• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

45

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT

David Pakaya

Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu nutrien penting dalam tubuh. Vitamin ini mudah teroksidasi oleh panas. Kebutuhan vitamin C harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas dan metabolisme tubuh yang normal. Banyak peran vitamin ini khususnya untuk kulit adalah sebagai antioksidan, menetralisir radikal bebas dengan cara mendonorkan elektron pada radikal bebas tersebut. Membantu sintesis kolagen, bekerja sebagai kofaktor pada proses hidroksilasi mengkatifkan prolil hidroksilase untuk mengubah prokolagen menjadi kolagen dan lisil hidroksilase untuk pengikatan silang untuk mendapatkan triple helix yang sehat. Berperan dalam mencegah dan mengobati hiperpigmentasi, dengan cara menghambat kerja enzim tirosinase sehingga mengurangi produksi melanin. Dalam masalah kanker vitamin C dapat mencegah konversi nitrit dan amin sekunder menjadi nitrosomin yang bersifat karsinogenik.

Kata Kunci: vitamin C, peranan, kulit

ABSTRACT

Vitamin C or a scorbic acid is a vital nutrient in the body. This vitamin is easily oxidized by heat. Requirement of vitamin C must be met to maintain the integrity and normal metabolism. Many of these vitamins in particular to the role of the skin as an antioxidant, neutralizing free radicals by donating an electron to the free radical. Synthesis of collagen, worked as a cofactor in the hydroxylation process that activated prolil hydroxylase to convert procollagen to collagen and crosslinking lisil hydroxylase for the good triple helix. Role in preventing and treating hyperpigmentation, work by inhibiting the enzyme tyrosinase, thereby reducing the production of melanin. In the issue of vitamin C can prevent cancer conversion into nitrite and secondary amines which are carcinogenic nitrosomin.

(2)

46

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

PENDAHULUAN

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin

yang larut dalam air dan penting untuk

kehidupan serta untuk menjaga kesehatan.

Vitamin C juga dikenal dengan nama kimia

dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.

Vitamin C berfungsi sebagai katalis dalam

reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

manusia, sehingga apabila katalis ini tidak

tersedia seperti pada keadaan defisiensi

vitamin, maka fungsi normal tubuh akan

terganggu.

Pada kebanyakan mamalia, vitamin C

dapat dibentuk oleh tubuhnya sendiri akan

tetapi tidak pada primata termasuk pada

manusia dan sebagian kecil hewan lainnya.

Oleh sebab itu, untuk mencukupi kebutuhan

vitamin ini manusia perlu mengkonsumsi

vitamin C baik dari makanan, minuman

terkandung pada sayuran daun-daunan dan

jenis kol.

Vitamin C termasuk golongan

antioksidan karena sangat mudah teroksidasi

oleh panas, cahaya, dan logam. Vitamin C juga

sebagai antioksidan dan prooksidan.

antioksidan dapat menankap radikal bebas.

Sehingga menghambat proses oksidasi.

VITAMIN C

Vitamin C pertama kali dimurnikan

oleh ahli biokimia Albert Szent-Gyorgyi yang

bekerja di Canbridge, Inggris. Beliau

merumuskan suatu komponen yang disebut

asam heksurat, yang akhirnya menjadi asam

askorbat (Vitamin C generasi pertama).

Vitamin C adalah nutrien yang larut

dalam air merupakan senyawa organik yang

harus ada pada diet dalam jumlah tertentu

untuk mempertahankan integritas dan

metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia

Vitamin C dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat. Vitamin C disentisasi dari D-glukosa

dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan

sebagian besar hewan. Dalam keadaan kering

cukup stabil, tapi dalam keadaan larut, vitamin

ini mudah rusak oleh proses oksidasi terutama

bila terkena panas. Oleh karena sangat

mudahnya teroksidasi oleh panas, cahaya dan

logam ini maka vitamin C masuk kedalam

golongan antioksidan.

Vitamin C di absorpsi melalui saluran

cerna, pada bagian atas usus halus secara

difusi lalu masuk ke peredaran darah melalui

vena porta. Vitamin C terdistribusi luas dalam

jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui

urin setelah ekskresi dari ginjal. Urin

berbentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya

terjadi apabila kadarnya dalam darah melewati

ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.

