• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Layanan Informasi dengan CD Interaktif tentang Narkoba untuk Siswa SMA N 1 Bojong Kabupaten Tegal T1 132009083 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Layanan Informasi dengan CD Interaktif tentang Narkoba untuk Siswa SMA N 1 Bojong Kabupaten Tegal T1 132009083 BAB II"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Layanan Informasi

Dalam buku penataan pendidikan professional konselor dan layanan BK dalam jalur pendidikan formal (DEPDIKNAS, 2008), layanan informasi yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang pandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun media elektronik)

Para siswa memerlukan berbagai informasi yang bersumber dari guru, orang tua, teman sebaya dan lain-lain. Informasi yang diperloeh bermanfaat bagi dirinya, tetapi ada pula informasi yang dimilikinya keliru, kabur, kurang lengkap, dan kurang sistematis sehingga membingungkan para siswa. Maka dari itu layanan informasi mempunyai peranan penting karenan informasi merupakan suatu proses yang dinamis dalam menuju suatu sasaran pengetahuan.

(2)

8 sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan pesera didik.

Definisi layanan informasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan dalam membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang narkoba atau NAPZA yang kerap kali siswa terjerumus didalamnya, sehingga siswa dapat memahami lingkungan hidupnya, mengembangkan cita-cita, siswa terhindar dari narkotika, dan siswa dapat termotivasi memanfaatkan bimbingan dan konseling terutama layanan informasi.

2.2.1 Fungsi Layanan Informasi

Dalam W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti (2004) dijelaskan fungsi pelayanan bimbingan di sekolah. Dijelaskan bahwa merujuk pada tujuan pendidikan nasional bangsa dan usaha dasar pembangunan nasional, yang manan pada intinya tujuan itu adalah mencapai perkembangan optimal siswa, sesuai dengan tujuan institusional. Maka hal yang perlu dilakukan lembaga pendidikan pada dasarnya membina tiga hal usaha pokok, yaitu:

1. Pengolahan administrasi. Hal ini dilakukan oleh bidang administrasi dan supervise.

(3)

9 3. Pelayayanan khusus kepada siswa dalam berbagai bidang yang membulatkan pendidikan siswa dan atau menunjang kesejahteraan siswa, seperti pengelola kegiatan ekstrakurikuler, pengadaan koperasi sekolah, pengadaan kantin sekolah, pelayanan perumahan, pengadaan perpustakaan, dan pelayanan bimbingan. Bentuk-bentuk pelayanan ini tercakup dalam istilah pembinaan siswa

bimbingan dan kosneling sebagai salah satu bidang sub bidang dari bidang pembinaan siswa mempunyai funsiyang khas bila dibandingkan dengan sub bidang lain, fungsi dari pelayanan bimbingan memiliki corak yang khas yaitu corak pelayanan bimbingan sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis. Tujuan pelayanan bimbingan adalah supaya sesama manusia mampi mengatur hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan beroedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik secara memuaskan. Dengan demikian, jelaslah bahwa cirikhas dari bantuan melalui pelayanan bimbingan terletak dalam tujuan bantuan itu diberikan, dan dari penjelasan singkat tersebut terungkap apa yang menjadi fungsi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi itu dapat dirinci atas:

(4)

10 menentukan program studi lanjutan yang sesuai; merencanakan budang pekerjaan, dan sebagainya.

2. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapinya.

3. Fungsi pengadaptasian. Yaitu fungsi bimbingan sebagai narasumber bagi tenaga pendidik lain

merujuk pada tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan seklah, bidang pekerjaan dan bidang pekerbangan pribadi sosial, supaya mereka dapat beajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri, maka dapat ditarik kesimpulan fungsi menurut W.S Winkel dan M. M Sri Hastuti (2004) yaitu fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menempakan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapinya.

Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) bahwa fungsi pelayanan BK meliputi:

1. Funsgi pemahaman yang mencakup pemahaman tentang diri siswa

(5)

11 3. Fungsi pengentasan yang akan menghasilkan terentasnya masalah yang

dialami siswa.

