• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 1747 7061 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 1747 7061 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

19

PENGARUH IKLIM ORGANISASI BPS DAN STRES KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

(Studi pada karyawan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri)

Rico Nugroho

Bambang Swasto Sunuharjo Ika Ruhana

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

E-mail : riconugroho9@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is how the influence of climatic conditions BPS and the organization of job stress experienced by employees against their performance. This study aims to analyze and explain the influence of organizational climate of BPS and job stress simultaneously on employee performance, to analyze and explain the influence of Organizational Climate of BPS on employee performance and to analyze and explain the effects of job stress on employee performance. This study uses research an explanation (explanatory research) using a quantitative approach. The sampling technique used is sampling saturated. This study used a questionnaire with a number of respondents as many as 39 employees of the Badan Pusat Statistik. Analysis of the data used is descriptive analysis, analysis multiple linear regression and classical assumption test including normality test, multikolinieritas test and heteroskedastisitas test, then to test the hypothesis, F test and t test. The results of multiple linear regression analysis showed that organizational climate of BPS and job stress simultaneously influence on employee performance with the Sig 0.00 < 0.05. Partially the result of organizational climate of BPS variables partial effect on employee performance with the Sig 0.00 < 0.05.While job stress variable partially no effect on employee performance with the Sig 0.173 > 0.05.

Keywords : Organizational climate of BPS, Job stress and Employee performance

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kondisi iklim organisasi BPS dan stres kerja yang dialami karyawan terhadap kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh antara iklim organisasi BPS dan stres kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan, menganalisis dan menjelaskan pengaruh Iklim Organisasi BPS terhadap kinerja karyawan dan menganalisis dan menjelaskan pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan penelitian

pejelasan (explanatory research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik sampling yang

digunakan adalah sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah responden

sebanyak 39 karyawan Badan Pusat Statistik. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda dan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas, kemudian untuk menguji hipotesis digunakan uji F dan uji t. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa iklim organisasi BPS dan stres kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan dengan nilai Sig 0,00 < 0,05. Secara parsial didapat hasil untuk variabel iklim organisasi BPS berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan nilai Sig 0,00 < 0,05. Sedangkan variabel stres kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan nilai Sig 0,173 > 0,05.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

20

1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang utama di suatu perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai bentuk dan tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya perusahaan dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan didalam misinya dilaksanakan oleh manusia. Oleh karena itu manajemen sumber daya manusia perlu lebih dikembangkan supaya kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan, sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja sumber daya manusia tersebut di dalam perusahaan. Sumber daya manusia yang baik akan

berdampak terhadap efektivitas perusahaan

dimana perusahaan akan lebih mudah untuk mencapai visi dan misi yang sudah terbentuk di awal berdirinya perusahan.

Pembentukan organisasi yang bagus

dibutuhkan peran sumber daya manusia yang berkualitas dan iklim organisasi yang baik. Iklim organisasi yang baik menjadi modal awal suatu organisasi untuk dapat mempengaruhi perilaku para anggota organisasi dan dapat membentuk nilai-nilai karakteristik dari organisasi tersebut. Baik atau buruknya iklim organisasi di dalam sebuah perusahaan dapat dirasakan oleh para anggota organisasi.

Tuntutan dan tugas-tugas dari organisasi

sangat berpotensi menimbulkan terjadinya

kecemasan dan ketegangan dari dalam diri karyawan. Selain tuntutan dari dalam organisasi serta pekerjaan, tuntutan yang berasal dari luar organisasi seperti lingkungan keluarga atau

lingkungan sosial juga berpotensi untuk

menimbulkan suatu tekanan terhadap karyawan. Jika tekanan tersebut terus terjadi kepada karyawan maka akan menimbulkan stres kerja pada karyawan. Stres kerja yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan penurunan kinerja terhadap karyawan. Selain itu juga akan membuat karyawan tersebut frustasi, mudah cemas, merasa tertekan dan produktivitas menurun.

Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh karyawan dalam suatu organisai. Kinerja yang baik akan terwujud jika dalam melaksanakan pekerjaannya karyawan tersebut didukung dengan adanya iklim organisasi yang baik dan stress kerja yang rendah

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri merupakan perwakilan BPS di daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal atau instansi pemerintah pusat yang berada di daerah, sehingga BPS bukan merupakan bagian dari instasi milik daerah. BPS Kabupaten Kediri

mempunyai misi yaitu menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistika yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional. Sesuai dengan misi dari BPS Kabupaten Kediri tersebut, sumber daya yang dimiliki dituntut untuk memiliki kinerja yang optimal. Dalam pekerjaan yang sifatnya besar seperti sensus penduduk ataupun survei, Badan Pusat Statistik dituntut untuk memberikan hasil data yang valid, Tentunya hal ini harus disertai dengan kinerja para karyawan yang baik dan optimal. Kinerja yang baik akan tercipta bila didukung dengan adanya iklim organisasi BPS yang baik, sehingga para karyawan akan lebih nyaman perasaannya dalam penyelesaian tugas

yang dikerjakan. Pengerjaan tugas yang

dibebankan kepada karyawan dengan tuntutan yang tinggi dan karyawan tidak mampu untuk menyelesaikannya, tentunya hal tersebut akan memicu untuk terjadinya keluhan-keluhan dalam penyelesaian tugas yang dikerjakan. Kondisi

tersebut akan menyebabkan terjadinya

penumpukan pekerjaan, dan pada akhirnya akan menimbulkan stres kerja.

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Iklim Organisasi BPS

Iklim organisasi yang baik menjadi modal awal suatu organisasi untuk dapat mempengaruhi perilaku para anggota organisasi dan dapat membentuk nilai karakteristik dari organisasi tersebut. Iklim organisasi menurut Taguiri dan

Litwin (dalam Soetopo 2010:141) yang

mengartikan bahwa iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai

karakteristik organisasinya. Sedangkan Dillard et

al, (dalam Liliweri 2014:305) menyatakan bahwa

iklim organisasi adalah semua atribut organisasi

yang mempunyai makna khas yang

mempengaruhi dimensi antara individu dan organisasi. Semua atribut itu telah diterima dan diyakini individu sebagai pernyataan kepedulian organisasi demi kesejahteraan individu.

2.2 Stres Kerja

Stres kerja yang terjadi pada karyawan haruslah mendapat perhatian lebih karena dapat

menganggu karyawan dalam menghadapi

pekerjaannya. Mangkunegara (2009:157)

mengungkapkan bahwa stres kerja adalah

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

21

stres kerja sendiri merupakan kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakterisasikan oleh perubahan

manusia yang memaksa mereka untuk

menyimpang dari fungsi normal.

2.3 Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Armstrong dan Baron (dalam Wibowo 2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan, konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Wibowo (2008:7) kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan. Bangun (2012:231) mengebutkan bahwa kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai

sesorang berdasarkan persyaratan-persyaratan

pekerjaan (job requirement).

2.4 Hipotesis

Gambar 1 Model Hipotesis

Sumber : Kajian teoritis, 2016

Keterangan :

: Pengaruh secara simultan : Pengaruh secara parsial

Kesimpulan dari model hipotesis yang telah dijelaskan adalah :

H1:Terdapat pengaruh yang signifikan iklim organisasi BPS dan stres kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan.

H2:Terdapat pengaruh yang signifikan iklim organisasi BPS terhadap kinerja karyawan.

H3:Terdapat pengaruh yang signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian dan Lokasi penelitian

Jenis penelitiaan yang dilakukan adalah penelitian

pejelasan (explanatory research) dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri yang beralamatkan di Jalan Pamenang No. 42 Ngasem Kabupaten Kediri.

3.2 Populasi dan Sempel

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri yang berjumlah 39 karyawan. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh dikarenakan jumlah populasi kurang dari 100. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan menggunakan seperangkat pernyataan tertulis yang disusun secara terstruktur yang dimaksud untuk memperoleh informasi dari responden.

