• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XII IPS 5 SMA NEGERI 1 LUWU UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XII IPS 5 SMA NEGERI 1 LUWU UTARA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

70

MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PADA SISWA KELAS XII IPS5 SMA NEGERI 1 LUWU UTARA

Andi Lalak1

ABSTRACT

This research is a classroom action research (CAR) which aims to improve student biology learning outcomes through the application of the cooperative learning model Peer Tutor. The subjects of this study were students of class XII IPS5 in SMA Negeri 1 Luwu Utara in odd semester 2018/2019 academic year consisting of 30 students. The implementation of this study consisted of two cycles and the collected data was analyzed using quantitative analysis. The results showed that the application of the peer learning cooperative learning model was an effective learning strategy to improve the biology learning outcomes of class XII IPS5 students at North Luwu 1 Public High School. The increase is indicated

by the results of research from cycle I to cycle II, namely the average value of student learning outcomes increased from 78.89 to 83.89 and an increase in the percentage of students who completed from 56,67% to 90%.

Kata Kunci: Learning outcomes, peer tutors

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi begitu pesat sehingga menimbulkan banyak perubahan yang besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia dengan kompleksitas yang kian meninggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya berdampak pada kemudahan akses pemenuhan kebutuhan hidup manusia, namun juga membawa dampak pergeseran tata nilai budaya masyarakat. Informasi menyebar sangat cepat, organisasi birokratis bergeser ke organisasi jaringan (network organization) yang beroperasi melampaui batas negara dan kawasan. Pada sisi lain, perubahan tersebut mempengaruhi dan mengubah berbagai macam aturan pranata yang sudah ada, cara-cara pekerjaan yang seharusnya dilakukan, keterampilan, keahlian yang dibutuhkan, tatanan teritorial kenegaraan, hubungan antar bangsa, antar wilayah dan pola interaksi antar manusia.

Paradigma baru dalam belajar di samping siswa menemukan sendiri pengetahuannya dan menyusunnya kembali, terdapat satu hal yang menarik bahwa keberhasilan belajar bukan sebagai hasil kerja individu melainkan hasil kerjasama dalam satu komunitas belajar (kooperatif) sehingga memungkinkan terjadinya interaksi saling menguntungkan antar subyek belajar. Pola pembelajaran kooperatif ini akan lebih efektif jika masing-masing kelompok individu belajar ditempatkan sebagai subyek yang punya keahlian sesuai dengan potensinya, sehingga peran, kontribusi dan partisipasi belajarnya dalam kelompok akan semakin meningkat.

1

(2)

Pada umumnya siswa kelas XII IPS5 SMAN 1 Luwu Utara merupakan

siswa yang berada pada kategori sedang dalam hubungannya dengan prestasi belajar, hanya beberapa siswa yang memiliki prestasi yang agak menonjol. Sedangkan hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru SMAN 1 Luwu Utara menunjukkan bahwa pada umumnya guru masih dominan mengajar dengan metode ceramah dimana siswa sebagian besar hanya mendengarkan. Selain metode ceramah, media pembelajarannya juga masih relatif kurang.

Kegiatan pembelajaran kooperatif ini baik dilakukan karena pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga tiap kelompok ada siswa yang tingkat kemampuannya rendah, sedang dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dan dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Karena semua siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

METODOLOGI

A. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Luwu Utara dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPS5 sebanyak30 orang. Penelitian ini dilaksanakan

pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. B. Faktor yang diselidiki

1. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar biologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan materi biologi yang sudah dipelajari atau diajarkan dalam kurun waktu tertentu. Tingkat penguasan tersebut tercermin dari skor yang dicapai siswa pada jawaban tes hasil belajar biologi yang mencakup materi yang diajarkan. 2. Aktivitas Belajar

Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tersebut seperti siswa yang memperhatikan pembahasan, bertanya tentang materi yang belum dimengerti kepada tutor atau guru, menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang materi, meminta bantuan pada teman, memberi bantuan pada teman kelompok, dan memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok lain.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang direncanakan dua siklus dengan mengikuti tahap-tahap penelitian

tindakan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.

