• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1: PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1: PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
337
0
0

Teks penuh

(1)

Tanggal : 28 Juni 2019

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 membagi ruang lingkup perencanaan secara sistematis dan terintegrasi. Makna terintegrasi dapat diartikan sebagai keselarasan perencanaan pembangunan antar ruang (waktu) maupun antar level pemerintahan. Perencanaan pembangunan berdasar pada ruang lingkup waktu dapat dibedakan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 20 tahun; Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk kurun waktu 5 tahun; dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk jangka pendek kurun waktu 1 tahunan. Kinerja pemerintah daerah secara akumulatif harus dapat berdampak pada kinerja Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Seluruh dokumen perencanaan harus saling terintegrasi dan saling mendukung pencapaian satu sama lain. Setiap tahunnya pemerintah daerah menyusun dokumen RKPD sebagai bentuk dokumen perencaan jangka pendek. RKPD disusun sebagai penjabaran arah kebijakan tahunan selama 5 tahun yang ada di dalam RPJMD, sesuai dengan program tahunan yang ada didalam RPJMD. RKPD berisi rencana kerja dari seluruh Perangkat Daerah (PD ) pada tahun yang bersangkutan, yang didasarkan pada arahan dan program prioritas yang telah dirumuskan pada Rancangan Awal RKPD. Sehingga masing-masing PD memiliki arahan/ tema pembangunan yang jelas setiap tahunnya.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional.

RKPD merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, maka RKPD Kota Mojokerto Tahun 2020 mengacu pada dokumen–dokumen perencanaan yang sudah ada yaitu RPJP Nasional, RPJM Nasional, RKP Tahun 2020, RPJPD Provinsi Jawa Timur, RPJMD Provinsi Jawa Timur, RPJPD Kota Mojokerto Tahun 2005-2025, dan RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2018-2023, terutama dilihat dari keterkaitan prioritas pembangunan, kebijakan dan arah pembangunan yang akan dilaksanakan tahun 2020.

Tahapan penyusunan RKPD Kota Mojokerto Tahun 2020 sudah mematuhi, mentaati dan melaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020. Sedangkan tahapannya yaitu penyusunan rancangan awal RKPD, rancangan RKPD, rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD. dengan menggunakan pendekatan teknokratik, politis, partisipatif, bottom-up dan top-down. Pendekatan teknokratik dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga atau perangkat daerah yang secara fungsional bertugas untuk menyusun

(2)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 I - 2 berasal dari DPRD. Pendekatan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan antara lain melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Proses bottom up dilakukan secara berjenjang mulai dari Kelurahan, Kecamatan, Kota, Provinsi dan Nasional. Sedangkan top down menekankan bahwa tema, arah kebijakan dan prioritas pembangunan daerah mengacu pada tema, arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan provinsi.

Dokumen RKPD ini merupakan dokumen publik dimana sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berlaku efektif pada tanggal 1 Mei 2010, maka diharapkan Dokumen ini harus dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan baik dalam kapasitas untuk melaksanakan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ini berlandaskan pada beberapa dasar hukum seperti dibawah ini:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab keuangan Daerah;

5. Undang-undang Nonom 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;

(3)

Pembantuan;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi ;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 518)

18. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri Nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi ; 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Perizinan dan Non Perizinan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Daerah;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah dan Rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020;

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020; 32. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2020;

33. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Mojokerto Tahun 2005-2025;

(4)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 I - 4 35. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan

Perangkat Daerah Kota Mojokerto.

36. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mojokerto Tahun 2018-2023.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Dalam proses penyusunan RKPD menekankan relevansi tema, dengan tema RKP nasional dan RKPD provinsi. Tema yang dirumuskan oleh Pemerintah Kota Mojokerto tentunnya harus selaras dengan tema pada level Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Untuk melihat relevansi tema Nasional, Provinsi Jawa Timur, dan Kota Mojokerto pada tahun 2020, maka berikut disampaikan perbandingan tema sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 1.1. Relevansi Tema Nasional, Provinsi Jawa Timur dan Kota Mojokerto Tahun 2020

NO TemaTahun 2020

NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO

1 “Peningkatan Sumber

Daya Manusia untuk Pertumbuhan

Berkualitas”.

“Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Jawa Timur untuk Pertumbuhan Berkualitas

dan Berdaya Saing”.

Peningkatan Sumber Daya

Manusia untuk

meningkatkan kemandirian

dan daya saing

perekonomian daerah serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat Melalui

Reformasi Birokrasi

Keberadaan RKPD Tahun 2020 juga sebagai pedoman bagi Perangkat Daerah (PD) untuk penyusunan Rencana Kerja (Renja) PD tahun 2020. RPJMD dan Renstra PD adalah dokumen perencanaan jangka menengah daerah untuk periode 5 tahunan, yang dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana tahunan. Rencana kerja tahunan pada tingkat nasional dinamakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan pada tingkat daerah disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Hubungan Renstra K/L dengan RKP dan Renstra PD dengan RKPD adalah bersifat mengikat yaitu penyusunan rencana tahunan harus berpedoman pada rencana lima tahunan. Sedangkan hubungan antara Renstra K/L dan Renstra PD adalah bersifat konsultatif yaitu penyusunan Renstra PD harus memperhatikan Renstra K/L. Selain itu, RKPD Kota Mojokerto Tahun 2020 juga menggambarkan keterkaitan capaian target pada RKPD tahun sebelumnya guna mengetahui pencapaian target pembangunan nasional.

Mengingat adanya keselarasan sistem perencanaan dan sistem penganggaran, maka RKPD harus dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Oleh karena itu penyusunan RKPD tersebut, perlu dilakukan secara lebih rinci dengan tekanan utama pada penetapan program dan kegiatan.Penetapan program dan kegiatan tersebut harus pula mencakup indikator dan target kinerja serta perkiraan kebutuhan dana untuk mendukung pelaksanaan masing-masing program dan kegiatan. Hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(5)

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mojokerto Tahun 2020 adalah untuk menjamin sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. RKPD Tahun 2020 tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dan merupakan acuan dalam perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) maupuan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kota Mojokerto Tahun 2020.

