• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Pendekatan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi pelaksanaan

program supervisi akademik di gugus Baskoro

Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

Kota Semarang ini merupakan penelitian deskriptif

yang menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh

mana program supervisi akademik yang dilakukan

di gugus Baskoro Sumirat UPTD Pendidikan

Kecamatan Tembalang Kota Semarang telah sesuai

dengan dokumen-dokumen yang disusun. Teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

antara data primer yang berupa kuesioner, dengan

data sekunder yang berupa studi dokumentasi,

wawancara non formal dan observasi.

Kedua jenis data penelitian tersebut

digunakan untuk memperoleh data yang lengkap

dalam penelitian ini. Penelitian mengenai

pelaksanaan program supervisi akademik

mengambil data kuantitatif melalui mtode kuesioner

dengan instrument skala penilaian evaluasi

pelaksanaanm serta data kualitatif melalui

(2)

3.2. Model Penelitian

Dalam melaksanakan evaluasi supervisi

akademik kepala sekolah di UPTD Pendidikan

Kecamatan Tembalang, peneliti akan menggunakan

model evaluasi Ketimpangan. Discrepance Evaluation

Model dikembangkan oleh Malcolm M. Provus dalam

bukunya yang berjudul Dicrepancy Evaluation.

Provus percaya bahwa evaluasi merupakan suatu

seni (aris) melukiskan ketimpangan antara standar

kinerja dengan kinerja yang terjadi. Konsep evaluasi

ketimpangan sama dengan Goal Based Evaluation

Model yang dikemukakan oleh Ralph Tyler. Menurut

evaluasi ketimpangan, evaluasi memerlukan enam

langkah untuk melaksanakannya: 1)

mengembangkan suatu desain dan standar-standar

yang menspesifikasi karakteristik-karakteristik

implementasi ideal dari evalualand (objek evaluasi):

kebijakan, program atau proyek; 2) merencanakan

suatu evaluasi menggunakan model evaluasi

discrepancy. Menentukan informasi yang diperlukan

untuk membandingkan implementasi yang

sesungguhnya standar yang mendefinisikan kinerja

objek evaluasi; 3) menjaring kinerja objek evaluasi

yang meliputi pelaksanaan program, hasil-hasil

kuantitatif dan kualitatif; 4) mengidentifiaksi

(3)

standar-standar dengan pelaksanaan dengan

hasil-hasil pelaksanaan objek evaluasi yang

sesungguhnya dan menentukan rasio ketimpangan;

5) menentukan penyebab ketimpangan antara

standar dengan kinerja objek evaluasi; dan 6)

menghilangkan ketimpangan dengan membuat

perubahan-perubahan terhadap implementasi objek

evaluasi.

Penelitian menggunakan model evaluasi

ketimpangan dengan maksud untuk mendapatkan

gambaran antara pelaksanaan supervisi akadeemik

yang dilakukan kepala sekolah dengan standar baku

pelaksanaan supervisi akademik Bersarkan

Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi

SD/MI pada komponen standar proses desebutkan

bahwa:1) pemantauan proses pembelajaran

dilakukan oleh kepala sekolah/ madrasah

mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

dan tahap penilaian hasil pembelajaran; 2) supervisi

proses pembelajaran dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah dengan melakukan kunjungan

kelas serta melakukan tindak lanjut dengan cara

pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan

konsultasi; 3) Evaluasi terhadap guru dalam proses

pembelajaran dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah dengan memperhatikan 4 aspek,

(4)

pembelajaran, dan (4) rencana tindak lanjut, 4)

kepala sekolah/madrasah menyampaikan hasil

pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku

kepentingan; 5) kepala sekolah/madrasah

melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan

proses pembelajaran, dijadikan untuk mengukur

tentang pelaksanaan supervisi akademik di sekolah

(Permendiknas no 11 tahun 2009)

Dengan demikian penelitian diharapkan

mendapatkan gambaran tingkat ketimpangan

pelaksanaan supervisi akademik yang akurat

antara standar baku dengan pelaksanaan di sekolah

dasar yang berada di gugus Baskara Sumirat UPTD

Pendidikan Kecamatan Tembalang.

1.3.

Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di 8 Sekolah Dasar

gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan

Kecamatan Tembalang Kota Semarang, pemilihan

wilayah ini dikarenakan Tembalang merupakan

Kecamatan yang ada di Kota Semarang yang

pelaksanaan supervisi akademiknya cukup

(5)

1.4.

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data yang diperoleh peneliti dari

lapangan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Data-data tersebut dibagi menjadi dua

jenis data, yaitu:

a.Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh

peneliti secara langsung dari obyek penelitian

yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti.

Data yang diperoleh berbentuk hasil

wawancara dengan informan terkait,

catatan-catatan yang mendukung penelitian.

b.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang

diperoleh peneliti tidak secara langsung dari

obyek penelitian. Teknik pengumpulan data

sekunder dilakukan dengan cara studi

kepustakaan atau studi dokumentasi, yang

dilakukan dengan mempelajari buku-buku

literature atau peraturan

perundang-undangan. Studi kepustakaan ini digunakan

untuk mendapatkan kerangka teori yang

sesuai dengan judul penelitian agar terarah

(6)

3.5

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data merupakan langkah

yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian ialah untuk mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Pada

penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pada kondisi yang alamiah, sumber data primer dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada

observasi berperan serta, wawancara mendalam dan

dokumentasi. Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai cara, berbagai sumber. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan datanya

dapat menggunakan sumber primer, dan sumber

data sekunder. Apabila ditinjau dari segi tata cara

atau teknik pengumpul data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan

wawancara (interview), observasi (pengamatan),

dokumentasi dan gabungan ketiganya.

