• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 7 Kelompok 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 7 Kelompok 2"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. Judul Judul : : Pembuatan Pembuatan Tawas Tawas KAI(SOKAI(SO44))22.12H.12H22OO

B.

B. Tujuan :Tujuan : 1)

1) Mahasiswa dapat memahami beberapa aspek kimia tentang unsure aluminiumMahasiswa dapat memahami beberapa aspek kimia tentang unsure aluminium 2)

2) Mahasiswa dapat membuat tawasMahasiswa dapat membuat tawas C.

C. Dasar TeoriDasar Teori

Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminium sudah digunakan di berbagai Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminium sudah digunakan di berbagai  bidang. Tanah

 bidang. Tanah liat pada liat pada dasarnya adalah dasarnya adalah hidrat aluminium hidrat aluminium silikat dan tembikar silikat dan tembikar sudah sejak sudah sejak 80008000 tahun yang lampau. Diantara logam golongan III (Boron-Aluminium), aluminium adalah logam tahun yang lampau. Diantara logam golongan III (Boron-Aluminium), aluminium adalah logam terpenting. Berdasarkan massa, aluminium menempati urutan ketiga diantara unsur yang terbesar terpenting. Berdasarkan massa, aluminium menempati urutan ketiga diantara unsur yang terbesar kelimpahannya di kerak bumi. Biji aluminium yang terpenting adalah bauksit yang terkandung kelimpahannya di kerak bumi. Biji aluminium yang terpenting adalah bauksit yang terkandung Al

Al22OO33(Team, teaching. 2016).(Team, teaching. 2016).

Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659°C. bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, melebur pada 659°C. bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam sulfat pekat melarutkan tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida:

aluminium dengan membebaskan belerang dioksida: 2Al + 6H

2Al + 6H22SOSO44 2Al2Al3+3+ + 3SO + 3SO442-2-  + 3SO  + 3SO22 +6H+6H22O (Svehla, 1985).O (Svehla, 1985).

Aluminum, Al merupakan anggota golongan 13 berada sebagai alumino silikat di kerak Aluminum, Al merupakan anggota golongan 13 berada sebagai alumino silikat di kerak  bumi dan lebih melimpah dari pada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi  bumi dan lebih melimpah dari pada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH) 3-2x (0 < x <1). Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum adalah bauksit, AlOx(OH) 3-2x (0 < x <1). Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum  banyak

 banyak digunakan digunakan dalam dalam keseharian, keseharian, misalnya misalnya untuk untuk koin, koin, panci, panci, kusen kusen pintu, pintu, dan dan sebagainyasebagainya (Saito, 2004).

(Saito, 2004).

Tawas atau alum adalah suatu senyawa alumunium sulfat dengan rumus kimia Tawas atau alum adalah suatu senyawa alumunium sulfat dengan rumus kimia Al

Al22(SO(SO44).H).H22O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yangO. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang

mengandung Al

mengandung Al22OO33 dalam larutan asam sulfat. Salah satu sumber Aldalam larutan asam sulfat. Salah satu sumber Al22OO33 dialam terdapat dalamdialam terdapat dalam

tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan larutan tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan larutan alumunium sulfat. Tawas padat di peroleh dari proses kristalisasi larutan jenuh alumunium sulfat alumunium sulfat. Tawas padat di peroleh dari proses kristalisasi larutan jenuh alumunium sulfat (Hidayatullah, 2014 : 2).

(Hidayatullah, 2014 : 2).

Kapur, tawas, dan kapotit biasa di sebut koagulan karena bisa menimbulkan koagulasi. Kapur, tawas, dan kapotit biasa di sebut koagulan karena bisa menimbulkan koagulasi. Koagulasi ialah proses penggumpalan melalui reaksi kimia, tawas ini akan mengendap dalam air Koagulasi ialah proses penggumpalan melalui reaksi kimia, tawas ini akan mengendap dalam air  bersama

(2)

dengan baik dalam air. Karena itu begitu diberi tawas, air harus di asuk dan dialirkan melalui saluran yang berbelok-belok (Onny, 2016 : 7).