4. ANALISIS DATA 4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:142).

4.2 Analisis Statistik Inferensial 4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2014:48).

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Menyatakan regresi linear berganda adalah

hubungan antara satu dependent variable dengan

dua atau lebih independent variable

(Arikunto,2013:339).

4.2.3 Pengujian hipotesis

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam analisis regresi berganda dapat

diukur secara parsial (ditunjukkan oleh cofficients

of partial regression) dan secara bersama-sama

(simultan) yang ditunjukkan oleh Coefficients of

multiple determination (R2) (Indriantoro dan Supomo, 2012:211).

5. HASIL PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Deskriptif a. Iklim Organisasi BPS (X1)

Iklim organisasi BPS (X1) secara keseluruhan

memiliki nilai jawaban rata-rata sebesar 4,068, hal ini berarti bahwa iklim organisasi di Badan Pusat

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

22

Statistik Kab. Kediri adalah baik. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item X1.4 yaitu hasil kerja yang belum sesuai target akan diperbaiki dan X1.11 yaitu loyal terhadap tujuan organisasi dengan skor 4,23. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item X1.8 adanya kesempatan promosi sebagai bentuk prestasi kerja dengan skor 3,79.

b. Stres Kerja (X2

)

Stres Kerja (X2

)

secara keseluruhan memiliki

nilai jawaban rata-rata sebesar 3,281, hal ini berarti bahwa stres kerja di Badan Pusat statistik Kab. Kediri adalah cukup stres. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item X2.1 yaitu pekerjaan yang menumpuk merupakan suatu beban kerja dengan skor 3,87. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item X2.6 yaitu pekerjaan membuat adanya masalah dalam rumah tangga dengan skor 2,38.

c. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja Karyawan (Y) secara keseluruhan memiliki nilai jawaban rata-rata sebesar 4,025, hal ini berarti bahwa kinerja karyawan di Badan Pusat statistik Kab. Kediri adalah baik. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item Y1.4 yaitu Adanya peningkatan jumlah tugas yang mampu diselesaikan, Y1.9 yaitu Melaksanakan

tugas dengan baik walaupun tidak ada

pengawasan dan Y1.11 yaitu Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dengan skor 4,15. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item Y1.8 yaitu Menggunakan peralatan kerja secara efesien dengan skor 3,79.

5.2 Analisis Statistik Inferensial 5.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

Berikut ini adalah hasil uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Tabel 1.Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 39

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,76997595

Most Extreme Differences Absolute ,246

Positive ,153

Negative -,246

Test Statistic ,246

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05. Maka data residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

X1 (Iklim

Organisasi BPS)

,969 1,032

X2 (Stres Kerja) ,969 1,032

Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan table 2, maka dapat disimpulkan nilai VIF iklim organisasi BPS dan stress kerja < 10 dan nilai tolerance > 0,1 artinya seluruh variable bebas

pada penelitian ini dinyatakan tidak

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil pengujian pada gambar 2 di dapat

bahwa diagram tampilannya scatterplot menyebar

dan tidak membutuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data primer yang diolah, 2016

5.2.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

23 Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Y = 1,002 + 0,993X1 + - 0,061X2

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diketahui bahwa:

a). Konstanta sebesar 1,002 menunjukkan bahwa

variabel iklim organisasi BPS (X1) dan stres kerja

(X2) diasumsikan 0, maka besarnya variabel

kinerja karyawan (Y) adalah 1,002

b). Koefisien regresi variabel iklim organisasi

BPS (X1) sebesar 0,993 menunjukkan apabila

terjadi peningkatan iklim organisasi BPS (X1)

maka akan mengakibatkan peningkatan variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,993 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan atau tidak berubah. Hal ini mengindikasikan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi iklim

organisasi yang dimiliki karyawan maka

cenderung dapat meningkatkan kinerja karyawan.

c.) Koefisien regresi variabel stres kerja (X2)

sebesar -0,061 menunjukkan apabila terjadi

peningkatan stres kerja (X2) maka akan

mengakibatkan menurunnya variabel kinerja karyawan (Y) sebesar -0,061 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan atau tidak berubah. Hal ini mengindikasikan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja yang

dimiliki karyawan maka cenderung dapat

menurunkan kinerja karyawan.

