• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Laba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Laba"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI TEORI AKUNTANSI

MATERI TEORI AKUNTANSI

BAB 4

BAB 4

KONSEP LABA

KONSEP LABA

““

OLEH : OLEH :

Resta

Resta Puspita Puspita S. S. (11080694210)(11080694210) Irene

Irene Kristianti Kristianti (11080694211)(11080694211) Firda

Firda Maulidiyah Maulidiyah A. A. (11080694212)(11080694212) Kartika

Kartika Fahru Fahru A. A. (11080694213)(11080694213) M. M. Farid Farid M. M. (11080694214)(11080694214)

S1 AKUNTANSI 2011 AA

S1 AKUNTANSI 2011 AA

FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2014

2014

(2)

4.1

4.1 PendahuluanPendahuluan

Menurut Belkaoui ( 1997 ) konsep laba merupakan suatu pos dasar dan penting yang Menurut Belkaoui ( 1997 ) konsep laba merupakan suatu pos dasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, seperti

memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, seperti 1.

1. Sebagai dasar perpajakanSebagai dasar perpajakan

Orang pribadi, badan, dan warisam yang belum terbagi termasuk objek pajak. Orang pribadi, badan, dan warisam yang belum terbagi termasuk objek pajak. Cara pengukuran atau perhitungan pajak untuk badan berdasarkan laba yang Cara pengukuran atau perhitungan pajak untuk badan berdasarkan laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh diperoleh selama periode tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh dinas Perpajakan

dinas Perpajakan 2.

2. Kebijakan Deviden dan laba DitahanKebijakan Deviden dan laba Ditahan

Saham yang ditanamkan oleh stakeholder merupakan salah satu modal Saham yang ditanamkan oleh stakeholder merupakan salah satu modal  perusahaan.

 perusahaan. Imbalan atas Imbalan atas penanaman penanaman modal modal saham saham tersebut berupa tersebut berupa deviden deviden yangyang diberikan perusahaab pasa periode tertentu sesuai dengan laba yang diperoleh diberikan perusahaab pasa periode tertentu sesuai dengan laba yang diperoleh  perusahaan

 perusahaan dan dan besar besar presentase presentase saham saham yang yang ditanam ditanam oleh oleh masingmasing  –  –   masing  masing stakeholder

stakeholder 3.

3. Investasi dan pengambilan keputusanInvestasi dan pengambilan keputusan

Para Stakeholder mempertimbangkan penanaman sahamnya pada suatu Para Stakeholder mempertimbangkan penanaman sahamnya pada suatu  perusahaan

 perusahaan salah salah satunya satunya dengan dengan melihat melihat besarnya besarnya laba laba perusahaan perusahaan tersebut tersebut dandan  prospek di masa yang akan datang

 prospek di masa yang akan datang 4.

4. Sebagai alat prediktif Sebagai alat prediktif 

Laba dapat digunakan untuk estimasi besarnya laba yang akan datang dan Laba dapat digunakan untuk estimasi besarnya laba yang akan datang dan  peristiwa ekonomi yang akan terjadi

 peristiwa ekonomi yang akan terjadi 5.

5. Sebagai ukuran efisiensiSebagai ukuran efisiensi

4.2

4.2 Polomik Tentang LabaPolomik Tentang Laba

Agio saham merupakan laba, dengan alasan pokok sebagai berikut Agio saham merupakan laba, dengan alasan pokok sebagai berikut 1.

1. Biasanya perusahaan membagikan keuntungan dikemudian hari oleh karenanyaBiasanya perusahaan membagikan keuntungan dikemudian hari oleh karenanya meminta agio.

meminta agio.

Penulis berpendapat bahwa agio muncul dari perbedaan harga jual saham dengan Penulis berpendapat bahwa agio muncul dari perbedaan harga jual saham dengan harga nominalnya yang telah dibayar investor secara mempertimbangkan secara harga nominalnya yang telah dibayar investor secara mempertimbangkan secara rasional. Agio merupakan pos lain di luar laba, baik laba ditahan maupun laba rasional. Agio merupakan pos lain di luar laba, baik laba ditahan maupun laba tahun berjalan

(3)

4.1

4.1 PendahuluanPendahuluan

Menurut Belkaoui ( 1997 ) konsep laba merupakan suatu pos dasar dan penting yang Menurut Belkaoui ( 1997 ) konsep laba merupakan suatu pos dasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, seperti

memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, seperti 1.

1. Sebagai dasar perpajakanSebagai dasar perpajakan

Orang pribadi, badan, dan warisam yang belum terbagi termasuk objek pajak. Orang pribadi, badan, dan warisam yang belum terbagi termasuk objek pajak. Cara pengukuran atau perhitungan pajak untuk badan berdasarkan laba yang Cara pengukuran atau perhitungan pajak untuk badan berdasarkan laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh diperoleh selama periode tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh dinas Perpajakan

dinas Perpajakan 2.

2. Kebijakan Deviden dan laba DitahanKebijakan Deviden dan laba Ditahan

Saham yang ditanamkan oleh stakeholder merupakan salah satu modal Saham yang ditanamkan oleh stakeholder merupakan salah satu modal  perusahaan.

 perusahaan. Imbalan atas Imbalan atas penanaman penanaman modal modal saham saham tersebut berupa tersebut berupa deviden deviden yangyang diberikan perusahaab pasa periode tertentu sesuai dengan laba yang diperoleh diberikan perusahaab pasa periode tertentu sesuai dengan laba yang diperoleh  perusahaan

 perusahaan dan dan besar besar presentase presentase saham saham yang yang ditanam ditanam oleh oleh masingmasing  –  –   masing  masing stakeholder

stakeholder 3.

3. Investasi dan pengambilan keputusanInvestasi dan pengambilan keputusan

Para Stakeholder mempertimbangkan penanaman sahamnya pada suatu Para Stakeholder mempertimbangkan penanaman sahamnya pada suatu  perusahaan

 perusahaan salah salah satunya satunya dengan dengan melihat melihat besarnya besarnya laba laba perusahaan perusahaan tersebut tersebut dandan  prospek di masa yang akan datang

 prospek di masa yang akan datang 4.

4. Sebagai alat prediktif Sebagai alat prediktif 

Laba dapat digunakan untuk estimasi besarnya laba yang akan datang dan Laba dapat digunakan untuk estimasi besarnya laba yang akan datang dan  peristiwa ekonomi yang akan terjadi

 peristiwa ekonomi yang akan terjadi 5.

5. Sebagai ukuran efisiensiSebagai ukuran efisiensi

4.2

4.2 Polomik Tentang LabaPolomik Tentang Laba

Agio saham merupakan laba, dengan alasan pokok sebagai berikut Agio saham merupakan laba, dengan alasan pokok sebagai berikut 1.

