TINJAUAN PUSTAKA
Penggerek Batang Berkilat(C. auricilius Dudgeon)
Biologi
Menurut Kalshoven (1981), adapun klasifikasi penggerek batang berkilat
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Crambidae
Genus : Chilo
Spesies : Chilo auriciliusDudgeon.
Gambar 1. Telur C. auricilius Sumber : http://repository.usu.ac.id
Telurnya berwarna putih sampai kuning bergaris tengah 1 mm. Telur
diletakkan dalam kelompok yang saling menindih datar, menyerupai sisik serta
tidak tertutup oleh bulu.Telur diletakkan dalam kelompok yang terdiri dari 7
sampai 30 butir dengan rata-rata 24 butir per kelompok.Lama stadia telur 5-6 hari
Larva dewasa panjangnya 20-26 mm. Warna badannya kelabu, sedangkan
warna kepala coklat kekuningan. Ada lima garis memanjang ungu-coklat pada
punggungnya. Lama stadia larva 21-41 hari dengan melalui 5-9 kali pergantian
kulit (Pramono, 2005).
Gambar 2. Larva C. auricilius Sumber : http://repository.usu.ac.id
Pupanya berwarna coklat kemerahan mengilap dan tidak berkokon.Pupasi
terjadi di dalam lobang gerek pada ruas tebu. Panjang pupa sekitar 10-15,8 mm.
Pupa betina lebih panjang dan lebih besar daripada pupa jantan. Warna pupa
semula kuning muda selanjutnya makin lama menjadi coklat kehitaman.Lama
stadia pupa 5-7 hari (Pramono, 2005).
Ngengat dewasa panjangnya 13-16 mm. Sayapnya berwarna seperti jerami
sampai coklat muda.Bagian tepi ujung sayap mukanya ada sebaris bercak-bercak
hitam.Imago biasanya keluar dari pupa pada waktu sore hari sampai malam hari,
dan segera kawin (kopulasi) mulai malam itu juga.Imago betina hanya kawin 1
kali saja, tetapi jantannya bisa kawin lebih dari satu kali. Imago penggerek batang
berkilat lebih tertarik pada cahaya dibanding jenis penggerek lain, tetapi justru
dengan adanya cahaya akan menghambat terjadinya perkawinan (Pracaya, 2009).
Gambar 4.ImagoC. auricilius Sumber : http://repository.usu.ac.id Gejala Serangan
Ulat yang telah menetas akan masuk ke dalam daun-daun muda yang
masih menggulung dan hidup di dalamnya. Pada umur 2-3 minggu ulat pindah ke
ruas muda dan menembus pelepah daun.Ulat membuat lorong gerekan kearah atas
di bagian ruas tengah(Wirioatmodjo, 1977).
Pada tanaman dewasa kerusakan terbatas pada ruas-ruas.Tanaman yang
mendekati masa masak, titik tumbuh dapat dirusak sehingga pucuk tanaman
Gambar 5.Gejala seranganC. auricilius Sumber : http://repository.usu.ac.id Penggerek batang Tebu Bergaris (C. sacchariphagusBojer.)
Biologi
Menurut Somaand Ganeshan (1998), adapun klasifikasi dari penggerek
batang tebu bergaris adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Crambidae
Genus : Chilo
Spesies : Chilo sacchariphagusBojer.
Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan
berubah menjadi hitam sebelum menetas. Telur memiliki panjang 0,75 - 1,25 mm
dengan rata-rata 0,95 mm. Masa inkubasi berkisar antara 4-6 hari dengan rata-rata
sebesar 5,13 ± 0,78. Telur yang baru diletakkan berbaris di atas permukaan daun,
Gambar 10.TelurC. sacchariphagus Sumber : http://repository.usu.ac.id
Larva yang baru menetas panjangnya + 2,5 mm, dan berwarna kelabu.
