TRIWULAN I/TAHUN 2014
29
semua aktiitas berpemerintahan. Guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik itu, hubungan yang harmonis dengan komponen masyarakat mestilah dirajut dalam kebersamaan, menjadi syarat mutlak yang tidak bisa dihindari. Jika sebelumnya, pemerintah (state) adalah aktor tunggal, kini masyarakat (civil society) dan sektor swasta (private) merupakan aktor yang sama kedudukannya. Sebagai salah-satu aktor penggerak perubahan, media massa dan insan pers merupakan mitra terdekat dalam publikasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Dengan maksud yang mulia ini, Drs. Lambertus Ibi Riti,MM sebagai Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT melawati langsung ke dapur produksi Java PR Konsultan. Harapannya adalah agar visi untuk menghadirkan kelembagaan humas (public relations) Pemerintah Provinsi NTT yang
profesional dapat terwujud. Pemikiran ini setidaknya didasari tiga harapan yaitu:
Pertama, Besarnya tuntutan peran Biro Humas terutama sebagai Juru Bicara Gubernur. Secara normatif, biro humas bertugas menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan humas guna menetapkan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah di bidang
pemerintahan dan pembangunan serta menyiapkan bahan pembinaan dan
memberikan pelayanan perpustakaan sekretariat daerah. Ketentuan tentang pelaksanaan tugas-tugas kehumasan juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kehumasan di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri, jika pelaksanaan pemerintahan selama ini belum maksimal. Perlu juga diakui jika buruknya kesan (image) terhadap Pemerintah Provinsi NTT selama ini adalah akibat kurangnya komunikasi dengan berbagai komponen
masyarakat. Karena itu masih dijumpai persepsi yang miris terhadap berbagai kebijakan Pemerintah Provinsi NTT yang mengutamakan porsi belanja untuk masyarakat misalnya atau yang lasim kita kenal dengan sebutan “Spirit Anggur Merah” (Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera). Delapan Agenda Pembangunan dengan enam Tekadnya, termasuk gagasan Konsep Pengembangan Kawasan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi antara NTT (Indonesi), Dili (RDTL) dan Darwin (North Territory).
Kedua, Kuatnya arus Demokratisasi dan Globalisasi. Konsekuensi logis dapat kita lihat pada tuntutan pelibatan peran aktif masyarakat dalam perumusan kebijkan publik. Pelajaran berharga bisa kita petik dari runtuhnya model pemerintahan
otoriterian karena praktek
penyelenggaraan pemerintahannya yang sangat diktator. Beberapa contoh dapat kita amati seperti runtuhnya Uni Soviet dan instabilitas Pemerintahan Myanmar yang mengandalkan kekuatan militernya dalam penyelengaraan urusan pemerintahan. Bagaimana dengan keberlanjutan Pemerintahan Korea Utara ? Pada tingkat Nasional, telah dicanangkan bahwa pada Tahun 2045 Indonesia akan menjadi Negara dengan Kekuatan Ekonomi ke delapan di dunia. Saat ini Indonesia sudah bergabung ke dalam kelompok G-20. Tahu 2015, kita dihadapkan dalam era perdagangan bebas di Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Asean Free Treade Area (AFTA).
Ketiga, Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ratusan tahun lalu, James Medison mengatakan bahwa informasi sangat diperlukan karena pemerintahan tanpa informasi merupakan sebuah lelucon atau tragedi. Dapat dipastikan jika penguasa informasi adalah penguasa dunia. Nusa Tenggara Timur dengan berbagai keunggulan komparatif yang dimiliki akan dapat dikenal dan terangkat jika memanfaatkan kekuatan Teknologi ini. Sebagai contoh, keanekaragaman biota laut dengan berbagai jenis ikan ekonomis dan terumbu karangnya sangat potensial jika bisa dikelola menjadi aset wisata.