Tim Ilmu Komputasi
Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan
Persamaan Diferensial
Parsial CNH3C3
Week 6: Separasi Variabeluntuk Persamaan Gelombang Orde dua dan Koesien Fourier
1 Motivasi
2 Persamaan Gelombang 1D orde dua
3 Separasi Variabel
4 Contoh
5 Koesien Fourier
Motivasi
Gelombang melingkar
Figure : Gelombang menyebar secara melingkar. (Source: https://en.wikipedia.org/wiki/Isotropic_radiator)
Motivasi
Gelombang air
Figure : Gelombang air. (Original Image Source: http://science.kennesaw.edu)
Motivasi
Gelombang acoustic pada gitar
Figure : Gelombang acoustic pada gitar. (Original Image Source: http://www.mediacollege.com/audio/01/sound-waves.html and https://en.wikipedia.org/wiki/Guitar)
Persamaan Gelombang 1D orde dua
Persamaan Gelombang
Vibrasi senar merupakan sistem sik yang sangat rumit untuk dimodelkan.
Suatu senar akan bervibrasi jika senar diganggu dengan kedua ujungnya diikat dengan kencang. Misalkan sebuah senar diikat dengan kencang secara horisontal sehingga membentuk kongurasi setimbang yang diilustrasikan pada Gambar beikut. Dalam hal ini kita misalkan salah satu senar yang ada pada instrumen musik yaitu gitar.
Persamaan Gelombang 1D orde dua
Persamaan Gelombang
Vibrasi senar merupakan sistem sik yang sangat rumit untuk dimodelkan. Suatu senar akan bervibrasi jika senar diganggu dengan kedua ujungnya diikat dengan kencang.
Misalkan sebuah senar diikat dengan kencang secara horisontal sehingga membentuk kongurasi setimbang yang diilustrasikan pada Gambar beikut. Dalam hal ini kita misalkan salah satu senar yang ada pada instrumen musik yaitu gitar.
Persamaan Gelombang 1D orde dua
Persamaan Gelombang
Vibrasi senar merupakan sistem sik yang sangat rumit untuk dimodelkan. Suatu senar akan bervibrasi jika senar diganggu dengan kedua ujungnya diikat dengan kencang. Misalkan sebuah senar diikat dengan kencang secara horisontal sehingga membentuk kongurasi setimbang yang diilustrasikan pada Gambar beikut. Dalam hal ini kita misalkan salah satu senar yang ada pada instrumen musik yaitu gitar.
Persamaan Gelombang 1D orde dua
Persamaan Gelombang
Dari model vibrasi senar di atas, model matematika vibrasi senar berupa persamaan gelombang. Diberikan masalah nilai awal dan nilai batas persamaan gelombang berikut
∂2u ∂t2 =c 2∂2u ∂x2, x ∈ (0, L), t > 0 (2.1) u(x, 0) = f (x), ut(x, 0) = g(x), x ∈ [0, L] (2.2) u(0, t) = 0, u(L, t) = 0. t ≥ 0 (2.3)
Selanjutnya akan dibahas mengenai solusi persamaan di atas menggunakan metode separasi variabel.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi separasi untuk persamaan (2.1-2.3) diberikan sebagai berikut u(x, t) = X (x)T (t).
Substitusikan ansatz ke dalam persamaan gelombang (2.1), didapat X (x)T00(t) = c2X00(x)T (t) (3.1) atau T00(t) c2T (t) = X 00(x) X (x) (3.2)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi separasi untuk persamaan (2.1-2.3) diberikan sebagai berikut u(x, t) = X (x)T (t).
Substitusikan ansatz ke dalam persamaan gelombang (2.1), didapat X (x)T00(t) = c2X00(x)T (t) (3.1) atau T00(t) c2T (t) = X 00(x) X (x) (3.2)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi separasi untuk persamaan (2.1-2.3) diberikan sebagai berikut u(x, t) = X (x)T (t).
