• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKH 1100310 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKH 1100310 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

68

Lutfi Pradnya Dewi, 2016

CITRA TUBUH PADA PEREMPUAN TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus

masalah dalam penelitian citra tubuh pada perempuan tunanetra. Adapun

pembahasannya mengenai persepsi citra tubuh pada remaja perempuan

tunanetra, bentuk tubuh ideal menurut perempuan tunanetra, dan peran

lingkungan dalam pembentukan citra tubuh permpuan tunanetra. Dari hasil

penelitian yang dilakukan di SLBN A Kota Bandung pada lima orang

remaja perempuan tunanetra, guru serta pembimbing asrama, peneliti

paparkan kesimpulan hasil penelitian, sebagai berikut:

1. Persepsi perempuan tunanetra terhadap citra tubuh mereka

Pergaulan sangat memegang peranan penting dalam perolehan

informasi mengenai citra tubuh. Seorang perempuan tunanetra yang

memiliki pergaulan yang luas akan kaya informasi dan mempunyai

pilihan-pilihan dalam menjalani proses pembentukan citra tubuh

mereka. Pada penelitian ini remaja perempuan tunanetra cenderung

memiliki citra tubuh yang positif, tiga remaja perempuan merasa

nyaman dan percaya diri dengan tubuh yang mereka miliki, sementara

dua remaja perempuan tunanetra merasa nyaman dengan tubuh mereka

tetapi terkadang merasa minder dengan penampilan yang mereka

miliki.

2. Bentuk tubuh ideal menurut perempuan tunanetra

Bentuk tubuh ideal yang digambarkan para remaja perempuan

tunanetra dalam penelitian ini adalah tubuh yang tidak terlalu pendek

ataupun tinggi, memiliki badan yang tidak terlalu gemuk atau terlalu

kurus, memiliki kulit yang putih, mulus, dan mempunyai rambut yang

panjang. Gambaran tubuh ideal yang diutarakan tersebut sama dengan

(2)

69

Lutfi Pradnya Dewi, 2016

CITRA TUBUH PADA PEREMPUAN TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian ditemukan bahwa stimulus dari suara juga berperan penting

dalam pembentukan gambaran citra tubuh pada perempuan tunanetra.

3. Peran lingkungan sekitar dalam pembentukan citra tubuh pada

perempuan tunanetra

Lingkungan sangat berperan penting pada tunanetra dalam

memperoleh informasi mengenai citra tubuh. Lingkungan yang

bersikap aktif memberikan informasi dan bersikap bijaksana dalam

memberikan pilihan-pilihan bagi tunanetra akan sangat membantu

dalam mengembangkan citra tubuh mereka. Di sekolah belum terdapat

pembelajaran dalam mengembangkan citra tubuh bagi tunanetra, selain

itu peraturan sekolah hanya memuat cara berpenampilan secara umum

bagi siswa dan dalam pelaksanaannya pun kerap kali terjadi

pelanggaran yang dilakukan siswa namun kerap kali diabaikan atau

ketika diberikan sanksi pun hanya berupa teguran. Di lingkungan

asrama pergaulan sangat menentukan dalam proses pembentukan citra

tubuh, beberapa perempuan tunanetra yang memiliki banyak teman

dengan keadaan dan tingkat usia yang berbeda dapat memberikan

informasi yang lebih luas baik itu mengenai gambaran citra tubuh yang

ada maupun pengalaman yang berkaitan dengan kecantikan. Sementara

seorang tunanetra yang memiliki pergaulan terbatas mereka hanya

mendapatkan informasi secara satu arah.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan rekomendasi

bagi pihak sekolah, bagi orangtua dan bagi peneliti selanjutnya yang

dianggap perlu sebagai masukan dan tindak lanjut dari penelitian ini.

1. Bagi kepala sekolah

a. Diharapkan pihak sekolah agar merancang suatu pembelajaran

terkait dengan citra tubuh, etika, dan activities of daily living dan

(3)

70

Lutfi Pradnya Dewi, 2016

CITRA TUBUH PADA PEREMPUAN TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lebih terampil dalam kehidupan sosial. Pembelajaran ini dapat

dimasukkan dalam mata pelajaran yang sudah ada seperti mata

pelajaran keterampilan yang dapat membahas materi tentang

penampilan diri, perilaku, cara berdandan, hingga menata rambut.

b. Menambahkan aspek berpenampilan, cara berpakaian, gaya

rambut, juga etika dan sopan santun bagi peserta didik tunanetra

dalam peraturan yang telah ada di sekolah.

2. Bagi guru

a. Pada beberapa mata pelajaran seperti OM dan keterampilan guru

dapat menambahkan aspek berpenampilan, cara berpakaian, gaya

rambut, juga etika dan sopan santun sebagai pembelajaran

mengenai citra tubuh bagi peserta didik tunanetra

3. Bagi orangtua

a. Turut memberikan informasi yang luas mengenai citra tubuh

seperti berpenampilan, cara berdandan, dan menata rambut pada

anaknya yang mengalami hambatan penglihatan. Hal ini dapat

memberikan pengalaman yang positif baik itu pada anak juga pada

orang tua, karena citra tubuh itu sesuatu yang melekat pada setiap

individu dan sangat berpengaruh pada penghargaan yang ada dalam

diri anak nantinya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan agar dapat meneliti hal lain yang berkaitan dengan

citra tubuh pada tunanetra. Citra tubuh memiliki ruang lingkup

yang sangat luas, peneliti selanjutnya dapat merubah subjek pada

tunanetra atau pengaruh suatu metode bagi pembelajaran citra

tubuh pada tunanetra.

b. Diharapkan agar melakukan penelitian mengenai citra tubuh di

(4)

71

Lutfi Pradnya Dewi, 2016

CITRA TUBUH PADA PEREMPUAN TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemahaman citra tubuh pada perempuan tunanetra di SLBN A

Referensi

Dokumen terkait

LPPM mengajukan surat permintaan dosen kepada unit kerja sebagai tenaga ahli penelitian, sesuai dengan jumlah yang ditetapkan LPPM.. Tenaga ahli sebagaimana

Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = -3,76 dan ttabel = 2,02, dimana nilai thitung lebih kecil dari dari -ttabel dan berada di daerah penolakan H0,

Nelasari, Ade Maya, “Penggunaan Media Visual pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMKN 6 Bandung”, Skripsi, Bandung:

Mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam. pemberian

Oktober 201L, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana.. berikut: Nomor

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat perbedaan peningkatan

memiliki seorang apoteker. Dengan adanya apoteker lebih dari satu maka kegiatan pelayanan kefarmasian berjalan sesuai dengan ketentuan karena saat pelayanan kefarmasian

Hasil risk assessment pada perakitan hingga pengoperasian gondola dan lingkungan kerja dari pekerja gondola dilakukan dengan menggunakan tabel semikuantitatif yaitu