• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juklak APN 2016 FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Juklak APN 2016 FINAL"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i PENGANTAR

Sebagai salah satu bentuk penghargaan atas kontribusi yang luar biasa sekaligus untuk mendorong partisipasi dan kreativitas, serta membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan, pemerintah melalui Dewan Ketahanan Pangan (DKP) menganugerahkan setiap tahunnya ”Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)”. Penghargaan APN memiliki nilai dan prestise tinggi, sehingga diperlukan mekanisme untuk dapat menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar layak. Dengan demikian, penerima penghargaan dapat dijadikan contoh bagi masyarakat, aparatur pemerintah, dan pejabat pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Penjaringan calon penerima Penghargaan APN telah diperluas, sehingga bisa menjaring lebih banyak masukan dari kementerian/lembaga anggota DKP. Begitu pula di tingkat daerah, DKP mendorong pelaksanaan penjaringan penerima Penghargaan APN di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, sehingga diharapkan seluruh daerah dapat mengajukan calon-calon terbaik yang ada.

Sebagai acuan operasional dalam penyelenggaraan Penghargaan APN bagi Dewan Ketahanan Pangan tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan masyarakat serta pihak-pihak terkait, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), yang dijabarkan dari Pedoman Umum Pemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan Juklak ini.

Jakarta, 29 Juli 2016

Kepala Badan Ketahanan Pangan/ Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan,

(3)

ii DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Sasaran 2

D. Ruang Lingkup 2

E. Pengertian 3

BAB II KATEGORI DAN PERSYARATAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN

6

A. Kategori 6

B. Persyaratan Calon Penerima 7 C. Kriteria Penilaian 12 BAB III MEKANISME PENJARINGAN/

PENGUSULAN DAN PENILAIAN

39 A. Mekanisme Penjaringan/

Pengusulan

39 B. Kelengkapan Dokumen

Pengusulan

41 C. Mekanisme Penilaian 42 D. Mekanisme Penetapan 47

BAB IV PENYELENGGARAAN 48

A. Ruang Lingkup Penyelenggaraan 48 B. Waktu dan Tempat

Penyelenggaraan

48

(4)

iii

BAB V PEMBINAAN DAN EVALUASI 50

A. Pembinaan 50

B. Evaluasi 50

BAB VI PENUTUP 51

(5)

iv DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1 Formulir Pengajuan Calon Penerima

Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk Kategori Pelopor Ketahanan Pangan

52

Lampiran 2 Formulir Pengajuan Calon Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan

57

Lampiran 3 Formulir Pengajuan Calon Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

62

Lampiran 4 Formulir Pengajuan Calon Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan

73

Lampiran 5 Formulir Pengajuan Calon Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk Kategori Pembina Ketahanan Pangan

81

(6)

v DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk masing-masing Kategori

(7)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) diselenggarakan oleh Pemerintah sejak tahun 2011. Sebelumnya, pemberian penghargaan dilakukan dalam bentuk lomba intensifikasi pertanian sejak tahun 1979. Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk mengapresiasi dan memotivasi kelompok tani nelayan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, pendapatan petani dan nelayan dalam berusaha tani tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan.

Pemerintah juga telah memberikan penghargaan Tingkat Karya Bimbingan Intensifikasi kepada aparatur Satuan Pembina Bimbingan Masyarakat (Bimas) Provinsi dan Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota yang telah berhasil meningkatkan koordinasi pelayanan intensifikasi. Kedua jenis kegiatan tersebut dinilai telah berhasil memberikan dampak positif, baik dalam rangka dinamisasi dan peningkatan peran serta petani dan kelompok tani, maupun aparat pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan desa dalam upaya meningkatkan kreativitas dan koordinasi.

Pengertian ketahanan pangan tidak hanya terfokus pada aspek produksi saja tetapi meliputi aspek-aspek yang lebih luas sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, sehingga menuntut adanya perubahan, peningkatan, penyempurnaan, dan pengembangan seluruh aspek dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Perubahan tersebut antara lain juga menuntut semakin tingginya upaya yang harus dilakukan untuk mengkoordinasikan, mengapresiasi, serta merepresentasikan aspirasi dan partisipasi masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan.

(8)

2 wilayah, maka pemberian penghargaan ketahanan pangan perlu diperluas mencakup aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan konsumsi pangan.

Penghargaan ketahanan pangan merupakan agenda tahunan yang diberikan oleh Presiden RI selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan serta memiliki nilai dan prestise tinggi, maka diperlukan mekanisme untuk dapat menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar layak. Dengan demikian, penerima penghargaan dapat dijadikan inspirasi bagi masyarakat dan aparatur pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional sampai dengan perseorangan.

Upaya dan hasil karya yang luar biasa dari masyarakat, perseorangan, kelompok/kelembagaan masyarakat, kelompok/gabungan kelompok yang membentuk usaha pangan skala kecil dan menengah dan aparatur pemerintah, serta pejabat pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan, akan diberikan penghargaan yang lebih tinggi berupa Adhikarya Pangan Nusantara (APN) oleh Presiden RI.

B. Tujuan

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan bagi pelaksana dan pihak-pihak terkait dalam operasional penyelenggaraan pemberian Penghargaan APN tahun 2016.

C. Sasaran

Pelaksana penyelenggaraan pemberian Penghargaan APN tahun 2016 dan pihak-pihak terkait.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Penghargaan APN Tahun 2016 meliputi:

1.Kategori dan Persyaratan Calon Penerima Penghargaan;

2.Mekanisme Penjaringan/Pengusulan dan Penilaian; 3.Penyelenggaraan; dan

(9)

3 E. Pengertian

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

3. Kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

4. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

(10)

4 6. Penilaian adalah pemberian nilai kepada calon penerima Penghargaan APN, yang terdiri dari masyarakat perseorangan, kelompok/gabungan kelompok masyarakat, kelompok/gabungan kelompok yang membentuk usaha pangan skala kecil dan menengah, serta aparatur pemerintah dan pejabat pemerintah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

7. Verifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencocokkan kebenaran data/laporan hasil penilaian terhadap calon penerima Penghargaan APN. 8. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut

Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi serta efisiensi usahanya.

9. Kelompok/Kelembagaan Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu yang terdapat dalam kelompok tersebut.

10.Pelaku produksi pangan adalah kelompok/ gabungan kelompok yang bergerak di bidang produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

11.Pelaku kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah kelompok/gabungan kelompok yang mampu memberdayakan anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha produktif di bidang pangan (baik on farm, off farm, dan non farm), bidang kesehatan/gizi masyarakat dalam rangka mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.

12.Pelaku pengembangan industri pangan adalah kelompok/gabungan kelompok yang bergerak di bidang industri pengolahan pangan pada usaha kecil dan menengah.

(11)

5 juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

14. Usaha Pangan Skala Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

15.Aparatur Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam pemerintahan khususnya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.

16. Pejabat Pemerintah adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.

17.Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

18.Lurah adalah pimpinan dari kelurahan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

(12)

6 II. KATEGORI DAN PERSYARATAN

CALON PENERIMA PENGHARGAAN

Kategori dan persyaratan calon penerima Penghargaan APN sebagai berikut:

A. Kategori

Penghargaan APN dibagi dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:

1.Kategori Pelopor Ketahanan Pangan

Pelopor Ketahanan Pangan yakni perseorangan (bukan tokoh organisasi formal) yang merintis usaha baru (inovasi) dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya teknologi, dan sumber daya sosial di daerah/wilayahnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.

2.Kategori Pemangku Ketahanan Pangan

Pemangku Ketahanan Pangan yakni perseorangan yang menjadi tokoh masyarakat setempat/adat (bukan PNS /pejabat pemerintah, bukan isteri/suami pejabat pemerintah), mempunyai pengaruh besar, kharisma, dan berhasil menggerakkan masyarakat untuk melestarikan dan memperbaiki adat dan budaya lokal (local wisdom) dalam melaksanakan pemberdayaan, penguatan ekonomi dan pengelolaan lingkungan guna mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan Pangan.

