• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA PADANG. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA PADANG 2014 – 2019 (KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, DAN KEGIATAN). PEMERINTAH KOTA PADANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA PADANG PADANG 2014.

(2) Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019.

(3) DAFTAR ISI Kata Pengantar. Hal. Daftar Isi. i. Daftar Gambar. ii. Daftar Tabel Daftar Lampiran. iii. BAB I. PENDAHULUAN. 1. 1.1. Latar Belakang. 1. 1.2. Landasan Hukum. 2. 1.3. Maksud Dan Tujuan. 3. 1.4. Sistematika Penulisan. 4. BAB II. BAB III. GAMBARAN PELAYANAN SKPD. 5. 2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi SKPD. 6. 2.2. Sumber Daya SKPD. 7. 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD. 18. 2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. 25. ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 32. 3.1. 32. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD. 3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil. 41. Kepala Daerah Terpilih 3.3. Telahaan Renstra. 42. 3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian. 43. Lingkungan Hidup Strategis 3.5 BAB IV. BAB V. Penentuan Isu-Isu Strategis. 49. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN. 51. 4.1. Visi Dan Misi SKPD. 51. 4.2. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD. 52. 4.3. Strategi Dan Kebijakan. 53. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,. 56. KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VII. PENUTUP. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019. 130.

(4) DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang. 28. Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012di Kota. 31. Padang. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019.

(5) DAFTAR TABEL Tabel 1.. Jumlah Peagawai berdasarkan tingkat pendidikan. 6. Tabel 2.. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan. 6. Tabel 3.. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan. 8. Tabel 4.. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf. 8. Tabel 5.. 27. Tabel 6.. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di Kota Padang Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012. Tabel 7.. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012. 30. Tabel 8.. Strategi Pengarusutamaan Pelaksanaan RPB Kota Padang. 49. Tabel 9.. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan Fokus prioritas, Program, dan Aksi Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gempabumi. 56. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13.. 29. 58 59 60 63. Tabel 14. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tsunami. 65. Tabel 15. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Banjir. 69. Tabel 16. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tanah Longsor. 73. Tabel 17. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi Tabel 18. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Cuaca Ekstrim. 75. Tabel 19. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kekeringan. 80. Tabel 20. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Tabel 21. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit Tabel 22. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gagal Teknologi. 81. Tabel 23. Analisa Resiko Kebakaran Berdasarkan Tata Guna Lahan dan. 94. 77. 83 84. Kepadatan Tabel 24. RekapitulasiHasil Rasionalisasi Anggaran Penanggulangan Bencana. 99. Tabel 25. Rencana Aksi untuk Peningkatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan. 102. Tabel 26. Rencana Aksi untuk Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu. 104. Tabel 27. Rencana Aksi untuk Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan. 107. Tabel 28. Rencana Aksi untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Tabel 29. Rencana Aksi Penanganan Bencana Gempabumi. 108. Tabel 30. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Tsunami. 116. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019. 113.

(6) Tabel 31. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Banjir. 123. Tabel 32. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim. 126. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019.

(7) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Program, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Lampiran 2. Pagu Indikatif Rencana Pengurangan Resiko Bencana. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019. 131 134.

(8) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memenuhi ketentuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disusun Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2014 - 2019, yang selanjutnya dalam dokumen ini disebut Renstra Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019. Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014 - 2019 sebagai bagian dari agenda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPD) Tahun 2004 – 2024 Tahap kedua tahun 2014 - 2019, yaitu “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya ”, serta keberlanjutan program dan kegiatan lingkup Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang lima tahun kedepan. Renstra Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019 merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun 2014 - 2019, sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang di bidang urusan penanggulangan bencana. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara unit organisasi di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban, terutama memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam periode lima tahun kedepan. Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014 - 2019 mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025; PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 1.

(9) 1.2.. Landasan Hukum 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47 tambahan lembaran Negara republic Indonesia Nomor 4286) 2. Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan peraturan Pemerintah penganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang perubahan Daerah menjadi Undang-undang. 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2007 tentang penggulangan bencana. 5. Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja intansi pemerintah. 6. Peraturan. Pemerintah. Nomor. 38. tahun. 2007. tentang. pembagian. Urusan. pemerintahan antara pemerintahDaerah provpinsi dan pemerintah Daerah 7. Peraturan Walikota Padang Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang; 8. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Kewenangan Daerah Kota Kota Padang 9. Peraturan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Kota Padang 10. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran;. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 2.

(10) 1.3.. Maksud Dan Tujuan.  Maksud penyusunan rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang adalah : 1. Penyusunan rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang. 2. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah. Dan. Pemadam Kebakaran Kota Padang sebagai panduan bagi Badan Penganggulangan Bencana Daerah. Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang dalam melaksanakan. tugasnya sebagai pelayanan masyarakat . 3. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah. Dan. Pemadam Kebakaran Kota Padang sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Penanggulanggan Bencana Daerah Kota Padang dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu tertentu. 4. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya dengan berbagai kendala, tantangan dan peluang..  Tujuan penyusunan rencana strategis Badan Penganggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang adalah : 1. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui Peningkatan sumber manusia dan sarana prasarana 2. Meningkatkan kualitas penagulangan bencana berbasis informasi teknologi yang sinergis sehinga menghasilkan penagulangan bencana yang berkualitas. 3. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintekrasi dalam proses perencanaan pelaksanaan dan pengendaliaan penagulangaan bencana. 4. Mengembangkan penelitian sistim informasi,pelaporan dan evaluasi pelaksanaan penagulangan bencana yang efektif,efisien dan akuntabel.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 3.

(11) 1.4. Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. BAB II. BAB II. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1.2. Landasan Hukum. 1.3. Maksud Dan Tujuan. 1.4. Sistematika Penulisan. GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi SKPD. 2.2. Sumber Daya SKPD. 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD. 2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD. 3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. 3.3. Telahaan Renstra. 3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. 3.5 BAB IV. BAB V. Penentuan Isu-Isu Strategis. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi SKPD. 4.2. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD. 4.3. Strategi Dan Kebijakan. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF. BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD. BAB VII. PENUTUP. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 4.

(12) BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi SKPD 2.1.1. Tugas Pokok SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang mempunyai tugas melaksanakan : 1. Menetapkan Pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanggulangan darurat, rehabilitasi serta rekontruksi secara adil dan setara 2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan penyelenggara Penanggulangan Bencana berdasarkan peraturan perundangan 3. Menyusun dan menetapkan serta menginformasikan peta rawan bencana 4. Menyusunkan dan menetapkan prosedur tetap penangganan bencana 5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana 6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang 7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah 8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangan.. 2.1.2. Fungsi SKPD BPBD Kota Padang Dalam melakanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan. dan. penetapan. kebijakan. penanggulangan. bencana. dan. penanggulangan pengungsidengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien 2. Pengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 5.

(13) 2.1.3. Struktur Organisasi Struktural organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang terdiri dari : 1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Badan - Kepala Badan. : Drs. Nasir Ahmad, M.Si.. - Kepala Pelaksana. : Drs. H. Dedi Henidal, MM.. 2. Unsur Pengarah - Unsur Pengarah. : Instansi Terkait. - Profesional/Ahli. : Akademisi/Dunia Usaha/Kalangan Profesi. 3. Unsur Pembantu Pimpinan Yaitu Sekretaris - Sekretaris. : Budi Payan, SE.. 1. Kasubag Umum. : Joni Amir, BA.. 2. Kasubbag Keuangan/Program. : Ir. Syofyan. 3. Kasubbag Kepegawaian/Humas. :-. 4. Unsur Pelaksana - Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan. : Drs. Henry, MM.. 1. Seksi Pencegahan. : Noverman. 2. Seksi Kesiapsiagaan. : Tomi TRD, SSTP.. - Kabid Kedaruratan Dan Logistik. : Drs. Nasrul Sugana. 1. Seksi Kedaruratan. : Basril, ST., MM.. 2. Seksi Logistik. : Devi Susanti Razif, SE.. - Kabid Rehabilitasi Dan Rekontruksi. : Irwan, ST.. 1. Seksi Rehabilitasi. : Ir. Firdaus. 2. Seksi Rekontruksi. : Firdaus, ST.. - Kabid Proteksi Dan Diklat. : Azdimar Alwi, SH.. 1. Seksi Proteksi. : Mufrizal, SE.. 2. Seksi SDM Dan Diklat. : Akmad Ikhlas, S.Pd., MM.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 6.

