• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI

DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2013

Rinitis alergi bukan merupakan penyakit fatal yang mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas hidup penderita. Pemeriksaan alergen pada rinitis alergi penting dilakukan untuk mengetahui alergen spesifik penyebab rinitis alergi sehingga penderita dapat melakukan penghindaran terhadap alergen tersebut untuk mencegah kambuhnya penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi alergen penyebab rinitis alergi.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder catatan Poliklinik THT dan Bagian Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012-2013. Pasien yang tercatat dalam buku register Poliklinik THT ditelusuri rekam medisnya untuk mendapatkan karakteristik pasien dan hasil tes alergi.

Dari 52 sampel yang memenuhi syarat, sebanyak 34 orang menunjukkan hasil positif terhadap tes alergi. Sebanyak 16 orang (30,8%) positif terhadap alergen inhalan maupun ingestan, 15 orang (28,8%) hanya positif terhadap alergen inhalan, 3 (5,8%) hanya positif terhadap alergen ingestan. Alergen paling banyak adalah tungau debu rumah sebanyak 24 kasus (46,2%). Kepiting merupakan jenis alergen terbanyak kedua dengan 15 kasus (28,8%). Sebagian besar pasien alergi terhadap lebih dari satu alergen.

Dapat disimpulkan bahwa tungau debu rumah merupakan alergen penyebab rinitis alergi tersering dengan 46,2%. Edukasi dan perlindungan dari paparan alergen ini perlu diberikan kepada semua penderita rinitis alergi

(2)

ABSTRACT

ALLERGEN PROFILE IN ALLERGIC RHINITIS PATIENT OF ENT DEPARTMENT SANGLAH HOSPITAL DENPASAR 2012-2013

Allergic rhinitis is not a deadly disease, but it can cause significant decrease in productivity and quality of patient life. Allergen investigation in allergic rhinitis patient is important to determine the specific cause of allergy, so that the patient can do avoidance in order to prevent the recurrence of the disease. The purpose of this study is to obtain the allergen profile in allergic rhinitis patient.

This study is a descriptive-retrospective study using secondary data from ENT Department and Medical Record Department of Sanglah Hospital in 2012-2013. The data from patient medical record will be calculated and analyzed.

From 52 samples, 34 patients shows positive skin prick test (SPT) results. About 16 patients (30,8%) are positive for both inhalant and ingested allergen, 15 patients (28,8%) only positive to inhalant allergen, and 3 patients (5,8%) only positive for ingested allegen. The most common allergen is house dust mite with 24 patients (46,2%). Crab is the second most common with 15 patients (28,8%)

It can be summarized that house dust mite is the most common allergen with 46,2%. Education and precaution against the exposure of house dust mite is important to all allergic rhinitis patients

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ... Error! Bookmark not defined. PRASYARAT GELAR ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN... Error! Bookmark not defined. PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSIError! Bookmark not

defined.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB IPENDAHULUAN ... 8 1.1Latar Belakang ... 8 1.2 Rumusan Masalah ... 10 1.3 Tujuan penelitian ... 10 1.3.1 Tujuan Umum ... 10 1.3.2 Tujuan Khusus... 10 1.4 Manfaat Penelitian ... 11 1.4.1 Manfaat Klinis ... 11 1.4.2 Manfaat Ilmiah ... 11 1.4.3 Manfaat Sosial ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Definisi Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Klasifikasi Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Etiologi Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Patofisiologi Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Manifestasi Klinis Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Diagnosis Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.6.1 Anamnesis ... Error! Bookmark not defined. 2.6.2 Pemeriksaan Fisik ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Penatalaksanaan Rinitis Alergi ... Error! Bookmark not defined. 2.7.1 Kontrol Lingkungan ... Error! Bookmark not defined. 2.7.2 Terapi Farmakologis ... Error! Bookmark not defined. 2.7.3 Imunoterapi ... Error! Bookmark not defined. 2.7.4 Pembedahan ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIKERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 3.2Konsep Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(4)

BAB IVMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1Rancangan, Tempat dan Waktu PenelitianError! Bookmark not defined.