Semakin tua umur larva, warna badan berubah menjadi kuning coklat dan
kemudian kuning putih, disamping itu warna garis-garis hitam membujur pada
permukaan abdomen sebelah atas juga semakin jelas (Pratama, 2009).
Gambar 11.LarvaC. sacchariphagus Sumber : http://repository.usu.ac.id
Periode larva berlangsung selama 35-54 hari.Larva berganti kulit
sebanyak5 kali dan memiliki 6 instar.Larva berwarna kekuningan dengan bergaris
hitam. Panjang larva di setiap instar (I sampai VI) kira-kira 7,81 mm, 13,1 mm,
Gambar 12.PupaC. sacchariphagus Sumber : http://repository.usu.ac.id
Kepompong penggerek batang agak keras dan berwarna coklat
kehitaman.Kepompong betina biasanya mempunyai badan lebih besar daripada
yang jantan.masa pupa berkisar antara 8-10 hari dengan rata-rata 8,28 hari (David,
1986).
Gambar 13.ImagoC. sacchariphagus Sumber : http://repository.usu.ac.id
Ngengat bergerak lamban lamban.Ngengat betina lebih besar daripada
ngengat jantan. Imago mempunyai sayap dan dada berwarna kecoklatan.Abdomen
imago betina biasanya juga lebih besar daripada yang jantan betina dewasa dan
jantan memiliki masa4 - 9 hari dengan rata-rata 6,37 dan 7,22 hari. Jumlah
maksimum telur yang diletakkan oleh betina adalah 400. Siklus hidup total dari
Gejala Serangan
Larva hidup dalam ruas-ruas batang tebu. Di sebelah luar ruas-ruas muda
yang digerek akan didapati tepung gerek. Daun tanaman yang terserang terdapat
bercak-bercak putih bekas gerekan yang tidak teratur.Bercak putih ini menembus
kulit luar daun.Gejala serangan pada batang tebu ditandai adanya lobang gerek
pada permukaan batang. Apabila ruas-ruas batang tersebut dibelah membujur
maka akan terlihat lorong-lorong gerek yang memanjang. Gerekan ini
kadang-kadang menyebabkan titik tumbuh mati, daun muda layu atau kering
(Pratamadkk, 2009).
Penggerek Batang Tebu Raksasa (Ph.castaneaeHubner.)
Biologi
Menurut Kalshoven (1981), adapun klasifikasi penggerek batang raksasa
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Cossidae
Genus : Phragmatoecia
Spesies : Phragmatoecia castaneaeHubner.
Telur berbentuk oval dengan panjang 1,8 mm dan lebar 0,8 mm.Telur
berwarna putih kelabu kemudian berubah menjadi hitam kelabu dan diletakkan
secara berkelompok. Panjang deretan setiap kelompok telur bervariasi, tetapi ada
juga yang bias mencapai panjang 15 cm. Jumlah telur sebanyak 282-360
butir/betina. Stadia telur 9-10 hari (Pramono, 2005).
Larva menetap di dalam pelepah daun selama 3-7 hari.Setiap larva dapat
menggerek rata-rata 3 ruas.Lama stadia larva sekitar 72-82 hari.Sebelum menjadi
stadia pupa, larva melewati fase pre pupa selama 2 hari.Dalam 1 batang dapat
ditemukan rata-rata 3 ekor larva (Pramono, 2005).
Gambar 7.Larva Phragmatoecia castaneae Sumber : http://repository.usu.ac.id
Stadia pupa berlangsung selama 14-19 hari didalam ruas batang tebu.
Panjang pupa jantan 2,5-3 cm dan pada pupa betina 3,5-4 cm (Pramono, 2005).
Gambar 8.Pupa Phragmatoecia castaneae Sumber : http://repository.usu.ac.id
Stadia imago ditandai dengan warna sayap depan coklat kelabu dengan
kehitaman. Rentang sayap betina rata rata 4,9 cm, sedangkan sayap jantan 3,75
cm. Panjang keseluruhan badan sekitar 2,5-3 cm (Pramono, 2005).