Berdasarkan sifat penelitian kualitatif maka

data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data

primer dan data sekunder, dengan teknik

(7)

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan baik secara

langsung (face to face) maupun menggunakan

pesawat telepon, sehingga terjadi kontak pribadi.

Oleh karena itu pewawancara perlu memahami

situasi dan kondisi sehingga dapat menentukan

waktu yang tepat kapan dan dimana harus

melakukan wawancara. Data primer yang akurat,

luas dan mendalam dilakukan melalui tanya jawab

langsung berupa wawancara dengan pihak yang

bersangkutan baik informan utama maupun

informan pendukung. Dalam mengumpulkan data

melalui wawancara, peneliti melakukuan

langkah-langkah sebai berikut: 1)menetapkan kepada

siapawawancara ini akan dilakukan; 2) menyiapkan

pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan; 3) mengawali atau membuka alur

wawancara, 4) melangsungkan jalannya wawancara;

5) mengkonfirmasikan ringkasan hasil

wawancaradan mengakhirinya; 6) menuliskan hasil

wawancara ke dalam catatan; dan 7)

mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara

yang telah diperoleh.

Daftar pertanyaan sifatnya hanya sebagai

pedoman atau acuan dalam melakukan wawancara

agar peneliti tetap berada pada jalur penelitian dan

(8)

b.Pengamatan (Observasi)

Selain pengumpulan data melalui wawancara,

peneliti juga melakukan observasi sebagai informasi

yang nyata di lapangan. Dengan observasi di

lapangan, maka peneliti akan memperoleh manfaat

sebagai berikut: 1) mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh

pandangan yang menyeluruh, 2) memperoleh

pengalaman langsung, sehingga memungkinkan

peneliti menggunakan pendekatan induktif, supaya

tidak terpengaruh pandangan sebelumnya, 3) peneliti

dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati

orang lain, khususnya orang yang berada dalam

lingkungan itu karena dianggap biasa dan arena itu

tidak akan terungkapnya dalam wawancara, 4)

menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkap

oleh peneliti dalam wawancara karena bersifat

sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan

nama baik lembaga, 5) menemukan hal-hal yang

diluar persepsi peneliti, sehingga akan meperoleh

gambaran yang lebih komprehensif, dan 6) peneliti

tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi

juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan

merasakan suasana siasi sosial yang diteliti.

Kegiatan pengamatan (observasi) dilakukan

(9)

ppenting sebagai factor mendukung maupun faktor

yang menghambat dalam pelaksanaan supervisi

akademik oleh kepala sekolah dalam meningkatkan

profesionalisme Kepala Sekolah Sekolah Dasar di

UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

c. Dokumentasi dan Arsip

Dokumentasi dilakukan dengan cara

menelusuri literature-literatur ilmiah dari

buku-buku jurnal ilmiah, surat kabar data

statistic, dan karya ilmiah. Sumber data dari

dokumentasi merupakan sumber data kedua

(data sekunder ). Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu, bias

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan

lain-lain. Mencatatat arsip yang berisi tentang

pelaksanaan kegiatan supervise akademik

seperti program supervise kepala sekolah,

hasil penilaian supervise oleh kepala sekolah,

(10)

penelitian berlangsung. Studi dokumentasi

merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.

1.5.

Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan dua teknik analisis, yaitu teknik

analisis kuantitatif dan teknik analisis kualitatif.

a. Analisis Data Kuantitatif

Data hasil kuosioner yang diperoleh adalah

skor responden dalam memberikan respon

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

daftar periksa program supervise akademik.

Responden diminta memberikan respon dengan

mengisi status evaluasi dengan mengisi “Y” untuk

sesuai atau “T” untuk tidak sesuai. Berdasarkan respon tersebut dapat diperoleh skor responden.

Data tersebut dianalisis menggunakan teknik

analisis deskriptif berdasarkan respon subyek

penelitian per item pernyataan pada

masing-masing angket.

(11)

Alasan dilaksanakannya penelitian

kombinasi kualitatif dan kuantitatif ini

setidaknya memiliki dua tujuan. Tujuan pertama

adalah tujuan trianggulasi, yaitu data-data

kualitatif dipakai untuk memeriksa kebenaran

data kuantitatif. Misalnya untuk melihat apakah

ada kesenjangan antara jawaban responden

dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.

Kedua, tujuan komplementer, yaitu data-data

kualitatif menjadi pelengkap data kuantitaif atau

Referensi

Dokumen terkait

Methods : The methanol plant extracts were screened over three bioassays viz., cytotoxicity on HepG2 human hepatocellular carcinoma cell line assessed by MTT method,

[r]

Dengan ini diumumkan sebagai Pemenang untuk Pengadaan Langsung “ Perbaikan Sarana Dan Prasarana Pedesaan Desa Todanan Kecamatan Todanan ” dengan nilai Pagu HPS Rp. Pemenang

Praktikum Pemrograman Teknik Sipil Page 162 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA.. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

5) Secara umum teknik yang dilakukan BMT Tumang Cabang Boyolali menggunakan Strategi pemasaran marketing mix : Strategi Produk ( Product ), Strategi Harga (

 Demam Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup

Alangkah baiknya keluarga pasien tidak hanya sibuk mengisi waktunya sendiri dengan hal yang bermanfaat, namun hendaklah dia juga berusaha membimbing pasien untuk bisa

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang