• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ORIENTASI LAYANAN TERHADAP RETENSI PELANGGAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH BLAURAN SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ORIENTASI LAYANAN TERHADAP RETENSI PELANGGAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH BLAURAN SURABAYA."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ORIENTASI LAYANAN TERHADAP RETENSI

PELANGGAN PADA PT. PEGADAIAN (Persero) CABANG SYARIAH

BLAURAN SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

PIPIT RIZKI KURNIA SARI

NIM : C34212105

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Orientasi Layanan Terhadap Retensi Pelanggan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya” ini merupakan penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang apakah terdapat pengaruh orientasi layanan secara simultan terhadap retensi pelanggan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya dan apakah terdapat pengaruh orientasi layanan secara parsial terhadap retensi pelanggan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan jenis penelitian asosiatif. Asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan angket atau kuisioner dan dokumentasi yang diperoleh dari pihak PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada pengaruh Orientasi layanan yang diukur menggunakan lima Variabel secara simultan yang didasarkan atas uji F. Hasil uji F simultan diperoleh nilai signifikan < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05 dengan demikian hipotesis pertama terbukti. Hasil uji T parsial untuk variabel orientasi layanan yaitu Visi layanan (X1) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.159 > 0.05; variabel kepemimpinan layanan (X2) sebesar 0.015< 0.05; variabel perlakuan terhadap pelanggan (X3) sebesar 0.013< 0.05; variabel teknologi layanan (X4) sebesar 0.013 < 0.05; dan variabel pelatihan layanan (X5) sebesar 0.067 > 0.05. Maka, untuk hipotesis kedua hanya variabel (X2, X3, dan X4 ) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi pelanggan karena nilai signifikan t < 0.05 sedangkan untuk variabel (X1,dan X5) tidak berpengaruh signifikan terhadap retensi pelanggan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya karena nilai signifikan t > 0.05.

Retensi pelanggan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya dapat dikembangkan dengan memberikan perhatian serta layanan yang penuh terhadap pelanggan atau nasabah baru. Besarnya pengaruh kepemimpinan layanan, teknologi layanan, dan perlakuan terhadap pelanggan menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan perusahaan telah memadai sehingga lebih diperhatikan lagi untuk kedepannya agar pelanggan tetap setia dan mau menggunakan produk maupun jasa PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya. Pengaruh visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan terhadap retensi pelanggan sebesar 39.4 %, selebihnya 60.6 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

E. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Landasan Teori ... 14

1. Definisi Manajemen Pemasaran ... 14

2. Orientasi Layanan ... 16

a. Visi Layanan ... 20

b. Kepemimpinan Layanan ... 24

c. Perlakuan Terhadap Pelanggan ... 26

d. Teknologi Layanan ... 30

(8)

3. Retensi Pelanggan ... 37

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 41

C. Kerangka Konseptual ... 47

D. Hipotesis ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 50

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

D. Variabel Penelitian ... 51

E. Definisi Operasional ... 52

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

G. Data dan Sumber Data ... 57

H. Teknik Pengumpulan Data ... 57

I. Teknik Analisis Data ... 58

1. Uji Asumsi Klasik ... 58

2. Tabulasi Jawaban Responden ... 61

3. Regresi Linier Berganda ... 61

4. Uji Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 64

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 64

B. Deskripsi Umum Subjek Penelitian ... 65

C. Hasil Pengujian ... 80

BAB V PEMBAHASAN ... 96

BAB VI PENUTUP ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 47

4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 66

4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ... 69

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Visi Layanan ... 71

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan Layanan... 72

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perlakuan Pelanggan ... 74

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Teknologi Layanan ... 75

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelatihan Layanan ... 77

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Retensi Pelanggan ... 78

4.11 Grafik Normal P-P Plot ... 83

4.12 Grafik Scatterplot ... 85

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan JenisKelamin ... 66

4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ... 69

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Visi Layanan ... 70

4.6 Tanggapan Terhadap Variabel Kepemimpinan Layanan ... 72

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perlakuan Pelanggan ... 73

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Teknologi Layanan ... 75

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelatihan Layanan ... 76

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Retensi Pelanggan ... 78

4.11 Hasil Uji Validitas ... 80

4.12 Hasil Uji Reliabilitas... 81

4.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ... 82

4.14 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

4.15 HasilUji F (Simultan) ... 89

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis saat ini semakin ketat, sehingga menuntut

perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi pemasarannya.

Banyak produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada

konsumen sehingga membuat konsumen bebas untuk memilih produk,

merek, harga, dan pelayanan yang terbaik. Dengan demikian agar suatu

perusahaan dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam

persaingan, maka penting bagi perusahaan tersebut untuk dapat

menciptakan serta mempertahankan pelanggannya sekaligus

mengupayakan pelanggannya agar tidak pindah.

Orientasi layanan dari penyedia jasa lalu dianggap faktor yang

penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan penyedia jasa.1

Walaupun posisinya adalah penting di rantai jasa, hanya beberapa

penelitian yang melakukan kostruksi dari orientasi layanan pada pelanggan

dan pengaruhnya terhadap kesuksesan perusahaan penyedia jasa.2

Keberhasilan penjualan pada perusahaan jasa tidak hanya

tergantung pada produk yang dijual namun juga pada usaha-usaha yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan

terhadap produk yang dijual, dan yang lebih penting lagi adalah bahwa

1 Bitner dkk.,1990 dalam Abdul Rahman, “ Analisis pengaruh Orientasi karyawan pada Pelanggan

terhadap komitmen dan retensi pelanggan asam sulfat pada PT. Gresik Cipta Sejahtera” (Skripsi—Universita Airlangga Surabaya, 2008), 3.

(12)

2

pelanggan kembali menggunakan jasa pelayanan perusahaan dan tetap

setia pada produk yang telah menjadi andalannya. Di masa lalu, strategi

retensi pelanggan kurang diperhatikan karena para praktisi pemasaran

lebih memfokuskan untuk menarik pelanggan baru.3 Anderson dan mittal

menyatakan bahwa perusahaan yang tetap menambah jumlah

pelanggannya tetapi tidak mampu untuk mempertahankan pelanggannya

tidak akan melihat hasil akhir yang positif.4

Fornell dan Wernelfelt menemukan bahwa pelanggan yang puas

akan diberikannya pelayanan, mempunyai tingkat probibabilitas untuk

kembali antara 95 sampai 97 persen. Lebih jauh lagi, diperlukan keahlian

karyawan untuk dapat menciptakan keseimbangan antara pemenuhan

kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang sama melaksanakan kewajiban

sebagai karyawan dalam perusahaan. Sehingga proses penyampaian jasa

dapat berlangsung dengan optimal dan kepuasan pelanggan dapat tercapai,

yang pada akhirnya membuat pelanggan tetap membeli dan juga

menggunakan produk tersebut serta tidak beralih kepada perusahaan jasa

yang lain.5

Retensi pelanggan adalah mempertahankan hubungan bisnis yang

terjadi antara penyedia produk atau layanan dengan pelanggan.6 Customer

retention atau retensi pelanggan menekankan kegiatan pemasar dalam mempertahankan pelanggan, menurut Ranaweera dan Prabhu retensi

3Ibid.

4Ibid. 5Ibid. 6

(13)

3

pelanggan didefinisikan sebagai kecenderungan pelanggan di masa

depan untuk tetap bertahan terhadap penyedia layanan.7 Manfaat langsung

dari customer retention atau mempertahankan pelanggan adalah

pengurangan biaya pemasaran dan iklan, beberapa penelitian juga

menunjukkan pelanggan yang puas dengan sebuah layanan akan

melakukan word of-mouth communication.8 Retensi pelanggan bertujuan

untuk tetap membuat bisnis suatu perusahaan tumbuh dan berkembang,

sehingga tercipta standar ukuran efektif sebagai penentu keberhasilan

program dan strategi retensi. Tujuan akhir dari program retensi adalah

membuat produk dan layanan perusahaan semakin diminati dan menjadi

referensi kepada pelanggan baru.9

Menurut Kotler terdapat tiga faktor untuk membangun Retensi

Pelanggan. yaitu yang pertama adanya financial benefits (Manfaat

keuangan) Retensi pelanggan memberikan manfaat keuntungan terhadap

perusahaan, hal tersebut karena adanya pembelian yang berulang, serta

adanya pembentukan kelompok pelanggan dengan perusahaan dan adanya

pemberian penghargaan bagi pelanggan dari perusahaan. Yang kedua

social benefits (manfaat sosial) membentuk hubungan secara pribadi antara pegawai perusahaan dengan pelanggan dalam menciptakan

hubungan jangka panjang dan membangun relasi dengan masing - masing

pelanggan secara pribadi. Serta yang ketiga yaitu structural ties (ikatan

struktural) suatu ikatan struktural dimana terbentuk komitmen pada

hubungan antara pelanggan dengan perusahaan sehingga tercipta

(14)

4

hubungan jangka panjang di antara keduanya.10 Dari ketiga faktor yang

dikemukakan oleh kotler tersebut ada kaitannya dengan karyawan dalam

memberikan kontribusi pelayanan yang di rasakan langsung oleh

pelanggan atau nasabah sehingga akan terbentuk retensi pelanggan yaitu

orientasi layanan yang diberikan karyawan.

Orientasi layanan merupakan suatu kebijakan, prosedur, dan

praktik organisasi yang mendukung, memelihara, dan memberi

penghargaan pada perilaku layanan karyawan yang sempurna.11 Manfaat

dari penerapan orientasi layananan adalah untuk menciptakan kepuasan

konsumen. Manfaat lainnya adalah orientasi layanan bertujuan untuk

menjelaskan filosofi dan budaya organisasi kepada calon karyawan baru.12

Perusahaan yang berorientasi layanan untuk menjadi konsumen promosi

dan praktek layanan dalam budaya perusahaan merupakan kunci sukses

dalam operasional perusahaan.13 Orientasi layanan adalah disposisi,

kesediaan membantu, ketersediaan terlibat, perhatian, dan kerja sama pada

level individu.14 Ketika karyawan melihat perusahaan memiliki orientasi

layanan yang kuat, konsumen akan melaporkan pengalamannya yang lebih

positif dan kepuasannya, jelasnya sebuah layanan karyawan dengan

mengutamakan pelayanan akan mampu memuaskan pelanggan.15

10Philip kotler,

manajemen pemasaran, Terjemahan, jilid 1 dan 2 edisi kesepuluh (Jakarta: PT.