(3)

DESAIN PENELITIAN

Prosedur kerja penelitian tindakan kelas ini dirancang pelaksanaannya

dalam dua siklus yaitu: Siklus pertama delapan kali pertemuan dan siklus kedua tujuh kali pertemuan.

Berdasarkan skema diatas, maka prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan Siklus I a. Tahap perencanaan

Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan. Setelah menentukan pokok bahassan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, yakni berupa rencana pembelajaran. Selanjutnya membuat soal-soal tes hasil belajar yang akan diberikan pada akhir siklus. Kemudian menyusun kelompok belajar siswa yang heterogen yaitu 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang siswa. Setelah menyusun kelompok peneliti merencanakan pengaturan tempat duduk untuk tiap kelompok.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa

Gambar 1. Model penelitian Tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2006)

(4)

setelah mempelajari materi substansi genetik dan pewarisan sifat. Kemudian peneliti memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperetif totur sebaya ini kepada siswa, kemudian membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian menjelaskan materi & mengontrol pemahaman siswa. Siswa yang telah memahami dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Tutor sebaya tersebut menjelaskan kepada teman kelompoknya dengan tetap dikontrol oleh guru. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan/tugas yang telah disiapkan oleh guru untuk dijawab atau dikerjakan di papan tulis. Setelah memberi penegasan guru memberi evaluasi berupa tes akhir siklus dan sebagai penutup, guru memberikan penghargaan atas hasil kerja kepada siswa secara individu dan penghargaan kelompok berdasarkan kompetensi kelompok.

Pertemuan I, II, dan III

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari Substansi genetik (Kromosom, gen dan DNA). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperetif totur sebaya ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian menjelaskan materi & mengontrol pemahaman siswa. Siswa yang telah memahami dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Tutor sebaya tersebut menjelaskan kepada teman kelompoknya dengan tetap dikontrol oleh guru. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan/tugas yang telah disiapkan oleh guru untuk dijawab atau dikerjakan di papan tulis. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan memberi penghargaan bagi kelompok dengan hasil kerja terbaik.

Pertemuan IV

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari Substansi genetik (Sintesis Protein). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperetif totur sebaya ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang dan mempelajari materi yang telah ditentukan dalam kelompok dan tutor sebaya menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompoknya sampai mengerti sambil berdiskusi. Kemudian setiap anggota kelompok disuruh menjelaskan kembali materi tersebut secara bergantian sampai betul-betul semua sudah memahami materi tersebut.

Pertemuan V, VI, dan VII

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi Substansi Genetik (Reproduksi Sel). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperetif totur sebaya

(5)

ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang dan menentukan materi yang akan dipelajari dalam kelompok dan salah satu anggota kelompok yang sudah ditentukan bertindak selaku tutor sebaya. Tutor sebaya menjelaskan materi tersebut kemudian anggota kelompok yang lain mendengarkan sambil berdiskusi. Setelah berdiskusi, masing-masing anggota kelompok disuruh menjelaskan ulang sampai semua anggota kelompok memahami. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah disiapkan dan memberi penghargaan bagi kelompok dengan hasil kerja terbaik.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Selama pelaksanaan tindakan, peneliti mengisi lembar observasi yang berisi tentang keaktifan siswa. Adapun pelaksanaan evaluasi, dilakukan tes hasil belajar tiap siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis, begitu pula hasil evaluasi. Dimana guru merenungkan dan mengingat kejadian apa yang terjadi didalam kelas, apa yang menyebabkan itu terjadi dan bagaimana hasilnya. Selanjutnya dibuat rencana perbaikan dan penyempurnaan untuk siklus berikutnya. Hasil refleksi yang dikumpulkan pada siklus I diantaranya yaitu, kurangnya rasa percaya diri, siswa tidak terlalu serius (terkesan main-main dengan tutornya), kurangnya rasa untuk saling bekerja sama, siswa masih merasa tegang dan kaku.