Ketika tawas dimasukkan kedalam air dan diaduk, ion-ion dan molekul air yang terikat dalam Kristal tersebut tersebar lepas berada diantara molekul-molekul air yang bertindak sebagai  pelarut. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

KAl(SO4)2.12H2O(s)+ air → K +(aq) + Al3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l)

Ion-ion aluminium dalam air mengalami hidrolisis, membentuk koloid Al(OH)3. Persamaan

reaksinya sebagai berikut.

Al3+(aq)+ 3H2O(l)↔ Al(OH)3(s) + 3H+(aq)

Koloid ini berwarna putih melayang di air seperti kapas. Setiap koloid begitu terbentuk selalu diselimuti oleh muatan tertentu, karena partikel koloid tersebut mampu mengadsorpsi ion-ion tertentu. Setelah stabil koloid akan langsung melakukan aktivitas lanjut, diantaranya mengadakan adsorpsi terhadap apasaja yang ada di sekitarnya (Svehla, 1985).

Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi, dan filtrat yang dihasilkan menghasilkan endapan hitam, maka Filtrat yang diperoleh ditambah H2SO4 6 M kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Dalam proses pengendapan, ukuran  partikel endapan ditentukan oleh laju relative dari dua proses yaitu pembetukan inti (nukleasi)

dan pertumbuhan inti-inti untuk membentuk partikel-partikel yang besar untuk mengendap,endan ini mudah disaring dan lebih murni daripada endapan yang ukuran partikelnya relative kecil (Underwood, 2002).

Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara  penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan Kristal tawas pada

waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan (Husin, 2011 : 2).

Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut

alum atau tawas, ferosulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan polielektrolit organic dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan  pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam

(3)

Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan  pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini disebabkan:

a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam).

 b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih  besar dan berat, karena muatan elektrik pada permukaan, elektrostatis antara muatan partikel

satu dan yang lainnya.

Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu dengan pembubuhan koagulan. Dalam proses penjernihan air secara kimia melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi (Alearts, 1984).

Untuk menjernihkan air, tawas dimasukkan kedalam air kotor, misalnya air sungai yang warnanya cokelat sepanjang masa itu. Tawas melarut dan ion aluminiumnya membentuk koloid Al(OH)3  yang bermuatan. Air sungai yang cokelat adalah koloid yang juga bermuatan. Ketika

kedua koloid itu bertemu, akan saling mengadsorpsi; itulah sifat mereka. Karena kedua koloid itu  berlawanan muatan, maka terjadilah gaya tarik menarik antara kedua muatan yang berbeda itu.

Muatan yang berbeda akan segera menyatu dan terjadilah netralisasi muatan. Proses penetralan muatan ini akan berakibat terjadinya perlucutan muatan pada masing-masing koloid dan kedua koloid kehilangan muatannya.

Beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:

1.  Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2. 12H2O

digunakan sebagai serbuk pengembang roti.

2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2. 12H2O

digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.

2Al(s) + 2K +(aq) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) —— > 2K +(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)

ion aluminium, Al(OH)4-  yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam sulfat,

diendapkan sebagai aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.

2K +(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq)  —– > 2Al(OH)3(s) + 2K +(aq) + SO42-(aq) +

2H2O(l)

(4)

 jika larutan kalium aluminium sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh didinginkan maka akan terbentuk kristal-kristal yang berbentuk oktahedron.

3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula  NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.

4. Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O

digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain tahan api. tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dokronat dari kaliium dikromat K 2Cr 2O7, menjadi

kromium(III) dalam larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH.

8H+(aq) + CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) —– > 3CH3CHO(aq) + 2Cr 3+(aq) + 7H2O(l)

ion sulfat dari asam sulfat dan ion kalium dari kalium dikromat bergabung dengan ion kromium(III) membentuk kristal tawas kromium yang terbentuk oktahedron dan berwarna violet sampai hijau gelap jika larutan yang pekat didinginkan.

