• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

ARTIKEL JURNAL

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR

DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

OLEH :

FITRIANI MAMONTO NIM : 131 411 043

(2)

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK

KERJA GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

Fitriani Mamonto, Ansar*, Moh. Polinggapo**

Jurusan Manajemen pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNG ABSTRAC

Fitriani Mamonto, 2015. “Evaluasi Implementasi Program kelompok kerja guru (KKG)

Sekolah Dasar di Gugus Se kecamatan Sipatana Kota Gorontalo”. Pembimbing I, Bapak

Prof.Dr.H.Ansar.S.Pd, M.Si, dan Pembimbing II, Bapak Drs.H.Mohammad Polinggapo, S.Sos,M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) penyusunan program KKG, 2) Kegiatan program KKG, 3) SOP Program KKG 4) Evaluasi Pelaksanaan Program KKG. Desain penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif menggunakan model evaluasi CIPP (context,input,process,produck). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Penyusunan Program Kelompok kerja guru (KKG) dilihat dari aspek Konteks (Kebutuhan) telah dilakukan dengan baik, 2) Narasumber, Guru, kurikulum, sebagai Input (Masukan) dari kegiatan Program KKG sudah dilakukan dengan baik sesuai yang diharapkan, 3) Standar Operasional (SOP) sebagai (Process) Program KKG telah berjalan dengan baik, 4) Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Program Kelompok kerja guru (KKG) dilihat dari aspek Produk (Hasil) telah dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai tujuan dari KKG. Disarankan : 1) Bagi Guru agar dapat menjalankan dan melaksanakan kegiatan KKG dengan baik, 2) Bagi sekolah agar lebih mengarahkan guru-guru untuk dapat mengikuti program kegiatan KKG, guna mencapai kompetensi yang lebih baik, 3) Bagi penulis semoga dapat mengambil pengalaman dari program KKG tersebut untuk dijadikan referensi apabila suatu hari penulis menjadi seorang guru, 4) Semoga program ini dapat dijadikan bahan masukan bagi guru-guru yang melaksanakan kegiatan KKG.

Kata Kunci : Evaluasi, Implementasi, Program, KKG

(3)

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan penting dibentuknya KKG adalah untuk menumbuhkan kegairahan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan belajar mengajar. Bentuk kegiatannya adalah pendalaman materi, pembuatan perangkat kegiatan belajar dan peningkatan praktek atau kegiatan belajar mengajar (Depdikbud, 1998).

Di dalam pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dapat diharapkan kerja sama dari setiap guru mata pelajaran yang mengikuti pelaksanaan kegiatan KKG tersebut, sehingga setiap guru mampu menyusun rancangan program pembelajran serta mampu membuat segala sesuatu yang terkait dengan proses pembelajran. Guru harus mampu bersaing didalam penyusunanan serta penilain dari setiap hasil penilaian kemajuan peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Program kegiatan yang dilaksakan sesuai dengan tuntutan kompetensi guru yaitu konsen dengan peningkatan kompetensi guru terutama terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui kegiatan kolektif guru KKG Di Gugus se kecamatan Sipatana kota Gorontalo. Pelaksanaan kegiatan selama ini menunjukkan kualitas yang cukup tinggi, hal ini nampak dari realitas kehadiran anggota dalam kegiatan KKG,kualitas pelaksanaan yang demikian ini disebabkan factor-faktor antara lain keinginan anggota untuk memiliki pengetahuan dan kompetensi guru yang lebih baik . Untuk itu implementasi hasil-hasil kegiatan kolektif guru di tingkat kelas selama ini perlu terus ditingkatkan.

Undang-undang republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 2 mengamanatkan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kelompok kerja guru yang dibentuk sekaras dengan anjuran Ditjen Dikdasmen (1991/1992), memiliki langkah-langkah kerja atau sub kelompoknya adalah pertama mengidentifikasi masalah serta mengelompokkannya (misal: kelompok masalah penguasaan bidang studi, masalah metodis, masalah alat bantu peraga, media dan sumber pengajaran,

(4)

masalah evaluasi serta tindak lanjutnya, masalah pemanduan siswa berbakat dan masalah penguasaan serta penerapan ilmu dasar kependidikan). Kedua menetukan prioeitas masalah yang akan dipecahkannya (misal: untuk semester pertama mengadakan penyegaran konsep, prinsip dan aplikasi ilmu dasar kependidikan, semester kedua penataran bidang studi dan seterusnya). Ketiga menentukan bentuk-bentuk kegiatan kelompok dan melaksanakannya (misal : ceramah disertai tanya jawab, diskusi panel, lokakarya, tutorial, sharing yang didampingi oleh nara sumber, pembahasan buku sumber tertentu dan sistim tugas diantara anggota kelompok. Keempat mengadakan penilaian proses serta hasil kerja oleh masing-masing anggota kelompok.