3.Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yakni kelompok/gabungan Kelompok Masyarakat/ kelembagaan ekonomi Pelaku Usaha Pangan Skala Kecil dan Menengah yang berhasil mengelola kegiatan

produksi pangan/pemberdayaan

(13)

7 4.Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan

Pelayanan Ketahanan Pangan yakni perseorangan yang berprestasi dan aktif memberikan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan di wilayahnya yang melampaui tugas pokoknya dan/atau Prestasi Luar Biasa. Lingkup pengabdian/pelayanan mencakup antara lain penyuluhan, penelitian/pengembangan, pengawasan /pengendalian di bidang pangan, kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam rangka pembangunan Ketahanan Pangan.

5.Kategori Pembina Ketahanan Pangan

a.Kepala Desa/Lurah

Kepala Desa/Lurah atau yang disebut dengan nama lain yang berhasil menggerakkan perangkatnya dan masyarakat dalam bidang pemberdayaan, kesehatan/gizi, ekonomi, dan peningkatan produksi pangan sesuai potensi daerah untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.

b.Gubernur, Bupati/Walikota

Kepala daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota yang berhasil menggerakkan perangkat daerah dan masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan sesuai potensi daerah, mempercepat diversifikasi pangan, mengurangi kemiskinan/ kerawanan pangan/gizi buruk dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.

B. Persyaratan Calon Penerima 1.Persyaratan umum

a. Warga Negara Indonesia (WNI);

(14)

8 c. Berkelakuan baik untuk kategori Pembina (bupati/walikota/gubernur) dibuktikan dengan Pakta Integritas;

d.Melaksanakan kegiatan minimal 3 tahun pada saat batas pengajuan ke tingkat pusat dibuktikan dengan riwayat kegiatan/Surat Keputusan/ Pengangkatan/Pelantikan;

e. Belum pernah menerima penghargaan APN, kecuali bagi kategori Pembina khusus gubernur/ bupati/walikota.

2.Persyaratan khusus

a.Pelopor Ketahanan Pangan:

1) Perseorangan (bukan tokoh organisasi formal). Apabila pelopor berasal dari PNS/TNI/POLRI, kepeloporannya bukan merupakan tugas dan fungsinya;

2) Penemu/perintis usaha baru (inovasi) dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya teknologi, dan sumber daya sosial di daerah/wilayahnya;

3) Inovasi baru yang dihasilkan berdampak positif dan luar biasa terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan di wilayahnya.

b.Pemangku Ketahanan Pangan:

1) Perseorangan yang menjadi tokoh masyarakat/tokoh adat (bukan PNS, TNI/POLRI /pejabat pemerintah, bukan isteri/suami pejabat pemerintah);

(15)

9 3) Kegiatan yang dilakukan berdampak positif terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan.

c.Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan:

1) Kelompok/gabungan kelompok masyarakat/ pelaku usaha pangan. Khusus untuk pelaku usaha pangan bergerak di bidang industri pengolahan pangan yang memiliki skala usaha kecil atau menengah dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang usaha menengah atau usaha besar;

2) Mempunyai kepengurusan yang lengkap dan masih aktif;

3) Berhasil mengelola kegiatan produksi p a n g a n / p e m b e r d a y a a n m a s y a r a k a t / pengembangan industri pangan olahan/ perakitan teknologi pangan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan, dengan rincian sebagai berikut:

a) Kegiatan pengembangan produksi pangan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) yang diusahakan oleh kelompok/gabungan kelompok:

i. Meningkatnya produksi/populasi yang signifikan (kuantitas dan kualitas);

ii. Meningkatnya pengelolaan dana/alat kelompok;

iii. Meningkatnya pendapatan anggota dan berdampak positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya; iv. Kegiatan yang diusahakan adalah

(16)

10 komoditas pangan, buah-buahan, ternak dan ikan.

b)Kegiatan pemberdayaan masyarakat (pengembangan usaha produktif dan pelayanan yang diusahakan oleh kelompok/gabungan kelompok tani/ kesehatan/gizi masyarakat) :

i. Meningkatnya manajemen kelompok/ gabungan kelompok;

ii. Meningkatnya dana, aset yang dikelola kelompok/gabungan kelompok;

iii. Meningkatnya jaringan kerjasama/ kemitraan;

iv. Meningkatnya pendapatan anggota dan berdampak positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. c) Kegiatan pengembangan industri pangan

olahan/perakitan teknologi pangan yang diusahakan oleh pelaku usaha pangan skala kecil dan menengah:

i. Produk olahan berbahan baku pangan lokal, seperti umbi-umbian, jagung, sagu, shorgum, dan ikan;

ii. Meningkatnya dana/aset kelompok;

iii. Mempunyai jaringan pemasaran yang luas;

iv. Meningkatnya pendapatan anggota dan berdampak positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.

4) Berhasil mengembangkan usahanya secara b e r k e l a n j u t a n s e h i n g g a m a m p u meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitarnya.

d.Pelayanan Ketahanan Pangan: 1) Perseorangan;

(17)

11 berupa penyuluhan, penelitian/ pengembangan, pengawasan/pengendalian di bidang pangan, kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam rangka pembangunan ketahanan pangan yang melampaui tugas pokoknya dan/atau prestasi luar biasa;

3) Telah bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat di wilayahnya untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan.

e.Pembina Ketahanan Pangan Kepala Desa/ Lurah:

1) Berprestasi dalam melaksanakan tugas pokoknya seperti penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan;

2) Berhasil menggerakkan perangkat daerah dan masyarakat dalam mengurangi kemiskinan/ kerawanan pangan/gizi buruk/ gizi kurang, meningkatkan produksi pangan sesuai potensi daerah dan mempercepat diversifikasi pangan.

Gubernur, Bupati/Walikota:

1) Berprestasi dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya di bidang pangan dan gizi dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan; 2) Berhasil menggerakkan perangkat daerah dan

(18)

12 3) Bebas atau tidak pernah/terkait dengan kasus tindak pidana korupsi atau tindak pidana lainnya;

4) Memiliki Badan/Kantor Ketahanan Pangan, selaku sekretariat Dewan Ketahanan Pangan.

C. Kriteria Penilaian

1.Pelopor Ketahanan Pangan Aspek yang dinilai adalah:

a.Efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output (sumber daya alam, manusia, finansial, teknologi, sosial budaya);

b.Orisinalitas/keaslian ide/prakarsa: 1)Orisinalitas prakarsa/ide baru;

2)Kreativitas/daya cipta (menghasilkan sesuatu yang baru/berbeda).

c. Tingkat kesulitan/masalah/hambatan yang dihadapi:

1)Hambatan dalam penerimaan ide (sosial budaya); 2)Tantangan dalam menerapkan ide (sumber daya

alam, manusia, finansial).

d.Daya juang/kegigihan dalam mengatasi tingkat kesulitan yang dihadapi;

e. Dampak positif bagi masyarakat luas: 1)Tingkat kemanfaatan bagi masyarakat; 2)Cakupan masyarakat penerima manfaat;

3)Inovasi yang dihasilkan dapat diterima/ diaplikasikan;

4)Kontinuitas kegiatan.