Prenhallindo, 2002), 196.

11Nova alviani, dkk, “ Analisis pengaruh dimensi orientasi layanan (service Orientation) terhadap

inovasi layanan (service innovation) “ jurnal ilmiah manajemen, (Vol. 15, No. 1.( 2013), 304 12Ibid.

13

Chen 2007 dalam Octanita. “ Pengaruh Orientasi Pelayanan Terhadap Komitmen Karyawan Departemen Perawatan dengan Menggunakan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Rumah Sakit Onkologi Surabaya” ( Skripsi-- Universitas Airlangga Surabaya, 2010), 76. 14

Ibid., 77 15

(15)

5

Melalui orientasi pada awal penugasan diharapkan karyawan baru

akan merasa lebih siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat

bekerja dengan penuh percaya diri karena telah dengan jelas mengetahui

situasi, kondisi, peraturan, hak dan kewajibannya. Dengan demikian

pelaksanaan tugas akan tetap mengarah pada pelayanan yang professional.

Program orientasi bagi karyawan baru termasuk karyawan lama yang

dipindahkan ke ruangan atau unit baru, bila dirancang dengan baik

diharapkan dapat mengatasi berbagai issue yang muncul dan membantu

karyawan bersangkutan lebih cepat menyesuaikan diri dalam memenuhi

tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan.

Orientasi layanan pada study ini diukur menggunakan dimensi dari

Lytle dkk. Skala pengukuran prioritas orientasi layanan terdiri dari 10

dimensi yang mendasarinnya, yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan,

perlakuan pelanggan, pemberdayaan karyawan, pencegahan kegagalan

layanan, pemulihan layanan, teknologi layanan, komunikasi standar

layanan, penghargaan layanan, dan pelatihan layanan.16

Penelitian ini konsisten dengan beberapa hasil dari penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh para ahli, yang hasil temuan

dari penelitian yang diteliti oleh Nova alviani, et.al adalah orientasi

layanan memberikan kontribusi yang cukup baik dalam menganalisis

orientasi layanan yang diterapkan oleh RSUD M. Yunus. Pengujian

empiris menunjukkan bahwa beberapa dimensi orientasi layanan yang

16Ahyar Yuniawan, “ Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi dan

(16)

6

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.17 Pada hasil temuan ini

nilai yang paling signifikan yaitu pada variabel Pelatihan Layanan,

Teknologi Jasa, Kepemimpinan Layanan, Pemulihan Layanan, dan

Penghargaan Layanan.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Octanita, hasil dari

penelitian variabel orientasi pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan kerja dan komitmen perawat di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya, sedangkan kepuasan kerja sebagai variabel intervening tidak

berpengaruh kepada orientasi pelayanan terhadap komitmen perawat di

Rumah Sakit Onkologi Surabaya.18

Hasil temuan penelitian ini didukung oleh peneliti selanjutnya

yaitu di teliti diIndonesia oleh Qoryanti, dkk. telah disimpulkan bahwa

hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi layanan organisasi,

kepuasan kerja, dan komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai.19 Permasalahan dalam hal kinerja pegawai

merupakan permasalahan umum yang terjadi di hampir seluruh organisasi

layanan publik indonesia. Berbagai strategi dan kebijakan yang telah

diterapkan masih belum mampu untuk mengatasi permasalahan kinerja

pegawai di organisasi layanan publik.

Hasil temuan penelitian selanjutnya yang diteliti oleh Ahyar

Yuniawan adalah hubungan antara orientasi pelayanan dan keluaran

layanan karyawan mempengaruhi tingkat motivasi serta komitmen dalam

17Nova alviani, dkk. Analisis pengaruh ..., 308. 18

Octanita, Pengaruh Orientasi Pelayanan ...,11.

19Qoryanti dkk. “Pengaruh Orientasi Layanan Organisasi Terhadap Hasil Luaran Kinerja Pegawai”

(17)

7

menjalan pekerjaannya.Sikap dan perilaku mereka dapat mempengaruhi

persepsi mutu layanan dan kepuasan pelanggan.20

Menurut beberapa pendapat hasil temuan penelitian para ahli di

atas, maka dapat dikatakan bahwa semua variabel orientasi layanan

memiliki hubungan yang positif dalam peningkatan kinerja pegawai

apabila diterapkan dalam sebuah lembaga keuangan maupun perusahaan.

Akan tetapi jika kita bandingkan melalui studi yang telah dilakukan

penelitian oleh para ahli akan terdapat perbedaan diantara hasil studi

tersebut, maka akan terlihat jelas perbedaan yang signifikan antara peneliti

yang satu dengan yang lain. Yaitu terdapat perbedaan kesimpulan hasil

temuan penelitian yang sama pada variabel orientasi layanan organisasi

terhadap kinerja serta terhadap variabel terikat lainnya.

Berdasarkan hal tersebut muncul keinginan peneliti untuk meneliti

lima dari sepuluh dimensi orientasi layanan, karena dari hasil analisis studi

terdahulu yang di lakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa tidak semua

dimensi dari orientasi layanan tersebut dapat digunakan untuk dianalisis.

Dari sepuluh dimensi yang mewakili konstruk hanya lima dimensi yang

dapat merepresentasikan dengan baik konstruk orientasi layanan

organisasi. Kelima dimensi tersebut antara lain: visi layanan,

kepemimpinan layanan, perlakuan pelanggan, teknologi jasa, dan pelatihan

layanan. Dalam konteks penelitian terdahulu lebih menekankan pada

kinerja dari karyawannya bukan pada mempertahankan pelanggan atau

20

(18)

8

nasabah untuk menggunakan jasa dari perusahaan.21 Dari perbedaan itulah

dipandang penting untuk menguji kembali dari kelima dimensi tersebut

baik secara simultan maupun parsial terhadap retensi pelanggan (customer

retention).

Dalam penelitian ini yang menjadi objek peneliti adalah lembaga

keuangan yang berbasis Islam. Lembaga keuangan merupakan salah satu

faktor pendorong pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Salah satunya

adalah perum pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang berstatus Perum (Perusahaan Umum). Merupakan salah

satu lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dalam bidang

penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Perum Pegadaian menjalankan

fungsi sebagai pengganti bank yaitu penyalur pinjaman dana ke

masyarakat dan salah satu sumber dana pembangunan, karena itu

Pegadaian dituntut harus menunjukkan kinerja keuangan yang baik agar

menjadi salah satu lembaga keuangan bukan bank yang dapat diandalkan

untuk periode sekarang dan periode yang akan datang.22

Pegadaian turut serta membantu pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan dibidang perekonomian, terutama membantu dalam hal

menyediaan atau memberikan pendanaan untuk dijadikan sebagai modal

dalam melakukan usaha yaitu lewat jasa gadai sedangkan atribut lain

adalah jasa penaksiran barang, jasa penitipan barang dan toko emas. Salah

21Ibid., 477- 478.

22

(19)

9

satu tantangan dari perkembangan Perum Pegadaian adalah bagaimana

meningkatkan pelayanan untuk mempertahankan pelanggan atau nasabah.

Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian mempunyai peranan

penting dalam Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai kepada

masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka upaya peningkatan pelayanan

kepada masyarakat dan pengembangan usaha diperlukan dana yang cukup

besar. Sumber dana yang selama ini dipergunakan untuk keperluan

penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai berasal dari dana

intern. Perusahaan dan pinjaman dari lembaga keuangan masih belum

mencukupi, maka diperlukan dana dari sumber lain yang sah. Yang saat

ini ada dominan dengan sistem bunga (konvensional). Sementara bunga

dalam lembaga keuangan menurut pandangan sebagian besar ulama Islam

adalah identik dengan riba. Maka perum pegadaian mengeluarkan produk

berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian syariah.

Pegadaian Syariah atau dikenal dengan istilah Rahn, dalam

pengoprasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau

Mudharabah (Bagi hasil)23. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan pelanggan yang

akan mendatangkan tingkat kepuasan dan pada akhirnya berdampak pada

retensi nasabahnya. Dengan demikian, pegadain syariah memiliki strategi

yang kuat guna mempertahankan eksistensi pegadain syariah tersebut

dalam upaya mewujudkan hubungan kerja antara pegadain syariah dengan

pelanggan atau nasabah agar terjalin secara kontinyu. Hubungan ini akan

23

(20)

10

tetap terbangun jika dalam pelayanan diperhatikan oleh perusahaan

(Pegadaian).

Pegadaian Syariah Blauran Surabaya dalam menerapkan strategi

pelayanannya telah menerapkan orientasi layanan sebagai salah satu usaha

dalam menarik simpati nasabah. Berdasarkan visi pelayanan pegadaian

syariah yang ada, yaitu Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis

gadai yang selalu menjadi market leader, mikro berbasis fidusia selalu

menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah, dan juga

memberikan pelayanan tercepat dengan menggunakan teknologi canggih

dalam melakukan proses transaksi. Bahkan dalam melakukan

pentransaksian dengan nasabah pemimpin manajemen juga ikut andil

dalam melayani secara langsung, guna memunculkan rasa keakraban dan

kekerabatan dengan nasabah. Juga lebih mengetahui apa yang sebenarnya

dibutuhkan dan produk apa yang lebih diminati oleh masyarakat.

