?
Apa administrasi publik ? Apa ilmu?
Apa pentingnya mempelajari adm publik ?
Administrasi publik -- Administrasi negara ?
Apa konsentrasi kajian administrasi publik ?
Pokok bahasan
Apa administrasi publik
Perkembangan ilmu administrasi publik
Organisasi publik dan birokrasi
Manajemen ilmiah
Pendekatan hubungan manusia dan motivasi
Kepemimpinan
Pendekatan kontemporer teori organisasi
Paradigma administrasi publik
Etika administrasi publik
Administrasi publik sebagai kajian kebijakan publik
Administrasi publik sebagai manajemen publik
Arti penting administrasi
The Liang Gie (1979), ilmu yg mempeljari hal ikhwal „usaha
manusia yg secara teratur bekerjasama dalam kelompok utk mencapaai suatu tujuan tertentu, disebut ilmu administrasi
Fungsi-fungsi adminstrasi, seperti POAC dll. Fungsi-fungsi mengalami perubahan sesuai tuntutan zaman.
Charles A. Beard (dalam Albert Lepawsky, 1937), tidak ada sesuatu hal untuk abad modern sekarang ini yg lebih penting dari administrasi. Kelangsungan hidup pemerintahan yg
beradab itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan kita utk membina dan mengembangkan suatu administrasi yg mampu memecahkan masalah2 masyarakat modern.
Definisi dan unsur-unsur yg
terkandung
Sondang P Siagian mendefinisikan administrasi
sbg keseluruhan proses kerjasama antara dua
manusia atau lebih yg didasarkan atas
rasionalitas tertentu utk mencapai tujuan yg telah
ditetapkan sebelumnya
Unsur-unsur: (1) dua orang atau lebih; (2) proses;
(3) urusan; (4) kerjasama; (5) tujuan
Administrasi sbg Seni dan ilmu
Sampai th 1886, administrasi seni.
Timbulnya ilmu administrasi dikenal modern
phenomenon. Timbulnya ilmu administrasi tdk
berarti hilangnya sifat “seni” terlbih dalam
penerapannya –artistic science. Sebaliknya, seni
administrasi dikenal scientific art.
Dwight Waldo, administrasi sebagai bentuk daya
upaya manusia yg kooperatif dan mempunyai
tingkat rasionalitas yg tingggi.
Cabang-cabang Ilmu Administrasi
Public Administration
Business Admnistration
Social Administration
Administrasi Publik
Felix A Nigro, administasi publik:
1. Adalah suatu kerjasama kelompok dalam lingkungan
pemerintahan.
2. Meliputi ketiga cabang pemerintahan -eksekutif, legislatif
dan yudikatif serta hubunga di antara mereka.
3. Mempunyai peranan penting dalam perumusan kebijakan
umum/negara. Oleh karena itu, merupakan sebagian dari proses politik.
4. Dalam beberapa hal berbeda dengan administasi privat. 5. Sangat erat berkaitan dengan berbagai macam kelompok
swasta dan perorangan dalam menyajikan pelayanan kepada masyarakat.
Teori-teori Klasik dan Neoklasik
Tiga pandangan tentang organisasi, pertama
organisasi sbg suatu sistem yg sederhana, berupa
mesin; kedua tentang pemimpin, esensi organisasi
adalah hubungan hierarkhi secara klasik; ketiga
adalah organisasi dipandang sebagai kesatuan
tujuan yg merupakan mekanisme, dimana manusia
bekerja sama mencapai tujuan yg tidak mungkin
dilakukan secara individual.
Ketiga tema ini, yaitu sistem hierarkhi, dan struktur
sesungguhnya menekankan pada rasionalitas
Konsep Manajemen dalam
Administrasi Publik
1.
Scientific Management dari Taylor
Pengembangan ilmu administasi publik ada yg diambil, pengayaan dari ilmu manajemen.