4. Funsgi pemeliharaan dan pengembangan yang menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai petensi positif siswa dalam rangka perkembangan diri.

Merujuk pada tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentan data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dapat belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya senidiri, maka dapat ditarik kesimpulan fungsi layanan informasi menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) yakni:

1. Fungsi pemahaman, yaitu funsgi layanan BK berupa layaan informasi yang akan menghasilkan pemahaman tentang suatu hal oleh pihak-pihak yang diberi layanan agar siswa dapat berkembang sesuai yang diinginkan.

2. Funsgi pencegahan, yaitu fungsi layanan bimbingan dan konseling berupa layanan informasi yang akan menghasilkan dapat tercegahnya atau terhindarnya permasalahan yang akan mengganggu, menghambat, dan menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangna siswa.

2.2.2 Tipe-Tipe Informasi

(6)

12 1. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan pra jabatan dari berbagai jenis, memulai dan semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.

2. Informasi tentang dunia pekerjaanm yang ada di masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatab (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai system klasifikasi/jabatan dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.

3. Informasi tentang perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mancakup semua data dan fakta dan psikologis bersama dengan hubungan timbale balik antara perkembangan kerpribadian dan pergaulan sosial di berbagai lingkungan masyarakat.

Dari berbagai tipe layanan informasi di atas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua dara dan fakta serta psikologis, bersama dengan hubungan timbale balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial di berbagai lingkungan masyarakat.

2.2.3 Tujuan Layanan Informasi

(7)

13 bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, upaya mereka dapat belajar tentang lingkuangn hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbabagai pengetahuan tentang likungan hidup yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan jabatan, maupun sosial budaya. Menurut Hendarno (2003) tujuan layanan informasi adalah memberikan berbagai keterangan, fakta tentang dunia pendidikan dan dunia kerja kepada siswa agar mempunyai pemahaman/ pengertian yang berul tentang dunianya. Dengan pemahaman yang baik dapat digunakan untuk mengambil keputusan/ menentukan pilihan/

2.2.4 Pedoman Pemberian Layanan Informasi

Menurtu W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti (2004) meskipun bentuk bahan informasi banyak, namun staf bimbingan harus menilai apakah isi bahan informasi yang terkandung dalam semua bentuk dan disampaikan oleh semua sumber itu sesuai dengan kebutuhan siswa, maka staf bimbingan perlu mengevaluasi dengan menerapkan pedoman/kriteria sebagai berikut:

(8)

14 paling baru, petugasbimbingan harus menyadarkan siswa akan hal itu dan menunjukan bagian-bagian yang sudah tidak berlaku lagi.

2. Bahan informasi harus jelas dalam isi dan cara menguraikan, sehingga pihak pemakai mudah menangkapnya.

3. Bahan informasi harus relevan bagi siswa di jenjang pendidikan tertentu, mengingat kebutuhan pada fase perkembangan tertentu.

4. Bahan informasi harus disajikan secara menarik, sehingga menimbulkan minat siswa utnuk mempeajari dan mengolahnya.

5. Bahan informasi yang disajikan oleh orang-perorangan harus bebas daru segala faktor subjektif yang mengaburkan ketapatan dan kebenaran dari informasi tersebut.

6. Bahan informasi harus berguna dan bermanfaat bagi semua kalangan khususnya siswa di jenjang pendidikan menengah.

2.2.5. Asas Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004), layanan informasi pada umumnya merupakan kegiatan yang diikuti oleh peserta dalam satu forum terbuka. Azas kegiatan mutlak diperlukan, didasarkan pada azas kesukarelaan dan keterbukaan. Azas kerahasian diperlukan dalam layanan diselenggarakan apabila untuk peserta atau konseli khususnya dalam kegiatan informasi yang sangat pribadi.