Gambar 9.Imago Ph. castanae Sumber : http://repository.usu.ac.id Gejala Serangan
Hama penggerek batang raksasa menyerang tanaman tua maupun
muda.Serangan pada tanaman muda menyebabkan tanaman mati pucuk. Pada
serangan berat, bagian dalam batang tebu akan hancur dimakan oleh larva PBR.
Larva masuk ke dalam batang dengan membuat lorong gerekan dari pelepah
daun(Wirioatmodjo, 1977).
Bila populasi hama tinggi, juga dapat menyebabkan kematian pada
tanaman tebu. Kerugian yang ditimbulkan mengakibatkan penurunan bobot
Pengendalian Hama Penggerek Batang Tebu
Beberapa cara yang digunakan dalam mengendalikan hama penggerek
batang tebu adalah sebagai berikut :
1. Kultur teknis
- Memilih bibit, bagal, rayungan yang bebas penggerek.
- Menanam varietas tahan, yakni M 442-51, F 156, Nco 376, Ps 46, Ps 56
s.d 58, dan Ps 61.
- Menjaga kebersihan kebun dari tanaman glagah dan rumput-rumputan.
Pergiliran tanaman (apabila dimungkinkan).
2. Hayati
Petunjuk pelaksanaannya sama dengan cara pelepasan parasit T. japonicum.
Adapun jenis parasit adalah Trichogramma spp. (T. nanum, T. minutum, dan
T. australicum).
- Jenis parasit adalah lalat Jatiroto (Diatraeophaga striatalis Tns.).
- Pelaksanaan pada tanaman umur 4 dan 6 bulan.
- Dosis pelepasan lalat 15 sampai 30 pasang/ha.
3. Kimiawi
- Penyemprotan dilakukan bila serangan pada daun muda (daun no. –2, -1)
telah mencapai lebih dari 5%. Jadi harus didahului dengan kegiatan
pemantauan.
- Pemantauan dilaksanakan sejak tanaman umur 2 bulan dengan interval
- Penyemprotan dilakukan sebanyak 4 ronde pada tanaman umur 4 sampai
5 bulan, dengan interval 2 minggu.
- Pestisida yang dapat digunakan adalah yang bersifat racun
kontak/perut/sistemik.
Daya ParasitasiTetrastichus sp.
Menurut Kalshoven, 1981 klasifikasi dariTetrastichus sp. adalah : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Eulophidae adalah satu kelompok yang besar (lebih dari 500 jenis
Amerika Utara yang diuraikan) dari serangga-serangga yang agak kecil (panjang
1-3 mm).Tetrastichus sp. memiliki kisaran inang yang sangat beragam yang mencakup sejumlah hama-hama tanaman pangan (Borror, 1992).
Telur diletakkan oleh imago betina di dalam telur inang, dan bertipe
hymenopteriform.Telur Tetrastichus pada penggerek batang padi kuning ini berwarna bening, berbentuk memanjang dan meruncing pada kutub
kaudal.Stadium telur Tetrastichus schoenobii pada PBPK berkisar antara satu sampai dua hari (Kartohardjono, 1992).
Larva hidup di dalam dan di luar telur inang.Larva yang hidup di dalam
hidup di luar telur inang berperan sebagai ektoparasit.Larva yang baru menetas
bertipe hymenopteriform (Kartohardjono, 1992).
Pupa tidak berkokon dan terdapat dalam kelompok telur inang yang
diparasit.Pupa T.schoenobii mula-mula berwarna putih kemudian menjadi coklat (Kartohardjono, 1992).
Rata- rata panjang tubuh imago betina T. schoenobii 1,87 mm dan lebar 0,44 mm, sedangkan rata-rata panjang tubuh jantan 1,65 mm dan lebar 0,34 mm.