Salah satu teori yg dikembangkan oleh Frederick W. Taylor. Ia lahir tahun 1856. setelah menyelesaikan sekolah
menengahnya, kemudian ia melanjutkan kulaih. Namun beberpa saat kemudian berhenti dari kuliah dan mulai
bekerja secara magang sebagai pembuat pola dan masinis dalam tahun 1875; bergabung dengan Midvale Steels
Works di Philadelphia sebagai mmasinis dalam tahun 1978, dan meningkat menjadi kepala teknik stelah menyelesaikan kuliahnya dan mendapat ijazah teknik.
Ia menemukan alat pemotong baja yg bekerja dengan
kecepatan tinggi dan menghabiskan sebagian besar dari hidupnya sebagai insinyur konsultan.
Taylor diakui sebagai Bapak Manajemen ilmiah.
Pengalamannya sebagai seorang magang, buruh biasa,
mandor, pemimpin mekanik, kemudian insinyur kepala dari perusahaan baja, memberikan kepada Taylor, cukup
kesempatan untuk mengetahui dari tangan pertama
masalah-masalah dan sikap-sikap para pekerja dan untuk melihat kesempatan-kesempatan besar agar mutu
manajemen ditingkatkan (Koontz, 1980:44).
Penemuan yg orisinil alat-alat pemotong baja yg bekerja dengan kecepatan tinggi mmbuat ia mapan secara
ekonomi. Tahun 1901, ia berhenti bekerja dgn menerima upah kemudian ia memposisikan sebagai konsultan dan dosen tdk dibayar utk mengembangkan ide-ide tentang manajemen ilmiah.
Tahun 1911, Taylor meluncurkan sebuah buku yg berjudul
Principles of Scientific Management.
Karya Taylor ini merupakan awal munculnya teori dalam bidang organisasi dan manajemen.
Ketika ia menemukan metode dan suasana kerja yg buruk, ia ingin mencari solusi dengan mengembangkan suatu cara terbaik utk metode kerja yg baru, menciptakan standar kerja, menemukan orang yg tepat utk suatu jenis pekerjaan
tertentu melalui proses seleksi dan menyediakan peralatan dan perlengkapan kerja yg terbaik bagi pekerja. Dengan metodenya ini, Taylor mengharapkan bahwa pekerja dan organisasi akan sama-sama memperoleh keuntungan.
Taylor juga mengembangkn peralatan dan teknik khusus untuk mencapai efisiensi.
Disamping itu, Taylor juga menyarankan para manajer melakukan perubahan cara berpikir dgn cara
Prinsip-prinsip Manajemen Ilmiah
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dgn ilmu pengetahun
yang tersusun.
b. Mengusahakan kerukunan dalam gerakan kelompok dan
bukannya ketidakrukunan.
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukannya individualisme
yang kacau.
d. Bekerja untuk output yang maksimum dan bukannya output
yang terbatas.
e. Mengembangkan semua pekerja sampai taraf yang
setinggi-tingginya untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Prinsip-prinsip Umum Administrasi dari
Henry Fayol
Taylor melakukan kajian manajemen ilmiahnya di
Amerika serikat; Henry fayol sebagai seorang
manajer sebuah perusahaan melakukan hal mirip
di negaranya, Perancis.
Taylor kajian pada level manajemen rendah, yaitu
pekerja; Fayol berusaha menulisnya sebagai
manajer.
Fayol berusaha menjelaskan prinsip-prinsip umum
yg dapat diterapkan pada semua level
administrasi dan berusaha menjelaskan
fungsi-fungsi yg harus dijalankan oleh seorang manajer.
14 Prinsip Manajemen
1.
Division of labour (pembagian kerja).
2.
Authority (kewenangan).
3.
Discipline (disiplin).
4.
Unity of command (kesatuan komando).
5.Unity of management (kesatuan arah
manajemen).
6.
Subordination of individual interests to the
common good (menomorduakan kepentingan
perorangan atau individu dari kepentingan umum
atau kepentingan bersama)
8. Centralization (sentralisasi).
9. The hierarchy (jenjang kedudukan).
10. Order (tata tertib).
11. Equity (keadilan/kesamaan).
12. Stability of staff (kestabilan dari staf).
13. Initiative (inisiatif atau prakarsa).
POSDCORB Sebagai Filosofi
Organisasi
Planning, yaitu melakukan secara garis besar hal-hal yg
harus dilaksanakan dan cara-cara melakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Organizing, yaitu menciptakan struktur formal kewenangan
melalui mana kerja diatur, didefinisikan dan dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan.