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2020 adalah untuk untuk memberikan arah dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan di Kota Mojokerto, dalam rangka mewujudkan pencapaian indikator dan target kinerja prioritas/agenda/program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2018-2023 yang akhirnya ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.

1.5 Sistematika Dokumen RKPD

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menjelaskan pengertian ringkas mengenai RKPD, proses penyusunan dan kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode penyusunan RPJMD, keterikatan dengan dokumen RPJMD, Renstra PD , Renja PD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

RPJP Daerah RKP Renja PD RKP Daerah RAPBD RKA PD RPJM Daerah Renstra PD RPJM Nasional DPA PD APBD Pedoman Diperhatikan Pedoman Bahan Pedoman Dijabarkan Bahan Diacu Pedoman Diacu

(6)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 I - 6 perencanaan dan penganggaran serta tatacara penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan Musrenbang.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Bagian ini menjelaskan secara ringkas hubungan dokumen RKPD dengan RPJMD Kota Mojokerto tahun 2018-2023.

1.4. Maksud dan Tujuan

Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD.

1.5. Sistematika Dokumen RKPD

Sub bab ini mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengurutan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menguraikan tentang kondisi daerah dan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun yang lalu selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai acuan.

2.1 Kondisi Umum Kondisi Daerah

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara umum mengenai kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi, serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

Bagian ini merupakan telaahan terhadap hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan daerah. Evaluasi meliputi seluruh urusan baik wajib maupun pilihan pemerintah daerah khususnya menyangkut realisasi capaian kinerja program tahun lalu.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

Bagian ini mengemukakan beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi baik yang berhubungan dengan pelaksanaan prioritas pembangunan daerah maupun program-program lain yang mendapatkan perhatian dalam rangka identifikasi permasalahan.

BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendanaan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perkonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Bagian ini mengemukakan implementasi program perekomonian untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah, isu strategis daerah sebagai dasar untuk menyusun prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan tahun 2018.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Menguraikan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah.

(7)

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi permasalahan ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD.

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2020

Suatu prioritas pembangunan daerah tahun 2020 pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana.

BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat.

BAB VI KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah bertujuan untuk memberi panduan dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.

(8)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 1

KEUANGAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan dinamika perekonomian di suatu wilayah. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang menjadi indikator penting dalam keberhasilan pembangunan. Kondisi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Hal ini karena ekonomi memiliki pengaruh yang besar terhadap taraf kehidupan yang lebih baik terutama dalam modal dan kekayaan dalam suatu negara. Perwujudan kesejahteraan sosial dapat dicapai melalui pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan sesuai dengan tata kelola, kepastian hukum, dan stabilitas politik. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik di pusat maupun daerah. PDRB digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Pentingnya sektor perekonomian mengharuskan adanya perencanaan atau kerangka pembangunan ekonomi yang sesuai baik pusat ataupun daerah. Terdapat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Daerah yang merupakan suatu bagian penting dalam menyusun RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah). Hal ini untuk dapat melihat kondisi perekonomian dan kemampuan keuangan pemerintah dalam menjalankan program-program yang direncanakan.

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan makro secara nasional adalah meningkatkan pertumbuhan potensial Indonesia, menjaga stabilitas makroekonomi, serta memastikan inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan potensial Indonesia dilaksanakan melalui transformasi struktural untuk peningkatan kesejahteraan yang terdiri dari revitalisasi industri pengolahan, modernisasi pertanian, hilirisasi pertambangan serta transformasi sektor jasa. Selain itu, peningkatan pertumbuhan potensial juga dijalankan melalui penguatan permintaan domestik dan peningkatan kinerja perdagangan internasional dengan cara mendorong investasi sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi, diversifikasi ekspor demi penguatan stabilitas eksternal, serta menjaga keberlanjutan fiskal dengan tetap memberikan stimulus terhadap perekonomian. Stabilitas makroekonomi perlu dijaga dengan cara menjaga stabilitas harga, eskternal, dan sektor keuangan. Arah kebijakan makro nasional tahun 2020 selanjutnya adalah memastikan inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan ekonomi dengan cara mendorong pemerataan antar wilayah dan tingkat pendapatan, mendorong

(9)

Arah kebijakan makro nasional menjadi landasan oleh pemerintah dalam mencapai target pembangunan nasional tahun 2020 sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 72,5; 2. Tingkat Kemiskinan pada kisaran angka 8,5% – 9,0%; 3. Pertumbuhan Ekonomi pada kisaran angka 5,3% – 5,5%; 4. Gini Rasio turun pada kisaran angka 0,375 – 0,380;

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun pada kisaran angka 4,8% – 5,1%; 6. Inflasi pada kisaran angka 2,0% – 4,0%.

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, meskipun telah digunakan sebagai indikator pembangunan, pertumbuhan ekonomi masih bersifat umum dan belum mencerminkan kemampuan masyarakat secara individual. Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan tersebut dimaksudkan sebagai laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Bagi daerah, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator yang penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dan berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di masa yang akan datang.

Kondisi pertumbuhan ekonomi secara nasional yaitu pada tahun 2012 sebesar 6,03%, tahun 2013 sebesar 5,56%, tahun 2014 sebesar 5,02%, dan tahun 2015 sebesar 4,79%. Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi nasional meningkat sebesar 5,07% dan terus meningkat di tahun 2018 sebesar 5,17%. Secara proyeksi pada akhir tahun 2019 diperkirakan sebesar 5,3%, dan pada tahun 2020 pada kisaran angka 5,3% - 5,5%. Proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2020 diarahkan pada sasaran sebagai berikut:

1. Konsumsi rumah tangga diperkirakan mencapai angka 5,09 – 5,15

2. Konsumsi lembaga swasta nirlaba diperkirakan mencapai angka 0,37 – 0,41 3. Konsumsi pemerintah diperkirakan mencapai angka 4,07 – 4,21

4. Pembentukan modal tetap bruto diperkirakan mencapai angka 7,00 – 7,32 5. Ekspor barang dan jasa diperkirakan mencapai angka 5,26 – 6,61

6. Impor barang dan jasa diperkirakan mencapai angka 6,05 – 6,95

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi

(10)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 3 menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan tolok ukur dari kemajuan perekonomian suatu daerah.