Kebutuhan harian vitamin C biasa

dikenal dengan RDA (Recommended dietary

(3)

47

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

dengan sebuah jeruk. Cadangan sebesar 1500

mg merupakan jumlah maksimum yang dapat

dimetabolisir di jaringan tubuh. Dengan

jumlah tersebut diperkirakan turn over vitamin

C adalah 60 mg/hari. Kebutuhan vitamin C

dapat meningkat 300%-500% pada penyakit

infeksi, penyakit neoplasma, pasca bedah atau

trauma, hipertiroid, kehamilan dan laktasi

maupun sebagai antioksidan.

Vitamin C sebagai antioksidan

Antioksidan adalah suatu substansi

yang menghentikan atau menghambat

kerusakan oksidatif terhadap suatu molekul

target dengan cara bereaksi dengan radikal

bebas reaktif membentuk yang relatif stabil.

Antioksidan membantu menghentikan proses

perusakan sel dengan cara memberikan

elektron kepada radikal bebas. Antioksidan

akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak

mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron

dari sel dan DNA.

Vitamin C berperan sebagai

antioksidan dan penghambat radikal bebas.

Radikal bebas distimulasi dari paparan radiasi

sinar UV yang meningkat dari matahari.

Radiasi UV menembus kedalam kulit sebagai

agen reaktif. Efek dari radikal bebas ini terlihat

cepat dalam proses pengerutan dan deformitas

kulit. Vitamin C membantu tubuh dalam

menetralisir radikal bebas ini sebagai peredam

atau pelindung dari paparan ultraviolet.

Vitamin C bermanfaat sebagai tabir surya

dengan cara diserap sampai ke sel dan

bertahan antara 30-36 jam pada kulit.

Vitamin C merupakan antioksidan

yang bekerja dalam cairan ekstraseluler karena

mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam

air. Vitamin C dapat mereduksi superoksida,

hidrogen peroksida radikal hidroksida dan

oksigen reaktif lain yang dapat muncul baik

secara intraselullar maupun ekstraselular.

Vitamin C akan cepat teroksidasi dengan

adanya katalis logam, terutama Cu. Oksidasi

vitamin C yang diinduksi oleh Cu dapat

menghasilkan hidrogen peroksida dan radikal

hidroksil yang dapat menyebabkan inaktivasi

banyak protein.

Peranan vitamin C pada Sintesis kolagen

dan penyembuhan luka

Kolagen adalah struktur untai paralel

yang memberi kekuatan lenting (daya rentang)

pada jaringan yang tanpa kemampuan

meregang. Kolagen merupakan komponen

jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan

pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh

yang harus diikat menjadi satu. Vitamin C

berperan sebagai bahan essensial dalam

pembentukan kolagen ini. Berikut adalah

proses pembentukan kolagen.

a. Pertama Transkripsi dan translasi dari

deoxyribonucleic acid (DNA). Proses

yang berasal dari rantai ganda DNA

menjadi rantai tunggal untuk

selanjutnya menjadi kode gen

kolagen. Kode gen tersebut

selanjutnya ditranskripsi menjadi

(4)

48

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

sebagai messenger RNA (mRNA).

mRNA ini masuk ke dalam retikulum

endoplasma untuk berubah menjadi

prokolagen. Pada langkah pertama ini

polipeptida disintesis di reticulum

endoplasma.

b. Kedua, prokolagen (polipeptida) akan

dihidroksilasi oleh enzim hidroxilase.

Yang di hidroksilasi adalah rantai

yang memiliki asam amino lisin dan

Prolin dimana vitamin C dan α helix

Ketoglutarat diperlukan sebagai

koenzim untuk langkah selanjutnya.

c. Ketiga, produksi dari rantai heliks

rangkap tiga (triple helix) prokolagen

di retikulum endoplasama.

d. Keempat, langkah terakhir di

intraseluler terjadi di apparatus golgi,

dimana terjadi ekskresi serat

prokolagen dari fibroblast ke

ekstraseluler untuk langkah terakhir.

Gambar 1. Proses pembentukan Kolagen

(Sumber:http://www.skininc.com/skinscience/

physiology/46738787.html?)

Triple helix yang terbentuk belum

sempurna, karena di bagian N-terminal atau

akhir struktur triple helix ini tidak berbentuk

spiral helix, tapi dihubungkan oleh ikatan

disulfid dari molekul cistein. Gunanya adalah

menstabilkan prokolagen yang segera diekspor

keluar dari sel melewati membran sel. Yang

terjadi di intersellular atau ekstrasellular

adalah eliminasi dari terminal -C dan -N.

Kemudian eliminasi gugus N dari rantai

molekul lisin secara oxidativ. Akibatnya grup

aldehid dari kollagen monomer di satukan

menjadi kolagen fibrillar. Secara singkat:

a. Di ekstraseluler, serat prokolagen

mengalami langkah kelima dimana

rantai terakhir dari gugus telopeptida

terpotong oleh hidrolisis, dan

sekarang terbentuklah tropokolagen.

b. Pada langkah keenam tropokolagen

memulai pembentukan menjadi serat

kolagen, tetapi pada tahap ini kolagen

belum matur sampai pada tahap

ketujuh.

Kolagen matur ini terbentuk pada

langkah ketujuh yang merupakan tahap

pertukaran. Vitamin C digunakan dalam tahap

pertama ini dan pada setiap tahap dimana

hidroksilasi terjadi. Pada proses hidroksilasi

(gambar. 2) menggambarkan oksigen dan

vitamin C bekerja pada lisin untuk mengubah

gugus carbonyl yaitu kelompok H-C=O.

(5)

49

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

inisiasi dari transkripsi struktur prokolagen

dan pertukaran serat kolagen di ekstraeluler.

Gambar 2. Proses hidroksilasi

(Sumber:

http://www.skininc.com/skinscience/

physiology/46738787.html?)

Penyembuhan luka

Penyembuhan luka adalah suatu

respon terhadap cedera dan merupakan usaha

untuk mempertahankan struktur dan fungsi

normal. Penggabungan respon vaskuler,

aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia

sebagai substansi mediator di daerah luka

merupakan komponen yang saling terkait pada

proses penyembuhan.

Pada proses ini vitamin C berperan

dalam membantu pembentukan kolagen dan

elastin serta untuk pertumbuhannya. Sintesis

kolagen oleh fibroblas dimulai antara 24 jam

dari cedera. Mula-mula diungguli oleh kolagen

tipe III, tetapi setelah 1 minggu, tipe I menjadi

banyak dan akhirnya menjadi kolagen utama

dari jaringan parut matur. Suatu rangkaian

yang sama terjadi sewaktu organogenesis.

Pada perkembangan embrional proteoglikan

dan glikoprotein yang dideposit pertama dalam

matriks ekstraseluler. Kemudian diendapkan

kolagen tipe III dan berikutnya kolagen tipe I.

Vitamin C berfungsi melalui jalur

biosintetik dengan mempercepat reaksi

hidroksilasi dan amidasi. Fungsi peling jelas

dari vitamin C adalah pengaktifan prolin dan

lisin hidroksilase dari prekursor inaktif

sehingga terjadi hidroksilasi prokolagen.

Hidroksilasi yang adekuat akan menghasilkan

konfigurasi heliks yang stabil dan membentuk

ikatan silang yang adekuat untuk disekresi

dengan baik oleh fibroblas.

Peran Vitamin C pada Hiperpigmentasi

Warna kulit manusia dipengaruhi

oleh tiga komponen yaitu hemoglobin, karoten

dan pigmen yang disebut melanin.Ketika kulit

terpapar sinar Ultraviolet (UV) dan polusi,

secara alami, kulit akan membentuk melanin

(zat warna) yang berfungsi melindunginya dari

efek buruk yang timbul.

Penyebab terjadinya hiperpigmentasi

adalah paparan sinar UV, pengaruh hormonal,

contoh pada sebagian besar ibu-ibu hamil di

mana saat kehamilan plasenta menghasilkan

melanocyte-stimulating hormone (MSH) yaitu

(6)

50

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

melanin, menyebabkan kulit berwarna lebih

gelap dan terbentuk flek. Faktor lainnya adalah

penggunaan obat kontrasepsi, konsumsi

antibiotik, obat antiepilepsi dan obat

antiperadangan dalam waktu lama juga dapat

memicu aktivitas melanogenesis.5,15,21,22

Melanin

Melanin merupakan sel berdendrit

yang terletak di stratum basal epidermis,

diantara sel-sel keratinosit utama. Pada

pemeriksaan ultra-struktur, sel ini

menunjukkan desmosom dan

hemidesmosomnya lebih sedikit dan

dendritnya dapat mencapai bagian atas stratum

spinosum.20 Fungsi melanosit yaitu sel yang

memproduksi melanin untuk memberi warna

pada kulit, selain itu melanosit berfungsi untuk

melindungi DNA di inti sel kulit agar tidak

bermutasi karena radiasi sinar matahari.20,23,24

Melanin diproduksi dari suatu

struktur solid yang disebut melanosom yang

merupakan organel yang berada di membrane

sitoplasma. Melanosom berespon untuk sinteis

melanin dan transfer melanosit dengan

gerakan mikrofilamen kearah tepi sel (dendrit)

yang bergabung dengan keratinosit melalui

fagositosis.20,32

Gambar 3: Potongan melintang epidermis,

letak melanosit.

Dari gambar ini kita dapat melihat dimana

letak melanosit, dan apabila terkena sinar

matahari maka melanin yang telah diproduksi

akan naik ke permukaan kulit menyebabkan

noda hitam.

(Sumber:http://www.skininc.com/skinscience/

physiology/46738787.html?)

Dalam proses pigmentasi melanin

pada kulit, dikenal tiga fase penting, yaitu:20,25

Fase 1. Metabolisme pigmen

Sintesis melanin berkaitan dengan

maturasi struktural pigmen granuler

(perubahan dari premelanosom ke melanosom)

di bawah pengaruh genetik. Tetapi

metabolisme melanin dalam melanosit dapat

(7)

51

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

Vitamin C akan menghambat enzim tirosinase,

yang merupakan unsur penting dalam struktur

melanin. Waktu yang dibutuhkan untuk

mengurangi efek pigmentasi ini sekitar 4-12

minggu. Vitamin C bekerja dengan lactic acid

sebagai pengobatan kombinasi. Magnesium

ascorbyl fosfatase, L-ascorbid acid, ascorbyl

glucosamine dan ascorbic acid merupakan

bentuk vitamin C yang stabil dan juga

merupakan antioksidan yang efektif bagi kulit.

Diperlukan vitamin C dosis tinggi untuk

mereduksi melanosit, lebih dari 10% dari

setiap bentuknya. Secara umum asam askorbat

bekerja lebih baik dengan agen lainnya.

Kombinasi dari 5% asam mandelic dengan

vitamin C 5-10% efektif digunakan pada

pigmentasi kulit.2,15,20,23

Fase 2. Transfer melanosom

Keratinosit berperan aktif dalam

pengambilan granul pigmen yang sudah masak

dengan difagositosis dari dendrit yang

mengandung melanosom. Aktivitas ini

bergantung pada komposisi dan fungsi

membran. Setelah transfer melanosom dari

melanosit ke keratinosit, pigmen melanin

diangkut ke permukaan kulit melalui

deskuamasi.20

Fase 3. Distribusi malanosit per mm2

Distribusi melanosit pada seluruh

tubuh sangat bervariasi. Perbedaan regional

kemungkinan merupakan akibat dari berbagai

faktor, termasuk genetik, pada proses migrasi

melanosit. Kenaikan kepadatan melanosit ini

akan menimbulkan hiperpigmentasi.20

Pada umumnya setiap proses

penyembuhan luka akan mengakibatkan

perubahan warna kulit baik berupa

hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.