Substitusikan ansatz ke dalam persamaan gelombang (2.1), didapat X (x)T00(t) = c2X00(x)T (t) (3.1) atau T00(t) c2T (t) = X 00(x) X (x) (3.2)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Seperti pada pembahasan persamaan panas 1D sebelumnya, persamaan (3.2) harus sama dengan suatu konstanta, yakni
T00(t)
c2T (t) = X 00(x)
X (x) = −λ (3.3)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Dari (3.3), kita mendapatkan dua buah persamaan diferensial biasa (PDB):
X00(x) + λX (x) = 0, (3.4)
T00(t) + λc2T (t) = 0. (3.5)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Dari (3.3), kita mendapatkan dua buah persamaan diferensial biasa (PDB):
X00(x) + λX (x) = 0, (3.4)
T00(t) + λc2T (t) = 0. (3.5)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4)
Sehingga kita akan memiliki persamaan diferensial biasa yakni fungsi X (x) untuk masalah nilai eigen
X00
(x) + λX (x) = 0, x ∈ (0, L), (3.6)
X (0) = X (L) = 0. (3.7)
Solusi umum untuk persamaan di atas adalah X (x) = A cos(√λx) + B sin(
√
λx) (3.8)
dengan adanya nilai batas maka
X (0) = A cos(0) + B sin(0) = A = 0 (3.9) X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.10)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4)
Sehingga kita akan memiliki persamaan diferensial biasa yakni fungsi X (x) untuk masalah nilai eigen
X00
(x) + λX (x) = 0, x ∈ (0, L), (3.6)
X (0) = X (L) = 0. (3.7)
Solusi umum untuk persamaan di atas adalah X (x) = A cos(√λx) + B sin(
√
λx) (3.8)
dengan adanya nilai batas maka
X (0) = A cos(0) + B sin(0) = A = 0 (3.9) X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.10)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4)
Sehingga kita akan memiliki persamaan diferensial biasa yakni fungsi X (x) untuk masalah nilai eigen
X00
(x) + λX (x) = 0, x ∈ (0, L), (3.6)
X (0) = X (L) = 0. (3.7)
Solusi umum untuk persamaan di atas adalah X (x) = A cos(√λx) + B sin(
√
λx) (3.8)
dengan adanya nilai batas maka
X (0) = A cos(0) + B sin(0) = A = 0 (3.9) X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.10)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4) Selanjutnya
X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.11)
yang diharapkan bernilai 0 adalah sin(√λL) sehingga
sin(√λL) = 0 (3.12) √ λL = kπ, k = 1, 2 . . . (3.13) √ λ = kπ L , k = 1, 2 . . . (3.14) λ = kπ L 2 , k = 1, 2 . . . (3.15) sehingga solusi umumnya adalah
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4) Selanjutnya
X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.11) yang diharapkan bernilai 0 adalah sin(√λL) sehingga
sin(√λL) = 0 (3.12) √ λL = kπ, k = 1, 2 . . . (3.13) √ λ = kπ L , k = 1, 2 . . . (3.14) λ = kπ L 2 , k = 1, 2 . . . (3.15) sehingga solusi umumnya adalah
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4) Selanjutnya
X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.11) yang diharapkan bernilai 0 adalah sin(√λL) sehingga
sin(√λL) = 0 (3.12) √ λL = kπ, k = 1, 2 . . . (3.13) √ λ = kπ L , k = 1, 2 . . . (3.14) λ = kπ L 2 , k = 1, 2 . . . (3.15)
sehingga solusi umumnya adalah
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.4) Selanjutnya
X (L) = 0 cos(0) + B sin(√λL) = 0 (3.11) yang diharapkan bernilai 0 adalah sin(√λL) sehingga
sin(√λL) = 0 (3.12) √ λL = kπ, k = 1, 2 . . . (3.13) √ λ = kπ L , k = 1, 2 . . . (3.14) λ = kπ L 2 , k = 1, 2 . . . (3.15) sehingga solusi umumnya adalah
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.5)
Dilain pihak, fungsi T (t) harus memenuhi T00(t) + λ kc2T (t) = 0, (3.17) T00(t) + kπc L 2 Tk(t) = 0 (3.18)
Sehingga solusi umumnya untuk T (t) dapat dibentuk menjadi Tk(t) = Ckcos kπct L +Dksin kπct L , (3.19)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (3.5)
Dilain pihak, fungsi T (t) harus memenuhi T00(t) + λ kc2T (t) = 0, (3.17) T00(t) + kπc L 2 Tk(t) = 0 (3.18)
Sehingga solusi umumnya untuk T (t) dapat dibentuk menjadi Tk(t) = Ckcos kπct L +Dksin kπct L , (3.19)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP gelombang 1D orde dua
Pada akhirnya, kita mendapatkan tak hingga solusi separasi dari persamaan gelombang (2.1-2.3), u(x, t) = X (x)T (x) (3.20) uk(x, t) = Bksin kπx L Ckcos kπct L +Dksin kπct L , (3.21) k = 1, 2, · · · , uk(x, t) = sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (3.22) k = 1, 2, · · · , dengan Ek =BkCk dan Fk =BkDk.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP gelombang 1D orde dua
Solusi separasi variabel dari persamaan gelombang, uk(x, t) = sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , k = 1, 2, · · · , (3.23)
memenuhi kondisi awal uk(x, 0) = Eksin kπx L dan (uk)t(x, 0) = Fkkπc L sin kπx L (3.24)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP gelombang 1D orde dua
Selain itu akumulasi dari banyaknya berhingga solusi N juga merupakan sebuah solusi yakni,
u(x, t) = N X k=1 sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (3.25) dengan kondisi awal
u(x, 0) =XN k=1 Eksin kπx L dan ut(x, 0) = N X k=1 FkkπcL sin kπx L . (3.26)
Contoh
Contoh separasi variabel Contoh
Diberikan masalah gelombang (2.1-2.3) dengan c = 1, L = 1, f (x) = 2 sin(πx) dan g(x) = − sin(2πx).