(9)

15 2.3 Multi Media Interaktif

2.3.1 Pengertian Multi Media Interaktif

Menurut Rachmat dan Aphone (2005) multi media berasal dari kata multi (bahasa latin) yang memiliki arti banyak, beraneka ragam dan medium ( Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1992) juga diartikan sebagai suatu alat untuk mendistribusikan dan menyaampaikan informasi. Pengertian multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:

(10)

16 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) berupa teks, suara, gambar, grafik, video, interaksi, dll, yang telah dikemas kedalam format digital dan digunakan untuk menyampaikan informasi kepada public.

2.4 CD Interaktif

2.4.1 Pengertian CD (Compact Disk)

Pengertian CD menurut Hari Binuko (2010), adalah sometimes spelled disk (CD) is a small, portabel, round, medium made of moled polymer back audio, video, text, and other information in digital form. Bahwa CD adalah media yang berbentuk bulat kecil, dan mudah dibawa uang tebuat dari polimer (hampirsama seperti disket) untuk perekam elektronik, penyimpan data dan pemutar audio, video dan informasi lain dengan bentuk digital CD.

Selanjutnya menurut Benjamin Mell dan Guillaume Begin dalam Hari Binuko (2010) yaitu a (CD) is an optical disk used to store music anda data by writing data as pits in a reflective layer. Adalah sebuah cakaram optil yang digunakan untuk menyimpan music dan data dengan menulis data pada lubang di lapisan yang memantulkan cahaya.

(11)

17 2.4.2 Pengertian CD Interaktif

CD interaktif berasal dari dua kata yaitu CD dan Interaktif. CD berasal dari bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Compact Disc, sedangkan interaktif dalam KBBI diartikan sebagai dialog antara komputer dan terminal atau komputer dengan komputer.

Mengutip dari Tim Medikomp (2000), CD interaktif merupakan media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD dengan tujuan aplikasi interaktif didalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program kedalam kepign CD.

Kemudian dalam program tak show e-life style yang didokumentasi oleh metro TV pada tahun 2003, disebutkan bahwa CD interaktif adalah sebuah CD yang berisi menu-menu yang dapat di “klik” untuk menampilkan sebuah informasi tertentu. Dari sini jelas bahwa system interaktif yang dipakai CD interaktif sama persis dengan system navigasi internet, hanya berbeda di sini adalah media yang dipakai oleh keduanya. CD interaktif memakai media off line berupa CD sementara internet memakai media on line.

(12)

18 beberapa menu yang berperan sebagau hot spot untuk menampilkan suatu informasi tertentu.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan CD Interaktif

Tentunya CD interaktif memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut Maroebeni (2003) kelebihan dan kekurangan CD Interaktif adalah sebagai berikut:

1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer (software), artinya CD interaktif didesain untuk proses interaksi, tampilan software tersebut terdaoat ikon-ikon yang dapat di “klik” oleh pengguna.

2. Menambah pengetahuan (informasi). Informasi yang dimaksud adalah informasi layanan informasi, artinya software dibuat dengan lebih mengutamakan kemudahan peserta dalam memahami sebuah informasi. 3. Tampilan audio visual yang baik dan menarik, artinya tampilan dan audio

lebih menarik jika dibandingkan dengan media visual 2D lainnya seperti buku, poster, dan sebagainya.

Sedangkan kelemahannya adalah:

1. Medium yang digunakan adalah komputer, masalah lain akan timbul jika sasaran CD interaktif adalah pengguna yang tidak memiliki komputer untuk menjalankan software ini, karena software ini hanya bias dijalankan melalui komputer.

(13)

19 3. Pemeliharaanya harus lebih berhati-hati daripada buku (tidak boleh terkena

panas, tertimpa benda berat, dan tergores)

Dari semua keunggulan CD interaktif diatas, menurut Suyanto (2003) diketahui bahwa CD interaktif dapat menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan.

2.4.4 Jenis CD Interaktif

Di Indonesia sudah banyak beredar beragam CD interaktif. Namun dalam penggunaanya dalam dunia pendidikan CD interaktif sangat populer sebagai media pembelajaran, seperti sudah beredar CD interaktif untuk siswa SD yang menjelaskan tentang organ-organ tubuh, dan belajar tokoh pewayangan, dan lain sebagainya.

Menurut Suyanto (2003), ada beberapa jenis web design atau CD interaktif yang dikelompokan sesuai tujuannya yaitu (1) alat pemasaran, (2) nilai tambah, (3) catalog, (4) E-Learning, (5) Komunitas, (6) portal, dan (7) personal. Pengembangan media CD interaktif dalam penelitian ini akan menggunakan jeni E-Learning yang menurut Suyanto (2003) merupakan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan.

(14)

20 dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, E-lerning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan pengembangan tkonologi pendidikan. Ke empat, kapasitas siswa dalam menguasai bahan yang disampaikan lewat E-learning amat bervariasi, tegantung bentuk, isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar semakin baik penguasaan siswa yang pada gilirannya akan memberikan hasil baik.

(15)

21 2.4.5 Elemen-Elemen Perancang CD Interaktif

Membuat halaman CD interaktif tak ubahnya membuat halaman web karena memang secara umum halaman web sama dengan halaman CD interaktif, hanya medianya saja yang berbeda. Dengan demikian hanya kaidah-kaidah yang ada pada CD interaktif dan web adalah sama

Seorang desainer menggunakan elemen-elemen pokok agar sebuah desain dapat secara efektif dapat menyampaikan tujuannya. Menurut Oetomo (2001) elemen-elemen yang digunakan tersebut antaralain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi. Sedangkan menurut Maroebeni (2001) menyatakan, ada 10 unsur yang dapat digunakan untuk merancang sebuah halaman CD interaktif yang cantik dan artistic, yaitu huruf, warna, gambar, model kartun, foto, animasi, tiga dimensi, bentuk-bentuk geometri, tekstur, dan manusia.

Dari beberapa pendapat tersbut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa elemen yang sangat vital dalam proses perancangan sebuah CD interaktif dan efektif diantaranya, tipografi yaitu : background, huruf (font) serta memasukan simbolisme, warna, fotografi, animasi, dan tema.

2.4.6 Prinsip-Prinsip Desain CD Interaktif / Web Deisgn

Menurut Suyanto (2002), prinsip utama sebuah desain adalah kualitas atau karakteristik bawaan dalam berbagai bentuk seni, seperti keseimbangan, kontras konsistensi, ruang kosong, dan lain sebagainya.

(16)

22 Keseimbangan dalam hal desain web adalah aturan dari kekontrasan visual. Ketika menyusun elemen dalam suatu media, maka yang harus dipertimbangkan adalah bobot visual dari suatu media, maka yang harus dipertimbangkan adalah bobot visual dari setiap elemen. Bobot elemen biasanya dapat lebih dikenali dari ukuran objek dan kedapatan detil atau tekstur. Bila kekontrasan antar elemen terlalu besar, keserasian dan keseimbangan akan hilang.

Hubungan antara proporsi dan ukuran harus benar-benar dipertimbangkan. Setiap objek dalam halaman harus terlihat serasi dalam kesatuan yang saling menghubungkan makna. Ada tiga jenis keseimbangan, yaitu:

a. Keseimbangan Simetris. (formal)

Keseimbangan simetris mempunyai elemen yang bobotnya sama pada dua sisi dari garis vertical dalam satu layer. Tata letak simetris ini menghasilkan desain yang statis dan terkesan formal, sederhana mudah pembuatannya tetapi membosankan dan kurang menarik.

b. Keseimbangan Asismetris. (Informal)

(17)

23 faktor yaitu, (1) warna, yang dapat menjadi penyeimbang antara objek yang besar dengan objek yang lebih kecil. (2) Bentuk, di mana objek memiliki kesan datar namun memiliki detil-detil yang lebih teliti. (3) posisi, di mana dengan menempatkan objek yang dominan pada posisi agak ke tengah akan terlihat seimbang dengan area dan objek yang lebih kecil pada lawan arahnya.

2. Kontras

Kontras mudah dipahami dengan melihat dari dua objek yang berkainan sehingga tampilan desain berkesan menonjol dan menarik perhatian. Pemberian kontras pada suatu objek haruslah kontras positif, karena jika kontras yang diberikan negative maka objek akan menjadi samar-samar, bahkan tidak telihat karena warna terserap background.