Pelaksanaan Siklus II a. Tahap perencanaan

Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan. Setelah menentukan pokok bahasan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, yakni berupa rencana pembelajaran. Selanjutnya membuat soal-soal tes hasil belajar yang akan diberikan pada akhir siklus. Kemudian menyusun kelompok belajar siswa yang heterogen yaitu 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Setelah menyusun kelompok peneliti merencanakan pengaturan tempat duduk untuk tiap kelompok.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan pembelajaran kooperatif totur sebaya dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi Genetika/Pewarisan Sifat. Kemudian peneliti memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif totur sebaya ini kepada siswa, kemudian membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian menjelaskan materi & mengontrol pemahaman siswa. Siswa yang telah memahami dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Tutor sebaya tersebut menjelaskan kepada teman kelompoknya dengan tetap dikontrol oleh guru. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah

(6)

disiapkan oleh guru. Setelah memberi penegasan guru memberi evaluasi berupa tes akhir siklus dan sebagai penutup, guru memberikan penghargaan atas hasil kerja kepada siswa secara individu dan penghargaan kelompok berdasarkan kompetensi kelompok.

Pertemuan I dan II

Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi Genetika/Pewarisan Sifat (Hukum Mendel). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif totur sebaya ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Guru menjelaskan materi, kemudian mengecek pemahaman siswa. Siswa yang dianggap lebih memahami materi diangkat sebagai tutor dalam kelompoknya. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan memberi penghargaan bagi kelompok dengan hasil kerja terbaik.

Pertemuan III dan IV

Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi Genetika (Pola-pola Hereditas). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif totur sebaya ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian menjelaskan materi & mengontrol pemahaman siswa. Siswa yang telah memahami dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Tutor sebaya tersebut menjelaskan kepada teman kelompoknya dengan tetap dikontrol oleh guru. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan memberi penghargaan bagi kelompok dengan hasil kerja terbaik.

Pertemuan V dan VI

Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari Genetika (Mutasi). Kemudian guru memotivasi siswa untuk belajar dan menguraikan proses belajar yang akan dilakukan secara berkelompok dengan totur sebaya. Setelah memotivasi siswa, guru mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif totur sebaya ini kepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang. Kemudian menjelaskan materi & mengontrol pemahaman siswa. Siswa yang telah memahami dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok. Tutor sebaya tersebut menjelaskan kepada teman kelompoknya dengan tetap dikontrol oleh guru. Kemudian guru memberi penegasan dengan memberi pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan memberi penghargaan bagi kelompok dengan hasil kerja terbaik. Pada pertemuan ketujuh diberikan tes hasil belajar (THB).

Pelaksanaan siklus II ini merupakan lanjutan dari siklus I. Dimana tahapan-tahapannya tidak jauh berbeda dari tahapan yang dilakukan dari siklus I.

(7)

Hanya saja hal-hal yang kurang dari siklus I seperti kurangnya rasa percaya diri, masih kurangnya kerja sama, masih ada yang tidak serius (main-main), siswa masih merasa tegang dan kaku, diperbaiki dan disempurnakan pada siklus II. Pada siklus II proses belajarnya berlangsung dengan lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Berkurangnnya siswa yang melaksanakan hal yang tidak diinginkan karena pada umumnya siswa telah memahami prosedur kerja dari pembelajaran kooperatif totur sebaya sehingga interaksi antar anggota kelompok berjalan lancar. Pada umumnya siswa serius dalam proses pembelajaran dan diskusi, termasuk memperhatikan tutornya. Rasa percaya diri siswa juga menunjukkan adanya peningkatan, terlihat dengan banyaknya siswa yang angkat tangan untuk mewakili kelompoknya mengerjakan tugas yang diberikan.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu: “Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes akhir setiap siklus, dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda”.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari tes hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif perhitungan persentase. Kemudian dikategorikan berdasarkan skor ketuntasan belajar yang digunakan di SMAN 1 Luwu Utara yang dinyatakan sebagai berikut.

Tabel. 1: Pengkategorian ketuntasan belajar

NO Skor Kategori

1 0 - 7 6 Tidak tuntas

2 77-100 Tuntas

(Sumber: KTSP SMAN 1 Luwu Utara Tahun Pelajaran 2018/2019) F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa melalui pembelajaran totur sebaya dari siklus I ke siklus II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Tes Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa kelas XII IPS5SMA Negeri 1 Luwu Utara pada siklus I dan siklus II dengan tes pilihan ganda pada setiap akhir siklus menunjukkan adanya peningkatan. Adapun frekuensi dan persentasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.

(8)

Tabel 2: Distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar biologi pada siklus I dan siklus II.