Staffing, yaitu bagaima merekrut karyawan dan melatih
mereka serta mempertahankn kondisi kerja yg menyenangkn.
Directing, yaitu tugas yg terus menerus dalam membuat
keputusan dan mengatur mereka secara spesifik serta urutan-urutan secara umum dan instruksi-instruksi serta melayani sebagai pemimpin dalam organisasi.
Coordinating, yaitu mengaitkan semua
tugas-tugas penting dalam organisasi dari berbagai
kegiatan kerja.
Reporting, yaitu kegiatan untuk melaporkan
kepada atasan yang bertanggungjawab tentang
apa yang menjadi tanggungjawab bawahan.
Budgetting, yaitu segala sesuatu yang
menyangkut penganggaran dalam bentuk
Hubungan Kemanusiaan
Teori-teori klasik menggambarkan manusia adalah
bagian dari proses produksi; menggambarkan
seolah-olah organization without man.
Teori hubungan kemanusiaan dan teori perilaku
organisasi berpandangan manusia mempunyai
peranan sentral dalam kehidupan organisasi.
Menggambarkan man without organization.
Gerakan awal
Teori Hubungan Kemanusian
Robert Owen
Bapak manajemen personalia modern adalah seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New
Lamark, Skotlandia. Th di awal 1800-an, kondisi kerja dan kehidupan pekerja sangat buruk. Pekerja anak-anak yg berumur lima atau enam tahun adalah umum dan standar waktu kerja adalah tiga belas jam sehari.
Owen melakukan pembaharu, ia membangun perumahan yg lebih baik utk pekerja dan membuka toko perusahaan
dimana barang-barang dapat dibeli dengan murah.
Ia mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam dan menolak untuk menerima anak-anak di bawah umur sepuluh tahun.
Owen berpendapat bahwa dengan menaikkan
kondisi pekerja maka produksi dan laba dengan
sendirinya akan meningkat.
Investasi yg terbaik adalah pada pekerja.
Owen menetapkan prosedur kerja khusus yg juga
menyebabkan naiknya produktivitas.
Pekerja dinilai secara terbuka setiap hari;
penghargaan ini memberikan kebanggaan dan
mendorong persaingan.
Mary Parker Follet
Pekerja dan manajemen mempunyai kepentingan
yg sama sebagai organisasi yg sama. Namun, ia
percaya ada perbedaan yaitu pemberi perintah
dan pelaksana perintah.
Agar manajemen dan pekerja dapat menjadi
bagian dari suatu kelompok maka pendangan
lama ditinggalkan. Contoh kepemimpinan
harusnya tidak datang dari wewenang formal,
tetapi harus dari keahlian dan pengetahuan
manajer yang lebih tinggi.
Penelitian Hawthorne
Eksperimen Hawthorne dilakukan Elton Mayo dibantu oleh Roethlisberger dan Whitehead.
Hubungan kemanusiaan seringkali digambarkan cara bagaimana manajer berhubungan dengan bawahannya. Kalau „manajemen manusia‟ merangsang kerja yg lebih keras dan lebih baik, itu berarti kita mempunyai hubungan antar manusia yg „baik‟ dalam organisasi. Kalau semangat dan efisiensi pekerja menurun, hubungan antar manusia dan organisasi itu „buruk‟.
Untuk menciptakan hubungan antar manusia yang baik, manajer harus mengetahui mengapa karyawan bertindak seperti itu dan faktor-faktor sosial dan psikologis apakah yang mendorongnya.
Ekspserimen Hawthorne (serangkaian penelitian
yg terkenal mengenai tingkah laku manusia dalam
situasi kerja) di perusahaan Western Electric
(1924-1933).
Penelitian ini bermula sebagai suatu usaha
menyelidiki hubungan antar tingkat penerangan di
dalam tempat kerja dan produktivitas pekerja.
