• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. KETENTUAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN BIDANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. KETENTUAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN BIDANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

II. KETENTUAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN BIDANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

A. Izin Prinsip (IP) 1. Ketentuan IP

a.IP ditetapkan untuk menyatakan suatu kegiatan diperkenankan untuk beroperasi disesuaikan dengan rencana struktur dan pola ruang;

b.IP menjadi dasar dalam pemberian Izin Lokasi;

c.IP diberikan kepada suatu kegiatan yang diperkenankan untuk beroperasi dengan luas lahan di atas 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi) dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemanfaatan tanah tersebut sesuai peruntukan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang kota;

d.masa berlaku IP selama 1 (satu) tahun;

e.apabila dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sejak IP sebagaimana dimaksud pada huruf a ditetapkan dan belum memproses IL, maka IP tersebut menjadi tidak berlaku.

2. IP memuat:

a. arahan tentang kesesuaian peruntukan dengan rencana tata ruang;

b. arahan teknis pemanfaatan ruang; dan

c. peta lokasi dan kesesuaian dengan rencana tata ruang. 3. Persyaratan IP Secara Elektronik

a. permohonan IP baru dan perpanjangan diajukan Kepada Wali Kota Bogor melalui DPMPTSP dengan cara mengupload persyaratan permohonan melalui website

perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan, antara lain:

1) KTP asli pemohon dan bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan Akta Pendirian Badan Hukum; 2) Petunjuk Letak Lokasi Tanah yang dimohon;

3) Proposal rencana pemanfaatan tanah;

4) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Sistem Komfirmasi Status Wajib Pajak (SKSWP);

5) Izin Prinsip PMA/PMDN (dapat dilakukan secara paralel) b. apabila pada lokasi yang dimohon terdapat Program

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana atau pelayanan kepentingan umum atau lahan pertanian irigasi teknis harus mendapat persetujuan/rekomendasi dari Perangkat Daerah/ instansi/lembaga yang berwenang.

(2)

4. Proses IP dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

B. Izin Lokasi (IL) 1. Ketentuan IL

a. IL merupakan dasar untuk melakukan penguasaan tanah dalam rangka pemanfaatan ruang;

b. IL ditetapkan dengan berpedoman pada IP yang dikeluarkan atau merujuk pada rencana pola ruang;

c. IL diajukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) IL diberikan untuk penguasaan tanah dengan luasan di atas 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi);

2) IL diterbitkan setelah IP;

d. IL memuat persetujuan penguasaan tanah untuk kegiatan tertentu sesuai dengan IP yang diterbitkan;

e. apabila badan hukum/badan usaha/perorangan tersebut berhasil membebaskan seluruh areal yang ditunjuk, maka luas penguasaan tanah oleh badan hukum/badan usaha/perorangan tersebut dan perusahaan-perusahaan lain yang merupakan satu grup perusahaan dengannya tidak lebih dari luasan sebagai berikut:

1) untuk usaha pengembangan perumahan dan pemukiman sama dengan atau lebih dari 400 Ha (empat ratus hektar) merupakan kewenangan Provinsi;

2) kawasan resort perhotelan sama dengan atau lebih dari 200 Ha (dua ratus hektar) merupakan kewenangan Provinsi;

3) kawasan industri sama dengan atau lebih dari 400 Ha (empat ratus hektar) merupakan kewenangan Provinsi.

f. IL tidak diperlukan dan dianggap sudah dikuasai oleh badan hukum/badan usaha/perorangan dalam hal tanah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal tidak lebih dari 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha pertanian dan tidak lebih dari 1 Ha (satu hektar) untuk usaha bukan pertanian.

g. bagi lahan yang sudah dimiliki/dikuasai dengan luas lahan diatas 10.000 m2 (sepulu ribu meter persegi) setelah mendapatkan Izin Prinsip dapat langsung mengajukan permohonan IPPT.

2. Masa Berlaku IL

a. IL berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk selama 1 (satu) tahun berikutnya, apabila penguasaan tanah paling sedikit telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari luas tanah yang ditetapkan dalam IL.

b. Apabila penguasaan tanah di bawah 50% (lima puluh perseratus) sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka tidak

(3)

diberikan pengajuan IL Perpanjangan, dan IL hanya diberikan pada luasan tanah yang telah dikuasai.

c. Apabila pemanfaatan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka wajib mengajukan IP baru dengan luasan berdasarkan pencapaian penguasaan tanah terakhir dalam jangka waktu perpanjangan. d. Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada

huruf a diajukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum jangka waktu izin berakhir.

3. Persyaratan IL Secara Elektronik

a. permohonan IL baru dan perpanjangan diajukan Kepada Wali kota Bogor melalui DPMPTSP dengan cara mengupload persyaratan permohonan melalui website

perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan, antara lain:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan akta pendirian badan hukum;

2) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Surat Konfirmasi Status Wajib Pajak (SKSWP)

3) Izin Prinsip pada lokasi yang sama dengan lokasi IL yang dimohon;

4) Pertimbangan Teknis Pertanahan dari Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor.

b. Permohonan perpanjangan IL dengan cara mengupload persyaratan permohonan melalui perizinan.kotabogor.go.id,

dilengkapi persyaratan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan akta pendirian badan hukum;

2) Surat Keputusan Izin Lokasi terdahulu;

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Sistem KSWP;

4) bukti kepemilikan tanah yang sudah dibebaskan dilengkapi dengan peta lokasi;

5) pertimbangan teknis pertanahan dari Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor.

6) Laporan Monitoring Perolehan dan Pemanfaatan Tanah dari Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor.