Interval Nilai

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

77 – 100 Tuntas 17 27 56,67% 90% 0 – 76 Tidak tuntas 13 3 43,33% 10% Jumlah 30 30 100 100

Tabel 2 Menunjukkan bahwa dari 30 siswa kelas XII IPS5 SMA Negeri

1 Luwu Utara yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif tutor sebaya, pada siklus I menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi belum begitu maksimal. Hal ini terlihat bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17 orang, atau 56,67% dan yang belum tuntas sebanyak 13 orang dengan persentase 43,33%. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dimana sebanyak 27 orang atau 90% telah tuntas, dan hanya 3 orang atau 10% yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tutor sebaya memberikan konstribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Tabel 3: Statistik Tes Hasil Belajar

Statistik Siklus 1 Siklus 2

Subjek 30 30

Rata-rata 78,89 83,89

Rentang 30 23,34

Nilai Terendah 63,33 73,33

Nilai Tertinggi 93,33 96,67

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata tes hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2, yaitu dari nilai rata-rata 78,89 menjadi 83,89. B. Refleksi

a. Refleksi siklus I

Pada siklus I proses belajar mengajar diawali dengan memperkenalkan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Olehnya itu guru harus menjelaskan model pembelajaran sebelum menjelaskan materi pelajaran.

Setiap kelompok dibagi atas 4 atau 5 orang sehingga terdapat 7 kelompok. Kemudian guru mengatur tempat duduk/posisi kelompok dan menjelaskan materi pembelajaran. Siswa yang dianggap lebih memahami materi dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompoknya. Pada siklus I ini kebanyakan siswa masih kaku dengan pembelajaran ini, dan sepertinya masih belum serius memperhatikan tutor sebaya.

Menjelang akhir siklus I sudah menampakkan adanya kemajuan. Hal ini terlihat dari kerja sama antar kelompok yaitu semakin meningkatnya interaksi antar siswa dalam satu kelompok, dimana mereka mulai serius memperhatikan dan bertanya kepada tutor dan sesekali kepada guru. Rasa percaya diri siswa, khususnya tutor juga mulai tumbuh dengan semakin luwes memberikan penjelasan. Termasuk anggota kelompok sudah menampakkan keseriusan

(9)

melibatkan diri dalam pembelajaran. Dan beberapa siswa sudah berani mengerjakan tugas yang diberikan guru di papan tulis.

b. Refleksi siklus II

Pada siklus II, perhatian, motivasi, serta keaktifan siswa semakin memperlihatkan kemajuan. Hal ini terjadi karena di awal pembelajaran diberikan motivasi dan dorongan untuk memperhatikan tutor, bekerja sama agar semuanya paham, saling membantu dalam belajar dan memahami materi. Terlebih lagi setelah diumumkan perolehan skor hasil belajar pada siklus I dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor kelompok tertinggi dan terbaik. Adanya penghargaan ini menimbulkan semangat kelompok lain untuk meningkatkan prestasi kelompoknya dengan lebih berinteraksi dan membantu antar anggota kelompok untuk memperoleh skor yang lebih baik pada tes berikutnya.

Pada siklus II proses belajarnya berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Pada umumnya siswa telah memahami dan menikmati pembelajaran tutor sebaya. Rasa percaya diri siswa juga menunjukkan adanya peningkatan terlihat dengan beberapa siswa bahkan sudah bisa juga menjadi tutor, serta semakin banyak yang mau tampil mengerjakan tugas di papan tulis.

Secara umum hasil yang telah dicapai setelah pelaksanaan tindakan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tutor sebaya mengalami peningkatan, baik dari segi perubahan sikap siswa, keaktifan, serta motivasi siswa dan dari segi kemampuan siswa menyelesaikan soal biologi secara individu sebagai dampak hasil belajar kelompok dengan tutorial. Sehingga tentunya telah memberikan dampak positif terhadap hasil belajar biologi siswa.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data yang diuraikan diatas, maka secara kualitatif hasil penelitian ini pada siklus I dan siklus II terhadap aktifitas belajar mengalami peningkatan yang baik. Salah satu aktifitas siswa yang mengalami peningkatan pada pembelajaran kooperatif tutor sebaya adalah siswa yang mau tampil mengerjakan tugas atau menjelaskan di papan tulis semakin banyak, hal ini disebakan pembelajaran tutor sebaya ini dapat memberikan konstribusi yang besar dalam membantu mempercepat memahami materi pelajaran.