5.2.3 Pengujian Hipotesis a. Uji F

Berdasarkan tabel 4 nilai F hitung sebesar

277,868, sedangkan F tabel (α = 0,05 ; df1

(regresi) = 2 ; df2 (residual) = 36) adalah sebesar 3,24. Fhitung> Ftabel yaitu 277,868 > 3,24 dan nilai

sig F < α yaitu 0,000 < 0,05 maka model analisis

regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak

dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan iklim

organisasi BPS (X1) dan stres kerja (X2) secara

silmutan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Table 4. Hasil Uji F

1 Regression 347,779 173,889 277,86

8 ,000b

Residual 22,529 ,626

Total 370,308

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan (Y)

b. Predictors: (Constant),stres kerja ( X2), iklim organisasi BPS ( X1)

R square (R2) = 0,939

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,939.

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengetahui besar kontribusi variabel bebas yaitu

iklim organisasi BPS (X1) dan variabel stres kerja

(X2) terhadap variabel terikat kinerja karyawan

(Y). Hal ini menunjukkan bahwa iklim organisasi BPS dan stres kerja berpengaruh sebesar 93,9 % terhadap kinerja karyawan. Sedangkan sisanya 6,1 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

b. Uji t

Tabel 5. Hasil Uji t

Model

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

a). Hasil uji t variabel iklim organisasi BPS (X1)

terhadap variabel kinerja karyawan (Y)

menghasilkan nilai thitung sebesar 22,919,

Sedangkan ttabel (α = 0,05 ; db residual = 36 )

sebesar 2,0289 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa probabilitas < alpha (5%) dan t hitung > t tabel

maka pengaruh variabel iklim organisasi BPS (X1)

terhadap variabel kinerja karyawan (Y) adalah

signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak, Ha diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

24

meningkatkan iklim organisasi maka kinerja

karyawan akan mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk mengetahui besar pengaruh

iklim organisasi BPS (X1) terhadap kinerja

karyawan (Y) dapat dilihat dari nilai koefisiensi B = 0,993 (99,3%).

b). Hasil uji t variabel stres kerja (X2) terhadap

variabel kinerja karyawan (Y) menghasilkan nilai

t hitung sebesar -1,390. Sedangkan ttabel(α= 0,05 ;

db residual = 36) sebesar 2,0289 dengan probabilitas sebesar 0,173. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa probabilitas > alpha

(5%) dan thitung < ttabel maka pengaruh variabel

stres kerja (X2) terhadap variabel kinerja

karyawan (Y) adalah tidak signifikan. Hal ini

berarti H0 diterima Ha ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan meningkatnya stres kerja maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan. Sedangkan untuk mengetahui besar

pengaruh stres kerja (X2) terhadap kinerja

karyawan (Y) dapat dilihat dari nilai koefisiensi B = -0,61 (-6,1%).

c). Pengaruh iklim organisasi BPS dan Stres

kerja secara simultan terhadap kinerja

karyawan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier

berganda, variabel iklim organisasi BPS (X1) dan

stres kerja (X2) memiliki nilai Fhitung sebesar

277,868 (277,868 > 3,24) kemudian di

bandingkan dengan nilai signifikansi α sebesar

0,000 (0,00 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

iklim organisasi BPS (X1) dan stres kerja (X2)

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y). Selain itu berdasarkan nilai Adjusted R Square diketahui bahwa variabel iklim

organisasi BPS (X1) dan stres kerja (X2)

memberikan kontribusi terhadap variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,936 (93,6%) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti

motivasi dan kemampuan. Menurut

Mangkunegara (2009:67) kinerja diartikan fungsi

dari interaksi kemampuan (ability) dan motivasi

(motivation), sehingga kinerja = f (A x M).

