• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BIO 1201255 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BIO 1201255 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Pendidikan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai

dengan tuntutan kurikulum bahwa kompetensi yang harus dicapai dalam

pendidikan adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan dan

pengetahuan. Kompetensi-kompetensi tersebut dapat dicapai siswa melalui

kegiatan belajar. Menurut Sunaryo (Komalasari, 2011) belajar merupakan

suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan

tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang dialami

pada diri setiap manusia sepanjang hayatnya. Proses belajar dapat terjadi

karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan, baik lingkungan

sosial maupun lingkungan alam sekitar. Kegiatan belajar akan optimal jika

siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan teori

penemuan Bruner (Dahar, 2011) siswa-siswa sebaiknya belajar melalui

partisipasi secara aktif agar mereka memperoleh pengalaman dan menemukan

sebuah prinsip.

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan

interaksi dan pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Biologi

merupakan ilmu pengetahuan alam yang didalamnya membahas mengenai

makhluk hidup, lingkungan, dan interaksi dengan lingkungan yang sifatnya

faktual sehingga dalam mempelajarinya diperlukan kegiatan belajar yang

mampu mendorong siswa untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data

secara langsung. Menurut Aqib, et al (2007) sains mempelajari alam yang

(2)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian dan penyampaian informasi dan produk (pengetahuan ilmiah dan

terapannya) yang diperolehmelaluiberpikirdanbekerjasecarailmiah.

Interaksi dan pengalaman langsung dalam mempelajari biologi dapat

diperoleh siswa melalui sumber belajar. Sumber belajar menempati posisi yang

cukup penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran.

Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional

yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, tehnik, dan lingkungan, yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa (Mudhoffir, 1992). Tanpa sumber belajar,

komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses

komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Sumber belajar

sangat bervariatif yang digunakan oleh guru dalam membantu proses kegiatan

belajar mengajar. Namun, biasanya sumber belajar tersebut hanya mampu

memvisualisasikan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa, dalam bentuk tiruan

dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di kelas dalam membantu proses

pengajaran. Salah satu sumber belajar yang dapat menyediakan dan menunjang

kegiatan pembelajaran adalah dengan memanfaatkan potensi lokal seperti

halaman sekolah, kebun, taman kota, pantai, dan lain sebagainya yang berada

dekatdengan lingkungan sekolah. Lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai

sarana untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasikan, menggolongkan,

memprediksi, mengukur, menafsirkan, mengomunikasikan, merumuskan

pertanyaan-pertanyaaan dan hipotesis, melakukan eksperimen dan sebagainya

(Komalasari, 2011).

Salah satu potensi lokal yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

biologi adalah Cagar Alam Pulau Dua. Cagar Alam Pulau Dua memiliki

karakteristik ekosistem yang bernilai penting untuk berbagai jenis burung dan

mangrove. Eksistensinya sebagai Cagar Alam diharapkan dapat

mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman jenis hewan dan

tumbuhan yang berada di dalam ekosistem mangrove. Ancaman yang sangat

(3)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah abrasi, perburuan, pencarian kayu bakar dan sampah rumah tangga yang

berserakan. Menurut Surtikanti (2012) ekosistem mangrove menawarkan

banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya rentan dari

perusakan bahkan pemusnahan oleh manusia. Ancaman perusakan mangrove

dapat mengakibatkan bertambahnya areal yang terbuka, penurunan populasi

flora dan fauna yang dilindungi terancam punah, merosotnya kualitas serta

kuantitas habitat satwa liar. Menurut Takandjandji (2011) dalam

perkembangannya Cagar Alam Pulau Dua telah mengalami

perubahan-perubahan dari segifisik, biotic dan social budaya. Perubahan yang terjadi

disebabkan peristiwa alam dan ada juga yang merupakan dampak dari kegiatan

manusia yang mengakibatkan perubahan pada pantai, serta rusaknya beberapa

bagian vegetasi mangrove.

SMA Negeri Akota Serang-Banten merupakan sekolah yang lokasinya

dekat dengan Cagar Alam Pulau Dua. Guru di sekolah tersebut belum pernah

mengajak siswa untuk melihat keadaan mangrove secara langsung.