1. Biasanya perusahaan membagikan keuntungan dikemudian hari oleh karenanyaBiasanya perusahaan membagikan keuntungan dikemudian hari oleh karenanya meminta agio.

meminta agio.

Penulis berpendapat bahwa agio muncul dari perbedaan harga jual saham dengan Penulis berpendapat bahwa agio muncul dari perbedaan harga jual saham dengan harga nominalnya yang telah dibayar investor secara mempertimbangkan secara harga nominalnya yang telah dibayar investor secara mempertimbangkan secara rasional. Agio merupakan pos lain di luar laba, baik laba ditahan maupun laba rasional. Agio merupakan pos lain di luar laba, baik laba ditahan maupun laba tahun berjalan

(4)

2.

2. Dikarenakan agio bukan modal saham maka prinsip akuntansi secara ketatDikarenakan agio bukan modal saham maka prinsip akuntansi secara ketat menangkap agio harus dicantumkan terpisah. Pencantuman agio saham secara menangkap agio harus dicantumkan terpisah. Pencantuman agio saham secara terpisah dari perkiraan modal saham otomatis dianggap sebagai laba ( untuk terpisah dari perkiraan modal saham otomatis dianggap sebagai laba ( untuk melaksanakan prinsip full disclosure ).

melaksanakan prinsip full disclosure ). 3.

3. Dikarenakan boleh membagi deviden dari agio saham maka agio juga merupakanDikarenakan boleh membagi deviden dari agio saham maka agio juga merupakan laba

laba 4.

4. Agio boleh langsung diterima emitenAgio boleh langsung diterima emiten

Agio boleh langsung diterima emiten, namum laba tidak sama dengan penerimaan Agio boleh langsung diterima emiten, namum laba tidak sama dengan penerimaan kas. Laba rugi adalah penghasilan dikurangi biaya, dimana definisi penghasilan kas. Laba rugi adalah penghasilan dikurangi biaya, dimana definisi penghasilan dan biaya diatur oleh standar akuntansi. Dari definisi ini, akuntansi menganggap dan biaya diatur oleh standar akuntansi. Dari definisi ini, akuntansi menganggap  bahwa agio sebagai saham bukan laba. Itu hanya penerimaan kas.

 bahwa agio sebagai saham bukan laba. Itu hanya penerimaan kas.

Laba Merupakan

Laba Merupakan informasi yang informasi yang penting penting dalam suatu dalam suatu laporan keuangan. Anglaporan keuangan. Angka inika ini  penting untuk

 penting untuk 1.

1. Berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima NegaraBerfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara 2.

2. Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahanMenghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan  perusahaan

 perusahaan 3.

3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilanMenjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan

keputusan 4.

4. Menjadi dasar peramalan laba maupun kejadian ekonomi di masa datangMenjadi dasar peramalan laba maupun kejadian ekonomi di masa datang 5.

5. Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensiMenjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi 6.

6. Menilai kinerja/segmen perusasahaan/divisiMenilai kinerja/segmen perusasahaan/divisi 7.

7. Perhitungan ZakatPerhitungan Zakat

4.3

4.3 KonsepKonsep –  –  Konsep Laba Konsep Laba

Konsep Laba Pada Tingkat Struktural Konsep Laba Pada Tingkat Struktural

Menurut FASB Statement Account Concepts No. 1 dalam Hendriksen ( 1997 : 30 ), Menurut FASB Statement Account Concepts No. 1 dalam Hendriksen ( 1997 : 30 ), dikemukakan bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi dikemukakan bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi  perusahaan

 perusahaan dan dan dapat dapat digunakan digunakan untuk untuk memprediksi memprediksi arus arus kas kas dimana dimana yang yang akanakan datang.

(5)

1. Pendekatan Tranksaksi terhadap pengukuran laba. Jenis Tranksaksinya ada dua yaitu :

 Pendekatan internal, terjadi karena adanya penggunaan atau konversi dalam

 perusahaan

 Pendekatan eksternal, terjadi karena adanya kegiatan transfer

aktiva/kewajiban dengan pihak lain

a. Komponen laba bersih dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara seperti menurut produk atau kelompok pelanggan

 b. Laba yang berasal dari operasi dan tranksaksi ekrternal dapat dilaporkan secara terpisah

c. Sebagai dasar penetuan jenis dan kuantitas aktiva dan kewajiban pada akhir periode

d. Berbagai la[poran yang dibuat dapat saling melengkapi agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam

2. Pendekatan kegiatan terhadap pengukuran laba

Berdasarkan pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bila terjadi kegiatan tertentu. Misalkan laba dari kegiatan akan dicatat selama proses perencanaan,  pembelian, produksi dan penjualan serta penagihan.

Kelebihan dari pendekatan ini adalah :

a. Pengukuran konsep laba yang berbeda dapat digunakan untuk tujuan yang  berbeda

 b. Efisiensi Manajemen dapat diukur lebih baik jika komponen laba dikalsifikasikan menurut berbagai jenis operasi atau kegiatan

c. Menghasilkan ramalan yang lebih baik karena pola perilaku yang berbeda dari  berbagai jenis kegiatan.

4.4 Konsep Interpretatif Atas Konsep Perilaku Laba

Menurut Hendriksen (1997:130), modal adalah persediaan kekayaan yang dapat memberikan jasa di masa yang akan datang, sedangkan laba sebagai arus kas kekayaan atau jasa yang melebihi keperluan untuk mempertahankan modal konstan. Konsep Laba sebagai pemeliharaan kekayaan

(6)

Menurut PSAK nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumberdaya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan  pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan

sumberdaya (IAI 2007). Ekuivalen kas saat berjalan

Menurut Hendriksen (1997:141), modal perusahaan merupakan alternatif lain bagi kapitalisasi perusahaan, berfungsi sebagai jumlah uang atau ekuivalen kas dari semua aktiva dikurangi jumlah ekuivalen uang dari kewajiban.

Harga masukan historis

Menurut Hendriksen (1997:142), konsep pemeliharaan kekayaan yang dianggap sama dengan yang terjadi dalam praktek adalah penggunaan harga masukan dalam arti harga perolehan historis atau harga perolehan (beli) berlaku (dikurangi penyusutan  jika perlu).

Harga masukan berlaku

Menurut Hendriksen (1997:142), bila masukan dinyatakan dalam nilai yang sedang  berlaku, maka perhitungan laba sama dengan harga peroleha n hstoris, tetapi laba yang dihasilkan mencakup keuntungan dan kerugian pemilikan yang timbul dari perubahan harga, baik keuntungan dan kerugian yang telah terealisasi atau belum melalui  penjualan atau pertukaran.