3. Konsistensi

Konsistensi membuat pengguna merasa nyaman karena dapat menjelajah media atau situs dengan mudah. Ketika pengguna melakukan penjelajahan dengan membuka jendela baru maka pengguna akan langsung tahu ke mana harus pergi dan huga tahu sedang berada dimana.

(18)

24 4. Ruang Kosong.

Ruang kosong atau whitespace biasanya disebut dengan ruang negative, yaitu suatu isitilah yang menggambarkan suatu ruangan terbuka diantara elemen-elemen desain. Ruang kosong memisahkan atau menyatukan elemen-elemen-elemen-elemen layout, menegaskan sebuah elemen, atau sebagai tempat istirahat bagi mata. 2.4.7 Kriteria CD Interaktif/ Web Design Yang Baik

1. Usability

Menurut Neilsen (2002), usability meilbatkan pertanyaan dapatkah user menemukan cara untuk menggunakan aplikasi tersebut dengan efektif. Atau, usability adalah sebagai pengalaman pengguna dalam berintaraksi dengan aplikasi sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat.

Aplikasi harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal, antara lain:

a. Mudah Untuk Dipelajari

Istimewakan bagian-bagian dari isi aplikasi suatu halaman web desain atau CD interaktif.

b. Efisien dalam penggunaan

(19)

25 c. Mudah untuk diingat.

Jika sebuah CD interaktif sudah jadi, sebaiknya tidak melakukan perubahan 100%, jika diharuskan menerbitkan edisi selanjutnya maka desainer perlu membuat desain yang mencirikan desain pertama.

d. Tingkat kesalahan rendah

Hindari link atau tombol navigasi tidak berfungsi. 2. Sistem Navigasi (struktur)

Navigasi membantu pengunjung untuk menemukan jalan yang mudah ketika mengoperasikan aplikasi, yang pada intinya dalam sebuah desain web atau CD interaktif berisikan tombol untuk menunjukan arah, atau tindakan yang harus pengguna lakukan.

(20)

26 3. Graphic Design ( Desain Visual)

kepuasan visual seseorang secara subjektif meibatkan bagaimana desainer membawa mata user menikmati dan menjelajahi aplikasi melalui layout, warna, bentuk, dan tipografi. Grafik membuat halaman menjadi indah tetaoi bisa memperlambat akses karena semakin bersanya grafik yang di load dan semakin bersarnya file yang dimasukan.

Desain yang baik setidaknya memiliki komposisi warna yang baik dan konsisten, teks mudah untuk di baca penggunaan grafik yang memperkuat isi teks, dan secara keseluruhan membentuk suatu pola yang harmonis.

4. Contens

Sebaik apapun web design atau CD interaktif secara adesain grafis, tanpa konten yang berguna dan bermanfaat maka akan kurang berarti. Konten yang baik akan menarik, relevan, dan pantas untuk target audience aplikasi tersebut. Gaya penulisan dan bahasa yang digunakan harus sesuai dengan target pengguna. Hindari kesalahan dalam penulisan, termasuk tatabahasa dan tanda baca, di setiap halaman, judul, dan headernya.

(21)

27 Jika konten yang berbentuk multimedia, usahakan berhubungan dengan isi aplikasi. Misalkan video, hindari kesalahan yang fatal seperti tidak sinkronnya visual dengan sound.

5. Compability

Aplikasi multimedia mempertimbangkan jenis perangkat apa yang akan digunakan, multimedia harus kompatibel dengan bebagai perangkat, hindari terjadinya crash ketika pengguna akan menggunakan aplikasi tersebut.

6. Accesibility

Aplikasi multimedia harus bisa digunakan oleh siapapun yang membutuhkannya. Ada berbagai hambatan yang ditemukan dari sisi pengguna untuk bisa menikmati aplikasi tersebut. Seorang desainer harus mempertimbangkan masalah tersebut dan segera memberikan solusi yang terbaik.