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

(19)

13 2.Pemangku Ketahanan Pangan

Aspek yang dinilai adalah:

a.Keteladanan/ketokohan/kharisma yang mampu menggerakkan dan memotivasi:

1)Komponen/lapisan/golongan masyarakat yang digerakkan;

2)Perubahan/kemajuan yang dihasilkan.

b.Bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang berhasil dilestarikan /dikembangkan (kelembagaan, sanksi sosial, pola bercocok tanam, lumbung, perlindungan terhadap lingkungan, dll);

c. Cakupan wilayah yang mendapat manfaat ; d. Penghargaan/pengakuan dari masyarakat;

e. Daya juang (keuletan dan konsistensi) untuk menggerakkan masyarakat;

f. Dampak bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

g. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

h. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).

3.Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

3.1. Aspek yang dinilai bagi Pelaku Produksi Pangan adalah:

a. Aspek teknis:

1)Produktivitas /populasi berdasarkan kegiatan yang dikelola tahun 2013-2015 (kuantitas dan kualitas);

(20)

14 2)Pemupukan/pemberian pakan /

obat-obatan dan vitamin;

3)Penerapan budidaya yang ramah lingkungan (pengolahan dan pemanfaatan bahan organik dan limbah);

4)Penggunaan benih/bibit unggul (bersertifikat);

5)Penggunaan sarana-prasarana (disesuaikan dengan kegiatan yang dikelola):

i. T a n a m a n p a n g a n / h o r t i k u l t u r a / perkebunan (sarana alsintan untuk pengolahan lahan, panen, dan pasca panen);

ii. Peternakan /perikanan (perbaikan kandang/kolam, alat dan mesin, dan sebagainya).

6)Pengendalian organisme pengganggu tanaman/penyakit ternak/ ikan (disesuaikan dengan kegiatan yang dikelola). b.Aspek ekonomi:

1)Penyusunan rencana usaha;

2)Pengembangan usaha (usaha saprodi/ penangkar benih/bibit/pengolahan hasil); 3) Pemasaran/cara menjual/memasarkan

hasil;

4)Peningkatan nilai tambah.

c. Aspek sosial:

1) Dinamika kelompok;

2)Koordinasi dalam kelompok;

3)Kemitraan dengan perbankan, koperasi, BUMN/BUMD, swasta.

d.Aspek administrasi:

1)AD/ART dan atau aturan lain; 2)Organisasi;

(21)

15 e. Manfaat kegiatan kelompok:

1)Manfaat terhadap kesejahteraan anggota/ masyarakat: (i) Peningkatan pendapatan anggota; (ii) Peningkatan pendidikan keluarga; iii) Peningkatan status gizi; iv) Perbaikan sosial ekonomi masyarakat;

2)Cakupan manfaat kegiatan.

f. Aspek permodalan dan peralatan pengolahan:

1)Sumber dana; 2)Pengelolaan dana;

3)Pemanfaatan dan pemeliharaan alat; 4) Akuntabilitas.

g. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

h.Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).

3.2. Aspek yang dinilai bagi pelaku pemberdayaan masyarakat adalah:

a. Aspek kelembagaan kelompok/gabungan kelompok:

1)Identitas kelompok/gabungan kelompok (usia kelompok/gabungan kelompok, rencana kegiatan tertulis, pembukuan);

2)Pengelolaan kelompok/gabungan kelompok (rapat/pertemuan anggota; AD/ART dan/ atau aturan, dan/atau norma; struktur organisasi).

b.Manajemen Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan usaha produktif/ kesehatan/gizi masyarakat:

1)Program kerja;

(22)

16 i. Pemupukan modal/dana kelompok/ gabungan kelompok (disesuaikan dengan bidang yang dikelola):

- Mendukung pengembangan usaha produktif;

- Mendukung pengembangan kegiatan kesehatan/gizi masyarakat.

ii. Pengembangan usaha produktif dan pelayanan/pengembangan kesehatan/ gizi masyarakat (disesuaikan dengan bidang yang dikelola):

- Kelompok/gabungan kelompok yang mengembangkan usaha produktif; - Kelompok/gabungan kelompok yang

mengembangkan kegiatan untuk meningkatkan status kesehatan/ gizi masyarakat (kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare). iii. Peningkatan kualitas SDM melalui:

penyuluhan/pendampingan/ pembinaan kepada anggota secara rutin.

3) Dampak kegiatan:

i. Perkembangan pendapatan/ kesehatan/ gizi masyarakat (disesuaikan dengan bidang yang dikelola);

ii. Pengembangan partisipasi anggota/ sasaran.

4)Pelaporan kegiatan/keuangan; c. Aspek permodalan dan peralatan:

1) Sumber dana; 2)Pemanfaatan dana; 3)Pengelolaan dana;

(23)

17 d.Aspek kemitraan (disesuaikan dengan bidang

yang dikelola);

1)Bidang pengembangan usaha produktif: i. Jumlah kemitraan dengan:

perbankan/koperasi/BUMN/BUMD/ swasta dan/atau kelompok lain; ii. Lama bermitra (tahun);

iii. Perjanjian kemitraan.

2)Bidang pengembangan kesehatan/gizi masyarakat:

i. Bermitra dengan puskesmas/rumah sakit setempat, swasta, dan/atau kelompok lain;

ii. Lama bermitra (tahun);

iii. Kegiatan/pelayanan yang dilakukan dengan mitra.

e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/ flashdisk).

3.3. Aspek yang dinilai bagi pelaku bidang industri pangan/perakit teknologi pangan (pilih salah satu, disesuaikan dengan bidang yang dikelola)

3.3.1. Bidang Pengembangan Industri Pangan Olahan

a. Aspek teknis:

1) Penggunaan pangan lokal sebagai bahan baku;

2)Ketersediaan bahan baku (jumlah dan waktu);

(24)

18 4)Hasil pengolahan pangan:

i. Jenis produk yang dihasilkan (tepung, mie, berasan, dsb);

ii. Peningkatan produksi;

iii. Keamanan produk yang dihasilkan. b. Aspek ekonomi:

1)Cakupan wilayah pemasaran; 2)Peningkatan nilai tambah;

3)Peningkatan pendapatan masyarakat.

c. Aspek sosial:

1)Koordinasi dalam kelompok;

2) Kemitraan dengan perbankan, koperasi, BUMN/BUMD, swasta.

d.Aspek administrasi:

1)Memiliki aturan dan/atau norma; 2) Struktur organisasi;

3)Kantor/sekretariat; 4)Rencana usaha.

e. Aspek Permodalan:

1)Sumber dana;

2)Pengelolaan dana/aset (disesuaikan): i. Pengelolaan dana bantuan;

ii. Pemanfaatan aset bantuan; iii. Dana dan aset bantuan.

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (f otocopy bukti dilampirkan);

(25)

19 3.3.2. Bidang Perakitan Teknologi Pangan

a.Aspek teknis:

1)Ketersediaan suku cadang untuk unit perakitan;

2)Operasional penggunaan hasil perakitan teknologi pangan;

3)Hasil perakitan teknologi pangan.

b.Aspek ekonomi:

1)Pemasaran perakitan teknologi pangan; 2)Peningkatan nilai tambah;

3)Peningkatan pendapatan masyarakat.

c. Aspek sosial:

1)Koordinasi dalam kelompok;

2)Kemitraan dengan perbankan, koperasi, BUMN/BUMD, swasta.

d.Aspek administrasi:

1)Memiliki aturan dan/atau norma; 2)Struktur organisasi;

3)Kantor/sekretariat; 4)Rencana usaha.

e. Aspek Permodalan:

1)Sumber dana;

2)Pengelolaan dana/aset (disesuaikan): i. Pengelolaan dana bantuan;

ii. Pemanfaatan aset bantuan; iii. Dana dan aset bantuan.