Mempertahankan daya beli yang konstan

Menurut Hendrikse (1997:143), upaya mempertahankan daya beli yang konstan dengan cara melakukan penyesuaian nilai modal.

Ikhtisar

Mengevaluasikan aktiva dan kewaiban total atau tertentu pada awal dan akhir  periode.

Laba sebagai pengukuran efisiensi

Menurut Hendriksen (1997:143), operasi yang efisien dari perusahaan mempengaruhi  baik arus dividen yang sedang berjalan maupun penggunaan modal yang

(7)

4.5 Konsep Perilaku Laba

Implikasi perilaku laba adalah sebagai berikut : a. Laba sebagai estimasi/alat ramal.

Menurut FASB Statement of Financial Concepts No. 1 dalam Hendriksen (1997:145), mengasumsikan bahwa ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas termasuk distribusi kas kepada pemilik. Oleh karena itu hubungan antara laba yang dilaporkan dan distribusi dividen merupakan harapan investor akan laba dimasa yang akan datang. Penggunaan laba yang akan datang banyak digunakanoleh investor sebagai faktor utama dalam meramalkan distribusi dividen di masa yang akan datang.

 b. Konsep perilaku lainnya.

Pengambilan keputusan manajerial

Manajemen menggunakan informasi laba sebagai alat pengambilan keputusan dan  pengendalian jika kerbitreran alokasi dan penandingan diminimalisasi dan

dinetralisasi. Teori estimasi

Teori estimasi berbeda dengan teori kapitalisasi laba, yaitu dalam hal tingkat hasil  pengembalian internal yang digunakan, bukannya suatu tingkat oportunitas.

Keungulan teori estimasi adalah tidak memerlukan perubahan besar dari laba akuntansi tradisional.

Pendekatan orientasi pemakai

Dengan hipotesis pasar yang efisien bentuk semikuat yaitu harga surat berharga mencerminkan sepenuhnya informasi umum mengenai perusahaan, maka  pengguna informasi dari laba yang dilaporkan diasumsikan berdasarkan reaksi  pasar terhadap informasi tersebut. Beberapa alasan pemakai menginginkan

informasi mengenai laba akuntansi :

1. Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar untuk banyak hubunganlegal dan kontraktual di dalam masyarakat.

2. Para investor berpandangan bahwa terdapat hubungan antara perubahan dalam laba akuntansi dan arus kas perusahaan termasuk pembayaran dividen.

(8)

3. Para investor menghendaki informasi laba hanya jika dalam model  pengambilan keputusan atau bahwa para investor lain yakin bahwa terdapat

relevansi semantik dalam angka laba.

4.6 Laba Ekonomi

Awal abad 20 Fischer, Lindahl dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi mencakup tiga tahap sebagai berikut :

 Physical Income : Konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan

kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

 Real Income : Ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap

kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan adala biaya hidup.

 Money Income : Merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk

mengkonsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Konsep Capital Maintenance

Menurut Harahap (2007:298), konsep laba baru ada setelah modal dikeluarkan tetap masih ada atau biaya yang telah tertutupi atau pengembalian modal. Berdasarkan kedua konsep tersebut, dihasilkan empat konsep sebagai berikut :

1. Financial Capital

a. Money Maintenance yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang

 b. General Purchasing Power Money Maintenance yaitu financial capital yang diukur menurut tenaga beli yang sama

2. Physical Capital

a. Productive Capacity Maintenance yaitu physical capital yang diukur dengan konsep uang.

 b. Capitalization atau Present Value Method yaitu jumlah bersih dari arus kas yang diharapkan diterima selama umur ekonomisnya yang didiskontokan pada saat sekarang. Perlu diketahui :

- Arus kas yang diharapkan dari penggunaan/ penjualan aset tersebut - Jangka waktu arus kas tersebut

- Jumlah sisa umur aktiva tersebut - Disconto rate

c. Current Entry Price yaitu jumlah kas atau aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis. Istilah yang sering digunakan :

(9)

- Replacement Cost Used : Jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama di pasaran barang bekas.

- Reproduction Cost Used : Jumlah kas yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang  persis sama dengan aktiva yang ada sekarang

d. Current Exit Price adalah jumlah kas yang diterima/utang yang dianggap lunas apabila aset tersebut dijual. Umumnya nilai ini bermakna :

- Harga penjualan yang ada dalam keadaan pasar bebas bukan harga yang timbul karena terpaksa

- Harga jual pada saat berlangsungnya pengukuran/pencatatan

e. General Purchasing, Power Productive Capacity Maintenance yaitu physical capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama

4.7 Konsep –  Konsep Laba Dan Pemeliharaan Modal

Menurut Edward dan Bell (1961:59) dalam Harahap (2007) konsep laba adalah business profit  terdiri dari :

1. Current operating profit , kelebihan nilai keluaran yang dijual dari harga perolehan 2.  Realizable cost saving , kenaikan harga perolehan aktiva yang ada di perusahaan

selama periode tertentu.  Realizable cost saving   diganti dengan istilah holding gain and losses karena istilah tersebut lebih dapat diterima oleh akuntan (Kam 1986:235)

Laba ekonomi adalah perbedaan antara  present value  dari net cash flow  yang diharapkan antara dua titik pada suatu waktu tertentu selain additional investment by dan distribution to owner . Laba ekonomi terdiri dari expected income  atau distributable cash flow dan unexpected income.Current operating profit  sama dengan unexpected income  dan holding gain and losses  sama dengan unexpected income (Revsine 1979:517). Laba dari konsep Current Cost Accounting merupakan laba ekonomi pada pasar persaingan sempurna.

Pemisahan antara current operating profit   dan holding gain and losses  kurang  berarti karena keputusan manajemen secara langsung memengaruhi kedua hal

tersebut. Pada pendekatan semantic untuk mengukur laba, modal harus konstan. Modal konstan adalah jumlah yang dapat dikonsumsi seseorang selama suatu periode

(10)

dan tetap sebaik permulaan pada akhir periode. Konsep modal konstan dikenal dengan Capital Maintenance Concept  dan Physical Capital Maintenance.

Concept Capital Financial Capital Maintenance memasukkan unsure holding  gain and  losses.  Physical Capital Maintenance Concept  tidak memasukkan unsure holding gain and losses.  Konsep  general Price Level Accounting  konsisten dengan  Physical Capital Maintenance Concept   yang tidak memasukkan keuntungan atau kerugian elemen –  elemen moneter kedalam komponen laba tetapi dianggap sebagai  penyesuaian modal. SFAC 33 menegaskan bahwa keuntun gan atau kerugian daya beli

atas elemen  –   elemen moneter dan perubahan harga perolehan berlaku bersih dari inflasi tidak boleh dimasukkan dalam laba.