Konsep Dasar Evaluasi Program

Menurut Arikunto (2010:1). Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan utnuk mendukung tercapainya tujuan. Menurut Husni (2010 : 971), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang ditemukan. Menurut Arifin (2010: 5-6). Menyatakan evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Menurut Wirawan, (2011: 7) bahwa evaluasi dipandang sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkannya dengan indicator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Membahas evalusi berarti mempelajari bagaimana proses pemeberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan dalam arti terencana sesuai dengan prosedur oleh prinsip serta dilakukan secara terus menerus. Suchman (dalam Arikunto, dan Jabar 2010:1) Memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Defnisi lainmenurut Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010: 2) bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatife keputusan”.

(5)

Ditinjau dari bentuk-bentuk evaluasi, maka evaluasi bertujuan untuk, evaluasi formatif untuk bertujuan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan, sedang evaluasi sumatif bertujuan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi dan lanjutan. Menurut Stufflebeam yang membagi evaluasi kepada proactive evaluation, yakni melayani pemegang keputusan, sedangkan retroactive evaluation bertujuan untuk keperluan pertanggungjawaban.Jadi, evaluasi hendaknya bertujuan dalam membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari stakek holder.Disamping itu disebutkan beberapa tujuan evaluasi,yaitu: 1) Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus, 2) Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efesien dan ekonomis, 3) Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek-aspek tertentu.

Model Evaluasi CIPP

Stuffbearm dan shinkfield (1985:124) mengemukakan definisi formal evaluasi yang terbaru dan dikembangkan tiga tujuan evaluasi, yaitu: mengarahkan pengambilan keputusan (guiding decision making), meyediakan catatan untuk akuntabilitas (providing records for

acuntability), dan memberikan pemahaman tentang fenomena yang dipelajari /dievaluasi

(promoting understanding of the involved phenomena. Evaluasi bukan sebagai suatu kegiatan tetapi sebagai suatu process dan mendifinisikan proses tersebut meliputi tiga langkah: mendeskripsikan (delineating), memperoleh/mengumpulkan (obtaining), dan menyedikan (providing) informasi. Disini ditujukan bahwa evaluator harus dilatih terlebih dahulu baik secara teknis maupun komunikasi agar bisa melakukan ketiga langkah tersebut. Informasi deskriptif dan

judgmental dipandang sebagai sesuatu yang cocok dalam mengakses dan membantu

meningkatkan kualitas obyek yang dievaluasi.

Berdasarkan definisi tersebut, aspek-aspek penting yang dikaji daei objek tersebut adalah tujuan (Goals), desain (Design), pelasakanaan (Implementation), dan dampak/hasil (Product). Kriteria utama yang dilibatkan dalam evaluasi tersebut adalah worth (respon objek yang dikaji terhadap kebutuhan yang diakses) dan merit (kualitas dari objek itu sendiri). Model evaluasi CIPP (context,input,process,dan product) lebih menekankan pada pemberian pelayanan evaluasi

(6)

yang berkelanjutan kepada pengambil keputusan (decision maker) dalm suatu institusi. Orientasi model evaluasi ini dalam membantu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program dalam suatu institusi.

Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 huruf yang diuraikan sebagai berikut; a) Context

Evaluation to serve planning decision. Seorang evaluator harus cermat dan tajam memahami

konteks evaluasi yang berkaitan dengan merencanakan keputusan, mengidentifikasi kebutuhan, dan merumuskan tujuan program. b) Input Evaluation structuring decision. Segala sesutau yang berpengaruh terhadap proses pelaksanaan evaluasi harus disiapkan dengan benar. Input evaluasi ini akan memberikan bantuan agar dapat menata keputusan, menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan, mencari berbagai alternative yang akan dilakukan dan memperhatikan prosedur kerja dalam mencapainya. c) process evaluation to serve implemting decision. Pada evaluasi proses ini berkaitan dengan implementasi suatu program. ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam proses pelaksanaan evaluasi ini. Misalnya, apakah rencana yang telah dibuat sesuai dengan pelaksanaan di lapangan ? dalam proses pelaksanaan program adakh yang harus diperbaiki? Dengan demikian proses pelaksanaan program dapat dimonitor, diawasi, atau bahkan diperbaiki. d) product evaluation to serve recycling decision. Evaluasi hasil digunakan untuk menentukan keputusan apa yang akan dikerjakan berikutnya. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan program yang digulirkan? Apakah memiliki pengaruh dan dampak dengan adanya program tersebut? Evaluasi hasil berkaitan dengan manfaat dan dampak suatu program setelah dilakukan evaluasi secara seksama. Manfaat model ini untuk pengambilan keputusan (Decision making ) dan bukti pertanggung jawaban (acuntabilitty) suatu program kepada masyarakat. Tahapan evaluasi dalam model ini yakni penggambaran (delineating), perolehan atau temuan (obtaining), dan penyediaan (providing) bagi para pembuat keputusan.