Data awal dengan bentuk (3.26) diberikan sebagai berikut
E1 =2, Ek =0, untuk k > 1 dan
F2 = − 1
2π, Fk =0, untuk k 6= 2 Sehingga solusinya u(x, t) diberikan sebagai
u(x, t) = 2 sin(πx) cos(πt) − 1
Contoh
Contoh separasi variabel Contoh
Diberikan masalah gelombang (2.1-2.3) dengan c = 1, L = 1, f (x) = 2 sin(πx) dan g(x) = − sin(2πx). Data awal dengan bentuk (3.26) diberikan sebagai berikut
E1 =2, Ek =0, untuk k > 1 dan
F2 = − 1
2π, Fk =0, untuk k 6= 2
Sehingga solusinya u(x, t) diberikan sebagai u(x, t) = 2 sin(πx) cos(πt) − 1
Contoh
Contoh separasi variabel Contoh
Diberikan masalah gelombang (2.1-2.3) dengan c = 1, L = 1, f (x) = 2 sin(πx) dan g(x) = − sin(2πx). Data awal dengan bentuk (3.26) diberikan sebagai berikut
E1 =2, Ek =0, untuk k > 1 dan
F2 = − 1
2π, Fk =0, untuk k 6= 2 Sehingga solusinya u(x, t) diberikan sebagai
u(x, t) = 2 sin(πx) cos(πt) − 1
Contoh
Contoh separasi variabel
Contoh
Latihan
Andaikan diberikan kondisi awal persamaan gelombang 1D orde dua utt−uxx =0 sebagai berikut, tentukanlah solusi umum persamaan gelombang!
1. f (x) = 3 sin(4πx) dan g(x) = 5 sin(7πx), x ∈ [0, 1].
2. f (x) = 3 sin(4πx) + 2 sin(2πx) dan g(x) = 5 sin(7πx), x ∈ [0, 1]
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Bagaimana jika nilai awal yang diberikan f (x) dan g(x) merupakan subuah konstanta?
Contoh nilai awal sebagai berikut
u(x, 0) = f (x) = 1, (5.1)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.2)
Tentu saja dengan menggunakan solusi u(x, t) =XN k=1 sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (5.3) tidak bisa.
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Bagaimana jika nilai awal yang diberikan f (x) dan g(x) merupakan subuah konstanta? Contoh nilai awal sebagai berikut
u(x, 0) = f (x) = 1, (5.1)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.2)
Tentu saja dengan menggunakan solusi u(x, t) =XN k=1 sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (5.3) tidak bisa.
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Bagaimana jika nilai awal yang diberikan f (x) dan g(x) merupakan subuah konstanta? Contoh nilai awal sebagai berikut
u(x, 0) = f (x) = 1, (5.1)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.2)
Tentu saja dengan menggunakan solusi u(x, t) =XN k=1 sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (5.3) tidak bisa.
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Dengan menggunakan cara yang sama pada persamaan panas 1D, yaitu membentuk nilai awal konstan menjadi deret sin yaitu
u(x, 0) = f (x) = 1 = N X k=1 Eksin kπx L , (5.4) ut(x, 0) = g(x) = 0 = N X k=1 FkckπL sin kπx L (5.5)
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Dengan menggunakan cara yang sama pada persamaan panas 1D, yaitu membentuk nilai awal konstan menjadi deret sin yaitu
u(x, 0) = f (x) = 1 = N X k=1 Eksin kπx L , (5.4) ut(x, 0) = g(x) = 0 = N X k=1 FkckπL sin kπx L (5.5) Sehingga tugas terakhir adalah mencari nilai koesien Ek dan Fk!
Koesien Fourier
Koesien Fourier
Sama dengan proses mencari koesien Fourier pada kasus persamaan panas, didapat
Ek = 2 L Z L 0 f (x) sin kπx L , (5.6) Fk = ckπ2 Z L 0 g(x) sin kπx L (5.7)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Misalkan diberikan nilai awal untuk persamaan gelombang 1D orde dua utt−uxx =0 pada selang x ∈ [0, 1] seperti berikut
u(x, 0) = f (x) = 1, (5.8)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.9)
Tentukanlah solusi umum dari persamaan gelombang!
Pertama kita tentukan koesien Fourier
Ek =2 Z 1 0 1 sin kπx 1 , (5.10) Fk = 2 kπ Z 1 0 0 sin kπx 1 (5.11)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Misalkan diberikan nilai awal untuk persamaan gelombang 1D orde dua utt−uxx =0 pada selang x ∈ [0, 1] seperti berikut
u(x, 0) = f (x) = 1, (5.8)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.9)
Tentukanlah solusi umum dari persamaan gelombang! Pertama kita tentukan koesien Fourier
Ek =2 Z 1 0 1 sin kπx 1 , (5.10) Fk = kπ2 Z 1 0 0 sin kπx 1 (5.11)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Untuk Koesien Ek:
Pertama kita tentukan koesien Fourier Ek =2 Z 1 0 1 sin kπx 1 , (5.12) Ek = kπ2 [−cos (kπx)]10, (5.13) Ek = kπ2 (1 − cos (kπ)) , (5.14) Ek = kπ4 , ∀k ganjil, Ek =0, ∀k genap (5.15)
Untuk Koesien Fk didapatkan
Fk = 2 kπ Z 1 0 0 sin kπx 1 =0 (5.16)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Untuk Koesien Ek:
Pertama kita tentukan koesien Fourier Ek =2 Z 1 0 1 sin kπx 1 , (5.12) Ek = kπ2 [−cos (kπx)]10, (5.13) Ek = kπ2 (1 − cos (kπ)) , (5.14) Ek = kπ4 , ∀k ganjil, Ek =0, ∀k genap (5.15)
Untuk Koesien Fk didapatkan
Fk = 2 kπ Z 1 0 0 sin kπx 1 =0 (5.16)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Untuk Koesien Ek:
Pertama kita tentukan koesien Fourier Ek =2 Z 1 0 1 sin kπx 1 , (5.12) Ek = kπ2 [−cos (kπx)]10, (5.13) Ek = kπ2 (1 − cos (kπ)) , (5.14) Ek = kπ4 , ∀k ganjil, Ek =0, ∀k genap (5.15)
Untuk Koesien Fk didapatkan
Fk = 2 kπ Z 1 0 0 sin kπx 1 =0 (5.16)
Koesien Fourier
Contoh Koesien Fourier
Sehingga solusinya didapatkan u(x, t) = N X k=1 sin kπx L Ekcos kπct L +Fksin kπct L , (5.17) u(x, t) = N X k=1 sin kπx L 4 kπcos kπct L +0 sin kπct L , ∀k ganjil, (5.18) u(x, t) = N X k=1 4 (2k − 1)πsin (2k − 1)πx L cos (2k − 1)πctL , (5.19)
Koesien Fourier
Latihan Koesien Fourier
Misalkan diberikan nilai awal untuk persamaan gelombang 1D orde dua utt−4uxx =0 pada selang x ∈ [0, 3] seperti berikut
u(x, 0) = f (x) = 10, (5.20)
ut(x, 0) = g(x) = 0 (5.21)
Koesien Fourier
Homework
Andaikan diberikan kondisi awal persamaan gelombang 1D orde dua utt−uxx =0 sebagai berikut
f (x) = x(1 − x) dan g(x) = 0. (5.22)
Tentukanlah solusi umum dari persamaan gelombang! (Hint: Gunakan metode koesien Fourier untuk menentukan fungsi f (x) menjadi fungsi sinusoidal!)
Selanjutnya
Next