• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengenceran Terhadap Nilai Ph Larutan Dan Larutan Penyangga Serta Hidrolisis Garam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pengenceran Terhadap Nilai Ph Larutan Dan Larutan Penyangga Serta Hidrolisis Garam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis data dan pembahasan pengaruh pengenceran terhadap nilai ph larutan dan larutan penyangga serta hidrolisis garam

Percobaan pertama untuk mengetahui pengaruh pengenceran terhadap milai pH suatu larutan, dengan mengambil 10 ml HCl 0,1 M yang dimasukkan dalam labu takar 100 ml. kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dikocok hingga homogen. pH sebelum dan sesudah diencerkan berbeda. Sebelum diencerkan pH larutan tersebut diukur dengan indikator universal pHnya 1, setelah diencerkan pHnya 3. Kemudian dilakukan percobaan yang sama pada larutan naoh, ch3cooh, dan nh4oh. pada 10 ml larutan NaoH 0,1 M sebelum diencerkan phnya 12 setelah diencerkan phnya 11. 10 ml Larutan ch3cooh sebelum diencerkan pHnya 3 sesudah diencerkan phnya 4, dan larutan nh4oh sebelum diencerkan pHnya 7 sesudah diencerkan phnya 8. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan akuades kedalam suatu larutan akan

menyebabkan terjadinya pengenceran terhadap larutan tersebut dan mengubah ph larutan karena konsentrasi nya berubah. Hcl merupakan asam kuat, hcl merupkan asam yang banyak menghasilkam ion yang ada didalam larutannya, sehingga akan terionisasi sempurna. ketika diencerkan maka akan menurunkan jumlah ion yang dihasilkan. Yang semula ion hidronium (H+) turun dari 1x10-1 menjadi 1x10-3. Naoh merupakan basa kuat, naoh merupkan basa yang banyak menghasilkam ion OH- ketika dilarutkan dalam air. Phnya berubah dari 12 menjadi 11 karena ion hidroksida (OH-) naik dari 1x10-12 menjadi 1x10-11. Ch3cooh merupakan asam lemah yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (terionisasi sebagian) sehingga ketika diencerkan pHnya berubah dari 3 menjadi 4. Nh4Oh merupakan basa lemah yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (terionisasi sebagian) sehingga ketika diencerkan pHnya berubah dari 7 menjadi 8. Tetapi seharusnya ph awal Nh4oh tidaklah 7, karena ph=7 merupakan larutan yang netral. Hal ini terjadi karena

kurangnya ketelitian dalam membaca skala indikator universal.

Pada percobaan selanjutnya hidrolisis garam. Apabila larutan asam dan larutan basa dicampurkan maka akan menghasilkan garam dan air. Garam dapat bersifat asam, basa, atau netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya.Sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa

(2)

penyusunnya.Garam bersifat basa atau asam disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air.modul. Reaksi yang terjadi bila garam dilarutkan dalam air disebut hidrolisis. Pada percobaan ini menggunakan larutan Nacl 0,1 M, ch3cooh 0,1 M, dan nh4oh 0,1M.

larutan NaCl bersifat asam. Menurut teori, Larutan garam NaCl bersifat netral pH=7 akan tetapi dalam percobaan phnya menunjukkan 5. Hal ini mungkin terjadi karena kurang bersihnya tabung reaksi yang digunkan sehingga terkontaminasi oileh larutan sebelumnya. Natrium Klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Baik ion Na+ maupun ion Cl-berasal dari elektrolit kuat sehingga keduanya tidak bereaksi dengan air.

NaCl (aq) → Na +(aq) + Cl -(aq)

Na +

(aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)

Cl

-(aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)

NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, sehingga seharusnya larutan NaCl bersifat netral.

Larutan garam CH3COONa terdiri dari kation Na+ dan anion CH3COO-. Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis). Ion CH3COO- merupakan basa konjugasi dari asam lemah CH3COOH, sehingga bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis).

NaCH 3COO (aq) → CH 3COO - (aq) + Na +(aq)

Na +

(aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)

(3)

NaCH3COO terhidrolisis sebagian (parsial) dan menghasilkan ion OH-, maka larutan bersifat basa. Ketika diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal pHnya 8.

Larutan garam NH4Cl bersifat asam. Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3) . Amonium klorida (NH4Cl) terdiri dari kation NH4+ dan anion Cl-. Ion NH4+ merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH3 mengalami hidrolisis sedangkan ion Cl- merupakan basa konjugasi dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.