Menurut Mangkunegara (2005:16) Kinerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari faktor pribadi dan faktor lingkungan organisasi. Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri karyawan itu sendiri seperti stres kerja. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan organisasi seperti iklim organisasi BPS.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu, penelitian oleh Kusumo (2014) yang menyatakan bahwa iklim organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan. Selain itu, penelitian ini juga didukung oleh penelitian Fahmi (2011) yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Pembeda dari pendukung penelitian ini adalah secara sendiri-sendiri (parsial), sedangkan secara simultan penelitian ini menunjukan hasil bahwa iklim organisasi BPS dan stres kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian ini merupakan hasil penemuan baru sehingga dapat dijadikan pembanding bagi penelitian selanjutnya.

d). pengaruh iklim organisasi BPS terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan hasil uji t variabel iklim

organisasi BPS (X1) diperoleh nilai thitung sebesar

22,919 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 sehingga variabel iklim organisasi BPS memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dengan signifikasi yang lebih

kecil dari alpha yang di pakai yaitu 0,05 sehingga

0,00 < 0,05 dan thitung > ttabel (22,919 > 2,0289).

Hal ini menunjukkan bahwa iklim organisasi BPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Maka dapat disimpulkan bahwa saat iklim organisasi BPS mengalami penurunan akan berdampak pula pada menurunnya kinerja karyawan begitupun sebaliknya apabila iklim organisasi BPS mengalami kenaikan maka akan berdampak pula pada meningkatnya kinerja karyawan.

Hasil ini mendukung teori Stringer (dalam

Wirawan,129:2008) yaitu iklim organisasi

mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Hasil penilitian ini juga

mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Petakasari (2009) yang

menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

e). pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan hasil uji t variabel stres kerja

(X2) diperoleh nilai t hitung sebesar -1,390

dengan probabilitas signifikasi sebesar 0,173 dan

β = –0,061, sehingga variabel stres kerja memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dengan

signifikasi yang lebih besar dari alpha yaitu 0,05

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

25

2,0289). Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (berpengaruh sangat sedikit). Hasil negatif menunjukkan bahwa apabila stres kerja ditingkatkan maka kinerja karyawan akan menurun, dan sebaliknya apabila stres kerja diturunkan maka kinerja akan naik. Oleh karena

itu perlu dipertahankan atau ditingkatkan

pengelolan terhadap stres kerja yang dialami oleh

karyawan. Menurut Robbins dan Judge

(2008:377) ada dua pendekatan dalam mengelola stres kerja, yaitu dengan pendekatan individu dan

pendekatan organisasi. Pendekatan individu

terhadap Karyawan, karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya, strategi individu yang telah terbukti efektif mencangkup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasi) dan perluasaan jaringan dukungan sosial. Pendekatan organisasi terhadap karyawan, organisasi tempat karyawan bekerja ikut memberikan masukan ataupun solusi dari masalah yang dihadapi karyawan. Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan

tugas dan peran, dan strukur organisasi

dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasiatau diubah. Strategi yang mungkin ini dipertimbangkan oleh manajemen antara lain perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja, penggunaan penempatan sasaran yang realistis, perencanaan tentang pekerjaan, perbaikan komunikasi organisasi, dan penegakan program kesejahteraan korporasi.

Hasil penilitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutrisno (2014) yang menyatakan bahwa stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Hasil ini mendukung teori Tuten dan Neidermeyer (2004)

dalam Ma et al., (2016:6) yaitu untuk

meningkatkan kinerja karyawan maka perlu dihindari terjadinya stres kerja pada karyawan.

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan pada karyawan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri tentang pengaruh iklim organisasi BPS dan stres kerja terhadap kinerja karyawan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil data analisis deskripsi rata-rata

variabel iklim organisasi BPS (X1)

menunjukkan bahwa iklim organisasi pada BPS Kabupaten Kediri baik. Variabel stres

kerja (X2) menunjukkan bahwa stres kerja

pada karyawan BPS Kabupten Kediri cukup. Variabel kinerja karyawan (Y) menunjukkan bahwa kinerja karyawan BPS Kabupaten Kediri baik.

b. Iklim organisasi BPS (X1) dan stres kerja

(X2) berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap kinerja karyawan (Y).

c. Iklim organisasi BPS (X1) berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y).

d. Stres kerja (X2) tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y).