4. Proses IL dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

(4)

C. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) 1. Ketentuan IPPT

a. IPPT diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada lahan yang sudah dikuasai kecuali untuk bangunan Rumah Tinggal b. IPPT berlaku selama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan

peruntukannya dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

c. IPPT menjadi dasar dalam pengajuan IMB . 2. Masa berlaku IPPT

IPPT berlaku selama 2 (dua) tahun dan apabila dalam waktu tersebut belum mengajukan permohonan IMB, maka IPPT dinyatakan tidak berlaku lagi, dikecualikan untuk perumahan terstruktur dan sudah mempunyai site plan.

3. Persyaratan Izin IPPT

a. Permohonan IPPT diajukan dengan menggunakan Formulir Permohonan (Format.IPPT) atau dapat diunduh melalui perizinan.kotabogor.go.id atau diambil langsung di kantor DPMPTSP Kota Bogor, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan.

b. Permohonan IPPT dilengkapi persyaratan sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian; 2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi

kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri, bermeterai cukup;

3) fotokopi NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Sistem KSWP;

4) fotokopi bukti kepemilikan tanah berupa sertifikat/Akta Jual Beli/Surat Pelepasan Hak (SPH) atas nama pemohon, yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perjanjian Kerja Sama;

5) Peta Bidang/Peta Ukur yang disyahkan oleh Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor;

6) fotokopi pembayaran lunas PBB P2 tahun berjalan;

7) melampirkan Rekomendasi Kawasan

Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dari Lanud Atang Sanjaya untuk jumlah lantai bangunan di atas 5 (lima) lantai atau ketinggian bangunan di atas 15 m (lima belas meter) dan bangunan menara/tower pada Zona Green Field dan untuk menara Roof Top pada bangunan di atas 5 (lima) lantai/15m (lima belas meter);

8) gambar Pra Siteplan/layout, dengan denah lokasi yang dimohon;

(5)

bermaksud memperluas/merenovasi atau mengembangkan lahan;

10) fotokopi SK IP dan/atau IL kecuali bagi yang dikecualikan;

11) fotokopi Izin Prinsip PMA/PMDN (untuk luas di bawah 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi);

12) rekomendasi Teknis Hasil Penilaian Analisis Dampak Lalu-Lintas/Saran Teknis Lalu Lintas;

13) fotokopi IMB dan foto bangunan eksisting apabila bermaksud bongkar-berdirikan/Perubahan Fungsi Bangunan/Perluasan;

14) surat pemberitahuan pada Tetangga bagi pemohon yang wajib SPPL dan/atau UKL/UPL, sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 24, bermeterai cukup, disetujui Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), Lurah, dan Camat, serta dilampiri fotokopi KTP tetangga;

15) untuk permohonan rumah sakit, melampirkan rekomendasi studi kelayakan dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan;

16) surat pernyataan dari pemohon mengenai jumlah kursi untuk rumah makan, dan jumlah tempat tidur bagi klinik dengan rawat inap, bermeterai cukup;

17) untuk pendirian Rumah Ibadah selain memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung juga harus memenuhi persyaratan khusus yaitu:

a) melampirkan daftar nama dan fotokopi KTP pengguna rumah ibadat paling sedikit 90 (sembilan puluh) orang yang disetujui Ketua RT, Ketua RW, Lurah, dan Camat; b) melampirkan bukti tertulis dukungan masyarakat

setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang disahkan oleh Lurah dan Camat;

c) melampirkan rekomendasi tertulis dari Kantor Kementerian Agama Kota Bogor;

d) melampirkan rekomendasi tertulis dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor.

18) surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga untuk Bangunan Menara/Tower yaitu dengan melampirkan peta lokasi warga sekitar radius 1 (satu) kali rebahan tinggi menara ditambah 5m (lima meter).

4. Proses IPPT dilaksanakan paling lama 18 (delapan belas) hari kerja dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

(6)

D. Izin Mendirikan Bangunan

1. Ketentuan Izin Mendirikan Bangunan

a. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus, oleh Pemerintah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau renovasi bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku; b. Permohonan IMB diajukan kepada Wali kota melalui DPMPTSP

dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan dan untuk IMB reklame dengan cara mengupload persyaratan melalui

perizinan.kotabogor.go.idserta melengkapi persyaratan yang telah ditentukan agar diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. IMB diterbitkan sesuai dengan fungsinya: Rumah Tinggal Tunggal dan Non Rumah Tinggal Tunggal;

d. Permohonan IMB Rumah Tinggal Tunggal di luar perumahan terstruktur dengan luas tanah maksimal 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi) dengan ketinggian maksimal 2 lantai, diterbitkan oleh Camat;

e. Proses IMB dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar;

f. Masa berlaku IMB selama bangunan tidak berubah bentuk dan fungsi.

2. Persyaratan IMB

a. permohonan IMB diajukan dengan mengisi Formulir

Permohonan yang dapat diunduh melalui

perizinan.kotabogor.go.id atau diambil langsung di kantor DPMPTSP Kota Bogor dan untuk IMB reklame menempel serta tiang pancang dengan cara mengupload persyaratan melalui

perizinan.kotabogor.go.id . Melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan;

b. permohonan IMB Rumah Tinggal Tunggal diluar perumahan terstruktur dengan luas tanah diatas 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi) dilengkapi persyaratan yang tercantum dalam Formulir Permohonan (format IMB. 1) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian; 2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi

kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri, bermeterai cukup;

3) surat pernyataan kesanggupan mematuhi ketentuan teknis dan menanggung resiko konstruksi

(7)

bangunan (format IMB. 2) bermaterai cukup;