K+(aq) + Cr3+(aq) + 2O42-(aq) + 12H2O(l) —– > KCr(SO4)2. 12H2O(S)

5. Amonium besi(III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan mengoksidasi ion  besi(II) menjadi ion besi(III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.

2H+(aq) + NO3-(aq) +Fe2+(aq) —– > Fe3+(aq) + NO2(g) + H2O(l)

ion amonium dan ion sulfat dari amonium sulfat, (NH4)SO4, mengkristalkan ion besi(III)

sebagai tawas besi(III).

 NH4+(aq) + Fe3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l) —– > NH4Fe(SO4)2. 12H2O(c)

Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara  penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada

waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan (Zulkhaidir, 2016).

(5)

D. Alat dan Bahan 1. Alat

 No. Nama Alat Kategori Gambar Fungsi

1. Gelas ukur 1 Untuk mengukur aquadest

2. Batang Pengaduk

1 Untuk mengaduk larutan

Al2(SO4)3.18H2O dan K 2SO4

3. Gelas kimia 1 Tempat untuk melarutkan

Al2(SO4)3.18H2O dan K 2SO4

4. Corong biasa 1 Sebagai tempat kertas saring

dan menyaring larutan KAl(SO4)2.12H2O

5. Desikator 1 Untuk mengkonstankan Kristal

yang berada dikertas saring untuk ditimbang

6. Kertas Saring

1 Untuk menyaring larutan

KAl(SO4)2.12H2O

7. Oven 1 Untuk mengeringkan Kristal

(6)

8. Neraca Analitik

2 Untuk menimbang bahan,

kertas saring kosong dan kertas saring kosong berisi KAl(SO4)2.12H2O

9. Cawan petri 1 Tempat untuk Kristal

KAl(SO4)2.12H2O

10. Spatula 1 Untuk mengambil

Al2(SO4)3.18H2O dan K 2SO4 ,

dan Kristal KAl(SO4)2.12H2O

yang tertinggal di gelas kimia 11. Kaca arloji 1 Tempat Al2(SO4)3.18H2O dan

K 2SO4  untuk ditimbang

dineraca analitik

12. Thermometer 1 Untuk mengukur suhu larutan

Al2(SO4)3.18H2O

13. Penangas Stirrer

1 Untuk memanaskan larutan

Al2(SO4)3.18H2O dan

(7)

2. Bahan

 No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia 1. K 2SO4  Khusus

-

Kristal berwarna

 putih, berbentuk  butiran atau bubuk

-

tidak berbau

-

rasa pahit

-

 berat molekul

-

keras

-

stabil di udara

-

kelarutan : 110 g/L (20oC)

-

mudah larut dalam air, larut dalam etanol, aseton, karbon disulfida 2. Aquadest Umum

-

 berbentuk cair pada

suhu kamar

-

Titik didih 100°C

-

Titik leleh 0°C

-

Tidak berbau

-

Tidak berasa

-

Tidak berwarna

-

Massa jenis 1 kg/L

-

Bisa bersifat asam  bila direaksikan

dengan basa

-

Bisa bersifat basa

 bila direaksikan dengan asam

-

Merupakan pelarut universal

3. Al2(SO4)3.18H2O Umum

-

Berbentuk padatan

-

Berwarna putih

-

Larut dalam air

-

Bahan pembuat

(8)

E. Prosedur Kerja

-

Melarutkan dalam 25 mL air 80oC - Melarutkan dalam 50 mL air

-

Mencampurkan kedua larutan

-

Mendinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk Kristal

-

Menimbang kertas saring kosong

-

Menyaring endapan Kristal dengan menyaring kertas saring

-

Memindahkan ke dalam cawan petri

-

Mengeringkan dalam oven dengan suhu

80oC

-

Menimbang kertas saring dan Kristal tawas

-

Menghitung bobot 33,4 gr Al2(SO4)3.18H2O 8,7 gr K 2SO4 Filtrat Residu Bobot Kristal tawas