(14) - Kabid Pemadam Kebakaran. : Eddy Asri, SH. 1. Seksi Operasional. : Suhardi, SE., MM.. 2. Seksi Sarana Dan Prasarana. : Sa’at, S.Pd., MT.. Bagan Struktur Terlampir.. 2.2. Sumberdaya SKPD 2.2.1. Personil 1. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1. Jumlah Peagawai berdasarkan tingkat pendidikan No. Pendidikan. Jumlah. 1. Strata 2 ( S2 ). 8. 2. Strata 1 (S1). 32. 3. Sarajana Muda/D3. 5. 4. SLTA Sederajat. 59. 5. SLTP Sederajat. 1. 6. SD. JUMLAH. 105. 2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan Tabel 2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan No. Pelatihan/Penjenjangan. Jumlah. 1. Spamen / Diklat Pim II. 1. 2. Spama / Diklatpim III. 4. 3. Adum / Diklat pim IV. 15. JUMLAH. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 20. 7.

(15) 3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan Tabel 3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan No. Golongan. Jumlah. 1. I ( Satu ). 9. 2. II ( Dua ). 48. 3. III ( Tiga ). 47. 4. IV ( Empat ). 1 JUMLAH. 105. 4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf Tabel 4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf No Jabatan. Jumlah. 1. Eselon II. 1. 2. Eselon III. 6. 3. Eselon IV. 13. 4. Fungsional. -. 5. Staf. 85 JUMLAH. 105. 2.2.2. Anggaran Pada tahun anggaran 2013 Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang memperoleh pagu anggaran sebesar Rp. 12.981.451.799,18 dengan realisasi dan capaian sebagai berikut : a.. Belanja Tidak Langsung. No. Kegiatan. Realisasi. Keterangan. Fisik (%) Keu (%) 1 1. 2 Tambahan penghasilan berdasarkan. 3. 4. 5. 100,00. 89,03. 89,03. 100,00. 86,71. 86,71. 100,00. 87,30. 87,30. beban kerja Rp. 824.400.000,2. Tambahan penghasilan berdasarkan resiko kerja Rp. 660.000.000,Tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif lainnya Rp. 63.000.000,-. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 8.

(16) b. Belanja Langsung 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran No. Kegiatan. 1 1. Keluaran. 2. Hasil. 3. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 4. 5. 6. 100. 43,08. 100. 79,83. 100. 54,06. 100. 99,44. 100. 89,94. 100. 89,14. Penyediaan Jasa. Tersedianya. Lancarnya administrasi. Surat Menyurat. Materai untuk. surat menyurat kantor. Rp. 4.875.000,-. kelancaran. selama tahun 2013. administrasi 2. 3. Penyediaan Jasa. Terbayarnya. Kelancaran. Komunikasi. rekening listrik,. Pelaksanaan Tugas. Rp.. telepon dan. Kantor selama Tahun. 169.359.192,-. internet. 2013. Penyediaan Jasa. Terpenuhinya. Lancarnya Kegiatan. Pemeliharaan dan. Pembiayaan Jasa. kedinasan dan. Perizinan. Keur dan STNK. operasional selama. Kendaraan Dinas/. kendaraan dinas. tahun 2013. Operasional. operasional. Rp. 28.500.000,4. Penyediaan Jasa. Tersedianya jasa. Bersihnya ruangan dan. Kebersihan. kebersihan kantor. halaman kantor selama. Kantor. tahun 2013. Rp. 60.775.000,5. Penyedian Alat. Terlaksananya. Tercapainya kebutuhan. Tulis Kantor. ATK. alat tulis kantor selama. Rp. 62.500.000,6. tahun 2013. Penyediaan. Tersedianya. Kelancaran tugas. barang cetakan. barang cetakan. administrasi. dan penggadaan. dan penggandaan. perkantoran selama. Rp. 37.500.000,-. tahun 2013. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 9.

(17) 7. Penyediaan. Tersedianya Alat. komponen listrik/ Listrik dan. pemanfaaatan sarana. Penerangan. elektronika. listrik dan elektronika. Bangunan Kantor. kantor.. kantor selama tahun. Rp. 34.875.000,8. Lancarnya. 100. 97,63. 100. 98,94. 100. 75,87. 100. 57,09. 100. 99,83. 100. 31,67. 100. 99,57. 2013. Penyediaan. Terlaksananya. Lancarnya tugas-tugas. Peralatan dan. Penyediaan. kedinasan selama. Perlengkapan. Peralatan dan. tahun 2013. Kantor. Perlengkapan. Rp.. Gedung Kantor. 115.102.100,9. Penyediaan. Tersedianya. Meningkatnya. bahan Bacaan. bahan bacaan. informasi dan. dan Per-. kantor. komunikasi. undangan-. perkantoran selama. Undangan. tahun 2013. Rp. 12.500.000,`10. Penyediaan. Tersedianya. Terdukungnya. Makanan dan. Makan dan Minum. pelaksanaan,. Minuman. untuk rapat, tamu. pelayanan rapat dan. Rp. 30.450.000,-. dan harian. tamu dinas selama tahun 2013. 11. Rapat-rapat. Tersedianya. Meningkatnya. Koordinasi dan. Pelaksanaan. koordinasi dan. Konsultasi Luar. Perjalanan Dinas. konsultasi ke luar. Daerah. ke Luar Daerah. daerah selama tahun. Rp.. 2013. 244.644.500,12. Penyediaan Alat. Terlaksananya. Terwujudnya kondisi. Kebersihan. kebersihan kantor. kantor yang bersih. Rp. 6.000.000,13. selama tahun 2013. Penyediaan Jasa. Terbayarnya gaji. Lancarnya pelaksanaan. Pelayanan Publik. dan tunjangan. tugas kantor selama. Rp. 23.330.400,-. pegawai honorer. tahun 2013. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 10.

(18) 14. Peningkatan. Terbayarnya. Lancarnya kegiatan. Pelayanan. honor petugas. kedinasan dan. Adminisytrasi. Korsik Pemadam. operasional selama. Perkantoran Rp.. Kebakaran. tahun 2013. Penyediaan. Terpenuhinya. Lancarnya kegiatan. Jaminan. pembiayaan jasa. kedinasan dan. Keselamatan/. jaminan. operasional selama. kesehatan Kerja. kesehatan/. tahun 2013. Rp. 68.925.000,-. kecelakaan. 100. 88,95. 100. 99,78. 125.100.000,15. personil 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur No. Kegiatan. 1 1. 2. Keluaran. 2. Hasil. 3. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 4. 5. 6. 100. 97,54. 100. 98,58. 100. 99,47. 100. 98,28. Pengadaan. Terpenuhinya. Lancarnya pelaksanaan. Meubelair Rp.. sarana dan. tugas kantor selama. 49.264.000,-. prasarana kantor. tahun 2013. Pemeliharaan. Terlaksananya. Lancarnya pelaksanaan. Rutin/ Berkala. pemeliharaan. tugas kantor selama. Rumah Dinas Rp.. rumah dinas. tahun 2013. Pemeliharaan. Terlaksananya. Lancarnya pelaksanaan. Rutin/ Berkala. pemeliharaan. tugas kantor selama. Gedung Kantor. gedung kantor. tahun 2013. Pemeliharaan. Tersedianya BBM,. Lancarnya kegiatan. rutin berkala. Servis dan Suku. kantor selama tahun. kendaraan dinas/. Cadang. 2013. operasional. kendaraan dinas. Rp.. operasional. 82.401.575,3. Rp. 82.401.575,4. 1.154.233.500,-. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 11.