4) fotokopi Sertifikat hak atas tanah/Akta Jual Beli/Akta Hibah/Akta Waris/Persetujuan Perjanjian Jual Beli (PPJB) beserta Tanda Lunas;

5) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun berjalan;

6) Gambar rencana arsitektur (denah, tampak dan potongan dengan skala 1:100 atau 1:200); 7) surat pernyataan tidak keberatan dari

tetangga yang berbatasan langsung, diketahui oleh RT dan RW dengan melampirkan fotokopi KTP (Format IMB.3); 8) Perhitungan konstruksi untuk bangunan

bertingkat yang ditandatangani oleh perencana konstruksi dan disetujui oleh pemilik;

9) IMB terdahulu dan gambar bangunan gedung bila bermaksud memperluas/renovasi bangunan; 10) Gambar Siteplan (bila lokasi bangunan

terletak dikomplek perumahan).

c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk IMB Non Rumah Tinggal Tunggal, dilengkapi persyaratan yang tercantum dalam Formulir Permohonan (format IMB. 4) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri; 3) fotokopi NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi

usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) surat pernyataan kesanggupan mematuhi ketentuan teknis dan menanggung resiko konstruksi bangunan (format IMB. 2) bermaterai cukup;

5) fotokopi sertifikat hak atas tanah/Akta Jual Beli/ Persetujuan Perjanjian Jual Beli (PPJB) beserta Tanda Lunas (bagi perumahan terstruktur);

6) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun berjalan;

7) Gambar rencana arsitektur (denah, tampak dan potongan dengan skala 1:100 atau 1:200);

8) surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang berbatasan langsung, diketahui oleh RT, RW, Lurah dan Camat, dengan melampirkan fotokopi KTP (Format IMB.5), apabila tidak memerlukan persyaratan pengendalian dampak lingkungan berupa AMDAL;

9) perhitungan dan gambar rencana konstruksi serta laporan hasil penyelidikan tanah untuk jenis bangunan yang memerlukan penelitian tersebut;

(8)

11) fotokopi Izin Lingkungan/SPPL Dinas LH;

12) IMB asli dan gambar bangunan gedung bila bermaksud bongkar-berdirikan/perubahan fungsi bangunan gedung; 13) fotokopi IMB terdahulu dan gambar bangunan gedung

bila bermaksud memperluas/memperbaiki bangunan gedung;

14) fotokopi rekomendasi penggunaan dan pemanfaatan rumija atau rekomendasi penataan drainase dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang;

15) fotokopi rekomendasi Sartek Lalin atau Andal Lalin dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan;

16) Rencana Tapak/Siteplan yang telah disahkan, bagi yang memenuhi kriteria siteplan;

17) Rencana Anggaran Biaya (RAB) Mechanical Electrical (ME)/ Listrik;

18) tanda terima pengurusan sertifikat Tempat Pemakaman Umum (TPU) dari BPN beserta fotokopi surat pelepasan hak (SPH) prioritas (untuk IMB Perumahan Horizontal dan Vertikal);

d. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk IMB Bangunan Gedung Bukan Hunian berupa Reklame menempel pada Gedung dalam dan luar ruang untuk luas bidang >12 M2, sebagaimana dimaksud pada angka 2 dengan cara mengupload persyaratan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi pemohon berbadan hukum dilengkapi akta pendirian;

2) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

3) surat pernyataan kesanggupan mematuhi persyaratan teknis bangunan (Format IMB. 2), bermeterai cukup;

4) IMB Bangunan gedung;

5) gambar rencana arsitektur (tampak dan potongan,dengan skala 1:50 atau 1:100) dan Perhitungan Konstruksi Reklame, dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

6) surat pernyataan tidak keberatan dari pemilik lahan apabila diselenggarakan bukan pada lahan sendiri/Surat Perjanjian Sewa;

7) jaminan asuransi kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥ 24 m2).

(9)

Bangunan Gedung Bukan Hunian berupa Reklame Tiang Pancang dalam sarana, di halaman gedung dan diatas gedung dengan luas bidang > 6 m2, dengan cara mengupload persyaratan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi pemohon berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian;

2) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

3) surat pernyataan kesanggupan mematuhi persyaratan teknis bangunan (Format IMB. 2), bermeterai cukup;

4) sertifikat hak atas tanah atau bukti perolehan tanah untuk reklame yang berdiri di luar sarana; 5) gambar arsitektur dan gambar konstruksi

serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangun gedung bukan hunian reklame dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi (untuk ukuran bidang reklame > 6m2 jenis single pole dan double pole);

6) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥ 24 m2).

f. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk IMB Pemisahan/Splitzing, dilengkapi persyaratan yang tercantum dalam Formulir Permohonan (Format IMB. 6) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

3) fotokopi NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Sistem KSWP;

4) fotokopi IMB Induk dan gambar rencana bangunan yang sudah divalidasi (denah, tampak dan potongan dengan skala 1:100 atau 1:200);

5) fotokopi sertifikat Hak Alas Tanah induk; 6) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun

berjalan;

7) daftar nama pemilik bangunan dan tipe bangunan yang akan di Splitzing;

8) fotokopi Rencana Tapak/SitePlan yang telah disahkan.

(10)

g. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk Balik Nama/Balik Alamat IMB, dilengkapi persyaratan yang tercantum dalam Formulir Permohonan (Format IMB. 7) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon berbadan hukum dilengkapi dengan akta pendirian;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

3) fotokopi NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) IMB Asli;

5) fotokopi Sertifikat hak alas tanah atau Akta Jual Beli;

6) surat pernyataan tidak melakukan perubahan fungsi dan bentuk bangunan (Format IMB.2); h. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf g untuk IMB

Gedung bukan Hunian berupa menara, dilengkapi persyaratan yang tercantum dalam Formulir Permohonan (Format IMB. 8) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon hukum dilengkapi dengan akta pendirian;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

3) fotokopi NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) fotokopi IPPT;

5) fotokopi Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL); 6) Berita Acara penyerahan PJU;

7) Surat Pernyataan Mematuhi Ketentuan Teknis dan Menanggung Resiko Konstruksi Bangunan (Format IMB. 2);

8) Surat Pernyataan menggunakan Tower Bersama; 9) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun berjalan;

10) gambar rencana arsitektur (tampak dan potongan,dengan skala 1:50 atau 1:100) dan Perhitungan Konstruksi Tower, dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

11) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Menara.

E. Izin Penyelenggaraan Reklame 1. Ketentuan IPR

(11)

a. izin yang selanjutnya disebut IPR adalah surat izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah sebagai dasar peletakan reklame dengan memperhatikan estetika, edukasi dan keserasian lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang;

b. permohonan IPR diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan cara mengupload persyaratan permohonan yang dapat diupload melalui perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan;

c. proses IPR dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak persyaratan IPR diupload dan diterima secara lengkap dan benar;

d. masa berlaku IPR selama 1 (satu) tahun;

e. permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada huruf a diajukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum jangka waktu izin berakhir.

2. Peryaratan IPR Secara elektronik

a. persyaratan permohonan pengajuan IPR dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) surat Penyataan kesesuaian reklame dan bertanggung jawab terhadap keamanan kontruksi (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) surat kesepakatan dengan pemilik persil/bangunan atau surat sewa menyewa;

5) tanda bukti pembayaran PBB-P2 tahun terakhir, untuk reklame menempel pada gedung;

6) gambar desain produk dan naskah reklame permanen; 7) foto Terbaru rencana penempatan reklame permanen; 8) Peta Denah Lokasi;

9) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 dan reklame menempel pada bangunan gedung dengan luas bidang lebih dari ≥ 12 m2 mengupload Kelaikan Fungsi Bangunan Reklame dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

10)untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 dan reklame menempel pada bangunan gedung dengan luas bidang lebih dari ≥ 12 m2 mengupload IMB reklame;

11)Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥24 m2). b. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk

(12)

Pemerintah Daerah, yaitu dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) surat penyataan kesesuaian reklame dan bertanggung jawab terhadap keamanan kontruksi (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) gambar desain produk dan naskah reklame permanen; 5) foto Terbaru rencana penempatan reklame permanen; 6) Peta Denah Lokasi;

7) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload Kelaikan Fungsi Bangunan Reklame dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

8) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload IMB reklame;

9) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥24 m2). c. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk

reklame berjalan, yaitu dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) surat penyataan kesesuaian reklame (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) foto kendaraan dengan memperlihatkan bidang yang akan dipasang reklame;

5) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih berlaku; 6) surat perjanjian dengan pemilik kendaraan apabila bukan

kendaraan milik pemohon;

7) Izin Penyelenggaraan Angkutan Dalam Trayek dan Tidak Dalam Trayek (untuk kendaraan umum).

d. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c untuk perpanjangan Izin reklame berjalan, yaitu dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

(13)

kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

3) Surat Keputusan tentang IPR Tahun sebelumnya;

4) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan bukti pembayaran pajak Reklame tahun sebelumnya (Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD));

5) foto reklame;

6) STNK yang masih berlaku;

7) Surat perjanjian dengan pemilik kendaraan apabila bukan kendaraan milik pemohon;

8) Izin Penyelenggaraan Angkutan Dalam Trayek dan Tidak Dalam Trayek (untuk kendaraan umum).

e. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk perpanjangan Izin reklame permanen, yaitu dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) Surat Penyataan kesesuaian reklame dan bertanggung jawab terhadap keamanan kontruksi (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam Sistem KSWP;

4) Surat Keputusan tentang IPR Tahun sebelumnya;

5) SKPD dan bukti pembayaran pajak Reklame tahun sebelumnya (SSPD);

6) foto reklame;

7) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 dan reklame menempel pada bangunan gedung dengan luas bidang lebih dari ≥ 12 m2 mengupload IMB reklame.

8) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥24 M2). F. Persetujuan Pemakaian Tanah untuk Reklame

1. Ketentuan Persetujuan Pemakaian Tanah untuk Reklame

a. Persetujuan Pemakaian Tanah

untuk Reklame yang selanjutnya disebut PPTR adalah surat persetujuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah sebagai dasar peletakan reklame dalam sarana dan prasarana milik Pemerintah Daerah dengan memperhatikan estetika, edukasi dan lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang;

b. permohonan PPTR mengajukan terlebih dahulu Surat Permohnan kajian teknis pemasangan reklame di Lahan Pemda/Ruang Terbuka Hijau (RTH) kepada Wali Kota melalui DPMPTSP Kota Bogor.

