PT. RENEWABLE POWER INDONESIA Tbk (RPG) dh PT KATARINA UTAMA Tbk. LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULANAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 (TIDAK DI AUDIT)
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN LAPORAN 30 JUNI 2011 YANG TIDAK DIAUDIT
NERACA 30 JUNI 2012
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
DAFTARISI
Halaman
Neraca 1
Laporan Laba Rugi 2
Laporan Perubahan Ekuitas 3
Laporan Arus Kas 4
NERACA 30 J U N I 2 0 1 2
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan Juni - 2012 Juni - 2011
Aset
Kas dan 5etara Kas
Aset pajak tangguhanUang Muka pembelian asset tetap
Aset tetap - setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan Juni 2012 dan Maret2011 masingmasing sebesar Rp.480.455.314, dan Rp.339.470.701,
-2j,5
2h,9c
2d,6
26.036.085.557 26.036.085.557
653.538.106
794.522.719
Jumlah Aset 26.689.623.663 26.830.608.276Liabilitas dan Ekuitas
Hutang Bank
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Hutang Lain - Lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Biaya yang masih harus dibayar
Sewa pembiayaan yang jatuh tempo
Dalam satu tahun
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal Saham - Nilai Nominal Rp lOOper Saham (2011,2010) dan Rp 100.000 per saham (2007).
Modal Dasar 2.400.000.000 saham pada 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2012 dan 18.860 saham (2007).
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sebanyak 810.000.000 saham pada tahun 2011 dan 2012.
Agio Saham
Saldo Laba (rugi)
Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
21,7
21,8
2h,9a
21,10
21.12
2l,2j,ll
13842.036.105
32.901.001
843.323.545
3.023.613.779
1.597.970.126
46.720.681
842.036.105
32.901.001
843.323.545
3.048.647.729
1.597.970.126
46.720.681
6.386.565.237 6.411.599.18781.000.000.000
12.600.000.000
81.000.000.000
12.600.000.000
(73.296.941.574) (73.180.990.911)
20.303.058.426 20.419.009.089Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 26.689.623.663 26.830.608.276
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan
Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan
Laba Kotor Beban Usaha
Umum dan Administrasi
Rugi Usaha
Penghasilan (beban) Iain-Iain
Penghasilan Bunga
Beban administrasi bank
Beban Keuangan
Kerugian pencadangan piutang
Kerugian penghapusan aset lainnya
Rugi (laba) atas selisih Kurs
Beban bunga
Penghasilan Iain-Iain -Bersih
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain - Lain
Rugi sebelum pajak penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan
Pajak Kini
Pajak Tangguhan
Jumlah manfaat (beban) pajak penghasilan Rugi Tahun Berjalan
Pendapatan komprehensif lain :
Total laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
RUGI PER SAHAM DASAR
catatan Juni - 2012 Juni - 2011 2c,14 2c,15 (
-J{ :)
2c, 16 ( 58.743.589X ( 23.497.436)
( 58.743.589) ( 23.497.436)2h,2i ( 4.255.589) 1.702.034
4.255.589)( 1.702.034 ( 62.998.674) ( 21.795.402)15.749.669
5.448.851
15.749.669 5.448.851 ( 47.249.005) (16.346.551) (47.249.005) (16.346.551) (0,06) (0,02)NERACA 30 JUNI2012
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Saldo Laba
Telah Belum Ditentukan
Modal Agio Ditentukan Penggunannya Jumlah
Disetor saham Penggunannya Ekuitae
Saldo 30 Juni 2010 8 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 12.600.000.000 - (73.164.644.360) 20.435.355.64
Total rugi komprehensif - - - (16.346.55i) (16.346.55: tahun berjalan
Saldo 31 Juni 2011 8 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 12.600.000.000 - (73.180.990.911) 20.419.009.08
Total rugi komprehensif - - - (115.950.663) (127.445.24; tahun berjalan
Saldo 30 Juni 2012 8 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 12.600.000.000 - ( 7 3 . 2 9 6 . 9 4 1 . 5 7 4 ) 20.303.058.42
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan
Catatan Jun i- 2012 Juni - 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kas Kepada Pemasok Pembayaran Kas Kepada Karyawan
Kas yang diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Oprs - : Pembayaran Beban Keuangan (62.998.674) (25.199.470)
Pembayaran Beban Usaha Pembayaran Pajak penghasilan Pembayaran Aset Lain-Lain Penghasilan Bunga
Penerimaan (Pembayaran) Lain-Lain 58.743.589 21.795.401 Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi ( 4.255.085)( 3.404.069)
Arus Kas dari aktivitas pendanaan Setoran Modal Tunai
Penambahan (pembayaran hutang bank)
Penambahan (penguragan hutang(piutang) pihak berelasi
Hutang sewa pembiayaan -Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi
Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas (4.255.085) (3.404.068) Saldo kas dan setara kas awal tahun - 3.404.068
Saldo Kas dan setara kas akhir tahun
lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan
NERACA 3 0 J U N I 2012
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1. UMUM
a. Pendirian Penisahaan
P T Katarina Utama Tbk. ("Perusahaan") didirikan di Indonesia pada tanggal 20 Juni 1997 berdasarkan akta Notaris Miryam Magdalena Indrani Wiardi, S.H, No.88. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. c2-10.522.HT.01.01.TH.1997
t a n9 ga is
o k t o b e r1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.24 tanggal 23 Maret 1999, Tambahan No. 1789. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., N o . l tanggal 2 Desember 2008, antara lain sehubungan dengan rencana penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat, perubahan nama Perusahaan menjadi PT Katarina Utama Tbk, perubahan nilai nominal saham dan perubahan beberapa pasal dalam anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan BAPEPAM & LK N o . I X J . l mengenai "Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik". Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-94117.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008.
b. Bidang dan Lokasi Usaha
Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa konsultasi manajemen dibidang telekomunikasi serta pemasangan (installation), pengujian (testing), dan uji kelayakan (commissioning) (ITC) berbagai jenis produk dan peralatan telekomunikasi.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Rukan Tiara Buncit Blok A1-A2, 31. Kemang Utara IX No.9, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1997.
c. Penawaran Umum Efek Saham
Pada tanggal 30 Juni 2009, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan Suratnya No.S-5700/BM/2009 untuk melakukan penawaran umum perdana 210.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 160 per saham. Pada "tanggal 14 Juli 2009, seluruh saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, jumlah saham yang beredar masing-masing sebesar 810.000.000 saham dan 600.000.000 saham.
d. Susunan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012, 2011 adalah sebagai berikut:
2012 2011
Komisaris
Komisaris Utama : Azlan Ibrahim Komisaris Independen : Ramlan Merican Bin
Azlan Ibrahim Ramlan Merican Bin
Naina Merican Naina Merican
2012 2011 Direktur
Direktur Utama
Direktur
Direktur Direktur IndependenFazli Bin Zainal Abidin Mohd. Aziz Bin Ismaon Izzudin Bin Mahmood Mohd. Aziz Bin Ismaon Sekretaris Perusahaan : Arief Budisatria
Fazli Bin Zainal Abidin Mohd. Aziz Bin Ismaon Izzudin Bin Mahmood Mohd. Aziz Bin Ismaon Izzudin Bin Mahmood
Jumah renumerasi yang diberikan kepada Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebesar Rp 1,8 milyar, Rp 1,1 milyar dan Rp 1,4 milyar, masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007. Jumlah renumerasi yang diberikan kepada Direksi Perseroan adalah sebesar Rp 1,4 milyar, Rp 730 juta dan Rp 941 juta, masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing adalah 81 orang, 74 orang, dan 53 orang (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan No.VIII G7 dari Badan Peng m, ' a , Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung "dengan mengelompokkan arus dalam aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, sesuai dengan peraturan BAPEPAM & LK.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah. b. Transaksi dengan Pihak Berelasi (Hubungan Istimewa)
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa", yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
(i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan, perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
NERACA 30 J U N I 2 0 1 2
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2 IKHTISAR KEBDAKAN AKUNTANSI - lanjutan
(iii)
Perorangan yang
memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dariperorangan tersebut (yang
dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat a d a l a h mereka y a n g d a p a tmempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
(iY)
Karyawan kunci,
yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orangt e r s e b u t ; dan
(v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak hubungan istimewa dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
c. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
d. AsetTetap
Aset tetap yang dikuasai untuk digunakan dalam penyediaan jasa, atau untuk tujuan administrasi, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan apabila terdapat akumulasi rugi penurunan.
Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Kendaraan 20 4 4 5
2 IKMTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan
SeSUai dengan
PSAK N0.47, "Akuntansi Tanah", seluruh beban d a n biaya insidentil yang dikeluarkanSeflUbungan dengan perolehan
hak atas tanah, seperti biaya legal, p e n g u k u r a n- p e m a t o k a n - p e m e t a a nulang, notaris dan pajak terkait, ditangguhkan dan disajikan terpisah dari biaya perolehan tanah. Biaya
dirangguhkan atas perolehan
hak atas tanah tersebut dtamortisasi seiama masa manfaat hak atas t&n&hyang bersangkutan, yaitu seiama 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, sesuai dengan PSAK No.47 tersebut, tanah tidak disusutkan, kecuali dalam suatu kondisi tertentu.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran
d a l a m j u m l a h yang signifikan dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam
PSAK
dikaDitaliSaSi
ke
aSGt
tetap yang bersangkutan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
e. Pinjaman
Pinjaman pada awalnya diakui sebesar jumlah uang yang diterima neto setelah dikurangi biaya-biaya transaksi yang terjadi selanjutnya, pinjaman dicatat sebesar selisih antara jumlah yang diterima (neto setelah dikurangi biaya-biaya transaksi) dengan nilai penyelesaian pinjaman Biaya-biaya transaksi yang timbul untuk memperoleh pinjaman diamortisasi dengan mengunakan metode efektif salama periode pinjaman.
f. Biaya Emisi Efek Ekuitas
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat akan dicatat dan disajikan sebagai pengurangan terhadap tambahan modal disetor-agio saham yang berasal dari penawaran umum saham tersebut.
g. Transaksi Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2012, 2011 , kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan adalah Rp 9.083, Rp 9.071 per US$ 1.
h. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang.
NERACA 30 JUNI 2012
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan
Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku
pada
tanggal neraca dan yang akan diterapkan pada
padasaat aset pajak
tangguhan yangbersangKutan direalisasi atau pada saat kewajiban pajak tangguhan diselesaikan. Pajak tanaauhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
i. Imbalan Kerja
Perusahaan mencatat akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Hak karyawan atas pensiun, pesangon, uang jasa dan
imbalan lainnya diakui dengan metode akrual.
Pada bulan Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No.24 (Revisi 2004) mengenai
Imbalan Kerja mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program
atau perjanjian formal dan infrormal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang
mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon,
pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan
ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Project Unit Credit". Perusahaan telah menerapkan
PSAK No.24 (Revisi 2004) tersebut, dimana perhitungan akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan
dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial "Project Unit Credit" yang dihitung oleh aktuaris
independen.
j . Aset Sewa
Aset tetap yang diperoleh dengan sewa pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari seluruh pembayaran *
sewa ditambah harga opsi yang hams dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui
dan setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai pelunasan hutang dan beban keuangan. Aset sewa
disusutkan dengan metode yang sama seperti aset yang dimiliki langsung.
Sesuai dengan PSAK No.30 (Revisi 2007), klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Perusahaan menerapkan
PSAK No.30 (Revisi 2007) secara prospektif. Perlakuan akuntansi sebelumnya untuk transaksi dan saldo
sewa telah diterapkan dengan benar.
Pada tahun 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan Interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) No.8, "Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan
Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK No.30 (Revisi 2007)". Interpretasi tersebut memberikan
pedoman untuk menentukan apakah suatu perjanjian adalah perjanjian sewa atau perjanjian yang
mengandung suatu sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK No.30 (Revisi 2007).
Interpretasi tersebut juga mengklarifikasi bahwa jika penerapan PSAK No.30 (Revisi 2007) tidak
retrospektif, saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelumnya dianggap
telah ditentukan secara tepat oleh lessor. Sehubungan dengan sewa operasi yang sudah ada sebelumnya,
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan
entitas diharuskan mengevaluasi sewa tersebut untuk menentukan apakah sewa tersebut harus
diklarifikasikan sebagai sewa pembiayaan menurut
P S A KNo.30 (Revisi 2007).
Jika suatu sewa operasi yang sudah ada sebelumnya adalah suatu sewa pembiayaan menurut
P S A KNo.30
(Revisi 2007), entitas diperbolehkan untuk menerapkan
P S A KNo.30 (Revisi 2007) secara retrospektif atau
prospektif. Lessee yang memilih penerapan retrospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi
baru berdasarkan P S A K
Revisi 2007 sudah berlaku terhadap semua peminjam.