Perubahan warna kulit ini terjadi melibatkan

unit melanin dan keratinosit. Keratinosit pada

keadaan normal mengalami proliferasi dan

migrasi, maka selama reepitelisasi respon

keratinosit untuk berpoliferasi dan migrasi

lebih cepat.26

Gambar 4: Skema pembentukan melanin

(Sumber:http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/

(8)

52

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

Vitamin C pada kanker kulit.

Asam askorbat dan bentuknya yang

telah teroksidasi (asam dehidroaskorbat)

merupakan bentuk aktif, yang bereperan dalam

oksidasi-reduksi dalam transfer ion H. Vitamin

C sebagai antioksidan akan memberikan

elektronnya untuk menetralisir radikal bebas

yang reaktif. Vitamin C juga berperan penting

dalam metabolisme jaringan ikat dan banyak

fungsi penting lainnya. Dalam masalah kanker

vitamin C dapat mencegah konversi nitrit dan

amin sekunder menjadi nitrosomin yang

bersifat karsinogenik. Menurut American

Cancer Research Foundation, bila suatu jenis

sunscreen tidak dapat memproteksi kulit dari

kerusakan akibat radikal bebas yang

bersumber dari UV, penambahan antioksidan

baik vitamin E asetat, vitamin E alkohol, dan

Na- askorbil fosfat (vitamin C yang stabil)

dapat menambah daya proteksi sunscreen

tersebut. Didalam kulit ada enzim alami yang

memecah gugus fosfat dan membentuk

reservoir vitamin C.1,4,27

RINGKASAN

Vitamin C atau asam askorbat adalah

senyawa organik yang harus ada pada diet

dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan

integritas dan metabolisme tubuh yang normal.

Bersifat larut dalam air dan merupakan suatu

turunan heksosa. Vitamin ini mudah rusak

oleh proses oksidasi terutama bila terkena

panas. Vitamin C memiliki peran penting bagi

kulit yaitu:

1. Vitamin C berperan sebagai

antioksidan, menetralisir radikal

bebas dengan cara mendonorkan

elektron pada radikal bebas tersebut.

2. Vitamin C berperan aktif pada

sintesis kolagen, bekerja sebagai

kofaktor pada proses hidroksilasi

mengkatifkan prolil hidroksilase

untuk mengubah prokolagen menjadi

kolagen dan lisil hidroksilase untuk

pengikatan silang untuk mendapatkan

triple helix yang sehat.

3. Vitamin C berperan dalam mencegah

dan mengobati hiperpigmentasi,

dengan cara menghambat kerja enzim

tirosinase sehingga mengurangi

produksi melanin.

4. Dalam masalah kanker vitamin C

dapat mencegah konversi nitrit dan

amin sekunder menjadi nitrosamin

(9)

53

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

DAFTAR PUSTAKA

1. Bender DA, Mayes PA. Mikronutrien: vitamin dan mineral. Dalam: Murray RK. Granner DK. Rodwell VW, editor Pendit BU, alih bahasa. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC, 2009: 504-19.

2. Des F. Vitamin c. Akses: http://www.environ.co.za/contents/article s/vitaminc.htm (13 April 2009).

3. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka umum, 2004.

4. Dewoto HR. Vitamin dan mineral. Dalam: Gunawan SG. Setiabudi R. Nafriadi. Elysabeth. editor. Farmakologi dan terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya baru, 2007: 769-793.

5. Misnadiarly AS. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan kulit. Cemin dunia kedokteran 2006. 152: 43-5.

6. Higdon J. Vitamin C. Akses:

http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vita mins/vitaminC/index.html#rda (30 Juli 2009). bahan ajar. Bagian Ilmu Gizi FK Unsrat. Manado. 2007.

9. Carr AC. Frei B. Toward a new recommended dietary allowance for vitamin C based on antioxidant and health effects in humans. Akses: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10 357726?dopt (30 Juli 2009)

10. Andamari I. Waskito F. Soedirman S. elevance&resourcetype=HWCIT (16 Juli 2009).

12. Subarnas A. Pemahaman konsep radikal bebas dalam meningkatkan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010: Penentuan status antioksidan bahan alam-produk pangan in vitro: Komponen aktif antioksidan dalam bahan alam. Seminar nasional dan lokakarya. Bandung. Unpad. 2001.

13. Puglies PT. Vitamin C in skin care. Akses:

http://www.skininc.com/skinscience/phys iology/46738787.html?page=1 (12 Juli 2009).

14. Mitchell RN. Kumar V. Abbas AK. Fausto N. Hartono A. alih bahasa. Robbins and Cotran buku saku dasar patologis penyakit. edisi ke-7. Jakarta: EGC, 2009.

15. Puglies PT. Vitamin C in skin care. Akses:

http://www.skininc.com/skinscience/phys iology/46738787.html?page=1 (12 Juli 2009).

16. Guyton AC. Hall AE. Setiawan I. Tengadi LMA. Santoso A. alih bahasa, Setiawan I. editor, Fisiologi kedokteran buku ajar, edisi 9. Jakarta: EGC, 1997.

(10)

54

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

18. Mitchell RN. Penyakit lingkungan. Dalam: Kumar V. Cotran RS. Robbins SL. editor; Presetyo A. Pendit BU. Priliono T. alih bahasa; Asroruddin M. Hartanto H. Darmaniah N. editor bahasa Indonesia, Patologi Robbins buku ajar, edisi 7, Jakarta: EGC, 2007:297-343.

19. Wasitaatmadja SM. Faal kulit. Dalam: Djuanda A, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2007: 7-8.

20. Kabulrachman, Kelainan pigmen. Dalam: Harahap M. editor. Ilmu penyakit kulit. Jakarta: Hipokrates, 2000: 145-58

21. Slominski A. et al. On the Role of Melatonin in Skin Physiology and Pathology. NIH-PA Author Manuscript. Akses:

http://www.pubmedcentral.nih.gov/picre nder.fcgi?artid=1317110&blobtype=pdf (13 april 2009).

22. Fox LP. Merk HF. Bickers DR. Dermathological pharmachology. Dalam: Brunton, LL, editor. Goodman & Gilman’s The pharmachological basis of therapheutics. Eleventh edition. California: McGraw-Hill Companies, 2006: 1679-1706. Soepardiman L. Kelainan pigmen. Dalam: Djuanda A, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2007:289-300.

23. Bolognia JL. Orlow SJ. Melanocyte biology. Dalam: Bolognia JL. Jorizzo JL. Rapini RP. Dermatology. Vol.1. Spanyol: Morsby, 2003:935-45.

24. Pugliese PT. Pigmentation revisited. Akses:

http://www.skininc.com/skinscience/phys iology/40353012.html?page=(15 Juli 2009).

25. Damayanti N, Listiyawan MY. Fisiologi dan biokimia pigmentasi kulit. Berkala ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2004. 16:156-62.

Gambar

Gambar 1. Proses pembentukan Kolagen
Gambar 2. Proses hidroksilasi
Gambar 3: Potongan melintang epidermis,
Gambar 4: Skema pembentukan melanin

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa regio pada kromosom yang mengandung gen-gen terkait asma telah diidentifikasi dan beberapa gen perannya telah diketahui.. Identifikasi genetik pada penderita

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih ( Piper betle linn ) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada semua konsentrasi yang di

Hasil: Tebal parenkim ginjal, kadar hemoglobin dan rasio BUN/Creatinin memiliki hubungan signifikan dengan penurunan kreatinin sehingga dapat digunakan sebagai

Based neuroinfection study grup of Indonesian Neurologist, tetanus patient treated with Human Tetanus Immune Globulin (HTIG) to neutralized toxins, antibiotics

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan lingkar pinggang pada kelompok dewasa obes dan dewasa nonobes ( p <0,001) sedang kadar

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, kebutuhan kader, penghargaan, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan dimana

Olahan data ini dilakukan dengan cara editing, coding, entry dan tabulating, dengan penggunaan software SPSS versi 15.Uji hipotesis atau analisis bivariat

rectale dan pati Dioscorea esculenta dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga kadar HDL serum darah meningkat