Secara umum, kondisi perekonomian Kota Mojokerto dalam beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi. Berdasarkan data BPS Kota Mojokerto Tahun 2015-2018, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto berturut-turut sebesar 5,74%; 5,77%; 5,65%; 5,49%. Meskipun sempat mengalami perlambatan, tetapi laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto pada tahun 2016 lebih cepat daripada tahun sebelumnya, meskipun dalam jumlah yang tidak signifikan yaitu 5,77% meningkat sebesar 0,03 dari tahun 2015. Pertumbuhan tersebut tidak berlangsung lama karena pada tahun 2017 hingga 2018 kembali mengalami perlambatan hingga 0,28 poin dari tahun 2016 hingga 2018. Salah satu indikator utama ekonomi daerah adalah penghitungan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Tujuan pembangunan daerah harus mampu memicu peningkatan PDRB dari tahun ke tahun agar dapat membuka dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain sektor dalam penghitungan PDRB, terdapat indikator lain yang merupakan indikator makro ekonomi lainnya yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka. Berikut adalah perkembangan indikator makro ekonomi Kota Mojokerto.

Tabel 3. 1: Realisasi dan Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2015 - 2020 No Indikator Makro Satuan Realisasi Proyeksi 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1. PDRB (ADHB) Juta (Rp) 4.881.579,5 5.371.366,4 5.865.002,2 6.356.072,07 6.847.783,42 7.339.494,77 2. PDRB (ADHK) Juta (Rp) 3.991.374,4 4.221.826,6 4.459.531,2 4.692.400,87 4.926.479,27 5.160.557,67 3. Pertumbuhan Ekonomi % 5.74 5.77 5.65 5,49 5,70-6,00 5,70-6,00 4. Laju Inflasi % 1,71 1,3 3,44 <5,0 <5,0 <5,0 5. Persentase Penduduk Miskin % 6,16 5,73 5,73 5,50 5,25 – 5,70 5,25 – 5,70 6. Tingkat Pengangguran % 4,88 3,33 3,61 2,45 2,4 – 3,5 2,4 – 3,5

(11)

Terbuka (TPT)

Sumber: BPS Kota Mojokerto, BPS Prov. Jawa Timur, 2018

Berdasarkan tabel dapat diketahui PDRB ADHK dan PDRB ADHB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Proyeksi pada tahun 2019 dan 2020 diperkirakan juga mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya, namun kembali melambat pada tahun 2017 hingga 2018. Sehingga tahun 2019 dan 2020 proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat pada kisaran angka 5,70 – 6,00. Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi, laju inflasi juga mengalami naik turun. Pada tahun 2016 inflasi menurun di angka 1,3% yang berarti lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai angka 1,71%, namun kembali meningkat di tahun 2017 menjadi 3,44. Proyeksi inflasi di tahun 2019 hingga 2020 masih diperkirakan naik turun namun tidak melebihi angka 5%. Persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan sejak 2015 hingga 2018 yakni hanya sebesar 5,50%. Proyeksi tahun 2019 sampai 2020 diperkirakan pada kisaran angka 5,25 – 5,70. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Mojokerto mengalami fluktuasi, namun cenderung menurun. Pada tahun 2016 TPT Kota Mojokerto sebesar 3,33%, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,88%, namun sedikit meningkat kembali di tahun 2017 sebesar 3,61%. Pada tahun 2018 kembali turun pada angka 2,45% sehingga proyeksi tahun 2019 hingga 2020 diperkirakan pada kisaran angka 2,4 – 3,5.

3.1.1 Strategi dan Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Pada Tema Rancangan Awal RKP tahun 2020 (Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024) yaitu “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas” maka usulan tema dan prioritas pembangunan yang harus dicapai pada akhir tahun 2020 sesuai dengan Rancangan RKP Tahun 2020, antara lain:

1. Pembangunaan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan melalui program prioritas sebagai berikut:

a. Perlindungan sosial dan tata kelola kependudukan; b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan; c. Pemerataan layanan pendidikan berkualitas;

d. Pengentasan kemiskinan;

e. Pembangunan budaya, karakter, dan prestasi bangsa.

(12)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 5 c. Peningkatan konektivitas multimoda dan antarmoda mendukung pertumbuhan

ekonomi;

d. Peningkatan infrastruktur perkotaan;

e. Perluasan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan kesempatan kerja melalui program prioritas sebagai berikut:

a. Penguatan kewirausahaan dan UMKM;

b. Peningkatan nilai tambah dan investasi di sektor riil;

c. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja;

d. Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);

e. Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

4. Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup melalui program prioritas sebagai berikut:

a. Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan; b. Peningkatan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas air;

c. Pemenuhan kebutuhan energi melalui peningkatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT);

d. Peningkatan daya dukung SDA dan daya tampung lingkungan; e. Penguatan ketahanan bencana.

5. Stabilitas pertahanan dan keamanan melalui program prioritas sebagai berikut: a. Penguatan kemampuan pertahanan;

b. Peningkatan diplomasi politik dan kerjasama pembangunan internasional; c. Penguatan sistem peradilan dan upaya anti korupsi;

d. Penanggulangan terorisme, peningkatan keamanan siber, dan penguatan keamanan laut;

e. Penanggulangan narkotika dan penguatan kamtibmas.

Untuk mencapai 5 (lima) tema pembangunan tersebut, diperlukan kondisi yang kondusif yang terkait pembangunan politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 bahwa Provinsi Jawa Timur ditetapkan tema RKPD tahun 2020 adalah “Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Jawa Timur untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berdaya Saing” dengan arah kebijakan ekonomi lebih difokuskan pada pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah ekonomi dan pariwisata, kualitas ketenagakerjaan serta perluasan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar 5,44%, pada

(13)

2020 menjadi sebesar 5,60%. Sedangkan pada sektor ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2014 – 2018 secara berturut-turut adalah sebesar 4,19%; 4,47%; 4,21%; 4,00%; 3,99% dan diproyeksikan pada tahun 2020 turun menjadi sebesar 3,55%.