Siklus hidup T. schoenobiipada PBPK di Indonesia dan Filipina berkisar antara 10-14 hari dan rata–rata 12-13 hari. Jumlah telur yang dihasilkan oleh imago
betina T. schoenobiitidak banyak diketahui.Informasi yang ada umumnya lebih
mengungkapkan keturunan yang dihasilkan oleh imago betina.
Daya parasitasi Tetrastichus sp. terhadap pupa lebih tinggi dibandingkan
pada larva. Hal ini disebabkan pupa tidak lagi aktif bergerak sehingga parasitoid
inilebih mudah untuk meletakkan telurnya.Penelitian Tobing dkk.(2009) diperoleh bahwapersentase parasitasiTetrastichus brontispae pada pupadi laboratorium yang
berkisar antara 30-80%, sedangkan hasil penelitian Hosangdkk. (2005) diperoleh bahwapersentase parasitasiTetrastichus brontispae pada pupadi laboratoriumyakni
berkisar antara 76.7-87.0%(Hosang dkk., 2005 dalam Tobing dkk., 2009).
Dalam penelitian Hasriyanti dkk., (2007) menyatakan bahwa jumlah parasitoid yang diinokulasikan akan berpengaruh kepada persentase inang yang
terparasit, sebaliknya persentase inang yang terparasit semakin berkurang seiring
bertambahnya jumlah inang.
terinfeksi akan mengalami perubahan warna menjadi kehitaman. Setelah 4-6 hari
pupa yang terinfeksi akan menjadi tegang dan tidak bergerak kemudian pupa akan
mengalami kematian (Metcalaft dan William, 1982 dalam Pulungan, 2012). Kemampuan parasitoid dalam menemukan inang merupakan proses yang
sangat kompleks, dimana proses itu perbedaannya tergantung pada jarak inang
(long and short range). Proses perilaku pencarian inang pada parasitoid dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu penemuan habitat inang (host habitat finding),
dimana merupakan proses pencarian habitat inang, dan host location yang merupakan proses pencarian inang dalam habitat inang (Soviani, 2012).
Hasil penelitian Tobing dkk., (2009) menyatakan bahwa seekor parasitoid
betina meletakkan telur ke dalam tubuh inang (larva) berkisar antara 15−25 menit.
Lamanya waktu peletakan telur disebabkan larva aktif bergerak sehingga
mengganggu parasitoid meletakkan telurnya. Apabila tetap ingin meletakkan
telurnya, parasitoid ini harus berulang-ulang menusukkan ovipositornya pada
tubuh larva. Hal ini jugalah yang menyebabkan daya parasitasi parasitoid ini
terhadap larva sangat rendah hanya sekitar 12 %.
Parasitoid T. schoenobii bersifat gregarius,endo- dan ektoparasitoid.
ParasitoidTelenomus bersifat superparasitisme karenamemarasit telur inang bersama denganparasitoid Trichogramma.Seekor larva T. schoenobii memarasit 3-4 telur inang(Kartohardjono, 1992).
T. schoenobiiFerr.merupakan parasitoid telur yang banyak memarasit hama penggerek batang tanaman padi dan juga tebu (Scirpophaga, Tryporyza).
Parasit ini dominan terdapat di Asia.Parasitoid ini meletakkan telurnya dalam
ektoparasit. Sekelompok telur dapat menghasilkan sekitar 60 tabuhan
(Kalshoven, 1981).
Hasil penelitian Yang ZhongQi dkk (2006) telah menemukan
T.planipennisi yang merupakan spesies baru, yang dipelihara pada larva dewasa
Agrillus planipennisFairmaire. T. planipennisimerupakan endoparasit gregarious,
dengan 56-92 individu dapat berkembang di dalam tubuh 1 inang dan daya
parasitasinya mencapai 32-65%. Dari hasil pemeliharaan dihasilkan rasio
jantan:betina adalah 1:2,5. Parasitoid yang baru ini merupakan biokontrol yang