4.2 Subjek dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Variabilitas Populasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2Kriteria Subjek ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3Besaran Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4Teknik Penentuan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Identifikasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.4Bahan dan Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5Protokol Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.6Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.7Kelemahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1Karakteristik Pasien ... Error! Bookmark not defined. 5.2Gambaran Alergen berdasarkan SPT ... Error! Bookmark not defined. 5.3Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB VISIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 6.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 6.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 1...38 Lampiran 2...39

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1.1 Distribusi Penderita Rinitis Alergi berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

Tabel 5.1.2 Distribusi Penderita Rinitis Alergi berdasarkan Kelompok Umur ... 27

Tabel 5.1.3 Distribusi Penderita Rinitis Alergi berdasarkan Pekerjaan ... 28

Tabel 5.2.1Distribusi Alergen Penderita Rinitis Alergi ... 28

Tabel 5.2.2Distribusi Alergen Penderita Rinitis Alergi berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

Tabel 5.2.3 Distribusi Alergen Penderita Rinitis Alergi berdasarkan Kelompok Umur ... 31

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 21

Gambar 4.1. Protokol Penelitian ... 25

Gambar 5.1. Distribusi Jenis Alergen Penderita Rinitis Alergi. ... 29

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Keterangan Kelaikan Etik...38 Lampiran 2 Persetujuan Bagian Diklat RSUP Sanglah...39

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rinitis adalah peradangan lapisan mukosa hidung. Rinitis alergi merupaan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai IgE pada membran mukosa hidung. Gejala rinitis alergi timbul akibat histamin dilepas oleh kompleks IgE sel mast yang berkontak dengan alergen spesifiknya. Selain itu, histamin juga menimbulkan kontraksi otot polos, vasodilatasi, dan peningkatan permeabilitas kapiler (Sudarmini, 2006)

Rinitis alergi merupakan penyakit yang sering ditemukan dan prevalensinya terus meningkat dalam dekade terakhir. Di dunia, prevalensi rinitis alergi saat ini mencapai 10-25% atau lebih dari 600 juta penderita di seluruh etnis dan usia. (Reinhard, 2013). Angka ini dapat berbeda-beda di tiap negara karena faktor lingkungan (Wang, 2005). Prevalensi rinitis alergi di Amerika Utara sekitar 10-20%, di Eropa sekitar 10-15%, di Thailand sekitar 20%, di Jepang sekitar 10% dan di Selandia Baru sebesar 25%. Di Indonesia, prevalensi rinitis alergi yang pasti belum diketahui karena sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian multisenter. Pada penelitian di suatu daerah di Jakarta, Baratawidjaja et al (1990) mendapatkan prevalensi sebesar 23.47%, sedangkan Madiadipoera et al (1991) di Bandung menemukan insiden sebesar 1.5%. Sedangkan survei ISSAC (International Study of Asthma and Allergies in Childhood) (2002), ditemukan prevalensi rinitis alergi sebesar 18% pada siswa SMP umur 13-14 tahun di Semarang, seperti yang dikutip oleh Ilavarase (2011).

(9)

tekanan pada sinus, dan rasa lelah (Harsono, dkk., 2007; Lumbanraja, 2008). Berdasarkan penelitian Sumarman (1996) yang dikutip Sudarmini (2006) hampir dapat dipastikan bahwa rinitis alergi di Indonesia adalah rinitis alergi perenial, yang hasil tes kulit sebagian besar positif terhadap debu rumah, tungau debu rumah, dan kecoa.