4.8 Akuntansi Inflasi

Kelemahan yang mendasar dari konsep  Historical Cost Accounting   adalah asumsi  bahwa nilai uang stabil atau dengan kata lain perubahan nilai dalam unit moneter

tidak material. Adanay kenyataan bahwa harga  –   harga selalu berubah, mendorong  para ahli mencari model yang sudah memperhitungkan perubahan tingkat harga.

Akuntansi inflasi merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan tingkat perubahan harga,informasi yang dihasilkan menunjukkan ukuran satuan mata uang degan tingkat harga yang  berlaku.

Perubahan harga

Perubahan harga terjadi apabila harga barang dan jasa berbeda dari harga sebelumnya di pasar yang sama baik dipasar masukan, pasar keluaran atau dikedua  pasar itu. Perubahan harga barang dan jasa dapat disebabkan oleh karena perubahan

social politik, kemajuan teknologi, pertauran pemerintah dan perubahan daya beli uang. Istilah daya beli mengacu pada kemampuan membeli barang dan jasa dengan sejumlah uang tertentu dibandingkan dengan apa yang dapat dibeli dengan jumlah yang sama pada suatu waktu.

Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis yaitu  perubahan tingkat harga umum, perubahan tingkat harga khusus, dan perubahan

(11)

 pengukuran dalam akuntansi yang menggunakan unit moneter sebagai satuan  pengukuran.

Perubahan harga pada saat realisasi penjualan meliputi tiga jenis perubahan harga yaitu, :

a. Perubahan harga dipasar

 b. Kesempatan yang dibuat produsen c. Kenaikan atau penurunan harga jual

4.9 Akuntansi Konvensional

Seluruh proses akuntansi pada dunia usaha pada umumnya selalu mendasarkan diri pada asumsi adanya stable monetary unit   yang mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai historis. Disisi lain disadari pula bahwa stable monetary unit   pada dasarnya tidak ada. Penggunaan nilai historis dalam akuntansi financial disebabkan karena beberapa alasan. Pertama, relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kedua, nilai historis yang berdasarkan data obyektif dapat dipercaya, dapat diaudit, dan lebih sulit untuk memanipulasi bila dibandingkan dengan nilai yang lain. Ketiga, karena telah disepakati berlakunya prinsip akuntansi  pada penggunaan nilai historis memudahkan untuk melakukan perbandingan baik

antara industry maupun antar waktu untuk suatu industry. Kelemahan penggunaan nilai historis antara lain :

a. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lau saat pencatatan terjadinya  biaya tersebut

 b.  Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terahir.

c. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar

d. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yag didasarkan  pada asumsi adaya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur

(12)

e. Perusahaan tidak akan mempertahankan real capitalnya dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak  perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya

f. Menyalahi mathematical principle Karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu.

4.10 Model Akuntansi Pada Masa Inflasi

Untuk menyelesaikan masalah penyajian informasi keuangan berkaitan dengan adanya perubahan harga ada beberapa konsep yang dapat diterapkan yaitu

a. Konsep Current Cost Accounting (Replacement Cost Accounting ataupun Current Reproduction Value Accounting). Konsep ini mempertahankan satuan pengukuran tetapi menyimpang dari Historical Cost Accounting.

 b.  Konsep Constant Dollar Accounting (Stabilized Accounting  ataupun General  Price Level Accounting  atau Current Purchasing Power Accounting). Konsep ini merubah satuan pengukuran tetapi mempertahankan model pelaporan atas dasar Historical Cost.

c. Konsep lain yang tidak banyak penganutnya yaitu konsep penyesuaian laba terhadap pengaruh inflasi oleh Profesor Lawson (Hadibroto 1987:127).

Konsep General Pr ice L evel A ccounti ng 

Masalah akuntansi yang berhubungan dengan perubahan harga pertama kali disajikan secara sistematis dalam artikel  Effects of Inflation on German Accounting (Sweenet 1927:180-191). Gagasan ini timbul dari pentingnya kualitas informasi yang disediakan oleh akuntan untuk manajemen dan para pemakai informasi keuangan lainnya. Masalah dasar dalam perusahaan (Edwards dan Bell 1961:20) adalah (1)  berapa jumlah aktiva yang seharusnya tersedia pada suatu waktu? (2) dalam bentuk

apa sebaiknya aktiva tersebut dimiliki? (3) bagaimana seharusnya aktiva tersebut dibiayai? Masalah itu bila diperhatikan merupakan masalah ekspansi, masalah komposisi aktiva, dan masalah pendanaan. Informasi akuntansi akan bermanfaat bila data tersebut dibandingkan antar periode. Masalah yang timbul dalam menerapkan General Price Level Accounting   adalah penyusunan laporan keuangan pada tahun

(13)

tertentu, penggunaan indeks dan masalah penggolongan pos moneter dan pos non moneter (Rosenfield 1981:116).

Tujuan Konsep General Pr ice L evel A ccount in g

Tujuan konsep General Price Level Accounting   tidak dimaksudkan untuk menggantikan Historical Cost Accounting . Metode ini bertujuan untuk menunjukkan akibat perubahan harga terhadap posisi dan hasil uasaha perusahaan yang ditunjukkan sebagai informasi tambahan terhadap laporan yang disuusn dengan  Historical Cost Accounting . Tujuan General Price Level Accounting adalah (1) Metode ini menyajikan informasi tentang akibat perubahan harga terhadap usaha  perusahaan. (2) General Price Level Accounting meningkatkan daya banding dari laporan keuangan antar periode dalam suatu perusahaan (3) General Price Level  Accounting yang dilaporkan sebagai informasi tambahan terhadap laporan keuangan  Historical Cost Accounting dapat meniadakan pengaruh perubahan harga tanpa

struktur akuntansi yang baru.

Kontroversi penggunaan General Price Level Accounting (1) Laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan tingkat harga umum atau dengan kata lain disajikan  berdasarkan nilai historis tidak mencerminkan kemampuan atau daya beli (2) Conventional Historical Cost Accounting tidak mengukur pendapatan dengan sewajarnya sebagai hasil matching rupiah dalam laporan laba rugi. (3) General Price  Level Accounting relatif mudah diterapkan (4) General Price Level Accounting menyediakan informasi yang relevan bagi manajemen dalam evaluasi dan  penggunaannya. Relevansi lebih berkepentingan dalam masa sekarang dan masa

mendatang. Karena itu, informasi yang didasarkan pada nilai historis dianggap kurang releven untuk tujuan pengmabilan keputusan.

