• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN

NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

Aprilica Manggalaning Murti, Mega Marliana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

ABSTRAK

Latar belakang : Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontarepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu cara efektif yang sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan tingkat keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD.

Metode penelitian : metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kriteria pasangan usia subur menggunakan jenis alat kontrasepsi apapun di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen pada tanggal Maret – April sebanyak 325 responden. Sampel yang digunakan sebanyak 131 responden dengan menggunakan cluster random sampling.

Hasil penelitian : tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun 2013 sebagian besar mempunyai pengetahuan baik sebanyak 62 responden (47,3%) berpengetahuan cukup 58 responden (44,8%) dan pengetahuan kurang 11 responden (8,4%).

Simpulan: tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun 2013 memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 62 responden (47,3%)

Kata kunci: tingkat pengetahuan, pasangan usia subur, alat kontrasepsi IUD

PENDAHULUAN

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak cukup strategis karena berada diantara dua provinsi besar yaitu bagian barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2010 sebesar 32.382.657jiwa, dengan luas wilayah sebesar 32.544,12 kilometer persegi (km²), rata-rata.Kepadatan penduduk sebesar 995,04 jiwa untuk setiap km². Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010oleh Badan Pusat Statistik, didapatkan jumlah penduduk laki-laki di Jawa Tengah16.091.112 jiwa (49,69%) dan jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah16.291.545 jiwa (50,31%).

(2)

Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar98,77 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100 penduduk perempuanada sekitar 98 atau 99 penduduk laki-laki(Dinkes, 2011).

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untukmenangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu programnya denganKeluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan Nasionalyang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujudkan pembangunan yangberwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS untuk mengikutiProgam Keluarga Berencana (BKKBN,2011).

Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaianMetode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontarepsi Dalam Rahim(AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu cara efektifyang sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakantingkat keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan(BKKBN, 2008).

Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur(PUS) yang baru pertama kali

menggunakan salah satu cara/alat dan/atauPUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelahmereka berakhir masa kehamilannya.Jumlah PUS Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebanyak 6.549.125 lebih sedikit dibanding tahun 2010 (6.561.243). Peserta KB baru pada tahun 2011 (13,7%), menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2010 (15,20%)(Dinkes, 2011).

Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi pada tahun 2010 Suntik (58,13%), PIL (19,46%), Implant (8,97%), IUD (5,99%), Kondom (5,24%),dan MOW(2,23%), MOP (0,23%).Sedangkan pada tahun 2011Suntik (54,2%), PIL (18,4%), Implant (12,2%), IUD (6,9%), Kondom (5,8%), MOW (2,0%),dan MOP (0,4%)(Dinkes, 2011).

Cakupan peserta KB aktif Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar76,8%, mengalami penurunan dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010(78,57%). Angka ini sudah mencapai target (70%).Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2011,jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi Suntik (54,44%), Pil (16,63%), IUD (10,43%), Implant (9,09%), MOW

(3)

(1,84%),Pengguna KB IUD berada diurutan ke-3 dari pengguna KB Suntik dan Pil(Dinkes, 2011).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen jumlah PUS menggunakan kontrasepsi tahun 2013 sebanyak 186.953 peserta dengan rincian Suntik (38,4%), MOW (12,7%), Implant (10,5%), Pil (8,14%), IUD (6,24%), Kondom (0,64%), dan MOP (0,46%).Pengguna KB IUD berada diurutan ke-5 dari pengguna KB lain.

Di Kecamatan Ngrampal jumlah PUS menggunakan kontrasepsi tahun 2012 sebanyak 6427 peserta dengan rincian Suntik (56,2%), MOP/MOW (20,3%), Pil (10,1%), Implant(7,9%), IUD (4,5%), dan Kondom (0,6%), Sedangkan tahun 2013 sebanyak 8.239 peserta dengan rincian Suntik (43,4%), MOW (17,4%), Pil (6,09%), Implant (4,83%), IUD (3,1%), MOP (1,03%), dan Kondom (0,43%). KB IUD di tahun 2012 ke 2013 mngalami penurunan 1,4%.