Pelayanan dari pegawai Pegadaian Syariah Blauran Surabaya

benar-benar ditekankan oleh manajemen dengan melayani nasabah setulus

hati, bukan hanya sekedar untuk mencari profit. Karena pada dasarnya

perusahaan jasa merupakan pelayanan penilaian yang paling utama. Dalam

penyampaian informasi mengenai produk dan jasa apa saja yang tersedia,

dengan menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh masyarakat

menengah ke bawah. Berdasarkan visi dan misi perusahaan yaitu berbasis

mikro menengah, maka dalam hal pelayanan yang paling utama di

(21)

11

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis diatas,

maka muncul keinginan penulis untuk mengetahui serta menganalisis lebih

lanjut tentang Pengaruh Orientasi Layanan Terhadap Retensi Pelanggan

pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dikaji adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh orientasi layanan terhadap retensi pelanggan

pada PT. Pegadaian (persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya secara

simultan?

2. Apakah terdapat pengaruh orientasi layanan terhadap retensi pelanggan

pada PT. Pegadaian (persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya secara

parsial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

untuk:

1. Mengetahui pengaruh orientasi layanan terhadap retensi pelanggan pada

PT. Pegadaian (persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya secara

simultan.

2. Mengetahui pengaruh orientasi layanan terhadap Retensi pelanggan pada

(22)

12

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan akandapat memberikan

beberapa manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara terinci manfaat

penelitian ini antara lain:

1. Bidang Teoretis

a. Dapat memberikan kontribusi secara teoretis terhadap ilmu

pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan manajemen pemasaran

perusahaan pegadaian syariah tetang orientasi layanan dan retensi

pelanggan.

b. Dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkeinginan

melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah orientasi layanan

dan retensi pelanggan.

2. Bagi Praktis

a. Dapat dijadikan input bagi pihak manajemen pemasaran perusahaan

Pegadaian Syariah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang

berkaitan dengan upaya memperbaiki, mempertahankan atau

meningkatkan kualitas orientasi layanannya dengan cara

mempertahankan pelanggan atau nasabah agar tidak menjadi

pelanggan pesaing.

b. Sebagai dasar untuk meningkatkan atau mempertahankan mutu

pelayanan agar mampu bersaing dengan sesama perusahaan jasa yang

(23)

13

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini akan dijabarkan sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua berisi kajian pustaka yang mengemukakan landasan teori

dimulai dari grand theory yaitu manajemen pemasaran, dilanjutkan mengenai

pengertian Orientasi layanan dan retensi pelanggan. Kemudian beberapa

penelitian terdahulu yang relevan, kerangka konseptual, dan hipotesis.

Bab ketiga berisi metode penelitian yang memuat jenis penelitian yang

digunakan, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabilitas, data dan

sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab keempat berisi hasil penelitian yang menjabarkan deskripsi umum

objek penelitian berupa pemaparan data yang memuat informasi tentang

lokasi atau institusi yang menjadi objek penelitian serta karakteristik

responden yang dijadikan sampel dalam penelitian dan analisis data yang

memuat data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian.

Bab kelima berisi pembahasan yang terdiri dari temuan hasil penelitian

berisi tentang gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori

dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori-teori dan temuan-temuan

sebelumnya serta penafsiran dan penjelasan terkait temuan di lapangan yang

menjawab hipotesis (jawaban sementara) sebelumnya.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan salaﱢ satu keﱡiatan-keﱡiatan pokok yanﱡ

dilakukan oleﱢ perusaﱢaan dalam mempertaﱢankan kelanﱡsunﱡan ﱢidup

perusaﱢaannya aﱡar ۖerkemۖanﱡ dan mendapatkan laۖa. Keﱡiatan

pemasaran diranۗanﱡ untuk memۖeri arti melayani dan memuaskan

keۖutuﱢan konsumen yanﱡ dilakukan dalam ranﱡka menۗapai tujuan

perusaﱢaan. Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruﱢan dari

keﱡiatan-keﱡiatan ۖisnis yanﱡ ditujukan untuk merenۗanakan, menentukan ﱢarﱡa,

mempromosikan dan mendistriۖusikan ۖaranﱡ atau jasa yanﱡ memuaskan

keۖutuﱢan ۖaik kepada pemۖeli yanﱡ ada maupun pemۖeli potensial.1

Konsep pemasaran seۖuaﱢ ﱠalsaﱠaﱢ ۖisnis yanﱡ menyatakan ۖaﱢwa

pemuasan keۖutuﱢan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial ۖaﱡi

kelanﱡsunﱡan ﱢidup perusaﱢaan.

Baﱡian pemasaran pada suatu perusaﱢaan memeﱡanﱡ peranan yanﱡ

sanﱡat pentinﱡ dalam ranﱡka menۗapai ۖesarnya volume penjualan, karena

denﱡan terۗapainya sejumlaﱢ volume penjualan yanﱡ diinﱡinkan ۖerarti

kinerja ۖaﱡian pemasaran dalam memperkenalkan produk telaﱢ ۖerjalan

1

(25)

15

denﱡan ۖenar. Penjualan dan pemasaran serinﱡ dianﱡﱡap sama tetapi

seۖenarnya ۖerۖeda.2

Manajemen pemasaran adalaﱢ analisis, perenۗanaan, penerapan,

dan penﱡendalian proﱡram-proﱡram yanﱡ diranۗanﱡkan untuk

menۗiptakan, memۖanﱡun, dan mempertaﱢankan pertukaran yanﱡ salinﱡ

menﱡuntunﱡkan denﱡan pemۖeli sasaran dalam ranﱡka menۗapai tujuan

orﱡanisasi. Leۖiﱢ dari sekedar meranۗanﱡ strateﱡi untuk menarik

konsumen ۖaru dan menۗiptakan transaksi denﱡan mereka, perusaﱢaan

sekaranﱡ ini ۖerﱠokus pada mempertaﱢankan pelanﱡﱡan yanﱡ sudaﱢ ada

melalui penawaran nilai dan kepuasan yanﱡ unﱡﱡul ۖaﱡi pelanﱡﱡan.

Kunۗi untuk menۗapai tujuan orﱡanisasional yanﱡ ditetapkan

adalaﱢ perusaﱢaan terseۖut ﱢarus menjadi leۖiﱢ eﱠektiﱠ diۖandinﱡkan para

pesainﱡ dalam menۗiptakan, menyeraﱢkan, dan menﱡkomunikasikan nilai

pelanﱡﱡan kepada pasar sasaran yanﱡ telaﱢ dipiliﱢ. Leۖiﱢ jauﱢ laﱡi kotler

juﱡa menjaۖarkan menﱡenai konsep pemasaran ﱢolistik (holistic marketing

concept). Konsep pemasaran ini ۖerdasarkan pada penﱡemۖanﱡan, desain,

implementasi proﱡram pemasaran, proses, dan aktivitas dari unit ۖisnis

dan interdependensinya.

Kotler juﱡa menyeۖutkan ۖaﱢwa konsep pemasaran ﱢolistik terdiri

atas empat komponen yakni: relationship marketing, integrated marketing,

intern marketing, and social responsibility marketing.3 Relationship

marketing ۖertujuan memۖanﱡun ﱢuۖunﱡan janﱡka panjanﱡ denﱡan

2Swastﱢa,dkk, Manajemen Pemasaran Modern, (Yoﱡyakarta: Liۖerty, 2005),10.

3

Pﱢilip Kotler, Marketing manajemen , eleventh Edition, (New Jersey, Pearson Eduۗation, Inۗ: 2006), 16.

(26)

16

pelanﱡﱡan, pemasok, distriۖutor, dan mitra lain. Dalam integreted

marketing, pemasar menjalankan pemasarannya dan menyusun proﱡram

pemasaran terpadu untuk menۗiptakan, menﱡkomunikasikan, dan

menyampaikan nilai ۖaﱡi konsumen. Kesuksesan akivitas pemasaran juﱡa

terﱡantunﱡ pada pekerja yanﱡ ۖerada diۖalik aktivitas terseۖut. Oleﱢ

karena itu, diۖutuﱢkan koordinasi dan kerja sama antar pekerja pemasaran

seۖaﱡai upaya intern marketing aﱡar mampu melayani konsumen denﱡan

ۖaik. Sedanﱡkan social responsibility marketing ditujukan karena ۖaik

perusaﱢaan maupun konsumen merupakan ۖaﱡian dari masyarakat.

American marketing association menjelaskan deﱠinisi pemasaran seۖaﱡai seۖuaﱢ ﱠunﱡsi orﱡanisasional dan satu kelompok proses untuk menۗiptakan, menﱡkomunikasikan dan menyalurkan nilai kepada konsumen dan untuk menﱡatur ﱢuۖunﱡan denﱡan konsumen denﱡan jalan yanﱡ menۗiptakan keuntunﱡan ۖaﱡi orﱡanisasi dan piﱢak lain yanﱡ terliۖat karena pemasaran adalaﱢ memenuﱢi keۖutuﱢan konsumen denﱡan menﱡﱢasilkan keuntunﱡan.4

2. Orientasi Layanan

Orientasi Layanan pada orﱡanisasi merupakan suatu keۖijakan,

prosedur,dan praktik orﱡanisasi yanﱡ mendukunﱡ, memeliﱢara, dan

memۖeri penﱡﱢarﱡaan pada perilaku layanan karyawan yanﱡ sempurna.5

Konsep orientasi layanan dapat dikemۖanﱡkan pada level individu

karyawan maupun level orﱡanisasi. Pada level individu orientasi layanan

dipertimۖanﱡkan seۖaﱡai aspek untuk menﱡukur kepriۖadian. Oleﱢ

karenanya ۖeۖerapa karyawan di orﱡanisasi akan leۖiﱢ ۖerorientasi layanan

4Roۖert W. Bly, Fool –Proof Marketing, Evi Vileta Lanasier ( Jakarta: Erlanﱡﱡa, 2003), 221. 5Bowen dan Sۗﱢneider, Sۗﱢneider dkk. dalam Nova alviani, dkk. ﺳ Analisis penﱡaruﱢ dimensi

orientasi layanan (serviۗe Orientation) terﱢadap inovasi layanan (serviۗe innovation) “ jurnal ilmiah manajemen,No. 1 (Vol. 15, 2013),303.