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ket a h a n a n p a n g a n (f o to c o p y b u k t i dilampirkan);

(26)

20 4.Pelayanan Ketahanan Pangan

4.1. Aspek yang dinilai bagi penyuluh/ pendamping adalah:

a. Data diri: 1) Masa kerja;

2)Pelatihan yang diikuti terkait tugas periode 2013 - 2015 (bersertifikat).

b.Cakupan wilayah kerja:

1)Efektifitas wilayah kerja penyuluh/ pendamping;

2)Jarak tempuh tempat tinggal dengan wilayah kerja;

3)Jumlah kegiatan/usaha kelompok yang dibina.

c. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas (dalam satu tahun terakhir):

1)Persiapan Penyuluhan:

i. Penyusunan data potensi wilayah kerja (peta wilayah binaan, peta potensi wilayah binaan, data potensi wilayah binaan, Rencana Kegiatan Penyuluhan dalam bentuk jadwal bulanan);

ii. Keterlibatan dalam penyusunan programa penyuluhan (penyusunan dan rekapitulasi programa, pemeringkatan masalah, dan sinkronisasi kegiatan penyuluhan); iii. Penyusunan rencana kerja tahunan; iv. Membimbing penyusunan Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RUK/RUB, RDK, RDKK dan RDKK pupuk bersubsidi).

2)Pelaksanaan penyuluhan/bimbingan:

i. Frekuensi kunjungan/tatap muka (dalam 1 tahun);

(27)

21 iii. Media penyuluhan/pendampingan yang digunakan (media cetak, elektronik, media sosial, dll);

iv. Metode penyuluhan (demplot, pelatihan/ kursus, magang, temu wicara, temu lapang, temu teknis, temu karya, temu usaha);

v. Pelatihan/kursus/demonstrasi

frekuensi pelatihan kepada masing-masing kelompok binaan, dan sasaran pelatihan);

vi. Fasilitasi pelaksanaan forum penyuluhan (magang, widyawisata, widyakarya, pameran) selama setahun;

vii. Pelaksanaan pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota kelompok binaan (temu wicara, temu lapang, temu karya, temu usaha/kegiatan, temu tugas) selama setahun;

viii. Fasilitasi penumbuhan dan pengembangan ekonomi petani/ sasaran: berbentuk kelompok usaha bersama, kelembagaan ekonomi mikro, koperasi, usaha dagang.

d.Dampak terhadap kelompok binaan dan masyarakat:

1)Peningkatan kapasitas petani/sasaran dalam mengembangkan usahatani (akses terhadap informasi pasar, teknologi, sarana prasarana, pembiayaan, membangun kemitraan, dll);

2)Peningkatan produksi komoditas unggulan kelompok binaan;

3)Keberlanjutan kegiatan/usaha kelompok binaan;

(28)

22 6)Manfaat terhadap kesejahteraan kelompok binaan: (i) Peningkatan pendapatan anggota; (ii) Peningkatan pendidikan keluarga; iii) Perbaikan sosial ekonomi masyarakat.

e. Dukungan pendanaan untuk kegiatan penyuluhan/ pendampingan;

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/ flashdisk).

4.2. Aspek yang dinilai bagi pengawas/ pengendali/organisme pengganggu tumbuhan/ medik veteriner/penyidik di bidang pangan adalah:

a. Data diri:

1)Pendidikan; 2) Masa kerja;

3)Pelatihan yang diikuti terkait tugas periode 2013 – 2015;

4)Jarak tempat tinggal pengawas/ pengendali/penyidik dengan wilayah kerja.

b.Persiapan:

1)Melakukan pemetaan masalah/kasus; 2)Menyusun rencana kerja/program.

c. Pelaksanaan:

1)Aktivitas pelayanan;

2)Bimbingan dan pendampingan dalam pengendalian/pengawasan;

3) Kunjungan ke sasaran;

4)Sistem peringatan dini (early warning system);

(29)

23 6)Memberikan pelayanan informasi dalam

bentuk pedoman, media cetak, elektronik; 7)Tindakan yang dilakukan (promotif,

preventif, kuratif, rehabilitatif); 8) Efektivitas pengendalian resiko; 9)Pelaporan.

d.Dampak pengawasan/pengendalian:

1)Penyelesaian kasus/permasalahan;

2)Dampak terhadap kemajuan wilayah kerja: (i) peningkatan pendapatan masyarakat, (ii) peningkatan produktivitas dan mutu pangan, dan (iii) peningkatan keamanan pangan masyarakat.

e. Dukungan pendanaan;

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).

4.3. Aspek yang dinilai bagi peneliti adalah: a. Data diri:

1)Pendidikan; 2)Jabatan peneliti;

3)Pendidikan/pelatihan fungsional di bidang penelitian dan/atau pengembangan serta memperoleh STTPP (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan)*

Keterangan: * tidak termasuk diklat yang lamanya < 30 Jam Pembelajaran

b. Keberhasilan menjalankan tugas: 1)Penerbitan karya tulis ilmiah;

(30)

24 3)Penemuan teori dan konsep IPTEK yang

dimanfaatkan untuk ketahanan pangan; 4)Perolehan paten IPTEK;

5) Diseminasi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi;

6)Pembinaan kader peneliti (memimpin kelompok penelitian, membimbing/ konsultasi teknis, atau mengajar);

7)Bimbingan / konsultasi ilmiah / teknis kepada peneliti yang lebih muda.

c. Cakupan dampak penelitian; d. Dukungan pendanaan;

e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan pangan (fotocopy bukti dilampirkan);

f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).

5.Pembina Ketahanan Pangan

5.1. Aspek yang dinilai bagi Gubernur adalah:

a. Kelembagaan/Organisasi Ketahanan Pangan:

1)Pembentukan Kelembagaan Provinsi; 2)Dewan Ketahanan Pangan:

i. Peran ketua DKP Provinsi memimpin rapat koordinasi selama 3 tahun/ 2013-2015 (laporan dilampirkan);

ii. Komitmen terhadap hasil Konferensi DKP;

(31)

25 iv. Penyediaan dana untuk membiayai

operasional kegiatan sekretariat DKP.

b.Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan: 1) Situasi ketahanan pangan dan gizi selama

tahun 2013-2015 (didukung dengan data, informasi, analisis, dan sumber data):

i. Ketersediaan pangan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pangan lokal lainnya): - Perkembangan produksi pangan

(rata-rata tren tahun 2013-2015) berdasarkan potensi wilayah (data pendukung dan analisis dilampirkan); - Ketersediaan pangan berdasarkan NBM selama Tahun 2013-2015 (Energi dan Protein: ketersediaan energi, ketersediaan protein, dan PPH ketersediaan; serta perkembangan ketersediaan energi dan protein selama tahun 2013-2015);

- Rata-rata penyediaan cadangan pangan pemerintah provinsi per tahun (periode tahun 2013-2015).

ii. Perkembangan harga komoditas pangan selama tahun 2013-2015: Fluktuasi harga pangan diantaranya gabah, beras, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, dan lain-lain (Coefficient of Variation < 10);

iii. Konsumsi pangan selama tahun 2013-2015:

- Tingkat konsumsi energi (anjuran 2000 kkal/kap/hari) selama 3 tahun berturut-turut;

- Tingkat konsumsi protein (anjuran 52 gr/kap/hari) selama 3 tahun berturut-turut;

(32)

26 iv. Keamanan Pangan:

- Upaya penanganan keamanan pangan periode tahun 2013-2015 (data pendukung dilampirkan);

- Kasus terkait ketidakamanan pangan pada periode tahun 2013-2015 (bersumber dari Dinkes, Disperindag, BKP, dll).

v. Kemiskinan periode tahun 2013-2015 (sumber data BPS):

- Penurunan persentase penduduk miskin selama 3 tahun terakhir (dibuktikan dengan data);

- Persentase penduduk dengan konsumsi energi < 70%.

vi. Status gizi penduduk (rata-rata selama tahun 2013-2015):

- Perkembangan jumlah balita gizi buruk;

- Perkembangan angka kematian bayi; - Perkembangan angka kematian ibu

melahirkan.

2)Pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan selama tahun 2013-2015:

i. Pengembangan komoditas pangan unggulan/kegiatan prioritas daerah ( d u k u n g a n p r o g r a m u n t u k pengembangan produksi dan produktivitas):

a)Pembangunan infrastruktur:

- program pembangunan/ rehabilitasi prasarana : irigasi teknis/non teknis/jalan usahatani/pasar/ cold storage/ RPH/RPA/TPI;

(33)

27 b)Penyediaan/bantuan sarana

produksi:

- program penyediaan sarana produksi tanaman pangan/ hortikultura/peternakan/perikanan/ perkebunan (benih/bibit, alat tangkap ikan, pupuk, pestisida, dll); - sumber dana.

c) Perluasan lahan tanaman pangan/ hortikultura/perkebunan (kelapa/ gula/kelapa sawit/kakao/sagu)/ lahan penggembalaan/areal Hijauan Makanan Ternak (HMT)/ perluasan lahan budidaya perikanan (program dan sumber dana);

d)Pengendalian OPT/pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak/ pengawasan dan pengendalian perikanan (program dan sumber dana); e) Penyediaan/bantuan alat mekanisasi

tanaman pangan/hortikultura/ peternakan/perikanan/perkebunan (program dan sumber dana);

f) Dukungan program/kegiatan penyuluhan tanaman pangan/ hortikultura/ perkebunan/peternakan/ perikanan (program dan sumber dana). ii. Penanganan kerawanan pangan:

a)Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG):

- Tim SKPG;

- Hasil rekomendasi tim SKPG; - Sumber dana.

b)Pemberian bantuan pangan (program dan sumber dana);

(34)

28 pangan masyarakat pada akhir tahun dan sumber dana);

d)Dukungan terhadap usaha produktif kelompok (pertanian tanaman pangan/ hortikultura/perkebunan/ peternakan/perikanan) meliputi program dan sumber dana;

e) Pembangunan/rehabilitasi pasar tradisional (program dan sumber dana);

f) Dukungan sarana dan prasarana transportasi (jenis dukungan sarana dan prasarana, serta sumber dana).

iii. Peningkatan diversifikasi pangan:

a) Keberlanjutan program optimalisasi pemanfaatan lahan;

b)Pengembangan pengolahan pangan pokok lokal;

c) Sumber dana;

d)Dukungan peraturan/kebijakan. iv. Penanganan kemiskinan:

a)Penyediaan lapangan pekerjaan (upaya dan sumber dana);

b)Pemberian bantuan modal usaha (upaya dan sumber dana);

c) Program pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu (non APBN) pada berbagai jenjang pendidikan; d)Jaminan kesehatan masyarakat miskin

(upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan sumber dana); e) Pengadaan pasar murah/subsidi

pangan (program dan sumber dana). v. Perbaikan gizi dan kesehatan:

(35)

29 poskesdes, dll) meliputi program dan sumber dana;

b)Upaya perbaikan gizi masyarakat (pemberian MP-ASI, kapsul vitamin A, tablet Besi, Taburia, konseling gizi, dan lain-lain), serta sumber dana. 3)Dukungan Swasta/Dunia Usaha terhadap

Pembangunan Ketahanan Pangan dan Gizi: i. Pemberian kemudahan untuk menarik

minat investor di bidang Ketahanan Pangan:

a) Program pemberian kemudahan untuk menarik minat investor (pemberian izin/regulasi/ penghapusan retribusi/ pelayanan terpadu);

b) Pertumbuhan investasi rata-rata selama periode tahun 2013-2015. ii. Jumlah proyek/kegiatan usaha:

Misalnya di bidang: pertanian (a.l. pengolahan dan perdagangan beras, pengolahan tapioka); peternakan (a.l. perdagangan ternak, pabrik pakan ternak, pengolahan daging); perikanan (a.l. cold storage, industri pengolahan ikan, industri pakan ikan, perdagangan ikan); perkebunan (terkait dengan pangan).

c. Prestasi dan penghargaan

1) Prestasi dan penghargaan di bidang pangan dan gizi;

2) Prestasi dan penghargaan non-pangan.

(36)

30 5.2. Aspek yang dinilai bagi Bupati/Walikota

adalah:

a. Kelembagaan/organisasi Ketahanan Pangan: 1) Pembentukan Kelembagaan Kabupaten/

Kota;

2)Dewan Ketahanan Pangan (periode tahun 2013 - 2015):

a)Peran ketua DKP Kabupaten/Kota memimpin rapat koordinasi selama 3 tahun terakhir (laporan dilampirkan); b)Keikutsertaan Bupati/Walikota dalam

Sidang Regional DKP dalam 3 tahun terakhir (2013-2015);

c) Komitmen terhadap hasil Sidang Regional DKP (tahun 2013 – 2015);

d) Kegiatan yang dikoordinasikan oleh DKP terkait pangan dan gizi (penanganan rawan pangan, pasokan pangan, stabilisasi harga pangan, sistem data dan informasi pangan dan gizi, dll).

b.Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan:

1)Situasi ketahanan pangan dan gizi selama tahun 2013-2015 (didukung dengan data, informasi dan sumber data):

a)Ketersediaan pangan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pangan lokal lainnya):

i. Perkembangan produksi pangan (rata-rata tren tahun 2013-2015) berdasarkan potensi wilayah (data pendukung dan analisis dilampirkan), disesuaikan dengan kondisi wilayah (pilih salah satu):

(37)

31 - Wilayah Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan;

- Wilayah Perkebunan, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perikanan; - Wilayah Perikanan, Peternakan,

Hortikultura, dan Perkebunan. ii. Ketersediaan pangan berdasarkan

Neraca Bahan Makanan (NBM) rata-rata selama tahun 2013-2015 (ketersediaan energi, protein, dan PPH ketersediaan);

iii. Rata-rata penyediaan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota per tahun (periode tahun 2013-2015). b) Perkembangan harga komoditas pangan

selama tahun 2013-2015:

(Fluktuasi harga pangan diantaranya gabah, beras, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir, dan lain-lain (Coefficient of Variation <10);

c) Konsumsi pangan selama tahun 2013-2015:

i. Tingkat konsumsi energi (anjuran 2000 Kkal/kap/hari) selama 3 tahun berturut-turut;

ii. Tingkat konsumsi protein (anjuran 52 gr/kap/hari) selama 3 tahun berturut-turut;

iii. Skor Pola Pangan Harapan rata-rata tiga tahun (cenderung meningkat). d) Keamanan Pangan:

i. Upaya penanganan keamanan pangan periode tahun 2013-2015;

(38)

32 e) Kemiskinan (tahun 2013-2015) (sumber

data BPS):

i. Persentase penduduk miskin rata-rata selama 3 tahun terakhir (dibuktikan dengan data);

ii. Persentase penduduk dengan konsumsi energi < 70%.

f) Status gizi penduduk (rata-rata selama tahun 2013 – 2015):

i. Perkembangan jumlah balita gizi buruk;

ii. Perkembangan angka kematian bayi; iii. Perkembangan angka kematian ibu

melahirkan.