(19) 6. Pemeliharaan. Terlaksananya. Optimalisasi pemakaian. rutin berkala. pemeliharaan. peralatan kantor. peralatan gedung. rutin/ berkala. kantor. mebeleur. 100. 68,23. 100. 0. 100. 97,70. 100. 95,75. Rp. 19.500.000,7. Pemeliharaan. Terlaksananya. Lancarnya pelaksanaan. rutin/ berkala. pemeliharaan. tugas kantor selama. meubelair Rp.. meubelair. tahun 2013. Pemeliharaan. Terlaksananya. Lancarnya operasional. rutin/ berkala. pemeliharaan. peralatan kebencanaan. peralatan. peralatan bengkel. dan pemadamn. 5.000.000,8. perbengkelan Rp.. kebakaran. 50.000.000,9. Pelatihan dan. Terlaksananya. Lancarnya pelaksanaan. perawatan alat-. pelatihan dan. kegiatan Korsik. alat Korsik Rp.. perawatan alat-. 20.000.000,-. alat Korsik. 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur No. Kegiatan. 1 1. Keluaran. 2. 3. Hasil. 4. Pengadaan. Tersedianya. Peningkatan disiplin. pakaian dinas. pakaian dinas. aparatur BPBD-PK. beserta. harian dan. kelengkapannya. pakaian dinas. Rp.. lapangan BPBD-. 143.261.000,-. PK. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 5. 6. 100. 99,41. 12.

(20) 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur No. Kegiatan. Keluaran. Hasil. 1. 2. 3. 4. 1. Sosialisasi. Penyuluhan dan. Peningkatan. peraturan. sosialisasi. kesiapsiagaan. perundang-. penanggulangan. masyarakat dalam. undangan dan. bencana dan. penanggulangan. bimbingan teknis. bahaya kebakaran. bencana dan bahaya. pencegahan. bagi aparatur. kebakaran kebakaran. bencana Rp.. kecamatan dan. bagi aparatur. 50.000.000,-. kelurahan. kecamatan dan. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 5. 6. 100. 99,90. kelurahan. 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan No. 1 1. Kegiatan. Keluaran. 2. Hasil. 3. 4. Penyusunan. Tersedianya sistim Meningkatnya kinerja. laporan capaian. pelaporan. pelaporan keuangan. kinerja dan. keuangan dan. dan aset. ikhtisar realisasi. aset. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 5. 6. 100. 100. kinerja SKPD Rp. 10.000.000,-. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 13.

(21) 6. Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya Kebakaran No. Kegiatan. Keluaran. 3. Hasil. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 4. 5. 6. 100. 98,24. 100. 98,78. 1. 2. 1. Pembelian Selang. Pembayaran. Lancarnyan operasional. Buang Dan. pembelian selang. pemadam kebakaran. Selang Hisap. buang. Rp. 100.000.000,2. Pengadaan. Pengadaan. Lancarnyan operasional. peralatan. peralatan. pemadam kebakaran. pencegahan dan. keselamatan. penanggulangan. personil dan. kebakaran Rp.. peralatan. 134.000.000,-. pendukung upaya penanggulangan bahaya kebakaran. 3. 4. Kesiapsiagaan. Pembayaran uang. Peningkatan. penanggulangan. kejadian. kesiapsiagaan personil. bahaya. kebakaran bagi. dalam upaya. kebakaranRp.. personil BPBD-PK-. penanggulangan. 452.000.000,-. PK. bahaya kebakaran. Pemeliharaan/Per. Pembayaran. Lancarnya operasional. awatan Alat-Alat. pemeliharaan alat. pemadam kebakaran. komunikasi. komunikasi. Pemadam. pemadam. Kebakaran Rp.. kebakaran. 99,78. 100. 83,33. 100. 98,58. 15.000.000,5. Pengadaan Mobil. Pembayaran. Lancarnya operasional. Pemadam. pembelian mobil. pemadam kebakaran. Kebakaran Rp.. pemadam. 1.328.700.000,-. kebakaran. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 14.

(22) 6. Peningkatan. Penyuluhan dan. Peningkatan. kesiagaan. sosialisasi. kesiapsiagaan. penanggulangan. penanggulangan. masyarakat dalam. kebakaran. bencana dan. penanggulangan. berbasis. bahaya kebakaran. bencana dan bahaya. masyarakat Rp.. 100. 96,08. kebakaran. 20.000.000,7. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam No. 1 1. Kegiatan. Keluaran. 2. Hasil. 3. 4. Perawatan. Kelancaran. Tersedianya peralatan. berkala sirine. operasional sirine. peringatan dini tsunami. peringatan dini. peringatan dini. yang operasional. tsunami Rp.. tsunami. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 5. 6. 100. 99,45. 100. 99,98. 100. 99,33. 104.750.000,2. Pengendalian dan. Pembayaran uang. Peningkatan. pengawasan. kejadian bencana. kesiapsiagaan personil. bencana alam Rp.. bagi personil. dalam upaya. 183.120.000,-. BPBD-PK-PK. penanggulangan bencana. 3. Simulasi dan. Latihan/gladi. Peningkatan. evakuasi bencana. posko evakuasi. kesiapsiagaan. Rp. 89.111.000,-. dan simulasi. penanggulangan. bencana. bencana bagi semua elemen penanggulangan bencana. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 15.

(23) 4. Penyusunan. Dokumen SOP. Dokumen SOP. rencana. penanggulangan. penanggulangan banjir. kontijensi. banjir bandang di. bandang di Kota. kerawanan. Kota Padang. Padang. Pendidikan dan. Terlaksananya. Tersedia/terbentuk KSB. pelatihan. pelatihan bagi. yang terlatih. Kelompok Siaga. anggota KSB. 100. 70,01. 100. 99,76. 100. 36,37. 100. 99,36. 100. 99,30. bencana di Kota Padang Rp. 105.900.000,5. Bencana (KSB) Kelurahan Rp. 152.955.000,6. 7. Pemeliharaan. Terlaksananya. Tersedianya rambu-. rambu-rambu. pemeliharaan. rambu evakuasi di. dan baliho. rambu-rambu. lokasi kelurahan. evakuasi. jalur evakuasi di. daerah Zona Merah. Rp. 56.506.000,-. lokasi khusus. Penyediaan sirine. Sirine peringatan. Tersedianya peralatan. peringatan dini. dini tsunami. peringatan dini. tsunami di. kebencanaan. Kecamatan Padang Utara Rp. 214.790.000,8. Pencegahan. Pengadaan plang. Tersedianya rambu-. bahaya dan. peringatan daerah. rambu peringatan. ancaman pada. rawan bencana. daerah rawan bencana. daerah rawan bencana (pemasangan plang daerah rawan bencana) Rp. 243.591.500,-. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 16.

(24) 9. 10. Pemulihan mental. Terlaksananya. Pemulihan mental. korban terkena. bimbingan. akibat trauma banjir. bencana banjir. konseling. bandang. bandang (trauma. pemulihan mental. healing) Rp.. akibat trauma. 95.000.000,-. banjir bandang. Penyediaan. Tersedianya. Kelancaran operasional. peralatan dan. peralatan. penanggulangan. perlengkapan. kebencanaan. bencana. Pemeliharaan. Tersedianya. Kelancaran operasional. peralatan. peralatan. penanggulangan. kebencanaan Rp.. kebencanaan. bencana. 114.440.000,-. yang siap. 100. 99,77. 100. 98,34. 100. 98,97. 100. 75,05. kebencanaan Rp. 167.748.000,11. operasional 12. Penyusunan. Dokumen. Dokumen rancangan. rancangan. rancangan. peraturan daerah. peraturan daerah. peraturan daerah. tentang pengurangan. rawan bencana. tentang. resiko bencana di Kota. Rp. 75.000.000,-. pengurangan. Padang. resiko bencana di Kota Padang. 8. Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah No. Kegiatan. 1 1. 2. Keluaran. Hasil. 3. 4. Sensus barang. Tersedianya data. Meningkatnya kinerja. daerah. aset SKPD. pelaporan keuangan. Rp. 15.000.000,-. Realisasi Fisik. Keu. (%). (%). 5. 6. 100. 100. dan aset. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 17.

(25) 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Hasil yang Dicapai SKPD Berdasarkan Indikator Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah No. Jenis Kegiatan. Perkembangan. Keterangan. Dalam Jumlah 2012 1.. 2013. Januari. Data 2012 belum ada (BPBD dan Pemadam Kebakaran bergabung efektif mulai 1 januari 2013). Gempa Banjir/banjir bandang Tanah longsor Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 1. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 19. Kebakaran lainnya. 3. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 18.

(26) 2.. Pebruari Gempa. 1. Banjir/banjir bandang Tanah longsor Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 1. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 1. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 15. Kebakaran lainnya. 4. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya 3.. Maret Gempa Banjir/banjir bandang Tanah longsor Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 12. Abrasi. 1. Orang hilang/hanyut/tenggelam. 4. (orang hanyut, tersambar petir, dan terkurung dalam lift). Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 18. Kebakaran lainnya. 10. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 19.

(27) Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 3. Pagar roboh dan menimpa 3 unit rumah hingga rusak berat. 4.. April Gempa Banjir/banjir bandang Tanah longsor. 1. Badai/topan/puting beliung. 2. Pohon tumbang. 19. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 4. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 13. Kebakaran lainnya. 13. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 5.. Mei Gempa. 2. Banjir/banjir bandang. 6. Tanah longsor. 1. Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 4. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 3. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 20.

(28) Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 15. Kebakaran lainnya. 7. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya 6.. Juni Gempa Banjir/banjir bandang Tanah longsor Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 2. Kebakaran pemukiman. 9. Kebakaran lainnya. 14. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 7.. Juli Gempa Banjir/banjir bandang Tanah longsor Badai/topan/puting beliung. 2. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 21.

(29) Pohon tumbang. 27. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 2. Kebakaran pemukiman. 9. Kebakaran lainnya. 14. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 8.. Agustus Gempa Banjir/banjir bandang. 7. Tanah longsor. 2. Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 9. Abrasi. 1. Orang hilang/hanyut/tenggelam. 4. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 2. Kebakaran pemukiman. 19. Kebakaran lainnya. 13. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 22.

(30) 9.. September Gempa Banjir/banjir bandang. 2. Tanah longsor Badai/topan/puting beliung. 4. Pohon tumbang. 6. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 2. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 1. Kebakaran pemukiman. 15. Kebakaran lainnya. 17. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya 10.. Oktober Gempa Banjir/banjir bandang. 2. Tanah longsor. 1. Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 7. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 4. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 1. Kebakaran pemukiman. 19. Kebakaran lainnya. 14. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 23.

(31) kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 11.. Nopember Gempa Banjir/banjir bandang. 8. Tanah longsor. 3. Badai/topan/puting beliung. 1. Pohon tumbang. 9. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan. 2. Kebakaran pemukiman. 21. Kebakaran lainnya. 11. Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/. pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 12.. 1. Desember Gempa Banjir/banjir bandang. 10. Tanah longsor. 3. Badai/topan/puting beliung Pohon tumbang. 6. Abrasi Orang hilang/hanyut/tenggelam. 2. Evakuasi korban bencana Kebakaran hutan Kebakaran pemukiman. 18. Kebakaran lainnya. 5. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 24.

(32) Bangunan runtuh Penyaluran air bersih Penyemprotan rumah Pembersihan. jalan/pemotongan. kayu Kecelakaan/bencana lainnya. 1. Jumlah Bencana. 224. Jumlah Kebakaran. 325. Total. 549. 2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara 0º44’00” dan 1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09” Bujur Timur. Luas daerah pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2. Menurut pembaharuan melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas Kota Padang bertambah menjadi 1.414,96 Km2, karena adanya penambahan wilayah perairan seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara. : Kabupaten Padang Pariaman. 2. Sebelah Selatan. : Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Sebelah Barat. : Samudera Hindia. 4. Sebelah Timur. : Kabupaten Solok. Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan seluruh pinggiran pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah dataran rendah yaitu wilayah yang sebagian besar sudah berkembang (termasuk kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi yaitu wilayah yang berada pada lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai karakteristik yang sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya. Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat laut ke tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir bagian utaralebih landai dan ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai yang curam.Kedalaman rata-rata perairan antara Kota Padang dengan pulau-pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 25.

(33) jajaran pulau tersebut kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa karang (fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman mencapai tiga meter, kemudian perairan berubah secara tajam dengan kedalaman mencapai 30 - 60 meter. Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini menyebabkan Kota Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi. Pada beberapa titik abrasi pantai telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti pembangunan batu grid. Namun demikian, alternatif lain perlu dilakukan karena masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di Kota Padang. Salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar dibeberapa titik. Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran rendah yang kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini terjadi hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa titik banjir. Namun kejadian yang cukup memberikan dampak kerugian adalah banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan abrasi sungai bahkan merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut. Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang mempunyai iklim tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 26,3o – 28o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 79 – 83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti cuaca ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya. Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota Padang secara tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini disebabkan oleh proses subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dengan adanya proses tersebut daerah Padang menjadi rawan terjadinyagempabumi bahkan berpotensi menimbulkan tsunami. Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu pada zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar Sumatera. Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu pada tanggal 30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada penggunaan lahan di Kota Padangyang mengalami sedikit perubahan. Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan pertanian yang beralih menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 26.

(34) pergeseran pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By Pass). Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan perkantoran. Tetapi sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan. Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya dalam jumlah dan kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS (Padang Dalam Angka tahun 2012), kepadatan penduduk Kota Padanghampir mencapai 1.200 jiwa per km 2. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang jumlah, luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di Kota Padang Jumlah Kepadatan No Kecamatan Penduduk Luas (km2) (Jiwa/km2) (Jiwa) 1. Bungus Teluk Kabung. 23. 142. 100, 78. 227,19. 2. Lubuk Kilangan. 49.750. 85, 99. 568,09. 3. Lubuk Begalung. 108.008. 30, 91. 3.443,29. 4. Padang Selatan. 57.386. 10, 03. 5.754,54. 5. Padang Timur. 77.952. 8, 15. 9.554,36. 6. Padang Barat. 46.060. 7, 00. 6.482,86. 7. Padang Utara. 69.275. 8, 08. 8.554,36. 8. Nanggalo. 57.731. 8, 07. 7.097,27. 9. Kuranji. 128.835. 57, 41. 2.207,44. 10. Pauh. 60.553. 146, 29. 404,79. 11. Koto Tangah. 165.633. 232, 25. 697,86. 844.316. 694, 96. 1.199,44. TOTAL Sumber : BPS, 2012. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 27.

(35) Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi. Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada umumnya berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di Kota Padang. Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat dari perkembangan kejadian bencana minimal dalam 10 tahun terakhir.Kejadian bencana tersebut didapatkan dari data catatan kejadian yang ada di nasional maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan kejadian untuk potensi bahaya lainnya di daerah tersebut. Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis potensi bahaya. Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota Padang tercatat 6 jenis bencana terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Untuk melihat kecenderungan kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam rentang waktu 10 tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.. Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012. Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 28.

(36) Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati oleh tim penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012 NO. Jenis Bahaya. Kecenderungan Kejadian Meningkat. Tetap. Menurun. 1. Banjir. √. -. -. 2. Cuaca Ekstrim. √. -. -. 3. Tanah Longsor. -. √. -. -. √. -. -. √. -. 4 5. Gelombang Ekstrim Kekeringan. Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2013 Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan kejadian bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota Padang dalam rentang waktu tahun 2002 – 2012 yaitu: 1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004,2007 dan 2009 serta banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung mengalami peningkatan. 2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami peningkatan terutama untuk 3 tahun terakhir. 3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik bahwa persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang signifikan. 4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10 tahun terakhir mengalami kecenderungan tetap. Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah penyakit, gagal teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan kejadian dengan kecenderungan tetap. Hal ini menjadi kesepakatan tim penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota Padang. Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan sangat berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang. Bencana prioritas didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan analisis kecenderungan ini nantinya. Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan dampak yang cukup besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 29.

(37) cukup besar adalah gempabumi pada tanggal 30 September 2009. Kejadian gempabumi juga berdampak kepada Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar. Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan lainnya. Untuk lebih jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang tercatat dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.. Tabel 7. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012 Bencana. Jumlah. Mngl. Kejd. Luka Hilang Mende luka. Mngs. rita. Rmh. Rmh. Rsk. Rsk. Brt. Rngn. Banjir. 38. 62. 40. 4. 13.424. 980. 65. 0. Gelombang. 8. 2. 6. 0. 384. 7.656. 760. 1.232. 11. 774. 2.46. 4. 0. 0. 79.01. 167.232. Ekstrim dan Abrasi Gempabumi. 2 Kebakaran. 6. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 4. 12. 8. 6. 0. 0. 0. 0. Kekeringan. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Cuaca Ekstrim. 5. 0. 5. 0. 0. 100. 11. 11. Tanah Longsor. 10. 48. 9. 4. 0. 0. 18. 2. JUMLAH. 78. 898. 2.530. 18. 13.808. 8.736. Hutan dan Lahan Gagal teknologi. 79.87 168.477. Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012 Berdasarkan Tabel 7 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil dari DIBI Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang paling banyak terjadi dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah di Kota Padang. Hal ini dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian banjir juga memiliki frekuensi kejadian yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami peningkatan kejadian.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 30.

(38) Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi yang terjadi sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain dari 2 kejadian tersebut, Kota Padang juga pernah mengalami kejadian kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan abrasi sebanyak 8 kali, gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah longsor sebanyak 10 kali. Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase kejadian bencana di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.. Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012. Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012di Kota Padang. Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah kejadian yang terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian bencana di Kota Padang, tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Padang.Beberapa kejadian banjir juga terkait denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan perbandingan persentase sebesar 12,82% dari total kejadian. Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga tergolong kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut memberikan dampak cukup besar terhadap penduduk, bangunan dan lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang paling kecil adalah untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase sama yaitu 1,28%.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 31.

(39) BAB III. ISU-ISU STATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahaan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Adanya keterbatasan sumber daya dan kewenangan maka perlu adanya strategi dan sasaran yang akan dimuat dalam RPB. Terdapat 7 jenis strategi yang telah disinkronkan dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Strategi tersebut nantinya akan dikembangkan mengikuti. mekanisme. penganggaran. tahunan. daerah. dan. anggaran. khusus. dalam. penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan bencana. Secara umum pengelompokan strategi dibagi atas strategi generik dan strategi spesifik untuk setiap jenis bencana. Pengelompokan untuk strategi generik terkait dengan perkuatan aturan. dan. kapasitas. kelembagaan,. perencanaan. penanggulangan. bencana. terpadu,. pendidikan, penelitian dan pelatihan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat. Sedangkan untuk strategi spesifik lebih kepada pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Untuk lebih jelas terkait dengan strategi dan sasaran penanggulangan bencana yang akan di lakukan di Kota Padang dapat uraikan lebih jelas sebagai berikut: 3.1.1. Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan Strategi ini merupakan merupakan upaya dalam menata ulang peraturan yang mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana. Selain itu juga selaras dengan upaya peningkatan kapasitas kelembagaan yang terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaannya di Kota Padang difokuskan untuk mencapai sasaran melalui:. 1. Penguatan Kerangka Hukum Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kerangka hukum untuk pengurangan risiko bencana perlu dilakukan perkuatan melalui beberapa bentuk. Salah satunya dengan penataan ulang dan penyelarasan aturan lain yang telah berlaku dengan undang-undang penanggulangan bencana. Upaya ini dapat dilakukan di tingkat nasional maupun daerah yang belum membuat aturan terkait penanggulangan bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan dengan pembuatan aturan pendukung yang bersifat teknis serta memastikan pelaksanaan seluruh kerangka hukum yang telah diperkuat.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 32.

(40) Kota Padang telah memiliki beberapa aturan hukum yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan. penanggulangan. bencana.. Berbagai. perkembangan. dalam. penanggulangan bencana membutuhkan penyesuaian terkait dengan regulasi yang telah ada. Selain itu diharapkan strategi penanggulangan bencana dapat diperkuat dengan penyesuaian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang. Namun demikian, perlu adanya pengembangan aturan pendukung lain terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Salah satunya dengan mengarahkan rencana tata guna lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana. Perencanaan tata guna lahan di Kota Padang telah bertahap untuk lebih dikembangkan didaerah aman. Meskipun demikian penyusunan aturan pendukung dalam mengatur rencana tata guna lahan dan IMB yang mempertimbangkan aspek pengurangan risiko perlu lebih diutamakan.. 2. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Tata Kelola Penanggulangan Bencana Tata kelola yang baik bagi program-program pengurangan risiko bencana yang dilaksanakan oleh pemerintah atau pun lembaga nonpemerintah perlu ditingkatkan. Tata kelola lebih kepada upaya untuk menjamin perbandingan lurus antara besaran anggaran dengan besaran manfaat yang diperoleh. Tata kelola yang baik perlu menjadi sebuah komitmen bersama dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta pengawasan bersama menjadi komponen intinya. Salah. satu. upaya. dalam. mewujudkan. tata. kelola. tersebut. adalah. dengan. pengembangan sistem informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan berupa publikasi terhadap data kerentanan daerah perlu diketahui dan diakses oleh masyarakat dan komunitas lain di luar daerah.Upaya publikasi dapat dimulai dengan pembangunan pusat data dan informasi bencana yang mudah diakses dan diperbaharui. Pusat data dan informasi khusus di daerah dapat menjadi suatu hal mendasar dalam menyusun dan merencanakan kebijakan dalam penanggulangan bencana. Sistem perencanaan kebijakan dengan pengawasan dan evaluasi terhadap prosedur yang digunakan perlu dikembangkan. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat juga menjamin terlaksananya mekanisme evaluasi terhadap prosedur yang digunakan. Efektivitas pelaksanaan operasi dapat ditinjau melalui pertukaran informasi yang relevan khususnya pada masa tanggap darurat. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya peningkatan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 33.