Peneliti, membagi pekerja sebagai
kelompok-kelompok eksperimen (kelompok-kelompok test) yang
cahaya lampu untuk kerja akan diubah-ubah dan
kelompok kendali (kelompok kontrol) yang cahaya
lampu untuk kerja dibiarkan tetap selama
eksperimen itu berlangsung hingga selesai.
Ketika kondisi cahaya lampu kelompok
eksperimen ditingkatkan, produktivitas cenderung
meningkat, meskipun kenaikan tsb tidak teratur.
Namun ketika cahaya lampu dibuat lebih jelek,
produktivitas tetap meningkat. Sesuatu di luar
pencahayaan telah berpengaruh pada prestasi
kerja.
Dalam eksperimen baru, sekelompok kecil pekerja
ditempatkan dalam sebuah ruang terpisah dan
sejumlah variabel diubah, yaitu upah dinaikkan,
waktu istirahat yang lamanya bervariasi
diperkenalkan, jam kerja per hari dan waktu kerja
per minggu diperpendek.
Para peneliti, bertindak selaku supervisor, juga
memperkenankan kelompok-kelompok tersebut
untuk memilih serta mengusulkan perubahan.
Prestasi cenderung meningkat selama periode,
tetapi juga turun-naik tak menentu.
Mayo dkk memutuskan rangsangan keuangan,
kalau ini diberikan, tidak menyebabkan
peningkatan produktivitas. Mereka meyakini
bahwa sebuah rantai sikap yang rumit telah
menimbulkan kenaikan produktivitas.
Mengembangkan kebanggaan kelompok yg
memotivasi mereka meningkatkan prestasi kerja.
Tim peneliti juga menyimpulkan kelompok kerja
informal, lingkungan sosial pekerja mempunyai
pengaruh yang besar terhadap produktivitas.
Bukannya desakan manajemen melainkan
tekanan kelompok berpengaruh paling kuat
terhadap produktivitas kerja.
Sumbangan
Hubungan Kemanusiaan
Menekankan kebutuhan sosial dimana teori klasik
memperlakukan produktivitas semata-mata
didisain, rekayasa, mesin.
Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap
pekerja akan meningkatkan produktivitas
organisasi.
Perhatian semakin dipusatkan pada pendidikan
keterampilan mengelola manusia, bukan
semata-mata hanya keterampilan teknis.
Karya mereka menggugah suatu minat baru pada
dinamika kelompok -proses kelompok, imbalan
kelompok utk melengkapi konsentrasi mereka
semula pada pekerja individual.
Kelemahan
Apakah simpulan-simpulan yg diambil mayo dkk,
konsisiten dgn data mereka ?
Konsep „manusia sosial‟ tdk dpat mendeskripsikn
secara utuh individu di tempat kerja. Tampaknya,
lingkungan sosial di tempat kerja hanya
merupakan salah satu dari beberapa faktor yg
berinteraksi utk mempengaruhi produktivitas.
Tingkat gaji, seberapa menariknya tugas-tugas
kerja, kultur, dan struktur organisasi, hubungan
pekerja dgn manajemen juga berpengaruh.
Kritik Hodgetss, 1975 sbb: (1) pekerja yg gembira
tdk dgn sendirinya produktif; (2) eksperimen
Teoritisi Human Relation bagian akhir ditandai
Abraham Maslow
Menekankan pada self actualizing man (manusia
yg dapat mengaktualisasikan dirinya). Maslow
terkenal dengan teori tentang Tingkat Kebutuhan
manusia.
Abraham Maslow seorang psikolog humanistik yg
menekankan tentang kebutuhan dan mencirikan
karakter kesehatan mental dari karyawan.
Pemikiran Abraham Maslow dan Douglas
McGregor sangat dalam mempengaruhi pemikiran
administrasi publik, terutama dalam peranan dan
arti demokrasi dan itu tampak dalam gerakan New
Tingkat Kebutuhan Manusia,
Abraham
Maslow
The lower needs yang mencakup
kebutuhan fisiologis dan kebutuhan
keamanan dan keselamatan
Kelompok kedua atau high order need
yang mencakup social need, self
esteem need, dan self actualization
need
Kebutuhan fisiologis, makan-minum, pakaian,
tempat tinggal
Kebutuhan akan rasa aman, terbebas dari bahaya
fisik, rasa takut
Kebutuhan afiliasi, manusia makhluk sosial,
mereka membutuhkan pergaulan, diterima
keberadaannya.