(27)

17

diۖandinﱡkan denﱡan yanﱡ lain. Orientasi layanan pada tinﱡkat individu

dapat dideﱠinisikan seۖaﱡai sekumpulan sikap dan perilaku yanﱡ

mempenﱡaruﱢi kualitas interaksi antara karyawan orﱡanisasi denﱡan

pelanﱡﱡan mereka.6

Sementara itu pada level orﱡanisasi, orientasi layanan, merupakan

suatu karakteristik desain internal seperti struktur orﱡanisasi, suasana, dan

ۖudaya pada level orﱡanisasi. Manﱠaat dari penerapan orientasi layanan

adalaﱢ untuk menۗiptakan kepuasan konsumen.Manﱠaat lainnya adalaﱢ

orientasi layanan ۖertujuan untuk menjelaskan ﱠilosoﱠi dan ۖudaya

orﱡanisasi kepada ۗalon karyawan ۖaru. Orﱡanisasi yanﱡ menﱡﱡunakan

orientasi layanan memiliki pondasi dalam menyukseskan implementasi

competitive strategi untuk meninﱡkatkan kepuasan konsumen. Implikasinya

pada orﱡanisasi yanﱡ ۖerorientasi pada orientasi layanan dapat menۗiptakan

kepuasan pelanﱡﱡan mereka melalui prosedur orientasi layanan yanﱡ

spesiﱠik, yanﱡ ۖisa menjadi competitive advantage orﱡanisasi, seﱢinﱡﱡa

orientasi layanan ﱢarus dimenﱡerti seۖaﱡai media yanﱡ ۖisa memۖantu

manajer menۗiptakan diﱠerensiasi dari orﱡanisasi lain.7

Menurut Hoﱡan dkk, Orientasi layanan adalaﱢ disposisi, kesediaan

memۖantu, ketersediaan terliۖat, perﱢatian dan kerja sama pada level

individu.8 Ketika karyawan meliﱢat perusaﱢaan memiliki orientasi layanan

yanﱡ kuat, konsumen akan melaporkan penﱡalamannya yanﱡ leۖiﱢ positiﱠ

dan kepuasannya. Jelasnya, seۖuaﱢ pelayanan karyawan denﱡan

menﱡutamakan layanan akan mampu memuaskan pelanﱡﱡan. Terdapat tiﱡa

6Iۖid. 7Iۖid. 8Iۖid., 10

(28)

18

dimensi dari layanan adalaﱢ ﱠokus pada konsumen, dukunﱡan orﱡanisasi,

layanan pada konsumen. Menurut Dienﱢart dkk, Konsep terseۖut memۖantu

meninﱡkatkan layanan terﱢadap konsumen.9

Melalui orientasi pada awal penuﱡasan diﱢarapkan karyawan ۖaru

akan merasa leۖiﱢ siap dalam menerima tanﱡﱡunﱡ jawaۖ, serta dapat ۖekerja

denﱡan penuﱢ perۗaya diri karena telaﱢ denﱡan jelas menﱡetaﱢui situasi,

kondisi, peraturan, ﱢak dan kewajiۖannya. Denﱡan demikian pelaksanaan

tuﱡas akan tetap menﱡaraﱢ pada pelayanan yanﱡ proﱠesional. Proﱡram

orientasi ۖaﱡi karyawan ۖaru termasuk karyawan lama yanﱡ dipindaﱢkan

keruanﱡan atau unit ۖaru, ۖila diranۗanﱡ denﱡan ۖaik diﱢarapkan dapat

menﱡatasi ۖerۖaﱡai issue yanﱡ munۗul dan memۖantu karyawan

ۖersanﱡkutan leۖiﱢ ۗepat menyesuaikan diri dalam memenuﱢi tanﱡﱡunﱡ

jawaۖ terﱢadap tuﱡas yanﱡ diۖeۖankan.10

Orientasi layanan terseۖut menyediakan pelatiﱢan lintas ۖudaya untuk

karyawan dalam meninﱡkatkan proﱠesionalisme dan kompetensi ۖudaya.

Seۖuaﱢ orientasi layanan ۖisnis adalaﱢ diﱢarapkan mampu menyediakan

kualitas produk dan pelayanan. Orientasi layanan mempertemukan ﱢarapan

konsumen denﱡan tujuan perusaﱢaan. Artinya ۖaﱢwa perusaﱢaan mampu

memenuﱢi ﱢarapan-ﱢarapan konsumen, sesuai denﱡan standar pelayanan

yanﱡ diۖerikan.11

Seۖaﱡaimana telaﱢ dijelaskan di dalam al-Qur’an tentanﱡ orientasi

layanan dalam ﱢal menﱡutamakan konsumen atau pelanﱡﱡan.

9Iۖid.

10

Suﱡiarto, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikas, Edisi ke 3, (jakarta: Penerۖit Arۗan, Terjemaﱢan, 1999), 361.

11

Iۖid., 361-362.

(29)

19

ﻹاوراﺪ اوءﻮ ﺬ او

نوﺪ و ﮭ إ ﺮ ﺎھ نﻮ ﮭ نﺂ

ھروﺪ ﻲ

ﮭ نﺎ ﻮ و ﮭ أ ﻰ نوﺮ ﺆ و ﻮ وأ ﺎ ﺔ ﺎ

ﺔ ﺎ

) نﻮ

ا ھ وﺄ ﮫ ﺷ قﻮ و

(

ﺳDan oranﱡ-oranﱡ yanﱡ telaﱢ menempati kota madinaﱢ dan telaﱢ ۖeriman (Asﱢor) seۖelum (kedatanﱡan) mereka (muﱢajirin). Mereka (Asﱢor) tiada menaruﱢ keinﱡinan dalam ﱢati mereka terﱢadap apa-apa yanﱡ diۖerikan kepada mereka (muﱢajirin); dan mereka menﱡutamakan (oranﱡ-oranﱡ muﱢajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusaﱢan. Dan siapa yanﱡ dipeliﱢara dari kekikiran dirinya, mereka itulaﱢ oranﱡ-oranﱡ yanﱡ ۖeruntunﱡﺴ (QS. Al-ﱢasyr: 9).12

Ayat al-Qur’an diatas jika dikaitkan denﱡan pemۖaﱢasan ini adalaﱢ

ۖaﱢwa perusaﱢaan yanﱡ ۖerkonsentrasi penuﱢ pada pelanﱡﱡan, maka

seۖisannya melayani dan memaﱢami denﱡan ۖaik kemauan pelanﱡﱡan.

Perusaﱢan ﱢarus mendaﱢulukan aspek-aspek pentinﱡ dari pelayanan yanﱡ

dianﱡﱡap pelanﱡﱡan palinﱡ pentinﱡ karena yanﱡ memۖerikan penilaian

terakﱢir terﱢadap kualitas pada pelayanan adalaﱢ pelanﱡﱡan.13

Orientasi layanan pada studi ini diukur menﱡﱡunakan skala

penﱡukuran orientasi layanan terdiri dari 10 dimensi yanﱡ mendasarinya,

yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan pelanﱡﱡan,

pemۖerdayaan karyawan, penۗeﱡaﱢan keﱡaﱡalan layanan, pemuliﱢan

layanan, teknoloﱡi jasa, komunikasi aۗuan layanan, penﱡﱢarﱡaan layanan

dan pelatiﱢan layanan.14

12Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al-hikmah,(Bandunﱡ:Diponeﱡoro 2005),546.

13

Suﱡiarto, Teori Organisasi,..., 95.

14 Lytle dkk. dalam Aﱢyar yuniawan, ﺳ Evaluasi Orientasi Layanan Seۖaﱡai Baﱡian dari Budaya Orﱡanisasi dan Eﱠeknya Terﱢadap Kinerja Orﱡanisasi”, Jurnal Manajemen dan kewirausahaan, No. 1 (Vol. 13, Maret 2011), 53.

(30)

20

Dari sepuluﱢ dimensi yanﱡ mewakili konstruk ﱢanya lima dimensi

yanﱡ dapat merepresentasikan denﱡan ۖaik konstruk orientasi layanan

orﱡanisasi.15 Kelima dimensi terseۖut antara lain: visi layanan,

kepemimpinan layanan, perlakuan pelanﱡﱡan, teknoloﱡi jasa, dan pelatiﱢan

layanan. Lima dimensi terseۖut yanﱡ akan dilakukan penulis untuk meneliti

serta menﱡetaﱢui seۖerapa penﱡaruﱢ dimensi orientasi layanan terﱢadap

retensi pelanﱡﱡan (customer retentio).16

a. Visi Layanan

Visi merupakan ranﱡkaian kalimat yanﱡ menyatakan ۗita-ۗita atau

impian seۖuaﱢ orﱡanisasi atau perusaﱢaan yanﱡ inﱡin di ۗapai dimasa

depan. Atau dapat dikatakan ۖaﱢwa visi merupakan peryataan want to be

dari orﱡanisasi atau perusaﱢaan. Visi juﱡa merupakan ﱢal yanﱡ saanﱡat

krusial ۖaﱡi perusaﱢaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan

janﱡka panjanﱡ.17 Visi dan misi adalaﱢ suatu pernyataan, yanﱡ menjawaۖ

pertanyaan ﺳMenﱡapa orﱡanisasi terseۖut ada. ﺴDari pernyataan visi dan

misi dapat menimۖulkan keuntunﱡan utama yaitu dapat memۖantu dan

memۖerikan penﱡertian yanﱡ jelas kepada semua atau sekelompok

manusia, untuk apa seۖenarnya orﱡanisasi itu dididirikan. Pernyataan visi

dan misi, akan memperjelas oۖyektivitas mereka sendiri dan

15

Qoryanti dkk. ﺳ Penﱡaruﱢ Orientasi Layanan Orﱡanisasi Terﱢadap Hasil Luaran Kinerja Peﱡawaiﺴ, Jurnal Ilmiah Manajemen, No. 13, (Vol. 15, Oktoۖer 2013), 481.