Program Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)

Program kegiatan yang dilaksakan sesuai dengan tuntutan kompetensi guru yaitu konsen dengan peningkatan kompetensi guru terutama terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui kegiatan kolektif guru KKG di Gugus se-kecamatan Sipatana kota Gorontalo. Pelaksanaan kegiatan selama ini menunjukkan kualitas yang cukup tinggi, hal ini nampak dari realitas kehadiran anggota dalam kegiatan KKG,kualitas pelaksanaan yang demikian ini disebabkan factor-faktor antara lain keinginan anggota untuk

(7)

memiliki pengetahuan dan kompetensi guru yang lebih baik . Untuk itu implementasi hasil-hasil kegiatan kolektif guru di tingkat kelas selama ini perlu terus ditingkatkan.

Metode Penulisan

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Se Kecamatan Sipatana kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan mulai dari bulan maret 2015 sampai dengan bulan mei 2015 dengan tahapan penelitian meliputi : 1) observasi awal, 2) penyusunan dan seminar proposal skripsi, 3) pengumpulan data, 4) penulisan laporan dalam bentuk skripsi. Penelitian ini menggunakana pendekatan kuantitatif metode evaluatif dengan model evaluasi CIPP merupakan singkatan dari : Context Evaluation : evaluasi terhadap konteks, Input evaluation : evaluasi terhadap masukan, Process evaluation : evaluasi terhadap proses, Product evaluation : evaluasi terhadap hasil Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang evaluasi sebagai sebuah sistem.

Instrument evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan CIPP (context,input,process, dan produk) yang dikembangkan oleh stuffleabeam,dkk. Dengan cara mengajukan pernyataan kepada informan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian saya ini menggunakan presantase (%) karena evaluasi yang digunakan adalah deskriptif statistika. Menurut arikunto, (2010:143) bahwa statistika deskriptif digunakan untuk pengolahan data dengan melukiskan kelompok data dengan menggunakan prsentase (%). (Sudjana, 2011:47).

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian evaluasi implementasi program kelompok kerja guru (KKG) di atas menunjukkan bahwa, secara umum berada pada kategori baik, Penyusunan Program KKG 90,44%, Pelaksanaan program KKG 84,2%, Kegiatan program KKG 77,66%, dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan KKG 90,66. Disamping itu, hasil capaian pada indicator ini berada pada level baik dalam kategori yang ditentukan. Dari hasil penelitian ini, yang dilihat dari skor dan presntase di atas menunjukkan bahwa Evaluasi implementasi program kegiatan kelompok kerja guru (KKG) se kecamatan sipatana kota gorontalo sudah berjalan dengan baik sesuai prosedurnya.

(8)

Penyusunan Program KKG

Penyusunan program kegiatan KKG merupakan proses penyusunan rencana program yang akan dilakukan pada saat kegiatan KKG dilaksanakan. Penyusunan program KKG merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk pertemuan dalam setahun sekali dalam melaksanakan kegiatan KKG tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : “KKG adalah wadah kerjasama guru-guru untuk bersama-sama belajar melalui kegiatan-kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama.” Kegiatan-kegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KKG diantaranya : penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak, pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan kemampuan profesional guru-guru dapat ditingkatkan. Dengan kata lain, kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG.

Berdasarkan hasil rangkuman dari indicator presentase penyusunan program KKG bahwa pada penyusunana program kegiatan KKG sudah termasuk pada kriteria yang sangat baik. hal ini didasarkan pada jawaban informan yang sebelumnya dijabarkan pada tabel indicator penyusunan program KKG. Hal tersebut dapat dilihat juga pada jumlah presentase skor evaluasi pada penyusunan program sebesar 90,44%. Hal ini menunjukkan bahwa KKG sudah berjalan dengan baik dan implementasi dari penyusunan program KKG telah berjalan dengan baik pula.

Pelaksanaan Program KKG

Pelaksanaan (Actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan.

Actuating atau pelaksanaan adalah Pelaksanaan untuk bekerja. secara fisik kegiatan dari

(9)

Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Oleh karena itu tim manajemen provinsi, kota serta tim manajemen sekolah menjaga komunikasi yang baik agar terjalin hubungan yang baik sehingga akan tercipta pelaksanaan program yang baik sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat Gorontalo.