Kebutuhan penghargaan, dihargai orang lain,
kuasa, prestise, status
Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan paling tinggi,
menjadi orang yang dicita-cita, memaksmalkan
Teori X dan Y
dari Douglas Mc
Gregor
Teori X dan teori Y sebetulnya adalah asumsi sadar atau tidak sadar yg dipergunakan manajer dalam melaksnakan kegiatan-kegiatannya.
Teori X:
a. Manajemen bertanggungjawab untuk menggorganisir unsur-unsur produksi dari organisasi yg mencakup uang, material, peralatan dan manusia untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomis.
b. Di dalam kaitannya dengan manusia proses ini adalah untuk mengarahkan usaha-usaha mereka, memotivasi mereka, mengawasi kegiatan- kegiatannya, memodifikasi perilaku mereka agar cocok dengan kebutuhan organisasi.
c.
Tanpa intervensi dari manajemen orang akan pasifbahkan menolak kebutuhan organisasi. Oleh karena itu, mereka harus dibujuk, diberi hadiah, dihukum dan
diawasi, kegiatan- kegiatan mereka harus diarahkan dan ini adalah tugas manajemen.
Ringkasnya manajemen adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan melalui usaha-usaha manusia.
Teori X mempunyai asumsi dasar sbb:
a. Secara rata-rata manusia bersifat malas, ia bekerja sesedikit
mungkin.
b. Ia tidak mempunyai ambisi, tidak menyukai tanggungjawab
dan lebih suka dipimpin.
c. Secara inherent ia egois berbeda dengan kebutuhan
organisasi.
Teori Y,
beberapa asumsi dasar
a. Manajemen bertanggungjawab utk mengorganisir
elemen-elemen produksi, uang, barang, peralatan, manusia untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi.
b. Orang secara alami tidak pasif atau menolak pada
kebutuhan organisasi. Mereka menjadi demikian, sebagai hasil dari pengalaman mereka di dalam organisasi.
c. Motivasi, potensi untuk pengembangan, kapasitas untuk
bertanggungjawab, kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah tujuan organisasi semuanya terdapat di dalam diri manusia. Manajemen tidak meletakkannya di sana. Adalah tanggungjawab dari manajemen untuk memungkinkan
manusia mengakui dan mengembangkan karakteristik-karakteristik mereka utk mereka sendiri.
d. Tugas pokok dari manajemen adalah untuk mengukur
kondisi organisasi dan metode operasi agar orang dapat mencapai tujuannya dengan sebaik-baiknya dengan
mengarahkan usaha-usaha mereka sendiri ke arah pencapai tujuan organisasi.
Untuk mencapai kondisi teori x dan teori y,
Douglas McGregor diperlukan delegasi dan
desentralisasi, untuk meningkatkan partisipasi
pekerja didalam pembuatan keputusan-keputusan
manajerial, perluasan pekerjaan agar dapat
menampung potensi kreatif dari pekerja serta
penghargaan terhadap prestasi ke arah
pencapaian tujuan diri individu dan sebagainya.
Asumsi manajemen apakah self full feeling
propehency berdasarkan teori X atau teori Y
Paradigma-paradigma
Adminitrasi Publik
1.
Paradigma I: Dikotomi politik – administrasi,
1900-1926
Paradigma I, periode semenjak dipublikasikannya buku Frank J. Goodnow dan Leonard D. White.
Menurut Goodnow, ada dua fungsi yg berbeda dari
pemerintah yg berhubungan dengan „politik‟ kebijakan atau berbagai masalah yg berhubungan dgn tujuan negara, yg berada di tangan legislatif beserta yudikatif; dan
„administrasi‟ berkaitan dgn pelaksanaan kebijakan, eksekutif , birokrasi yang bersikap netral.