2)Pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan selama Tahun 2013-2015:

a)Pengembangan komoditas pangan unggulan/kegiatan prioritas daerah (dukungan program untuk pengembangan produksi dan produktivitas):

i. Pembangunan infrastruktur (program dan sumber dana):

- Untuk Kabupaten: program pembangunan/rehabilitasi prasarana (irigasi teknis/non teknis/jalan usahatani/jembatan/angkutan/ pasar/cold storage/ RPH/RPA/TPI);

- Untuk Kota: program

pembangunan/rehabilitasi prasarana perdagangan dan jasa (jalan/ jembatan/ angkutan/ transportasi, gudang/tempat penyimpanan, pasar/ RPH/RPA).

ii. Penyediaan/bantuan sarana produksi (program dan sumber dana):

(39)

33 perkebunan (benih/bibit, alat tangkap ikan, pupuk, pestisida, dll);

- Untuk Kota: Fasilitasi dukungan sarana produksi, perdagangan, industri dan jasa (perikanan, hortikultura, peraturan, perizinan, pasar/toko, dll).

iii. Pengembangan/perluasan usaha (program dan sumber dana):

- Untuk Kabupaten: Program perluasan lahan tanaman pangan/hortikultura/ perkebunan (kelapa/gula/kelapa sawit/kakao/ sagu)/lahan penggembalaan/areal Hijauan Makanan Ternak (HMT)/ perluasan lahan budidaya perikanan;

- Untuk Kota: Program

pengembangan/fasilitasi usaha kecil menengah bidang pangan (pembinaan usaha, fasilitasi tempat usaha, fasilitasi jejaring mitra usaha, dll).

iv. Pengawasan dan Pengendalian usaha budidaya/produksi pangan (pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, serta sumber dana): - Untuk Kabupaten: Pengendalian

/pencegahan dan penanggulangan penyakit pada tanaman pangan/hortikultura/ perkebunan/ peternakan/ perikanan;

(40)

34 v. Program penyediaan/ bantuan alat mekanisasi/peralatan industri pangan yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota (program dan sumber dana):

- Untuk Kabupaten: Program penyediaan/bantuan alat mekanisasi tanaman pangan/ hortikultura/peternakan/perikanan /perkebunan;

- Untuk Kota: Program penyediaan/ bantuan peralatan industri pangan (mesin pencetak makanan, mesin pengering, mesin perajang, pengemasan, dll).

vi. Dukungan program/kegiatan penyuluhan budidaya (tanaman pangan/hortikultura/perkebunan/ peternakan/perikanan), atau penyuluhan di bidang pengolahan pangan (higienis, kemasan, daya simpan, dll), meliputi program dan sumber dana:

- Untuk Kabupaten: Program penyuluhan budidaya/pengolahan hasil tanaman pangan/ hortikultura/perkebunan/

peternakan/ perikanan;

- Untuk Kota: Program/kegiatan penyuluhan di bidang pengolahan pangan (higienis, kemasan, daya simpan, dll).

(41)

35 ii. Pemberian bantuan pangan daerah

(program dan sumber dana);

iii. Pengembangan cadangan pangan masyarakat rata-rata selama tahun 2013 – 2015:

- manfaat cadangan pangan masyarakat (bantuan rawan pangan, simpan pinjam, sosial, dan lain-lain);

- sumber dana untuk pengembangan cadangan pangan masyarakat.

iv. Dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin/rawan pangan (pembinaan usaha mikro, kemitraan usaha, perlindungan dan jaminan sosial, dll), meliputi program dan sumber dana;

c) Peningkatan keterjangkauan pangan: i. Upaya untuk meningkatkan

keterjangkauan pangan (penyediaan pangan murah, peningkatan daya beli, efisiensi distribusi);

ii. Sumber dana.

d)Peningkatan diversifikasi pangan:

i. Keberlanjutan program optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan minimal 2 tahun;

ii. Pengembangan pengolahan pangan pokok lokal;

iii. Sumber dana;

iv. Dukungan peraturan/kebijakan. e) Penanganan kemiskinan:

i. Penyediaan lapangan pekerjaan (upaya dan sumber dana);

(42)

36 iii. Pemberian bantuan modal usaha

(upaya dan sumber dana);

iv. Program Pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu (non APBN) pada jenjang pendidikan;

v. Jaminan kesehatan masyarakat miskin:

- Upaya pelayanan kesehatan masyarakat miskin (pelayanan kesehatan dasar, perawatan kesehatan ibu hamil dan balita, jaminan kesehatan untuk rawat inap, dll);

- Sumber dana;

f) Perbaikan gizi dan kesehatan:

i. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan (program dan sumber dana);

ii. Upaya perbaikan gizi masyarakat (upaya dan sumber dana).

c. Prestasi dan penghargaan:

1) Prestasi dan penghargaan di bidang pangan dan gizi;

2) Prestasi dan penghargaan non-pangan. d.Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk

melengkapi informasi dalam profil (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/ flashdisk).

5.3. Aspek yang dinilai bagi Kepala Desa/Lurah adalah:

a. Kelembagaan pangan di desa/kelurahan (Kelompok Lumbung Pangan/Kelompok Tani/ Gapoktan/Dasawisma/Koperasi Tani/ kelembagaan lainnya);

b.Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan:

(43)

37 tahun 2013–2015 (data pendukung dilampirkan):

1)Produksi pangan unggulan (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan):

a) Perkembangan produksi (rata-rata tren tahun 2013 - 2015);

b)Upaya peningkatan produksi/penyediaan pangan (peningkatan sarana prasarana produksi, penanggulangan hama penyakit, jalan, transportasi, gudang/ penyimpanan pangan, pasar, dll);

c) Sumber dana.

2)Cadangan/lumbung pangan:

a)Perkembangan jumlah kelembagaan cadangan/lumbung pangan;

b)Sumber dana pengadaan isi cadangan/ lumbung pangan.

3)Peningkatan diversifikasi pangan:

a)Program pemanfaatan lahan pekarangan untuk sumber pangan keluarga (data dan foto dilampirkan);

b)Banyaknya pelaku usaha industri pengolahan pangan lokal;

c) Sumber dana peningkatan diversifikasi pangan.

4)Penanganan rawan pangan/miskin:

a)Pemberian bantuan pangan dari desa/kelurahan (bukan program raskin); b)Upaya pemerintah desa/kelurahan dalam

(44)

38 5)Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan:

a) Upaya peningkatan pelayanan kesehatan (posyandu, poskesdes, posbindu, warung obat desa, pos persalinan terpadu, dll); b) Penanganan Balita Gizi Buruk;

c) Sumber dana.

c. Prestasi dan penghargaan (fotocopy bukti dilampirkan):

1)Prestasi dan penghargaan di bidang pangan dan gizi;

2)Prestasi dan penghargaan non-pangan. d. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk

(45)

39 III. MEKANISME PENJARINGAN/PENGUSULAN DAN

PENILAIAN

A. Mekanisme Penjaringan/Pengusulan

Penjaringan/pengusulan calon penerima Penghargaan APN dikoordinasikan oleh Sekretariat DKP dengan melibatkan anggota DKP di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dan dilakukan secara berjenjang dan/atau langsung, yaitu:

1.Pengusulan secara berjenjang

Penjaringan dimulai dari kabupaten/kota, provinsi, hingga ke pusat yang dikoordinasikan oleh Sekretariat DKP bersama-sama dengan anggota DKP pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Proses penjaringan pada setiap tingkatan sebagai berikut:

a)Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima penghargaan dari setiap kabupaten/kota maksimal 10 (sepuluh) calon, terdiri dari:

- Kategori Pelopor Ketahanan Pangan 1 (satu) calon.

- Kategori Pemangku Ketahanan Pangan 1 (satu) calon.

- Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan 3 (tiga) calon, masing-masing mewakili kelompok produksi pangan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan industri pangan olahan atau perakitan teknologi pangan.

- Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan 3 (tiga) calon, masing-masing mewakili penyuluh, peneliti/pengembang dan pengawas/pengendali di bidang pangan, kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam rangka pembangunan Ketahanan Pangan.