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari analisis dari hasil analisis data yang dilakukan maka diajukan beberapa saran sebagai berikut :

a. Bagi pihak Badan Pusat Statistik Kabupaten

Kediri.

a). Berdasarkan dua belas indikator yang dijadikan pengukuran kepada responden

pada variabel iklim organisasi BPS,

indikator tentang adanya kesempatan

promosi sebagai bentuk prestasi kerja memiliki skor rata-rata terendah, maka diharapkan kepada pihak badan Pusat Statistik Kab. Kediri untuk memperluas peluang promosi jabatan kepada karyawan yang berkinerja baik atau karyawan yang berhak untuk mendapatkan promosi jabatan. b). Stres kerja pada karyawan badan Pusat statistik Kab. Kediri berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (berpengaruh sangat sedikit), oleh karena itu perlunya melakukan upaya-upaya untuk mengurangi stres kerja agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Karena hasil negatif menunjukkan bahwa apabila

stres kerja meningkat maka kinerja

karyawan akan menurun, dan sebaliknya apabila stres kerja diturunkan maka kinerja akan naik.

b. Bagi peneliti lain

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

26

mempunyai tingkat stres yang tinggi sebagai objek penelitian dan menambah atau mengganti dengan variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu motivasi atau kemampuan.

7. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi

V.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumberdaya

Manusia, Jakarta : Penerbit Erlangga

Fahmi, Azizi. 2011. Pengaruh Stres Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi.

Malang : Universitas Brawijaya

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2012.

Metodologi Penelitian BisnisUntuk akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama.

Cetakan Ke-5. Yogyakarta:

Yogyakarta.

Kusumo, Joko Prayogo H.K. 2014. Pengaruh Iklim Organiosasi dan Stres Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan.Thesis, UPN “Veteran”

Yogyakarta

Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi

Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi

Sepuluh. Yogyakarta : Penerbit Andi

Ma, vi-Anne, Huey-wen Koh, dan Thiam-Yong Kuek, 2012. Exploring The Relationship Among Job Performance, Satisfaction,and Stress: A Conceptual Framework of Malaysia Higher Learning Institutions.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005.

EvaluasiKinerja SDM , Bandung : PT Refika Aditama

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009.

Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Petakasari, Endo. 2009. Pengaruh Iklim

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008.

Perilaku Organisasi buku kedua, Edisi 12. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Sari, Ria Puspita. 2015. Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel

Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta :

Universitas Negeri Yogyakarta

Soetopo, Hendayat 2010. Perilaku organisasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja, Edisi Kedua.

Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi.

Gambar

Gambar 1 Model Hipotesis Sumber : Kajian teoritis, 2016
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 5. Hasil Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Petugas Pelayanan Jasa Medik Veteriner yang tidak melaporkan hasil diagnosis Penyakit Hewan Menular Strategis yang mengindikasikan Wabah dan/atau Penyakit Hewan menular

Hasil penelitian Rahman (2015) membuktikan bahwa kreativitas yang tinggi akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha yang tinggi pula, karena

Setelah melakukan pengamatan model-model pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam Proses Belajar-Mengajar, memahami kurikulum yang berlaku, berkonsultasi dengan guru

Dari hasil wawancara dengan pasangan suami istri di Desa Gunung Pasir Jaya, perselisihan dan petengkaran yang terjadi dikarenakan watak kedua belah pihak yang sukar untuk

Kebutuhan keamanan ini sudah muncul ketika kalian masih bayi, dalam perilaku bayi seperti menangis dan berteriak ketakutan atau gembira itu sudah termasuk

Akhir kata semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya6. Lain dari

Nilai mean untuk variabel manajemen laba adalah sebesar -0,112 yang menunjukan bahwa perusahaan sub sektor batubara selama periode penelitian, rata-rata terindikasi

 Dari 15 kelompok Industri Manufaktur Besar dan sedang Jawa Timur selama triwulan IV tahun 2011 mengalami pertumbuhan produksi tertinggi yaitu Industri Mesin