Paradigma I terpusat pada lokus, yaitu tempat di mana administrasi negara seharusnya berfungsi. Goodnow, administrasi kajian pada birokrasi pemerintah
Sedangkan politik pada kajian politik pada legislatif dan yudikatif.
Ada dua fungsi pemerintahan yg berbeda, sistem pemerintahan kekuasaan di AS.
Prof White menyatakan secara tegas bahwa politik seharusnya tdak ikut mencampuri administrasi dan
administrasi negara harus bersifat studi ilmiah yg bersifat „bebas nilai‟; misi administrasi negara efisiensi dan efektif.
2. Paradigma II: Prinsip-prinsip Administrasi Negara,
1927-1937
Periode kedua, diawali dengan terbitnya karangan W.F. Wilioughby yg berjudul Principles of Public Administration (1927), pada masa itu berpandangan ada prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip admistrasi berlaku dalam setiap lingkungan administrasi tanpa memandang segala macam faktor
budaya, lingkungan, organisasi, misi.
Tokoh-tokoh: Henry Fayol dll. Pada periode ini kemudian hadir Luther Gullick dan Lyndall Urwick yg mempromosikan tujuh prinsip administrasi POSDCORB.
Bagi Gullick dan Urwick, prinsip administrasi adalah penting, sedangkan keterkaitan dengan tempat dimana prinsip
tersebut diterapkan tidaklah terlalu penting. Pada paradigma II, kajian administrasi meletakkan fokus lebih penting dari pada lokus.
3. Paradigma III: Administrasi Negara sebagai
Ilmu Politik, 1950 -
1970
Sejak akhir 1930-an, muncul kritik tajam yg dilontarkan Herbert simon trhadap administrasi negara yg menolak prinsip administrasi berlaku universal. Akibatnya,
administrasi negara mundur ke dalam disiplin induknya, yaitu ilmu politik. Waktu itu teori-teori administrasi negara bersifat eklektik yg menyerap dan mengadopsi teori dari berbagai disiplin ilmu yg relevan.
Pada periode ini dikenal model institusi sebagai penjelmaan era behavioral. Para teoritis lebi berurusan dengan
bagaimana menganalisis dan memahami birokrasi-birokrasi yang ada.
Saat itu sarjana administrasi negara tampak agak kurang tertarik kepada bagaimana membuat pemerintahan yg lebih efisien, ekonomis atau produktif dibanding dengan
4. Paradigma IV: Administrasi Negara sebagai
Ilmu Administrasi, 1956 -
1970
Berdasarkan kondisi empiris, para ahli administrasi negara pada periode ini mulai menerima bahwa kata negara dalam administrasi negara tak bis diartikan dalam makna institusi, seperti masa sebelumnya. Kata negara diartikan sebagai makna filosofis dan etika yaitu sebagai segala sesuatu yang mempengaruhi kepentingan umum.
misal, Kementerian Pertahanan lebih cocok dikaji oleh
administrasi negara khususnya mengenai urusan kontrak dan hubungan politik dengan perusahaan penerbangan Lockhead yg diurus oleh administrasi niaga. Makna tradisional dari kata negara telah ditinggalkan dan diganti dengan makna yg lebih dinamis.
Pada periode ini, muncul model hubungan kemanusiaan sebagai reaksi terhadap model birokrasi klasik dan neoklasik yg menekankan atas pengendalian, struktur, efisiensi.
Periode ini, para ahli administrasi negara berusaha menguasai lebih baik manajemen agar mereka lebih memahami pengelolaan pemerintahan.
Di saat ini, muncul perkembangan lahirnya „ admininistrasi negara baru‟. Fokusnya tak banyakl membahas fenomena-fenomena efisiensi, efektivitas, soal anggaran atau teknik-teknik administrasi. Sebaliknya, administrasi negara baru sangat memperhatikan teori-teori normatif, filosofi, dan
aktivisme. Banyak membahas hal-hal yg berkaitan dengan nilai-nilai, keadilan, etika, perkembangan para anggota secara individual dalam organisasi dan masalah-masalah yg luas, seperti urbanisasi, teknologi dan kekerasan. Ada penekanan pada segi moral.