Dalam rangka pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, maka prioritas pembangunan daerah harus diselaraskan dengan sasaran dan prioritas pembangunan nasional, sesuai dengan kewenangan dan rencana tata ruang baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup. Keselarasan program prioritas daerah dengan nasional diterapkan dalam upaya pencapaian target pembangunan ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Maka, dalam mendukung prioritas pembangunan nasional yang telah disesuaikan dengan strategi pemerintah daerah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mojokerto Tahun 2018 – 2023, Kota Mojokerto menetapkan tema Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020 yaitu “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing perekonomian daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Melalui tema tersebut, ditetapkan program prioritas pembangunan sebagai berikut :

1. Pembangunan manusia melalui peningkatan kualitas dan akses layanan Pendidikan, kesehatan, dan Pengentasan Kemiskinan;

2. Pemerataan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur yang mendukung pertumbuhan pusat-pusat pertumbuhan baru;

3. Pembangunan ekonomi kerakyatan melalui optimalisasi peran pasar tradisional, pengembangan pariwisata, ekonomi kreatif dan perluasan kesempatan kerja; 4. Peningkatan ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan hidup untuk

pembangunan berkelanjutan;

5. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban.Umum serta Perlindungan Masyarakat.

3.1.2 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)

Salah satu cara untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi adalah melalui penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut pendekatan produksi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap kegiatan sub sektor atau sektor.

(14)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 7 pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga atau inflasi/ deflasi. Penghitungan PDRB yang berlaku saat ini sudah menggunakan metode baru dan mengalami perubahan tahun dasar yaitu menggunakan tahun dasar 2010. Berikut disajikan perkembangan nilai PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama kurun waktu 5 tahun terakhir sebagai berikut.

Tabel 3. 2: Perkembangan Nilai PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

23 757,1 24 470,5 24 952,6 25 355,7 25 551,2

Pertambangan dan Penggalian 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Industri Pengolahan 402 595,7 427 100,6 451 445,1 479 254,5 506 999,5

Pengadaan Listrik dan Gas 3 633,3 3 713,0 3 835,6 3 996,8 4 191,6

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

5 217,7 5 346,6 5 561,1 5 837,9 6 085,0

Konstruksi 420 012,9 434 903,6 455 974,7 483 704,0 511 849,4

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1 120 277,4 1 185 370,8 1 250 937,6 1 327 943,0 1 410 378,0

Transportasi dan Pergudangan 96 877,7 102 007,6 107 657,2 115 047,8 122 207,6 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

229 793,2 244 232,0 261 940,5 281 231,9 303 425,8

Informasi dan Komunikasi 523 834,6 563 279,3 604 073,1 644 050,1 685 621,5 Jasa Keuangan dan Asuransi 280 530,4 297 276,9 315 463,6 325 381,6 340 463,9

Real Estate 109 028,1 113 705,5 119 383,6 123 842,6 128 755,6

Jasa Perusahaan 28 291,5 29 865,5 31 343,7 33 001,9 34 764,2

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

173 388,4 183 381,6 192 780,7 199 252,2 208 050,2

Jasa Pendidikan 165 026,2 175 620,9 185 641,2 192 720,4 200 803,1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

45 870,8 47 287,7 50 010,6 52 714,5 55 684,8

(15)

PDRB 3 774 643,6 3 991 374,4 4 221 826,6 4 460 444,9 4 719 232,4

Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

Stuktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor dapat menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap sektor ekonomi. Selama beberapa tahun terakhir ini (2014-2018), berdasarkan data series dapat terlihat bahwa nilai PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dalam setiap tahun menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan yang diterima olah faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat Kota Mojokerto mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Kenyataan ini memberikan indikasi nyata bahwa perekonomian Kota Mojokerto secara nominal terus meningkat.

Tabel 3. 3: Perkembangan Nilai PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2014-2018 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

30 405,2 33 356,3 36 242,8 37 964,1 39 566,0

Pertambangan dan Penggalian 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Industri Pengolahan 493 475,9 549 758,0 607 057,6 669 352,0 734 546,3

Pengadaan Listrik dan Gas 3 245,4 3 623,4 3 896,1 4 448,0 4 766,0

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

5 420,0 5 607,2 5 901,3 6 276,1 6 580,3

Konstruksi 498 294,2 541 560,9 590 293,6 635 252,4 675 545,2

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1 305 946,5 1 431 175,3 1 571 236,3 1 732 507,9 1 913 304,3

Transportasi dan Pergudangan 115 640,4 127 521,9 140 949,2 157 883,7 171 105,4 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

287 412,5 322 941,4 366 509,0 402 044,4 440 026,1

Informasi dan Komunikasi 541 917,6 587 698,4 634 136,3 692 159,0 737 483,2

(16)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 9

Real Estate 126 341,7 140 016,3 151 339,6 160 951,1 174 732,6

Jasa Perusahaan 34 439,7 38 193,5 42 042,4 45 875,9 50 484,1

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

206 186,2 233 319,5 257 043,4 274 567,7 302 621,6

Jasa Pendidikan 202 236,4 226 443,7 251 738,3 266 872,9 282 483,1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

51 391,0 56 174,6 61 711,0 69 182,2 73 291,8

Jasa Lainnya 166 797,7 180 913,5 195 431,6 207 967,2 224 745,0

PDRB 4 427 099,0 4 881 579,5 5 370 366,4 5 848 234,7 6 353 870,7

Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

Tabel 3. 4: Distribusi Persentase PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2014-2018 (Persen)

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

0,69 0,68 0,67 0,65 0,62

Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Industri Pengolahan 11,15 11,26 11,30 11,45 11,56

Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,12 0,11 0,11 0,11 0,10

Konstruksi 11,26 11,09 10,99 10,86 10,63

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

29,50 29,32 29,26 29,62 30,11

Transportasi dan Pergudangan 2,61 2,61 2,62 2,70 2,69

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

6,49 6,62 6,82 6,87 6,93

Informasi dan Komunikasi 12,24 12,04 11,81 11,84 11,61

Jasa Keuangan dan Asuransi 8,09 8,26 8,47 8,29 8,22

Real Estate 2,85 2,87 2,82 2,75 2,75

Jasa Perusahaan 0,78 0,78 0,78 0,78 0,79

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

(17)