Di sisi lain penolakan terhadap General Price Level Accounting didasarkan pada  beberapa argumentasi berikut ini (1) kebanyakan studi empiris mengindikasikan  bahwa relevansi dari tingkat dari harga umum juga lemah atau dengan kata lain tidak dapat diterima (2) tingkat harga umum merubah rekening hanya untuk perubahan dalam tingkat harga secara umum dan tidak merubah rekening ke dalam tingkat harga tertentu (3) pengaruh atau akibat adanya inflasi akan berbeda dalam setiap

(14)

 perusahaan (4) biaya yang diimplementasikan lebih besar dari nilai pokoknya dalam General Price Level Accounting dibanding benefitnya.

4.11 Laba Akuntansi Dan Ilustrasi Perhitungan Laba

Laba Akuntansi dan Money Income

 Money Income  berbeda dengan  Accounting Income. Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi  perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan penghasilan itu. Perbedaan income atau profit sangat sederhana yaitu jika suatu transaksi yang dilakukan sangat sempurna, tidak ada saldo  piutang, sisa persediaan atau aktiva tetap. Semua terjual menjadi kas. Untuk kasus seperti ini, laba adalah jumlah kas yang ada setelah semua dikonversikan ke kas  pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas (modal awal) pada awal periode.

Transaksi perusahaan yang sudah sempurna dilaksanakan, masih banyak lagi transaksi yang belum sempurna pelaksanaannya, yang masih memerlukan  pengorbanan lainnya. Dalam konteks ini Kam (1986) memberi dua kemungkinan

yaitu :

1. Kondisi pasti, dimana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang dapat ditentukan.

2. Kondisi penuh ketidakpastian, dimana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang belum dapat ditentukan secara pasti.

Dalam kondisi yang demikian maka harga akan ditetapkan berdasarkan nilai mata uang, dan menentukan harga diantaranya :

1. Harga historis

2. Harga sekarang atau harga ganti 3. Harga nanti, bisa harga ganti nanti 4. Harga diskonto

Dalam akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga ini sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit.

(15)

Hal-hal yang Mempengaruhi Penentuan Laba

Menurut Harahap (2007:301), ada dua hal yang mempengaruhi penentuan laba yaitu sebagai berikut :

1. Modal (Capital)

Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kas kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Modal bisa berarti  financial capital   dimana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan.

2.  Replacement Cost Income

Dalam konsep replecement cost income dikenal dua komponen yaitu :

a.Current Operating Profit dihitung dari pengurangan biaya pengganti dari  penghasilan

b.  Realized Holding Gain and Loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari barang yang sama. Laba rugi ini dapt dibagi dua, yaitu :

1. Yang direalisasi dan accured  selama periode itu

2. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accured  pada periode sebelumnya

Menurut Belkaout (1997)  Accounting Income  dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pa = X+Y+Z

Pa : Accounting Income

X : Current Operating Profit 

Y : Realisasi dari accured holding gain pada periode ini

Z: Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accured  pada periode sebelumnya

 Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal :

1)  Money Income  dihitung berdasarkan nilai replacement cost , sedangkan Accounting Income berdasarkan historical cost.

(16)

2)  Money Income hanya mengikuti gain yang accured pada periode itu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa money income  dapat dihitung sebagai berikut :

Pm = Pa-Z+W

Pm : Money Income Pa : Accounting Income

Z : Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accured  pada periode sebelumnya

W : holding gain dan loss yang belum direalisasi

Atau bisa juga dihitung sebagai penjumlahan dari : 1) Current Operating Profit atau X

2) Realisasi dan accured holding gain atau pada periode itu atau Y

3)  Holding gain dan loss yang belum direalisasi yang accured  pada hari itu

Contoh soal :

Dari 1000 unit produk A seharga Rp. 100,00 per unit. Pada akhir 31 Desember 2012 replacement cost   adalah Rp. 200,00. Jumlah 1000 unit dijual pada akhir tahun 2013 dengan harga Rp. 300,00 per unit. Harga replacement cost  adalah Rp. 250,00/unit.

2012 : Accounting Year adalah Rp. 0,00 Pa = X+Y+Z

= 0+0+0 = 0,00

Money Income adalah Rp. 1.000,00 Pm = X+Y+Z

= 500+500+0 = 1.000,00

2013 : Accounting Income adalah Rp. 2.000,00 Atau 500 + 500 + 1.000 Rp. 2.000,00

(17)

Money Income adalah Rp. 1.000,00

Atau 500+500 Rp. 1.000,00

Atau Pa-Z+W

2.000 – 1.000 = Rp. 1.000,00

Pada tahun pertama accounting income  tidak ada laba, namun pada dua  periode tersebut accounting income sama dengan money income. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat dilihat dari rumus sebagai  berikut :

 Accounting Income + Perubahan Aktiva Berwujud yang Tidak Direalisasi -Perubahan Aktiva Berwujud yang Terjadi Awal Periode + -Perubahan Nilai Aktiva Tidak Berwujud =Laba Ekonomi

Ilustrasi Perhitungan Laba

Untuk membedakan keempat konsep laba diatas, dibawah ini kita berikan contoh sebagai berikut :

PT Sipangko Jaya memiliki kekayaan bersih sebesar Rp. 10.000.000,00  pada tanggal 1 Januari 2000 dan pada tanggal 31 Desember 2000 menjadi Rp. 15.000.000,00. Untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik yang sebenarnya, diperlukan biaya Rp. 12.500.000,00. Sedangkan tingkat harga umum naik 10 % selama periode itu. Hitunglah laba menurut keempat konsep itu :

1) Money Maintenance

 Net Asset 31 Des 2000 = Rp. 15.000.000,00  Net Asset 1 Januari 2000 = Rp. 10.000.000,00

-Laba = Rp. 5.000.000,00

2) GPP-Money Maintenance

 Net Asset 31 Des 2000 = Rp. 15.000.000,00  Net Asset 1 Januari 2000 = Rp. 10.000.000,00

(18)

Penyesuaian GPL = Rp. 1.000.000,00

= Rp. 11.000.000,00 -Rp. 4.000.000,00 3) Productive Capacity Maintenance

 Net Asset 31 Des 2000 = Rp. 15.000.000,00 Bagian yang diperlukan untuk

mempertahankan kapasitas produksi = Rp. 12.500.000,00

-Laba Rp. 2.500.000,00

4) GPP Productive Capacity Maintenance

 Net Asset 31 Des 2000 = Rp. 15.000.000,00 Bagian yang diperlukan untuk

mempertahankan kapasitas produksi dan Penyesuaian GPL

= Rp. 13.750.000,00 –  Rp. 1. 250.000,00

4.12 Laba Menurut Konsep Akuntansi

Laba akuntansi disebut sebagai laba komprehensif yang mencakup seluruh  perubahan akuitas perusahaan dalam satu periode kecuali yang berasal dari deviden dan investasi pemilik (Statement of Financial accounting concepts no 3 dalam Fischer,Taylor,Leer : 1990). Sedangkan menurut Sofyan Safri, laba akuntansi adalah selisih dari revenue dan expenses dari transaksi pada periode tertentu. Laba dapat dilihat daro 5 sudut pandang yaitu:

