DAFTAR PUSTAKA
Riana Deny /mqp. (2003).Kiat Sukses Membangun Percaya Diri.
Devito, J.A. 1986.The Interpersonal Communication,Book 4 th ed. New York. Harper & Row Publisher
Suranto Aw (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Lirpandhari Evie (Pikiran Rakyat : 1998).Meraih Sukses dengan Percaya Diri.
Guilford, JP. 1959.Personality, NV : Mc Graw. Hill book Compani : Inc.
Han, (Jawa Pos : 2001).Kamu Pernah Merasa Minder?
Instone, D. Mayor. D & Bucher, B. D. 1983, Gender, Self Confidence a Social Influence Strategies : An Organizational Simulation, Journal of Personality and Social Psychology.
Lauster. P. 1978.The Personality Test. London : Ran Boks.
David O Sears, Jonathan. L. Frecdman. L Anne Replau. Edisi 2.Psikologi Sosial. Bandung. Remaja Rosda Karya
Myers, EG,Social Psychology, Tokyo : Mc Graw–Hill
Kumara . P. 1988.Studi Pendahuluan tentang Validitas dan Realibilitas The Test of Self Confidence.
Siska (1991).Hubungan Komunikasi dan Kepercayaan Diri, Fakultas Psikologi UGM.Skripsi.
Rakhmat, jalaluddin.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rodakarya
Sugiyono. 2010.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
PENDAHULUAN
Kemampuan untuk dapat
berkomunikasi secara efektif sangat
dituntut pada siswa sebagai calon
pemimpin bangsa dan intelektual
muda. Komunikasi juga merupakan
salah satu alat untuk berinteraksi
antar individu yang menyentuh
segala aspek kehidupan kita. Sebuah
penelitian (jawa pos, 2001)
menunjukkan bahwa 70% waktu jaga
manusia dipergunakan untuk
berkomunikasi. Siswa sma
dipersiapkan untuk menjadi generasi
yang siap menghadapi era dimana
dihadapkan pada situasi belajar yang
menuntut mereka lebih mandiri aktif
dan berinisiatif, agar dapat
berinteraksi antar pribadi sehingga
siswa dapat membentuk saling
pengertian, menumbuhkan
persahabatan, memelihara kasih
sayang serta menyebarkan
pengetahuan.
Pada kenyataannya ada siswa
yang mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain,
baik dalam proses belajar di dalam
kelas maupun dalam suasana
informal di luar kelas. Semua itu
dikarenakan kurangnya percaya diri
orang terhadap komunikasi
interpersonal di masyarakat.
Komunikasi interpersonal
merupakan salah satu dari beberapa
bentuk kegiatan komunikasi yang
ada. Beberapa ahli mengemukakan
pendapatnya mengenai komunikasi
interpersonal adalah seperti berikut
ini:
Myers (1992) menyatakan
bahwa komunikasi dengan orang lain
disebut dengan komunikasi
interpersonal yang didefinisikan
sebagai suatu hubungan interaksi
antara individu dengan
lingkungannya yang mencakup orang
lain sebagai teman-teman, keluarga,
anak-anak, rekan sekerja dan bahkan
orang asing.
Littlejhon (1999)
memberikan definisi komunikasi
antar pribadi (interpersonal
comunication) adalah komunikasi antara individu – individu. Agus M. Hardjana ( 2003) mengatakan,
komunikasi interpersonal adalah
interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, di mana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara
menerima dan menanggapi secara
langsung pula.
Keunikan komunikasi
interpersonal adalah suatu hubungan
yang timbal balik atau selalu
transaksi antara pemberi dan
penerima pesan. Namun didalam
komunikasi interpersonal seseorang
harus memiliki kepercayaan diri,
dikarenakan didalam komunikasi
interpersonal kita memerlukan
dorongan untuk melakukan
komunikasi tersebut, dorongan untuk
melakukan komunikasi tersebut
dengan kepercayaan diri kita untuk
melakukan komunikasi. Dengan
demikian dalam komunikasi kita
harus memiliki kepercayaan diri
untuk melakukannya.
Kemudian Rahmat (2001)
mengatakan bahwa “ bila orang merasa rendah diri, maka akan
mengalami kesulitan untuk
mengkomuikasikan gagasan kepada
orang-orang yang dihormatinya dan
tidak mampu berbicara di depan
umum, atau ragu-ragu menuliskan
pemikirannya dalam media massa.
Meskipun kepercayaan diri
diidentikkan dengan kemandirian,
orang yang kepercayaan dirinya
tinggi umumnya lebih mudah terlibat
secara pribadi dengan orang lain dan
lebih berhasil dalam hubungan
interpersonal (Good stady & Kipner,
1984) permasalahan utama dalam
komunikasi interpersonal adalah
adanya rasa khawatir tentang respon
atau penilaian orang lain terhadap
dirinya yaitu mengenai apa yang
disampaikan dan bagaimana ia
menyampaikannya. Ketergantungan
terhadap penilaian orang lain, ini
merupakan salah satu ciri dari orang
yang kurang percaya diri (Lauster
1978). Menurut Krech (1962)
bagaimana cara seseorang
mananggapi orang lain dipengaruhi
oleh bagaimana ia memandang
dirinya. Respon-respon interpersonal
sekarang sering merupakan refleksi
dari kognisinya terhadap diri sendiri.
Hasil penelitian Siska, Sudardjo, dan
Esti (UGM), pada mahasiswa
Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi (UKRIM) menghasilkan
koefisien korelasi sebesar r = -0,725
dengan P < 0,01 yang berarti ada
hubungan yang negatif signifikan
antara kepercayaan diri dengan
semakin tinggi kepercayaan diri,
maka semakin tinggi komunikasi
interpersonalnya.
Hasil penelitian lain yang
relevan adalah dengan hasil
penelitian Arifin (2011) dengan judul
penelitian pengaruh kepercayaan diri
terhadap komunikasi interpersonal di
Pondok Pesantren modern Islam
Assalaam, Surakarta Solo yaitu
dengan koefisien regresi 0.572 ,
dengan p< 0.05
Dari pengamatan penulis selama
melakukan wawancara tentang
Bimbingan dan Konseling di SMA
Kertek I kelas X1 Wonosobo dan
melalui wawancara dengan Guru
Bimbingan dan Konseling bahwa
komunikasi interpersonal yang
terjadi diantara siswa baik, indikator
komunikasi interpersonal yang baik
atau yang positif adalah seperti,
1. Membuka pintu komunikasi
2. Sopan dan ramah dalam
berkomunikasi
3. Jangan sungkan meminta
maaf pada saat merasa
bersalah
4. Cepat dan tanggap
5. Penuh perhatian
6. Bertindak jujur dan adil
Meskipun demikian masih ada
yang mengalami kesulitan dalam
komunikasi interpersonal. Dugaan
sementara dipengaruhi kurang
percaya diri, gejala yang ada di
lingkungan sekolah adalah rasa malu
tampil di muka umum, rasa takut dan
malu jika ditertawakan oleh teman,
takut salah jika memberikan ide,
status ekonomi dan kecerdasan yang
berbeda atau malu dengan tampilan
fisiknya. Padahal seorang siswa
diharapkan mempunyai percaya diri
untuk mengembangkan kualitas diri,
seorang siswa yang kualitas diri
dalam komunikasi tidak baik dapat
terkucil, kurang bisa mengemukakan
pendapat, kurang cukup beradaptasi
dengan lingkungan dan tidak bisa
mengekspresikan diri. Salah satu
faktor yang mengakibatkan
kurangnya komunikasi interpersonal
adalah kurangnya kepercayaan diri.
SUBYEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang
menjadi subyek penelitian adalah
Siswa SMA Negeri 01 Kertek,
Wonosobo,kelas X yang berjumlah
populasi 258 akan tetapi diambil
sampel sebanyak 40 siswa dari kelas
INSTRUMEN PENGUMPULAN
DATA
Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah: skala sikap
Kepercayaan Diri dan Komunikasi
Interpersonal.
TEHNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan tehnik korelasi
kendal tau. Analisis korelasi antara
kepercayaan diri terhadap
komunikasi interpersonal akan
dianalisis menggunakan tehnik
korelasi dengan bantuan SPSS 1.1
HASIL PENELITIAN
Coefficient 1.000 .730
**
Sig.
(1-tailed) . .000
N 40 40
tailed) .000 .
N 40 40
Dari tabel 4.4 tampak bahwa
koefisien korelasi antara
Kepercayaan diri dengan komunikasi
interpersonal sebesar = 0.730 dan p =
0,000<0,05. Berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang sangat signifikan antara
Kepercayaan diri dengan
Komunikasi Interpersonal siswa
SMA I Kertek kelas X 1 yang
berjumlah 40 siswa .
Dari tabel tersebut juga didapat
nilai Sig.=0,000 ini berarti data
tersebut ada hubungan sangat
signifikan dan uji linieritasnya
diterima.
Kesimpulan Saran
Kesimpulan dari penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
“Ada Hubungan yang signifikan antara Kepercayaan Diri dengan
Komunikasi Interpersonal SMA I
Kertek di kelas X 1”. Hasil analisis menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara Kepercayaan Diri
dengan Komunikasi Interpersonal
SMA I Kertek di kelas X 1
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan kepada siswa SMA I
Kertek di kelas X 1
1. Bagi siswa, karena dalam
penelitian ini ditemukan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara
Kepercayaan diri dengan
Komunikasi Interpersonal
maka diharapkan siswa lebih
meningkatkan rasa percaya
diri mereka sehingga ia
merasa tidak canggung saat
melakukan Komunikasi
Interpersonal dengan orang
lain.
2. Bagi guru bimbingan dan
konseling, karena dalam
penelitian ini menemukan ada
hubungan yang signifikan
antara Kepercayaan diri
dengan Komunikasi
Interpersonal maka
diharapkan guru Bimbingan
dan Konseling menyusun
program kerja yang dapat
meningkatkan rasa percaya
diri siswa sehingga siswa
akan dapat berkomunikasi
Interpersonal secara baik.
3. Bagi sekolah, mengingat
dalam penelitian ini
ditemukan ada hubungan
yang signifikan antara
Kepercayaan diri dengan
Komunikasi Interpersonal
semua pihak sekolah harus
ikut serta dalam proses
pembinaan karakter ini guna
meningkatkan rasa percaya
diri siswa sehingga
produktifitas kelulusannya
pun akan dapat meningkat.
4. Bagi peneliti selanjutnya,
mengingat dalam penelitian
ini ada hubungan yang
signifikan antara
Kepercayaan diri dengan
Komunikasi Interpersonal
diharapkan peneliti
selanjutnya melakukan
penelitian dengan
variabel-varibel lainnya yang
menyangkut komunikasi