(41) kapasitas kelembagaan yang dikembangkan dan dievaluasi secara berkala khususnya dalam operasi tanggap darurat bencana. Jika dilihat dari segi anggaran, penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan sudah terbukti meningkatkan besaran anggaran yang diinvestasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana. Namun demikian besaran anggaran yang digunakan belum menjamin besarnya manfaat yang diperoleh oleh masyarakat untuk perlindungan dari bencana. Oleh sebab itu perlu efektivitas penggunaan anggaran agar adanya keseimbangan antara besaran anggaran dan besaran manfaat yang diperoleh. Khusus untuk pelaksanaan pengawasan bersama, dibutuhkan suatu mekanisme yang mampu menyediakan data yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan analisis manfaatbiaya (cost benefit analysis). Analisis manfaat biaya ini dapat memperlihatkan nilai efektivitas program-program yang dijalankan untuk pengurangan risiko bencana. Gabungan dari seluruh upaya yang telah dijelaskan sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas tata kelola yang lebih baik. 3.1.2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu Strategi dalam perencanaan penanggulangan bencana secara lebih terpadu di Kota Padang difokuskan dalam upaya mengintegrasikan RPB kedalam RPJMD. Perencanaan ini ditindaklanjuti kedalam rencana strategis dan rencana kerja SKPD tahunan. Untuk mencapai sasaran dalam mewujudkan perencanaan penanggulangan bencana terpadu dapat melalui program.. 1. Pengarusutamaan PB dalam Pembangunan. Penyebab tumpang tindihnya program-program penanggulangan bencana selama ini karena adanya proses tidak normal dari internalisasi penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan. Hal ini terjadi karena paradigma daerah masih bersifat taktis dan tidak terencana pada saat terjadinya bencana. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses internalisasi yang lebih berfokus dalam pergeseran paradigma pengurangan risiko bencana dibanding penyelenggaraan operasi tanggap darurat dan pemulihan akibat bencana. Perencanaan penanggulangan bencana Kota Padang perlu dilakukan sinkronisasi dan internalisasi kedalam perencanaan pembangunan daerah. Penyusunan perencanaan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 34.

(42) penanggulangan bencana yang berdasarkan kajian risiko bencana diharapkan secara bertahap. dapat. dikembangkan. dan. diselaraskan. dengan. dasar. kajian. dalam. perencanaan pembangunan daerah. Upaya ini dikembangkan agar perencanaan penanggulangan bencana dapat lebih terpadu dan selaras dengan perencanaan daerah. Pengembangan kajian risiko bencana perlu dilakukan antar daerah administrasi. Hal ini menjadi penting bilamana tingkat risiko berada pada lintas batas wilayah. Upaya bersama dalam penyesuaian kajian dan menyangkut kepada perencanaan daerah perlu dilakukan. Sehingga terdapat kajian risiko yang saling terkait antar daerah yang berdekatan. Upaya ini dapat diinisiasi dengan membentuk sebuah gugus tugas yang beranggotakan pemangku kepentingan lintas batas wilayah. Pembentukan ini dilakukan dalam menjamin. proses. internalisasi. penanggulangan. bencana. dalam. perencanaan. pembangunan khususnya di wilayah kerjasama. 2. Pemaduserasian Mekanisme Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Sistem terpadu dalam pengurangan risiko bencana dapat dibagi dalam dua bagian. Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap darurat dan keterpaduan antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan. Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap darurat bencana difokuskan kepada sistem kesiapsiagaan bencana yang meliputi sistem peringatan dini, sistem evakusi dan perencanaan kontingensi. Sedangkan keterpaduan sistem antara pengurangan. risiko. bencana. dengan. pemulihan. bencana. difokuskan. kepada. pengembangan pola mitigasi pada proses pemulihan pada daerah yang pernah terkena bencana. Dalam perencanaan penanggulangan bencana, sistem peringatan dini multibahaya dan sistem informasi peringatan bencana didaerah diharapkan menjadi bagian yang terintegrasi dengan sistem informasi bencana nasional. Pengembangan sistem informasi yang terpadu dengan sistem peringatan dini bencana multibahaya diharapkan dapat mensinkronkan kesenjangan-kesenjangan yang ada antar sistem peringatan bencana yang telah ada. Pengembangan sistem peringatan dini dan sistem informasi bencana diarahkan kepada perluasan daerah pelayanan sistem di masyarakat, peningkatan tingkat kepercayaan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 35.

(43) masyarakat terhadap informasi peringatan, serta perbanyakan alternatif moda penyebaran arahan. Khusus untuk sistem peringatan dini bencana tsunami rekomendasi terhadap pengembangan dan penyelesaian rantai peringatan dari nasional hingga ke komunitas menjadi prioritas pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Untuk membangun sistem yang terpadu ini membutuhkan kerjasama bersama dan upaya bertahap yang didukung oleh pemangku kepentingan terkait. Selain sistem informasi, pengembangan juga perlu dilakukan dalam penyusunan rencana penanggulangan kedaruratan bencana di Kota Padang.UU 24/2007 sebenarnya telah mensyaratkan penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana sebagai dasar perencanaan kesiapsiagaan. Namun hingga kini, tidak ada satu pun aturan pendukung yang memberikan penjelasan spesifik terkait bagaimana dokumen ini disusun dan seperti apa pola penerapannya pada saat tanggap darurat bencana. Dokumen ini boleh jadi menjadi jalan keluar untuk menjawab permasalahan perencanaan kontingensi bencana yang belum menjadi dasar sebagian besar pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana. Rencana yang dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana diharapkan dapat dipadukan dalam sistem operasi tanggap darurat. Hal ini menjadi sasaran yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih memadukan perencanaan yang telah ada ataupun yang akan dilaksanakan. Keberhasilan perencanaan tentu tidak bisa lepas dari pelaksanaan latihan dari rencana yang telah disusun secara berkala. Keterpaduan sistem pemulihan dengan pengurangan risiko bencana, diarahkan kepada pendekatan mitigasi dan pencegahan bencana sejenis terjadi di Kota Padang. Untuk itu sistem pemulihan sebaiknya dipadukan dengan sistem pencegahan dan mitigasi yang berorientasi kepada penerapan rencana tata ruang, pengelolaan lingkungan, sensitif gender dan kelompok rentan.. 3.1.3. Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan Dalam strategi ini, diharapkan adanya perubahan jangka panjang yang berfokus pada pergeseran paradigma untuk pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Pola pergeseran paradigma dapat menggunakan pengembangan strategi pendidikan dan penyadaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dan bentuk informasi yang mungkin. Pergeseran paradigma ini seharusnya membuat trend baru dan bagian dari Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 36.

(44) gaya hidup modern di masyarakat umum. Sangat penting untuk membangun paradigma ini menjadi sesuatu yang dihargai dan berkembang dengan pola-pola yang mungkin ditiru oleh masyarakat. Upaya dasar yang dapat dilakukan dengan pemberdayaan hasil riset terapan baik dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian yang berkaitan penanggulangan bencana. Salah satunya melalui kajian rasio perbandingan investasi (cost benefit analysis) terhadap setiap fase penanggulangan bencana. Selain itu dapat dikembangkan juga hasil riset yang dapat diterapkan secara langsung oleh individu dan keluarga seperti pembangunan rumah aman gempa, sumur resapan dan lain lain. Diharapkan dengan adanya beberapa riset terkait penanggulangan bencana di Kota Padang dapat menurunkan kerentanan daerah terhadap risiko muti bahaya. Selain itu, melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan adanya kesadaran dan pola pikir masyarakat dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Beberapa kegiatan dan latihan yang telah dilakukan di Kota Padang perlu lebih ditingkatkan dan dilakukan secara berkala. Penyusunan rencana aksi kesiapsiagaan bencana perlu disusun ditingkat masyarakat secara partisipatif. Hal ini diharapkan Pola pendekatan untuk menggeser paradigma ini, selain bersifat trend-setter, juga harus mengedepankan pembangunan ketangguhan komunitas. Sehingga pengurangan risiko bencana menjadi prioritas dan pengarusutamaan untuk dapat diterapkan sampai ke tingkat kelurahan.. 3.1.4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Strategi dalam peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat di Kota Padang difokuskan kepada program pemberdayaan masyarakat dan perkuatan fungsi kemitraan dalam pengurangan risiko bencana. 1. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat untuk Penanggulangan Bencana Pemberdayaan masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana di Kota Padang telah berjalan cukup baik. Upaya yang dilakukan secara bertahap dalam menciptakan kemandirian dan keterlibatan aktif masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Hal yang perlu dijaga adalah sinergitas upaya-upaya pemerintah terkait pengurangan risiko bencana di masyarakat. Pelaksanaan pengurangan faktor-faktor kerentanan dasar masyarakat perlu lebih dikembangkan.. Berbagai. upaya. dapat. dilakukan. dengan. mengoptimalkan. pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu juga Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 37.