1. Berdasarkan transaksi yang benar –  benar terjadi atas hasil dan biaya 2. Berdasarkan postutal ”periodic”

3. Berdasarkan prinsip revenue tertentu

4. Memerlukan perhitungan biaya historis untuk memperoleh hasil tertentu

5. Berdasarkan prinsip matching yang mengurangi hasil dengan pengeluaran pada  periode tertentu

(19)

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa laba menurut konsep akuntansi adalah besarnya angka yang tersisa dari perubahan hasil dengan biaya pada periode akuntansi yang sama. Sedangkan ciri –  ciri laba akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan konsep periodic

2. Seluruh nilai fenomena dan periode yang dapat diukur 3. Mengizinkan agregasi berupa input&output

4. Perbandingan input dan output menghasilkan sisa 5. Angka tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan

4.13 Hal –  Hal Yang Perlu Dimasukkan Dalam Laba

Menurut Harahap (2007:148), terhadap hal-hal yang perlu dimasukkan dalam laba dengan informasi tambahan bahwa penghitungan laba berdasarkan penilaian tahunan atas perusahaan menimbulkan pertanyaan tentang metode penilaian yang tepat. Keterbatasan yang lebih penting dari prosedur penilaian tahunan adalah ketidakmampuan untuk mengungkapkan sifat dan komposisi laba.

Padahal sumber-sumber atau sebab-sebab laba merupakan hal yang penting dalam pengevaluasian secara tepat kemajuan perusahaan. Tetapi beberapa akuntan  berpendapat bahwa angka yang disebut “laba bersih untuk periode” har us mencakup semua kejadian ekonomi yang dicatat dan bahwa laba yang timbul dari sumber khusus harus dijelaskan secara tepat .

Kontroversi ini telah menghasilkan dua konsep laba dan posisi lanjutan yang disyaratkan dalam Accounting Principles Board Opinion No.30 dan FASB Statement  No. 16 antara lain :

1. Konsep laba operasi berjalan

Merupakan konsep yang memusatkanpada pengukuran efisiensi usaha  perusahaan yang mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya  perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba.

Faktor-faktor yang berkaitan, termasuk dalam produksi seperti : tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen.

Dalam perhitungan laba, penekanan khusus diberikan pada istilah berjalan (current) dan operasi (operating). Hanya perubahan nilai dan peristiwa yang dapat

(20)

dikendalikan oleh manajemen dan yang berasal dari keputusan periode berjalan yang harus dimasukkan.

Dalam konsep laba operasi berjalan terbagi atas beberapa point yakni :

a. Laba berulang (rutin) dan tidak berulang (tidak rutin)

Pos operasi umumnya didefinisikan operasi usaha yang sifatnya berulang dan non operasi umumnya dianggap tidak teratur dan tidak dapat diramalkan, namun ada pula pos operasi yang tidak terjadi secara  berulang. Laba bersih yang didasarkan pada kejadian berulang umumnya

lebih berguna bagi para investor dalam meramalkan laba dan arus dividen yang mungkin di masa datang.

Kebaikan dan kelemahan pengklasifikasian beban dan kredit laba secara  berulang maupun tidak berulang adalah :

Kebaikan didasarkan pada meningkatnya penggunaan angka laba bersih dalam pembuatan ramalan oleh para investor

Kelemahan laba berulang ini termasuk dalam konsep laba all inclusive.

b. Penyesuaian periode sebelum (prior periode adjustment)

FASB sudah hampir menganut konsep laba all-inclusive untuk tujuan  pelaporan tahunan dalam Statement No 16, yang menyatakan bahwa

hanya dengan dua pengecualian antara lain :

 Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode sebelumnya,

terdiri atas :

1) Kesalahan (Error) yakni kesalahan sistematis

2) Kesalahan yang terletak pada obyektivitas dan verifiabilitas laba  bersih yang dilaporkan

3) Koreksi estimasi dan pengukuran periode sebelumnya untuk dimasukkan dalam perhitungan laba yang dilaporkan untuk periode  berjalan.

 Kemungkinan adanya functional fixation mengenai angka laba bersih,

maka pos yang tidak berulang harus dikeluarkan dengan obyektif tanpa memberi peluang bagi manipulasi laba yang dilaporkan

(21)

APB Opinion No.30 menyatakan bahwa pos luar biasa (extraordinary system) mencakup kejadian dan transaksi yang tidak berulang (tidak sering) dan tidak biasa (tidak termasuk operasi normal) dan diklasifikasikan dalam pos luar biasa

Tujuannya untuk membatasi pengguna klasifikasi ini terhadap pos tidak  biasa yang dapat mempengaruhi prediktabilitas tetapi tidak memberi  peluang bagi manajemen untuk menggunakan kebijakannya dalam

menentukan perhitungan laba bersih sebelum pos luar biasa. 2. Konsep Laba Sebagai Pertambahan Nilai

Merupakan konsep yang memandang perusahaan sebagai kelompok besar yang menaungi pemegang hak atau pihak yang berkepentingan bukan hanya  pemilik dan investor melainkan juga karyawan dan tuan tanah sebagai penerima

laba perusahaan.

Konsep ini menjadi sangat bermanfaat diterapkan pada perusahaan besar yang menafkahi ribuan orang serta memiliki dampak ekonomi dan sosial yang sangat luas diluar kepentingan pemilik dan pemegang saham.

Laba pertambahan nilai meliputi : upah, sewa, bunga, pajak, dividen yang dibayarkan, serta laba yang ditahan.

Dalam konsep laba sebagai pertambahan nilai dibagi menjadi beberapa  point antara lain :

a) Laba bersih bagi perusahaan

Ini berarti bahwa pemegang saham, kreditor, dan pemerintah adalah  pihak penerima manfaat atas perusahaan ditinjau dari pos-pos (beban  bunga, pajak penghasilan, pembagian laba) adalah distribusi laba bersih  bukan pengurangan sebelum mendapatkan laba bersih

Konsep ini memiliki keunggulan ditinjau dari segi pemisahan aspek keuangan perusahaan dari aspek operasi.

 b) Laba bersih bagi investor

Konsep ini menekankan pada perbedaan utama investor dengan  pemegang saham maupun pemilik mengenai prioritas hak atas laba dan terhadap aktiva dalam likuidasi. Dengan penekanan pada umur yang

(22)

tidak terbatas dari kebanyakan dari peusahaan besar . maka hak dalam likuidasi menjadi kurang penting. Sehingga dianggap sama posisinya  baik pemegang saham, kreditor jangka panjang serta investor modal  permanent.

