13.6 a 58.8 a 11,59 c 3,86 c 60 cc/100m 2 13.7 c 13.1 a 58.5 a 10,50 c 3,50 c

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan pengaruh yang sangat nyata dan

huruf yang sama menunjukan pengaruh yang tidak nyata. (P 0,01)

Berdasarkan Tabel 2 di atas,

terlihat bahwa pemberian POC

berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian POC

sampai dosis 40 cc/100 m2

memberikan peningkatan jumlah

polong yang sangat nyata Jumlah polong tertinggi terdapat pada POC 40 cc/100 m2, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis 60 cc/m2.

Sedangkan pemberian POC

berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji/polong dan berat 1000 biji. Peningkatan produksi yang diperoleh terutama diakibatkan oleh peningkatan jumlah polong.

Peningkatan jumlah

polong/tanaman sejalan dengan

pertumbuhan vegetatif tanaman.

Tingginya jumlah polong pada

perlakuan POC 40 cc/100m2 dengan pengurangan dosis pupuk an organik ½ dosis, sejalan dengan meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah cabang.. Ini berarti bahwa pemberian POC pada dosis tersebut merupakan kemampuan optimum daun untuk menyerap hara dari POC yang diberikan. Kondisi ini

didukung oleh pengaruh baik dari zat pengatur tumbuh yang terkandung pada POC yang diberikan. Zat pengatur

btumbuh tersebut adalah auksin,

giberelin dan sitokinin yang berperan

untuk merangsang pertumbuhan

vegetatif dan mencegah keguguran bunga (Produk Natural, 2013).

Semakin bertambahnya tinggi

tanaman dan jumlah cabang

memungkinkan buku-buku subur

semakin banyak dan memberi

kesempatan untuk terbentuknya

polong. Kebutuhan hara terpenuhi berarti proses pembentukan polong semakin efektif. Hal ini ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah polong.

Pemberian POC 40 cc/100 m 2 dengan pengurangan pupuk anorganik ½ dosis memberikan produksi tertinggi namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan POC 60 cc/100 m2. Secara umum hasil tanaman kacang hijau

ditentukan langsung oleh nilai

komponen hasil. Hal ini merupakan suatu implikasi bahwa pemberian POC dengan dosis optimum meningkatkan hasil tanaman. Dengan meningkatnya

(10)

18 nilai komponen hasil, secara otomatis akan meningkatkan produksi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan

pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Penggunaan beberapa dosis

POC dengan pengurangan ½

dosis pupuk anorganik

memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun trifoliet, jumlah polong dan produksi kacang hijau.

2. Produksi kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan POC dosis 40 cc/100 m2, yaitu 3,86 ton/ha, diikuti oleh POC 60 cc/ 100 m2, selanjutnya POC 20 cc/100 m2 dan terendah pada kontrol, yaitu 1,80 ton/ha. Hasil statistik uji statistik,

antara perlakuan pemberian

POC 40 cc dan 60 cc menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.

Saran

Hasil penelitian dapat

diterapkan terutama pada kondisi lingkungan sesuai lokasi penelitian, sebaiknya menggunakan dosis 40 cc/100 m2

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2013. Kabupaten limapuluh kota dalam angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota.

Mawarti, E. I. dan Musnamar. 2009. Pupuk organik cair dan padat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Jumin, H. B. 1998. Dasar-dasar agronomi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marzuki, M. dan Soeprapto. 2005. Bertanam kacang hijau. Penebar Swadaya Jakarta

Mustakin, M. 2012. Budidaya kacang hijau secara intensif. Pustaka Baru Press.

Pranata, A. S. 2004. Pupuk organik cair, aplikasi dan manfaatnya. Produk Natural. 2013. POC NASA.

http/www.produknatural.com/p roduk/pertanian/poc-nasa-pupuk-organik-cair/. Unduh 12 Desember 2014.

Purwono dan Purnamawati. 2007.

Budidaya 8 jenis tanaman pangan

unggul. Penebar Swadaya

Jakarta.

Rukmana, R. 2004. Kacang hijau,

budidaya dan pascapanen.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

(11)

Gambar

Tabel 2. Data nillai komponen hasil tanaman kacang hijau perlakuan beberapa dosis  POC  Perlakuan  Jumlah  polong/tanaman  (g)  Jumlah  biji/polong (buah)  Berat  1000  biji (gr)  Berat  biji / Tanaman   (g)  Produksi/  Hektar (Ton)  Tanpa POC  9.8 a  11.3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Yuslimar bertujuan untuk mengetahui respon tanah akibat beban gempa dengan respon tanah dianggap linier elastik.. Hasil

Dari hasil uji hipotesis secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa CAR, BOPO, NIM, NPF dan FDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas

Dimensi f merupakan nilai yang bersifat nyata dari suatu kriteria yang dituliskan dalam fungsi, f : K → R dan tujuannya berupa prosedur optimasi untuk setiap alternatif

Perilaku berkembang biaknnya berbeda dengan An farauti. punctulatus tidak dapat berkembang biak di air payau maupun air limbah, karena itu penyebarannya tidak seluas

Secara historis, Jawa Barat memang merupakan salah satu daerah yang pernah menjadi basis perjuangan untuk merebut kekuasaan dan mendirikan Negara Islam 3 .Diduga

Realita penyelesaian perkara judi togel di Kecamatan Gedangan sendiri tidak semuanya menggunakan metode alternatif penyelesaian perkara pidana, namun juga ada yang

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI MIA SMA Negeri 9 Malang pada pokok bahasan alat optik yang diberi perlakuan menggunakan UKBM berbasis PjBL-

Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicorkan