• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAUR HIDUP UDANG GALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAUR HIDUP UDANG GALAH"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sat Sep 2 20:07:29 2017 / +0000 GMT

DAUR HIDUP UDANG GALAH

Udang galah memiliki dua habitat di dalam kehidupannya. Pada stadia larva hidup di air payau, sedangkan setelah menjadi dewasa hidup di dalam air tawar. Daur hidup udang galah dimulai dari telur ? telur yang sudah dibuahi dan dierami dalam tubuh induknya slama 12 ? 19 hari dan menetas menjadi larva (Hadie dan Lies, 1993). Larva yang baru menetas ini memerlukan air payau sebagai tempat kehidupannya apabila tidak berada di lingkungan air payau selama 3 ? 5 hari semenjak ia menetas maka larva tersebut akan mati. Hal tersebut biasanya terjadi pada pada penetasan telur di perairan yang jauh dari laut(hadie 1992, dan Supriatna) Kemudian stelah dewasa kembali beruaya ke rawa ? rawa , pada salinitas 3- 5 Ppt.Selama hidup larva akan mengalami beberapa kali pergantian kulit yang diikuti dengan perubahan stuktur morfologinya, hingga akhirnya bermetamorfosis menjadi Juuwana ( juvenil ). Menurut perkembangan nya larva berubah menjadi sebelas stadium ( tingkatan ).

Referensi

Dokumen terkait

(udang muda), dan udang dewasa. Setelah telur-telur menetas, larva hidup di perairan lepas menjadi bagian dari zooplankton. Saat stadium, post larva bergerak ke daerah

Apabrla dibandtngkan dengan pengamatan ter- dahulu, derajat penetasan telur ikan kakap putih pada pengamatan ini jauh lebih baik Adanya perbedaan antara kedua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah rumpun eceng gondok untuk persentase penempelan telur pada substrat, persentase penetasan telur, dan

Ikan sidat ( Anguilla sp.) merupakan ikan yang unik, mengawali hidup (menetas dari telur) di laut, tumbuh menjadi dewasa di perairan tawar seperti sungai dan danau, kemudian

Kegagalan penetasan telur yang disebabkan oleh infeksi bakteri, penyakit kolera dan aflatoksikosis pada itik dewasa sering dilaporkan dan menyebabkan kerugian pada peternakan

Untuk melihat pengaruh penggunaan substrat yang berbeda terhadap daya tetas telur pada ikan lele sangkuriang ternyata terdapat perbedaan persentase penetasan telur, dimana

Sebaiknya suhu yang digunakan dalam penetasan telur Ikan Baung adalah suhu 27°C karena memiliki persentase penetasan yang lebih tinggi dari suhu lainnya kemudian

Bentuk tubuh hewan muda yang mengalami metamorfosis tidak sempurna tidak jauh berbeda dengan saat dewasanya, Sedangkan pada hewan yang mengalami metamorfosis sempurna jauh berbeda