Keunggulan konsep ini adalah:

 Keputusan mengenai sumber modal jangka panjang merupakan masalah

keuangan ketimbang masalah operasi

 Karena adanya perbedaan struktur keuangan, perbandingan di kalangan

 perusahaan dapat dilakukan lebih cepat berdasarkan konsep laba ini

 Memiliki tingkat efisiensi lebih baik atas tingkat hasil pengembalian dari

total investasi yang dihitung dengan konsep laba ini c) Laba bersih bagi pemegang saham

Merupakan konsep yang menyatakan bahwa hasil pengembalian (return)  bagi pemilik usaha. Namun banyak penulis yang menerapkan pada  pendekatan kesatuan usaha, dimana laba akuntansi kesatuan usaha

(entity) sebagai kewajiban kepada pemiliknya.

Konsep laba bersih bagi pemegang saham juga mendapat dukungan dalam ilmu ekonomi , menurut para ahli ekonomi biasanya memperlakukan laba akuntansi secara statis sebagai total hasil  pengembalian bagi pengusaha dalam berbagai perannya sebagai manajer,

investor, spekulasi, atau pesewa. Dan terbukti bahwa pemakai laporan akuntansi biasanya menginterpretasikan laba bersih sebagai hasil  pengembalian bagi pemegang saham.

d) Laba bersih bagi pemilik modal residu

Dalam perusahaan yang menguntungkan dengan umur tak terbatas, para  pemilik modal residu terdiri dari pemegang saham biasa atau investor yang dapat menjadi pemegang saham biasa melalui konversi atau  penggunaan hak lainnya. Laba bersih residu menunjukkan tingkat keamanan hak prioritas dan juga menunjukkan jumlah yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang hak residu.

(23)

Jadi memandang laba bersih berjalan sebagai hasil pengembalian bagi  pemegang saham, namun pemili ekuitas residu potensial harus dipertimbangkan dalam meramal laba dan dividen per lembar saham, maka jumlah yang ditambahkan ke laba yang ditahan dapat dibagi serta oleh para calon pemegang saham biasa ini.

e) Ikhtisar Klasifikasi laba bersih menurut pihak penerima laba

Berikut ini konsep laba perusahaan perseroan yang diklasifikasi menurut  pihak penerima laba:

Konsep Laba Laba mencakup Pihak penerima laba

Pertambahan nilai Harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa

yang diperoleh melalui transfer

Semua karyawan, pemilik, kreditor dan pemerintah

Laba bersih perusahaan Kelebihan pendapatan atas  beban, semua keuntungan

dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga,  pajak penghasilan, dan

 pembagian laba yang sebenarnya

Pemegang saham, pemegang obligasi, dan pemerintah

Laba bersih bagi investasi Sama seperti laba bersih  perusahaan, tetapi sesudah

dikurangi beban bunga dan  pembagian laba.

Pemegang saham dan hutang jangka panjang

Laba bersih bagi pemegang saham

Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan

 bagian laba

Pemegnag saham (Saham  preferen dan saham biasa)

Laba bersih bagi pemilik ekuitas residu (residual

equity holders)

Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi deviden

 preferen

Pemegang saham biasa yang ada dan yang potensial kecuali jika pembayaran

(24)

 prioritas tidak dapat dipenuhi

4.14 Ikhtisar Konsep Laba Perusahaan

Konsep laba yang paling tepat untuk pelaporan operasi keuangan perusahaan utamanya ditentukan oleh tujuan dari penerima ikhtisar data akuntansi dan makna interpretif laporan.

Konsep dasar interpretif adalah sebagai berikut :

1. Konsep penjagaan kekayaan sebagai hal pokok karena ditunjang oleh teori ekonomi

2. Laba bersih dan komponennya sebagai ukuran efisiensi (pemanfaatan optimum sumber daya yang terbatas) manajemen

Tujuan pelaporan laba menjadi 3

1. Tujuan umum : laba harus sesuai dengan aturan dan prosedur yang logis serta konsisten secara internal

2. Tujuan jangka panjang laba harus berhubungan dengan observasi dunia nyata 3. Tujuan utama : sebagai sarana estimasi bagi para investor

Analisis terhadap APB Opinion No.30 mengisyaratkan format perhitungan laba rugi sebagai berikut :

Laba dari operasi yang berkesinambungan sebelum pajak penghasilan, pos luar biasa dan  pengaruh kumulatif perubahan prinsip akunansi ...xxxxx

Penyisihan untuk pajak penghasilan ...xxxxx Laba dari operasi yang berkesinambungan dan pengaruh

kumulatif perubahan prinsip akuntansi...xxxxx Rugi atas pelepasan segmen, termasuk atas penyisihan

untuk rugi operasi selama periode penghentian

(dikurangi pajak penghasilan Rp...)...xxxxx Pos luar biasa (dikurangi beban pph) ...xxxxx Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi terhadap

(25)

tahun-tahun sebelumnya (dikurangi beban pph)...xxxxx Laba bersih ...xxxxx

4.15 Laba Menurut Konsep Akuntansi

Menurut Belkaoni (1986), definisi tentang laba itu mengandung lima sifat berikut ini:

 Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yang timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

 Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik”laba itu artinya merupakan  prestasi perusahaan saat itu

 Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

 Laba akuntamsi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

 Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut :

o Laba akuntansi menggunakan konsep periodik

o Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai

fenomena dan periode yang dapat diukur

o Laba akuntansi mengizinkan agregasi kedalam kategori berupa input atau output o Oleh karena itu, perbandingan input dan output akan menghasilkan sisa

o Dengan demikian mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu

dapat menggunakannnya untuk berbagai tujuan

Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi adalah sebagai berikut :

 Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji

 Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi dan dilaporkan secara obyektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability)

 Memenuhi prinsip konservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai

(26)

 Dapat disajikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

 Namun disamping ada keistimewaan ada kelemahan yang terkandung didalamnya antara lain :

 Tidak menunjukkan laba yang belm terealisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada, namun belum terealisasi

 Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena  perbedaan dalam menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan  biaya.

 Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan

Kelemahan laba akuntansi sebagai berikut :

 Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori akuntansi karena dinilai belum mampu memberi ukuran terbaik untuk menentukan nilai arus  jasa , belum sepakat dalam penentuan mana yang masuk dalam perhitungan laba

 Standart akuntansi yang diterima umum masih mangandung berbagai cara yang  berbeda-beda dan mengandung ketidak konsistenan baik antar perusahaan

maupun dalam periode tertentu

 Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yng diukur berdasarkan nilai historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan dalam laporan keuangan

 Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek

 Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam  pengambilan keputusan

 Kurangnya informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin  bermanfaat

(27)

A. LOGIKA ILMIAH

Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.

Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat  bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai pengambil

keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep,  penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.

Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam bentuk dalil  –   dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat  –   kalimat  pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan

teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi  penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.

Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian pertama, Asumsi  –   asumsi klasik termasuk definisi variabel –  variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis  –   hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi.

(28)

Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang akan muncul. Teori akuntansi sendiri merupakan suatu  pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam  praktiknya, semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat. Oleh karena itu preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah  –   masalah khusus. Secara umum, fungsi utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide –  ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.

Teori akuntansi sebagai pendekatan ilmiah. pedekatan ini juga digunakan oleh  banyak peneliti atau ahli akuntansi dan dipublikasikan di sebagian jurnal atau akuntansi akdemik.perlu diingat bahwa ini didasarkan pada asumsi ontologi yang pasti (cara kita memandang dunia) yang mana berdampak pada epistemologi yang berbeda ( bagaimana kita belajar) dan metodepenelitian ilmiah untuk kajian yang berbeda.

Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan „ilmiah‟ dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan  pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi  penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji.Hal ini penting bagi para  peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian alternatif yang lebih tepat.Ada tubuh tumbuh sastra, longgar dicap sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur diadopsi oleh „ilmiah‟ peneliti.

Pendekatan ilmiah diterapkan untuk akuntansi “Kesalahpahaman tujuan”. Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk akuntansi.Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan dari

(29)

 praktisi akuntansi.Pandangan ini, tentu saja, adalah konyol.Seorang ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti.Profesi medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan  penggunaan dan efek dari metode ilmiah.

Seorang akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan  penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi sehingga praktisi dapat merekomendasikan metode yang paling sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan  bukti ini.Orang menemukan pernyataan yang lebih meyakinkan ketika didukung secara obyektif, bukti empiris dari pernyataan berdasarkan rasionalisasi hanya bisa diperdebatkan. Bahkan, akuntan sering tidak yakin tentang keabsahan apa yang mereka diarahkan untuk meresepkan.

B. PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF 1. Teori Sebagai Penalaran

Teori dapat dirumuskan berdasarkan model penalaran yang digunakan, artinya  bagaimana suatu teori tersebut dihasilkan, apakah melalui argument/penalaran yang  berasal dari sesuatu yang bersifat umum ke khusus ( penalaran deduktif ) atau kah  berasal dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum ( penalaran induktif )

a. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif dalam akuntansi adalah penarikan dari tujuan dan postulat (generalisasi) menjadi prinsip-prinsip yang spesifik dan logis sebagai dasar penerapan yang konkrit/praktis. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda akan mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Kelemahan metode deduktif adalah  jika postulat dan premis salah. Maka kesimpulannya juga akan salah. Pendekatan ini  juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip-prinsip

yang realistis dan berguna atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.

 b. Penalaran Induktif

Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan  pengukuran yang spesifik. Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan

(30)

data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi prinsip dapat dirumuskan, sehingga prinsip baru dapat ditemukan. Misalnya, pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan histories dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih  baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan di masa yang akan datang.

Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak dibatasi oleh model/struktur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti bebas mengadakan pengamatan yang

dianggap relevan.

Kelemahan dari pendekatan ini adalah :

 Data mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin

hubungannya berbeda sehingga sulit untuk menarik generalisasi dan  prinsipprinsip dasar. Misalnya, hubungan antara total pendapatan dan harga  pokok penjualan mungkin konstan untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini  bukan berarti konsep laba kotor histories merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa yang akan datang dalam seluruh kasus.

 Para pengamat cenderung dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai

hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati. Dengan metode deduktif, penerapan dan aturan-aturan praktis disimpulkan dari postulat dan bukan dari pengamatan praktek. Dengan metode induktif, prinsipprinsip dapat dismpulkan dari praktek terbaik yang sedang berlaku.

C. TEORI NORMATIF DAN DESKRIPTIF

a. Teori Normatif

Teori normatif mencoba menetapkan data apa yang harus dikomunikasikan dan  bagaimana data itu harus disajikan. Berarti, teori ini menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya disajikan. Pertanyaan normative mencoba mengungkapkan cara terbaik untuk mempertanggungjawabkan suatu transaksi. Sedangkan pertanyaan positif mencoba mengungkapkan bagaimana manajemen dan  pihak-pihak lainnya memutuskan cara mana yang terbaik bagi mereka. Teori

(31)

akuntansi telah didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip logis yang koheren, yang bertujuan untuk :

 Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip yang ada

sekarang kepada para praktisi, investor, manajer, dan mahasiswa.

 Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi praktik-praktik

akuntansi yang ada sekarang.

 Mengarahkan perkembangan praktek dan prosedur baru.

Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai  praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.

 b. Teori Deskriptif

Teori deskriptif mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan sertabagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori induktif menurut sifatnya biasanya bersifat positif.

D. ARAH PENELITIAN AKUNTANSI a. Pendekatan Pengambilan keputusan

Pendekatan ini tidak menanyakan informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, tetapi lebih berkonsentrasi apakah informasi ini berguna dalam pengambilan keputusan. Orientasinya dapat normative dan deduktif

b. Penelitian Pasar modal

Banyak penelitian induktif menggambarkan bahwa harga dari saham yang dijual secara umum bereraksi secara cepat terhadap informasi baru.

c. Penelitian Prilaku

Fokus utama penelitian ini adalah bagaimana pengguna informasi akuantnasi menggunakannya untuk membuat keputusan dan informasi apa yang mereka  butuhkan. Metode yang digunakan adalah deskriptif, walaupun pendekatan model

keputusan adalah normative. Penelitian prilaku terbagi dua:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam jangka pendek, Peternakan ”X” mengalami penurunan laba Hal ini terjadi karena kenaikan biaya variabel lebih tinggi daripada harga penjualan.. Perhitungan perencanaan laba

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan harga pokok penjualan sebagai dasar menentukan harga jual produk dalam menentukan laba pada satu periode pada

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu hasil perhitungan harga jual perkemasan produk terhadap laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode harga biaya

Selanjutnya menurut Reswita (2006), pendekatan yang dapat digunakan adalah perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan yang tepat untuk semua produk

MAYAN EXCELLENT BAKERY telah menggunakan metode Full Costing dalam perhitungan harga jualnya, tetapi laba yang dihasilkan perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan

Menurut Amin Widjaja Tunggal bahwa “laba bruto atau margin bruto adalah kelebihan penjualan di atas harga pokok penjualan.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia laba

Pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan diprediksi dengan informasi yang terdapat dalam book-tax differences (perbedaan jumlah laba menurut perhitungan

Pengawasan Penetapan Harga Pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan biaya selain permintaan dan penawaran adalah biaya Menentukan Laba Laba yang dihasilkan dapat ditentukan