Keunggulan pembelajaran ini adalah meningkatkan rasa tanggung jawab siswa (khususnya tutor), serta keluwesan siswa lain dalam berinteraksi sehingga mempermudah dalam memahami pelajaran. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain sehingga dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar siswa, menjadikan pelajaran lebih santai, membantu keefektifan proses pembelajaran dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi siswa, serta pemahaman siswa lebih mendalam. Selain itu aktivitas siswa juga akan meningkat seperti mendengarkan penjelasan guru dan tutornya.

Apabila dihubungkan antara aktifitas dan hasil belajar, maka terlihat bahwa pembelajaran kooperatif tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XII IPS5 SMAN 1 Luwu Utara. Selain hasil belajar yang

(10)

meningkat, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar juga meningkat. Ini sesuai yang dikatakan dengan Sardiman (2001) bahwa “belajar berarti usaha mengubah tingkah laku”. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang balajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan panambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, minat dan penyesuaian diri.

Aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tutor sebaya baik pada siklus I maupun siklus II merupakan cerminan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu adaya kerja sama antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tutor sebaya lebih memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi.

Usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak mudah, apalagi kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam memahami materi pelajaran biologi. Selain itu, penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh. Model pembelajaran yang diterapkan guru adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam prestasi belajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat dapat menurunkan motivasi dan minat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman (2001), seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

Peneliti menyadari bahwa tidak mudah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, apalagi dengan kemampuan siswa yang masih terbatas. Jadi yang terpenting adalah bagaimana pengelolaan kelas, menumbuhkan minat dan antusias siswa memiliki keberanian baik mengajukan, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan, serta mengembangkan kreativitas siswa, memberikan kepercayaan kepada siswa agar dapat diperoleh hasil yang memuaskan.

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

“Penerapan pembelajaran kooperatif tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata 78,89 pada siklus I menjadi rata-rata 83,89 pada siklus II, serta persentase ketuntasan meningkat dari 56,67% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II”.

B. Saran

Berdasarkan dengan kesimpulan di atas, maka disarankan:

1. Pembelajaran kooperatif tutor sebaya dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(11)

2. Dalam memilih model pembelajaran sebaiknya dikombinasikan agar tidak monoton serta disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar yang akan berimbas pada peningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ekowati, Endang. 2004. Model-model Pembelajaran Inovatif sebagai Solusi

Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru. Makalah.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hasibuan dan Moedjiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

KTSP SMAN 1 Luwu Utara Tahun Pelajaran 2018/2019

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan

Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.

Nurhayati dan Wellang. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Nur M, dkk. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Press. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, E.R. 1995. Cooperatif Learning. Boston: Allyn Bacon.

Suardjana I Made. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Suherman, E. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia.

Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sumiati & Asra, 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Gambar

Gambar  1. Model penelitian Tindakan kelas dari  Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja,  2006)

Referensi

Dokumen terkait

Objek pajak penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

bangunan gedung adalah fenomena puntir yang terjadi pada balok tepi (eksterior). Momen torsi dalam balok menimbulkan tegangan geser torsi sehingga. secara akumulatif menambah

(RPJMD) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2015. Program Pembangunan di Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Sidoarjo, bertujuan untuk memantapkan

PENGARUH INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat NBP 20 Delitua).. Bersama ini, saya mohon

Ditunjukkan bahwa komposisi kimia minyak cengkeh untuk metode ekstraksi dengan pelarut etanol pada variasi waktu 3 dan 9 jam yaitu komponen tertinggi adalah eugenol

MENINGKATKAN KOMPETENSI PED AGOGIK GURU BAHASA ARAB MAD RASAH ALIYAH D ALAM MENYUSUN RPP BERBASIS SIBERNETIK MELALUI WORKSHOP PAD A KEGIATAN MGMP SE- KABUPATEN PURWAKARTA

Respon Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air.. Dengan pH

(2) Basis Akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca dan pengakuan pendapatan dan beban dalam Laporan Operasional. 3) Periode