Lessee yang memilih
menerapkan retrospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi baru berdasarkan
P S A KNo.30
(Revisi 2007) ini berlaku sejak awal periode sajian, terhadap semua perjanjian yang telah ada pada awal
periode sajian.
k. Aset Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan asset keuangan dalam katagori : (i) aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini tergantung dari
tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keungan tersebut pada
saat wal.
i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan rugi laba
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah asset keuangan yang
diperdagangkan . Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan jika
perolehannya ditujukan untuk di jual atau dibeli kembali pada waktu dekat dan terdapat bukti adanya
kecendrungan ambil untung dalam jangka pendek . Piutang derivative dikatogorikan sebagai aset
keuangan yang diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai lindung nilai.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali
piutang derivative
Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivative, diakui dalam laporan laba
rugi sebagai bagian dari "keuntungan / kerugian selisih kurs".
ii. Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan tidak mempunyai kootasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Pinjaman yang
diberikan dan piutang diakui nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamotrtisasi dengan mengunakan metode suku bunga efektif. Pinjmaan yang diberikan dan
piutang meliputi kas dan setera kas , piutang usaha , investasi bersih dan sewa pembiyaan , piutang
Iain-lain dan aset Iain-Iain.
I. Liabilitas keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangn dalam katagori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melaui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
NERACA 30 JUNI 2012
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan
i. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang
diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diperdagangkan jika
p e r o i e h a n n y a ditujukanuntuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti
adanya
k e c e n d r u n g a nambii untung dalam jangka pendek. Hutang derivative dikatagorikan sebagai liabilitas
keuangan yang diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai lindung
nilai.Tidak ada liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas
k e u a n g a nyang
d i p e r d a g a n g k a n kecuali hutang derivative.Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivative, diakui dalam laporan laba rugi
sebagai bagian dari "keuntungan / kerugian selisih kurs"
ii. Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi diklasifikasikan dalam katagori ini dan diukur pada biaya perolehan diamorlisasi,
liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang usaha dan hutang
Iain-lain , biaya yang masih harus dibayar, pinjaman dan obligasi
m. Instrumen keuangan disalinghapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi
keuangan ketika terdapat hak yang berkekutan hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang
telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyeledsaikan asset dan mekyelesaikan liabilitas secara
simultan
n. Instrumen keuangan derivative dan aktivitas linfung nilai
Derivatif pada awalnya diakui sebagai nilai wajar pada tanggal kontrak derivative dan selanjutnya diukur
kembali sebesar nilai wajarnya
o. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih masing-masing tahun dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada tahun yang bersangkutan, setelah
memperhitungkan, dampak penyesuaian secara surut (retroaktif) atas perubahan nilai nominal per saham
Perusahaan dari Rp 100.000 menjadi Rp 100, yang dianggap seolah-olah terjadi sejak awal tahun 2006.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang telah disesuaikan dan dijadikan sebagai dasar perhitungan laba
bersih per saham dasar adalah sebesar 810.000.000 saham pada tahun 2011, 600.000.000 saham tahun
2009.
p. Deviden
Pembagian deviden kepada para pemegang saham perusahaan diakui sebagai liabilitas dalam laporan
keuangan pada periode ketika deviden tersebut disetujui oleh para pemegang saham perusahaan.
2. IKHTISAR KE BID A KAN AKUNTANSI - lanjutan q. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh
karena tidak adanya kepastian dalam membuat estimasi dan asumsi
tersebut,maka
terdapat k e m u n g k i r a nhasil yang sebenarnya berbeda dengan jumlah diestimasi.
r. Informasi Segmen
Behtuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha dari
Perusahaan, karena risiko dan tingkat imbalan dipengaruhi secara dominan berdasarkan wilayah geografis
Perusahaan.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa
individual maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lainnya. Segmen geografis adalah komponen perusahaan
yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu
dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen
yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Perusahaan tidak memiliki bentuk segmen usaha karena Perusahaan hanya melakukan 1 (satu) kegiatan
jenis usaha, sehingga pelaporan informasi segmen primer yang berkaitan dengan segmen usaha dalam
laporan keuangan tidak disajikan.
3. Instrumen Keuangana. Klasifikasi Instrumen Keuangan
Untuk tujuan penyajian arus kas , kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan deposito jangka pendek
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, yang tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi
pengunaannya
Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar
pengukuran, dan dasar pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap klasifikasi aset keuangan ,
kewajiban keuangan dan instrument akuitas .
Kualifikasi aset keungan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2010 adalah sebagai berikut
Aset keuanganJun -12 Jun-11 Pinjaman yang diberikan dan piutang