(9)

F. Hasil Pengamatan

 No Perlakuan Hasil pengamatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Menimbang Al2(SO4)3.18H2O

sebanyak 33,4 gram dan

melarutkan kedalam 25 mL air  pada suhu 80oC

Menimbang K 2SO4sebanyak 8,7

gram dan melarutkan kedalam 50 mL air

Mencampurkan kedua larutan dan mendinginkan sampai terbentuk endapan

Menimbang kertas saring kosong Menyaring endapan Kristal dengan menggunakan kertas saring dan corong

Memindahkan kertas saring berisi residu (Kristal tawas) kedalam cawan petri

Mengeringkan dalam oven dengan suhu 80oC

Mendinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian menimbang kertas saring berisi kristal KAl(SO4)2.12H2O

Menghitung bobot Kristal KAl(SO4)2.12H2O

Menghitung rendemen Kristal KAl(SO4)2.12H2O

-

33,4 gram sebuk Al2(SO4)3.18H2O berwarna

 putih larut dalam air pada suhu 80oC dan larutan  berupa gel berwarna putih

-

8,7 gram K 2SO4 larut dalam 50 mL air dan larutan keruh

-

Larutan keruh dan terdapat endapan putih

-

Berat kertas saring kosong = 1,22 gram

-

Filtrat, larutan keruh

Residu, endapan tawas berwarna putih

-

Endapan tawas berwarna putih dan kertas saring  berada dalam cawan petri

-

Terbentuk Kristal KAl(SO4)2.12H2O

-

Berat kertas saring + Kristal KAl(SO4)2.12H2O = 37,52 gram

-

Bobot Kristal KAl(SO4)2.12H2O = 37,52 gram –  1,22 gram = 36,3 gram

-

Dik : Berat Al2(SO4)3.18H2O = 33,4 gram Mr Al2(SO4)3.18H2O = 666 gram/mol

Berat K 2SO4 = 8,7 gram

(10)

Mr KAl(SO4)2.12H2O = 474 gram/mol

Dit : % rendemen KAl(SO4)2.12H2O ?

Penye : Al2(SO4)3.18H2O + K 2SO4 → KAl(SO4)2.12H2O Awal : 0,05 0,05 -Reaksi : 0,05 0,05 2 x 0,05 = 0,1 Setimbang : - - 0,1 Gram = n x Mr = 0,1 mol x 474 gram/mol = 47,4 gram % rendemen =      100 % = 36,3  47,4   100 % = 76%

(11)

G. Pembahasan

Percobaan kali ini bertujuan untuk memahami aspek kimia tentang unsure aluminium serta  bertujuan untuk membuat tawas. Tawas merupakan kelompok garam rangkap berhidrat berupa

Kristal dan bersifat isomorf.

Langkah pertama pada percobaan ini yaitu melarutkan 33,4 gram Al2(SO4)3.18H2O dalam 25

mL aquadest yang bersuhu 80oC. Pelarutan pada suhu tersebut bertujuan agar proses pelarutan lebih cepat karena suhu dapat mempengaruhi kelarutan. Suhu pelarutan tidak boleh lebih dari 80oC karena akan terjadi hidrolisis, dan juga tidak boleh rendah dari 80oC karena akan membentuk larutan kental dan jika didiamkan akan menjadi mengkristal. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :

Al2(SO4)3.18H2O + H2O → Al2(SO4)3.19H2O

Selanjutnya melarutkan 8,7 gram K 2SO4 dalam 50 mL air. Pada pengamatan, K 2SO4 agak lama

larut dalam air sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melarutkannya. Hasil dari  pelarutan ini menyisakan sedikit padatan K 2SO4  yang sudah tidak larut lagi. Persamaan reaksi

yang terjadi yaitu :