5. Paradigma V: Administrasi Negara sebagai
Administrasi Negara, 1970 -
Model pilihan publik, model ini mengadopsi pendekatan ilmu ekonomi tentang adanya „pilihan‟.
Mendorong kompetisi, persaingan, kreativitas. Orientasi pada kualitas pelayanan publik.
Selain itu juga menganalisis model hubungan kemanusiaan yang menekankan nilai-nilai kepuasan pekerja,
perkembangan pribadi, martabat dengan pilihan publik yg menekankan nilai-nilai keadilan sosial.
Perhatian pada institusi politik yg sehat yg merupakan unsur kontrol terhadap pemerintah
Spirit Entrepreneurship dalam Pemerintah
(Osborne &Gaebler, 1992)
Bentuk pemerintahan modern
Kreativitas
Terobosan
Menjawab kompetisi
Praktik beberapa pemerintah daerah
yang sukses: Pemerintah Provinsi
Reinventing government Pemerintah Katalis:
Mengarahkan Ketimbang mengayuh
•
Memfasilitasi masyarakat berdaya; civil society
•
Partisipasi
swasta
dalam
pelayanan
kepada
masyarakat dan pembangunan
•
Perampingan struktur pemerintah tanpa mengurangi
kualitas misinya
2. Pemerintah Milik Masyarakat:
Memberikan Wewenang Ketimbang Melayani
•Bertindak sebagai katalisator dan fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat
•Membuat perundangan yang sejalan untuk itu.
•Merangsang inisiatif masyarakat untuk kepentingannya sendiri
•Meningkatkan rasa kebersamaan, memiliki dan tanggung jawab
Pemerintah yang Kompetitif:
Menyuntikkan Persaingan ke dalam Memberikan
pelayanan
•
Tidak memonopoli dalam memberikan pelayanan
kpd masyarakat
•
Pelayanan yang terbuka
•
Inisiatif dan kreatifitas aparat yang harus semakin
dikembangkan
4. Pemerintah yang digerakkan oleh Misi:
Mengubah Organisasi yang digerakkan oleh
Peraturan
•
Setiap lembaga pemerintah harus menetapkan misi
dan tujuan
•
Mengembangkan sistem anggaran dan peraturan
yang memberi keleluasaan dan kebebasan para
bawahan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan
•
Pemerintah dituntut untuk memahami kebutuhan
pelanggan yang didahului dengan identifikasi
masyarakat yang dilayani
5. Pemerintah Berorientasi Pada Hasil:
Membiayai Hasil, Bukan masukan
•
Mengetahui misi dan tujuan
•
Menetapkan strategi pembiayaan dan pelaksanaan
yang efektif
•
Penetapan
standar
ukuran/indikator-indikator
keberhasilan
•
Evaluasi kinerja yang telah dicapai
•
Pengembangan sistem insentif atau penghargaan
terhadap hasil yang telah dicapai
6. Pemerintah Berorientasi pada Pelanggan:
Memenuhi Kebutuhan Pelanggan, Bukan Birokrasi
•
Mengetahui siapa masyarakat yang mesti dilayani
•
Mendengar pendapat masyarakat yang mesti
dilayani
•
Pengidentifikasian kebutuhan masyarakat
•
Penyuluhan tentang hak dan kewajiban masyarakat
7. Pemerintah Wirausaha:
Menghasilkan Ketimbang Membelanjakan
•
Membuka peluang bisnis bagi pengembangan
potensi wilayah
•
Meningkatkan kerjasama kemitraan sekor swasta
dengan strategi win-win solution
•
Peningkatan produktivitas aset-aset milik negara
sehinga tidak membebani anggaran
•
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat dengan
menarik minat investor
•
Mengurangi
pembiayaan
guna
peningkatkan
efisiensi
8. Pemerintah Antisipatif:
Mencegah dari pada Mengobati
•
Analisis situasi, internal dan eksternal
•
Identifikasi isu-isu kunci yang dihadapi
•
Pendefinisian misi yang mendasar
•
Pengungkapan sasaran dasar
•
Penciptaan visi, seperti apa keberhasilan tersebut ?
•