Pemanfaatan potensi lokal dengan mengamati objek secara langsung

seyogianya dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran biologi,

khususnya mengenai pencemaran lingkungan. Adanya perubahan dan

pencemaran lingkungan pada mangrove penting untuk diketahui dan dipelajari

siswa sebagai bahan kajian mengenai faktor-faktor penyebab serta akibat yang

ditimbulkan dari pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui interaksi

langsung dengan objeknya agar siswa dapat dengan mudah memahaminya dan

lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

Pemanfaatan potensi lokal dapat dilakukan siswa dengan menggunakan

metode field trip. Metode field trip merupakan metode belajar yang digunakan

dengan membawa langsung siswa ke suatu lokasi untuk melihat secara

langsung objek yang ada di dalamnya, sehingga siswa lebih memahami materi

dan teori yang telah diperolehnya. Senada dengan itu Djamarah (2005)

menyatakan bahwa siswa akan lebih tertarik dan mendalami pelajaran jika

(4)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemanfaatan mangrove Cagar Alam Pulau Dua dengan metode field

trip membantu siswa untuk mengenal objek, gejala, permasalahan alam,

menelaah, dan menemukan simpulan atau konsep-konsep tentang alam.

Konsep-konsep sains tidak cukup hanya diperoleh siswa secara instant dari

guru ataupun buku-buku, melainkan juga melalui kegiatan-kegiatan ilmiah atau

proses sains (scientific process). Doran,et al. (1998) melihat bahwa belajar

sains bukan berupa mempelajari kumpulan pengetahuan, melainkan learning

science is something that students do actively, not something that is done to

them. Siswa memperoleh informasi mengenai pencemaran lingkungan

kemudian menghubungkan informasi tersebut dengan keadaan nyata di lokasi

pengamatan objek sehingga informasi yang diperoleh siswa menjadi jelas dan

riil.

Pada pembelajaran biologi, pendekatan ilmiah dapat diterapkan melalui

keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan melalui pengalaman

belajar secara langsung. Kegiatan pengalaman belajar secara langsung dapat

membantu siswa lebih memahami dan menghayati proses yang sedang

dilakukan. Pada proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman

langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, dan siswa diberi kesempatan

untuk memanfaatkan sumber belajar serta bentuk-bentuk kegiatan penelitian

lain secara aktif agar proses pembelajaran berlangsung baik (Komalasari,

2011). Melalui proses atau langkah-langkah sains, siswa mampu membangun “satu set” sikapilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, ketekunan, ketelitian,

kejujuran, keterbukaan, di samping berbagai scientific skill. Menurut

Kemendikbud (2014) untuk memperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik,

peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan terutama untuk materi

atau subtansi yang sesuai, serta harus memiliki keterampilan proses untuk

mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, mampu menggunakan

metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Ada hubungan keterkaitan antara

(5)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai: “Analisis

Hubungan Kompetensi Siswa SMA pada Konsep Pencemaran Lingkungan

dengan Memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui Kegiatan

Field Trip”

B.RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan

sebagai berikut, Bagaimana kompetensi siswa pada pembelajaran konsep

pencemaran lingkungan yang memanfaatkan mangrove Cagar Alam Pulau Dua

melalui kegiatan field trip?

Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarka nmenjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana hasil keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan sikap

ilmiah siswa pada pembelajaran konsep pencemaran lingkungan dengan

memanfaatkan mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field

trip?

2. Apakah ada hubungan antara penguasaan konsep siswa dengan

keterampilan proses sains siswa?

3. Apakah ada hubungan antara keterampilan proses sains siswa dengan sikap

ilmiah siswa?

4. Apakah ada hubungan antar indikator keterampilan proses sains dengan

penguasaan konsep siswa?

5. Apa tanggapan siswa dan guru terhadap metode field trip yang

memanfaatkan mangrove Cagar Alam Pulau Dua dalam pembelajaran

konsep pencemaran lingkungan?

C.BatasanMasalah

Masalah penelitian dibatasi pada kajian berikut.

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Sekolah Menengah Atas

(6)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

field trip pada mangrove Cagar Alam Pulau Dua. Metode ceramah

digunakan pada kelas kontrol dan metode field trip digunakan pada kelas

eksperimen. Materi yang digunakan adalah pencemaran lingkungan. Pada

mangrove Cagar Alam Pulau Dua siswa mengamati perbedaan karakteristik

antara mangrove yang masih alami dan tercemar, mengamati berbagai jenis

bahan pencemar, dan mengamati akibat dari pencemaran lingkungan.

2. Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan proses

sains, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran konsep

pencemaran lingkungan. Keterampilan proses sains yang diteliti dengan

indicator menafsirkan pengamatan (interpretasi), menyimpulkan (inferensi),

meramalkan (prediksi), berhipotesis, menerapkan konsep, dan

berkomunikasi. Sikap ilmiah yang diteliti dengan indikator sikap ingintahu,

sikap respek terhadap fakta, sikap berpikir kritis, sikap berpikiran terbuka

dan kerjasama, serta sikap peka terhadap lingkungan. Penguasaan konsep

dalam penelitian ini menggunakan dimensi kognitif dengan tingkat C2

(memahami).