Wajib

Jasa Pendidikan 4,57 4,64 4,69 4,56 4,45

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1,16 1,15 1,15 1,18 1,15

Jasa Lainnya 3,77 3,71 3,64 3,56 3,54

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

Perkembangan jumlah PDRB Kota Mojokerto Tahun 2018 yang menunjukkan adanya pertumbuhan positif ditopang oleh kontribusi tiga sektor lapangan usaha tertinggi yaitu sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (30,11%) dan sektor Informasi dan Komunikasi (11,61%) serta Industri Pengolahan (11,56%). Kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang besar tersebut tidak lepas dari letak Kota Mojokerto yang strategis karena berdekatan dengan ibukota Provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya. Sebagai jalur lintas Surabaya menuju daerah lain yang ada di Jawa Timur, Kota Mojokerto merupakan pintu masuk terhadap arus lalu lintas barang. Sehingga hal ini membawa dampak terhadap membaiknya kondisi perdagangan Kota Mojokerto. Sedangkan peranan sektor Informasi dan Komunikasi dalam era globalisasi saat ini banyak di gunakan sebagai penunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi, sehingga peranan sektor ini sangat vital dan berkecenderungan akan terus berkembang di masa mendatang.

3.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, meskipun telah digunakan sebagai indikator pembangunan, pertumbuhan ekonomi masih bersifat umum dan belum mencerminkan kemampuan masyarakat secara individual. Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan tersebut dimaksudkan sebagai laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Bagi daerah, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator yang penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dan berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di masa yang akan datang.

(18)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 11 Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah merupakan tolok ukur dari kemajuan perekonomian suatu daerah. Berikut akan dijelaskan perkembangan ekonomi Kota Mojokerto tahun 2015-2017.

Gambar 3. 1: Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2016-2018

Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

Selama tahun 2016-2018, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto mengalami penurunan dimana pada tahun 2016 sebesar 5,77%, turun menjadi 5,65% di tahun 2017. Pada tahun 2018, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto kembali melambat menjadi 5,49% karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan terjadinya pertumbuhan pada beberapa komoditi. Dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur maka pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto rata-rata masih diatas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan pertumbuhan nasional. Seiring dengan melambatnya ekonomi global yang berdampak terhadap hampir seluruh dunia, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih bertahan pada level

5.02 5.07 5.17 5.57 5.77 5.45 5.65 5.5 5.49 0 1 2 3 4 5 6 7 2016 2017 2018

(19)

nasional pada tahun 2018 dapat dicapai sebesar 5,17%.

Pada tahun 2018, meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto ditunjang oleh meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi untuk beberapa sektor yaitu : sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Transportasi dan Pergudangan, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Industri Pengolahan, Konstruksi, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Jasa Perusahaan.

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula, yang pada hakekatnya meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Sehingga pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran penduduk.

3.1.4 Inflasi

Tingkat inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Bila melihat pada rumus perhitungan inflasi yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), besar kecilnya inflasi disebabkan oleh adanya perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 7 kelompok pengeluaran yaitu: bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olah raga; serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari sekelompok tetap barang/ jasa yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/ jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Oleh karena itu data inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan perekonomian daerah. Dengan melihat data inflasi apakah perencanaan program pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan dapat berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Di Jawa Timur ada 8 Kabupaten / Kota yang digunakan sebagai Kota Inflasi dari 82 Kabupaten / Kota secara Nasional, yaitu Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, dan Kota Surabaya. Sedangkan untuk Kota Mojokerto, penghitungan inflasi yang digunakan adalah menggunakan pendekatan Sister City dengan Kota Inflasi. Pendekatan sister city yang dimaksud adalah menggunakan diagram timbang dengan kota inflasi yang memiliki pola konsumsi yang hampir sama serta letaknya secara geografis

(20)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 13 Berikut dijasikan laju inflasi Kota Mojokerto (sister city Kota Kediri) dibandingkan dengan laju propinsi Jawa Timur dan nasional serta perbandingan laju inflasi 8 Kabupaten/Kota sebagai Kota Inflasi di Jawa Timur.

Gambar 3. 2: Laju Inflasi Kota Mojokerto Tahun 2016-2018 Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

Gambar 3. 3: Inflasi di 8 Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2018 Sumber : BPS Kota Mojokerto, 2018

3.02 2.74 1.3 3.61 4.04 3.44 2.5 2.24 1.67 0 1 2 3 4 5

Nasional Jawa Timur Kota Mojokerto

2016 2017 2018 2.36 2.45 1.45 2.31 1.67 2.3 1.49 2.44 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

(21)

Provinsi Jawa Timur dan 8 Kabupaten/ Kota lainnya, inflasi yang terjadi di Kota Mojokerto pada tahun 2018 tergolong rendah, dimana rata-rata inflasi di Jawa Timur hanya mencapai 1,68%. Rendahnya inflasi Kota Mojokerto pada tahun 2018 disebabkan terjadinya penurunan harga-harga pada komoditas bahan makanan. Berbagai cara, daya dan upaya tetap dan terus dilakukan oleh pengambil keputusan kebijakan pemerintah daerah dalam menekan dan mengendalikan laju inflasi.

3.2 Arah Kebijakan Kuangan Daerah

Kinerja keuangan adalah suatu analisis dilakukan untuk melihat sejauh mana organisasi telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar atau ketentuan dalam SAK (standar akuntansi keuangan) atau GAAP (generally accepted accounting principle) dan lainnya. Guna memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, perlu dicermati evaluasi atas hasil perhitungan untuk mengetahui amanat dari RPJMD dalam menentukan kapasitas keuangan daerah serta hasilnya. Pemahaman atas perhitungan kapasitas keuangan daerah ini menjadi dasar penentuan dan perhitungan kapasitas keuangan daerah tahun rencana.

A. PENDAPATAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006, meliputi aspek Pendapatan dan aspek Belanja, serta aspek Pembiayaan. Aspek Pendapatan terdiri dari Pendapatan Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah, Aspek Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dan Aspek Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan. Secara umum pemerintah daerah memiliki sumber pendapatan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah sebagaimana tahun sebelumnya masih diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah terutama sumber penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak daerah dan retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

(22)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 15 bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU dan DAK. Demikian juga dengan upaya optimalisasi pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dengan berusaha untuk mendapatkan dana hibah, bantuan keuangan dan lain-lain dari pusat maupun provinsi.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), terdiri dari :

1. Program bayar pajak pakai sampah berhadiah umroh. Bekerja sama dengan Bank Sampah di masing-masing kelurahan untuk membayar PBB bagi anggota Bank Sampah;

2. Pelayanan jemput bola pembayaran pajak dengan menggunakan mobile android;

3. Bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Kota Mojokerto untuk menindak Wajib Pajak yang menunggak pajak;

4. Melakukan pendataan obyek pajak PBB di 18 kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Kranggan, Kecamatan Magersari dan Kecamatan Prajuritkulon;

5. Pelayanan satu atap dengan membuka Payment Point Bank Jatim di BPPKA Kota Mojokerto, untuk memberi kemudahan kepada masyarakat;

6. Melakukan pendataan obyek dan subyek pajak daerah, baik yang baru maupun yang lama sudah mengalami perubahan;

7. Pengadaan aplikasi Pelayanan SIMPATDA, aplikasi SMS Center, aplikasi SMS gateway, dan aplikasi converter SIMPATDA ke SIMDA Pendapatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;

8. Melaksanakan Sosialisasi Pajak Daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda serta sosialisasi program-program pembangunan Pemerintah Kota Mojokerto yang dibiayai dari sektor pajak, seperti Lomba Poster untuk pelajar SD/MI dan SAMPE PD (Semarak Arek Mojokerto Peduli Pajak Daerah) untuk pelajar SMP/MTs dan SMA/MA/SMK; 9. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan

Perangkat Daerah penghasil;

10. Melakukan rekonsiliasi data retribusi parkir berlangganan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto;

11. Melaksanakan operasi penertiban terhadap reklame-reklame yang tidak membayar pajak reklame;

12. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak (WP) daerah, khususnya WP-PBB dengan melaksanakan pelayanan langsung pembayaran WP-PBB keliling kelurahan;

13. Melaksanakan kegiatan lomba pencapaian target PBB tingkat kelurahan dan Lomba Pencapaian PBB terbaik Tingkat Bank Sampah agar target PBB dapat tercapai;

14. Melaksanakan kegiatan Gebyar Hadiah PBB sebagai wujud pemberian penghargaan kepada wajib pajak;

(23)

16. Melaksanakan kegiatan monitoring, validasi dan kompilasi kegiatan BPHTB; 17. Pemusatan pembayaran BPHTB di Payment Point Bank Jatim yang ada di

BPPKA Kota Mojokerto. Hal ini dilakukan untuk pemeriksaan data BPHTB dan tunggakan BPHTB;

18. Memberikan pembebasan denda PBB, untuk meningkatkan penerimaan dari piutang/tunggakan PBB.

Berikut disajikan realisasi dan proyeksi/target pendapatan Kota Mojokerto tahun 2017 – 2021.

(24)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 17 NO. URAIAN Jumlah Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Angaran Tahun 2019 Proyeksi/ Target Tahun 2020 Proyeksi/ Target Tahun 2021 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 PENDAPATAN 782.331.264.434,20 888.007.907.219,17 926.108.664.342,00 771.824.602.000,00 991.374.558.821,33

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 178.295.062.136,20 183.037.091.407,17 205.919.436.342,00 177.266.342.000,00 278.114.952.299,53

1.1.1 Hasil Pajak Daerah 47.423.790.376,20 47.920.074.429,73 42.458.760.000,00 50.056.500.000,00 59.340.228.806,32

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 7.661.594.955,54 9.989.500.314,07 9.749.872.300,00 10.016.317.000,00 10.137.801.096,56

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

3.616.145.197,93 3.895.559.847,10 3.928.880.600,00 4.249.675.000,00 4.265.837.115,78

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

119.593.531.606,53 121.231.956.816,27 149.781.923.442,00 112.943.850.000,00

204.371.085.280,87

1.2 DANA PERIMBANGAN 519.341.294.299,00 553.125.341.841,00 596.335.042.000,00 505.169.788.000,00 599.303.033.724,22

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

50.450.522.033,00 99.934.360.176,00 108.101.202.000,00 92.681.908.000,00 187.557.297.793,04

1.2.2 Dana Alokasi Umum 390.118.825.000,00 378.916.109.000,00 412.487.880.000,00 412.487.880.000,00 411.745.735.931,18

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 78.771.947.266,00 74.274.872.665,00 75.745.960.000,00 -*) -*)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

84.694.907.999,00 151.845.473.971,00 123.854.186.000,00 89.388.472.000,00 113.956.572.797,58

1.3.1 Pendapatan Hibah 0,00 14.874.880.000,00 18.801.800.000,00 18.801.800.000,00 -*)

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

71.619.577.999,00 69.159.423.971,00 70.586.672.000,00 70.586.672.000,00 79.490.858.797,58

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

7.500.000.000,00 66.750.000.000,00 34.465.714.000,00 0,00 34.465.714.000,00

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Total Pendapatan 782.331.264.434,20 888.007.907.219,17 926.108.664.342,00 771.824.602.000,00 991.374.558.821,33 Sumber : Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto, 2019

(25)

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintah Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Mojokerto. Urusan pemerintahan itu terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dilaksanakan dengan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan.

Kebijakan pengelolaan belanja diarahkan, sebagai berikut :

1. Pemanfaatan belanja sesuai dengan anggaran berbasis kinerja (performance based) untuk mendukung capaian target kinerja utama sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2018-2023;

2. Pemanfaatan belanja menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja;

3. Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk memenuhi belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji ASN, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja operasional kantor dengan prinsip mengedepankan prinsip efisien dan efektif;

Pemanfaatan belanja program khusus dan penanganan isus-isu strategis yang difokuskan pada fungsi-fungsi pelayanan dasar, stimulasi ekonomi, pelayanan publik dan dukungan penyelenggaraan pemerintahan lainya dalam rangka mendukung capaian target kinerja utama sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2018-2023. Berikut disajikan realisasi dan proyeksi/target belanja Kota Mojokerto tahun 2017 – 2021.