(46)

40 bupati/walikota dan 1 (satu) calon untuk kepala desa/lurah.

b)Provinsi

Usulan calon penerima dari tingkat kabupaten/kota diseleksi kembali di tingkat provinsi, kemudian 11 (sebelas) calon terbaik diusulkan ke tingkat pusat terdiri dari:

- Kategori Pelopor Ketahanan Pangan 1 (satu) calon.

- Kategori Pemangku Ketahanan Pangan 1 (satu) calon.

- Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan 3 (tiga) calon, masing-masing mewakili kelompok produksi pangan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan industri pangan olahan atau perakitan teknologi pangan.

- Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan 3 (tiga) calon, masing-masing mewakili penyuluh, peneliti/pengembang dan pengawas/ pengendali di bidang pangan, kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam rangka pembangunan Ketahanan Pangan.

- Kategori Pembina Ketahanan Pangan 3 (tiga) calon, masing-masing 1 (satu) calon untuk gubernur, 1 (satu) calon untuk bupati/walikota, dan 1 (satu) calon untuk kepala desa/lurah.

2.Penjaringan secara langsung Dilakukan oleh :

a. Kelompok Masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan khusus untuk kategori Pelopor dan Pemangku, pengusulannya disertai rekomendasi dari instansi terkait ke sekretariat DKP pusat.

(47)

41 Kementerian/Lembaga anggota DKP ditujukan langsung ke sekretariat DKP Pusat dan ditembuskan kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama dari Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.

Masing-masing Kelompok Masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan, serta eselon I Kementerian/Lembaga anggota DKP, dapat mengusulkan calon penerima maksimal 1 (satu) calon untuk setiap kategori. Sedangkan masing-masing eselon I lingkup Kementerian Pertanian, dapat mengusulkan calon penerima ke Sekretariat DKP maksimal 3 (tiga) calon untuk setiap kategori.

B. Kelengkapan Dokumen Pengusulan

Pengusulan calon penerima ke Sekretariat DKP Pusat dilakukan dengan melengkapi dokumen sebagai berikut: a.Formulir pengajuan dan profil keberhasilan disusun maksimal 20 halaman, hanya menyampaikan usaha/kegiatan, keberhasilan yang telah dicapai, dan dampak kegiatan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b.Khusus bagi calon dari Kategori Pelopor dan Pemangku yang diusulkan secara langsung oleh kelompok masyarakat/organisasi kemasyarakatan harus disertai dengan rekomendasi dari instansi terkait di kabupaten/ kota dan ditembuskan kepada Sekretaris DKP provinsi.

c. Data pendukung seperti artikel, karya ilmiah, rencana anggaran desa, foto calon penerima, foto kegiatan, contoh produk, audio visual disampaikan dalam bentuk softcopy bersamaan dengan penyampaian ringkasan profil.

d.Kelengkapan dokumen pendukung dapat disampaikan melalui alamat email :

[email protected]

(48)

42 - Dari Sekretariat DKP Kabupaten/Kota ke Sekretariat DKP Provinsi paling lambat tanggal 8 Agustus 2016 (stempel pos).

- Dari Sekretariat DKP Provinsi atau pengusulan yang dilakukan secara langsung, dikirimkan ke Sekretariat DKP di tingkat Pusat paling lambat tanggal 9 September 2016 (stempel pos).

C. Mekanisme Penilaian

Penilaian calon penerima penghargaan APN secara umum dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : 1) Seleksi

Seleksi dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan umum dan kelengkapan formulir pengajuan.

2) Seleksi Dokumen

Seleksi dokumen dilakukan melalui penilaian terhadap profil calon penerima dan data pendukungnya dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1 s.d 6). Rekapitulasi hasil seleksi (administrasi dan dokumen pendukung penerima penghargaan) dilakukan oleh Sekretariat DKP Kabupaten/Kota/Provinsi dan Pusat.

3) Hasil seleksi dari Sekretariat DKP selanjutnya disampaikan kepada Tim Penilai untuk diteliti dan dinilai. Hasil tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan daftar nominasi yang selanjutnya akan dilakukan wawancara dan verifikasi lapangan.

4) Verifikasi lapangan dimaksudkan untuk melihat kesesuaian data/informasi yang disampaikan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 6).

5) Penetapan Peringkat Nominasi

(49)

43 Adapun mekanisme penilaian secara rinci pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

a.Kategori Pelopor dan Pemangku Ketahanan Pangan 1) Tingkat Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima yang masuk ke Sekretariat DKP Kabupaten/Kota akan dilakukan seleksi persyaratan/penilaian dokum en/verifikasi lapangan oleh tim di tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 1 (satu) calon terbaik untuk Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan 1 (satu) calon terbaik untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan yang selanjutnya akan diusulkan ke Sekretariat DKP Provinsi.

2) Tingkat Provinsi

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat DKP Provinsi akan dilakukan seleksi persyaratan/ penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat provinsi.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan 1 (satu) calon terbaik untuk Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan 1 (satu) calon terbaik untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan yang selanjutnya akan diusulkan ke Sekretariat DKP.

3) Tingkat Nasional

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat DKP di tingkat pusat akan dilakukan seleksi persyaratan/penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim tingkat nasional.

(50)

44 b.Kategori Pelaku Pembangunan dan Pelayanan

Ketahanan Pangan

Penilaian calon yang diusulkan melalui DKP : 1) Tingkat Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima yang masuk ke Sekretariat DKP Kabupaten/Kota akan dilakukan seleksi persyaratan/penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat kabupaten/ kota.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 3 (tiga) calon terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yang masing-masing mewakili kelompok pengembangan produksi/ pemberdayaan masyarakat/ pengembangan industri pangan olahan/perakitan teknologi pangan.

Disamping itu, ditetapkan juga 3 (tiga) calon terbaik untuk Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan yang masing-masing mewakili penyuluh/ pendamping, pengawas/pengendali organisme pengganggu tumbuhan/medik veteriner/ penyidik, dan peneliti.

Keenam calon terbaik dari dua kategori tersebut dapat diusulkan ke Sekretariat DKP Provinsi.

2) Tingkat Provinsi

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat DKP Provinsi akan dilakukan seleksi persyaratan/ penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat provinsi.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 3 (tiga) calon terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yang masing-masing mewakili kelompok : (i) produksi pangan, (ii) pemberdayaan masyarakat, dan (iii) pengembangan industri pangan olahan atau perakitan teknologi pangan.

(51)

45 pengawas/pengendali di bidang pangan, kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam rangka pembangunan Ketahanan Pangan.

Keenam calon terbaik dari dua kategori tersebut dapat diusulkan ke Sekretariat DKP.

3) Tingkat Nasional

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat DKP akan dilakukan seleksi persyaratan/ penilaian doku men/verifikasi lapangan oleh tim verifikasi tingkat nasional.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan 38 (tiga puluh delapan) calon terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan dan 12 (dua belas) calon terbaik untuk Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan.

c.Kategori Pembina Ketahanan Pangan 1) Tingkat Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima yang masuk ke Sekretariat DKP Kabupaten/Kota akan dilakukan seleksi persyaratan/penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 2 (dua) calon terbaik untuk Kategori Pembina Ketahanan Pangan yang masing-masing mewakili bupati/walikota dan kepala desa/lurah.

Kedua calon terbaik dari kategori tersebut dapat diusulkan ke Sekretariat DKP Provinsi.

2) Tingkat Provinsi

(52)

46 Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 3 (tiga) calon terbaik untuk Kategori Pembina Ketahanan Pangan yang mewakili gubernur, bupati/walikota, dan kepala desa/lurah.

Ketiga calon terbaik dari kategori tersebut dapat diusulkan ke Sekretariat DKP.

3) Tingkat Nasional

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat DKP akan dilakukan seleksi persyaratan/ penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim verifikasi tingkat nasional.

(53)

47 Tabel 1. Jumlah Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan

Nusantara untuk masing-masing Kategori

No. Kategori Jumlah

Penerima *)

1 Pelopor Ketahanan Pangan 5

2 Pemangku Ketahanan Pangan 3

3 Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan (kegiatan produksi pangan,

pemberdayaan masyarakat,

pengembangan industri pangan olahan, atau perakitan teknologi pangan)

38

4 Pelayanan Ketahanan Pangan

(penyuluhan, penelitian/ pengembangan, pengawasan/ pengendalian)

12

5 Pembina Ketahanan Pangan Gubernur

Bupati/Walikota

Kepala Desa/Lurah atau sebutan lain

17

*) Komposisi penerima dapat berubah sesuai dengan jumlah calon yang masuk dan hasil seleksi calon, namun demikian tidak merubah jumlah total penerima Penghargaan APN.

D. Mekanisme Penetapan

(54)

48 IV. PENYELENGGARAAN

A. Ruang Lingkup Penyelenggaraan

Dalam proses penyelenggaraan pemberian Penghargaan APN perlu dilakukan persiapan pelaksanaan, sosialisasi, penjaringan dan seleksi calon yang dilakukan oleh daerah dan pusat. Sosialisasi pemberian Penghargaan APN kepada masyarakat dan instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dapat dilakukan melalui pertemuan dan publikasi di berbagai media cetak maupun elektronik.

Di tingkat nasional akan dilakukan upacara penyerahan penghargaan oleh Presiden selaku Ketua DKP.

B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan

(55)

49 Tabel 2. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Penyelenggaraan

Pemberian Penghargaan APN Tahun 2016

No. Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov

1. Persiapan:

- Penetapan Panitia Penyelenggara

2. Sosialisasi kegiatan APN:

- Pusat- Provinsi -Provinsi – Daerah

X X X

3. Penjaringan dan Seleksi Calon

X X

4. Verifikasi dan Penilaian

X X

5. Penetapan Calon Penerima APN

X

6. Penyerahan Penghargaan

X

Keterangan: jadwal Penyerahan Penghargaan disesuaikan dengan agenda kenegaraan Presiden

C. Pembiayaan

(56)

50 V. PEMBINAAN DAN EVALUASI

A. Pembinaan

Masing-masing penerima penghargaan diharapkan dapat mempertahankan prestasi/kinerja yang telah diperolehnya. Untuk itu, Pemerintah dan Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembinaan sehingga dampak pemberian penghargaan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat.

B. Evaluasi

Sekretariat DKP Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dapat melakukan evaluasi terhadap penerima penghargaan untuk melihat perkembangan pasca pemberian penghargaan, sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dan dicarikan pemecahannya.

Evaluasi dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun yang mencakup:

1.Keadaan ketika ditetapkan sebagai penerima penghargaan;

2. Keadaan setelah ditetapkan sebagai penerima penghargaan;

3.Permasalahan yang dihadapi;

4.Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah; dan

(57)

51 VI. PENUTUP

(58)

52

LAMPIRAN 1

Formulir Pengajuan

Calon Penerima Penghargaan

Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016

Kategori :

PELOPOR

(59)

53 FORMULIR PENGAJUAN *

CALON PENERIMA PENGHARGAAN

ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA TAHUN 2016

UNTUK KATEGORI

PELOPOR KETAHANAN PANGAN

PROVINSI ………

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ...

2. Alamat lengkap : ...

Telp...

Dengan ini mengusulkan

1. Nama/Ketua Kelompok : ...

2. Prestasi di bidang ketahanan pangan :

a. ... b. ... c. ...

3. Alamat :...

sebagai calon penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 untuk kategori Pelopor Ketahanan Pangan. Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian terlampir disampaikan profil calon penerima penghargaan.

...2016 Mengetahui Yang mengusulkan, Kepala Badan/Dinas/Kantor/

Pejabat yang menangani Ketahanan Pangan

(...) (...)

Pas foto berwarna

(60)

54 Keterangan:

* Formulir dikirimkan kepada Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Gedung E Lt. 4, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan,

(61)

55 OUTLINE PROFIL

KATEGORI PELOPOR KETAHANAN PANGAN

PROFIL CALON PENERIMA

A. Nama :

B. Pendidikan :

C. Riwayat Keberhasilan :

I. EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DALAM MENGHASILKAN OUTPUT (SUMBER DAYA ALAM, MANUSIA, FINANSIAL, TEKNOLOGI, SOSIAL BUDAYA)

II. ORISINALITAS/KEASLIAN IDE ATAU PRAKARSA

A. Orisinalitas prakarsa/ide baru

B. Kreativitas/daya cipta (menghasilkan sesuatu yang baru/berbeda)

III. TINGKAT KESULITAN/MASALAH/HAMBATAN YANG DIHADAPI

A. Hambatan dalam penerimaan ide (sosial budaya) B. Tantangan dalam menerapkan ide (sumber daya

alam, manusia, finansial)

IV. DAYA JUANG/KEGIGIHAN DALAM MENGATASI TINGKAT KESULITAN YANG DIHADAPI

V. DAMPAK POSITIF BAGI MASYARAKAT LUAS

A. Tingkat kemanfaatan bagi masyarakat B. Cakupan masyarakat penerima manfaat

C. Inovasi yang dihasilkan dapat diterima/ diaplikasikan

D. Kontinuitas kegiatan

VI. PRESTASI DAN PENGHARGAAN DI BIDANG KETAHANAN PANGAN (fotocopy bukti dilampirkan)

(62)

56 VII. DOKUMENTASI KEBERHASILAN KEGIATAN UNTUK MELENGKAPI INFORMASI DALAM PROFIL (kumpulan kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).

………... 2016

Mengetahui, Yang mengusulkan,

Kepala Badan/Dinas/Kantor/ Pejabat yang menangani Ketahanan Pangan

(...) (...)

Keterangan :

1. Outline merupakan panduan dalam menyusun Profil Pengajuan ke Tingkat Nasional.

2. Usulan Profil Pengajuan disampaikan dalam bentuk Narasi (kualitatif) dan Data Keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan (kuantitatif).

(63)

57

LAMPIRAN 2

Formulir Pengajuan

Calon Penerima Penghargaan

Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016

Kategori :

PEMANGKU

(64)

58 FORMULIR PENGAJUAN *

CALON PENERIMA PENGHARGAAN

ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA TAHUN 2016

UNTUK KATEGORI

PEMANGKU KETAHANAN PANGAN

PROVINSI ………

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ...

2. Alamat lengkap : ...

Telp...

Dengan ini mengusulkan

1. Nama : ...

2. Prestasi di bidang ketahanan pangan :

a. ...

b. ... c. ... 3. Alamat :...

sebagai calon penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 untuk kategori Pemangku Ketahanan Pangan. Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian terlampir disampaikan profil calon penerima penghargaan.

...2016 Mengetahui Yang mengusulkan, Kepala Badan/Dinas/Kantor/

Pejabat yang menangani Ketahanan Pangan

(...) (...) Pas foto berwarna

(65)

59 Keterangan:

* Formulir dikirimkan kepada Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Gedung E Lt. 4, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan,

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan
Tabel 2. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Penyelenggaraan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dokumentasi peneliti selama penelitian yang berupa foto-foto kegiatan dan data nilai akhir siswa pada semester satu siswa kelas VIII D di MTsN Jambewangi untuk

kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian. 87 Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data hasil belajar. matematika

Artinya Profil Usaha UMKM mampu mempengaruhi penerimaan negara namun harus melalui kepatuhan wajib pajak, pelaku UMKM akan melakukan dan melengkapi, memenuhi kegiatan

Pelaksanaan kegiatan tersebut untuk memberikan evaluasi dan profil lengkap keberhasilan kampanye perubahan pola konsumsi dan P3DN pada masyarakat dan UMKM yang