(45) dengan memberikan pengembangan mata pencaharian alternatif yang dapat dijalankan masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak kerugian daerah baik dari segi ekonomi maupun lingkungan akibat bencana. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana dimulai dari. redefinisi. intervensi. pemberdayaan. termasuk. di. dalamnya. mekanisme. penganggaran untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di masyarakat. Program. pemberdayaan. masyarakat. dalam. penanggulangan. bencana. tidak. berorientasi pada jumlah yang dialokasikan, tetapi pada penjaminan terbentuknya penguatan kapasitas masyarakat secara stabil dan berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya proses advokasi dan saling berbagi dalam pemberdayaan komunitas ini. Beberapa inisiatif telah dibentuk untuk dijadikan sebagai ruang berbagi dan advokasi pada skala nasional, daerah ataupun lokal. Inisiatif-inisiatif ini perlu. tetap. dikembangkan. untuk. menjaga. aliran. semangat. pemberdayaan. masyarakat. Sinergisitas upaya pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan berbasis bahaya dan kerentanan masing-masing. Sehingga pendekatan untuk tiaptiap daerah akan menjadi spesifik sesuai dengan kondisi budaya setempat. 2. Peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan bencana. Perkuatan fungsi kemitraan perlu diarahkan untuk dapat menggalang berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana di luar anggaran APBN dan APBD. Tidak hanya itu, arah kemitraan yang bersifat cair lebih memungkinkan untuk penyelesaian masalah yang bersifat mendesak diluar proses birokrasi. Penggalangan inisiatif penggunaan hasil teknologi terapan yang dirancang untuk efisiensi upaya pengurangan risiko bencana dapat dimulai dari kemitraan yang telah ada. Kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat perlu dikembangkan dalam upaya perlindungan perekonomian. Pembangunan kemitraan yang dilakukan secara bertahap dan berkala akan dapat mengurangi risiko bencana daerah baik dari segi perekonomian maupun sektor produksi. Perkuatan pembangunan kemitraan diharapkan juga menggalang kontribusi dukungan partisipatif sektor swasta dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Untuk memfasilitasi efektivitas penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu perkuatan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB). Pembangunan forum Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 38.

(46) PRB Kota Padang yang terdiri dari aktor lintas sektoral diharapkan mampu mempercepat kemajuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Padang. Aktor lintas sektoral yang merupakan pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam melaksanaan perencanaan penanggulangan bencana yang telah disusun.. 3.1.5. Pengurangan Risiko Bencana Salah satu strategi penting yang dilakukan sebelum terjadinya bencana adalah upaya pengurangan risiko. Secara umum upaya pengurangan risiko disesuaikan dengan jenis dan karakteristik setiap potensi bahaya yang ada. Beberapa langkah yang diambil dalam pengurangan risiko bencana secara garis besar terangkum dalam; 1. Pencegahan bahaya Upaya pencegahan bahaya lebih kepada pengurangan tingkat risiko yang akan muncul dengan melakukan pengelolaan pada lokasi sumber bahaya. Dengan adanya perlakuan di sumber bahaya maka diharapkan kejadian bencana dapat dihilangkan. Berbagai upaya yang dilakukan perlu dikondisikan dengan jenis bahaya yang berpotensi terjadi di Kota Padang. Bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempabumi dan cuaca ekstrim dapat dikembangkan upaya lebih kepada upaya pengurangan kerentanan.. 2. Pengurangan Kerentanan Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko yang akan muncul dengan melakukan mitigasi struktural maupun nonstruktural. Mitigasi struktural dapat dilakukan dengan memperkuat bangunan ataupun infrastruktur yang berpotensi terkena bencana. Sedangkan mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan upaya-upaya untuk lebih meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menjaga kepekaan agar dapat melakukan tindakan akurat sebelum atau ketika bencana terjadi.. 3. Peningkatan kapasitas Upaya peningkatan pengetahuan pemerintah maupun masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana dengan mengetahui jenis bahaya dan dampak kejadian. Upaya peningkatan kapasitas diharapkan dapat lebih menyeluruh bukan hanya terfokus satu atau dua jenis bencana saja. Hal ini dikarenakan jenis bahaya yang berpotensi memiliki pemahaman pengetahuan yang berbeda. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 39.

(47) 3.1.6. Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana difokuskan kepada: 1. Peningkatan kesiapan menghadapi bencana Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat dimulai dari peningkatan kesiapan menghadapi bencana. Upaya awal diharapkan dapat terciptanya sistem peringatan dini yang mampu menyebarluaskan informasi peringatan. Sistem yang dikembangkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sebelum terjadi bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan tersedianya tempat dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi. Penyediaan tempat dan jalur evakuasi ini lebih dititik beratkan pada daerah yang memiliki risiko tinggi. Selain itu perlu ditunjang dengan tersedianya tempat pengungsian yang dilengkapi dengan sumber air bersih, sarana sanitasi dan layanan kesehatan. 2. Optimalisasi operasi tanggap darurat dan percepatan pemulihan dini Upaya penyelenggaraan operasi tanggap darurat pemulihan dini pada masa tanggap darurat merupakan kebijakan yang perlu diambil pada masa krisis. Upaya yang dilakukan lebih kepada kajian cepat serta pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban selama masa tanggap darurat. Selain itu, pemulihan darurat lebih kepada pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembalian fungsi sarana dan prasarana kritis. 3.1.7. Optimalisasi Pemulihan dampak bencana Pemulihan dampak bencana dikelompokkan kepada rehabilitasi infrastruktur dan rehabilitasi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Penyelenggaraan pemulihan lebih kepada normalisasi secepatnya kehidupan dan prikehidupan korban bencana. Dalam mencapai sasaran untuk optimalisasi pemulihan dapat dilakukan dengan penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh BNPB.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 40.

(48) 3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.2.1. Visi Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang yang terpilih untuk periode 2014 – 2019 adalah sebagai berikut : “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya. “ 3.2.2. Misi Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas dijabarkan kedalam misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman, kreatif, dan berdaya saing 2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah barat sumatera 3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan 5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat, dan menghargai kearifan lokal 6. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, dan melayani Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pencegahan dan penanggulangan bencana/pemadam kebakaran maka misi yang ke-5 (lima) menjadi acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang. 3.2.3. Program Program unggulan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dalam rangka merealisasikan misi di atas adalah : 1.. Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar, serta pengendalian banjir dan genangan air. 2.. Menyelenggarakan pendidikan, pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan, seni, budaya, dan olahraga yang lebih berkualitas, serta gratis pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK Negeri serta pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa berpresatasi dari keluarga miskin. 3.. Menyediakan terminal angkutan kota dan terminal bus dalam 2 (dua) tahun, serta penataan sistem transportasi kota yang lebih baik. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 41.