16 Iۖid.

17Wiۖisono, ﺳ Pemikiran sistematik dalam ۖidanﱡ orﱡanisasi dan manajemenﺴ, (jakarta: Raja ﱡraﱠindo Persada,2005),43.

(31)

21

meninﱡkatkan kesepakatan tanﱡﱡunﱡ jawaۖ mereka untuk menۗapai

tujuan terseۖut.18

Menurut kutipan Barry Cusﱢway dan Derek Lodﱡe pendapat dari

Peter Druۗker yanﱡ sudaﱢ dialiﱢ ۖaﱢasakan oleﱢ Sularno Tjiptowardoyo

(l999) yanﱡ menyatakan ۖaﱢwa: ﺳSuatu ۖisnis tidak ditentukan oleﱢ

nama, dasar ﱢukum, atau undanﱡ–undanﱡ pemۖentukannya. Bisnis

ditentukan oleﱢ visi ۖisnis. Hanya rumusan visi dan tujuan orﱡanisasi

yanﱡ jelas akan memunﱡkinkan adanya tujuan–tujuan ۖisnis yanﱡ jelas

dan wajar. ﺴDari deﱠinisi di atas terliﱢat ۖaﱢwa visi dan misi merupakan

penۗerminan dari kepriۖadian orﱡanisasi, denﱡan visi dan misi suatu

orﱡanisasi akan memۖerikan ﱠokus dan araﱢ ۖaﱡi orﱡanisasi seۗara

keseluruﱢan.19

Menurut Warren Bennis dan Miۗﱢael Misۗﱢe yanﱡ dikutip oleﱢ

Triﱡono, pada aۖad XX1 melalui proﱡram penemuan dan rekayasa

kemۖali orﱡanisasi, visi merupakan artikulasi dari ۗitra, nilai, araﱢ dan

tujuan aman yanﱡ memandu masa depan orﱡanisasi.20 James Wﱢittaker

yanﱡ dikutip oleﱢ Drs. Triﱡuno, Dipl. EC. LLM juﱡa menyatakan ۖaﱢwa :

ﺳVisi memۖeri araﱢ yanﱡ ﱢarus ditempuﱢ oleﱢ orﱡanisasi dan mempunyai

peran pentinﱡ yanﱡ menunjukkan peruۖaﱢan sepanjanﱡ waktu.

Menurut Triﱡuno(1999), terdapat empat kunۗi keۖerﱢasilan seۖuaﱢ

visi, yaitu:

a) Keterliۖatan total setiap level orﱡanisasi.

18

Tuti Marta Diredja,ﺴ Penﱡaruﱢ pemaﱢaman Visi dan Misi Terﱢadap Iklim Orﱡanisasiﺴ Majalah Ilmiah Unikom,(Vol. 04, 2008), 48.

19 Iۖid.,50.

20

Iۖid.,51.

(32)

22

ۖ) Komunikasi yanﱡ eﱠektiﱠ.

ۗ) Menﱡﱢilanﱡkan ﱢamۖatan yanﱡ ada,

d) Seۗara terus menerus melakukan evaluasi dan perۖaikan. 21

Upaya dalam mendukunﱡ keۖerﱢasilan terseۖut diperlukan

kepemimpinan yanﱡ transﱠormasional yaitu yanﱡ mempunyai siﱠat dan

memiliki visi yanﱡ kuat, memiliki pandanﱡan untuk ۖertindak, memiliki

keranﱡka kerja visi, perۗaya diri, ۖerani menﱡamۖil resiko, ﱡaya priۖadi

yanﱡ inspirasional, mendoronﱡ upaya individual, dan kenal akan

manﱠaat.22

Visi suatu orﱡanisasi didalamnya terdapat juﱡa nilai-nilai, aspirasi

serta keۖutuﱢan orﱡanisasi di masa depan seperti yanﱡ diunﱡkapkan oleﱢ

Kotler yanﱡ dikutip oleﱢ Nawawi, Visi adalaﱢ pernyataan tentanﱡ tujuan

orﱡanisasi yanﱡ diekspresikan dalam produk dan pelayanan yanﱡ

ditawarkan, keۖutuﱢan yanﱡ dapat ditanﱡﱡulanﱡi, kelompok masyarakat

yanﱡ dilayani, nilai-nilai yanﱡ diperoleﱢ serta aspirasi dan ۗita-ۗita masa

depan.23 Adapun indikator penﱡukuran terۖentuknya visi layanan adalaﱢ:

a) Ada komitmen dalam melayani yanﱡ kuat.

ۖ) Konsumen dipandanﱡ seۖaﱡai peluanﱡ untuk dilayani daripada

seۖaﱡai sumۖer pendapatan.

Seۖaﱡaimana dijelaskan dalam ﱠirman Allaﱢ dalam al-Qur’an

Surat Al-ۖaqaraﱢ ayat 267 yanﱡ menjelaskan tentanﱡ visi dalam melayani

yanﱡ ۖerۖunyi:

21

Iۖid., 51-52. 22Iۖid., 52.

23Iۖid.

(33)

23

ﺎ ط اﻮ أ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﮭ ﺄ

ضرﻷا ﺎ ﺮ أ ﺎ و

اﻮ او ۚﮫ اﻮﻀ نأ إ ﮫ ﺬ ﺄ و نﻮ ﮫ

آ اﻮ

و

) ﺪ ﱞﻰ ﷲ نأ

۶

(

ﺳHai Oranﱡ-oranﱡ yanﱡ ۖeriman, naﱠkaﱢkanlaﱢ (dijalan Allaﱢ) seۖaﱡian dari ﱢasil usaﱢamu yanﱡ ۖaik-ۖaik dan seۖaﱡian dari apa yanﱡ kami keluarkan dari ۖumi untuk kamu dan janﱡanlaﱢ kamu memiliﱢ yanﱡ ۖuruk-ۖuruk lalu kamu naﱠkaﱢkan darinya padaﱢal kamu sendiri tidak mau menﱡamۖilnya melainkan denﱡan memiۗinﱡkan mata terﱢadapnya, dan ketaﱢuilaﱢ ۖaﱢwa Allaﱢ Maﱢa Kaya Laﱡi Maﱢa Terpujiﺴ(Q.S Al-ۖaqaraﱢ: 267)24

Berdasarkan ayat al-Qur’an diatas dijelaskan ۖaﱢwasanya

memۖerikan pelayanan yanﱡ ۖerkualitas adalaﱢ pentinﱡ, apalaﱡi layanan

terseۖut merupakan ۖaﱡian dari visi suatu perusaﱢaan, seۖaۖ pelayanan

(service) yanﱡ telaﱢ menjadi visi dari suatu perusaﱢaan tujuannya tidak

ﱢanya seۖatas menﱡantarkan atau melayani, ۖaﱢkan ﱢarus diۖerikan

denﱡan setulus ﱢati serta ikﱢlas tidak ۗukup terikrar dalam visi misi dari

seۖuaﱢ perusaﱢaan. Service ۖerarti menﱡerti, memaﱢami dan merasakan

seﱢinﱡﱡa penyampaiannyapun akan menﱡenai heart share konsumen dan

pada akﱢirnya memperkokoﱢ posisi dalam mind share konsumen.

Denﱡan adanya heart share and mind share yanﱡ tertanam, loyalitas

seoranﱡ konsumen pada produk atau usaﱢa perusaﱢaan tidak akan

diraﱡukan laﱡi.

24Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al Hikmah,(Bandunﱡ:Diponeﱡoro 2005), 45

(34)

24

b. Kepemimpinan Layanan

Kepemimpinan adalaﱢ meliputi proses mempenﱡaruﱢi dalam

menentukan tujuan orﱡanisasi, memotivasi prilaku penﱡikut untuk

menۗapai tujuan, mempenﱡaruﱢi untuk memperۖaiki kelompok dan

ۖudayanya.25 Kepemimpinan menurut Terry adalaﱢ aktivitas untuk

mempenﱡaruﱢi oranﱡ-oranﱡ untuk diajak ke araﱢ menۗapai tujuan

orﱡanisasi. Keۖerﱢasilan seoranﱡ pemimpin terﱡantunﱡ pada

kemampuannya mempenﱡaruﱢi piﱢak lain26. Selain itu juﱡa

mempenﱡaruﱢi interpretasi menﱡenai peristiwa-peristiwa para

penﱡikutnya, penﱡorﱡanisasian dan aktivitas-aktivitas untuk menۗapai

sasaran, memeliﱢara ﱢuۖunﱡan kerja sama dan kerja kelompok,

peroleﱢan dukunﱡan dan kerja sama dari oranﱡ-oranﱡ di luar kelompok

atau orﱡanisasi.27

Menurut Sulistyani ۖaﱢwasanya penﱡaruﱢ pemimpin dalam

menjalankan tuﱡasnya sanﱡat pentinﱡ. Seۗara teoretis konsep ﱡaya

kepemimpinan dikenal denﱡan adanya ﱡaya kepemimpinan diktaktor,

ﱡaya kepemimpinan otoriter, ﱡaya kepemimpinan demokratis, ﱡaya

kepemimpinan ۖirokratis, dan ﱡaya kepemimpinan kendali ۖeۖas.28

Sedanﱡkan Menurut Siaﱡian ﺳkepemimpinan merupakan keterampilan

dan kemampuan seseoranﱡ untuk mempenﱡaruﱢi oranﱡ lain, melalui

komunikasi ۖaik lanﱡsunﱡ maupun tidak lanﱡsunﱡ denﱡan maksud untuk

25Terry Georﱡe R,

“Teknik Menumbuhkan dan Menekan Perilaku Organisasi”, (Jakarta:PT. Elex

Media Komputindo, 1983), 31. 26Iۖid.

27 Raja Baﱢrial Akۖar, ﺳ Analisis penﱡaruﱢ kepemimpinan, Penﱡemۖanﱡan karir, dan kepuasan kerja terﱢadap kinerja peﱡawaiﺴ, (Skripsi, UIN Syariﱠ Hidayatullaﱢ Jakarta, 2013), 11.

28Amۖar teﱡuﱢ Sulistyani,

kepemimpinan profesional pendekatan leadership games, (Yoﱡyakarta:

(35)

25

menﱡﱡerakkan oranﱡ-oranﱡ terseۖut aﱡar denﱡan penuﱢ penﱡertian dan

kesadaran ۖersedia menﱡikuti keﱢendak-keﱢendak pemimpin terseۖut29.

Dari sini dapat dipaﱢami ۖaﱢwa tuﱡas utama seoranﱡ pemimpin dalam

menjalankan kepemimpinannya tidak ﱢanya terۖatas pada

kemampuannya dalam melaksanakan proﱡram-proﱡram saja, tetapi leۖiﱢ

dari itu yaitu pemimpin ﱢarus mampu meliۖatkan seluruﱢ lapisan

orﱡanisasinya, atau anﱡﱡotanya untuk ikut ۖerperan aktiﱠ seﱢinﱡﱡa

mereka mampu memۖerikan kontriۖusi yanﱡ positiﱠ di dalam perusaﱢaan

demi untuk menۗapai tujuan.

Adapun ﱠaktor yanﱡ mempenﱡaruﱢi kepemimpinan suatu

perusaﱢaan adalaﱢ:

a) Manajemen seۗara terus menerus menﱡkomunikasikan pentinﱡnya

layanan kepada nasaۖaﱢ.

ۖ) Manajemen ۖanyak menﱡﱢaۖiskan waktu denﱡan pelanﱡﱡan dan

peﱡawai lini depan.

ۗ) Manajemen menﱡukur kualitas layanan karyawan seۗara rutin.

d) Manajemen menunjukkan kepedulian layanan denﱡan ۗara ikut

melayani seۗara rutin.

e) Manajemen menyediakan sumۖer-sumۖer, ۖukan ﱢanya janji, untuk

meninﱡkatkan kemampuan peﱡawai dalam melayani nasaۖaﱢ.

ﱠ) Manajemen memۖerikan masukan personal dan kepemimpinan

kepada karyawan untuk menۗiptakan layanan ۖerkualitas.30

29Siaﱡian Sondanﱡ P,

Teknik Menumbuhkan dan Menekan Perilaku Organisasi, (Jakarta:CV. Haji

Masaﱡunﱡ, 1995), 43. 30

(36)

26

Seۖaﱡaiman dijelaskan dalam ﱠirman Allaﱢ dalam QS. Al-anۖiya ayat:73

yaitu:

ةاﻮ ا مﺎ إو تﺮ ا ﮭ إ ﺎ وأو ﺎ ﺮ ﺄ نوﺪﮭ ﺔ أ ﮭ

و

ةﻮ ﺰ اءﺎ إو

) ﺪ ﺎ اﻮ ﺎ و

(

ﺳDan Kami telaﱢ menjadikan mereka itu seۖaﱡai pemimpin-pemimpin yanﱡ memۖeri petunjuk denﱡan perintaﱢ kami, dan telaﱢ kami waﱢyukan kepada, mereka menﱡerjakan keۖajikan, mendirikan semۖaﱢyanﱡ, menunaikan zakat, dan ﱢanya kepada Kamilaﱢ mereka selalu menyemۖaﱢ ﺳ(QS. Al-anۖiya :73)31

Sesuai dalil al-Qur’an diatas ۖaﱢwasanya pemimpin tidak ﱢanya

ۖertuﱡas memۖerikan perintaﱢ kepada karyawannya saja melainkan

pemimpin yanﱡ ۖaik adalaﱢ dapat memۖerikan ۗontoﱢ keۖaikan dalam

seﱡala ﱢal ۖaﱡi karyawannya seﱢinﱡﱡa dapat terۗipta korelasi yanﱡ ۖaik

antara pemimpin denﱡan karyawan dan pada akﱢirnya dapat mewujudkan

tujuan dari seۖuaﱢ ۖerkemۖanﱡnya suatu perusaﱢaan.

c. Perlakuan Terhadap Pelanggan

Perlakuan perusaﱢaan terﱢadap karyawan juﱡa dapat

mempenﱡaruﱢi perlakuan karyawan terﱢadap pelanﱡﱡan. Seperti

dikemukakan oleﱢ Bowen, Gilliland, dan Folﱡer, jika para karyawan

diperlakukan denﱡan penuﱢ rasa ﱢormat, adil, dan setara, mereka akan

melakukan ﱢal yanﱡ sama kepada para pelanﱡﱡan perusaﱢaan. Denﱡan

31Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al-hikmah,(Bandunﱡ: Diponeﱡoro 2005), 328

(37)

27

kata lain, kepuasan karyawan pada ﱡilirannya akan meninﱡkatkan pula

kepuasan serta kesetiaan pelanﱡﱡan.32

Perlakuan yanﱡ penuﱢ ﱢormat dan adil juﱡa akan memۖantu

meninﱡkatkan komitmen karyawan terﱢadap perusaﱢaan. Hal ini akan

terliﱢat dari kesediaan karyawan dalam ﱢal memۖerikan pelayanan

terﱢadap pelanﱡﱡan untuk ۖerۖuat meleۖiﱢi ekspektasi, semisal

memۖantu pelanﱡﱡan dalam menﱡamۖil keputusan untuk melakukan

transaksi yanﱡ tidak sesuai denﱡan ﱢarapan pelanﱡﱡan, memۖantu

pelanﱡﱡan yanﱡ sedanﱡ memiliki permasalaﱢan yanﱡ ۖerat dalam

menﱡamۖil keputusan dalam ﱢal penﱡﱡunaan layanan dan juﱡa

menﱡamۖil lanﱡkaﱢ-lanﱡkaﱢ menۗeﱡaﱢ timۖulnya masalaﱢ denﱡan oranﱡ

lain. Karyawan dalam memperlakukan pelanﱡﱡan senantiasa ۖersikap

ramaﱢ, sopan, dan menﱡﱢarﱡai pelanﱡﱡan denﱡan rasa ﱢormat. yanﱡ

mana ﱢal terseۖut dapat diseۖaۖkan oleﱢ adanya perlakuan yanﱡ ۖaik dari

perusaﱢaan untuk karyawan.

Dampak positiﱠ lain dari diperlakukannya pelanﱡﱡan denﱡan

ﱢormat, adil, dan setara adalaﱢ tumۖuﱢnya rasa salinﱡ perۗaya, ۖaik

antara karyawan denﱡan pelanﱡﱡan maupun antara karyawan, pelanﱡﱡan

denﱡan pimpinan atau manajemen perusaﱢaan. Pada ﱡilirannya ﱢal ini

akan meninﱡkatkan kenyamanan pelanﱡﱡan atau nasaۖaﱢ dalam ﱢal

menﱡﱡunakan jasa perusaﱢaan, terutama untuk janﱡka panjanﱡ.

Adapun ﱠaktor yanﱡ dapat mempenﱡaruﱢi diperlakukannya

pelanﱡﱡan denﱡan ۖaik adalaﱢ:

32

(38)

28

a) Karyawan peduli terﱢadap pelanﱡﱡan seۖaﱡaimana mereka inﱡin

dipedulikan.

ۖ) Karyawan memۖerikan layanan ekstra untuk nasaۖaﱢ / pelanﱡﱡan

ۗ) Karyawan dikenal leۖiﱢ ۖersaﱢaۖat dan memۖantu nasaۖaﱢ dalam

melayani keۖutuﱢannya.

d) Karyawan ۖertindak diluar keۖiasaan mereka.untuk menﱡuranﱡi

ketidak nyamanan pelanﱡﱡan demi mendapatkan pelayanan terۖaik.

Sesuai denﱡan dalil al-Quran yanﱡ dijelakan dalam QS. Al-isra’

Ayat 7 yanﱡ ۖerۖunyi:

إ

ﻵا ﺪ و ءﺎ اذﺈ ﺎﮭ ﺄ أ نإو

أ

أ ن

اوءﻮ ةﺮ

ھﻮ و

)اﺮ اﻮ ﺎ اوﺮ و ةﺮ لوأ هﻮ د ﺎ ﺪ

ا اﻮ ﺪ و

7

(

ﺳJika kamu ۖerۖuat ۖaik (ۖerarti) kamu ۖerۖuat ۖaik ۖaﱡi dirimu sendiri dan jika kamu ۖerۖuat jaﱢat, maka (kejaﱢatan) itu ۖaﱡi dirimu sendiri, dan apaۖila datanﱡ saat ﱢukuman ۖaﱡi (kejaﱢatan) yanﱡ kedua, (Kami datanﱡkan oranﱡ-oranﱡ lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, seۖaﱡaimana musuﱢ-musuﱢmu memasukinya pada kali pertama dan untuk memۖinasakan seﱢaۖis-ﱢaۖisnya apa saja yanﱡ mereka kuasai.ﺴ (QS. Al-isra’: 7)33.

Ayat terseۖut menjelaskan ۖaﱢwasanya apaۖila kamu telaﱢ

memperlakukan oranﱡ lain (pelanﱡﱡan) denﱡan ۖaik dan memuaskan,

maka kamu akan diperlakukan ۖaik pula oleﱢ oranﱡ lain saat kamu

memۖutuﱢkan perlakuan ۖaik terseۖut. Oleﱢ karena itu didalam al-quran

telaﱢ diۖerikan dalil yanﱡ teﱡas ۖaﱢwa oranﱡ yanﱡ ۖaik akan di ۖalas

denﱡan keۖaikan dan apaۖila kamu ۖuruk akan diۖalas denﱡan

keۖurukanmu terseۖut.

33Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah,(Bandunﱡ: Diponeﱡoro 2005),282

(39)

29

Seۖuaﱢ perusaﱢaan ﱢarus menjamin suatu pelanﱡﱡan

diperlakukan denﱡan ﱢormat oleﱢ seluruﱢ peﱡawai perusaﱢaan. Karena

perlakuan yanﱡ setara dan adil terﱢadap pelanﱡﱡan juﱡa menۗakup

diantaranya pemۖerian inﱠormasi yanﱡ lenﱡkap dan akurat menﱡenai

panduan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan di dalam seۖuaﱢ

perusaﱢaan. perlakuan yanﱡ adil dan setara tanpa memۖeda-ۖedakan

suku, jenis kelamin, aﱡama, keۗaۗatan (disability), usia, dan

seۖaﱡainya.34 Dalam penﱡelolaan sumۖer daya manusia, perlakuan yanﱡ

adil dan setara juﱡa ﱢarus diۖerikan kepada karyawan perusaﱢaan mulai

dari proses dan keputusan perekrutan, seleksi, pelatiﱢan dan

penﱡemۖanﱡan, perenۗanaan karier, keۖijakan kompensasi, penilaian

kinerja, ﱢinﱡﱡa pemۖerﱢentian karyawan.35

Karyawan merasa diperlakukan denﱡan adil, perusaﱢaan ﱢarus

mampu menﱡﱢasilkan keputusan yanﱡ konsisten, ۖerdasarkan inﱠormasi

yanﱡ akurat, memunﱡkinkan karyawan untuk ۖerkontriۖusi, dan dapat

dikoreksi. Karyawan ۖiasanya akan menilai sejauﱢ mana perusaﱢaan

ۖersikap adil saat perusaﱢaan melakukan peruۖaﱢan dan saat menerapkan

keۖijakan denﱡan individu seۖaﱡai sasarannya seperti penilaian kinerja.36

Di dalam al – Qur’an juﱡa telaﱢ dijelaskan untuk memۖerikan perlakuan

yanﱡ ۖaik terﱢadap karyawan maupun pelanﱡﱡan yanﱡ ۖerۖunyi:

34Tﱢomas W. Zimmerer, dkk, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5, terjemaﱢan, (jakarta: salemۖa empat, 2008), 494.

35Iۖid. 36Iۖid.

(40)

30

ﮭ ہ ﺔ ر ﺎ

ﻮ اﻮﻀ

آ ﻆ ﻆ

ﻮ و

ﮭ ﺮ

او ﮭ

ﺮ ﻵﺂٮ ھ روﺎﺷو

ۚ

ہآ

ﻰ ﻮ ﺰ اذﺈ

ہ

آ نإ

ﻮ آ

)

٥

(

ﺳMaka diseۖaۖkan raﱢmat dari Allaﱢ-laﱢ kamu ۖerlaku lemaﱢ lemۖut terﱢadap mereka. Sekiranya kamu ۖersikap keras laﱡi ۖerﱢati kasar, tentulaﱢ mereka menjauﱢkan diri dari sekelilinﱡmu. Karena itu, maﱠkanlaﱢ mereka; moﱢonkanlaﱢ ampun ۖaﱡi mereka, dan ۖermusyawaraﱢlaﱢ denﱡan meraka dalam urusan itu. Kemudian apaۖila kamu telaﱢ memۖulatkan tekad, maka ۖertakwalaﱢ kepada Allaﱢ. Sesunﱡﱡuﱢnya Allaﱢ menyukai oranﱡ-oranﱡ yanﱡ ۖertawakal kepada-Nyaﺴ (QS. Al- imran :159).37

Berdasarkan ayat diatas, jelas ۖaﱢwa setiap manusia dituntukan

untuk ۖerlaku lemaﱢ lemۖut dalam memperlakukan oranﱡ lain aﱡar oranﱡ

lain merasakan kenyamanan ۖila ۖerada disampinﱡnya. Apalaﱡi dalam

pelayanan yanﱡ mana konsumen ۖanyak piliﱢan, ۖila ۖerlaku ۖisnis tidak

mampu memۖerikan rasa aman denﱡan kelemaﱢ lemۖutannya maka

konsumen akan ۖerpindaﱢ keperusaﱢaan lain yanﱡ serupa ۖeﱡitu pula

denﱡan karyawan dalam perusaﱢaan terseۖut sedemikian juﱡa inﱡin

diۖerikan perlakuan yanﱡ adil, serta lemۖut.

d. Teknologi layanan

Teknoloﱡi layanan atau teknoloﱡi inﱠormasi adalaﱢ suatu teknoloﱡi

yanﱡ diﱡunakan untuk menﱡolaﱢ data, termasuk memproses,

mendapatkan, menyususun, menyimpan, memanipulasi data dalam

37Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah,(Bandunﱡ: Diponeﱡoro 2005), 71.

(41)

31

ۖerۖaﱡai ۗara untuk menﱡﱢasilkan inﱠormasi yanﱡ ۖerkualitas, yaitu

inﱠormasi yanﱡ relevan, akurat, dan tepat waktu, yanﱡ diﱡunakan untuk

keperluan priۖadi, ۖisnis, dan pemerintaﱢan dan merupakan inﱠormasi

yanﱡ strateﱡis untuk menﱡamۖil keputusan. 38

Perkemۖanﱡan teknoloﱡi yanﱡ terjadi sekaranﱡ ini telaﱢ ۖanyak

menﱡalami peruۖaﱢan. Peruۖaﱢan teknoloﱡi yanﱡ ۗepat akan

mempenﱡaruﱢi seۗara siﱡniﱠikan dari perkemۖanﱡan dalam dunia ۖisnis,

seﱢinﱡﱡa serinﱡ kali strateﱡi yanﱡ dipiliﱢ seۖelumnya tidak memadai laﱡi,

oleﱢ karena itu pemiliﱢan dan penentuan strateﱡi ۖaru diperlukan ۖaﱡi

perusaﱢaan aﱡar leۖiﱢ kompetitiﱠ ﱡuna ۖersainﱡ di pasar saat ini.39

Faktor teknoloﱡi merupakan kompetensi perusaﱢaan dalam

memanﱠaatkan seﱡala potensi teknoloﱡi yanﱡ dimiliki ﱡuna merespon dan

memenuﱢi tuntutan ۖisnis serta mewujudkan inovasi. Faktor teknoloﱡi

mempunyai penﱡaruﱢ positiﱠ terﱢadap kepuasan pelanﱡﱡan, karena ﱠaktor

teknoloﱡi menjadi salaﱢ satu ﱠaktor yanﱡ mendukunﱡ kepuasan yanﱡ

dirasakan oleﱢ pelanﱡﱡan40. Teknoloﱡi adalaﱢ satu ۗiri yanﱡ

mendeﱠinisikan ﱢakikat manusia yaitu ۖaﱡian dari sejaraﱢnya meliputi

keseluruﱢan sejaraﱢ. Menurut Djoyoﱢadikusumo, (1994), Teknoloﱡi

ۖerkaitan erat denﱡan sains (science) dan perekayasaan (engineering).41

38 Marsﱢall B Romney, Accounting information sistem (sistem informasi akuntansi), edisi 9 (edisi ۖaﱢasa indonesia) ۖuku 1,(jakarta: Salemۖa Empat, 2006), 56.

39

Ariane Cﱢaterina, ﺳAnalisis Faktor Teknoloﱡi, Kualitas Layanan, dan Fokus Pelanﱡﱡan Terﱢadap Kepuasan Pelanﱡﱡanﺴ, (Skripsi—Universitas Diponeﱡoro Semaranﱡ, 2011), 13.

40Fransisۗa Andriani, Experiental marketinﱡ (seۖuaﱢ pendekatan pemasaran), “Jurnal Manajemen Pemasaran” , Universitas Kristen Petra Suraۖaya, 2007, (Volume 2 No 1.), 37.

41Iۖid., 14.

(42)

32

Denﱡan kata lain, teknoloﱡi menﱡandunﱡ dua dimensi, yaitu science dan

engineering yanﱡ salinﱡ ۖerkaitan satu sama lainnya.

Makna teknoloﱡi seperti makna ‘sains’, telaﱢ menﱡalami

peruۖaﱢan sepanjanﱡ sejaraﱢ. Teknoloﱡi, ۖerasal dari literatur Yunani,

yaitu technologia, yanﱡ diperoleﱢ dari asal kata techne, ۖermakna waۗana

seni. Adapun menurut Capra, deﱠinisi teknoloﱡi yanﱡ lain adalaﱢ seۖaﱡai

kumpulan alat, aturan dan prosedur yanﱡ merupakan penerapan

penﱡetaﱢuan ilmiaﱢ terﱢadap suatu pekerjaan tertentu dalam ۗara yanﱡ

memunﱡkinkan penﱡulanﱡan.42

Faktor – ﱠaktor yanﱡ mempenﱡaruﱢi adanya teknoloﱡi layanan

adalaﱢ seۖaﱡai ۖerikut:

a) Karyawan meninﱡkatkan kemampuan layanan karyawan melalui

penﱡﱡunaan teknoloﱡi terۖaik

ۖ) Teknoloﱡi diﱡunakan untuk memۖanﱡun dan menﱡemۖanﱡkan

tinﱡkat kualitas layanan yanﱡ leۖiﱢ tinﱡﱡi.

ۗ) Karyawan menﱡﱡunakan teknoloﱡi tinﱡﱡi untuk mendukunﱡ

layanan.

Seۖaﱡaimana telaﱢ dijelaskan dalam al-Qur’an dalam surat

Al-anۖiya’ tentanﱡ keﱡunaan serta keۗanﱡﱡiﱢan teknoloﱡi ۖaﱡi manusia:

ۢ

سﻮ ﺔ

و

ۦ

) نوﺮ ﺷ أ ﮭ

(

ىﺮ ﺔ ﺎ ﺮ ا

و

هﺮ ﺄ

ے

ۚ ﺎﮭ ﺎ ﺮ ﻰ آ ضرﻵآ ﻰ إ ~

)

ءﻰﺷ ﺎ و

(

42 Iۖid.

(43)

33

ﺳDan telaﱢ Kami ajarkan kepada Daud memۖuat ۖaju ۖesi untuk kamu, ﱡuna memeliﱢara kamu dalam peperanﱡanmu; Maka ﱢendaklaﱢ kamu ۖersyukur (kepada Allaﱢ).(80) Dan (telaﱢ Kami tundukkan) untuk Sulaiman anﱡin yanﱡ sanﱡat kenۗanﱡ tiupannya yanﱡ ۖerﱢemۖus denﱡan perintaﱢnya ke neﱡeri yanﱡ kami telaﱢ memۖerkatinya. Dan adalaﱢ Kami Maﱢa Menﱡetaﱢui seﱡala sesuatu.(81)ﺴ (Q.S Al -anۖiya :80-81)43

Ayat terseۖut kaitannya denﱡan perkemۖanﱡan teknoloﱡi inﱠormasi

dan komunikasi yanﱡ ۖerawal dari perkemۖanﱡan loﱡam: ۖesi.

Perkemۖanﱡan ini juﱡa sejalan denﱡan perkemۖanﱡan teknoloﱡi

inﱠormasi dan komunikasi. Perkemۖanﱡan teknoloﱡi inﱠormasi dan

komunikasi telaﱢ menunjukkan jati dirinya dalam peradaۖan manusia

dewasa ini. Sudaﱢ tentu tidak dapat diinﱡkari dan dipandanﱡ seۖelaﱢ

mata, peran perkemۖanﱡan teknoloﱡi inﱠormasi telaﱢ memۖerikan share

yanﱡ siﱡniﱠikan terﱢadap nilai tamۖaﱢ ekonomi. Eﱠisiensi dalam ۖerۖaﱡai

ۖidanﱡ, kﱢususnya dalam masalaﱢ waktu, tenaﱡa dan ۖiaya melalui

keۗepatan dan ketepatan inﱠormasi, serta perﱠorma ﱠisik telaﱢ dapat

ditinﱡkatkan denﱡan sanﱡat drastis.

Teknoloﱡi merupakan syarat yanﱡ memunﱡkinkan

konstituen-konstituen non material keﱢidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran,

institusi, ide dan idealnya. Menurut Toynۖee, Teknoloﱡi adalaﱢ seۖuaﱢ

maniﱠestasi lanﱡsunﱡ dari ۖukti keۗerdasan manusia.44 Dalam ﱠaktor

teknoloﱡi salaﱢ satunya terdapat teknoloﱡi inﱠormasi yanﱡ ۖiasa diseۖut

TI atau IT. Haaﱡ dan Keen dalam Kadir, menﱡatakan penﱡertian teknoloﱡi

inﱠormasi adalaﱢ seperanﱡkat alat yanﱡ memۖantu ۖekerja denﱡan

43

Departemen Aﱡama Repuۖlik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah,(Bandunﱡ: Diponeﱡoro 2005),328.

44Iۖid.

(44)

34

inﱠormasi dan melakukan tuﱡas-tuﱡas yanﱡ ۖerﱢuۖunﱡan denﱡan

pemrosesan inﱠormasi.45 Teknoloﱡi inﱠormasi tidak ﱢanya terۖatas pada

teknoloﱡi komputer yanﱡ diﱡunakan untuk memproses dan menyimpan

inﱠormasi melainkan juﱡa menۗakup teknoloﱡi komunikasi untuk

menﱡirimkan inﱠormasi.

e. Pelatihan Layanan

Pelatiﱢan adalaﱢ suatu keﱡiatan untuk memperۖaiki kemampuan

kerja seseoranﱡ dalam kaitannya denﱡan aktivitas ekonomi. Pelatiﱢan

memۖantu karyawan dalam memaﱢami suatu penﱡetaﱢuan praktis dan

penerapannya, ﱡuna meninﱡkatkan keterampilan, keۗakapan, dan sikap

yanﱡ diperlukan orﱡanisasi dalam usaﱢa menۗapai seۖuaﱢ tujuan.

Deﱠenisi pelatiﱢan adalaﱢ proses ۖelajar menﱡajar denﱡan menﱡﱡunakan

teknik dan metoda tertentu seۗara konsepsional dapat dikatakan ۖaﱢwa

latiﱢan dimaksudkan untuk meninﱡkatkan keterampilan dan kemampuan

kerja seseoranﱡ atau sekelompok oranﱡ.46 Biasanya yanﱡ sudaﱢ ۖekerja

pada suatu orﱡanisasi yanﱡ eﱠisiensi, eﱠektivitas dan produktivitas

kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditinﱡkatkan seۗara teraraﱢ dan

praﱡmatik. Adapun ﱠaktor yanﱡ dapat mempenﱡaruﱢi adanya latiﱢan

pelayanan adalaﱢ:

45 Iۖid.

46Siaﱡian (1988: 175) dalam Kﱢairul Akﱢir Luۖis, ﺳPenﱡaruﱢ Pelatiﱢan dan Motivasi kerja terﱢadap kinerja karyawan PT.Perkeۖunan Nusantara IV (PERSEROAN) Medanﺴ, (Tesis-- Universitas Sumatera Utara Medan, 2008), 28.

(45)

35

a) Karyawan telaﱢ memperoleﱢ pelatiﱢan keۗakapan personil yanﱡ

meninﱡkatkan kemampuannya untuk menyajikan kualitas layanan

yanﱡ tinﱡﱡi terﱢadap pelanﱡﱡan.

ۖ) Karyawan menﱡﱢaۖiskan ۖanyak waktu dan upaya dalam simulasi

keﱡiatan pelatiﱢan yanﱡ memۖantu karyawan untuk menyajikan

kualitas layanan yanﱡ leۖiﱢ tinﱡﱡi ketika karyawan ۖerﱢadapan

denﱡan pelanﱡﱡan yanﱡ sesunﱡﱡuﱢnya.

Pelatiﱢan diperlukan untuk memۖantu peﱡawai menamۖaﱢ

keۗakapan dan penﱡetaﱢuan yanﱡ ۖerﱢuۖunﱡan erat denﱡan pekerjaan

dimana peﱡawai terseۖut ۖekerja. Terdapat tiﱡa syarat yanﱡ ﱢarus

dipenuﱢi aﱡar suatu keﱡiatan dapat diseۖut latiﱢan, yaitu:

Latiﱢan ﱢarus memۖantu peﱡawai menamۖaﱢ kemampuannya.

a) Latiﱢan ﱢarus menimۖulkan peruۖaﱢan dalam keۖiasaan, dalam

inﱠormasi,dan penﱡetaﱢuan yanﱡ ia terapkan dalam pekerjaannya

seﱢari-ﱢari.

ۖ) Latiﱢan ﱢarus ۖerﱢuۖunﱡan denﱡan pekerjaan tertentu yanﱡ sedanﱡ

dilaksanakan ataupun pekerjaan yanﱡ akan diۖerikan pada masa

yanﱡ akan datanﱡ. 47

Seۖaﱡaimana diteranﱡkan didalam kandunﱡan isi al-Quran tentanﱡ

pelayanan di dalam QS.Ar-ra’d ayat 11, yanﱡ ۖerۖunyi:

47Kﱢairul Akﱢir Luۖis, Penﱡaruﱢ Pelatiﱢan..., 29.

(46)

36

ہ

نإ ﷲﺮ أ ,ﮫ ﻮﻈ ے ﮫ و ﮫ ﺪ ۢ

,ﮫ

ﮭ ﺄ ﺎ اوﺮ ﻰ مﻮ ﺎ

ۚ,ۚﮫ دﺮ اءﻮ مﻮ ﷲدرأ آذإو

ﮭ ﺎ و

) لاو ے ﮫ ود

(

ﺳBaﱡi manusia ada malaikat-malaikat yanﱡ selalu menﱡikutinya ۖerﱡiliran, di muka dan di ۖelakanﱡnya, mereka menjaﱡanya atas perintaﱢ Allaﱢ. Sesunﱡﱡuﱢnya Allaﱢ tidak meroۖaﱢ Keadaan sesuatu kaum seﱢinﱡﱡa mereka meroۖaﱢ keadaan yanﱡ ada pada diri mereka sendiri. dan apaۖila Allaﱢ menﱡﱢendaki keۖurukan terﱢadap sesuatu kaum, Maka tak ada yanﱡ dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindunﱡ ۖaﱡi mereka selain Diaﺴ (QS. Ar-ra’d: 11)48

Seۗara ﱡaris ۖesar, dari ayat al-Qur’an di

Gambar

Gambar  Halaman
Tabel Halaman
grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
  Dalam pengujian heteroskedastisitas selain menggunakan grafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

kamar mandi” karya Gusmel Riyald, ald, dapat diketahui bahwa d dapat diketahui bahwa drama ini menggunakan rama ini menggunakan alur maju yaitu dari pertama terjadi suatu

Pentingnya peran serta pemerintah dalam pembangunan industri mikro di Indonesia, terutama dalam menentukan kebijakan-kebijakan perdagangan dan proteksi terhadap produk hasil

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

Dari proses kemajuan ilmu kedokteran atau kesehatan serta dibarengi dengan kemajuan dibidang teknologi, pada era sekarang-sekarang ini sering terlihat dan terdengar melalui

Belajar di Majelis Taklim membuat Umi Salamah semakin yakin dengan kebenaran agama Islam dan paham tentang pendidikan agama Islam karena kalo tidak yakin maka

Faktor-faktor yangsama-sama dimiliki oleh mereka yang berstatus kontrak ataupun tetap tersebut adalah loyalitas mereka pada perusahaan (baik itu karena keterpaksaan

11.098,00 dan kemauan membayar sebesar Rp 19.330,00 hasil ini menyatakan bahwa nilai kemampuan membayar responden lebih kecil dari kemauan membayar, hal ini

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain posttest only non equivalent group design. Langkah-langkah penelitian ini adalah 1) memilih kelas