Untuk hambatan fisik, bagaimana memaksimalkan penggunaan konten ketika satu atau lebih indra dimatikan atau dikurangi kerjanya, terutama untuk pengguna dengan kekurangan indra penglihatan. Pengguna yang mempunyai keterbatasan pengelihatan, kesulitan utama terletak pada ukuran teks, atau hal lain, hingga tidak dapat membacanya.

7. Interactivity

(22)

28 tersebut. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlink (link), dan mekanisme feed back.

Gunakan hyperlink untuk membawa pengguna ke suatu hal yang menunjang isi konten lebih dalam dan mendetail seperti memutar sebuah video atau sebagainya. Sedangkan untuk mekanisme feedback, contohnya adalah seperti quis yang mengharuskan pengguna menjawabnya dengan benar. Elemen-elemen interaktivitas aplikasi tersebut akan membuat pengunjung menjadi lebih sering kembali menggunakan aplikasi tersebut. Fungsi-fungsi terdapat pada elemen interaktivitas harus bersifat positif, dan harus berfungsi dengan baik.

2.5 Narkotika

2.5.1 Penggunaan Istilah 1. NAPZA

Menurut Supramanto (2001), NAPZA berasal dari kata narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain. NAPZA sering disebut juga zat proaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan dan pikiran.

(23)

29 Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sector pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial

2. NARKOBA

Narkoba berasal dari kata narkotika, psikotropika dan bahan adiktif. Istilah terbaru muncul akhir-akhir ini adalah NAPZA yaitu narkootika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Apapun isitilahnya bentuk barang dari masing-masing arti adalah sama.

(24)

30 dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

3. Psikotropika (UU NO 35 Tahun 2009)

psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang bersifat psiko-aktif melalui selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan menjadi 4 yaitu:

a. Psikotropika Golongan I, adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan uintuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

b. Psikotropika Golongan II, adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan sera mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

(25)

31 d. Zat Adiktif

Zat adiktid adalah bahan kimia atau sesuatu baik dalam keadaan tunggal maupun campuran yang bersifat memancarkan radiasi, mudah meleak, mudah menyala atau terbakar. Bahan berbahaya diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu:

a. Kelas I, yaitu dapat menimbulkan bahaya fatal dan secara langsung atau tidak langsung karena sulit penanganannya dan pengamanannya.

b. Kelas II, yaitu bahan mudah meledak karena gangguan mekanik c. Kelas III, yaitu bahan bersifat antagenik dan matagenik

d. Kelas IV, yaitu bahan korosif sedang dan lemah.

Penyalahgunaan narkoba merupakan penyakitendemic dalam masyarakat modern, penyakit kronik yang berulangkali kambuh dan merupakan proses gangguan mental adiktif. Zat-zat yang tergolong narkotika dalam undang-undang narkotika no 35 tahun 2009 di Indonesia yang paling dilarang untuk disalah gunakan adalah ganja, morphine, heroine, dan kokain. Menurut efek yang dihasilkan psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu:

a. Golongan Psikodesleptika, yaitu asam lisergik dietil-amida/LSD, meskalina, psilosibina, dan zat lain yang khasiatnya serupa

(26)

32 c. Golongan Sedative/ Hypnotika yaitu nitrazepam, barbiturate dan persenyawaan serta zat lain yang khasiatnya serupa.

d. Golongan Ansiolitika (anti cemas) dan zat lain yang khasiatnya serupa. 2.5.2 Berbagai dampak Narkoba

Perlu diingat narkoba telah digunakan selama berabad-abad setelah peradaban manusia. Narkoba digunakan untuk mengpbati penyakit, sebagai bagian dari ritual keagamaan, dalain-lain. Segala sesuatau yang digunakan secara berlebihan akan tidak akan berdampak baik. Pada awal penggunaan narkoba, saat narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis yang kecil masih belum ada dampak yang berarti.

Tetapi dengan berjalannya waktu, serta bertambahnya doseis penggunaa dan apalagi ditambah adanya kebiasaan di kalangan para pecandu untuk menggunakan jenis narkoba berbeda (polydrug use) dan mencampur narkoba yang berlawanan jenis untuk mendapatkan efek yang berbeda (mixing drugs) maka bertambah rumit dan kompleks pula dampak yang akan muncul.

Dampak dari obat-obatan sangat beragam dan berbantung pada beberaoa faktor yaitu usia, jenis zat, cara menggunakan, dan lama penggunaa. Dampak obat-obatan beragam karena zat yang terkandung di dalam setiap obat atu narkotika juga sudah berbeda, menurut Arif Suherman (2003) adiksi terhadap narkotika berdampak tidak hanya pada aspek fisik dan mental seseorang tetapi juga pada keadaan emosional, fsm spiritual yang bersangkutan.

(27)

33 Adaptasi biologis tubuh manusia terhadap penggunaan narkoba untuk jangka panjang bisa dibilang cukup ektensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh manusia bahakan dapat berubah bergitu banyak hingga sel-sel dan organ tubuh menjado tergantung [ada obat tersebut. Namun bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin aka nada kelebihan suatu jenis anzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu dan secara otomatis tubuh akan menyeimbangkan kondisi yang sedang terjadi dan gejala ini biasa disebut dengan Gejala Putus Obat (GPO.

GPO merupakan momok tersendiri bagi para pengguna narkoba. Ketakutan itu berupa rasa sakit ketika pengguna mengalami GPO yang sangat tidak mengenakan dan ini salah satu alasan mengapa pengguna sangat sulitterlepas dari narkoba. Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berkir dengan ketaup jantung yang bocor, paru-paru yang keropos, dan liver yang rusak, belum lagi kerusakan fisik akibat infeksi virus (HIV dan Hepatitis C) yang umum diderita oleh pecandu yang menggunakan jarum suntik.

2. Dampak Mental

(28)

34 Ketergantungan yang dialami secara fisik akan selesai jika GPO terlewati, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, didalam bentuk yang dikenal dengan isitilah sugesti.

Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw itu bersifat fisik dan merupakan munculnya keinginan utnuk kembali menggunakan narkoba, sugesti ini tidak mudah hilang setelah pengguna tidak lagi mengkonsumsi narkoba.

Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif komplusif, serta tindakan implusif. Pikiran pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya yang ada dalam pikiranya, pecandu aklan menggunakan segala cara untuk memikirkan cara tercepat untuk mendapatkan narkoba, tetapi pecandu tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukan seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impusive.

Pecandu juga selalu berfikir dan berperilaku kompusif, dalam artian pecandu selalu mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunannya, teruatama yang sudah dalam tahap kecanduan ini semua membuktikan bahwa adiksi adalah penyakit yang berbahaya.

(29)

35 saat menggunakan narkoba perasaan (mood) serta emosi seseorang juga ikut berpengaruhm salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood dan oleh karena narkoba dapat merubah mood seseorang lebih ekstim atau sebaliknya. Jenis-jenis narkotika tertentu terutama alcohol dan jenis-jenis narkotika yang termasuk dalam kelompok uppers seperti shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan pada pengguna, dan seringkali mengakibatkan timbulnya kekerasan terutama jika seseorang tersbut pada dasarnya memang orang yang ber emosi tinggi.

Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja, suatu saat tampaknya terlihat baik, namun dibawah pengaruh narkoba beberapa saat kemudian orang tersebut berubah menjadi orang yang sangat agresif. Saat seorang telah menjadi pecandu, ada suatu kepribadian yang muncul yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian jinkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang terpenting dalam hidupnya adalan bagaimana cara agat pecandu mendapatkan narkoba.

4. Dampak Spiritual

(30)

36 perilaku dalam hidup, pecandu tidak lagi melakukan hobi-hobinya, atu jika sebelum pecandu menggunakan narkoba sering rajin beribadah, namun setelah menggunkan narkoba pecandu tidak akan melakukan ibadah.

Ini menyebabkan pencandu seringkali hidup terisolir, pecandu memilki dunianya sendiri dan mengisolasi dirinya dan dunia luar yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba, pecandu akan menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan akan mencari teman-teman lain yang samaa-sama mengetahui kondisi pecandu. Secara spiritual narkoba adalah pusat hidup pecandu dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan, adiksi terhadap nakoba membuat pengguna narkoba menjadi jauh lebih baik penting, daripada keselamatan dirinya sendiri.

5. Kerusakan Otak

Pengertian kerusakan otak disini adalah otak yang tidak lagi bekerja seuai fungsinya. Penggunaan obat-obatan sangat jelas akan menimbulkan kerusakan otak apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama serta penggunaan lebih dari satu jenis ataupun dicampur dengan alcohol. Penggunaan obat-obatan akan merubah system kerja syaraf pusat (CNS: Central Nerveous System)

(31)

37 kerusakan otak secara permanen, apalagi penggunaan narkoba dicampur dengan norkoba lain.

6. Retardasi

Retardasi sering dikaitkan dengan keterbelakngan mental, seperti berbagai dampak yang telah diuraikam diatas memang secara fisik mungkin tidak terlalu tampak, namun ketiga aspek lainya sudah sangat terpengaruh bahkan seringkali dikatakan bahwa pencandu akan mengalami gangguan perkembangan mental pada saat pecandu muli menggunakan obat-obatan tersebut.

Maisalnya, seorang pecandu memakai narkoba saat usia 16 tahun, maka perkembangan mentalnya berhenti pada usia 16 tahun meskipun saat pecandu masuk kedalam rehabilitasi dan telah berusia 26 tahun. Bisa dikatakan pecandu mengalami retardasi mental, emosional, dan spiritual. Memang keadaanya tidak terlihat bahkan secara fisik, karene memiliki karakteristik fisik yaitu Mongolian face, tetapi tetap saja ini membuat pecandu tidak dapat berfungsi sebagai manusia yang seutuhnya.

2.4.4 Upaya-Upaya Pencegahan

(32)

38 ekonomi, cultural, dan mental. Kemudian perlu dipahami akibat-akibat negative yang membahayakan bagi perilakuknya serta dampaknya yang pastimerugikan dan meresahkan kehidupan masyarakat. Secara global pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dapat dilakukan dengan cara moralistic dan abolisionik. Cara moralistic dalam usaha mencegah penyalahgunaan narkoba adalah menitik beratkan pada permbinaan moral dan mental anak remaja. Dalam hl ini kegiatan yang dilakukan dapat dilakukan dengan member pembinaan agama. Sedangkan cara abolisionik dalam usaha mencegah penyalahgunaan narkoba oleh kaum remaja adalah mengurangi, bahkan untuk menghilangkan sebab-sebab yang mendorong para remaja menyalahgunakan narkoba. Dewasa ini yang tidak kalah pentingnya ialah meningkatkan usaha untuk memperkecil faktor-faktor yang membuat para remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba yaitu seperti broken home, atau quasi home, frustasi, pengangguran, dan kurangnnya sarana informasi tentang narkoba bagi remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Nah, kali kami dari Via Vallen - Teman Rasa Pacar Mp3 akan sedikit membahas tentang perbedaan pertanyaan yang biasanya ditanyakan cewek dan cowok saat mereka akan membeli

Objek form untuk menggambar tampilan yang kita inginkan dengan memasukkan objek command button untuk proses memilih status dan keluaran dari program. Untuk memudahkan kita

Berdasarkan hasil penelitian, strategi dalam meningkatkan kualitas layanan dalam perspektif etika bisnis Islam yang diterapkan di toko tradisional Kawan Kita

perusahaan terutama perusahaan jasa, memberikan kualitas layanan yang baik sangat wajib dilakukan perusahaan untuk memuaskan nasabahnya, citra bank merupakan identitas

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Wanita yang memasuki dewasa madya akan menghadapi berbagai persoalan baik yang berkaitan dengan perubahan fisik, perubahan minat (kegiatan orang dewasa pada waktu luang),

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa eksploitasi yang dialami oleh anak yaitu keria penuh waktu dari 11 sampai 12 jam per hari bahkan bisa lebih dan itu, anak dilibatkan