Kegiatan Program KKG

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya bahwa, pada kegiatan program KKG dapat dikatakan baik, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah presentase skor evaluasi pada tahap kegiatan program KKG sebesar 77,66%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan program KKG berada pada kategori cukup baik. Sebagaimana Depdikbud dalam bukunya Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah menyatakan: KKG berfungsi: (1) menyusun kegiatan KKG satu tahun dibimbing pengawas, Tutor dan guru pemandu; (2) menampung dan memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar-mengajar melalui pertemuan, dikusi, contoh mengajar, demonstrasi penggunaan dan pembuatan alat peraga. Sedangkan tujuan dari KKG adalah membantu meningkatkan kemampuan guru secara profesional dalam melaksanakan tugasnya yaitu keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. (Depdikbud 1995/1996:17-21).

Evaluasi Pelaksanaan Program KKG

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingka n dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009).

Menurut Arikunto (2010:1). Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan utnuk mendukung tercapainya tujuan. Menurut

(10)

Husni (2010 : 971), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang ditemukan. Menurut Arifin (2010: 5-6). Menyatakan evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkannya bahwa : (1) Penyusunan Program Kelompok kerja guru (KKG) Visi,Misi, Tujuan Serta Kalender Kegiatan Sebagai Context (kebutuhan) Program KKG sekolah dasar di Gugus Se-Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo sudah sesuai dengan kebutuhan. (2) Narasumber, Guru, kurikulum, sebagai Input (Masukan) dari kegiatan Program KKG sekolah dasar di Gugus se-Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah terlaksana dengan baik. (3) Standar Operasional (SOP) sebagai (Process) Program KKG sekolah dasar di Gugus Se-Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah sesuai dengan Standar operasional prosedur KKG. (4) Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Program Kelompok kerja guru (KKG) dilihat dari aspek Produk (Hasil) telah dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai tujuan dari KKG.

SARAN

Adapun saran yang diharapakan dalam penelitian ini adalah, (1) Bagi Guru agar dapat menjalankan dan melaksanakan kegiatan KKG dengan baik (2) Bagi sekolah agar lebih mengarahkan guru-guru puntuk dapat mengikuti program kegiatan KKG, guna mencapai kompetensi yang lebih baik. (3) Bagi dinas semoga dapat mendukung semua program kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan KKG agar berjalan dengan baik. (4) Bagi penulis semoga dapat mengambil pengalaman dari program KKG tersebut untuk dijadikan referensi apabila suatu hari penulis menjadi seorang guru. (5) Semoga program ini dapat dijadikan bahan masukan bagi guru-guru yang melaksanakan kegiatan KKG.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

_______, 2009. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara _______, Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

________, 2013. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi ke 2. Jakarta: Bumi Aksara Arifin Zaenal, 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajmemen Pendidikan. Bandung: PT. remajaRosdakarya Sukardi, 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara

Siswanto, 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2011. Metode penelitian kuantitaif, kualitatif dan kombinasi . Bandung: Penerbit Alfabeta

Majid, 2008. Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Harjanto, 2006. Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Undang – undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No 74. Tahun 2008 tentang Guru.

Sisdiknas, 20110. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen strategic dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Stufflebeam, D.L & Shinkfield, A.J 1985. Systematic Evaluation. Boston: Kluwer Nijhof Publishing

Stufflebeam, Daniel L. 2003. Evaluation Theory, Models, and Applications, San Fransissko, Publihed By Josey. Bass

Sukamidanata, N.S 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

(12)

Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi program. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif purposive sampling, dengan model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi model Context, Input, Process,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui evaluasi program yang meliputi context, input, process dan product (CIPP) PTRM di Puskesmas Kecamatan Tebet

sistem manajemen mutu, menggunakan metode penelitian deskriptif evaluatif model CIPP (Context, Input, Process, dan Product). Teknik pengumpulan data dengan wawancara,

Penelitian ini menggunakan model evaluasi program CIPP (Context, Input, Pro- cess, dan Product). Model evaluasi CIPP dil- akukan secara komprehensif untuk mema- hami

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program klub-klub pembinaan di DKI Jakarta pada tahun 2017.Penelitian ini menggunakan model evaluasi CIPP ( Context, Input, Process,

Penelitian ini termasuk penelitian evaluative kualitatif dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam (1967).

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi CIPP ( context, input, process dan product ), namun demikian kegiatan evaluasi yang dilaksanakan terhadap

Teknik evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product) dari Stufflebeams. 29), model evaluasi CIPP merupakan model