(14)

c. permohonan PPTR yang sudah mendapatkan rekomendasi saran teknis pemasanagan reklame di Lahan Pemerintah Daerah/RTH dapat melakukan pendaftaran dengan cara mengupload persyaratan permohonan yang dapat diupload melalui perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan;

d. proses PPTR dilaksanakan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan hasil kajian teknis PPTR disetujui oleh Wali Kota;

e. masa berlaku PPTR selama 1 (satu)

tahun;

f. permohonan perpanjangan izin

sebagaimana dimaksud pada huruf a diajukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum jangka waktu izin berakhir. 2. Persyaratan PPTR Secara Elektronik

a. Persyaratan permohonan pengajuan PPTR dengan cara mengupload persyaratan permohonan sebagai berikut:

1) KTP asli pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) Surat Penyataan kesesuaian reklame dan bertanggung jawab terhadap keamanan kontruksi (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) gambar desain produk dan naskah reklame permanen;

5) foto Terbaru rencana penempatan reklame permanen;

6) Peta Denah Lokasi;

7) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload Kelaikan Fungsi Bangunan Reklame dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

8) untuk reklame tiang pancang jenis single pole/double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload IMB reklame/tanda bukti permohonan IMB Reklame;

9) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥24 m2). b. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk

perpanjangan PPTR adalah sebagai berikut:

(15)

dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

2) Surat Penyataan kesesuaian reklame dan bertanggung jawab terhadap keamanan kontruksi (Format IPRP.1);

3) NPWP Perusahaan/NPWP Cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, NPWP Perorangan untuk usaha perorangan, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

4) Surat Keputusan tentang PPTR Tahun sebelumnya;

5) SKRD dan tanda bukti pembayaran retribusi PPTR dari PT Bank Pembangunan BJB;

6) foto reklame yang menampilkan posisi penempatan reklame;

7) untuk reklame tiang pancang jenis single pole / double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload Kelaikan Fungsi Bangunan Reklame dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau Surat Keterangan Keahlian (SKA) bidang konstruksi;

8) untuk reklame tiang pancang jenis single pole / double pole dengan luas bidang lebih dari ≥ 6 m2 mengupload IMB reklame;

9) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥24 m2).

G. Pengesahan Rencana Tapak/Site Plan

1. Ketentuan Pengesahan Rencana Tapak/Site plan

a. pengesahan rencana tapak/Site

Plan adalah pengesahan rencana tata letak bangunan pada suatu bidang lahan yang harus memenuhi ketentuan syarat administrasi, ketentuan teknis serta peletakan secara makro prasarana sarana utilitas (PSU) dan rencana sirkulasi yang terintegrasi serta tidak menimbulan konflik;

b. permohonan pengesahan rencana

tapak/Site Plan diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan cara mengisi formulir (Format SP.1), yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses pengesahan Rencana

Tapak/Site Plan dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak gambar site plan disampaikan sesuai masukan dari tim teknis pada saat rapat pembahasan.

2. persyaratan pengesahan Rencana Tapak/Site plan

persyaratan pengesahan rencana tapak/siteplansebagai berikut: a. fotokopi KTP yang masih berlaku dan bagi badan hukum

(16)

dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri bermaterai cukup;

c. fotokopi Bukti Kepemilikan Tanah dan peta bidang/peta ukur dari Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor;

d. rekomendasi Teknis Perangkat Daerah terkait;

e. fotokopi dokumen/arahan teknis sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam IPPT;

f. fotokopi IPPT;

g. fotokopi IMB awal untuk permohonan revisi site plan/perluasan bangunan;

h. Surat Perolehan Hak (SPH) Prioritas untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan tanda terima pengurusan sertifikat dari BPN (untuk permohonan Perumahan Horisontal dan Vertikal);

i. gambar Rencana Tapak/Siteplan yang telah disyahkan, dalam hal pengurusan Revisi Rencana Tapak/Site plan;

j. gambar rencana tapak dengan skala paling kecil 1:250 secara proposional yang menyajikan tata letak, tata hijau, PJU dan tata drainase ditampilkan pada kertas ukuran kertas A0 atau A1. H. Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK)

1. Ketentuan Izin Usaha Jasa Kontruksi

a. Izin Usaha Jasa Kontruksi yang selanjutnya disebut IUJK adalah izin untuk melakukan usaha di Bidang Jasa Konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah;

b. permohonan IUJK diajukan Kepada Wali kota melalui DPMPTSP dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan (dengan memperlihatkan dokumen asli) serta diproses berdasarkan tata cara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. persyaratan yang sudah masuk ke DPMPTSP akan dilakukan verifikasi lapangan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

d. proses IUJK dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar;

e. masa berlaku IUJK selama 3 (tiga) tahun. 2. persyaratan IUJK

a. persyaratan untuk permohonan izin baru dengan mengisi formulir (Format IUJK.1) adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP penanggung jawab badan usaha;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri, bermaterai cukup;

3) menyerahkan fotokopi Akta Pendirian Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK);

(17)

4) melampirkan lembar hasil verifikasi berkas permohonan IUJK dari dinas PUPR;

5) menyerahkan fotokopi pengesahan kehakiman perusahaan bagi BUJK yang berbentuk perseroan;

6) menyerahkan fotokopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku dan telah diregistrasi Lembaga;

7) menyerahkan fotokopi Kartu Penanggung Jawab Teknik-Badan Usaha (PJT-BU);

8) menyerahkan fotokopi Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat Keterampilan (SKT) dari PJT-BU yang telah diregistrasi oleh Lembaga;

9) menyerahkan Daftar Riwayat Hidup Penanggung Jawab Badan Usaha;

10) menyerahkan fotokopi KTP, ijazah pendidikan formal, SKA, dan SKT tenaga ahli/terampil BUJK;

11) SKSWP dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor; 12) senyerahkan fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) Perusahaan

apabila BUJK yang bersangkutan tergabung dalam asosiasi; 13) menyerahkan fotokopi Surat Keterangan Domisili BUJK yang

berlaku dan dileges kelurahan; dan 14) melampirkan fotokopi IMB;

15) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun berjalan;

b. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk permohonan Perpanjangan Izin dengan mengisi formulir (Format IUJK.1) paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum habis masa berlakunya adalah sebagai berikut:

1) fotokopi KTP penanggung jawab badan usaha;

2) surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

3) menyerahkan fotokopi SBU yang masih berlaku dan telah diregistrasi oleh Lembaga;

4) melampirkan lembar hasil verifikasi berkas permohonan IUJK dari dinas PUPR;

5) menyerahkan fotokopi PJT-BU;

6) menyerahkan fotokopi SKA dan/atau SKT dari PJT-BU yang telah diregistrasi oleh Lembaga;

7) menyerahkan fotokopi KTP, ijazah pendidikan formal SKA, SKT tenaga ahli/terampil BUJK dalam hal terjadi pergantian pegawai;

8) SKSWP dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor; 9) membuat surat pernyataan tidak masuk dalam Daftar Hitam

yang ditandatangani PJBU;

10) menyerahkan fotokopi Surat Keterangan Domisili BUJK yang berlaku dan dileges kelurahan;

11) menyerahkan fotokopi bukti telah menyelesaikan kewajiban pembayaran pajak atas kontrak yang diperoleh;

(18)

13) melampirkan fotokopi IMB;

14) fotokopi tanda pelunasan PBB-P2 tahun berjalan;

15) fotokopi bukti pembayaran keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan;

c. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk perubahan data diajukan paling lambat 14 hari kerja dengan mengisi formulir (Format IUJK.1) sebelum habis masa berlakunya adalah sebagai berikut:

1) menyerahkan fotokopi:

a) akta Perubahan nama direksi/pengurus untuk perubahan data nama direksi/pengurus;

b) surat keterangan domisili BUJK untuk perubahan alamat BUJK;

c) akta perubahan untuk perubahan nama BUJK; dan/atau

d) SBU yang masih berlaku untuk perubahan klasifikasi dan kualifikasi usaha;

e) IMB;

2) menyerahkan IUJK asli; dan

3) menyerahkan surat kuasa dari Penanggung Jawab Badan Usaha apabila pengurusan permohonan perubahan data IUJK dikuasakan;

4) fotokopi bukti pembayaran keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan;

5) melampirkan lembar verifikasi berkas permohonan IUJK dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

d. persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan mengisi formulir (Format IUJK.4) untuk penutupan izin adalah sebagai berikut:

1) mengisi Formulir Permohonan; 2) menyerahkan IUJK yang asli; dan 3) menyerahkan Surat Pajak terakhir.

I. Tanda Daftar Tenaga Teknis (TDTT) IUJK 1. Ketentuan TDTT IUJK

a. TDTT IUJK adalah Tanda Daftar Tenaga Teknis baik untuk usaha perseorangan melakukan usaha di bidang jasa kontruksi; b. permohonan TDTT IUJK diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir (Format TDTT.1) yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta dIPRPoses berdasarkan tata cara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses TDTT IUJK dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar;

(19)

d. masa berlaku TDTT IUJK selama 3 (tiga) tahun;

2. persyaratan TDTT IUJK untuk permohonan Izin Baru adalah sebagai berikut:

a. mengisi formulir permohonan;

b. menyerahkan fotokopi Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau sertifikat;

c. keterampilan (SKT) yang telah diregistrasi oleh Lembaga; d. menyerahkan Daftar Riwayat Hidup;

e. menyerahkan fotokopi KTP pemohon; dan

f. SKSWP dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor. J. Izin Galian Utilitas

1. Ketentuan Izin Galian Utilitas

a. Izin Galian Utilitas yang selanjutnya

disebut IGU adalah izin penempatan bangunan dan instalasi utilitas seperti kabel telepon, kabel listrik, pipa air minum, pipa gas, pipa limbah dan lainnya;

b. permohonan Izin Galian Utilitas

diajukan Kepada Wali Kota melalui DPMPTSPdengan mengisi formulir (Format IGU) yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta di proses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses IGU dilaksanakan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar;

d. masa berlaku IGU disesuaikan

dengan rencana pelaksanaan galian utilitas.

2. persyaratan Permohonan Izin Galian Utilitas sebagai berikut:

a. fotokopi KTP pemohon dan bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan Akta Pendirian;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

c. surat Pernyataan bertanggungjawab atas kewajiban memelihara dan menjaga jaringan utilitas dan menanggung segala resiko atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan yang terjadi atas sarana atau prasarana yang dibangun/dipasang pada bagian-bagian jalan yang dimohon sesuai dengan formulir (Format IGU);

d. melampirkan persyaratan teknis yaitu: 1) lokasi rencana penggalian;

2) rencana teknis; 3) metode pelaksanaan;

4) jadual waktu pelaksanaan.

e. melampirkan rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan di jalan yang merupakan kewenangan kota;

(20)

f. melampirkan rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang; g. melampirkan rekomendasi teknis dari

Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perumahan dan permukiman apabila menggunakan sarana dan prasarana RTH;

h. melampirkan jaminan asuransi

pelaksanaan paska galian untuk mengembalikan sesuai dengan kondisi semula.

K. Izin Jalan Masuk

1. Ketentuan Izin Jalan Masuk

a. Izin Jalan Masuk yang selanjutnya

disebut IJM adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah yang akan membuat jalan masuk pekarangan melalui Rumija untuk, pertokoan, komersil dan perumahan;

b. permohonan IJM diajukan kepada

Wali Kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir (Format IJM) yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses IJM dilaksanakan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar;

d. masa berlaku selama tidak ada

perubahan fungsi bangunan dan lebar akses jalan keluar/masuk kendaraan;

2. Persyaratan Permohonan Izin Jalan Masuk sebagai berikut:

a. fotokopi KTP pemohon dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

c. surat Pernyataan bertanggungjawab atas kewajiban memelihara dan menjaga jalan masuk dan menanggung segala resiko atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan yang terjadi atas sasaran atau prasarana yang dibangun/dipasang pada bagian-bagian jalan yang dimohon dan bermeterai sesuai formulir (Format IJM);

d. fotokopi bukti kepemilikan tanah;

e. fotokopi pembayaran PBB-P2 tahun Terakhir;

f. rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; g. rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang;

h. Rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perumahan

(21)

dan permukiman apabila menggunakan sarana dan prasarana RTH;

i. melampirkan gambar detail jalan masuk berikut gambar lengkap saluran air.