NH 4 Cl (aq) → NH 4+(aq) + Cl -(aq)

Cl

-(aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)

NH 4+(aq) + H 2 O (l) NH 3 (aq) + H 3 O +(aq)

Hidrolisis parsial ini menghasilkan ion H 3 O +, sehingga larutan bersifat asam. Dalam percobaan larutan Nh4cl phnya 5.

Percobaan selanjutnya adalah larutan penyangga. larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Percobaan dalam pembuatan larutan penyangga dengan menggunakan 3 tabung reaksi yang diberi tanda A, B, dan C. pada tabung A, 10 ml larutan natrium asetat (Ch3coona) 0,1 M ditambah dengan 10 ml larutan asam asetat (ch3cooh) 0,1 M kemudian diukur pHnya 4. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COONa) diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena CH3COOH adalah asam lemah dari hidrolisis ion CH3COO-sangat kecil dan keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-. Pada tabung B, 10 ml larutan amoniak (Nh4Oh) 0,1 M ditambah dengan ammonium klorida (nh4Cl) 0,1 M diukur pHnya 9. Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan.

(4)

Tabung C yang berisi akuades yang telah didihkan pHnya 5.

Kemudian untuk mengetahui pengaruh pengenceran pada larutan penyangga, dengan menggunakan pipet volum diambil 10 ml larutan A dan B yang dimasukkan daalm labu takar 100 ml kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dikocok hingga homogen. Diukur phnya kembali. Didapatkan ph yang sama antara sebelum dan sesudah pengenceran (pH tidak berubah).

Percobaan selanjutnya untuk mengetahui pengaru penambahan asam basa terhadap larutan penyangga. sisa tabung A B dan C dibagi menjadi dua bagian yang sama besar kemudian diberi tanmda A1-C1 dan A2-C2. Pada tabung A1-C1 diberi 2 ml larutan HCL 0,1 M. pada tabung A1 ph nya berubah dari 4 menjadi 5. Namun, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar, sehingga pH larutan tetap tidak berubah drastis, tetap pada kisaran 4– 5, ph berubah karena kurangnya ketelitian dalam membaca pH.

Seharusnya pH larutan dalam tabung A1 tetap karena asam kuat tersebut akan dinetralkan oleh ion asetat

Begitu pula ph dalam larutan pada tabung B1 berubah dari 9 menjadi 7. Larutan tersebut Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Sedangkan pada tabung C1 yaang berisi akuades terjadi perubahan PH secara drastis dari 5 menjadi 2, hal ini terjadi karena tidak ada yamng menetralkan ion H= pada akuades. Sehingga mempengaruhi konsentrasi H+

Kemudian pada tabung A2-C3 di beri 2 ml larutan naoh 0,1 M. pada tabung A2 ph nya berubah dari 4 menjadi 5. Namun, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar, sehingga pH larutan tetap tidak berubah drastis, tetap pada kisaran 4– 5, ph

berubah karena kurangnya ketelitian dalam membaca pH. Seharusnya pH larutan dalam

(5)

Begitu pula ph dalam larutan pada tabung B1 berubah dari 9 menjadi 8. Larutan tersebut jika ditambahkan basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Sedangkan pada tabung C2 yaang berisi akuades terjadi perubahan PH secara drastis dari 5 menjadi 9, hal ini terjadi karena tidak ada yamng menetralkan ion OH- pada akuades. Sehingga mempengaruhi konsentrasi OH-.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange artinya metil Jingga dalam larutan

2) Difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH dan F dalam plak dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi karies dini.. 3) Sistem buffer

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan Stainless Steel 304 terhadap laju korosi dalam larutan asam (H 2 SO 4 ) dengan derajat keasaman (pH) = 1, pada suhu 70 o C selama

Hasil penelitian tentang miskonsepsi dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen berbasis masalah yang bertujuan meminimalisasi miskonsepsi memiliki kesamaan

a) Dianjurkan agar menggunakan konsentrasi bit sebesar 4% untuk menghasilkan produk set yogurt dengan total bakteri asam laktat dan pH yang sesuai standar,

Hasil penelitian tentang miskonsepsi dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen berbasis masalah yang bertujuan meminimalisasi miskonsepsi memiliki kesamaan

Oleh karena hidrolisis hanya terjadi pada ion sisa basa lemah, maka hidrolisis ini disebut sebagai hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.. Garam dari Asam Lemah dan