Penyakit rinitis alergi bukanlah penyakit yang mengancam jiwa, tetapi sering mengalami kekambuhan dan sulit disembuhkan, sehingga mengganggu konsentrasi belajar, mengganggu produktivitas kerja, dan menurunkan kualitas hidup penderita dan keluarganya, serta membutuhkan biaya yang besar untuk penyembuhannya (Pratiwi, 2008). Kekambuhan rinitis alergi pada penderita dengan alergi berat dan lama dapat menebabkan gangguan psikologis seperti depresi, menyebabkan timbulnya rasa lelah, sakit kepala, dan kelemahan kognitif (Reinhard, 2013)

Beban ekonomi yang ditimbulkan oleh rinitis alergi cukup signifikan. Di Amerika Serikat, direct medical cost seperti biaya dokter, penunjang diagnosis, dan pengobatan meningkat dua kali lipat dari US$6.1milyar di tahun 2000 menjadi US$11.2 milyar di tahun 2005. Sedangkan di Eropa, direct cost-nya mencapai €1.0-1.5 milyar di akhir tahun 1990-an. Tidak hanya itu, indirect cost seperti biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan mengunjungi dokter, penurunan produktivitas kerja, ketinggalan sekolah, dan kehilangan upah per hari karena merawat anak mereka juga cukup tinggi. Diperkirakan produktivitas menurun sekitar US$600 per pegawai per tahun, dimana ini merupakan kehilangan yang lebih besar dibandingkan asma, diabetes, dan penyakit jantung koroner (Tran, 2011).

Penanganan rinitis alergi bermacam-macam, baik non farmakologis, farmakologis, imunoterapi, hingga pembedahan apabila diperlukan. Terapi farmakologis meliputi antihistamin, dekongestan, antikolinergik, intranasal cromolyn, leukotriene modifiers, dan steroid inhalan.

(10)

Cara yang diakui paling efektif untuk mengontrol penyakit alergi adalah penghindari paparan alergen penyebabnya. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab pasti suatu alergi.

Alergen pada rinitis alergi berbeda-beda bergantung apakah gejala yang muncul merupakan episode musiman, perenial, maupun sporadik. Berdasarkan cara masuknya, alergen dapat dibagi menjadi alergen inhalan, ingestan, injektan, dan kontaktan. Berdasarkan jenisnya, alergen dapat dibagi menjadi alergen spesifik dan non spesifik. Beberapa pasien sensitif terhadap lebih dari satu alergen.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenaigambaran alergen penyebab rinitis alergi di Indonesia terutama di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar.

6.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun sebuah rumusan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimanakah gambaranalergen penyebab rinitis alergi di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran alergen rinitis alergi di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar

(11)

2) Mengetahui gambaran pasien rinitis alergi berdasarkan umur 3) Mengetahui gambaran pasien rinitis alergi berdasarkan pekerjaan

4) Mengetahui gambaran alergen pasien rinitis alergi berdasarkanskin prick test (SPT) 5) Mengetahui distribusi alergen berdasarkan jenis kelamin, umur, dan pekerjaan pasien.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Klinis

Dapat mengetahui profil pasien dan gambaran alergen rinitis alergidi Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar

1.4.2 Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi, pembanding, maupun bahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.3 Manfaat Sosial

Diharapkan melalui penelitian ini dapat membuka wawasan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit rinitis alergi

Referensi

Dokumen terkait

Klien : ( menarik nafas) Yang paling utama ialah sikap saya : ( menarik nafas) Yang paling utama ialah sikap saya sendiri iaitu masalah kewangan sebab saya ni memang sendiri

Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil

Jika pada site sudah tidak ditemukan nilai counter yang dibawah standard threshold dan kualitas throughput sudah optimal, maka bisa diambil kesimpulan dari metode yang

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa variabel Pelayanan Faskes, Pelayanan Administrasi, dan Tingkat Kepuasan memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,70

Peta Lokasi Pumping Test Sumur Dalam Kota Denpasar (10 titik data primer dan 5 titik data sekunder) Sumber : Hasil pemetaan.. Peta Kontur Air Tanah Tertekan Kota Denpasar

Perjanjian pinjaman dengan Bank Victoria di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu

23 Nilai ketepatan R 2 (adj) yang dihasilkan pada grafik kuadratik antara bobot badan dengan lingkar dada Domba Garut dan Domba Ekor Tipis lebih besar daripada yang

Pada fraktur femur, pasien biasanya datang dengan gejala trauma hebat disertai pembengkakan pada daerah tungkai atas dan tidak dapat menggerakkan tungkai..