L. Izin Penyelenggaraan Tempat Parkir

1. Ketentuan Izin Penyelenggaraan Tempat Parkir

a. Izin Penyelenggaraan Tempat Parkir yang selanjutnya disebut IPTP adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk mengelola fasilitas parkir kendaraan;

b. masa berlaku IPTP adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak izin diterbitkan;

c. permohonan IPTP diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

d. proses IPTP dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

2. persyaratan permohonan IPTP untuk permohonan baru dengan mengisi Formulir (Format IPTP) sebagai berikut:

a. fotokopi KTP yang masih berlaku dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

c. fotokopi pembayaran PBB-P2 tahun Terakhir; d. fotokopi IMB;

e. fotokopi Siteplan/Gambar rencana areal parkir;

f. rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; g. apabila pengelola tempat parkir bukan pemilik, harus dilengkapi

surat izin/pernyataan penyelenggaraan tempat parkir dari pemilik lahan.

3. persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2 untuk permohonan perpanjangan IPTP dengan mengisi Formulir (Format IPTP) sebagai berikut:

a. fotokopi KTP dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akte pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

c. fotokopi pembayaran PBB-P2 tahun Terakhir; d. IPTP asli tahun sebelumnya;

e. fotokopi IMB;

f. fotokopi Siteplan/Gambar rencana areal parkir;

g. rekomendasi Teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan;

(22)

h. apabila pengelolan tempat parkir bukan pemilik, harus dilengkapi surat izin/pernyataan penyelenggaraan tempat parkir dari pemilik lahan;

i. fotokopi bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

M. Akta Izin Pesawat Uap

1. Ketentuan Akta Izin Pesawat Uap

a. Akta Izin Pesawat Uap yang selanjutnya disebut AIPU adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah menjalankan mesin yang menggunakan pesawat uap;

b. permohonan IPU diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir (Format IPU) yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses AIPU dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

d. masa berlaku selama 1 (satu) tahun;

2. Persyaratan Permohonan IPU sebagai berikut:

a. fotokopi KTP dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

c. fotokopi Dokumen Pesawat Uap;

d. rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan bidang transmigrasi.

N. Izin Operasi Lift

1. Ketentuan Izin Operasi Lift

a. Izin Operasi Lift yang selanjutnya disebut IOL adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mengoperasikan Lift barang atau Lift orang;

b. Permohonan IOL diajukan Kepada Wali kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir (Format IOL) yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara/mekanisme yang telah ditentukan;

c. proses IOL dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

2. Persyaratan permohonan IOL sebagai berikut:

a. fotokopi KTP dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akte pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri;

(23)

d. fotokopi IMB;

e. rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah terkait. O. Izin Operasional Menara

1. Ketentuan Izin Operasional Menara

a. Izin Operasional Menara yang selanjutnya disebut IOM adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang atau badan untuk mengoperasikan bangunan menara sesuai peruntukannya;

b. permohonan Izin diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan.

c. proses IOM dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

d. masa berlaku selama 5 (lima) tahun;

2. Persyaratan permohonan IOM untuk permohonan baru dengan mengisi Formulir (Format IOM.1) sebagai berikut:

a. fotokopi KTP dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum;

b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri bermaterai cukup;

c. rekomendasi dari Perangkat Daerah terkait; d. surat pernyataan kepemilikan menara;

e. bukti kerjasama penyelenggara menara dengan pengguna menara;

f. kesediaan perusahaan (operator) menggunakan menara secara bersama;

g. tanda bukti asuransi pertanggungan radius tinggi menara ditambah 5m (lima meter);

h. IMB Menara;

i. persyaratan teknis kesesuaian sarana pendukung meliputi: 1) pertanahan (Grounding);

2) penangkal petir; 3) catu daya;

4) lampu halangan penerbangan (Aviation Obstruction Light); 5) marka Halangan Penerbangan;

6) kesesuaian data actual dengan data dalam dokumen pelaksanaan kontruksi menara termasuk peralatan komunikasi yang terpasang;

7) penguji atau tes lapangan (on site) untuk aspek keselamatan, kesehatan, dan kemudahan pada struktur peralatan komunikasi dan perlengkapan menara serta prasarana menara pada komponen konstruksi/peralatan yang memerlukan data yang akurat.

(24)

3. persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2 untuk permohonan perpanjangan izin dengan mengisi formulir (Format IOM.2) sebagai berikut:

a. fotokopi KTP dan bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum berupa akta pendirian badan hukum; b. surat kuasa dan fotokopi KTP yang diberi kuasa dalam hal

permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri; c. rekomendasi dari Perangkat Daerah terkait;

d. surat pernyataan kepemilikan menara;

e. bukti kerja sama penyelenggara menara dengan pengguna menara;

f. tanda bukti asuransi pertanggungan radius tinggi menara ditambah 5 (lima) meter;

g. IMB Menara;

h. IOM tahun sebelumnya;

i. fotokopi bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

4. persyaratan teknis kesesuaian sarana pendukung meliputi: a. laporan hasil pemeriksaan berkala;

b. laporan hasil pengujian struktur;

c. daftar peralatan dan kelengkapan menara; d. daftar peralatan komunikasi yang terpasang;

e. laporan hasil perbaikan dan/atau penggantian komponen struktur dan/atau arsitektur pada kegiatan perawatan;

f. kesesuaian data aktual dengan data dalam dokumen pelaksanaan konstruksi menara termasuk peralatan komunikasi yang terpasang;

g. penguji atau tes lapangan (on site) untuk aspek keselamatan, kesehatan, dan kemudahan pada struktur peralatan komunikasi dan perlengkapan menara serta prasarana menara pada komponen konstruksi/peralatan yang memerlukan data yang akurat.

P. Izin Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (Izin TPS B3)

1. Ketentuan Izin

a. kegiatan penyimpanan sementara limbah B3 wajib memiliki Izin TPS B3.

b. Izin TPS B3 diberikan oleh Wali Kota.

c. Izin TPS B3 berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan;

d. perpanjangan Izin TPS B3 dilakukan dengan mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlakunya izin;

(25)

e. proses Izin TPS B3 dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

2. persyaratan Izin TPS B3 secara Elektronik

a. permohonan TPS B3 diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan cara mengupload persyaratan permohonan yang dapat diupload melalui perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan;

b. dokumen-dokumen yang harus dilampirkan sebagai berikut : 1) rekomendasi dari Perangkat Daerah yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidan lingkungan hidup;

2) jenis dan karakteristik, jumlah limbah bahan beracun dan berbahaya yang disimpan/dikumpulkan;

3) lokasi/area tempat penyimpanan/pengumpulan; 4) desain tempat penyimpanan/pengumpulan;

5) kontrak kerja dengan pihak ketiga yang telah mendapatkan izin;

6) NPWP perusahaan/NPWP cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP;

7) tanda bukti lunas pembayaran PBB-P2 asli tahun berjalan; 8) permohonan yang tidak disampaikan secara langsung oleh

pemohon sendiri harus dilampiri surat kuasa asli bermaterai cukup.

Q. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

1. Ketentuan Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

a. setiap usaha dan atau kegiatan dilarang membuang air limbah yang mengandung radioaktif ke air atau sumber air;

b. dilarang menerbitkan IPLC yang melanggar baku mutu air dan menimbulkan pencemaran air;

c. setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah cair wajib memiliki IPLC;

d. permohonan IPLC didasarkan pada hasil kajian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajian upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan;

e. IPLC berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan;

f. proses IPLC dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja dimulai sejak pendaftaran dan berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

2. Persyaratan IPLC

a. permohonan IPLC diajukan kepada Wali Kota melalui DPMPTSP dengan cara mengupload persyaratan permohonan yang dapat diupload melalui perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi

(26)

persyaratan yang telah ditentukan serta diproses berdasarkan tatacara yang telah ditentukan;

b. persyaratan izin pembuangan limbah cair sebagai berikut: 1. KTP asli pemohon;

2. rekomendasi dari DLH Kota Bogor; 3. izin Lingkungan dari DLH Kota Bogor;

4. akta pendirian perusahaan bagi yang berbadan hukum/badan usaha;

5. tanda bukti pemilikan lahan /status tanah; 6. IMB asli;

7. Izin Pengambilan Air (SIPA/SIPPA) bagi yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air;

8. Peta lokasi pembuangan limbah cair dan pengambilan air Skala 1:50.000;

9. Gambar desain konstruksi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) serta saluran pembuangan limbah cair;

10. hasil pemeriksaan kualitas limbah cair yang akan dibuang dari laboratorium rujukan;

11. surat pernyataan kesanggupan untuk mengolah terlebih dahulu air limbah yang akan dibuang sesuai dengan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan, kesanggupan untuk memasang alat ukur debit limbah, kesanggupan untuk mengirimkan hasil pemeriksaan kualitas limbah cair secara periodik sekurang kurangnya satu kali dalam sebulan, kesanggupan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, tidak membuang limbah cair ke dalam tanah. 12. IPLC lama bila perpanjangan;

13. NPWP perusahaan NPWP cabang Bogor bagi usaha yang kantor pusatnya berada di luar Kota Bogor, yang telah diverifikasi dan sesuai dalam SKSWP.

14. tanda bukti lunas pembayaran PBB-P2 asli tahun berjalan; 15. Tanda terima penyampaian LKPM periode terakhir (bagi

badan hukum/badan usaha kelas menengah dan besar) bagi yang telah memiliki izin prinsip penanaman modal);

16. Permohonan yang tidak disampaikan secara langsung oleh pemohon sendiri harus dilampiri surat kuasa asli bermeterai cukup.

Referensi

Dokumen terkait

2 Sistem OSS Persetujuan Lingkungan (PL) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) & Sertifikat Laik Fungsi (SLF) • 4 UU, 51

(9) Perencanaan teknis bangunan gedung cagar budaya yang dilestarikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b harus dilengkapi dengan pertimbangan TABG-CB

dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan teknis yang diatur dalam Peraturan ini.. PERATURAN

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi tentang Persyaratan

permission for development. Lebih lanjut juga dilakukan pengenaan development charge , sebagai kompensasi terhadap adanya peningkatan intensitas bangunan dan kegiatan dan

(1) Rencana evakuasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf a merupakan panduan evakuasi ke luar Bangunan Gedung yang digunakan oleh Pengguna Bangunan Gedung

(1) Ketentuan mengenai standar teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf e berlaku untuk bangunan dan gedung dalam Kawasan pertahanan dan