(49) 4.. Merehabilitasi 1.000 unit/tahun rumah tidak layak huni dan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin. 5.. Membangun Pasar Raya Padang dalam 2 (dua) tahun dan merevitalisasi pasarpasar pembantu. 6.. Meningkatkan dana operasional kecamatan, kelurahan, RW, RT, dan garin mesjid/mushala sebanyak 200%. 7.. Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000.000.- (satu juta rupiah) untuk warga Kota Padang. 8.. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru di Kota Padang, pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan nelayan. 9.. Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak dan ramah. 10.. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS. 3.3. Telahaan Renstra Sesuai Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) maka BPBD-PK Kota Padang secara efektif baru terbentuk pada 4 Desember 2012 sehingga rencana strategis yang ada pada saat itu masih merupakan renstra masing-masing SKPD yang bergabung. Penyusunan renstra strategis untuk BPBD-PK baru dimulai pada Mei 2013 dan masih dalam bentuk draft atau konsep sementara sebagai acuan pelaksanaan tupoksi SKPD dengan visi, misi, dan program sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota padang 2009 – 2014.. Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 42.

(50) 3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Padang merupakan pusat pertumbuhan wilayah Sumatera Barat, dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, pariwisata, industri dan perdagangan. Perkembangan Kota Padang yang relatif pesat, dilihat dari kegiatan ekonomi dan fungsi pelayanan primer dan sekunder sangat berpengaruh terhadap kegiatan kota secara keseluruhan. Hal ini terlihat dalam bentuk kebutuhan akan wadah atau ruang yang cukup besar untuk mendukung aktifitas ekonomi dan fungsi pelayanan sebagai penunjang kegiatan ekonomi tersebut. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2004-2013, arahan pengembangan pusat-pusat pelayanan yaitu: Pusat Pelayanan Utama di kawasan pusat kota, Sub Pusat Pelayanan Utama di kawasan Lubuk Buaya, Air Pacah, Bandar Buat, Tabing, Teluk Bayur, dan Bungus serta Pusat Pelayanan Kegiatan di kawasan Anak Air, Limau Manis, Pasar Baru, Pasar Raya, Gunung Padang, dan Sungai Pisang. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Padang Tahun 2004-2008 (berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2004) ditetapkan 4 (empat) Sentra Perkembangan Kota dan 18 (delapan belas) Kawasan Prioritas Pengembangan. Untuk mengembangkan kawasan prioritas tersebut masih perlu dilengkapi dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Teknis Tata Ruang Kota sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan. Sentra perkembangan dan kawasan prioritas Kota Padang yaitu : -. Sentra Perkembangan Pusat Kota: kawasan Pasar Raya, kawasan eks Terminal Lintas Andalas, kawasan eks Bandara Tabing, kawasan wisata terpadu Gunung Padang, dan kawasan sepanjang pantai. -. Sentra perkembangan Utara: kawasan Air Pacah, kawasan perbatasan sekitar Bandara Internasional Minangkabau, kawasan Pasar Induk Anak Air, kawasan Padang Industrial Park, kawasan Pasar Lubuk Buaya, kawasan perkantoran Pemko Padang. -. Sentra perkembangan Timur: kawasan Bandar Buat, kawasan Kampus Universitas Andalas - Limau Manis, kawasan Pasar Baru, kawasan Padang By Pass. -. Sentra perkembangan Selatan: kawasan Teluk Bayur, kawasan Industri Maritim Bungus, kawasan wisata Sungai Pisang. 3.4.1. Perubahan Penggunaan Tanah Kota Padang merupakan suatu entity yang memperlihatkan sejarah perkembangan kota pesisir dengan dinamika masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang menjadi kota jasa, perdagangan dan industri. Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan social ekonomi yang berlangsung. Kondisi ini akan mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan, sementara sumber daya alam yang dapat diolah untuk menunjang perkembangan diatas sangat terbatas. Pergeseran penggunaan lahan tersebut dapat Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 43.

(51) terlihat dari tumbuh dan berkembangannya bangunan baru untuk menampung kegiatan-kegiatan pemukiman, perdagangan, jasa maupun industri. Implementasi konsep dasar Induk Kota Padang yang dituangkan dalam pengaturan tata ruang kota tampak bahwa pemukiman/perumahan merupakan salah satu dasar membentuk struktur kota. Pemukiman/perumahan merupakan unsur pendukung /penunjang dari pusat pengembangan kota yaitu pusat pengembangan industri, pusat kota/inti kota, dan pengembangan pendidikan. tetapi pemukiman juga menjadi struktur wilayah kota itu sendiri. Sektor pemukiman/perumahan menduduki urutan ketiga yaitu sekitar 15,47% dari total penggunaan lahan yang ada setelah penggunaan lahan untuk hutan/konservasi dan lahan kosong/pertanian. Luas penggunaan lahan total yang terdapat dalam wilayah Kota Padang adalah 69.496 ha (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padang, 2008) Dalam pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan di Kota Padang terdapat berbagai masalah seperti : -. Terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan permukiman dan kebun. -. Pembangunan yang melanggar sempadan bangunan yang ditetapkan dan pembangunan yang tidak sesuai dengan penggunaan lahan yang ditetapkan. -. Pemanfaatan lahan di kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Padang yang dapat mengganggu fungsi ekologis DAS tersebut sehingga berdampak terhadap kawasan pemukiman di hilirnya. -. Batasan kepemilikan lahan yang masih banyak kurang jelas. Lahan di kota Padang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan, yaitu untuk pertanian, perdagangan, perumahan, maupun untuk pembangunan berbagai fasilitas pelayanan perkotaan. Penggunaan lahan yang terdapat di kota Padang terdiri dari wilayah hutan yang terdiri dari hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, serta hutan bakau. Lahan persawahan terdiri dari sawah beririgasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lainnya. Lahan non sawah terdiri dari rawa-rawa, ladang/tegalan, perkebunan, perukiman, kolam air tawar, padang rumput alami, tanah tandus/rusak, tanah terlantar dan lain lain. Berikut ini tabel penggunaan lahan di Kota Padang. Total luas lahan kritis di kota Padang adalah 49.133,5 ha, yang terdiri dari 17.999.70 ha berpotensi kritis, 24.254.10 ha agak kritis, 5.281.70 ha sudah kritis, dan 1.598.00 ha dalam kondisi sangat kritis Jumlah total lahan kritis ini lebih dari setengah luas wilayah kota Padang yaitu 69. 496 ha . Kota Padang dengan luas 69.496 ha mempunyai lahan kritis seluas 6.410 ha atau 12,22 % dari luas Kota Padang. Perincian luas lahan kritis tersebut di dalam kawasan hutan 1.410 ha dan di luar kawasan hutan 5.000 ha.. Berpedoman pada luas kawasan hutan Kota Padang menunjukan bahwa luas hutan (hutan lindung dan hutan konservasi adalah 36.500,24 ha dan areal non hutan 32.995, 76 ha. Dari luas kawasan hutan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam Kebakaran Kota Padang 2014-2019. 44.

Referensi

Dokumen terkait

Disediakan tabel tentang pengaruh cahaya matahari siswa dapat menjelaskan 3 pengaruh yang menguntungkan dan 2 yang merugikan akibat cahaya matahari terhadap lingkungan

Hasil wawancara menunjukan para pelaku usaha perikanan mengetahui secara pasti bahwa para petugas penertiban retribusi izin usaha perikanan adalah merupakan unsur

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2017-2022 / 2 Sebagai salah satu upaya optimalisasi penanganan bencana, maka penyusunan rencana strategis pada lembaga

Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019 merupakan pedoman, arah kebijakan dan strategi dalam penyelenggaraan

Hal ini menunjukan bahwa total asset yang meningkat dan pertumbuhan penjualan yang meningkat akan berdampak pada kinerja keuangan yang meningkat (3) Pengaruh risiko bisnis dan

Manajemen atau pengelolaan sarana prasarana pendidikan meliputi 4 (empat) prosedur kegiatan yakni (1) perencanaan; meliputi analisa kebutuhan, rancangan pembelian

Tujuan penyusunan Renstra Perubahan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023 adalah untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan pembangunan strategis

Pada triple point akan menyebabkan konsentrasi tegangan yang akan menyebabkan terbentuknya ledge. Begitu juga akibat adanya partikel keras pada grain boundary