K 2SO4+ 2H2O → 2KOH + H2SO4

Kemudian kedua larutan dicampurkan, mendiamkan sehingga terbentuk larutan endapan Kristal. Pada pengamatan, larutan keruh dan terdapat endapan putih. Endapan Kristal yang terbentuk tersebut adalah tawas KAl(SO4)2.12H2O yang terjadi dari reaksi K 2SO4 dan

Al2(SO4)3.18H2O, persamaan reaksinya adalah :

K 2SO4(l)+ Al2(SO4)3.18H2O(l)→ 2KAl(SO4)2.12H2O(s)+ 6H2O(l)

Dalam reaksinya aluminium sulfat mulai mengikat kalium sehingga membentuk endapan dalam wujud padatan Kristal tawas. Semakin rendah suhu campuran maka proses pengkristalan akan berlangsung cepat karena senyawa Al2(SO4)3.18H2O mudah mengkristal pada suhu rendah.

Langkah selanjutnya yaitu menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring kosong yang telah ditimbang sebelumnya yaitu dengan berat 1,22 gram. Tujuan dari penyaringan ini yaitu untuk memisahkan residu (Kristal tawas) dengan filtratnya. Selanjutnya memindahkan kertas saring berisi Kristal tawas kedalam cawan petri untuk dikeringkan kedalam oven dengan suhu 80oC agar kadar air dalam Kristal menghilang. Setelah itu mengkonstankan kertas saring tersebut kedalam desikator dan kemudian ditimbang berat kertas saring berisi Kristal dengan

(12)

 berat 37,52 gram. Selanjtunya menghitung persen rendemen dengan hasil yang didapat yaitu 76%.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tawas dapat dibuat dengan mereaksikan Al2(SO4)3.18H2O dan K 2SO4 dalam bentuk larutan jenuh. Dengan

mereaksikan pada suhu rendah akan mempercepat proses pengkristalan sehingga persen rendemen Kristal tawas yang didapatkan adalah 76%.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alearts, G. danSantika, S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Hidayatullah, S. 2016.  Pembentukan Tawas dari Aluminium foil . [Online]: Tersedia di https://widyakhuzaimah.files.wordpress.com/.../jurnal. Diakses tanggal 15 Oktober 2016 Pukul 22.54.

Ismayanda, M. Husin. 2011. “Produksi Aluminium Sulfat dari Kaolin dan Asam Sulfat dalam Reaktor Berpengaduk Menggunakan Proses Kering”, Jurnal Rekayasa Kimia dan  Lingkungan.

Onny. 2016.  Penjernihan air menggunakan tawas. [online]: Tersedia di http://books.google.co.id/books?id=vUzTfJMEJAC&pg=PA2&dq=penjer 

  nihan+air+menggunakan+tawas. Diakses tanggal 15Oktober 2016 Pukul 22:56. Saito, Taro. 2004. Kimia Anorganik, terj. Ismunandar . Tokyo: permission of Iwanami

Shoten.

Svehla. 1985. Buku Teks Analisisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Maedia Pustaka

UnderwooD. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Zulkhaidir. 2016.  Pembuatan Tawas. [online]: Tersedia di http://zulkhaidir.wordpress.com. Diakse stanggal 15 Oktober 2016 Pukul 22:58.

Referensi

Dokumen terkait

Peran ini sesuai dengan yang terjadi dilokasi penelitian dapat dilihat dari isi pendampingan antara lain: (1) memberikan motivasi kepada penerima manfaat dengan

Soal Simulasi KBS UKOM 6ers 001+.. Perawat pada unit ruang nias merawat klien yang baru sa#a melahirkan dengan riwayat plasenta pri/ia. Manakah resiko yang mun$ul terkait

Kecamatan Dagangan juga mempunyai nilai c-organik yang sangat rendah sehingga untuk meningkatkan KTK perlu peningkatan bahan organik tanah dengan cara pemberian

[r]

Berdasarkan hasil analisa interaksi antara metode penyeduhan dengan tingkat Roasting menggunakan General Linear Model, menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan

Program Bidang Energi dan Sumber

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan inklusif