(26)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 19 Tahun 2017 – 2021 NO. URAIAN Jumlah Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Angaran Tahun 2019 Proyeksi/ Target Tahun 2020 Proyeksi/ Target Tahun 2021 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 BELANJA DAERAH 739.086.252.867,78 808.758.537.422,34 999,539,581,760.00 861.326.254.712,00 1.181.449.065.754,11 2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 256.687.836.674,00 334.725.470.723,00

391,739,434,081.00 324.038.832.000,00 407.360.868.649,84

2.1.1 Belanja Pegawai 226.764.524.318,00 300.995.454.840,00

349,661,863,731.00 301.388.871.000,00 393.621.702.901,13

2.1.4 Belanja Hibah 26.154.104.500,00 28.635.935.527,00 33,213,110,000.00 16.505.860.000,00 0,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.191.760.000,00 4.079.950.000,00 7,424,608,500.00 4.682.500.000,00 12.122.699.106,43

2.1.6 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintahan Desa

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kab/Kota dan

Pemerintahan Desa

562.049.856,00 762.049.856,00 562,050,500.00 611.601.000,00

738.665.292,28

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 15.398.000,00 252.080.500,00 877,801,350.00

850.000.000,00 877.801.350

2.2. BELANJA LANGSUNG 482.398.416.193,78 474.033.066.699,34

607,800,147,679.00 537.287.422.712,00 774.088.197.104,26

2.2.1 Belanja Pegawai 52.714.978.486,00 34.656.984.702,00 45,753,157,260.00 0,00 47.975.662.627,06

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 308.538.520.978,68 319.941.809.550,48

369,855,876,401.00 0,00 474.277.197.219,88

2.2.3 Belanja Modal 121.144.916.729,10 119.434.272.446,86

192,191,114,018.00 0,00 251.835.337.257,32

Total Belanja 739.086.252.867,78 808.758.537.422,34

999,539,581,760.00 861.326.254.712,00 1.181.449.065.754,11 Sumber : Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto, 2019

(27)

Pembiayaan daerah meliputi penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan umum penerimaan pembiayaan diarahkan pada perhitungan perkiraan sisa lebih (SiLPA) baik berupa pelampauan pendapatan atas dasar peningkatan kinerja maupun sisa belanja atas asumsi terjadinya efisiensi belanja. Kebijakan umum pengeluaran pembiayaan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan pengeluaran pembiayaan dalam rangka tambahan modal BUMD serta defisit APBD direncanakan akan diatasi melalui selisih antara proyeksi penerimaan pembiayaan dengan rencana pengeluaran pembiayaan.

(28)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 III - 21 NO. URAIAN Jumlah Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Angaran Tahun 2019 Proyeksi/ Target Tahun 2020 Proyeksi/ Target Tahun 2021 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 3 PEMBIAYAAN 31.165.353.995,61 74.428.815.562,03 73,430,917,418.00 89.501.637.000,00 75,000,000,000.00 3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN 31.165.353.995,61 74.410.465.562,03 73,430,917,418.00 89.501.637.000,00 75,000,000,000.00

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Anggaran Sebelumnya 31.114.933.995,61 0,00 73.130.917.418,00 89.501.637.000,00 0,00

3.1.2 Pencairan dana cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah

yang dipisahkan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.5 Penerimaan Kembali pemberian

pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 50.420.000,00 18.450.000,00 300.000.000,00 0,00 0,00

3.1.7 Penerimaan Kembali Deposito

Penerimaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.1 Pembentukan dana cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.3 Pembayaran pokok utang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.5 Investasi Jangka Pendek berupa

Deposito 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 31.165.353.995,61 74.428.815.562,03

73,430,917,418.00 89.501.637.000,00 75,000,000,000.00 Sumber : Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto, 2019

(29)

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama lima tahun ke depan. Kapasitas riil keuangan daerah merupakan total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah membutuhkan hasil proyeksi pendapatan daerah, belanja daerah, serta pembiayaan daerah, yang masing-masing telah dijelaskan sebelumnya. Adapun nilai kapasitas riil kemampuan keuangan Kota Mojokerto untuk tahun 2020 secara lebih jelas dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. 8 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah

Kota Mojokerto Tahun 2020

No Uraian Tahun 2019 (Rp)

Proyeksi Tahun 2020 (Rp)

1 Pendapatan 926.108.664.342,00 771.824.602.000,00

2 Pencairan Dana Cadangan

(sesuai Perda) - -

3 Sisa Lebih Riil Perhitungan

Anggaran - -

Total Penerimaan 926.108.664.342,00 771.824.602.000,00

Dikurangi:

4 Belanja Tidak Langsung 391.739.434.081,00 324.038.832.000,00

5 Pengeluaran Pembiayaan - -

Kapasitas Riil Kemampuan

Keuangan 534.369.230.261,00 447.785.770.000,00

Melihat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai kapasitas riil kemampuan keuangan Kota Mojokerto pada tahun 2019 diketahui sebesar Rp. 534.369.230.261,00, pada tahun 2020 diproyeksikan sebesar Rp. 447.785.770.000,00. Berdasarkan hasil pendanaan dan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Mojokerto tahun 2019 dan 2020, maka selanjutnya akan dilakukan alokasi untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja yang belum dialokasikan. Pengalokasian tersebut dilakukan dalam bentuk rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah.

(30)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 IV - 1

BAB 4: SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaan Pembangunan

Untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan menyeluruh di Indonesia ditegaskan bahwa Kementerian tidak lagi memiliki visi misi guna melakukan tugas pokok dan fungsi melainkan visi dan misi hanya dibentuk oleh presiden untuk membentuk linearitas kerja dan program yang saling mendukung. Munculnya program Nawa Cita atau sembilan cita yang digagas oleh presiden merupakan wujud pokok pembangunan yang sudah terakomodir seluruhnya. Maka dari itu dimensi-dimensi pembangunan dan strategi pembangunan dibutuhkan guna melakukan klasifikasi yang lebih mudah dipahami dan menjadi acuan untuk pembangunan yang terbagi atas dimensi pembangunan manusia (sumberdaya), Dimensi Pembangunan sektor unggulan dan dimensi pemerataan kewilayahan.