D.TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa pada

pembelajaran konsep pencemaran lingkungan melalui kegiatan field tripdan

meneliti pemanfaatan mangrove Cagar Alam Pulau Dua sebagai sumber

belajar. Selain itu, untuk memberikan gambaran mengenai tanggapan siswa

dan guru terhadap metode field trip yang memanfaatkan mangrove Cagar Alam

Pulau Dua.

E.ManfaatPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

(7)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini memberikan alternatif pembelajaran yang dapat

mengembangkan keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan sikap

ilmiah siswa.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan potensi mangrove

Cagar Alam Pulau Dua dengan metode field trip terhadap keterampilan

proses sains, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian sejenis

dan dapat menjadi rujukan serta masukan bahan pertimbangan dalam

mengkaji permasalahan yang serupa.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bagian utama yaitu

Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan

Pembahasan Penelitian serta Kesimpulan dan Saran. Masing-masing bagian

memiliki penjelasan yang berbeda. Perbedaan ini dilihat dari penekanan pada

setiap penjelasan yang dilakukan saat persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian, sampai hasil penelitian.

Pada bagian Pendahuluan disajikan kerangka berpikirmengenai

penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir ini dilengkapi denganlatar

belakang pentingnya dilakukan penelitian tesis ini yang dilengkapi dengan

beberapa hasil penelitian dan landasan teoretis yang mendukung pertanyaan

penelitian yang diteliti pada tesis ini, rumusan masalah yang dijabarkan

(8)

Dwi Ratnasari, 2014

Analisis hubungan kompetensi siswa sma pada konsep pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua melalui kegiatan field trip Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, dan manfaat penelitian yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak seperti bermanfaat bagi guru

dan sekolah dalam memberikan alternatif pembelajaran yang memanfaatkan

potensi lokal dekat lingkungan sekolah, sertabagi peneliti lain yang ingin

mengkaji permasalahan serupa dengan fokus penelitian yang berbeda.

Pada bagian Tinjauan Pustaka berisi tentang kajian–kajian materi dan

landasan teoretis yang terkait dengan penelitian. Tinjauan Pustaka pada tesis

ini berisi tentang pembelajaran dengan metode field trip, keterampilan proses

sains, penguasaan konsep, sikap ilmiah, mangrove Cagar Alam Pulau Dua

dalam konsep pencemaran lingkungan, dan potensi mangrove Cagar Alam

Pulau Dua dalam pembelajaran biologi pada konsep pencemaran lingkungan.

Pada bagian Metodologi Penelitian berisi tentang metode penelitian

yang digunakan dalam mengambil dan mengolah data. Pada tesis ini

Metodologi Penelitian berisi desain dan prosedur penelitian dari tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan hingga tahap akhir pelaksanaan, jenis

instrumen yang digunakan dalam menjaring data, serta teknik analisis

instrumen.

Pada bagian Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian berisi tentang

penjabaran mengenai hasil temuan–temuan yang diperoleh selama penelitian.

Hasil penelitian ini mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah

dijabarkan dalam rumusan masalah pada bagian Pendahuluan. Hasil temuan

dianalisis dan dibahas secara komprehensif dalam pembahasan untuk

menjawab rumusan masalah utama. Pembahasan penelitian dilakukan dengan

mengaitkan hasil temuan yang diperoleh dengan landasan teori dan beberapa

hasil penelitian lain sejenis yang mendukung hasil temuan.

Pada bagian Kesimpulan berisi tentang inti dari hasil penelitian yang

dirangkum secara sistematis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Agar hasil penelitian berjalan dengan baik, peneliti dapat

menyampaikannya dalam bentuk saran agar pada penelitian serupa selanjutnya

(9)

Dwi Ratnasari, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari pengujian test bed kompresor torak dua tingkat yaitu daya adiabatik maksimal 1,69 HP, daya listrik maksimal yang terpakai sebesar 1,72

Unt uk link dow nload gam e diblog, saya coba lew at kan di server adf.ly, jika belum pernah m endow nload.. lew at link server t ersebut silahkan lihat

Gambar 4.6 Jawaban Siswa yang Melakukan Kesalahan untuk Soal Nomor 6 74. Gambar 4.7 Jawaban Siswa yang Melakukan Kesalahan

Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada Visual basic 6 dan database pada microsoft access 2000 untuk menyimpan data-data barang yang masuk maupun keluar, serta bekerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah sistem pelayanan sudah efisien dan apakah armada bus yang disediakan sudah memenuhi pada pelayanan bus lintas USU

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan model yang akan mempengaruhi kemampuan analisis siswa, juga

Jaringan PABX yang sudah dikembangkan dapat mengakses data dengan kecepatan 64 KBps jauh lebih cepat dari komunikasi Telepon PSTN atau sama cepat dengan pelayanan Integrated

adanya motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan otomotif mekanik. ini, hal itu dilihat dari antusias dan ketekunan peserta mengikuti