Di wilayah Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal tercatat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2013 sebanyak 751 peserta KB dengan rincian Suntik (62,8%), MOW (18,6%), Pil (7,2%), Implant (6,0%), IUD (4,8), Kondom (0,8%) dan MOP (0,1%).

Di wilayah Desa Bener Kecamatan Ngrampal tercatat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2013 tercatat

peserta KB sebanyak 793 orang dengan rincian Suntik (64,31%), MOW (15,8%), Pil (9,83%), Implant (5,92%), IUD (5,04%), MOP (0,25%), dan Kondom (0,25%).

Tingkat kematian terutama kematian bayi dan anak,erat kaitannya dengan masalah kualitas penduduk. Untuk meningkatkan kualitas penduduk usaha yang dapat menaikkan tingkat kesehatan, pengetahuan, dan sikap serta perilaku masyarakat untuk hidup sehat terus ditingkatkan. Upaya langsung untuk menurunkan kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga berencana yaitu dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) agar memakai alat kontrasepsi. Jumlah PUS yang memakai alat kontrasepsi ini terus ditingkatkan.Sedangkan alat kontrasepsi yang dipakai ditingkatkan kepadayang lebih efektif(Yetti dan Martini, 2011).

Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2010).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti tentang alat

(4)

kontrasepsi IUD dengan cara mewawancarai 15 orang pengguna KB di Dusun Tawengan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen didapatkan hasil 5 orang telah mengetahui alat kontrasepsi IUD dan 10 orang belum mengetahui tentang alat kontrasepsi IUD.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti tentang alat kontrasepsi IUD dengan cara mewawancarai 15 orang pengguna KB di Dusun Bener Desa Bener Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen didapatkan hasil 9 orang telah mengetahui alat kontrasepsi IUD dan 6 orang belum mengetahui tentang alat kontrasepsi IUD.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (WUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.”

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pende-katan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan

kontrasepsi di Desa Pilangsari. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 131 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan cluster random sampling.

Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah Analisis Univariat. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden Penelitian a. Pekerjaan

Diagram 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Berdasarkan diagram 4.1 maka distribusi responden berdasarkan pekerjaan dari 131 responden, pekerjaansebagian besar yaitu IRT sebanyak 80 responden (61,1%).

(5)

b. Pendidikan

Diagram 4.2 Karakteristik Res-ponden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan Diagram 4.2 maka tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh 131responden sebagian besar adalah SLTA yaitu sebanyak 80 responden (60,1%).

2. Deskriptif Variabel Penelitian

a. Tingkat Pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

Diagram 4.3 Distribusi

Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD

Berdasarkan diagram 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan pasangan usia

subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD. Dari hasil penelitian pada 131 responden didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa pasangan usis subur (PUS) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 62 responden (47,3%). b. Tingkat Pengetahuan Pasangan

Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD berdasarkan aspek pekerjaan, pendidikan yang dimiliki responden.

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD berdasarkan pekerjaan.

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 131 responden berdasarkan aspek pekerjaan sebagian besar pasangan usia subur(PUS) di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen memiliki pekerjaan sebagai IRT dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 38 responden (29%).

(6)

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD berdasarkan Pendidikan.

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 131responden berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan hasil yaitu pasangan usia subur (PUS) di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen paling banyak berpendidikan SLTA dan memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 39responden (29,7%).

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti maka berikutnya akan dibahas tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen berdasarkan pengetahuan.

Berdasarkan diagram 4.1 karateristik responden berdasarkan pekerjaan dari 131 responden menunjukkan sebagian besar responden sebagai IRT yaitu sebanyak

80 responden (61,1%) dan berdasarkan tabel 4.1 tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, berdasarkan pekerjaan didapatkan sebagian besar responden berkerja sebagai IRT dan mempunyai pengetahuan baik sebanyak 38 responden (29%)

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.(Mubarak, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden bekerja sebagai PNS dan IRT memiliki tingkat pengetahuan baik. Meskipun sebagai IRT sesorang dapat juga mendapatkan pengetahuan atau pengalaman dari orang lain, informasi melalui berbagai media seperti surat kabar, TV maupun radio sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Hendra, 2012).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan pasanganusia subur dalam pelaksanaan kontrasepsi.

(7)

Berdasarkan diagram 4.2 karateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dari 131 responden menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 80 responden (61,1%) dan berdasarkan tabel 4.2 tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentangAlat Kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, berdasarkan pendidikan didapatkan sebagian besar responden mempunyai berpendidikan SMA dan mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 responden (29,7%)

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpendidikan sebagai PT dan SMA memiliki tingkat pengetahuan lebih baik dari pada yang berpendidikan dibawah SMA. Pada umumya seseorang yang

mempunyai pendidikan lebih tinggi maka pengetahuannya akan lebih baik pula pendidikan mempengaruhi terhadap daya tangkap seseorang terhadap informasi yang didapat.

Berdasarkan Diagram 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa mempunyai tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 62 responden (47,3%).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)(Mubarak, 2011).

Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang antara lain faktor pendidikan, dan pekerjaan (Mubarak. W, 2011).

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik simpulan Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen sebagian besar adalah dalam kategori baik

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal antara lain: Bagi Peneliti khususnya yang berkaitan dengan alat kontrasepsi IUD sebagai bahanpertimbangan bagi peneliti selanjutnya dengan menggunakan metode lain sehingga dapat dibandingkan hasilnya antara peneliti sebelumnya dengan peneliti selanjutnya. Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kontrasepsi khususnya kontrasepsi IUD sehingga dapat memberikan pelayanan kontrasepsi yang lebih bermutu. Diharapkan responden lebih aktif meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga. Diakses tanggal 03 November 2014 jam 17.00.

Didapat dari:

http://www.bkkbn.go.id.

DinKes. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jateng. Diakses tanggal 10 November 2014 jam 11.00.

Didapat dari:

http://www.dinkesjatengprov.go.id. Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Machfoedz, I. 2009. Metodelogi

Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

Mubarak, W. I. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riyanto. A. 2009. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Noha Medika. Saifuddin, A. 2010. Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Sibangariang. Dkk. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Trans Info Media.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsimi_Arikunto. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Suratun. Sri, dkk. 2008. Pelayanan

Keluaga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Natawijaya A.md.

(9)

Syaifrudin. Yudhia, F. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Wawan, D. Dewi, M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha

Yetti, A. Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press.

Gambar

Diagram  4.1  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Pekerjaan.
Diagram  4.2  Karakteristik  Res- Res-ponden Berdasarkan Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

yang cocok untuk kondisi ternaungi dengan tumbuhan yang bisa tumbuh pada. kondisi

Masukan data yang digunakan pada program perubahan garis pantai terdiri dari data garis pantai awal yang diperoleh dari citra satelit tahun 2000 (Lampiran 8), hasil refraksi

mukhabarah kerjasama dalam lahan pertanian yang dilakukan di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sesuai dengan hukum Islam dikarenakan akad

Precancerous lesions of the upper digestive tract that can be found are Barrett's esophagus, chronic gastritis with or without Helicobacter pylori infection, atrophic gastritis,

Dari uraian diatas, pada dasarnya sikap merupakan pernyataan kejiwaan seseorang yang menentukan suatu perbuatan secara positif maupun negatif yang merupakan terhadap sesuatu hal

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan ”, maka terdapat beberapa variabel

4.2 Langkah Kerja Pembuatan Komponen Alat Angkat Sepeda Motor Bebek .53 4.3 Urutan Pemasangan Alat Pengangkat Sepeda motor

grade one to six and sampling the chapters from each coursebook (2) Incorporate series of coursebooks from only one primary level with including all the chapters in