Keberlanjutan pembangunan yang merata mengharuskan adannya integrasi linear antara tema pembangunan pusat, regional dan daerah. Arah kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur menekankan keberpihakkanya (affirmativeness) pada Wong Cilik sebagaimana akan diusung hingga tahun 2019. Rancangan RKPD Kota Mojokerto tahun 2019 tentunya harus memiliki lineartis tema dan arah pembangunan yang didasarkan pada Arah pembangunan Jawa Timur yang diadopsi dan disesuaikan dengan Tema Kepada daerah.

Periode perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah tahun 2020 merupakan tahun kedua setelah penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Mojokerto periode tahun 2018-2023. Prioritas perencanaan pembangunan daerah Kota Mojokerto tahun 2020 memfokuskan berdasarkan evaluasi kinerja pembangunan tahun 2018, proyeksi pencapaian kinerja tahun 2020, program indikatif di tahun 2020 yang bersifat lintas wilayah dan strategis dari dokumen RPJMD Kota Mojokerto 2018-2023. Telaah RPJPD Kota Mojokerto periode tahun 2005-2025, memberi arahan strategis berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan dari RPJMD sebelumnya (RPJP tahun ke-2 periode tahun 2011-2016) dengan memperhatikan dan mengacu pada RPJM Provinsi Jawa Timur 2019-2023 dan telaah prioritas RPJMN 2015-2019 dan isu-isu kebijakan nasional.

Isu-isu strategis yang menjadi pertimbangan pembangunan Kota Mojokerto terkonsentrasi pada hal-hal berikut ini: 1) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia; 2) Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan; 3) Penguatan Ketahanan Pangan Dan Daya Saing; 4) Pemerintahan dan Kinerja Pelayanan Publik; 5) Tata

(31)

Ruang dan Infrastruktur Publik; 6) Keamanan, Ketertiban dan Lingkungan yang Kondusif.

Arah pembangunan Kota Mojokerto dalam kurun waktu lima tahun (tahun 2019-2023) pada dasarnya adalah proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang lebih sejahtera, maju dan berdaya saing dalam bidang ekonomi, baik domestik maupun regional, Asean maupun internasional. Pembangunan Kota Mojokerto ke depan, diharapkan proses perubahan yang terjadi di masyarakat diharapkan tidak hanya terjadi pada aspek fisik, mental dan ekonomi saja, tetapi juga perubahan pada taraf kehidupan masyarakat, kondisi sosial, budaya, kesehatan, pendidikan peningkatan budi pekerti yang luhur, wawasan kebangsaan, ketenagakerjaan, kependudukan, ketertiban, ketaatan pada norma-norma agama dan derajat partisipasi masyarakat secara keseluruhan dalam menyelenggarakan pembangunan. Rencana pembangunan daerah dapat dilihat dari cita-cita Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih sebagai dasar pelaksanaan pembangunan. Cita-cita tersebut dapat dituangkan ke dalam visi yang kemudian dijabarkan ke dalam misi sebagai cara untuk mewujudkan visi tersebut. Visi Kota Mojokerto periode tahun 2018-2023 yaitu:

“TERWUJUDNYA KOTA MOJOKERTO YANG BERDAYA SAING, MANDIRI, DEMOKRATIS, ADIL, MAKMUR, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”.

Perumusan dan penjelasan terhadap visi dimaksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan pengertiannya, sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 4. 1: Penjabaran Visi Pokok-pokok

Visi Penjabaran Visi

Visi: “Terwujudnya Kota Mojokerto Yang Berdaya Saing, Mandiri, Demokratis, Adil, Makmur, Sejahtera Dan Bermartabat”

Terwujudnya Kota Mojokerto

yang Berdaya Saing

Kota Mojokerto mampu memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan daerah lain dalam segala aspek pembangunan. Berdaya saing ini tercermin dalam pelayanan public, iklim usaha dan investasi, profesionalisme aparatur, peraturan-peraturan yang dihasilkan serta daya saing pada produk-produk local Kota Mojokerto

Terwujudnya Kota Mojokerto

Kemandirian suatu daerah tercermin antara lain pada: 1. Ketersediaan sumberdaya manusia berkualitas yang

(32)

RKPD KOTA MOJOKERTO TAHUN 2020 IV - 3 Pokok-pokok

Visi Penjabaran Visi

yang Mandiri pembangunannya;

2. Kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya

3. Kemampuan pembiayaan yang bersumber dari daerah yang makin kokoh sehingga ketergantungan sumber dari luar daerah menjadi kecil

4. Kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok Apabila karena sumberdaya alam tidak lagi

memungkinkan, kelemahan itu diimbangi dengan keunggulan sehingga tidak membuat ketergantungan dan kerawanan serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi

Terwujudnya Kota Mojokerto

yang Demokratis yang sehat

Dalam proses pembangunan jangka menengah daerah Kota Mojokerto semua anggota masyarakat Kota Mojokerto dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitas dan transportasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dengan wujud sebagai berikut:

1. Terwujudnya masyarakat yang demokratis, berbudaya, bermartabat, menjunjung tinggi kebebasan yang

bertanggungjawab serta HAM

2. Terwujudnya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang partisipatif

3. Terwujudnya kehidupan berpolitik yang demokratis 4. Terwujudnya penegakan hukum yang memenuhi rasa

keadilan; dan

5. Terwujudnya pelayanan public yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Terwujudnya Kota Mojokerto

yang Adil

Dalam proses pembangunan jangka menengah Kota Mojokerto, masyarakat Kota Mojokerto mempunyai kesempatan dan mendapat perlakuan yang sama dalam segala bidang pembangunan sesuai dengan tingkat kemampuannya dan perlakuan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang pembangunan ekonomi, social, dan budaya, politik, hukum dan keamanan dengan tujuan, yaitu Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh masyarakat secara

Gambar

Tabel 1.1. Relevansi Tema Nasional, Provinsi Jawa Timur dan Kota  Mojokerto Tahun 2020
Gambar 1. 1: Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Tabel 3. 1: Realisasi dan Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Kota Mojokerto Tahun  2015 - 2020  No  Indikator  Makro  Satuan  Realisasi  Proyeksi  2015  2016  2017  2018  2019  2020  1
Tabel 3. 2: Perkembangan Nilai PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Konstan  (ADHK) Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan